Referat Dislokasi Hip
Referat Dislokasi Hip
Referat Dislokasi Hip
DISLOKASI HIP
Oleh :
10542 0558 14
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Stambuk : 10542055814
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan
hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Referat dengan judul Dislokasi
HIP. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik di Bagian Bedah.
Penulis menyadari bahwa Referat ini masih jauh dari yang diharapkan oleh
karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima kritik dan saran
demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini. Semoga Referat ini dapat bermanfaat
bagi pembaca umumnya dan penulis secara khusus.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. ANATOMI........................................................................................... 3
B. DEFINISI.............................................................................................. 7
C. EPIDEMIOLOGI.................................................................................. 7
D. ETIOLOGI............................................................................................ 8
E. KLASIFIKASI...................................................................................... 9
F. MANIFESTASI KLINIS...................................................................... 10
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG......................................................... 11
H. PENATALAKSANAAN...................................................................... 18
I. KOMPLIKASI...................................................................................... 19
J. PROGNOSIS........................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
femoris keluar dari acetabulum. Kondisi ini dapat kongenital atau didapat
(acquired). Dari kedua dislokasi ini, dislokasi yang paling sering ditemukan
traumatika). Dislokasi panggul traumatika ini dapat terjadi pada semua kelompok
semakin lama caput femoris berada di luar acetabulum, maka semakin tinggi
angka kejadian nekrosis avaskular. Hanya sedikit caput femoris yang dapat
umum, dilakukan secara lembut, dan relaksasi otot sangat diperlukan untuk
mencapai reduksi atraumatik. Jika reduksi tertutup tidak membuahkan hasil, maka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
1. Articulatio
2. Ligamentum
yang melekat pada SIAI dan pinggiran acetabulum serta pada linea
ossis pubis dan apex melekat dibawah pada bagian bawah linea
intertrochanterica. Ligamentum ini membatasi gerakan ekstensi dan
abduksi.
yang berbentuk spiral dan melekat pada corpus ischium dekat margo
Ligamentum ini melekat melalui puncaknya pada lubang yang ada di caput
incisura acetabuli. Ligamentum ini terletak pada sendi dan dan dibungkus
membrana sinovial.
4. Perdarahan
arteria obturatoria.
5. Persyarafan
6. Gerakan
magnus. Otot otot ini dibantu oleh musculus pectineus dan m.gracilis.
e. Rotasi lateral
f. Rotasi medial
B. DEFINISI
Dislokasi sendi (luksasio) adalah tergesernya permukaan tulang yang
adalah keadaan dimana kaput femur keluar dari socketnya pada tulang
C. EPIDEMIOLOGI
dislokasi pinggul anterior yaotu sekitar 90 % dari semua jenis dislokasi hip.
Anterior dan central dislokasi terjadi sekitar 10% dari seluruh dislokasi hip.
D. ETIOLOGI
Penyebab dislokasi sendi panggul adalah trauma dengan gaya atau
tekanan yang besar seperti kecelakaan kendaraan bermotor, pejalan kaki yang
berenergi tinggi. Adanya cedera dislokasi menandakan bahwa ada gaya yang
mencapai 90 pound atau bahkan lebih pada mekanisme traumatik atau adanya
Mekanisme klasik untuk dislokasi posterior adalah pada cedera dashboard, yaitu
terjadi gaya yang menekan kepala femur melewati posterior acetabular rim saat lutut
dashboard, dikatakan juga bahwa cedera ini bisa terjadi saat mekanisme mengerem.
Dislokasi anterior dihasilkan dari rotasi eksternal dan abduksi panggul. Kasus
10%.2,3 Cedera nervus sciatic mungkin terjadi pada 10-20% kasus dan lebih dari
E. KLASIFIKASI
1. Dislokasi posterior
2. Dislokasi anterior
balakang.
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Dislokasi posterior
Type Radiography
Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior
wall fragment
Type II Dislocation associated with a single large posterior wall
fragment
Type III Dislocation with a comminuted posterior wall fragment
Type IV Dislocation with fracture of the acetabular floor
Type V Dislocation with fracture of the femoral head
2. Dislokasi anterior
a. Sendi panggul dalam posisi eksorotasi, ekstensi dan abduksi
dengan mudah
Type Radiography
Type II IA No associated fractures
IB Associated fracture or impaction of the
Superior
femoral head
dislocations, IC Associated fracture of the acetabulum
including pubic and
subspinous
Type II IIA No associated fractures
IIB Associated fracture or impaction of the
Inferior dislocations,
femoral head
including obturator, IIC Associated fracture of the acetabulum
and perineal
acetabulum atau caput femoris memliki prognostic lebih buruk dibanding yang
lainnya.
3. Dislokasi Sentral
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiografi
a. Dislokasi posterior
Caput femur berada di luar dan di atas acetabulum Femur adduksi dan
internal rotasi.
b. Dislokasi anterior
c. Dislokasi sentral
2. CT-Scan
a. Dislokasi posterior
Gambar X: dislokasi posterior
b. Dislokasi anterior
H. PENATALAKSANAAN
Berdasarkan posisi anatomi:
a. Dislokasi posterior
4) Pengobatan pada tipe ini dengan reduksi tertutup dan dapat dilakukan
Metode stimson
Metode bigelow
b. Dislokasi anterior
memberi traksi pada tugkai dalam keadaan fleksi dan rotasi interna
dislokasi posterior.
c. Dislokasi sentral
Berdasarkan type:
pasien sampai 90 derajat dan menarik paha keatas secara vertikal. Setelah
direposisi, stabilitas sendi diperiksa apakah sendi panggul dapat
Pada tipe II, sering diterapi dengan reduksi terbuka dan fiksasi
anatomis pada fragmen yang terkena. Terutama jika sendi tidak stabil atau
fragmen besar tidak tereduksi dengan reduksi tertutup, reduksi terbuka dan
kecuali jika ada fragmen yang terjebak dalam asetabulum, maka dilakukan
dibuktikan dengan foto atau ct scan pasca reduksi. Jika fragmen tetap tak
I. KOMPLIKASI
a. Komplikasi dini
disfungsi atau lesi pada nervus ini setelah reposisi maka surgical
hingga pecah.
ligasi.
daerah fraktur.
.
b. Komplikasi lanjut
1) Nekrosis avaskular
selama 6 minggu, bahkan ada yang 2 tahun dan pada pemeriksaan radiologis
2) Miositis ossifikans
Hal ini dikarenakan reduksi yang terlalu lama sehingga sulit dimanipulasi
dengan reduksi tertutup dan diperlukan reduksi terbuka. Dengan seperti ini
4) Osteoarthritis
kartilago saat dislokasi, adanya fragmen yang tertahan dalam sendi, atau
dislokasi.
terjadi pada 25% pasien dengan dislokasi anterior dan 53% pada dislokasi
posterior.
osteonecrosis.
BAB III
SIMPULAN
Dislokasi sendi (luksasio) adalah tergesernya permukaan tulang yang
adalah keadaan dimana kaput femur keluar dari socketnya pada tulang
dislokasi pinggul anterior yaotu sekitar 90 % dari semua jenis dislokasi hip.
Anterior dan central dislokasi terjadi sekitar 10% dari seluruh dislokasi hip.
tekanan yang besar seperti kecelakaan kendaraan bermotor, pejalan kaki yang
yang berflexi ditarik ke atas, paha harus diadduksi. Tata laksana berikutnya
DAFTAR PUSTAKA
1. Apley, Graham dan Louis Solomon. 1995. Buku Ajar Ortopedi dan
Fraktur Sistem Appley. Jakarta : Widya Medika.
2. Moore, Keith L dan Anne M. R. Agur. 2002. Anatomi Klinis
Dasar. Jakarta : EGC.
3. Pate, Deborah. 1991. Congenital Hip. Dislocation. Mei 1991.
http://emedicine.medscape.com
4. Rasjad, Chairrudin. 2002. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Yarsif
Watampone
5. Snell, Richard S.2006. Anatomi Klinik. Jakarta : EGC.
6. Steelei, Joseph R dan John R. Edwards. 1997. Traumatic Anterior
Dislocation of the Hip : Spectrum of Plain Film and CT Findings.
Jurnal 1997. http://www.ajronline.org