Coaching Makalah
Coaching Makalah
Coaching Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodik Khusus
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Tasikmalaya
Dosen Pengampu :Wiwin Mintarsih, S.SiT, M.Kes
Disusun oleh :
Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Alloh SWT karena atas izin-
Nya penyusun dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul “Metode
Pembelaaran Praktik Klinik Coaching” sebagai salah satu tugas untuk
memenuhi Tugas mata kuliah Metodik Khusus.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan
terselesaikan tanpa bimbingan, arahan, bantuan dan kerjasama dari semua pihak,
baik dalam bentuk moral maupun material. Untuk itu, penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah membantu.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dalam penulisan maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya tanggapan, kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk perbaikan selanjutnya. Semoga Alloh SWT senantiasa melimpahkan curhat
rahmat-Nya kepada kita semua. Amiin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Definisi 3
B. Tujuan Coaching 5
C. Proses Coaching 5
D. Teknik Coaching 10
E. Kemampuan melakukan Coaching 12
F. Keuntungan Coaching 12
G. Kelemahan Coaching 13
H. Faktor Penghambat Dalam Coaching 13
BAB III KESIMPULAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat
meningkatkan kepuasan masyarakat, dalam penyelenggaraannya sesuai dengan
standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Pasien atau masyarakat
melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang
dapat memenuhi kebutuhan dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan
santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhan.
Proses penilaian kinerja karyawan sering kali kurang berjalan dengan
optimal dan tidak jarang dilakukan sekedar sebagai formalitas belaka. Hal ini
terjadi antara lain karena para atasan (manajer/supervisor) kurang dibekali dengan
keterampilan untuk melakukan bimbingan.
Pengelolaan sumberdaya manusia di bidang kesehatan dikatakan baik
apabila pimpinan dan manajemen memiliki kemampuan dalam melakukan
pengawasan dan bimbingan serta memberikan perhatian secara penuh terhadap
apa yang ditugaskan dan apa yang menjadi tanggung jawab bawahannya,
memperbaiki apa yang perlu diperbaiki atas hasil kerja yang telah dilakukan
dengan cara yang lebih profesional. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh
seorang manajer untuk melakukan bimbingan adalah dengan coaching.
Bimbingan merupakan proses pembelajaran untuk mengembangkan
kapasitas seseorang, yang umum digunakan dalam bidang profesionalisme
seseorang dalam bidang pekerjaannya. Bimbingan juga merupakan bentuk
kegiatan untuk meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan profesional
berdasarkan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Coaching banyak
digunakan dalam manajemen untuk meningkatkan kemampuan profesional
individu-individu dalam rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. Seseorang
yang melakukan coaching disebut coach (fasilitator) dan orang yang dibimbing
disebut coachee (peserta). Tujuan yang diperoleh dari coaching pada umumnya
untuk meningkatkan kinerja individu itu sendiri. Orang yang
4
5
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimanakah metode
pembelajaran praktik klinik dengan menggunakan metode Coaching?”
C. Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan metode pembelajaran praktik klinik dengan
menggunakan metode coaching.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Coaching atau pelatihan adalah sebuah proses membimbing. Coaching
merupakan bimbingan yang diberikan kepada mahasiswa yang bertujuan
untuk mencapai suatu prestasi kerja dimana ada seorang yang mendampingi,
memberikan tantangan, menstimulasi dan membimbing untuk terus
berkembang sehingga seseorang bisa mencapai suatu prestasi yang
diharapkan. Seseorang yang melakukan coaching disebut coach dan orang
yang dicoaching disebut coachee.
Coaching merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang dapat membuat
orang lain tumbuh dan berkembang. Karena melalui proses ini membuat
orang lain menemukan kekuatan, kelemahan yang terdapat pada dirinya
secara sadar tanpa tekanan dari orang lain sehingga pada akhirnya dia dapat
menentukan target dan cara mencapainya.
Coaching merupakan salah satu pendekatan yang dalam beberapa tahun
belakangan ini telah membuktikan keberhasilannya dalam membantu
mempercepat transformasi dan pencapaian Goal baik individu, kelompok
maupun organisasi. Beberapa pemahaman mengenai Coaching :
1. Coaching adalah suatu bentuk kemitraan dengan klien dalam proses
pemikiran dan kreatifitas yang menginspirasi mereka untuk
memaksimalkan potensi mereka baik pribadi maupun profesional
(International Coach Federation).
2. Adalah suatu kerjasama kolaboratif berdasarkan solution-
focused, results oriented dan systematic process di mana Coach
memfasilitasi peningkatan kinerja, pengalaman, kemandirian dan
pertumbuhan pribadi sang Coachee/Client (Association for Coaching).
3. Coaching adalah aktifitas untuk membantu individu atau kelompok,
disebut sebagai klien atau mentee atau Coachee, melalui proses
pencapaian Goal atas kebutuhan pribadi atau profesional.
6
4.
7
8
B. Tujuan Coaching
Tujuan yang umum diperoleh dari coaching adalah dapat meningkatkan
kinerja individu dan organisasi, keseimbangan yang lebih baik antara
pekerjaan dengan kehidupan, motivasi yang lebih tinggi, pemahaman diri yang
lebih baik, pengambilan keputusan yang lebih baik dan peningkatan
pelaksanaan manajemen perubahan.
Beberapa tujuan coaching:
1. Menstimulan pengembangan keterampilan peserta secara individual
2. Membantu peserta menggunakan pekerjaan sebagai pengalaman
pembelajaran dengan bimbingan dan mengembangkan profesional peserta
3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk melengkapi pekerjaan yang
diberikan fasilitator dan pada saat yang sama mempersiapkan keterampilan
peserta dalam mengambil tanggung jawab dan pekerjaan mendatang
4. Meningkatkan kemampuan kemandirian belajar dari peserta dan mengatasi
permasalahan yang dihadapi mereka
Orang yang sedang di coaching atau coachee, akan diarahkan
untuk membahas secara terperinci dimulai dari tujuan re-evaluasi
pekerjaan saat itu, siapa dan bagaimana keberadaan coachee, apa dan
dimana yang menjadi prioritas dan coachee akan diarahkan untuk
menyadari untuk membuat satu keputusan tentang masa depan. Dengan
bantuan seorang personal coach maka seorang coachee akan semakin
mempertajam kehidupan personalnya, dan dia akan lebih efektif di dalam
menyelesaikan segala persoalan kehidupannya.
C. Proses Coaching
Proses coaching adalah untuk menetapkan dan menjelaskan arah dan
tujuan serta untuk mengembangkan rencana-rencana kerja untuk mencapai
tujuan. Selain itu dijelaskan juga satu pengertian mengenai hal-hal yang
penting dalam kehidupan bahwa kita diberikan kemampuan untuk mengambil
dan melaksanakan tanggung jawab yang telah diberikan dan membangun serta
melakukan setiap rencana kerja. Secara sederhana proses coaching akan
10
membantu untuk menciptakan visi yang terbaik dan terbaru yang dimiliki
dalam rangka mencapai suatu keberhasilan. Dimana keberhasilan adalah saat
kita dapat mencapai tujuan secara kontinyu.
Coaching dan mentoring terkadang sulit dibedakan tetapi pada dasarnya
berbeda, seorang mentor mempunyai pengalaman dan pengetahuan di bidang
khusus, dimana kemudian bertindak sebagai penasihat, konselor, pemandu,
pembimbing, tutor ataupun guru. Hal ini berbeda dengan peran coach yang
tidak memberikan nasihat, tetapi lebih kepada membantu coachee untuk
menemukan pengetahuan dan keterampilan yang ada dalam dirinya, kemudian
memfasilitasi coachee untuk dapat menjadi penasihat bagi dirinya sendiri.
D. Teknik Coaching
1. Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan tahap perkenalan dan tahap pengkondisian agar
tercipta suasana yang saling mempercayai.
2. Tahap Klarifikasi
Pada tahap ini dilakukan analisis permasalahan. Masalah yang akan
dipecahkan diuraikan sehingga jelas mana permasalahan utama dan juga
permasalahan mana yang akan dipecahkan terlebih dahulu.
3. Tahap Pemecahan (Perubahan)
Pada tahap ini coachee dengan bantuan coach berusaha mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi. Coach berusaha memberikan saran
dan alternatif-alternatif, namun coachee sendirilah yang harus
mengembangkan solusi permasalahan yang dihadapi.
4. Tahap Penutup
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap apa yang telah
dicapai coachee dari proses coaching. Hal-hal yang pada tahap
pendahuluan disepakati untuk diubah atau diperbaiki akan dinilai apakah
tujuan tersebut telah tercapai atau belum.
Teknik yang efektif bisa digunakan untuk mempercepat proses
pembelajaran, teknik yang terbaik adalah dengan memiliki koneksi
dengan coachee dan dengan teknik yang sederhana seperti mendengarkan,
mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi dan memberi umpan balik
merupakan teknik-teknik dasar utama dalam coaching.
Beberapa cara untuk mengaktifkan teknik coaching seperti:
1. Menjadi Contoh (Lead by Example)
Artinya secara sederhana adalah lakukan apa yang kau
katakan. Coach tidak bisa meminta coachee untuk datang tepat waktu,
apabila dia sendiri selalu datang terlambat. Orang-orang akan mengikuti
instruksi kita atau rekomendasi kita jika kita telah menjadi contoh yang
baik.
15
F. Keuntungan Coaching
1. Dapat mendorong kemampuan masing-masing individu sesuai dengan
minatnya
2. Dapat menilai masing-masing peserta dengan berbagai metode penilaian
termasuk observasi
3. Dapat mengikuti lebih dekat setiap perkembangan peserta
17
G. Kelemahan Coaching
1. Pendengar yang buruk
2. Terlalu banyak memberi informasi, instruksi dan solusi
3. Menyalah orang lain
4. Memaksa pendapat
5. Fokus pada masalah
oleh peserta sangat tergantung pada harapan dan keinginan mereka, apakah
mereka menginginkan fasilitator dengan jiwa kepemimpinan yang kuat,
apakah mereka menunjukkan kemandirian, ketergantungan, inisiatif dan
kreativitas. Coaching mempertegas hubungan baik yang terjalin antara
fasilitator dan peserta sekaligus perilaku dan harapan kedua belah pihak.
3. Kesulitan dalam kontak pribadi secara langsung
Coaching melibatkan pengarahan dengan kontak langsung, hal ini sering
menimbulkan kesulitan bagi fasilitator yang tidak terbiasa melakukan
hubungan tatap muka satu lawan satu dengan peserta untuk jangka waktu
tertentu. Fasilitator merasa takut bahwa situasi ini akan dapat membongkar
kekurangannya, baik yang berkaitan dengan pengetahuan teknis maupun
keahlian khususnya
4. Keterampilan komunikasi tidak memadai
Keterampilan komunikasi tulis dan lisan sangat penting dalam situasi
coaching. Keberhasilan dan kegagalan fasilitator tergantung pada kemampuan
mereka dalam menyampaikan pikiran, perasaan dan kebutuhan. Besar
kemungkinan fasilitator juga gagal dan tidak berniat mengungkapkan
pengalamannya atau pengetahuan pribadinya ,yang dapat membantu peserta
untuk belajar
5. Kurangnya kesediaan atau kemauan
Seorang peserta harus siap dan bersedia menerima fasilitator. Kedua belah
pihak harus menganggap coaching sebagai proses meraih kemajuan dan
peningkatan yang bertujuan mengembangkan keterampilan dalam suatu
lokasi kerja. Peserta yang menunjukkan sikap kurang kemauan dan bekerja
tidak sebagaimana mestinya dapat menyulitkan dalam proses coaching.
6. Kurangnya motivasi
Sebagai fasilitator akan mempunyai tugas tambahan untuk menciptakan
lingkungan bermotivasi bagi peserta . Oleh karenanya motivasipun lebih
banyak ditumpukan pada keinginan menguasai pengetahuan keterampilan
baru dan mendapatkan kesempatan dalam mengambil keputusan.
19
20
21
22