Panduan KIA KB

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN

UPAYA KESEHATAN IBU ANAK DAN KELUARGA BERENCANA


DI UPTD PUSKESMAS GOMO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian Ibu ( AKI ),Angka Kematian Neonatal ( AKN ),Angka Kematian Bayi ( AKB ),dan
Angka Kematian Balita ( AKABA ) merupakan beberapa indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini
AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi di bandingkan dengan negara Asean lainnya. Menurut data Survei
demografi kesehatan Indonesia( SDKI )2007,AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup AKB 34 per 1000
kelahiran hidup, AKN 19 per 1000 kelahiran hidup, AKABA 44 per 1000 kelahiran hidup.

Penyebab langsung kemmatian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah
persalinan ( SKRT 2001). Penyebab langsung kematian Ibu adalah Perdarahan, Eklamsia, dan infeksi.
Penyebab tidak langsung kematian Ibu antara lain kurang Energi Kronis ( KEK ) pada kehamilan dan
Anemia pada kehamilan. Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan resiko terjadinya
kematian ibu di bandingkan dengan ibu yang tidak anemia.

Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahu 1980-an melalui Safe
motherhood Initiative yang mendapatkan perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam
maupun luar negeri. Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk
menajamkan strategi dan Intervensi dalam menurunkan AKI melalui making Pregnancy safer (MPS ) yang
dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000 .Sejak tahun 1985 pemerintah merancang Child Survival
( CS ) untuk penurunan AKB. Kedua strategi tersebut diatas telah sejalan dengan Grand strategi DEPKES
tahun 2004.

B.Tujuan

Tujuan Umum :

Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus menerus di setiap wilayah kerja.

Tujuan khusus :

1. Memantau pelayanan KIA secara individu melalui kohort.


2. Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA secara teratur (bulanan )dan terus
menerus.
3. Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan KIA .
4. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target yang di tetapkan.
5. Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang akan ditangani secara intensif bedasarkan
besarnya kesenjangan
6. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan yang
pontensial untuk di gunakan.
7. Meningkatkan peran aparat setempat dalam pergerakan sasaran dan morbiliasi sumber daya.
8. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk memamfaatkan pelayanan KIA.

C. Sasaran
1. Pengelola program kesehatan ibu.
2. Pengelola kesehatan anak.
3. Pengelola program KB.
4. Pengelola lintas program dan lintas sector.
5. Pengambil kebijan tingkat kecamatan dan kabupaten/Kota..

D. Ruang Lingkup
Pengelola program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu
pelayanan secara efektif dan efesien.
Ruang lingkup pelayanan KIA terdiri dari :
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar.bagi seluruh ibu hamildi semua fasilitas
kesehatn.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
3. Peingkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standardi semua fasilitas kesehatn.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar.
5. Peningkakatan Deteksi resiko tinggi dan komplikasi kebidanan dan neonatusoleh tenaga
kesehatan maupun masyarakat.
6. Peningkatan penangganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan pengamatan
secara terus menerus.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar ke fasilits kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar ke fasilits kesehatan
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.

E. Batasan Operasional
1. Pelayanan Antenatal
Pelayanan Antenatal Pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilan, dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK) meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus sesuai resiko yang
ditemukan dalam pemeriksaan. Pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama
masa kehamilan, dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK) meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus sesuai resiko yang
ditemukan dalam pemeriksaan.
Kegiatan Pelayanan Antenatal Kegiatan Pelayanan Antenatal Timbang BB dan ukur TB
Timbang BB dan ukur TB Ukur Tekanan Darah Ukur Tekanan Darah Nilai Status Gizi (ukur LILA)
Nilai Status Gizi (ukur LILA) Ukur TFU Ukur TFU Tentukan presentasi janin dan DJJ Tentukan
presentasi janin dan DJJ Skrinning status TT, berikan bila diperlukan Skrinning status TT, berikan
bila diperlukan Pemberian tablet Fe 90 tablet selama kehamilan Pemberian tablet Fe 90 tablet
selama kehamilan Test Laboratorium rutin dan khusus Test Laboratorium rutin dan khusus
Tatalaksana kasus Tatalaksana kasus Temu Wicara (konseling) termasuk P4K dan KB pasca salin
Temu Wicara (konseling) termasuk P4K dan KB pasca salin Semua ibu hamil harus disarankan
periksa HIV Semua ibu hamil harus disarankan periksa HIV
Frekuensi Minimal 4 kali : Minimal 1 kali pada triwulan pertama Minimal 1 kali pada triwulan
pertama Minimal 1 kali pada triwulan kedua Minimal 1 kali pada triwulan kedua Minimal 2 kali pada
triwulan ketiga Minimal 2 kali pada triwulan ketiga Standar diatas untuk menjamin perlindungan
kepada ibu hamil dengan deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi.
2. Pertolongan Persalinan Dan Kunjungan Nifas
Pertolongan persalinan, Pencegahan infeksi , Metode persalinan sesuai standar Merujuk
kasus yang tidak bisa ditangani ,Melaksanakan IMD , Memberikan Injeksi Vit.K1 dan salep mata
pada BBL .
Pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai standar pada masa ibu 6 jam sampai 42 hari pasca
persalinan oleh tenaga kesehatan.untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas di perlukan
pemantauan pemeriksaanterhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas sebanyak 3 kali.
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal
Pelayanan kesehatan neonates yang sesuai standar yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten kepada neonates sedikitnya 3 kali,selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah
lahir,baik difasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.
4. Deteksi Resiko Tinggi Dan Komplikasi Kebidanan Dan Neonatus Oleh Tenaga Kesehatan Maupun
Masyarakat
Deteksi dini kehamilan di lakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor
resiko dan komplikasi kebidanan.kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal,tetapi tetap
mempunyai resikountuk terjadinya komplikasi.Oleh karenanya deteksi dini oleh tenaga
kesehatandan masyarakat tentang adanya faktor resiko dam komplikas,serta penangganan yang
adekuat sedini mungkin,merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan
bayi yang di lahirkan.
5. Penangganan Komplikasi Kebidanan
Penanganan komplikasi kebidPelayana kepada ibu dengan komplikasi kebidanan
untukmendapakan penangganan definitive sesuai dengan standaroleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
6. Pelayanan Kesehatan Anak
Lima tahun pertama kehidupan,pertumbuhan mental dan intelektual berkembang
pesat.masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar
kemampuan keindraan,berpikir,berbicaraserta pertumbuhan mental dan intelektual yang intensif
dan awal pertumbuhan moral.pada masa ini simulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-
fungsi organ tubuh da rangsangan pengembangan otak.Upaya deteksi dengan
gangguanpertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat pentingagar dapat
di koreksi sedini mungkin atau mencegah gangguan kearah yang lebih berat.
Bentuk pelaksanaan tumbuh kembang anak mengacu pada pedoma Stimulasi ,deteksi dan
Intervensi Tumbuh Kembang Anak ( SDIDTK )yang dilaksanakan oleh pengelola program anak
tenaga kesehatan di puskesmas.
7. Pelayanan Kb Berkualitas
Pelayanan KB berkualitas dan sesuai standar dengan menghormati hak individu dalam
merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan angka
kematian ibu dan menurunkan ttingkat fertilitas (kesuburan)bagi pasangan yang telah cukup
memiki anak ( 2 anak lebih baik )serta meningkatkan fertilitas bagi pasangan yang igin mempunyai
anak. Pelayanan KB bertujuan untuk menunda merencanakan ) kehamilan.

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik,
baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat
menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan
mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen resiko dan keselamatan pasien perlu
diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dan memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif
kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan swasta.
Seluruh Staf puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan KIA dan KB mulai dari Kepala
Puskesmas, Penanggung jawab UKP, Penanggung jawab UKM, dan seluruh staf. Penanggung jawab
KIA dan KB merupakan koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan KIA dan KB Puskesmas.

B. Distribusi Ketenagaan
Frekuensi jumlah ketenagaan yang ada di ruang KIA pada tahun 2019 dengan status pendidikan
kebidanan berjumlah sebanyak 4 orang. ini dapat dilihat rincian distribusi ketenagaan pada tabel sebagai
berikut :

NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN


1. Filiria H. Waruwu DIII Kebidanan Pengelola Program KIA/KB

2. Dewi Nursetia Hulu DIV Kebidanan Staf KIA

C. Jadwal Kegiatan
Pengaturan dan penjadualan Penanggung jawab UKM, khususnya KIA dan KB dikoordinir oleh
Kepala Puskesmas.
Jadwal kegiatan dalam gedung KIA dan KB terdiri dari :
1. Pemeriksaan ANC
2. Konseling ibu hamil
3. Penjaringan ibu hamil resiko tinggi
4. Penyelenggaraan Audit maternal dan perinatal ( AMP )
5. Pelayanan rujukan
6. Pelayan KB
7. Konseling KB
8. Pembinaan aseptor KB aktif
9. Pelayanan KIE
Jadwal pelaksanaan kegiatan luar gedung kesehatan ibu dan Anak terdiri dari :
1. Pelaksanaan kelas ibu hamil setiap bulan maret, juni, dan september.
2. Kunjungan rumah bumil resiko tinggi dan neonates resiko tinggi triwulan mulai dari minggu
pertama sampai dengan minggu ketiga oleh program anak dan program ibu.

BAB III
STANDAR FASILITAS

 Denah Ruang:
Ruang Anamnesisis &Ruang pemeriksaan

Meja I Tmp Tidur Ps

Ma
Pint suk troli
u
mas
Meja II Lemari Tmp Tidur Ps
uk

 Standar Fasilitass
Instalasi KIA dan KB adalah fasilitas yang menyelenggarakan kegiatan Pemeriksaan ANC, Konseling
ibu hamil, penjaringan ibu hamil resiko tinggi, penyelenggaraan Audit maternal dan perinatal( AMP ),
Pelayanan rujukan, Pelayan KB, Konseling KB, pembinaan aseptor KB aktif serta pelayanan KIE.

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN KIA / KB


I. Pelayanan Antenatal (ANC)
Pelayanan Antenatal (ANC) merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu
selama masa kehamilannya, yang dilakukan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan.
Standar operasional yang ditetapkan untuk ANC adalah “10T”, yakni :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) (Ukur) Tekanan darah
3) Nilai status gizi( ukur lingkar lengan atas )
4) Skrining status imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan berikan imunisasi TT bila diperlukan
5) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
6) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin ( DJJ )
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Test laboratorium rutin dan khusus
9) Tatalaksanana kasus
10) Temu wicara / konseling,termasuk perencanaan persalinan dan komplikasi ( P4K) serta KB pasca
persalinan
Pelayanan ANC minimal empat kali selama kehamilan,dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang
dianjurkan :
 Minimal 1 kali pada triwulan pertama
 Minimal 1 kali pada triwulan kedua
 Minimal 2 kali pada triwulan ketiga
II. Pertolongan persalinan .
Pertolongan persalinan pada prisipnya harus memperhatikan :
1. Pencegahan infeksi.
2. Metode persalinan yang sesuai standar
3. Melaksanakan inisiasi menyesui dini ( IMD )
4. Memberikan injeksi vitamin K dan salep mata pada bayi baru lahir.
5. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke fasiltas yang lebih tinggi.
III. Pelayanan kesehatan ibu nifas
Pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal 3 kali
dengan kurun waktu ;
1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
2. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan ( 8-14 hari ).
3. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36-42 hari ).
Pelayanan kunjungan nifas meliputi :
 Pemeriksaan tekanan darah,nadi,respirasi dan suhu.
 Pemeriksaan tinggi fundus uteri ( involusi uteri )
 Pemeriksaan lokhia dan pengeluaranper vaginam lainya.
 Pemeriksaan payu dara dan pemberian ASI eklusif 6 bulan.
 Pemberian kapsul vitamin A.200.000 IU sebanyak dua kali ,pertama segera setelah melahirkan
,kedua di berikan setela 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama.
 Pelayanan KB pasca persalinan
IV. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan kesehatan sesuai standar terdiri dari :
1. Kunjungan neonatal ke-1 ( KN-1 ) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir.
2. Kunjungan neonatal ke-2 ( KN-2 ) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7
setelah lahir
3. Kunjungan neonatal ke-3 ( KN-3 ) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28
setelah lahir.

B. METODE
Kegiatan KIA dan KB ada di dalam gedung dan di luar gedung
Kegiatan KIAdan KB dapat di nilai melaui :
1. Kohort ibu.
2. Kohort persalinan.
3. Kohort bayi
4. Kohort balita
5. Buku KIA
6. Scor puji rohayati
7. Pecatatan dan pelaporan
8. Dokumentasi.

C. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN


1. Pemeriksaan Antenatal ( ANC )
Langkah – langkah :
- Pasien datang disambut ramah
- Ucapkan salam
- Persilahkan pasien duduk
- Memperkenalkan diri dengan pasien
- Tanyakan alasan kunjungan
- Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang akan dijalaninya serta tujuan dilakukan
pemeriksaan tersebut.
- Minta persetujuan dari pasien dengan penandatanganan informed consent
- Lakukan anamnesa (pengkajian data subjektif)
- Siapkan alat untuk pemeriksaan kehamilan dan dekatkan alat ketempat pemeriksaan
- Cuci tangan
- Lakukan pemeriksaan TB, BB
- Lakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan. Pasien duduk di kursi, posisi
jantung sejajar dengan lengan atas
- Lakukan pengukuran lingkar lengan atas (Lila) dengan cara ; ukur dari sendi bahu ke siku
dalam centimeter lalu bagi 2 kemudian ukur lingkar lengan atas
- Lakukan pemeriksaan (head to toe)
- Palpasi
2. Pertolongan persalinan
Langkah – langkah Persalinan Normal :
- Mengenali Gejala dan Tanda Kala II
- Menyiapkan Pertolongan Persalinan
- Memastikan Pembukaan Lengkap Dan keadaan Janin Bayi
- Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu proses pimpinan meneran
- Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
- Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
- Penanganan Bayi Baru Lahir
- Penatalaksanaan Aktif  Persalinan Kala III
- Mengeluarkan Plasenta
- Menilai Perdarahan
- Melakukan Prosedur paska persalinan
- Evaluasi
- Kebersihan Dan keamanan
- Pendokumentasian

3. Pelayanan kesehatan ibu nifas


Langkah Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas
a. Pemeriksaan Psikososial Ibu
b. Periksaa Tanda-Tanda Vital
c. Melakukan pemeriksaan payudara :
d. Melakukan pemeriksaan abdomen
e. Melakukan pemeriksaan Kandung kemih           
f. Melakukan pemeriksaan Genetalia/perineum
g. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan
h. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

4. Pelayanan kesehatan neonatal


Langkah – langkah pemeriksaan kesehatan Neonatal
a. Pemeriksaan Fisik
b. Pembebasan jaln nafas
c. Perawatan tali pusat
d. Mempertahankan suhu tubuh
e. Pencegahan infeksi
f. Perawatan pada BBL
g. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
5. Deteksi dini resiko tinggi
Idealnya wanita yang merasa hamil bersedia untuk memeriksakan diri ketika haidnya terlambat
sekurang-kurangnya 1 bulan. Dengan demikian, jika terdapat kelainan pada kehamilannya tersebut
akan lekas diketahui dan segea dapat diatasi. Oleh karena itu, setiap wanita hamil sebaiknya
melakukan kunjungan antenatal sedikitnya 1 kali pada trimester 1 ( sebelum minggu ke 14 ).
Langkah- langkah Deteksi Dini Resiko Tinggi :
a. Pemeriksaan Kehamilan Dini (Early ANC Detection)
b. Kontak Dini Kehamilan Trimester I
c. Pelayanan ANC
d. Skrining untuk deteksi dini
e. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
6. Penangganan komplikasi kebidanan dan komplikasi neonatus
Langkah kegiatan :
a. Deteksi Bumil, Bulin, Bufas dan Bayi Komplikasi
b. Rujukan kasus komplikasi kebidanan dan neonatal
c. Pelayanan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatal
d. Pencatatan dan Pelaporan
e. Pemantauan & Evaluasi
7. Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita
a. Pendataan sasaran
b. Imunisasi lengkap
c. Penimbangan
d. Pencatatan dan Pelaporan
8. Pelayanan KB yang berkualitas
Pelayanan yang dilakukan di UPTD PKM Gomo :
a. Pemberian Pil
b. Suntikan
c. Kondom
d. Pemasangan Implant
e. Pemasangan IUD
f. Pencabutan Implant
g. Pencabutan IUD
h. Konseling untuk semua peserta kontrasepsi
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang
akan dilaksanakan dengan menggunakan dana BOK.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan pelayanan KIA dan KB perlu di


perhatikan keselamatan sasaran dalam memberikan semua tindakan dan medeteksi sedini mungkin
masalah yang ditimbulkan saat hamil,melahirkan dan masa nifas.dan begitu juga dengan keselamatan bayi
dan balita.dengan cara mengenal sedini mungkin tanda –tanda bahaya pada bayi dan tumbuh kembang
balita. Pelayanan yang diberikan pada aseptor kb juga harus di perhatikan hak dan kewajiban pasien.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan pelayanan KIA dan KB perlu di


perhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap tindakan yang di berikan
harus sesuai dengan standar operasinal pelayanan ( SOP ).

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pelayanan KIA dan KB harus sesuai dengan standar untuk meningkatkan mutu antara lain :
 Pelayan Antenatal Care ( ANC ) minimal 4 kali selama kehamilan
 Pelayanan kunjungan nifas ( KF ) minimal 3 kali dalam masa nifas.
 Pelayanan Kunjungan neonatal ( KN ) minimal 3 kali setelah bayi lahir
 Pelayanan kepada bayi minimal 4 kali kontak dengan tenaga kesehatan dan mendapatkan
imunisasi campak.
 Pelayanan kepada balita minimal 8 kali kontak dengan tenaga kesehatan dalam setahun
dengan indicator harus mendapatkan 2 kali vitamin A.
 Pelayanan KB Implan,Spiral,suntik dan Pil harus sesuai dengan standar operasional
pelayanan ( SOP )
 Monitoring dan Evaluasi kinerja KIA dan KB setiap 3 bulan sekali ( Triwulan )
 Melaporkan kepada atasan terhadap kinerja yang sudah di capai setiap 3 bulan ( triwulan )
 Pencatatan dan pelaporan.
 Dokumentasi semua kegiatan baik dalam gedung maupun luar gedung.

BAB IX
PENUTUP

Penyusunan buku Pedoman KIA dan KB puskesmas telah dilakukan melalui serangkaian
kegiatan yang melibatkan lintas sektor dan lintas program terkait.Buku ini akan menjadi panduan untuk
mencapai indikator kinerja puskesmas khusunya kegiatan Kesehatan ibu ( KIA ) dan anak serta keluarga
berencana ( KB ).

Anda mungkin juga menyukai