Laporan Praktikum Analisis Gravimetri (Pengendapan Aluminium)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Analisis Gravimetri

(Pengendapan Aluminium)

Nama : Saffanah Dhiya'an Aqila Syahrani


Kelas : X Analis Kimia A

1. Judul : Penentuan Kadar Aluminium dengan Gravimetri (pengendapan)

2. Pengesahan
Kamis, 23 April 2020

Praktikum Guru Praktikum


Saffanah Dhiya'an Aqila S. Ambar Widuri

3. Tujuan
• Agar siswa dapat mengetahui prosedur dalam suatu analisis gravimetri
• Agar siswa dapat mengetahui jenis dari analisis gravimetri yang digunakan
• Agar siswa dapat mengetahui peralatan yang digunakan dalam analisis gravimetri
• Agar siswa mampu melakukan praktikum analisis gravimetri

4. Dasar Teori

Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetri meliputi
transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi
bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat dihitung berdasarkan
rumus senyawa dan berat atom unsur – unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan
dengan berbagai cara, seperti : metode pengendapan; metode penguapan; metode
elektroanalisis; atau berbagai macam cara lainya. Pada prakteknya 2 metode pertama
adalah yang terpenting, metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya
pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor – faktor pengoreksi dapat
digunakan.
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang
paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis
gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstannya).
Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan
yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau
gugus senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil),
sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis
selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya.
Metoda gravimeteri adalah suatu metoda analisis secara kuantitatif yang
berdasarkan pada prinsip penimbangan. Analisis gravimetric digunakan pada beberapa
bidang diantaranya untuk mengetahui suatu spesies senyawa dan kandungan-
kandungan unsure tertentu/molekul dari suatu senyawa murni yang diketahui
berdasarkan pada perubahan berat. Analisis kandungan air didalam uranium oksida
dengan metoda gravimetri (ASTM C-696) menggunakan alat microprocessor oven. Air
terserap secara fisika oleh suatu bahan padat dan bukan membentuk ikatan kimia dalam
suatu bahan dapat dilepaskan lagi dengan cara membentuk uap. Pelepasan air ini sangat
tergantung pada suhu dan waktu.
Metode pembebasan gas atau penguapan pada hakekatnya bergantung pada
penghilangan basa penyusun kontituen yang mudah menguap (Atsiri). Ini dapat dicapai
dengan beberapa cara : dengan cara pemijaran sederhana dalam udara atau aliran suatu
gas yang tak bereaksi dengan pengelola dengan beberapa regensia kimia dimana bahan
penyususun yang dikehendaki dijadikan mudah menguap dan dengan pengelolaan
dengan suatu regensia kimia dimana bahan penyusun dikehendaki tak mudah menguap
ini dapat diabsorbsi (diserap) dalam sejumlah medium yang telah ditimbang bila
penafsiran ini adalah penafsiran langsung atau bobot residu tertinggal setelah suatu
komponen dijadikan mudah menguap ditetapkan dan diproposi bahan penyusun itu
dihitung dari bobot.
Penetapan kadar air tanah dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran
perbedaan berat tanah (disebut metode gravimetri) dan secara tidak langsung melalui
pengukuran sifat-sifat lain yang behubungan erat. Metode gravimetri merupakan
metode standar yang memiliki akurasi yang sangat tinggi. Namun metode ini harus
dilakukan dilaboratorium sehingga penerapannya sangat membutuhkan waktu dan
tenaga yang banyak untuk mendapatkan satu nilai kadar . Kebutuhan akan metode
pengukuran tidak langsung menjadi sangat mendesak sebab banyaknya waktu dan
tenaga yang dibutuhkan metode gravimetri.
Zat ini mempunyai ion yang sejenis dengan endapan primernya. Postpresipitasi
dan kopresipitasi merupakan dua penomena yang berbeda. Sebagai contoh pada
postpresipitasi , semakin lama waktunya maka kontaminasi bertambah, sedangkan pada
kopresipitasisebaliknya. Kontaminasi bertambah akibat pengadukan larutan hanya pada
postpresipitasi tetapi tidak pada kopresipitasi.

5. Metodologi:
a. Alat dan Bahan
• Alat:
1. Neraca Analitik Digital
2. Batang pengaduk
3. Spatula
4. Beaker 500 & 250 ml
5. Corong
6. Erlenmeyer 250 ml
7. Pipet tetes
8. Hotplate
9. Kertas Saring
10. Botol semprot
11.Tabung reaksi
12. Krus
13. Oven

• Bahan:
1.Tawas
2.Aluminium Klorida
3.Laruran Amonium
4.Metil merah
5. BaCl2
6. AgNo3
7.Aquades
8.Pencuci Nh4No3

b. Prosedur Percobaan
1). Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan.
2). Timbang 1 gram sampel (tawas) dengan menggunakan kaca arloji lalu catat
hasilnya.
3). Timbang 5 gram Amonium Klorida (NH4Cl) dengan menggunakan kaca arloji
lalu catat hasilnya.
4). Pelarutan sampel dengan 200 mL aquades lalu tambahkan dengan amonium
klorida tadi, lalu bila kaca arloji dengan batang pengaduk dengan aquades lalu
aduk hingga larut.
5). Setelah itu, tambahkan beberapa tetes metil merah, lalu panaskan hingga
hampir mendidih.
6). Setelah hampir mendidih, tambahkan larutan amonium hingga metil merah
berubah warna menjadi bening. Lalu didihkan 1-2 menit.
7). Biarkan hingga endapannya turun sebelum disaring
8). Siapkan tiang penyaringnya dengan corong kaca yang dilapisi kertas saring
kasar dan erlenmeyer sebagai wadahnya.
9). Setelah endapan mulai turun, lakukan proses penyaringan dengan
menambahkan 75 mL NH4NO3 ke dalam larutan dan aduk hingga proses
pencuciannya berjalan baik.
10). Lakukan penyaringan secara dekantatif dan yang disaring hanya bagian yang
jernih saja.
11). Ulangi pencucian beberapa kali hingga bebas clor dan bebas sulfat dengan
perak nitrat (AgNO3).
12). Jika saat diuji masih berwarna agak pekat bukan bening, itu menandakan
masih mengandung clor dan harus melakukan pencucian ulang hingga warnanya
bening. Jika sudah lanjutkan proses penyaringan.
13). Lalu pembilasan pada beaker larutan tadi dengan batang pengaduk hingga
bersih. Dan ulangi beberapa kali.
14). Setelah bagian yang jernih sudah turun maka tersisia endapan pada kertas
saring. Lalu lipat kertas saring berbentuk layang-layang. Setelah itu masukkan ke
dalam krus yang sudah konstan.
15). Sebelum masuk ke furnace, lakukan proses penyaringan pada oven terlebih
dahulu dengan suhu 105°C dan waktunya 30 menit.
16). Setelah proses pengeringan, lakukan tahap pemijaran endapan pada furnace.

6. Pembahasan
• Pengendapan Aluminium
• Reaksi Pengendapan :
Al3+ + NH4OH → Al(OH)3

Sifat endapan :
Koloid
Penggumpalan membutuhkan larutan elektrolit, digunakan NH4Cl karena mudah
diuapkan dan dapat bertindak sebagai Buffer/penyangga
Endapan sempurna pada 6,5-7,5 karena Al(OH)3 bersifat amfotir

• Pencucian Endapan
Larutan pencuci :
NH4Cl atau NH4NO32%
• NH4Cl dapat digunakan karena Al(OH)3 tidak bereaksi dengan NH4Cl, sehingga
tidak ada kekhawatirkan terbentuk AlCl3
• Tetapi laruran cuci harus dinetralkan terlebih dahulu dengan NH4OH, karena
endapan Al(OH)3 peka terhadap pH
• Karena berupa endapan koloid maka pencucian dilakukan secara dekantatif

• Pencucian Endapan
• Dilakukan dengan volume pencuci yang banyak
• Endapan tidak boleh sampai kering diatas kertas saring
• Dicuci sampai dengan bebas klor dan bebas sulfat
• Reaksi Pengujian bebas klor :
Cl- + AgNO3 → AgCl(s) + NO3-
• Reaksi Pengendapan :
SO42- + BaCl2 → BaSO4(s) + Cl-

• Pemantapan Endapan
• Reaksi pemijaran :
Al(OH)3 → Al2O3
• Suhu pemijaran 1200°C karena dibawah suhu itu endapan aluminium masih
bersifat higroskopis

7. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar Al dalam sampel yaitu
sebesar 6,76%. Dalam melakukan suatu analisis gravimetri ada beberapa cara salah
satunya adalah metode pengendapan. Selain itu pemilihan bahan dalam tahap
pencucian juga penting karena harus disesuaikan dengan jenis sampel yang
digunakan. Dalam proses analisis gravimetic juga membutuhkan waktu yang cukup
lama karena ada proses pendidihan, pengeringan, serta pemijaran. Oleh karena itu
dibutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam praktik ini.

8. Daftar Pustaka

https://www.slideshare.net/mluthfan2/kd-meeting-9-10
https://youtu.be/rGPet9eqsLO
(https://id.wikipedia.org/wiki/Gravimetri_(kimia)
Buku TDPLK Kelas 10 Semester 2

Anda mungkin juga menyukai