Kel.5 Supervisi Keperawatan
Kel.5 Supervisi Keperawatan
Kel.5 Supervisi Keperawatan
SUPERVISI KEPERAWATAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen: Ayu Puspita,Ners.M.Kep
Di susun oleh:
Kelompok 6
Segala puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala berkat dan
karunia yang telah dia limpahkan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini di buat untuk memenuhi mata kuliah Manajemen
Keperawatan . Dalam makalah ini kami kami membahas tentang “ Supervisi
Keperawatan”.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena
itu masukan berupa kritikan dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Sekian dan kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Pitman (2011) mendefinisikan supervisi sebagai suatu kegiatan yang digunakan
untuk menfasilitasi refleksi yang lebih mendalam dari praktek yang sudah dilakukan,
refleksi ini memungkinkan staf mencapai, mempertahankan, dan kreatif dalam
menigkatkan kualitas pemberian asuhan keperawatan melalui sarana pendukung
yang ada. Supervisi menurut Rowe, dkk (2007) adalah kegiatan yang menjadi
tanggung jawab manajer untuk memberikan dukungan, mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan serta nilai-nilai kelompok, individu atau tim.
Dalam supervisi keperawatan dapat dilakukan oleh pemangku jabatan dalam
berbagai level seperti ketua tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala
bidang perawatan atau pun wakil direktur keperawatan. Sistem supervisi akan
memberikan kejelasan tugas, feedback dan kesempatan perawat pelaksana
mendapatkan promosi. Supervisi menurut Nursalam (2015) merupakan suatu bentuk
dari kegiatan manajemen keperawatan yang bertujuan pada pemenuhan dan
peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan,
keterampilan, dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas. Kunci supervisi
menurut Nursalam (2015) meliputi pra (menetapkan kegiatan, menetapkan tujuan dan
menetapkan kompetensi yang akan di nilai), pelaksanaan (menilai kinerja,
mengklarifikasi permasalahan,.
Perawat adalah individu yang mempunyai profesi berdasarkan pengetahuan
ilmiah, keterampilan serta sikap kerja yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan
pengabdian memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada klien dalam bentuk
pelayanan professional yang bertujuan membantu pasien untuk memulihkan dan
meningkatkan kemampuan dirinya. Pelayanan keperawatan di ruang rawat terdiri
atas serangkaian kegiatan yang dikoordinasi oleh kepala ruang rawat dan menjadi
tanggung jawab sebagai manajer (Simamora, 2012).
Perawat adalah individu yang mempunyai profesi berdasarkan pengetahuan
ilmiah, keterampilan serta sikap kerja yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan
pengabdian memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada klien dalam bentuk
pelayanan professional yang bertujuan membantu pasien untuk memulihkan dan
meningkatkan kemampuan dirinya. Pelayanan keperawatan di ruang rawat terdiri
atas serangkaian kegiatan yang dikoordinasi oleh kepala ruang rawat dan menjadi
tanggung jawab sebagai manajer (Simamora, 2012).
Manajer terus-menerus ditantang untuk memotivasi tenaga kerja dalam
melakukan dua hal, yaitu: 1) Memotivasi karyawan untuk bekerja guna membantu
organisasi mencapai tujuannya. 2) Memotivasi karyawan untuk bekerja demi
mencapai tujuan pribadi mereka. Dalam pelayanan kesehatan, pemenuhan kebutuhan
dan pencapaian tujuan baik atasan maupun bawahan seringkali lebih sulit dicapai.
Agar berhasil, manajer layanan kesehatan harus mampu mengelola dan memotivasi
berbagai jenis karyawan (Buchbinder, 2014).
2) Domain Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) menyatakan pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat (recall) terhadap
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima, jadi “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur apakah orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.
b) Memahami (Comprehension)
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi, harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
c) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi atau yang sebenarnya. Aplikasi ini bisa diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi lain
d) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjalankan materi obyek ke dalam
komponen tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dengan menggunakan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.
e) Sintesis (Synthetis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan dan
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formula baru dari
formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyesuaikan dan sebagainya
terhadap suatu teori-teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian terhadap suatu evaluasi
didasari suatu kinerja yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
3.1 Kesimpulan
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi memberikan
pengarahan dan petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan tugasnya secara efektif
dan efisien.Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang
memuaskan dengan staf agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan
motivasi, kreativitas dan kemampuan perawat yang pada akhirnya akan berdampak
pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
Manfaat Supervisi, Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan
diperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
(Suarli & Bachtiar, 2009) : Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja.
Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan
dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja
yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan. Mengusahakan seoptimal mungkin
kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga
suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya
3.2 Saran
1. Untuk Institusi
Agar dijadikan referensi, sehingga mahasiswa dapat menekankan supervisi dalam
manajemen keperawatan.
2. Untuk Mahasiswa.
Agar mahasiswa mampu menerapkan supervisi dalam manajemen keperawatan. Dan
memahami manfaat, tujuan, prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan
DAFTAR PUSTAKA