Telaah Jurnal Endah Nuraini Kep Kritis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

TELAAH JURNAL

I. DESKRIPSI UMUM
No. Item
1. Judul jurnal
Peningkatan efektifitas pola napas pada pasien ketoasidosis diabetic
2. Penulis Jurnal
a. Prema Rinawati
b. Chanif chanif
3. Nama Jurnal / dipublikasikan oleh

http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/nersmuda
4. Penelaah/review jurnal
Endah Nuraini
5. Sistematika penulisan
IMRAD ( Introduction, Methode, Result, Analyze, Discussion )
6. Referensi daftar pustaka

II. DESKRIPSI CONTENT:

No Komponen Jurnal Item question to help “ Telaah Jurnal “


1 Pendahuluan 1. Apa masalah penelitian
Ketoasidosis Diabetik
2. Seberapa besar masalah tersebut?
Di Indonesia penderita berada pada tingkat
ke 7 dengan jumlah mencapai 10 juta jiwa.
3. Dampak masalah jika tidak di atasi?
Jika dibandingkan dengan rentan 10 tahun
terakhir, IDF memprediksi bahwa tahun
2040 indonesia akan berada pada peringkat
4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi?
Bandingkan antara masalah yang ada/kenyataan
dengan harapan/target?
Tidak ada kesenjanngan dalam penelitian.
Penelitian yang di lakukan sesuai dengan
harapan / target. Upaya memberikan
Asuhan Keperawatan DM dalam bentuk
penulisan suatu Karya Ilmiah Akhir Ners
yang berjudul “Terapi Oksigen Dengan
Masalah Keperawatan Pola Nafas Tidak
Efektif Pada
Pasien Ketosidosis Diabetik”.
5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan
hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti
Tujuannya untuk mengurangi dampak
penderita dengan memberikan terapi
oksigen yang berhubungan dengan pola
nafas tidak efektif pada penderita pasien
Ketoasidosis Diabetik
2 Methode
1. Desain 1. Desain penelitian apa yang digunakan?
penelitian
Untuk desain eksperimen:
a. Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk
menentukan efektifitas suatu intervensi?
Tidak, disini hanya Memantau efektivitas
intervensi yang di berikan dalam asuhan
keperawatan
b. Apakah peneliti melakukan random alokasi
(randomisasi)?
Tidak, penelitian ini tidak melakukan
randomisasi dan tidak ada ekperimen di
lakukan
c. Jika peneliti melakukan randomisasi,
bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan
randomisasi sederhana, blok, stratifikasi? Siapa
yang melakukan randomisasi?
Tidak, penelitian ini tidak melakukan
eksperimen pada pasien
d. Jika ternyata pada data dasar (base line)
terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti
melakukan pengendalian pada uji statistic
dengan stratifikasi atau uji multivariate?
Tidak ada uji statistik, karna di cantumkan
dalam jurnal penelitian
e. Apakah peneliti melakukan masking atau
penyamaran dalam memberikan perlakuan pada
responden (responden tidak menyadari apakah
sedang mendapatkan intervensi yang diuji
cobakan?
Peneliti tidak menggunakan masking atau
penyamaran karena penelitian yang
dilakukan pada pasien pertama pasien
setelah dilakukan implementasi keperawatan
selama perawatan di ICU
f. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah
peneliti melakukan blinding saat mengukur
outcome? Blinding merupakan upaya agar
sampel atau peneliti tidak mengetahui kedalam
kelompok mana sampel dimasukkan
( eksperiment atau control ). Hal ini
menunjukkan upaya peneliti meningkatkan
validitas informasi
Penelitian tidak melakukan blinding atau
penyamaran dan dilakukan secara
transparan
2. Populasi dan 1. Siapa populasi target dan populasi
sampel terjangkau?
Populasi target dan terjangkau adalah
pasien penderita ketoasidosis dabetik
yang berjumlah 2 orang.
2. Siapa sampel penelitian? Apa kriteria
inklusi dan eksklusi sampel?
Sampel yang digunakan adalah 2 orang
dengan diagnose polanafas tidak efektif
disebabkan oleh ketoasidosis
3. Bagaimana metode sampling yang
digunakan untuk memilih sampel dari
populasi target?
Studi ini menggunakan studi kuatitatif
Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini
menggunakan studi deskriptif dengan
pendekatan asuhan keperawatan,
tahapan studi dari pengkajian sampai
evaluasi.
4. Berapa jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian? Metode atau rumus apa
yang digunakan untuk menentukan jumlah
sampel?
2 orang
3. Pengukuran 1. Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?
atau Ketoasidosis diabetic dan pola nafas tidak
pengumpulan efektif
data
2. Metode apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data?
Peneliti ini mencamtumkan metode
pengumpulan data
3. Alat ukur apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data?
Peneliti ini tidak mencantumkan alat ukur
yang digunakan untuk mengumpulkan data
1. 4. Bagaimana validitas dan rehabilitas alat
ukur/instrument yang digunakan? Apakah
peneliti menguji validitas dan rehabilitas alat
ukur? Jika dilakukan apa metode yang
digunakan untuk menguji validitas dan
rehabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya?
Peneliti ini tidak mencantumkan validitas
dan reabilitas yang digunakan untuk
menguji data
5. Siapa yang melakukan pengukuran atau
pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan
khusus untuk observer atau yang melakukan
pengukuran?
4. Analisis data 1. Uji statistic apa yang digunakan untuk menguji
hipotesis atau menganalisis data?
Uji statistic tidak ada
2. Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti
menggunakan metode intention to treat atau on
treatment analysis?
Penelitian experiment peneliti menggunakan
metode kuantitatif dengan melibatkan 2
responden
a. Intention to treat adalah menganalisis semua
sampel yang megikuti penelitian, baik yang
drop out, loss follow up atau berhenti
sebelum penelitian selesai. Sampel yang
drop out dianggap hasil intervensi yang
gagal.
b. On treatment analysis hanya menganalisis
sampel yang mengikuti penelitian sampai
selesai saja, sedangkan sampel drop out
diannggap tidak mengikuti penelitian dan
tidak diikutkan dalam analisis
3. Program atau software statistic apa yang
digunakan peneliti untuk menganalisis data?
Tidak menggunakan software statistic
3 Hasil penelitian
1. Alur penelitian 1. Bagaimana alur (flow) penelitian yang
dan data base menggambarkan responden yang mengikuti
line penelitian sampai selesai, drop out dan loss
follow up?
Pada jurnal penelitian tersebut, peneliti
mengambil 2 pasien
 Pasien 1 Ny.R dirawat di ICU selama
3 hari dari tanggal 18-20 September
2019. Implementasi keperawatan
mulai dilakukan saat tanggal 18
September 2019, dilakukan
pengkajian dengan kondisi pasien,
dikarenakan saat masuk ke ICU
pasien mengalami penurunan
kesadaran kemudian dilakukan
pengkajian secara objektif terkait
kondisi umum pasien, tanda-tanda
vital (TTV) yang bisa dilihat di
bedside monitor yang didekat pasien
dan data penunjang lainnya.
 Pasien kedua Ny.S dirawat di ICU
selama 3 hari dari tanggal 17-19
Oktober 2019. Implementasi
keperawatan mulai dilakukan tanggal
17 Oktober 2019, saat dilakukan
pengkajian didapatkan data bahwa
keluhan utama pasien yaitu sesak
nafas, kemudian dilanjutkan dengan
melakukan pengkajian secara
objektif seperti kondisi umum pasien,
monitor TTV melalui bedside
monitor, dan data penunjang
2. Bagaimana karakteristik responden dan
baseline data?
Pada penelitian digunakan sampel sebanyak
2 responden dengan karakteristik
 2 orang yang mengalami keluhan
sesak nafas.
3. Pada penelitian eksperiment apakah variable
perancu (counfounding variable) dalam data
base line tersebar seimbang pada setiap
kelompok? Jika tidak seimbang apa dilakukan
peneliti untuk membuat penelitian bebas dari
pengaruh variable perancu?
Pada penelitian tidak terdapat variable
perancu.
2. Hasil 1. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti
penelitian melakukan uji hipotesis, apakah hipotesis
penelitian terbukti atau tidak terbukti
( bermakna atau tidak secara statistic )? Apakah
hasil penelitian juga bermakna secara klinis?
a. Hasil penelitian
Hasil pengkajian yang didapat pada pasien
Ny.R sebagai berikut, usia 69 tahun,
kesadaran menurun, nafas cepat dan dalam
(kusmaul), RR 29 x/menit, SpO2 98%,
pasien mengalami stroke, data penunjang
keton positif, pH 7,2, dan HCO3 18
mmol/L, memiliki riwayat hipertensi, TD
201/105 mmHg. Pada pasien Ny.S dengan
usia 67 tahun, pasien mengeluh sesak nafas,
nafas cepat dan dalam (kusmaul), RR 31
x/menit, SpO2 96%, data penunjang keton
postif, pH 7,1, HCO3 19 mmol/L, pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat
hipertensi, TD 199/115 mmHg. Pada kedua
pasien tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak
terdapat edema pada ekstremitas
2. Untuk penelitian eksperimen dengan variable
dependen kategorik apakah peneliti
menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis
dari hasilmpenelitian sepertinumber need to
treat (NTT), relative risk reduction (RRR) atau
absolute risk reduction (ARR)
a. Peneliti tidak menjelaskan tentang nilai
kepentingan klinis
4 Diskusi (discuss) 1. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil
penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang
hal-hal yang ditemukan dalam penelitian
berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun
hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis,
namun suatu penelitian tetap berkualitas jika
peneliti mampu menjelaskan rasional secara
ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.
 Berdasarkan penelitian Shara K tahun 2015
menunjukkan bahwa jenis kelamin yang
paling banyak menderita DM adalah
perempuan hal ini sesuai dengan penelitian
menjelaskan bahwa perempuan 50 orang
(58,1%) sedangkan pada laki-laki berumlah
36 orang (41,8%), ini disebabkan karena
secara fisik perempuan memiliki peluang
peningkatan indeks masa tubuh yang lebih
besar bahkan pada wanita yang sudah tua
(lebih dari 40 tahun) dan telah mengalami
menopause mempunyai kecenderungan
untuk lebih tidak peka terhadap hormon
insulin (Shara K, 2015)
 Hasil penelitian lain menyatakan bahwa
jumlah persentase pasien diabetes dengan
komplikasi yang berjenis kelamin laki-laki
dan perempuan masing-masing sebesar
44,9% dan 55,1%. Pada dasarnya, angka
kejadian DM Tipe 2 bervariasi antara laki-
laki dan perempuan. Mereka mempunyai
peluang yang sama terkena DM.
2. Bagaimana peneliti membandingkan hasil
penelitiannya dengan penelitian-penelitian
terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk
menunjukkan adanya relevansi?
Di Indonesia penderita kusta pada tahun
2012 sebanyak 23.169 dan jumlah kecacatan
tingkat 2 diantara penderita baru sebanyak
2.025 orang atau 10,11%. Jika dibandingkan
tahun 2011 terjadi peningkatan dimana
jumlah penderita kusta mencapai 20.023
kasus (Tempo 2013, h.1). Di Jawa Tengah
angka prevalensi kusta pada tahun 2012
sebanyak 6076 per 10.000 penduduk (Dinkes
Provinsi Jawa Tengah, 2012). Di Kabuapten
Pekalongan pada tahun 2009 Prevlensi Rate
kusta sebesar 0,7% per 10.000 pendudukdan
Case Detection Rate (CDR) sebesar 0,06%
per 10.000 penduduk, dan cacat tingkat dua
sebesar 0,07% (Dinkes Kabupaten
Pekalongan, 2009).
3. Bagaimana applicability hasil penelitan
menurut peneliti?
a. Keadaan pasien 1
Airway : tidak ada sumbatan jalan
nafas
Breathing : dyspnea, nafas cepat dan
dalam, menggunakan nasal kanul 4
liter/menit, RR 29x/menit, SpO2 98%
Circulation : akral dingin, kulit pucat,
mulut kering, Hasil EKEG : Tachicardi
Nadi ceapat dan dalam 101x/menit, TD
201/105mmHg, GDS 247, Capilary refill
< 3 dtk
Disability : GCS : 7E 3M 4V dengan
afasia, tampak sangat lemah
Exposure : Tidak terdapat luka, suhu
37,1oC tidak ada odema.

b. Keadaan pasien 2
Airway : tidak ada sumbatan jalan
nafas
Breathing : dyspnea, nafas cepat dan
dalam, menggunakan NRM 8
liter/menit, RR 31x/menit, SpO2 96%.
Circulation : akral dingin, kulit pucat,
hasil EKG ST Elevasi V2-V4, nadi
9x/mnt, GDS 226, TD 199/115 mmHg,
capillary refill < 3 detik.
Disability : GCS 15
Exposure : tidak terdapat luka, suhu :
36,1oC tidak ada odema.

Hasil pengkajian yang didapat pada


pasien Ny.R sebagai berikut, usia 69
tahun, kesadaran menurun, nafas cepat
dan dalam (kusmaul), RR 29 x/menit,
SpO2 98%, pasien mengalami stroke,
data penunjang keton positif, pH 7,2,
dan HCO3 18 mmol/L, memiliki riwayat
hipertensi, TD 201/105 mmHg. Pada
pasien Ny.S dengan usia 67 tahun,
pasien mengeluh sesak nafas, nafas
cepat dan dalam (kusmaul), RR
31x/menit, SpO2 96%, data penunjang
keton postif, pH 7,1, HCO3 19 mmol/L,
pasien mengatakan tidak memiliki
riwayat hipertensi, TD 199/115 mmHg.
Pada kedua pasien tidak ada sumbatan
jalan nafas, tidak terdapat edema pada
ekstremitas.

4. Apakah mungkin penelitian ini direplukasi pada


setting pratik klinik lainnya?
 Penelitian ini menggunakan quasy
eksperimental dengan membandingkan hasil
antara kedua pasien dengan diagnose pasien
ketoasidosis
 Populasi dalam penelitian ini adalah
mengambil 2 pasien dengan diagnose
ketoasisdosis diabetik.
 Jenis instrumen yang digunakan adalah
menggunakan metode observasi pengkajian
intervensi pada kedua pasien ketoasidosis
diabetik.
5. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan
kelemahan penelitian? Apakah kelemahan ini
tidak menurunkan validitas hasil penelitian?
 Pasien ketoasidosis diabetic dirawat dengan
diagnose medis KAD yang didukung dari
hasil pengkajian pasien yaitu masalah
pernafasan, gula darah tinggi, dan memiliki
riwayat DM. diagnose utama yang diangkat
pada kasus ini adalah pola nafas tidak
efektif.
 Tidak di temukan kelemahan pada
penelitian ini

Anda mungkin juga menyukai