KAK - Konsultan Pendukung Pelaksanaan Program PDF
KAK - Konsultan Pendukung Pelaksanaan Program PDF
KAK - Konsultan Pendukung Pelaksanaan Program PDF
1 LATAR BELAKANG
Sejalan dengan Nawacita atau 9 agenda perubahan dari Pemerintah Republik Indonesia 2014-2019,
dimana salah satunya adalah ketahanan pangan, maka Direktorat Jenderal SDA sebagai salah satu
stakeholder pendukung penyediaan infrastruktur irigasi, rawa, dan tambak memiliki tugas untuk
mengembangkan dan mengelola infrastruktur untuk pertanian sehingga dapat memberikan manfaat
yang optimal. Pengembangan dan pengelolaan infrastruktur ini dikhususkan pada jaringan irigasi,
dimana jaringan irigasi merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
Selain itu sejalan dengan UU No. 17/2007 Tentang RPJPN 2005-2025, UU No.18/2012 tentang
Pangan, dan UU No. 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani dan sasaran di atas,
maka arah Kebijakan Umum Ketahanan Pangan dalam RPJMN 2015-2019 adalah: (i) pemantapan
ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan peningkatan produksi pangan pokok; (ii)
stabilisasi harga bahan pangan; (iii) perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat; (iv)
mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan; serta (v) peningkatan kesejahteraan pelaku usaha
pangan terutama petani, nelayan, dan pembudidayaan ikan;
Bentuk dari dukungan yang diberikan adalah dengan kegiatan pengembangan prasarana irigasi baru
atau dengan merehabilitasi prasarana irigasi yang berada dalam kondisi rusak. Pembangunan
prasarana irigasi merupakan bagian dari pengembangan prasarana irigasi yang bertujuan untuk
menyediaan prasarana irigasi pada daerah yang belum ada prasarana irigasi sebelumnya.
Sedangkan, rehabilitasi prasarana irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan prasarana irigasi
agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan
mempertahankan kelestariannya.
Saat ini Indonesia memiliki 9,10 juta hektar lahan beririgasi, yang terdiri dari 7,15 juta ha irigasi
permukaan, 1,83 juta ha irigasi rawa (pasut, lebak, tambak), 0,11 ha juta irigasi air tanah dan 0,04
juta ha irigasi pompa dengan indeks pertanaman (IP) rata-rata adalah 1,43. Dengan mengambil
asumsi bahwa konsumsi perkapita penduduk indonesia adalah 139 kg/org/tahun, maka diperkirakan
luas lahan yang ada dapat mencukupi kebutuhan dimaksud, akan tetapi pemasalahan alih fungsi
lahan pertanian, khususnya irigasi telah menjadi masalah yang cukup besar. Saat ini diperkirakan
kurang lebih 100 ribu hektar lahan pertanian telah beralih fungsi menjadi non pertanian tiap tahunnya.
Di samping alih fungsi lahan, masalah lain yang dihadapai adalah degradasi kondisi prasarana irigasi.
Melihat permasalahan ini, maka diperlukan penanganan yang serius dan berkelanjutan, salah satu
caranya adalah membangun 1 juta jaringan irigasi baru sebagai pengganti lahan pertanian yang
hilang dan merehabilitasi jaringan irigasi eksisting seluas 3 juta hektar serta Operasi dan
Pemeliharaan (OP) jaringan irigasi seluas 5 juta Ha yang didukung dengan meningkatkan kapasitas
kelembagaan, ketatalaksanaan, dan keterpaduan dalam pengelolaan sumber daya air yang terpadu,
efektif, efisien dan berkelanjutan, termasuk peningkatan ketersediaan dan kemudahan akses
terhadap data dan informasi. Dengan kegiatan ini diharapkan hasil panen dari luas lahan pertanian
yang ada, khususnya padi, dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang
mencapai 1,4 % per tahunnya.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengembangan dan rehabilitasi harus mengacu kepada rencana
kerja strategis yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
serta RPJMN 2015-2019. Rencana pemerintah untuk membangun satu juta lahan pertanian irigasi
baru dan rehabilitasi tiga juta lahan irigasi guna mendukung ketahanan pangan merupakan prioritas
44
nasional yang harus mendapat perhatian khusus dari para pemangku kepentingan yang terkait
dengan pangan dan pertanian.
Sejalan dengan Renstra Kementerian PUPR 2015-2019 bidang Irigasi, Pemerintah melaksanakan
program ketahanan pangan melalui rehabilitasi dan OP jaringan Irigasi dan Rawa di 74 Kabupaten
yang masuk dalam IPDMIP. Program ini diharapkan akan mendorong pembaharuan-pembaharuan
dalam pemerintahan sektor irigasi dalam upaya menjamin berkelanjutannya peningkatan infrastruktur
dan OP dan perbaikan pengelolaan. Manfaat dari strategi ini dapat digambarkan dalam empat
kelompok hasil: (i) penguatan sistem dan kapasitas kelembagaan irigasi pertanian yang
berkelanjutan, (ii) perbaikan pengelolaan dan OP irigasi, (iii) peningkatan infrastruktur jaringan
irigasi1, dan (iv) peningkatan pendapatan pertanian beririgasi. Dari program ini diharapkan akan
tercapai (a) peningkatan produksi beras untuk ketahanan pangan; (b) pengembangan tanaman
bernilai tinggi untuk meningkatkan mata pencaharian pedesaan, dan (c) terwujudnya infrastruktur
irigasi yang lebih produktif dan pengelolaannya yang berkesinambungan.
Program ini akan memprioritaskan rehabilitasi jaringan irigasi air permukaan di daerah lumbung
pangan yang belum ditangani oleh kegiatan lain. Berdasarkan penilaian cepat (rapid assessment)
kondisi jaringan irigasi di seluruh Indonesia, maka daerah irigasi (DI) target baik di Provinsi dan
Kabupaten adalah yang memiliki kondisi jaringan irigasi rusaknya rusak sedang hingga berat yang
tidak sepenuhnya dapat ditanggulangi dengan alokasi DAK hingga saat ini. Tabel 1 pada lampiran
menunjukkan daftar Provinsi dan Kabupaten yang masuk dalam program di 74 Kabupaten.
Untuk mewujudkan sasaran di atas, arah kebijakan pembangunan ketahanan air adalah
meningkatkan kapasitas kelembagaan, ketatalaksanaan, dan keterpaduan dalam pengelolaan
sumber daya air yang terpadu, efektif, efisien dan berkelanjutan, termasuk peningkatan ketersediaan
dan kemudahan akses terhadap data dan informasi, melalui strategi:
1) Melengkapi peraturan perundangan serta penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan
Kriteria (NSPK) sebagai pedoman teknis pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan sumber
daya air;
2) Melanjutkan penataan kelembagaan sumber daya air, antara lain dengan:
a. Mensinergikan pengaturan kewenangan dan tanggung jawab di semua tingkat
pemerintahan beserta seluruh pemangku kepentingan;
b. Meningkatkan kemampuan komunikasi, kerjasama, dan koordinasi antar lembaga;
c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelolaan sumber daya air, termasuk
kelembagaan operasi dan pemeliharaan.
3) Meningkatkan kordinasi dan kolaborasi antar pemerintah dan antar sektor dalam hal
pengelolaan daerah hulu dan hilir;
4) Menumbuhkan prakarsa dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap upaya
pengelolaan sumber daya air melalui proses pendampingan, penyuluhan dan pembinaan,
serta sistem kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka pengelolaan
sumber daya air;
5) Mendorong terbentuknya jaringan informasi sumber daya air antar pemangku kepentingan.
6) Meningkatkan kapasitas operasional dan pemeliharaan melalui pemenuhan Angka
Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) untuk setiap infrastruktur
sumberdaya air; dan
7) Mendorong terbentuknya sistem pengelolaan data dan informasi terpadu untuk mewujudkan
jaringan basis data antar pemangku kepentingan yang dapat diakses dan dimanfaatkan.
Maksud kegiatan ini adalah untuk membantu Balai Wilayah Sungai Sumatera II dalam melakukan
pelaksanaan kegiatan rehabilitasi prasarana irigasi dan rawa kewenangan Pusat, dan mendampingi
serta mendukung pelaksanaan pembinaan kegiatan rehabilitasi prasarana irigasi kewenangan
Provinsi dan kewenangan Kabupaten,
Tujuan utama kegiatan Konsultan adalah:
45
i. Memberikan bantuan teknis dan pendampingan kegiatan program IPDMIP yang menjadi
kewajiban BWS Sumatera II yang tersebar di Bidang Perencanaan, Bidang Pelaksanaan
Jaringan Pemanfaatan Air serta Bidang Operasi dan Pemeliharaan, dan melakukan
koordinasi guna memastikan terlaksananya rencana kegiatan-kegiatan di seluruh
tingkatan sesuai jadwal;
ii. Membantu BWS Sumatera II melaksanakan pembinaan dan pendampingan kepada Dinas
PSDA1 Provinsi dan Kabupaten dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pedoman,
kegiatan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I), P3A, PSETK, PAI,
KOMIR, alokasi air, pelaksanaan rehabilitasi dan/atau modernisasi jaringan Irigasi serta
pelaksanaan koordinasi antar pemangku kepentingan program dengan tim pelaksana
subkomponen program sehingga dapat sejalan dengan kebutuhan, serta melakukan
monitoring kegiatan yang dilaksanakan baik di Daerah Irigasi kewenangan Pusat, Provinsi
maupun Kabupaten berupa peningkatan pengelolaan jaringan irigasi, peningkatan
kapasitas sumber daya manusia, penguatan sistem dan kapasitas kelembagaan Irigasi
Pertanian yang berkelanjutan, dan peningkatan infrastruktur jaringan irigasi;
iii. Membantu BWS Sumatera II memantau dan melaporkan kemajuan fisik dan pencapaian
output/outcome Disbursement Linked Indicator (DLI) dan Non-DLI yang menjadi
tanggungjawab Direktorat. Irigasi dan Rawa dan Direktorat Bina O&P, serta melaporkan
secara rutin kemajuan keuangan secara keseluruhan kepada National Program
Management Unit (NPMU);
iv. Membantu BWS Sumatera II melaksanakan monitoring dan evaluasi pemenuhan DLI. 1, 3, 4,
5, 6, 7 dan 8 pada seluruh DI yang direhabilitasi di dalam Program Area IPDMIP 2; dan
v. Membantu NPIU memverifikasi dokumen pembayaran penggunanaan dana penerusan hibah
daerah.
Kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggungjawab BWS Sumatera II secara keseluruhan dalam
program IPDMIP di antaranya adalah sebagai berikut:
Output 1 Penguatan Sistem dan Kapasitas Kelembagaan Irigasi yang berkelanjutan:
Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam penguatan sistem dan kapasitas kelembagaan ini mencakup
kegiatan terkait DLI dan non-DLI di antaranya sebagai berikut:
DLI-3: Reorganisasi dan penguatan Komisi Irigasi (KOMIR);
1
Atau nama lain seperti Pengairan,atau SDA dsb. sesuai nomenklatur di daerah masing-masing
2
74 kabupaten dalam 16 provinsi
46
Kegiatan-kegiatan BWS terkait penguatan sistem dan kapasitas kelembagaan mencakup kegiatan
terkait DLI 1, DLI 5, DLI 6 dan DLI 7 maupun beberapa non-DLI di antaranya sebagai berikut:
Pelaksanaan penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Aset Irigasi Rencana Pengembangan
dan Pengelolaan Irigasi (SI-PAI/RP2I) termasuk survei dan pemetaan menggunakan metoda
LIDAR, Metoda TLS, Drone atau metoda lainnya, pengumpulan dan proses informasi aset
Irigasi di lapangan (DLI 5) serta pemutahiran data secara rutin oleh staf pemerintah baik di
tingkat pusat, provinsi dan kabupaten;
Pelaksanaan penerapan penilaian Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) (DLI 1) pada daerah
irigasi Pusat dan pemantauan pelaksanaan IKSI di daerah irigasi kewenangan
provinsi/kabupaten;
Pembentukan, re-organisasi dan penguatan organisasi perkumpulan petani pemakai air
(P3A) dan Gabungan P3A (GP3A) serta Induk P3A (IP3A) jika ada (DLI 6) pada DI yang
direhabilitasi pada daerah irigasi kewenangan Pusat serta pemantauan pelaksanaan pada
daerah irigasi kewenangan provinsi dan kabupaten;
Penyusunan profil teknis (infrastruktur & pertanian), sosial, ekonomi, perubahan iklim dan
kelembagaan (PSETK) pada daerah irigasi kewenangan Pusat serta pemantauan
penyusunan pada daerah irigasi kewenangan provinsi dan kebupaten (DLI 7).
Melakukan kajian potensi pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan menindaklanjuti dengan
penyusunan DED dan konstruksi jika terdapat potensi yang layak.
47
Pemantauan penyerapan dana dan penyusunan laporan keuangan serta dokumen tagihan
dan pembayaran kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh BWS;
3 SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai adalah:
1. Terlaksananya seluruh kegiatan bantuan teknis dan pendampingan kegiatan rehabilitasi dan
penyelenggaraan pengelolaan jaringan irigasi di wilayah kerja BWS Sumatera II;
2. Terverifikasinya dokumen pembayaran penggunanaan dana penerusan hibah daerah;
3. Tersusunnya seluruh laporan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan penyelenggaraan
pengelolaan jaringan irigasi di wilayah kerja BWS Sumatera II.
5 SUMBER PENDANAAN
Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pengadaan jasa konsultansi bersumber dari
pendanaan ADB, AIF (LOAN).
Pengguna Jasa: PPK Perencanaan Satker Balai Wilayah Sungai Sumatera II, Ditjen. Sumber Daya
Air, Kementerian PUPR.
7 STANDAR TEKNIS
1) Kriteria Perencanaan:
48
h. KP-08 Kriteria Perencanaan - Bagian Perencanaan, Pemasangan, Operasi dan
Pemeliharaan
i. KP-09 Kriteria Perencanaan - Bagian Standar Pintu Pengatur Air Irigasi
2) Bangunan Irigasi:
a. BI-01 Tipe Bangunan Irigasi
b. BI-02 Standar Bangunan Irigasi
c. BI-03 Standar Pintu Pengatur Air Irigasi
3) Persyaratan Teknis
a. PT-01 Persyaratan Teknis - Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi
b. PT-02 Persyaratan Teknis - Bagian Pengukuran
c. PT-03 Persyaratan Teknis - Bagian Penyelidikan Geoteknik
d. PT-04 Persyaratan Teknis - Bagian Penyelidikan Model Hidrolis
8 REFERENSI HUKUM
Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
a) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan;
b) Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
c) Undang – Undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
d) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 14/PRT/M/2015
tentang kriteria dan penetapan Status Daerah Irigasi
e) Peraturan Menteri PUPR no 30 tahun 2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan
Sistem Irigasi;
f) Permen PU no 603/PRT/M/2005 mengenai Pedoman Umum Sistem Pengendalian
Manajemen Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana
g) Peraturan Menteri PU no 34/PRT/M/2006 tentang pedoman pelaksanaan sistem
pengendalian manajemen (sisdalmen) penyelenggaraan kontrak jasa konstruksi
(pemborongan) di lingkungan departemen pekerjaan umum
h) Permen. PUPR No.12 tahun 2015 tentang Exploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
serta
i) Peraturan perundangan terkait lainnya.
Secara umum lingkup pekerjaan konsultan ialah menyelenggarakan bantuan teknis dan
pendampingan kepada BWS Sumatera II mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan konstruksi
rehabilitasi, pengelolaan jaringan irigasi, pemantauan, verifikasi dan pelaporan serta pemantauan dan
evaluasi kegiatan yang dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten yang meliputi 30 Daerah Irigasi (DI)
dengan luasan total sekitar 23.071 Ha. Rincian Nama dan Lokasi serta luasan daerah irigasi dapat
dilihat di Lampiran-1.
49
Tugas-tugas utama Konsultan di antaranya adalah sebagai berikut:
Umum:
Mendukung terwujudnya koordinasi yang efektif antar penyelenggara program di tingkat
daerah sehingga terjalinnya kerjasama dan pertukaran informasi serta peningkatan kinerja
secara keseluruhan;
Membantu penyiapan Rencana Kerja Tahunan (Annual Work Plan/AWP) yang harus
disiapkan pihak B/BWS dan Dinas PU/SDA;
Membuat laporan berkala berupa Laporan Pendahuluan, Laporan Bulanan, Laporan,
Triwulanan, Laporan Tahunan , dan Laporan Akhir, serta laporan khusus yang berisi hasil
peninjauan lapangan, hasil rapat, dan sebagainya;
Menyediakan fasilitas operasional kegiatan dalam melaksanakan pendampingan, berupa
kantor, kendaraan operasional, fasilitas perkantoran, fasilitas kunjungan lapangan, dan lain-
lain;
Melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan dalam Kontrak Konsultansi dan atau yang
sewaktu-waktu diperintahkan secara tertulis oleh PPK Direktorat Irigasi dan Rawa; dan
Menyiapkan bahan dan hadir pada rapat rutin monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
IPDMIP dan rapat khusus (ad hoc) pembahasan masalah terkait pelaksanaan program
IPDMIP.
Memantau dan melaporkan secara rutin kemajuan keuangan secara keseluruhan kepada
National Program Management Unit (NPMU).
Melakukan pemantauan dan verifikasi internal kegiatan terkait DLI dan non-DLI di DI
kewenangan Pusat, Provinsi maupun Kabupaten; Pemantauan pencapaian DLI kegiatan-
kegiatan di tingkat daerah akan dilakukan secara langsung maupun melalui Provincial
Program Implemention Unit (PPIU) dan Kabupaten Program Implementation Unit (KPIU);
Membantu NPIU Dit Irigasi dan Rawa serta Dit Bina O&P memverifikasi tagihan dan dokumen
pembayaran penggunaan anggaran penerusan hibah daerah;
50
Pemantauan kemajuan kegiatan tersebut di atas juga akan dilaksanakan dengan
menggunakan Sistem Informasi Program Performance Monitoring System (SI-PPMS)
berbasis Web-GIS (ePPMS) yang telah dibentuk untuk pemantauan data secara on-line,
mengkonsolidasi, memasukkan validasi data dan evaluasi kinerja program, dan
mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul selama masa pelaksanaan;
Dalam hal terjadi gangguan pada aplikasi SI-PPMS ini maka perlu dilakukan koordinasi
dengan PPIU dan KPIU. Demikian pula apabila terjadi hambatan pelaporan DLI yang
diperlukan oleh Tim NPMU terkait dengan usulan pengisian dana, maka Konsultan dapat
melakukan pengumpulan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk verifikasi maupun Surat
Perintah Membayar dan Surat Perintah Pencairan Dana (SPM dan SP2D) yang dikeluarkan
oleh Satker, untuk diserahkan kepada Dit. Irwa dan Dit. Bina O&P; Sistem ePPMS ini akan
diintegrasikan dengan Sistem eMonitoring (eMon) yang saat ini sudah diterapkan di
Kementerian PUPR
Gambar 1 pada lampiran menunjukkan Koordinasi Kegiatan dan Bagan Alir Data/Pelaporan
dari tingkat Balai ke tingkat Pusat;
Melakukan pemantauan seluruh kegiatan IPDMIP di lingkungan BWS Sumatera II dan Dinas
PSDA Provinsi dan Kabupaten terkait kegiatan penyusunan SID, Pelaksanaan PSETK,
Sosialisasi pembaharuan pedoman, kegiatan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan
Irigasi (RP2I), P3A, PSETK, PAI, KOMIR, alokasi air, pelaksanaan rehabilitasi dan/atau
modernisasi jaringan Irigasi dan melakukan kajian potensi
Memantau kegiatan program untuk mendukung kuota partisipasi perempuan petani 15% di
P3A dan 20% dalam konsultasi untuk perencanaan dan desain infrastruktur irigasi.
10 KELUARAN:
51
Sejalan dengan tujuan kegiatan, diharapkan Output Konsultan sekurangnya seperti tersebut pada
Tabel 02:
Tabel 02. Output Kegiatan
11 JANGKA WAKTU
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 35 (tiga puluh lima) bulan kalender dengan jadwal
pelaksanaan tentatif.
52
12 PERSONIL:
Konsultan ini memerlukan tenaga-tenaga Ahli Nasional total sekitar 121 Orang-Bulan, Tenaga
Asisten sekitar 217 Orang-Bulan dan Tenaga Pendukung Administrasi sekitar 140 Orang-Bulan
dengan rincian seperti ditunjukkan pada Tabel 03.
Jumlah
Sertifikat Pengalaman
No Tenaga Ahli Jumlah Jumlah Klasifikasi Pendidikan
Bulan Keahlian Minimal
orang OB
A Tenaga Ahli Nasional:
S1 Teknik
1 Ketua Tim/Ahli Irigasi 1 35 35 Ahli SDA Ahli Muda Sipil/ 4 Tahun
Pengairan
S1 Teknik
Ahli O&P Irigasi &
2 1 12 12 Ahli SDA Ahli Muda Sipil/ 2 Tahun
Kelembagaan
Pengairan
S1 Teknik
3 Ahli Irigasi 1 33 33 Ahli SDA Ahli Muda Sipil/ 2 Tahun
Pengairan
Ahli Teknik S1 Teknik
4 Ahli Lingkungan 1 11 11 Ahli Muda 2 Tahun
Lingkungan Lingkungan
Ahli Monitoring dan Evaluasi S1 Teknik
5 1 19 19 Ahli SDA Ahli Muda 2 Tahun
Pengelolaan Irigasi Sipil/Pengairan
Ahli Jaring Pengaman Sosial
6 1 11 11 S1 Ilmu Sosial 2 Tahun
dan Gender
Jumlah Tenaga Ahli Nasional 121
53
A. TUGAS / TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI
55
iv) Bersama dengan Asisten Administrasi Keuangan melakukan verifikasi internal atas dokumen
tagihan dan pembayaran yang dikumpulkan dari PPIU/KPIU untuk kemudian dilaporkan
kepada NPIU sebagai Laporan Penyerapan Dana dan Pemenuhan Target DLI dan Non-DLI;
v) Membantu memberikan bimbingan teknis dan pendampingan kegiatan IPDMIP di lingkungan
BWS Sumatera II dan Dinas PSDA Provinsi dan Kabupaten terkait kegiatan penyusunan
SID, pelaksanaan PSETK, sosialisasi pedoman, kegiatan penyusunan Rencana
Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I), operasionalisasi P3A, penyusunan PSETK,
pelaksanaan PAI, penguatan KOMIR, alokasi air, serta pelaksanaan koordinasi antar
pemangku kepentingan program dengan tim pelaksana subkomponen proyek;
vi) Memantau dan evaluasi alokasi APBD dan pelaksanaan O&P daerah irigasi kewenangan
Provinsi dan Kabupaten;
vii) Membantu pelaksanaan pelatihan TPM Irigasi dan Petugas O&P;
viii) Memantau dan membantu pembinaan pelaksanaan pembaharuan data/informasi Jaringan
mengunakan SI-PAI/RP2I termasuk membantu pelaksanaan pelatihan bila diperlukan serta
melakukan konsolidasi RP2I daerah irigasi kewenangan Pusat;
ix) Membantu penyiapan pedoman pelaksanaan untuk pengembangan dan penguatan Pusat
Pengelolaan Pengetahuan Sumber Daya Air (P3SDA) termasuk dalam melakukan Training
Need Assessment dan menyiapkan program pelatihan dan bila diperlukan, memberikan
pelatihan TOT, pelatihan bagi staf di BWS, Provinsi dan Kabupaten;
x) Membantu kegiatan pembentukan dan re-organisasi serta penguatan P3A/GP3A/IP3A
termasuk membantu pelaksanaan pelatihan-pelatihan terkait;
4) Ahli Irigasi
Tanggungjawab utama bagi Ahli Irigasi adalah membantu BWS secara teknis dalam pelaksanaan
pengelolaan komponen proyek yang menjadi tanggungjawab NPIU Direktorat Irigasi dan Rawa
terutama dalam melaksanakan sosialisasi, bimbingan perencanaan dan desain, tatacara
pengawasan/pelaksanaan pekerjaan baik kepada staf Dinas maupun kepada P3A/GP3A/IP3A sesuai
dengan tingkat kepentingan.
Tugas dan tanggungjawab Ahli Irigasi antara lain termasuk:
i) Membantu Ketua Tim dalam melakukan hubungan/koordinasi dengan seluruh penyelenggara
kegiatan di Dinas SDA di tingkat Provinsi maupun Kabupaten dan di BWS;
ii) Membantu BWS/PPIU/KPIU untuk mempersiapkan maupun menyusun Rencana Kerja
Tahunan dan Rencana Kerja Keseluruhan (Annual Work Plan/AWP dan Overall Work
Program);
iii) Bersama dengan Asisten Administrasi Keuangan melakukan verifikasi internal atas data-data
dokumen tagihan dan pembayaran yang dikumpulkan dari PPIU/KPIU untuk kemudian
dilaporkan kepada NPIU sebagai Laporan Penyerapan Dana dan Pemenuhan Target DLI
dan Non-DLI;
iv) Membantu memberikan bimbingan teknis dan pendampingan kegiatan IPDMIP di lingkungan
BWS Sumatera II dan Dinas PSDA Provinsi dan Kabupaten terkait kegiatan penyusunan
SID, pelaksanaan rehabilitasi dan/atau modernisasi jaringan Irigasi, pelaksanaan supervisi
dan perhitungan neraca air;
v) Memantau dan evaluasi alokasi APBD dan pelaksanaan pembangunan, peningkatan dan
rehabilitasi daerah irigasi kewenangan Provinsi dan Kabupaten;
vi) Mendukung BWS dalam memverifikasi neraca air menggunakan SI-WAMI;
56
vii) Melakukan kajian potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro dan menindaklanjuti jika
terdapat potensi dimaksud.
viii) Melakukan monitoring pencapaian output/outcome DLI dan Non-DLI baik di daerah irigasi
kewenangan Pusat yang kegiatannya dilakukan oleh BWS/BBWS dan kewenangan Daerah
yang dilaksanakan oleh Dinas PU/SDA Provinsi dan Kabupaten, serta monitoring terhadap
PAP yang menjadi tanggungjawab Direktorat Irigasi dan Rawa maupun Direktorat Bina
O&P;
ix) Membantu Ketua Tim menyusun Laporan yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan.
5) Ahli Lingkungan
Tugas dan tanggungjawab Ahli Lingkungan adalah mencakup kegiatan-kegiatan berikut ini:
i) Melakukan konsultasi dengan Dinas/Lembaga yang membidangi Lingkungan di tingkat
Kabupaten maupun Provinsi terkait peraturan pemerintah yang berlaku;
ii) Melakukan kajian untuk mengatasi dampak lingkungan dari awal pelaksanaan Program,
aspek lingkungan, serta penyaringan dan kategorisasi dampak, yang diintegrasikan ke
dalam Profil Sosial, Ekonomi, Teknik dan Kelembagaan (PSETK);
iii) Melakukan kajian awal dan mempersiapkan pedoman umum bagi para PPIU untuk
melaksanakan kajian lingkungan dan kajian sosial sesuai dengan tingkatan terkait lingkup
dan luasan kegiatan yang ada di masing-masing PPIU;
iv) Memberikan penjelasan tentang pembaharuan peraturan/pedoman dan pelatihan kepada
para PPIU (staf BBWS dan Dinas PU Pengairan daerah) tentang persyaratan/pelaksanaan
jaring pengaman sosial untuk rehabilitasi jaringan irigasi, dengan menyiapkan Modul-modul
pelatihan dan program untuk jaring pengaman sosial;
v) Menyiapkan format standar dan panduan untuk pelaporan dampak dan aksi terkait
penyiapan lahan dan/atau kaum rentan serta pemindahan penduduk;
vi) Melakukan pemantuan perbaikan pendapatan penduduk yang dipindahkan dan dampaknya
terhadap standar orang yang dipindahkan (jika ada) melalui keluhan yang diterima dan
konsultasi masyarakat;
vii) Melakukan pemantauan Program Action Plan (PAP) sesuai dengan bidangnya, secara
berkala (tahunan) dan membantu Dirjen SDA mengevaluasi hasil pelaksanaan (pencapaian
Indikator-Indikator dalam) PAP;
viii) Dalam hal intervensi kegiatan pengarusutamaan gender, sebagai Ahli Jaring Pengaman
Sosial, perlu melakukan juga hal-hal sebagai berikut:
Mengidentifikasi isu-isu gender dalam keanggotaan P3A dan mendorong partisipasi-
perempuan melalui pembentukan P3A/GP3A/IP3A baru maupun reformasi
keanggotaan;
Melakukan intervensi mencakup audit isu gender pada pedoman-pedoman yang
relevan, kerangka penilaian cepat dan IAMP untuk memastikan pengarusutamaan
gender;
Mendorong agar perempuan ikut aktif dan vokal dalam kelompok-kelompok tani atau
P3A dan memantau meningkatnya kuota partisipasi perempuan petani dalam kegiatan
program sehingga mencapai 15% di P3A dan 20% dalam konsultasi untuk
perencanaan dan desain infrastruktur irigasi
57
Tugas-tugas yang harus dilaksanakan sebagai Ahli Jaring Pengaman Lingkungan akan mencakup
kegiatan-kegiatan berikut ini:
i) Melakukan konsultasi dengan Dinas/Lembaga yang membidangi Lingkungan di tingkat
Kabupaten maupun Provinsi terkait peraturan pemerintah yang berlaku;
ii) Melakukan kajian awal dan mempersiapkan pedoman umum bagi para PPIU untuk
melaksanakan kajian lingkungan dan kajian sosial sesuai dengan tingkatan terkait lingkup
dan luasan kegiatan yang ada di masing-masing PPIU;
iii) Melakukan kajian untuk mengatasi dampak lingkungan dari awal pelaksanaan Program,
aspek lingkungan, serta penyaringan dan kategorisasi dampak, yang diintegrasikan ke dalam
Profil Sosial, Ekonomi, Teknik dan Kelembagaan (PSETK);
iv) Melakukan sosialisasi peraturan Kementerian Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2012 tentang
pemberitahuan kepada masyarakat dan mendukung instansi-instansi untuk menggunakan
sistem media informatika KLHK (DADU-online.com), bila masih berfungsi ;
58
xiii) Menyiapkan format standar dan panduan untuk pelaporan dampak dan aksi terkait
penyiapan lahan dan/atau kaum rentan serta pemindahan penduduk;
xiv) Melakukan pemantuan perbaikan pendapatan penduduk yang dipindahkan dan dampaknya
terhadap standar orang yang dipindahkan (jika ada) melalui keluhan yang diterima dan
konsultasi masyarakat;
xv) Melakukan pemantauan Program Action Plan (PAP) sesuai dengan bidangnya, secara
berkala (tahunan) dan membantu Dirjen SDA mengevaluasi hasil pelaksanaan (pencapaian
Indikator-Indikator dalam) PAP;
xvi) Dalam hal intervensi kegiatan pengarusutamaan gender, sebagai Ahli Jaring Pengaman
Sosial, perlu melakukan juga hal-hal sebagai berikut:
Mengidentifikasi isu-isu gender dalam keanggotaan P3A dan mendorong partisipasi-
perempuan melalui pembentukan P3A/GP3A/IP3A baru maupun reformasi
keanggotaan;
Melakukan intervensi mencakup audit isu gender pada pedoman-pedoman yang
relevan, kerangka penilaian cepat dan IAMP untuk memastikan pengarusutamaan
gender;
Mendorong agar perempuan ikut aktif dan vokal dalam kelompok-kelompok tani atau
P3A dan memantau meningkatnya kuota partisipasi perempuan petani dalam kegiatan
program sehingga mencapai 15% di P3A dan 20% dalam konsultasi untuk
perencanaan dan desain infrastruktur irigasi
Tugas-tugas yang harus dilaksanakan sebagai Ahli Jaring Pengaman Lingkungan akan mencakup
kegiatan-kegiatan berikut ini:
ix) Melakukan konsultasi dengan Dinas/Lembaga yang membidangi Lingkungan di tingkat
Kabupaten maupun Provinsi terkait peraturan pemerintah yang berlaku;
x) Melakukan kajian awal dan mempersiapkan pedoman umum bagi para PPIU untuk
melaksanakan kajian lingkungan dan kajian sosial sesuai dengan tingkatan terkait lingkup
dan luasan kegiatan yang ada di masing-masing PPIU;
xi) Melakukan kajian untuk mengatasi dampak lingkungan dari awal pelaksanaan Program,
aspek lingkungan, serta penyaringan dan kategorisasi dampak, yang diintegrasikan ke dalam
Profil Sosial, Ekonomi, Teknik dan Kelembagaan (PSETK);
xii) Melakukan sosialisasi peraturan Kementerian Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2012 tentang
pemberitahuan kepada masyarakat dan mendukung instansi-instansi untuk menggunakan
sistem media informatika KLHK (DADU-online.com), bila masih berfungsi ;
59
memastikan tidak masuknya proyek-proyek kritis dari segi lingkungan dan (ii) Rencana
Pengelolaan Lingkungan dan format serta persyaratan monitoring;
Tenaga Ahli Gender/Jaring Pengaman Sosial dan Lingkungan diharapkan mampu menyusun laporan
dan memahami kebutuhan-kebutuhan terkait persyaratan Lingkungan untuk pelaksanaan program
pemerintah dan mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat setempat dengan baik.
60
4) Asisten Ahli Irigasi (4 orang)
Asisten Ahli Irigasi bertugas dan bertanggungjawab membantu Ahli O&P Irigasi dan Ahli Irigasi dalam
memantau seluruh pelaksanaan kegiatan IPDMIP di daerah irigasi kewenangan Pusat maupun
daerah irigasi kewenangan provinsi dan kabupaten, dan mengumpulkan data dan informasi di
kabupaten, serta akan berkedudukan di ibukota Provinsi atau Kabupaten atau di kota yang terdekat
dengan daerah irigasi yang dipantau.
61
14 FASILITAS YANG DIBERIKAN:
Tim Konsultan akan berkedudukan di kota Medan di sekitar Kantor Balai Wilayah Sungai Sumatera II
dan dilengkapi dengan fasilitas yang ada kecuali tenaga Asisten Ahli Irigasi yang akan berkedudukan
di ibukota kabupaten atau lokasi yang terdekat ke daerah irigasi. Untuk itu Konsultan harus
memperkirakan biaya sewa gedung atau ruangan kantor tersebut.
Konsultan akan mengadakan pembelian peralatan kantor berupa 2 (dua) unit Komputer Desk Top, 6
unit Laptop, Printer warna A4 dengan Scanner, Printer warna A3, Scanner A3, Printer Laserjet A4,
Mesin Fotokopi, Jaringan Telepon/internet dan peralatan sesuai keperluan. Biaya peralatan-peralatan
tersebut perlu dimasukkan ke dalam penawaran. Tim Konsultan juga harus mempertimbangkan
biaya-biaya yang diperlukan untuk melakukan perjalanan dinas ke daerah-daerah sesuai dengan
kebutuhan. 1 (satu) orang wakil Konsultan perlu mengikuti/menghadiri rapat berkala (Triwulan) yang
mungkin diadakan di Jakarta.
Peralatan yang pengadaannya dilakukan melalui pembelian, harus melalui persetujuan Direksi dan
setelah masa layanan berakhir peralatan tersebut harus diserahkan kepada pemberi pekerjaan.
62
Tabel 1. Lokasi Kegiatan Program IPDMIP (Program dan Kabupaten)
63
Gambar 01) Bagan Alir Data/Pelaporan
64
Gambar 03) Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Perkiraan
65
DAFTAR NAMA DAN LOKASI DAERAH IRIGASI CAKUPAN KONSULTAN
67