RINGKASAN SKRIPSI Berlianan Lulu Octa Jayanti - 111527956

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN

PERUSAHAAN, KOMITE AUDIT, DAN REPUTASI KAP


TERHADAP AUDIT DELAY

RINGKASAN SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana (S1) dalam Program Studi


Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Yogyakarta

BERLIANA LULU OCTA JAYANTI


11 15 27956

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
JULI 2019
ii
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN,


KOMITE AUDIT, DAN REPUTASI KAP TERHADAP AUDIT DELAY

Berliana Lulu Octa Jayanti

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh (1) profitabilitas, (2) leverage,
(3) ukuran perusahaan, (4) komite audit, dan (5) Reputasi KAP terhadap audit
delay. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode
purposive sampling pada semua perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar
secara konsisten di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2016 – 2018. Berdasarkan
seleksi yang telah dilakukan, diambil 31 perusahaan yang digunakan untuk menjadi
sampel penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif,
uji asumsi klasik, dan analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay.
Leverage, ukuran perusahaan, komite audit, dan reputasi KAP tidak berpengaruh
terhadap audit delay.

Kata kunci: Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Reputasi


KAP, Audit Delay.

ABSTRACT
This research aims to determine the effect of profitability, leverage, the size of the
company, audit committee, and the reputation of the firm on the audit delay. The
sample of this study has been obtained by using purposive sampling method on all
consumer goods companies listed in Bursa Efek Indonesia during 2016 – 2018.
Based on the selection, 31 companies were used to become the research sample.
Data analysis techniques used are statistic descriptive, classic assumption test , and
multiple linear regression test. The result of the hypothesis test shows that
profitability negatively affects on audit delay. Leverage, the size of the company,
audit committee, and the reputation of the firm have no effect on audit delay.

Keywords: Profitability, Leverage, The Size of The Company, Audit Committee, The
Reputation of The Firm, Audit Delay.

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menjelaskan bahwa bursa
efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek di antara mereka. Bursa efek mempunyai peranan penting
sebagai sarana untuk berinvestasi dan menjadi sumber dana bagi perusahaan. Bursa
efek berpengaruh dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan ekonomi
perusahaan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, dalam menjalankan
perekonomiannya perusahaan emiten di Indonesia mendaftarkan perusahaanya ke
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perusahaan terbuka yang menjadi anggota bursa efek harus menyerahkan
laporan keuangan tahunan yang telah diaudit. Peraturan ini dimuat dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29 /POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan
Emiten dan Perusahaan Publik. Dalam peraturan tersebut dituliskan bahwa
Perusahaan terbuka harus menyerahkan laporan tahunan kepada Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) paling lama pada akhir bulan april. Selain sanksi administratif,
OJK berhak memberikan tindakan tertentu kepada pihak yang melanggar ketentuan
Peraturan OJK tersebut.
Laporan keuangan adalah susunan yang menyajikan posisi keuangan dan
kinerja keuangan dalam suatu perusahaan (PSAK No. 1, 2017). Laporan keuangan
digunakan oleh manajemen untuk mempertanggungjawabkan kewajibannya
kepada pemilik perusahaan. Laporan keuangan memberikan informasi penting
tentang kondisi perusahaan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Informasi yang
relevan akan berguna bagi para pihak berkepentingan jika penyajian laporan
keuangan mempunyai nilai prediktif dan tepat waktu. Laporan keuangan yang
dilaporkan tepat waktu dapat menghindari asimetri informasi (Kim dan Verrechia,
1997 dalam Srimindarti, 2008). Apabila informasi tidak disampaikan dengan tepat
waktu, maka informasi tersebut dapat bepengaruh terhadap hasil dari pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang disampaikan secara tepat waktu
adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh emiten.
Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan kepada publik
dipengaruhi oleh audit delay. Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit
yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya
laporan audit (Halim, 2000; Utami, 2006; Hersugondo, dkk, 2013). Audit delay
inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan,
sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian berdasarkan informasi
yang dipublikasikan. Kerelevansian suatu laporan keuangan auditan dapat
diperoleh apabila laporan keuangan auditan tersebut dapat diselesaikan secara tepat
waktu pada saat dibutuhkan (International Accounting Standards Board (IASB)
dalam International Financial Reporting Standards (IFRS) Chapter 2). Semakin
pendek jangka waktu antara tanggal berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal
diterbitkannya laporan audit, maka semakin besar manfaat yang diperoleh para
pengguna laporan keuangan. Sebaliknya, keterlambatan diterbitkannya laporan
audit menyebabkan pengambilan keputusan melalui informasi dalam laporan

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keuangan tidak relevan. Audit delay yang melewati batas waktu yang telah
ditetapkan oleh OJK akan mendapatkan sanksi.
Penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay
telah banyak dilakukan. Angruningrum dan Wirakusuma (2013) meneliti pengaruh
profitabilitas, leverage, kompleksitas operasi, reputasi KAP, dan komite audit pada
audit delay. Dalam penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa yang mempengaruhi
audit delay hanya faktor leverage. Puspitasari dan Latrini (2014) meneliti pengaruh
ukuran perusahaan, anak perusahaan, leverage, dan ukuran KAP terhadap audit
delay. Dalam penelitian ini faktor ukuran perusahaan dan ukuran KAP
berpengaruh, sedangkan faktor anak perusahaan dan leverage tidak berpengaruh
terhadap audit delay. Liwe, Manossoh, dan Mawikere (2018) meneliti pengaruh
ukuran perusahaan, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap audit delay. Dalam
penelitian ini, hanya faktor profitabilitas yang berpengaruh terhadap audit delay.
Lestari dan Nuryatno (2018) meneliti pengaruh ukuran perusahaan, leverage, opini
audit, profitabilitas, dan reputasi audit terhadap audit delay. Dalam penelitian ini,
faktor ukuran perusahaan, leverage, dan opini audit berpengaruh terhadap audit
delay.
Dari penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat perbedaan hasil antara
masing-masing peneliti. Hal tersebut membuat peneliti ingin meneliti kembali
faktor-faktor yang sebelumnya pernah diteliti, namum menghasilkan hasil
penelitian yang berbeda. Oleh karena itu, peneliti memilih topik “Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Komite Audit, dan Reputasi KAP
terhadap Audit Delay”. Objek penelitian ini adalah perusahaan pada sektor Industri
Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI pada periode 2016 – 2018. Hal ini yang
membuat penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya (Angruningrum dan
Wirakusuma, 2013; Puspitasari dan Latrini, 2014; Liwe, Manossoh, dan Mawikere,
2018; Lestari dan Nuryatno, 2018). Penelitian ini menggunakan data dari tahun
2016 – 2018, sehingga diharapkan dapat mewakili tahun-tahun sebelumnya.

TEORI DAN RUMUSAN HIPOTESIS


TEORI KEAGENAN
Menurut Jensen and Meckling (1976) Teori Keagenan (Agency Theory)
menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal. Agen adalah manajemen
perusahaan sedangkan prinsipal adalah pemilik (pemegang saham). Hubungan
keagenan, yaitu kumpulan kontrak perusahaan (nexus of contract) antara pemilik
sumber daya ekonomi (prinsipal) dan manajer (agen) yang mengurus penggunaan
dan pengendalian sumber daya tersebut. Kedua belah pihak harus mempunyai
tujuan yang sama agar tujuan mereka tercapai. Implementasi teori keagenan berupa
perjanjian yang berisi proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Manajer
dalam menjalankan perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengelola
perusahaan. Bentuk dari pengelolaan tersebut adalah peningkatan kemakmuran
pemilik perusahaan (prinsipal) melalui peningkatan nilai perusahaan. Jika nilai
perusahaan tinggi, manajer (agen) akan mendapatkan gaji, bonus atau kompensasi
lainnya sebagai imbalan. Namun, dalam praktiknya terdapat perbedaan kepentingan
antara agen dengan prinsipal yang menimbulkannkonflik kepentingan atau agency

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

problem. Agen dan prinsipal sepakat menggunakan auditor sebagai pihak ketiga
untuk meminimumkan konflik (Angruningrum dan Wirakusuma, 2013).
Menurut Eisenhardt (1989) teori keagenan menjelaskan mengenai pola
hubungan antara agen dan prinsipal. Prinsipal bertindak sebagai pihak yang
memberi perintah kepada agen, sedangkan agen sebagai pihak yang menjalankan
perintah dari prinsipal. Teori keagenan bertujuan untuk menjelaskan bagaimana
para pihak yang melakukan hubungan kontrak dapat merancang kontrak yang dapat
meminimalisir cost sebagai dampak dari informasi yang tidak simetris dan kondisi
ketidakpastian. Teori ini juga fokus terhadap eksistensi mekanisme pasar dan
institusional yang dapat melengkapi kontrak untuk mengatasi masalah-masalah
yang muncul dalam hubungan kontraktual.
Menurut Eisenhardt (1989) teori keagenan dilandasi oleh 3 asumsi, yaitu:
1. Asumsi tentang Sifat Manusia
Asumsi tentang sifat manusia menjelaskan bahwa manusia memiliki sifat
mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas
(bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion).
2. Asumsi tentang Keorganisasian
Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antaranggota organisasi, efisiensi
sebagai kriteria produktivitas, dan adanya Asymmetric Information (AI) antara agen
dan prinsipal.
3. Asumsi tentang Informasi
Asumsi tentang informasi, yaitu informasi dipandang sebagai barang komoditi yang
bisa diperjual belikan.
Manajemen sebagai agen seharusnya berpihak kepada pemegang saham,
namun tidak menutup kemungkinan manajemen mementingkan kepentingannya
sendiri. Manajemen dapat melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan
perusahaan. Bahkan untuk mencapai kepentingannya, manajemen bisa bertindak
menggunakan akuntansi sebagai alat untuk melakukan rekayasa. Perbedaan
kepentingan antara agen dan prinsipal ini disebut dengan agency problem yang
salah satunya disebabkan oleh adanya AI.
AI, yaitu informasi yang tidak seimbang karena adanya distribusi informasi
berbeda antara agen dan prinsipal. Dalam hal ini prinsipal seharusnya memperoleh
informasi yang dibutuhkan, namun informasi tersebut tidak seluruhnya disajikan
oleh agen. Akibatnya informasi yang diperoleh prinsipal kurang lengkap, sehingga
tetap tidak dapat menjelaskan kinerja agen yang sesungguhnya dalam mengelola
kekayaan prinsipal yang dipercayakan kepada agen.
Informasi yang tidak seimbang, dapat menimbulkan dua permasalahan yang
disebabkan adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol
terhadap tindakan agen. Jensen and Meckling (1976) menyatakan permasalahan
tersebut sebagai berikut:
1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang terjadi ketika agen tidak melaksanakan
hal-hal yang telah disepakati dalam kontrak kerja.
2. Adverse Selection, yaitu keadaan dimana prinsipal tidak dapat mengetahui
apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas
informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam
tugas.

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dalam menyelesaikan masalah tersebut perlu dilakukan sebuah tindakan. Tindakan


yang harus dilakukan adalah mengeluarkan biaya yang disebut dengan biaya
keagenan (agency cost).
Jensen and Meckling (1976) mendefinisikan biaya keagenan sebagai jumlah
biaya yang dikeluarkan prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen.
Biaya keagenan dibagi menjadi tiga, yaitu monitoring cost, bonding cost, dan
residual cost. Monitoring cost adalah biaya yang terjadi dan ditanggung oleh
prinsipal untuk memonitor perilaku agen, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan
mengontrol perilaku agen. Bonding cost merupakan biaya yang ditanggung oleh
agen untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen
akan bertindak untuk kepentingan prinsipal. Yang terakhir, residual loss
merupakan pengorbanan yang berupa kurangnya kemakmuran prinsipal sebagai
akibat dari perbedaan keputusan agen dan prinsipal.

TEORI SINYAL
Spence (1973) menjelaskan Teori Sinyal (Signaling Theory) dalam penelitiannya
yang berjudul Job Market Signalling. Teori ini melibatkan dua pihak, yakni pihak
dalam seperti manajemen yang berperan sebagai pihak yang memberikan sinyal dan
pihak luar seperti investor yang berperan sebagai pihak yang menerima sinyal
tersebut. Spence (1973) menyatakan bahwa dengan memberikan suatu isyarat atau
sinyal, pihak manejemen berusaha memberikan informasi yang relevan yang
bermanfaat bagi pihak investor. Kemudian, pihak investor akan menyesuaikan
keputusannya sesuai dengan pemahamannya terhadap sinyal tersebut.
Teori sinyal dikembangkan kembali oleh Ross (1977) yang menyatakan
bahwa pihak eksekutif perusahaan yang memiliki informasi yang lebih baik tentang
perusahaannya akan cenderung untuk segera menyampaikan informasi tersebut
kepada investor. Infomasi baik (good news) akan memberikan keuntungan terhadap
perusahaan. Good news tersebut akan membuat investor tertarik menjadi investor
dan membuat harga saham menjadi tinggi. Informasi tersebut biasanya dalam
bentuk laporan keuangan tahunan yang berisi mengenai informasi keadaan
perusahaan, catatan masa lalu maupun keadaan perusahaan, dan juga dapat
mencerminkan kinerja suatu perusahaan.
Watts (2003) dalam Jama’an (2008) juga menjelaskan bahwa teori sinyal
dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer
memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan
kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas.
Hal tersebut dikarenakan prinsip konservatisme mencegah perusahaan melakukan
tindakan membesarkan laba dan membantu pemakai laporan keuangan dengan
menyajikan laba dan aset yang tidak berlebihan.

TEORI KEPATUHAN
Teori kepatuhan merupakan teori yang menjelaskan suatu kondisi seseorang taat
atau patuh terhadap suatu perintah atau aturan yang diberikan. Teori kepatuhan
yang dikemukakan oleh Tyler (1990) telah diteliti dalam ilmu-ilmu sosial
khususnya di bidang psikologi dan sosiologi yang lebih menekankan pada
pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan suatu

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

individu. Menurutnya, salah satu persprektif dasar mengenai kepatuhan hukum


yaitu instrumental. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh
didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan insentif dan
penalty.
Perusahaan yang terdaftar di BEI diwajibkan untuk melaporkan laporan
keuangan tahunan selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat setelah tahun
buku berakhir. Hal ini diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29
/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten dan Perusahaan Publik.
Perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajibannya akan mendapat sanksi dari
OJK, berupa:
1. peringatan tertulis,
2. denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu,
3. pembatasan kegiatan usaha,
4. pembekuan kegiatan usaha,
5. pencabutan izin usaha,
6. pembatalan persetujuan,
7. pembatalan pendaftaran.
Peraturan ini mengisyaratkan kepada perusahaan yang terdaftar di BEI
berkewajiban untuk melaporkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit
kepada OJK secara tepat waktu. Hal ini sesuai dengan teori kepatuhan.

Audit Delay (Y)


Menurut Halim (2000); Utami (2006); Hersugondo, dkk (2013) audit delay adalah
lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku
sampai tanggal diselesaikannya laporan audit independen. Rachmawati (2008)
menyatakan bahwa audit delay diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan
untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangantahunan
perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku sampai tanggal laporan audit yang
dikeluarkan dan ditandatangani KAP yang tertera pada laporan audit independen.
Mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29 /POJK.04/2016 tentang
Laporan Tahunan Emiten dan Perusahaan Publik. Perusahaan yang terdaftar di BEI
diwajibkan untuk melaporkan laporan keuangan tahunan selambat-lambatnya pada
akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir.
Audit delay yang terlalu lama akan menyebabkan keterlambatan
penyampaian laporan keuangan ke BEI. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi
informasi yang dipublikasikan, sehingga akan berdampak pada tingkat
ketidakpastian keputusan yang diambil oleh pihak yang berkepentingan (Kartika,
2011). Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan harus dipenuhi agar manfaat
dari informasi laporan keuangan tersebut tidak berkurang (PSAK No.1, 2017). Oleh
karena itu proses audit delay perlu diperhatikan ketepatannya.

Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay


Dalam teori keagenan, Jensen and Meckling (1976) menyatakan bahwa manajer
dalam menjalankan perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengelola
perusahaan. Bentuk dari pengelolaan tersebut adalah peningkatan kemakmuran
pemilik perusahaan (prinsipal) melalui peningkatan nilai perusahaan. Jika nilai

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perusahaan tinggi, manajer (agen) akan mendapatkan gaji, bonus atau kompensasi
lainnya sebagai imbalan.
Dalam teori sinyal dijelaskan bahwa eksekutif perusahaan yang memiliki
informasi yang baik tentang perusahaannya akan cenderung untuk segera
menyampaikan informasi tersebut kepada investor. Infomasi baik (good news) akan
memberikan keuntungan terhadap perusahaan. Good news tersebut akan membuat
investor tertarik dan membuat harga saham menjadi tinggi.
Dalam penelitiannya, Saemargani dan Mustikawati (2015) menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Perusahaan yang
memiliki profitabilitas yang tinggi cenderung ingin segera mempublikasikannya.
Profitabilitas yang tinggi akan mempertinggi nilai perusahaan di mata para pihak
yang berkepentingan. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Kurniawan
dan Laksito (2015) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
audit delay. Profitabilitas yang tinggi adalah good news sehingga perusahaan tidak
akan menunda mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut. Kartika
(2011) menyatakan perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang
berisi berita baik. Namun, hasil dalam penelitiannya profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap audit delay. Senada dengan Kartika (2011), Angruningrum
and Wirakusuma (2013) juga mendapatkan hasil profitabilitas tidak memiliki
pengaruh terhadap audit delay. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dihipotesiskan:
H1 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay.

Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay


Menurut Jensen and Meckling (1976) hubungan keagenan adalah kumpulan
kontrak perusahaan (nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomi
(prinsipal) dan manajer (agen) yang mengurus penggunaan dan pengendalian
sumber daya tersebut. Prinsipal berharap agen dapat menambah nilai perusahaan
dari penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut.
Leverage menunjukkan pembiayaan suatu perusahaan dari utang yang
mencerminkan semakin tingginya nilai perusahaan (Kurniasih dan Sari, 2013).
Menurut Ukago (2005) dalam Lestari (2010) tingginya tingkat leverage
mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan. Tingginya risiko tersebut
menunjukkan kemungkinan perusahaan tidak dapat melunasi utangnya. Hal ini
menjadi bad news yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan. Manajemen
cenderung menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk.
Dalam penelitian Angruningrum dan Wirakusuma (2013) leverage
berpengaruh positif terhadap audit delay. Tingkat leverage yang tinggi
menyebabkan auditor lebih hati-hati dalam memperoleh keyakinan mengenai
laporan keuangan. Hal tersebut menyebabkan jangka waktu audit delay akan
semakin lama. Lestari dan Nuryatno (2018) juga menyatakan sama seperti
Angruningrum dan Wirakusuma (2013) leverage berpengaruh positif terhadap
audit delay. Kurniawan dan Laksito (2015) menyatakan perusahaan dengan rasio
leverage tinggi menunjukkan bahwa perusahaan sedang dalam keadaan yang sulit.
Hal tersebut akan meningkatkan kewaspadaan bagi auditor bahwa kemungkinan
laporan keuangan kurang dapat dipercaya, sehingga perusahaan akan menunda
publikasi dari laporan keuangan dan cenderung mengulur waktu dalam proses

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

audit. Hasil penelitiannya adalah leverage berpengaruh positif terhadap audit delay.
Namun dalam penelitian Puspitasari dan Latrini (2014) dan Trianto, Satriawan, dan
Anisma (2014) leverage tidak berpengaruh terhadap audit delay. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini dihipotesiskan:
H2 : Leverage berpengaruh positif terhadap audit delay.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay


Perusahaan besar cenderung menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibanding
perusahaan kecil. Manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan
insentif untuk mempersingkat audit delay. Kondisi tersebut terjadi karena
perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh para pihak yang
berkepentingan. Pihak tersebut yaitu investor dan pengawas permodalan dari
pemerintah (Kartika, 2011). Hal tersebut sejalan dengan asumsi agency theory
menurut Eisenhardt (1989), manajer cenderung ingin mendapatkan keuntungan.
Dalam penelitian Kartika (2011) keuntungan tersebut berupa insentif. Oleh karena
itu, manajer dalam perusahaan besar akan mempersingkat audit delay.
Menurut Kartika (2011) ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap
audit delay. Puspitasari dan Latrini (2014) juga menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hal ini disebabkan karena
perusahaan besar memiliki sistem pengendalian internal yang baik sehingga dapat
mengurangi tingkat kesalahan laporan keuangan sehingga pengauditan atas laporan
keuangan dapat dilakukan dengan lebih cepat. Menurut Kurniawan dan Laksito
(2015) perusahaan yang mempunyai aset besar, laporan keuangannya cenderung
lebih cepat disampaikan daripada perusahaan kecil. Semakin besar ukuran
perusahaan maka semakin singkat audit delay. Hal tersebut dikarenakan perusahaan
kategori besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi
sistem informasi yang lebih canggih, sistem pengendalian yang lebih kuat, dan
adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat. Namun dalam
penelitian Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014) dan Saemargani and Mustikawati
(2015) ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini dihipotesiskan:
H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay.

Pengaruh Komite Audit terhadap Audit Delay


Peraturan OJK No. 55/ POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Peraturan BEI No. I-A mengharuskan emiten
atau perusahaan publik memiliki komite audit. Masa tugas anggota komite audit
tidak boleh lebih lama dari masa jabatan dewan komisaris atau selama lima tahun
dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode berikutnya. Hal tersebut untuk
menjaga independensi komite audit. Komite audit bertugas mengawasi auditor
independen menyelesaikan laporan keuangan auditan secara tepat waktu. Masa
tugas komite audit yang lama seharusnya menciptakan komite audit yang
berpengalaman. Oleh karena itu, laporan keuangan auditan diharapkan lebih efisien
dan berkualitas.
Menurut Haryani dan Wiratmaja (2014) komite audit bertugas menilai
kelayakan dan kemampuan pengendalian interen termasuk mengawasi proses

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penyusunan laporan keuangan auditan. Penelitiannya menunjukkan bahwa komite


audit berpengaruh terhadap audit delay. Apriyani (2015) juga menyatakan bahwa
komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Menurut
Verawati dan Wirakusuma (2016) komite audit bertugas untuk memantau
perencanaan dan pelaksanaan kemudian mengevaluasi hasil audit. Akan tetapi,
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap
audit delay. Senada dengan penelitian tersebut, Angruningrum dan Wirakusuma
(2013) juga menyatakan bahawa komite audit tidak berpengaruh terhadap audit
delay. Oleh karena itu, penelitian ini dihipotesiskan:
H4 : Komite Audit berpengaruh negatif terhadap audit delay.

Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit Delay


Perusahaan yang terdaftar di BEI diwajibkan untuk melaporkan laporan keuangan
tahunan selambat-lambatnya pada akhir tahun bulan keempat setelah tahun buku
berakhir. Hal ini diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29
/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten dan Perusahaan Publik.
Perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajibannya akan mendapat sanksi dari
OJK.
Teori kepatuhan menjelaskan suatu kondisi seseorang taat atau patuh
terhadap suatu perintah atau aturan yang diberikan Kepatuhan yaitu mengikuti
suatu spesifikasi, standar, atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang biasanya
diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam suatu bidang
tertentu.
Puspitasari dan Sari (2012) menyatakan besarnya ukuran KAP dinilai dari
tingginya kualitas yang dihasilkan dari jasanya yang selanjutnya akan berpengaruh
pada jangka waktu penyelesaian audit. Waktu audit yang cepat merupakan salah
satu cara KAP dengan kualitas tinggi untuk mempertahankan reputasinya. KAP
yang berkualitas cenderung tidak terlambat dalam menyampaikan laporan
keuangan auditan.
Penelitian Verawati dan Wirakusuma (2016) menyatakan bahwa reputasi
KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan big four akan
mempersingkat audit delay. Reputasi KAP yang baik cenderung lebih tepat waktu
dalam penyampaian laporan keuangan untuk menjaga image KAP di mata publik.
Penelitian Puspitasari dan Latrini (2014); Kurniawan dan Laksito (2015) konsisten
dengan penelitian Verawati dan Wirakusuma (2016) yang menyatakan reputasi
KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay. Namun berbeda dengan penelitian
Angruningrum dan Wirakusuma (2013); Saemargani dan Mustikawati (2015);
Kartika (2011) yang menyatakan reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit
delay. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dihipotesiskan:
H5 : Reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay.

Kerangka Pemikiran
Semakin lama jangka waktu audit delay maka informasi semakin tidak relevan
terhadap pengambilan keputusan para pihak yang berkepentingan (IASB dalam
IFRS Chapter 2). Keterlambatan penyampaian laporan keuangan ini dapat

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

disebabkan oleh beberapa hal, yaitu profitabilitas; leverage, ukuran perusahaan,


komite audit, dan reputasi KAP. Hubungan antara faktor-faktor tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1
Kerangka Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN
Pemilihan Sampel
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.
Metode ini dipilih agar peneliti dapat memperoleh sampel yang sesuai dengan
kriteria penelitian yang dilakukan. Sampel yang terpilih adalah 31 Perusahaan
Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2016 – 2018.

Model Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif,
uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan
uji autokorelasi) dan analisis regresi linier berganda. Adapun model regresi yang
digunakan dengan persamaan sebagai berikut:
AUD = αi+ β1 ROA + β2 DER + β3 SIZE + β4 KA + β5 KAP + ε

Keterangan:
AUD = Audit Delay
ROA = Profitabilitas
DER = Leverage
SIZE = Ukuran Perusahaan
KA = Komite Audit
KAP = Reputasi KAP
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
ε = Standar error

10

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Definisi Operasional Variabel


Variabel Dependen
Variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain disebut variabel dependen. Dalam
penelitian ini variabel dependennya adalah audit delay. Audit delay adalah lamanya
waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai
tanggal diselesaikannya laporan audit independen. Sesuai penelitian yang
dilakukan oleh Angruningrum dan Wirakusuma (2013); Liwe, Manossoh, dan
Mawikere (2018); Lestari dan Nuryatno (2018), maka audit delay suatu perusahaan
diukur dengan mencari selisih antara tanggal laporan auditor dan tanggal tutup buku
perusahaan. Selanjutnya, dalam penelitian ini audit delay sebagai variabel
dependen akan disebut AUD.
AUD = TanggaliLaporan Auditor – Tanggal Tutup Buku Perusahaan

VariabeliIndependen
Variabelnindependen adalah variabelnyang mempengaruhi variabel lain.nVariabel
independenidalam penelitianiini,iyaitu:
Profitabilitas
Menurut Angruningrum dan Wirakusuma (2013) profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan memanfaatkan total aset untuk menghasilkan pendapatan.
Penelitian ini menggunakan Return On Assets (ROA) untuk mengukur variabel
profitabilitas. Selanjutnya, dalam penelitian ini profitabilitas disebut sebagai ROA.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
ROA = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Leverage
Menurut Febrianty (2011) dalam Angruningrum dan Wirakusuma (2013) leverage
adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh hutangnya. Penelitian ini
menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) untuk mengukur variabel leverage.
Selanjutnya, dalam penelitian ini leverage disebut sebagai DER.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Ukuran Perusahaan
Menurut Kartika (2011) ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan
yang diukur dengan menggunakan total aset atau total aktiva perusahaan. Variabel
ukuran perusahaan diproksi menggunakan logaritma. Selanjutnya, dalam penelitian
ini ukuran perusahaan disebut sebagai SIZE.
SIZE = Log(Total Aktiva)
Komite audit
Peraturan OJK No. 55/ POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Peraturan BEI No. I-A menjelaskan bahwa
tugas anggota komite audit tidak boleh lebih lama dari masa jabatan dewan
komisaris atau selama lima tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu
periode berikutnya. Tenur komite audit diukur dengan cara menghitung jumlah
tahun perikatan komite audit dengan perusahaan. Tahun pertama perikatan dimulai
dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun berikutnya.
Selanjutnya, dalam penelitian ini komite audit disebut sebagai KA.
KA = ∑Lama Penugasan Komite Audit dalam Suatu Entitas

11

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Reputasi KAP
Menurut Angruningrum dan Wirakusuma (2013) Kantor Akuntan Publik (KAP)
merupakam suatu organisasi yang salah satunya memberikan jasa atestasi. Trianto,
Satriawan, dan Anisma (2014) menjelaskan ukuran KAP dibedakan menjadi KAP
big four dan KAP non big four. Dalam penelitian ini, reputasi KAP diukur
menggunakan variabel dummy. Dummy: 1 = KAP Big Four, 0 = KAP Non Big
Four

PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 1
Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel Jumlah Minimum Maximum Rata-rata Standar


Data Deviasi
AUD 93 31 149 76,34 14,696
ROA 93 -0,1761 0,5267 0,0816 0,1248
DER 93 0,08 2,66 0,8594 0,613
SIZE 93 2,90 7,98 6,3459 0,946
KA 93 0 10 3,37 2,156
KAP 93 0 1 0,41 0,494
Sumber: Hasil olahaniSPSS
Berdasarkan hasil Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel independen, audit delay
memiliki nilai minimum sebesar 31 hari yang dialami oleh PT Unilever Indonesia
Tbk pada tahun 2018, sedangkan nilai maksimum audit delay adalah sebesar 149
hari yang dialami oleh PT Tri Banyan Tirta Tbk pada tahun 2016. Rata-rata audit
delay pada tahun 2016 – 2018 adalah sebesar 76,34 hari, sedangkan standar
deviasinya adalah sebesar 14,696. Berdasarkan jumlah rata-rata tersebut, lamanya
audit delay perusahaan sampel masih berada di bawah 120 hari yang merupakan
batas waktu yang ditetapkan oleh OJK untuk menyampaikan laporan keuangan.

Tabel 2
Statistik Deskriptif Reputasi KAP

Keterangan Jumlah Presentase


KAPibigifour 38 41%
KAPinon bigifour 55 59%
Total 93 100%
Sumber: Hasil olahan Excel

12

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas

Variabel Nilai Tingkat Keterangan


Signifikansi Signifikansi
Unstandardized 0,066 0,05 Berdistribusi Normal
Residual
Sumber: HasiliOlahan SPSS
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov di atas terlihat
bahwa nilai probabilitas adalah 0,066. Angka tersebut lebih besar dai 0,05, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolinearitas
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan


ROA 0,727 1,376 Tidakiterjadiimultikolinearitas
DER 0,974 1,027 Tidakiterjadiimultikolinearitas
SIZE 0,661 1,513 Tidakiterjadiimultikolinearitas
KA 0,941 1,063 Tidakiterjadiimultikolinearitas
KAP 0,617 1,620 Tidakiterjadiimultikolinearitas
Sumber: Hasil olahan SPSS
Keterangan:
ROA : Profitabilitas
DER : Leverage
SIZE : Ukuran Perusahaan
KA : Komite Audit
KAP : Reputasi KAP

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.5 semua nilai tolerance lebih
besar dari 0,1 dan semua nilai VIF lebih kecil dari 10. Artinya, dari semua variabel
dependen tersebut tidak terjadi multikolinearitas.

13

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: AUD

Regression Studentized Residual


4

-2

-4

-4 -3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik di dalam gambar tidak
membentuk pola tertentu dan menyebar. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi
tidak terdapat gangguan heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi

NilaiiD-W Keterangan
1,515 Tidak terdapatiautokorelasi
Sumber: Hasil olahan SPSS
Berdasarkan hasil uji tes Durbin-Watson pada tabel 4.6, diketahui nilai D-W
sebesar 1,154. Nilai tersebut berada di antara -2 sampai dengan 2, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi.

Analisis Regresi Berganda


Tabel 6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien t-hitung Sig. Kesimpulan


Regresi (b)
Profitabilitas -3,804 0,000 -49,901 Diterima
Leverage 0,661 0,510 1,526 Ditolak
Ukuran 1,150 0,253 2,088 Ditolak
Perusahaan
Komite Audit -0,513 -0,769 0,444 Ditolak
Reputasi KAP -4,114 -1,145 0,255 Ditolak
Konstanta: 69,263
Adjusted-𝑅 2 = 0,465
Persamaan:
AUD = α + β1ROA + β2 DER + β3 SIZE + β4 KA + β5 KAP + ε
Keterangan:

14

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

AUD : Audit Delay


ROA : Profitabilitas
DER : Leverage
SIZE : Ukuran Perusahaan
KA : Komite Audit
KAP : ReputasiiKAP
αi : Konstanta
βi : Koefisieniregresi
εi : Standarierror
Sumber: Hasil olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, pada analisis regresi didapatkan persamaan linier
berganda sebagai berikut:
AUD = 69,263 – 49,901ROA + 1,526DER + 2,088SIZE – 0,513KA –
4,114KAP + ε

Uji Koefisien Determinasi (𝐑𝟐 )


Adjusted R Square dalam penelitian ini adalah 0,171. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa 17,10 persen variabel audit delay dapat dijelaskan oleh variabel
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, komite audit, dan Reputasi KAP,
sedangkan sisanya 82,90 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan)


Dalam penelitian ini diketahui Ftabel adalah 2,32 dengan tingkat signifikansi 0,05.
Hasil uji statistik F menunjukkan bahwa Fhitung adalah 4,789 dengan tingkat
signifikansi 0,001. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, komite audit, dan reputasi KAP
berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap audit delay.

Uji Statistik t (Uji Statistik Parameter Individual)


Variabel t Sig.
Constant 5,936 0,000
ROA -3,804 0,000
DER 0,661 0,510
SIZE 1,150 0,253
KA -0,769 0,444
KAP -1,145 0,255
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Keterangan:
ROA : Profitabilitas
DER : Leverage
SIZE : Ukuran Perusahaan
KA : Komite Audit
KAP : ReputasiiKAP

15

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berikut ini adalah penjelasan hasil uji t untuk masing-masing variabel bebas:
1) Profitabilitas
Variabel profitabilitas memiliki t hitung sebesar -3,804 dengan nilai signifikansi
0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu, hipotesis
pertama (H1 ) yang menyatakan bahwa “Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
audit delay” dapat diterima.
2) Leverage
Variabel leverage memiliki nilai t hitung sebesar 0,661 dengan nilai signifikansi
0,510. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, hipotesis
kedua (H2 ) yang menyatakan bahwa “Leverage berpengaruh positif terhadap audit
delay” ditolak.
3) Ukuran Perusahaan
Variabel Ukuran Perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar 1,150 dengan nilai
signifikansi 0,253. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu,
hipotesis ketiga (H3 ) yang menyatakan bahwa “Ukuran perusahaan berpengaruh
negatif terhadap audit delay” ditolak.
4) Komite Audit
Variabel Komite Audit memiliki nilai t hitung sebesar -0,769 dengan nilai
signifikansi 0,444. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu,
hipotesis keempat (H4 ) yang menyatakan bahwa “Komite audit berpengaruh negatif
terhadap audit delay” ditolak.
5) Reputasi KAP
Variabel Reputasi KAP memiliki nilai t hitung -1,145 dengan nilai signifikansi
0,255. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dari itu hipotesis
kelima (H5 ) yang menyatakan bahwa “Reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap
audit delay” ditolak.

Pembahasan
Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay
Hasil regresi secara parsial melalui uji t memperoleh hasil bahwa variabel
profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap audit delay. Hasil tersebut dapat
dilihat dari nilai signifikansi yang muncul lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu,
penelitian ini berhasil membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
audit delay.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian menurut Saemargani dan
Mustikawati (2015), Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014) dan Kurniawan dan
Laksito (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam
teori sinyal. Profitabilitas yang tinggi adalah good news sehingga perusahaan tidak
akan menunda untuk mempublikasikan laporan keuangan perusahaan. Hal tersebut
terjadi karena profitabilitas yang tinggi akan mempertinggi nilai perusahaan di mata
para pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, variabel profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap audit delay.

16

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay


Hasil regresi secara parsial melalui uji t mendapatkan hasil bahwa variabel leverage
secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal tersebut dapat dilihat
dari uji t yang menunjukkan t hitung sebesar 0,661 dengan nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05. Oleh karena itu, penelitian ini menolak hipotesis “Leverage
berpengaruh positif terhadap audit delay”. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan
Puspitasari dan Latrini (2014) dan Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014).
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Angruningrum dan
Wirakusuma (2013), Lestari dan Nuryatno (2018), Kurniawan dan Laksito (2015)
yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap audit delay.
Tingkat leverage yang tinggi menyebabkan auditor lebih hati-hati dalam
memperoleh keyakinan mengenai laporan keuangan. Hal tersebut akan
meningkatkan kewaspadaan bagi auditor karena kemungkinan laporan keuangan
kurang dapat dipercaya, sehingga perusahaan akan menunda publikasi dari laporan
keuangan dan cenderung mengulur waktu dalam proses audit. Keadaan tersebut
menyebabkan jangka waktu audit delay akan semakin lama. Perbedaan tersebut
dapat terjadi karena perusahaan yang dapat mengelola utangnya dengan baik,
efisien, dan efektif rasio utangnya tidak menimbulkan pengaruh terhadap proses
audit. Oleh karena itu, variabel leverage tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay


Hasil regresi secara parsial melalui uji t mendapatkan hasil bahwa variabel ukuran
perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal tersebut
dapat dilihat dari uji t yang menunjukkan t hitung sebesar 1,146 dengan nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, penelitian ini menolak hipotesis
“Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay”. Hasil dari
penelitian ini sejalan dengan Trianto, Satriawan, dan Anisma (2014) dan
Saemargani dan Mustikawati (2015).
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Kartika (2009), Puspitasari
dan Latrini (2014), dan Kurniawan dan Laksito (2015) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Perusahaan besar
memiliki system pengendalian internal yang baik sehingga dapat mengurangi
tingkat kesalahan laporan keuangan sehingga pengauditan atas laporan keuangan
dapat dilakukan dengan lebih cepat. Hal tersebut yang menyebabkan semakin besar
ukuran perusahaan maka semakin singkat audit delay.
Perbedaan tersebut dapat disebabkan karena seluruh perusahaan yang
terdaftar di BEI diawasi oleh para investor, pengawas permodalan, dan pemerintah.
Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan dengan total aset besar maupun kecil
mempunyai tekanan yang sama dalam penyampaian laporan keuangan. Auditor
juga menganggap perusahaan besar ataupun kecil akan dilakukan proses yang sama
sesuai standar yang berlaku. Oleh karena itu, dalam penelitian ini variabel ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Pengaruh Komite Audit terhadap Audit Delay


Hasil regresi secara parsial melalui uji t mendapatkan hasil bahwa variabel komite
audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal tersebut dapat

17

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dilihat dari uji t yang menunjukkan t hitung sebesar -0,770 dengan nilai signifikansi
lebih besar dari ,05. Oleh karena itu, penelitian ini menolak hipotesis “Komite audit
berpengaruh negatif terhadap audit delay”. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan
Angruningrum dan Wirakusuma (2013) dan Verawati dan Wirakusuma (2016).
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Haryani dan Wiratmaja
(2014) dan Apriyani (2015) yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh
terhadap audit delay. Komite audit bertugas untuk memantau perencanaan dan
pelaksanaan kemudian mengevaluasi hasil audit guna menilai kelayakan dan
kemampuan pengendalian interen termasuk mengawasi proses penyusunan laporan
keuangan. Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan karena perbedaan pengukuran
variabel (proksi). Haryani dan Wiratmaja (2014) menggunakan jumlah anggota
sedangkan penelitian ini menggunakan masa tugas (tenure) komite audit. Komite
audit yang baru menjabat sudah pasti terpilih karena menjadi yang terbaik di antara
kandidat yang lain. Sehingga walaupun baru, komite audit baru dapat melakukan
tugas layaknya komite audit yang sudah lama. Oleh karena itu, komite baru maupun
lama dalam penelitian ini telah melakukan tugasnya dengan baik sehingga tidak
mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit Delay


Hasil regresi secara parsial melalui uji t mendapatkan hasil bahwa variabel reputasi
KAP secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal tersebut dapat
dilihat dari uji t yang menunjukkan t hitung sebesar -1,143 dengan nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, penelitian ini menolak hipotesis “Reputasi
KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay”. Hasil dari penelitian ini sejalan
dengan penelitian Angruningrum dan Wirakusuma (2013), Saemargani dan
Mustikawati (2015), dan Kartika (2011).
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Verawati and Wirakusuma
(2016), Puspitasari dan Latrini (2014), dan Kurniawan dan Laksito (2015) yang
menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay. Perusahaan
yang diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan big four akan mempersingkat audit
delay. KAP yang mempunyai reputasi baik cenderung lebih tepat waktu dalam
penyampaian laporan keuangan untuk menjaga image KAP di mata publik.
Perbedaan tersebut dapat disebabkan karena KAP big four maupun non big
four akan berusaha melakukan yang terbaik sesuai standar yang telah ditetapkan.
Walaupun dalam prosesnya mungkin terdapat perbedaan, akan tetapi hal tersebut
tidak menyebabkan perbedaan dalam jangka waktu proses mengaudit. Kedua KAP
mempunyai kendala yang berbeda-beda dalam mengaudit perusahaan kliennya dan
mempunyai cara masing-masing untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay.

KESIMPULAN
Kesimpulan
Penelitian ini menggunakan tiga teori yaitu teori keagenan, teori sinyal, dan teori
kepatuhan. Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal.
Teori sinyal menjelaskan sebuah informasi harus disampaikan agar tidak terjadi

18

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

asimetri informasi. Teori kepatuhan menjelaskan suatu peraturan atau standar


ketetapan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan.
Pengujian hipotesis didasari oleh pertanyaan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, komite
audit, reputasi KAP terhadap audit delay. Sampel yang digunakan adalah 31
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2016
– 2018. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji asumsi
klasik, dan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan analisis data dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab 4, diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay.
2. Leverage tidak berpengaruh terhadap audit delay.
3. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.
4. Komite audit tidak berpengaruh terhadap audit delay.
5. Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Keterbatasan Penelitian
1. Data annual report perusahaan yang tersedia di web www.idx.com hanya
tersedia selama jangka waktu 3 tahun yaitu 2016, 2017, dan 2018.
2. Hanya sebesar 17,10% variabel audit delay dapat dijelaskan oleh variabel
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, komite audit, dan reputasi KAP,
sedangkan sisanya 82,90% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Saran
1. Peneliti selanjutnya dapat mencari data annual report perusahaan dengan cara
yang lain, tidak hanya melalui web www.idx.com maupun web masing-masing
perusahaan.
2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel lain selain variabel
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, komite audit, dan reputasi KAP
yang diduga mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap audit delay.

19

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Angruningrum, Silvia, dan Made Gede Wirakusuma. 2013. Pengaruh Profitabilitas,


Leverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi KAP dan Komite Audit pada Audit
Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5(2): 251–70.
Apriyani, Nurul Nur. 2015. Pengaruh Solvabilitas, Opini Auditor, Ukuran KAP,
dan Komite Audit terhadap Audit Delay. Jurnal Akuntansi dan Sistem
Teknologi Informasi 11: 169–77.
Eisenhardt, Kathleen M. 1989. Agency Theory: An Assessment and Review.
Academy of Management Review 14(1): 57–74.
International Accounting Standard Board (2015, February). Home: IASPlus Dipetik
July 19, 2019, dari Deloitte IASPlus. www.iasplus.com
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, Varianada. 2000. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi
Empiris pada Perusahaan-Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi 2(1): 63–75.
Haryani, Jumratul, dan I Dewa Nyoman Wiratmaja. 2014. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Komite Audit, Penerapan IFRS dan Kepemilikian Publik pada
Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6(1): 63–78.
Hersugondo, dkk. 2013. Prediksi Probabilitas Audit Delay dan Faktor
Determinannya. Skripsi. Universitas STIKUBANK Semarang. Semarang
https://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Profesional_Akuntan_Publik (diakses
tanggal 17 April 2019)
https://www.idx.co.id/ (diakses tanggal 17 Mei 2019)
https://www.sahamok.com/emiten/sektor-industri-barang-konsumsi/ (diakses
tanggal 17 Mei 2019)
https://www.spssindonesia.com/ (diakses tanggal 17 Mei 2019)
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. SA Seksi 110: Tanggung jawab dan Fungsi
Auditor Independen. Jakarta: IAI.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2017. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor
Akuntan Publik terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan. Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Jensen, M, and W Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behaviour,
Agency Costs and Ownership. Strategic Management Journal 21(4): 1215–
24.
Kartika, Andi. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Accounting Analysis Journal
3(2): 152–71.
Kieso, Donald E., Jerry J. Warfield, dan Terry D. (2014) Intermediate Accounting:
IFRS Edition (2nd Edition). Hoboken: Wiley.
Kurniasih, Tommy, dan Maria M Ratna Sari. 2013. Pengaruh Return on Assets ,
Leverage , Corporate Governance , Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi
Fiskal Pada Tax Avoidance (The Effect of Return on Asset, Leverage,
Corporate Governance, Company Size, and Fiscal Loss Compensation in Tax

20

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Avoidance). Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana


18(1): 58–66.
Kurniawan, Anthusian Indra, dan Herry Laksito. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Delay. Diponegoro Journal of Accounting 4(3): 1–13.
Lestari, Dewi. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan
Keterlambatan Publikasi Laporan Keuangan pada Perusahaan Consumer
Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Lestari, Syarifa Yunindiah, dan Muhammad Nuryatno. 2018. Factors Affecting the
Audit Delay and Its Impact on Abnormal Return in Indonesia Stock Exchange.
International Journal of Economics and Finance 10(2): 48.
Liwe, Alther Gabriel, Hendrik Manossoh, dan Lidia M. Mawikere. 2018. Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 6(1): 30–35.
Mulyadi. 2014. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Pemerintah Indonesia. 1995. Undang-Undang Pasar Modal. Undang-Undang No.
8 Tahun 1995. LN No. 64 Tahun 1995, TLN No. 3608. Jakarta: Sekretariat
Negara. (https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/undang-
undang/Documents/Pages/undang-undang-nomor-8-tahun-1995-tentang-
pasar-modal/UU%20Nomor%208%20Tahun%201995%20(official).pdf
diakses tanggal 25 Maret 2019)
Pemerintah Indonesia. 2016. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29 /
POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten dan Perusahaan Publik.
Jakarta: Sekretariat Negara. (http://media.corporate-
ir.net/media_files/IROL/14/146157/scorecard_partA/scorecard16_partD/D.7.
1-FSA-Regulation-Number-29POJK04_2016.pdf diakses tanggal 25 Maret
2019)
Pemerintah Indonesia. 2015. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55 /
POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite
Audit. Jakarta: Sekretariat Negara. (https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-
modal/regulasi/peraturan-ojk/Documents/Pages/POJK-Nomor-
55.POJK.04.2015/SALINAN-
POJK%20%2055.%20Pembentukan%20dan%20Pedoman%20Pelaksanaan%
20Kerja%20Komite%20Audit.pdf diakses tanggal 25 Maret 2019)
Poerwadarminta. W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Puspitasari, Elen, dan Anggraeni Sari. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek. Jurnal Akuntansi & Auditing 9(1):
31–42.
Puspitasari, Ketut Dian, dan Made Yeni Latrini. 2014. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Anak Perusahaan, Leverage, dan Ukuran KAP terhadap Audit
Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8(2): 211–15.
Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
terhadap Audit Delay Dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 10(1):

21

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1–10.
Ross, Stephen A. 1977. The RAND Corporation. Journal of Economics 8(1): 23–
40.
Saemargani, Fitria Ingga, dan Rr. Indah Mustikawati. 2015. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas dan Opini Auditor terhadap Audit
Delay. Jurnal Nominal 4(2): 1–15.
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo
Spence, Michael. 1973. Job Market Signaling. Journal of Economics 87(3): 355–
74.
Srimindarti, Ceacilia. 2008. Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Fokus
Ekonomi (FE) 7(1): 14–21.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Trianto, Imam, R. Adri Satriawan, dan Yuneita Anisma. 2014. Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan
Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jom
FEKON 1(2): 30–35.
Tyler, T. R. 1990. Why People Obey the Law. MIchigan: Book Crafters.
Utami, Wiwik. 2006. Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa
Efek Jakarta. BULLETIN (9): 19–32.
Verawati, Ni Made Adhika, dan Made Gede Wirakusuma. 2016. Pengaruh
Pergantian Auditor, Reputasi KAP, Opini Audit dan Komite Audit terhadap
Audit Delay. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, ISSN: 2302-8556 17(2):
2302–8556.

22

repository.stieykpn.ac.id

Anda mungkin juga menyukai