442-Article Text-2568-1-10-20230704
442-Article Text-2568-1-10-20230704
442-Article Text-2568-1-10-20230704
Abstract
Audit report lag is the time it takes to complete an audit and publish financial reports. The
importance of issuing audit reports at the right time has led to numerous studies exploring the factors
that affect audit report lag. The purpose of this study was to examine the effect of company size, KAP
size, and audit quality on audit report lag in health sector companies. The population that is the
object of this research is health sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in
2018 - 2020. The total population was 60 companies, this research was obtained using purposive
sampling technique which then resulted in 15 research samples. for further investigation. The
analysis technique used is multiple linear analysis. Based on data analysis and discussion, it can be
concluded that Company Size, KAP Size, and Audit Quality have an effect on Audit report lag. The
results showed that company size and KAP size had an influence on audit report lag, while audit
quality had no effect. The simultaneous results of the results of this study indicate that there is an
influence between company size, KAP size, and audit quality on audit report lag.
Keywords: An Accounting Firm (KAP) Size, Audit Quality, Audit Report Lag, Company Size
Abstrak
Audit report lag adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan
keuangan. Pentingnya waktu yang tepat dalam menerbitkan laporan audit membuat banyak
penelitian mencari faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, dan Kualitas audit terhadap Audit
report lag Pada perusahan Sektor Kesehatan. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah
perusahaan sektor kesehatan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018 - 2020. Jumlah
populasi sebanyak 60 perusahaan, penelitian ini diperoleh dengan teknik purposive sampling yang
kemudian menghasilkan 15 sampel penelitian. untuk penyelidikan lebih lanjut. Teknik analisis yang
digunakan adalah analisis linier berganda. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, dan Kualitas audit berpengaruhterhadap
Audit report lag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan ukuran KAP memiliki
pengaruh terhadap audit report lag, sedangkan kualitas audit tidak memberikan pengaruh. Hasil
simultan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara ukuran perusahaan, ukuran
KAP, dan kualitas audit terhadap audit report lag.
Kata Kunci: Ukuran KAP, Kualitas Audit, Audit Report Lag, Ukuran Perusahaan
1. PENDAHULUAN
Laporan keuangan dijelaskan sebagai sebuah media informasi yang bisa dipergunakan
memberi penilaian terhadap performa dan keadaan finansial suatu perusahaan. Berdasarkan
pengeretian yang diberikan Ikatan Akuntansi Indonesia (2019), laporan keuangan bertujuan
untuk dapat memberi informasi bermanfaat pada para pengguna mengenai posisi keuangan,
arus kas, berikut kinerja perusahaan, dan memperlihatkan pula kinerja dari manajemen
terkait pengelolaan sumber daya yang perusahaan miliki.
Laporan keuangan diharuskan dapat memuat informasi dengan tingkat relevansi yang
maksimal, agar nantinya informasi yang tersaji di dalamnya dapat tepat guna dalam proses
menentukan keputusan, dan informasi yang dihasilkan dapat berkurang relevansinya apabila
mendapati penundaan penyampaian laporan keuangan (Ginanjar, 2018). Sebagaimana
disampaikan melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.29/POJK.04/2016
tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik, serta mengacu ketentuan II.6.3
Peraturan BEI No. I-H tentang Sanksi, setiap perusahaan publik atau emiten diwajibkan
dapat melakukan penyampaian laporan keuangan tahunan pada OJK selambat-lambatnya 90
tahu sesudah berakhirnya tahun buku. Sehingga informasi yang disampaikan dalam laporan
dapat memperoleh relevansinya.
Terdapat pula pengaturan terkait dengan waktu penyampaian laporan keuangan
perusahaan, yakni didasarkan atas Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah melewati
proses audit dari Kantor Akuntan Publik (KAP) terdaftar OJK dna Badan Pengawas Pasar
Modal. Apabila jarak tanggal penyampaian laporan semakin dekat dengan tanggap
dikeluarkannya opini audit, artinya laporan dapat dinilai semakin relevan dan manfaat yang
diperoleh juga semakin melimpah. Sedangkan apabila perusahaan telah melewati batas
waktu yang sudah ditentukan, artinya relevansi informasi yang termuat dalam laporannya
juga akan semakin berkurang atau bahkan hilang.
Adapun hal yang dapat berkemungkinan berpengaruh pada ketepatan waktu
penyampaian laporan yaitu batas akhir waktu periode akuntansi berikut tanggal
penandatanganan auditor pada laporan audit, sehingga ketepatan waktu penyajian laporan
menjadi cukup penting ketika hendak membuat laporan keuangan yang baik.
Ukuran ketepatan waktu penyajian laporan keuangan, salah satunya mendapati yang
disebut dengan audit report lag, yakni jarak atau selisih antara tanggal tahun tutup buku dan
tanggal diselesaikannya laporan audit. Jika audit report lag melebihi ketentuan batas
waktunya, artinya dapat mempengaruhi kepada terlambatnya laporan keuangan yang akan
dipublikasikan. Adanya keterlambatan ini akan menggambarkan bahwa ditemuinya
beberapa permaslahan dalam proses pelaporan keuangan dari perusahaan terkait.
Terdapat beberapa perusahaan diketahui masih belum mempublikasikan laporan
keuangan interim yang memiliki batas akhir per 31 Maret 2022. Sebagaimana diumumkan
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) akan adanya sjumlah 98 perusahaan yang dicatat belum
mempublikasikan laporan keuangan sampai dengan jatuhnya batas akhir di hari Selasa 31
Mei 2022 lalu. Bursa BEI juga sudah menyampaikan Peringatan Tertulis I terhadap sejumlah
98 perusahaan tersebut (www.stocksetup.kontan.co.id)
Terjadinya keterlambatan ini juga akan menimbulkan ketidakercayaan para investor
pada perusahaan, sebab ketepatan waktu dapat menggambarkan kualitas berikut kredibilitas
dari informasi yang telah disajikan. Semakin lama jangka waktu penundaan penerbitan
laporan keuangan, relevansi dari laporan keuangan tersebut akan semakin meragukan
(Syachrudin & Nurlis, 2018).
Audit report lag termasuk sebagai faktor yang harus diperhitungkan oleh perusahaan,
karena jika perusahaan terlambat memberikan laporan audit hal ini mencerminkan bahwa
perusahaan tidak menepati kewajibannya untuk para investor yang sudah menanamkan
modal kepada perusahaannya untuk mendapatkan informasi terkait kinerja perusahaan.
Terdapat berbagai faktor yang dinilai akan memberi pengaruh pada terjadinya audit report
lag, di antaranya laba akuntansi, kualitas audit, opini audit, solvabilitas, ukuran perusahaan,
ukuran kantor akuntan public dan lain seterusnya, yang setiap faktornya memiliki perbedaan
dampak yang diberikan pada audit report lag.
Faktor pertama yang berefek kepada audit report lag yaitu ukuran perusahaan yang
merupakan faktor manajemen internal. (Widiastari & Yasa, 2018) menyampaikan
bahwa ukuran perusahaan ialah skala atau tingkatan yang memungkinkan pengklasifikasian
terhadap besaran perusahaan mengacu keseluruhan aktiva, nilai saham, jumlah penjualan,
dan lain sejenisnya. Pengukuran atas ukuran perusahaan juga merupakan sebuah cara untuk
membedakan besar atau kecil sebuah perusahaan yang disampaikan melalui total asset dan
nilai pasar saham dengan cara perhitungan metode Return on Asset (ROA). Biasanya,
perusahaan yang skala atau ukurannya lebih besar akan dikontrol dan diawasi dengans
seketat mungkin oleh pemerintah, investor, dan tentu saja pihak pengawas permodalan
(Effendi, 2018).
Mutiara (2022) menjelaskan bahwa manajemen perusahaan yang memiliki nilai yang
cukup besar dari aset total mempunyai insentif yang tentunya juga lebih besar guna
meminimalisir adanya audit report lag dan dapat menjadikan penerbitan laporan keuangan
kepada publik lebih cepat, sebab ada pengawasan oleh beberapa pihak terkait, seperti
regulator, investor, dan tentunya masyarakat umum. Senada dengan yang disampaikan
Sunarsih et al (2021) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ditemukannya pengaruh
yang positif ukuran perusahaan pada audit report lag. Adapun hasil serupa diperoleh melalui
penelitian Hapsari (2020) bahwa ditemukan pengaruh yang diberikan ukuran perusahaan
pada audit report lag. Berbeda dari Lisdara, Budianto dan Mulyadi (2019) yang
penelitiannya memperlihatkan akan adanya efek buruk dari ukuran perusahaan dalam audit
report lag dengan signifikan.
Faktor kedua yang bisa berpengaruh pada audit report lag yaitu Ukuran Kantor Akuntan
Publik (KAP). Adapun penentuan besaran KAP dapat didasarkan atas ukurannya, ketika
semakin besar suatu KAP, artinya semakin banya pula sumber daya berkompeten yang
dimiliki, dengan kata lain akan mengedepankan reputasi yang baik melalui pelaksanaan
audit secara lebih efisien dan cepat, terlebih ketika daripada dengan KAP yang berukuran
lebih kecil, termasuk jadwal pelaksanaan audit juga akan lebih fleksibel pada KAP
berukuran besar. Dengan demikian, kesimpulannya adalah ukuran KAP dapat
mempengaruhi audit report lag. Hal itu sesuai penjelasan Affifah & Susilowati (2021) yang
melalui penelitiannya memperlihatkan akan adanya pengaruh yang positif dari ukuran KAP
kepada audit report lag. Kemudian hasil mirip pun diperoleh dari riset (Gaol & Sitohang,
2020) bahwa ukuran KAP mempengaruhi audit report lag. Lain (Juanita & Satwiko, 2012)
yang dalam penelitiannya memperlihatkan, tidak terdapat pengaruh yang diberikan ukuran
KAP pada audit report lag.
Faktor terakhir yang bisa memengaruhi audit report lag yakni kualitas audit, atau
tingkat proporsional auditor ketika mendapatkan dan melaporkan terjadinya penyelewengan
didalam sebuah emiten. Ketika didapati semakin besarnya ukuran KAP akan dapat membuat
tingkat kualitas audit lebih terjamin, sebab KAP tersebut tentu akan menjaga reputasi
terbaiknya. Terlebih dengan adanya SDM yang semakin berkualitas dan professional ketika
bekerja akan mengefisiensi dan mempercepat selesainya proses audit. Semakin cepat audit,
artinya semakin berkualitas KAP yang mengerjakan dan semakin baik reputasi yang dijaga.
Hal tersebut senada dengan (Jayanti, 2018) yang hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa
kualitas audit mempengaruhi audit report lag. Lain hanya dengan (Yogiputra & Syafruddin,
2021) yang dalam penelitiannya memperlihatkan bhawa kualitas audit tidak mempengaruhi
audit report lag.
Riset ini dapat disebut sebagai pengembangan penelitian Jodi (2021) yang
memperlihatkan beberapa hasil, yang terdiri dari tidak ada pengaruh dari solvabilitas kepada
Audit report lag, terdapat efek dari perusahaan kepada Audit report lag, terdapat pengaruh
dari Ukuran KAP pada Audit report lag. Pada penelitian tersebut terdapat satu variabel yang
tidak berdampak pada audit report lag, yaitu solvabilitas. Dengan demikian, dilakukan
pengembangan dan pengujian variabel-variabel tersebut dengan menghapus variabel
solvabilitas karena didukung dengan banyaknya penelitian terdahulu yang mendapati bahwa
tak ditemukan pengaruh yang dibeirkan oleh solvabilitas pada audit report lag, sehingga
penulis mengubah variabel tersebut menjadi variabel Kualitas Audit. Adapun pada penelitian
ini akan menerapkan metode analisis data regresi berganda.
Dalam riset ini, peneliti tertarik dalam melakukan pengujian terhadap serangkaian
variabel perusahaan sektor kesehatan terdaftar di BEI. Peneliti menggunakan periode 3 tahun
berjalan kebelakang agar memudahkan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan.
Perusahaan kesehatan secara sederhana dijelaskan sebagai perusahaan emiten yang
beroperasi dalam bidang medis. Alasan memilih perusahaan sektor kesehatan adalah
kebutuhan terstandarnya pelayanan kesehatan di Indonesia, fasilitas kesehatan dan
penetapan Rumah Sakit semenjak pandemic Covid-19 ditingkatkan oleh pemerintah sekitar
92,1% melebihi standard kemenkes tahun 2020-2024 yakn menyentuh 85% berikut adanya
capaian 108,4% (pusdatin.kemenkes).
Menurut Global Medical Trends Survey 2020, pemerintah menyuntikan dana 12% untuk
masyarakat Indonesia untuk peningkatan sekitar 8,5% untuk melebihi tahun sebelumnya
(Saleh & Hidayat, 2020). Dalam mengimbangi pertumbuhan industry pada sektor kesehatan,
pencatatan dan pelaporan keuangan tepat waktu harus dilakukan perusahaan agar menjaga
kualitas industry kesehatan di Indonesia, termasuk dengan melakukan pemeriksaan atau
audit aporan keuangan dari KAP (Rosalia et al., 2019).
Penerapan sistem komunikasi juga dinilai penting guna menjamin kesehatan,
keselamatan dan kesejahteraan pekerja. Para pengusaha dapat sebaiknya dapat menyediakan
nomor kontak yang dapat pekerja akses, sehingga akan menyediakan informasi aktual secara
rutin atas kondisi kesehatan lewat media telepon, surel, ataupun laman terkait (HSA, 2020).
Kemudian nomor kontak tersebut juga tersedia untuk menerima keluhan dan permasalahan
para pekerja, serta menyediakan akses menuju layanan pendukung, termasuk dalam program
bantuan kepada para pekerja (SWA, 2020).
Berdasarkan penjabaran mengenai penelitian terdahulu yang penulis telah sampaikan,
didapati adanya perbedaan hasil penelitian dari peneliti terdahulu. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi keberadaan pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP pada Audit
report lag, dan Kualitas Audit pada Audit report lag.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Teori Kepatuhan (Compliance Theory)
Kepatuhan termasuk sebagai faktor yang turut menghasilkan nilai perusahaan, oleh
karena itu perusahaan terus didorong agar dapat tunduk pada setiap aturan yang telah
diberlakukan, termasuk dalam hal kode etik, peraturan pemerintah, UU, serta lain
semacamnya. Tak terkecuali dalam mendorong dan memotivasi ketapatan waktu bagi
perusahaan dalam penyampaian atau pemublikasian laporan keuangannya (S. S. Harahap,
2011) dalam (Andani, 2015). Adapun hubungan yang terjadi antara principal dengan agen
adalah pada saat adanya pemberian wewenang dalam menentukan keputusan operasional
perusahaan atas modal oleh principal kepada agen, agar dapat memberi keuntungan pada
perusahaan, untuk kemudian menjadi infomasi yang dapat principal manfaatkan dalam
menentukan keputusan permodalan. Kemudian juga dijelaskan bahwa teori keagenan
dimungkinkan mendatangkan adanya hubungan secara pemilik yang terjalin antara pihak
pemilik dengan pihak yang betugas mengelola, sehingga dalam mengahindarinya diperlukan
adanya suatu konsep yang disebut dengan corporate governanace, dengan tujuan
menyehatkan keuangan perusahaan (Putri et al., 2017).
tanggal selesainya proses audit tersebut. Kalau laporan keuangan makin lama diterbitkan
lengkap berikut opini auditnya, audit report lag pun berpeluang makin lama pula.
Afify (2009) menyampaikan bahwa Audit report lag ialah rentang waktu yang
digunakan dalam menyelesaikan proses audit yang dihitung sejak tanggal tutup buku
perusahaan hingga tanggal yang terdapat pada lapora auditnya (Petronila, 2007). Selisih
rentang waktu tersebut kemudian diindikasikan atau dimaknai terkait berapa lamanya waktu
yang auditor butuhkan dalam proses audit. Adapun kemungkinan terjadinya keterlambatan
dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti karakteristik berikut kompleksitas audit (ukuran
perusahaan, jumlah anak atau cabang perusahaan, kondisi kaungan perusaaan, serta biaya
panguditan) kemudian risiko audit mencakup berbagai faktor, termasuk struktur kepemilikan
perusahaan, akun-akun dengan risiko tinggi, indikator keuangan yang penting, serta hasil
opini audit. Karakteristik Kantor Akuntan Publik (KAP) juga memainkan peran penting,
seperti reputasi auditor dan biaya yang terkait dengan layanan non-audit yang diberikan oleh
KAP tersebut. Selain itu, tata kelola perusahaan juga memengaruhi proses audit, termasuk
keberadaan dewan independen, frekuensi pertemuan dewan, serta keberadaan komite audit
beserta rapat-rapatnya (Rusmin & Evans, 2017).
semakin berkurang pula kualitas auditnya, dan auditor perlu bekerja ekstra untuk
menyelesaikan proses auditnya. Hal tersebut dikuatkan oleh (Candraningtyas et al., 2017;
Harahap et al., 2015) yang dalam penelitiannya mengungkapkan bbahwa akan adanya
pengaruh yang diberikan ukuran perusahaan pada audit report lag.
H1 : di duga ukuran Perusahaan berpengaru positif pada audit report lag
3. METODE PENELITIAN
Dalam riset ini, yang penulis tetapkan sebagai populasi adalah perusahaan manufaktur
sektor kesehatan (healtcare) termuat BEI periode 2018-2020. Untuk mengukur sampel,
langkah penulis dalam memilih ataupun memperoleh sampel yang akan dikaji lewat proses
statistik ataupun berdasarkan estimasi dan pengukuran dalam risetnya. Standar guna memilih
sampel penelitian, yakni:
Data sekunder ditetapkan penulis guna dipakai pada riset ini. Adapun data sekunder itu
berwujud laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor kesehatan (healtcare) termuat BEI
periode 2018-2020. Data itu bisa diakses melalui laman resmi BEI (www.idx.co.id) dan juga
situs resmi perusahaan kalau dibutuhkan yang direncanakan akan memulai penghimpunan
data sejak November 2021 sampai selesai. Teknik yang diterapkan dalam menganalisis data
penelitian ini yaitu melalui Regresi Linear Berganda dengan pengolahan data dengan
bantuan software IBM SPSS 22.0. Adapun variabel dependen dalam riset ini adalah
Dengan:
Tat : total akrual perusahaan pada tahun t
Nit : laba bersih perusahaan pada tahun t
CFOt : arus kas aktivitas operasional perusahaan pada tahun t
Dengan:
NDAt : non diskresioner akrual tahun t
ΔREVit: pendapatan tahun t dikurangi pendapatan tahun t-1
PPEt : gross property and equipment perusahaan tahun t
At-1 : total asset tahun t-1
α : firm specific parameters
Estimas firm-specific parameters α1, α2, α3, didapatkan melaui penggunaan regresi
berganda dengan persamaan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel di atas, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Rata-rata ukuran perusahaan adalah 28,78 dengan deviasi standar sebesar 1,134. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah sampel ukuran perusahaan adalah 45. Deviasi standar
mengindikasikan tingkat variasi data pada variabel ukuran perusahaan sebesar 1,134.
Nilai minimum ukuran perusahaan adalah 25,95 pada emiten PYFA (Pyridam Farma
Tbk), sedangkan nilai maksimum ukuran perusahaan adalah 30,75 pada emiten KLBF
(Kalbe Farma Tbk).
2. Ukuran KAP memiliki nilai rata-rata sebesar 23,55 dengan deviasi standar sebesar 10,41.
Deviasi standar menunjukkan tingkat variasi data pada variabel ukuran KAP sebesar
10,41. Nilai minimum ukuran KAP adalah 0,00 pada emiten INAF (Indofarma Tbk) pada
tahun 2019, sedangkan nilai maksimum adalah 34 pada emiten DVLA (Darya Varia
Laboratoria Tbk), KLBF (Kalbe Farma Tbk), SAME (Sarana Meditama Metropolitan
Tbk), SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sido Tbk), PRDA (Prodia Widyahusada Tbk),
dan HEAL (Medikaloka Hermina Tbk).
3. Rata-rata kualitas audit adalah -0,049 dengan deviasi standar sebesar 0,029. Artinya, rata-
rata kualitas audit dari sampel tersebut adalah -0,049. Deviasi standar menunjukkan
tingkat variasi data pada variabel kualitas audit sebesar 0,029. Nilai minimum kualitas
audit adalah -0,13 pada emiten SAME (Sarana Meditama Metropolitan Tbk), sedangkan
nilai maksimum kualitas audit adalah 0,01 pada emiten INAF (Indofarma Tbk).
4. Rata-rata audit report lag adalah 84,46 dengan deviasi standar sebesar 29,22. Deviasi
standar menunjukkan tingkat variasi data pada variabel audit report lag sebesar 29,22.
Nilai minimum audit report lag adalah 37 pada emiten SIDO (Industri Jamu dan Farmasi
Sido), sedangkan nilai maksimum audit report lag adalah 182 pada emiten INAF
(Indofarma Tbk).
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov di atas, diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) sebesar 0,566. Berdasarkan nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa data residual
dalam model regresi ini memiliki distribusi yang mendekati normal karena nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) lebih besar dari 0,05.
2) Uji Heteroskedastisitas
3) Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil yang tertera pada Tabel 5, diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar
1,669. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan DW tabel dengan jumlah sampel 45, jumlah
variabel bebas 3, dan tingkat kepercayaan 5%, di mana diperoleh nilai batas bawah (dl) =
1,383 dan batas atas (du) = 1,666. Dalam hal ini, karena nilai DW sebesar 1,669 berada di
antara batas atas (du) = 1,666 dan (4-du) = 2,334, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi.
4) Uji Multikolinearitas
Dari hasil analisis regresi linier berganda di atas, maka model persamaan regresi yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dari hasil model persamaan regresi di atas, berikut adalah kesimpulan yang dapat
diambil:
1. Nilai konstanta intercept adalah 192,3. Ini mengindikasikan bahwa jika nilai seluruh
variabel independen adalah 0, maka audit report lag akan memiliki nilai sebesar 192,3.
2. Koefisien regresi untuk variabel ukuran perusahaan adalah 3,093. Artinya, jika nilai
variabel ukuran perusahaan naik 1 satuan, maka audit report lag akan meningkat
sebesar 3,093, dengan asumsi semua variabel independen lainnya tetap konstan.
3. Koefisien regresi untuk variabel ukuran KAP adalah 0,800. Hasil ini menunjukkan
bahwa jika nilai variabel ukuran KAP naik 1 satuan, maka audit report lag akan
mengalami peningkatan sebesar 0,800, dengan asumsi semua variabel independen
lainnya tetap konstan.
4. Koefisien regresi untuk variabel kualitas audit adalah 0,616. Ini berarti jika nilai
variabel kualitas audit naik 1 satuan, maka audit report lag akan mengalami penurunan
sebesar 0,616, dengan asumsi semua variabel independen lainnya tetap konstan.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Hubungan Ukuran Perusahaan terhadap Audit report lag
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh
signifikan pada Audit report lag. Oleh karena itu hipotesis (H1) diterima karena audit report
lag memiliki pengaruh oleh ukuran perusahaan. Jika ukuran perusahaan semakin besar,
artinya transaksi yang terjadi juga akan semakin besar. ukuran perusahaan mempengaruhi
kualitas audit, artinya pada perusahaan dengan ukuran yang besar akan termuat operasional
yang makin kompleks, termasuk pada pemisahaan pihak pemegang saham dengan
manajemen, sehingga akan begitu membutuhkan jasa KAP demi mereduksi
membengkaknya agency cost. Selain itu, peningkatan atas jumlah konflik agensi dapat
mengakibatkan peningkatan pula pada permintaan dalam pembedaan kualitas audit. Dengan
demikian, perusahaan besar tentu lebih mudah memutuskan penggunaan jasa audit dari KAP
yang berukuran besar pula, agar hasil auditnya lebih berkualitas.
Hasil penelitian ini serupa dengan (Harahap et al., 2015) pada risetnya yang
mengemukakan bahwa ada efek yang diberikan oleh ukuran perusahaan pada audit report
lag. Demikian pula (Candraningtyas et al., 2017) menemukan hasil bahwa ada pengaruh
antara ukuran perusahaan dan audit report lag. Demikian pula (Sunarsih et al., 2021) yang
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ditemukannya pengaruh yang positif ukuran
perusahaan pada audit report lag. Hasil serupa diperoleh (Hapsari, 2020) bahwa ditemukan
pengaruh yang diberikan ukuran perusahaan pada audit report lag. Namun hasil penelitian
ini berbeda dengan yang diteukan oleh (Iskandar & Trisnawati, 2010) bahwa ukuran
perusahaan dan audit report lag tidak memiliki pengaruh signifikan. Demikian pula (Tiono
& Jogi, 2013) mendapatkan bahwa tidak ada pengaruh antara ukuran perusahaan dan audit
report lag.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan
memiliki pengaruh signifikan pada Audit report lag. Ukuran KAP memiliki pengaruh
signifikan pada Audit report lag.Kualitas Audit tidak memberikan pengaruh Audit report
lag. Sedangkan berdasarkan hasil dari uji F disimpulkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan,
Ukuran KAP, dan Kualitas Audit secara simultan berpengaruh terhadap audit report lag.
Ukuran perusahaan yang besar mempunyai sistem kontrol internal yang cenderung lebih
optimal daripada perusahaan berukuran kecil. Hal ini yang akan menunjukkan bahwa
pengendalian internalnya dapat meningkatnya waktu penyelesaian pelaksanaan audit.
Ukuran KAP yang diproksikan dengan jumlah klien yang banyak menunjukkan pengalaman
dari KAP tersebut sehingga dapat mempercepat waktu penyelesaian pelaksanaan audit.
Walaupun kualitas audit yang tinggi dapat mempengaruhi secara langsung waktu
penyelesaian pelaksanaan audit, dapat diperhatikan pula bahwa kualitas audit yang tinggi
akan terhindar dari manipulasi seperi berbagai akun yang tidak tepat guna dalam
menjelaskan hasil operasional dan kondisi keuangan dalam labar yang terlapor proses audit.
Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan
kualitas audit dan ukuran KAP karna akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian
pelaksanaan audit. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai informasi masukan serta bahan
pertimbangan dalam penyampaian laporan keuangan secara tepat waktu.
Penelitian selanjutnya, disarankan agar peneliti menggunakan data dengan rentang
waktu yang lebih panjang dari tiga tahun guna mendapatkan hasil yang lebih akurat dan
dapat diandalkan. Dengan melihat tren dalam jangka panjang, peneliti dapat memberikan
gambaran yang lebih komprehensif tentang kondisi sebenarnya. Selain itu, penting bagi
peneliti lanjutan untuk mempertimbangkan penambahan variabel lain yang memiliki
hubungan dengan variabel terikat, baik itu variabel keuangan seperti pertumbuhan
perusahaan, maupun variabel non-keuangan seperti opini audit. Dalam hal ini, peneliti juga
disarankan untuk memperluas cakupan penelitian dengan melibatkan perusahaan lain,
misalnya perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45.
DAFTAR PUSTAKA
Affifah, A. N., & Susilowati, E. (2021). Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran KAP terhadap
Audit report lag (ARL) dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Intervening.
Akuntansi Dan Manajemen, 16(1), 21–36.
Afify, H. A. E. (2009). Determinants of audit report lag: Does implementing corporate
governance have any impact? Empirical evidence from Egypt. Journal of Applied
Accounting Research.
Andani, G. (2015). Pengaruh Subsidiaries, Audit Complexity, Dan Opini Auditor
Independen Terhadap Audit report lag. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 20(3), 275.
Aryaningsih, N. N. D., & Budiartha, I. K. (2014). Pengaruh total aset, tingkat solvabilitas
dan opini audit pada audit delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 7(3), 647–
747.
Candraningtyas, E. G., Sulindawati, N., & Wahyuni, M. A. (2017). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap
Audit Delay. Jurusan Akuntansi Program.
Chen, S., Sun, S. Y. J., & Wu, D. (2010). Client importance, institutional improvements, and
audit quality in China: An office and individual auditor level analysis. The Accounting
Review, 85(1), 127–158.
DeAngelo, L. E. (1981). Auditor size and audit quality. Journal of accounting and
economics, 3(3), 183–199.
Dura, J. (2017). Pengaruh profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan
terhadap Audit report lag pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia, 11(1), 64–70.
Effendi, J. (2018). The determinant of equity financing in sharia banking and sharia business
units. Economic Journal of Emerging Markets, 111–120.
Eka, A. S. (2014). Pengaruh Total Asset, ROA, DER, Ukuran KAP, dan Laba atau Rugi
Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2012. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana.
Gaol, R. L., & Sitohang, M. (2020). Pengaruh Pergantian Auditor, Ukuran Kantor Akuntan
Publik, Solvabilitas Dan Umur Perusahaan Terhadap Audit report lag. Jurnal Riset
Akuntansi & Keuangan, 207–228.
Ginanjar, I. (2018). Pengaruh Net Interest Margin Dan Biaya Operasional Pendapatan
Operasional Terhadap Return On Asset (Survei Pada Perusahaan Sektor Keuangan
Sub Sektor Bank Swasta Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016).
Universitas Komputer Indonesia.
Hapsari, R. R. P. D. (2020). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi
Perusahaan, Dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (Kap) Terhadap Audit report lag.
Journal Civics and Social Studies, 4(2), 70–81.
Harahap, J., Yusralaini, & Kurnia, P. (2015). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit
report lag Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. JOM Fekon, 2(1).
Harahap, S. S. (2011). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, edisi kesepuluh. Jakarta:
Rajawali Pers.
Hassan, Y. M. (2016). Determinants of audit report lag: evidence from Palestine. Journal
of Accounting in Emerging Economies, 6(1), 13-32.
Herawaty, V., & Rusmawan, M. F. (2019). Pengaruh Audit Firm Status, Audit Complexity,
Kepemilikan Keluarga, Dan Loss Terhadap Audit report lag Dengan Spesialisasi
Industri Sebagai Variabel Moderasi. Prosiding Seminar Nasional Pakar, 2–39.
Iskandar, M. J., & Trisnawati, E. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal bisnis dan akuntansi,
12(3), 175–186.
Jayanti, F. D. (2018). Pengaruh ukuran perusahaan, kualitas audit dan profitabilitas terhadap
ketepatan penyampaian laporan keuangan. Jurnal Akuntansi, 14(1), 26–33.
Juanita, G., & Satwiko, R. (2012). Pengaruh ukuran kantor akuntan publik, kepemilikan,
laba rugi, profitabilitas dan solvabilitas terhadap audit report lag. Jurnal bisnis dan
Akuntansi, 14(1), 31–40.
Kasmir, S. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi revisi.
Lestari, A. S., Ritonga, K., & Anggraini, L. (2015). Pengaruh Solvabilitas, Ukuran
Perusahaan, Opini Audit Dan Ukuran Kap Terhadap Audit report lag (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2013). Jurnal
Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Ekonomi, 2(2), 1–14.
Mathius, T. (2016). Kualitas audit dan pengukurannya. Cetakan Kesatu. CV. Alfabeta.
Bandung.
Munawir, S. (1983). Analisa laporan keuangan.
Mutiara, P. (2022). Pengaruh Pendapatan dan Biaya Operasional terhadap Laba Bersih. J-
MAS (Jurnal Manajemen Dan Sains), 7(1), 244–249.
Petronila, T. A. (2007). Analisis Skala Perusahaan, Opini Audit, dan Umur Perusahaan atas
Audit Delay. Jurnal Akuntabilitas, 6(2), 129–141.
Prabandari, J. D. M., & Rustiana, R. (2007). Beberapa Faktor Yang Berdampak Pada
Perbedaan Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Keuangan Yang
Terdaftar Di Bej). Kinerja, 11(1), 27–39.
Putri, M. R. C., Edy Sujana, S. E., Kurniawan, P. S., & ST, M. A. (2017). Pengaruh Struktur
Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kesulitan Keuangan pada
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI. JIMAT (Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 8(2).
Ramadhan, G. S., Majidah, M., & Budiono, E. (2018). Analisis Determinan Audit report lag.
Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer, 10(1), 22–27.
Riyanto, B. (1993). Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan. UGM Press.
Rosalia, Y., Kurnia, K., & Ardini, L. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit
report lag Dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik Sebagai Pemoderasi. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi (JIRA), 8(12).
Rusmin, R., & Evans, J. (2017). Audit quality and audit report lag: Case of Indonesian listed
companies. Asian Review of Accounting, 25(2), 191–210.
Saleh, A. M., & Hidayat, N. R. (2020). Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit Pada Kap Di Makassar. SEIKO: Journal of Management &
Business, 3(3), 256–269.
Sumartini, N. K. A., & Widhiyani, N. L. S. (2014). Pengaruh opini audit, solvabilitas, ukuran
kap dan laba rugi pada audit report lag. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
9(1), 392–409.
Sunarsih, N. M., Munidewi, I. A. B., & Masdiari, N. K. M. (2021). Pengaruh Ukuran
Copyrights
Copyright for this article is retained by the author(s), with first publication rights granted to
the journal.
This is an open-access article distributed under the terms and conditions of the Creative
Commons Attribution license (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).