f2 3m Plus Puyoh Done

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

F.2.

Usaha Kesehatan Masyarakat


Upaya Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Dawe, Kudus
Mei 2019- September 2019

PENYULUHAN GERAKAN 3M PLUS LAWAN NYAMUK AEDES AEGYPTI DI


DESA PUYOH
dr. Andreas Tigor Partomuan
Latar Belakang Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan
sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati
urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya.
Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World
Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara
dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus,
famili Flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk
Aedes yang terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam
Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock
Syndrome (DSS) termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus
(Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili
Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-
3, Den-4.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah
penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring
dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia
Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun
1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya
meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu,
penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia.
Departemen Kementrian Kesehatan melaporkan sampai
pertengahan tahun 2011 penyakit DBD telah menjadi masalah endemik
di 122 kecamatan, 1800 desa dan menjadi kejadian luar biasa (KLB)
pada tahun 2005 dengan angka kematian sekitar 2%. Pada tahun 2006,
kasus DBD sekitar 104.656 kasus dengan angka kematian 1,03% dan
pada tahun 2007 jumlah kasus mencapai 140.000 dengan angka
kematian 1% (Depkes, 2008).
Banyak cara dapat diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit
DBD seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue
(PSN-DBD), dan peningkatan perilaku yang sesuai seperti kebiasaan
tidur, penggunaan obat anti nyamuk, kelambu, serta kebiasaan tidak
menggantung baju sembarangan. Cara-cara pencegahan penyakit DBD
dapat diterapkan dengan pendekatan program-program pendidikan,
pemberian bubuk abate secara gratis serta peningkatan keterlibatan
masyarakat dalam upaya peningkatan kebersihan lingkungan (WHO,
1999).
Menentukan upaya–upaya pencegahan DBD menjadi hal penting
yang harus dilakukan untuk mencegah kemungkinan kejadian luar biasa
dari penyakit DBD. Salah satu caranya adalah dengan menggalakan
gerakan 3M plus di masyarakat.
Permasalahan Di Desa Puyoh sebelumnya baru saja terjadi KLB DBD. Kemudian
dilakukan penyelidikan epidemiologis dan diketahui bahwa pengetahuan
masyarakat mengenai cara memberantas nyamuk aedes aegypti masih
rendah. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan lebih mendelam
mengenai cara mencegah DBD melalui pemberantasan nyamuk aedes
aegypti dengan cara melakukan penyuluhan tentang gerakan 3M plus.
Perencanaan dan Diharapkan dapat dilakukan penyuluhan mengenai gerakan 3M plus di
Pemilihan beberapa tempat di wilayah kerja Puskesmas, salah satunya dilakukan
Intervensi pada:
Hari/tanggal : Senin, 15 Juli 2019
Tempat : Desa Puyoh, Kecamatan Dawe, Kudus
Pelaksana : dr. Andreas Tigor Partomuan

Pelaksanaan Kegiatan berjalan dengan lancar dan masyarakat di Desa Puyoh tampak
antusias terhadap penyuluhan gerakan 3M plus ini. Angka partisipasi
pada kegiatan ini cukup banyak dan pertanyaan yang muncul juga cukup
banyak. Hal ini menunjukkan ketertarikan masyarakat terhadap gerakan
3M plus cukup tinggi.
Monitoring dan Tidak ada kendala di dalam menjalankan kegiatan dan diharapkan
Evaluasi gerakan 3M plus tidak berhenti di pemaparan saja, melainkan mendapati
tindak lanjut di lapangan. Kedepan akan dilakukan advokasi dan
pemantauan terhadap program ini.
Dokumentasi

Komentar / saran pendamping :

Kudus, 15 Juli 2019


Peserta Pendamping

dr. Andreas Tigor P dr. Noor Hasyim Afro

Anda mungkin juga menyukai