Emosi Dan Suasana Hati 2
Emosi Dan Suasana Hati 2
Emosi Dan Suasana Hati 2
PERILAKU ORGANISASI : EMOSI (EMOTION) DAN SUASANA HATI (MOOD) STUDI KASUS PADA ebay
Afeksi (affect) adalah istilah umum yang mencakup kisaran yang luas dari perasaan yang dialami
seseorang, meliputi emosi maupun suasana hati. Emosi (emotion) adalah perasaan intens yang
diarahkan pada seseorang atau sesuatu. Suasana Hati (Mood) adalah perasaan yang kurang intens
dibandingkan emosi dan sering (meskipun tidak selalu) muncul tanpa sebuah peristiwa spesifik sebagai
stimulus.
Terdapat beberapa aspek fundamental lainnya dari emosi yang harus dipertimbangkan yaitu :
a. Biologi Emosi
Adalah semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah kacang
walnut dan terletak di batang otak. Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika sistem limbik mereka
secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama. Sistem limbik yang lebih aktif terdapat pada
orang-orang yang depresi, khususnya ketika mereka memperoleh informasi negatif.
b. Intensitas
Adalah setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang
sama. Dalam sejumlah kasus, kepribadian menjadi penyebab perbedaan tersebut. Pada saat lain,
perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Adalah Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya
bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya tetapi juga pada seberapa
sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya.
d. Emosi membuat kita irasional
Emosi adalah penting terhadap pemikiran rasional karena emosi memberikan informasi penting
mengenai pemahaman terhadap dunia sekitar. Dalam suatu organisasi, kunci pengambilan keputusan
yang baik adalah menerapkan pemikiran dan perasaan dalam suatu keputusan.
e. Fungsi emosi
Dalam ”The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles Darwin menyatakan bahwa emosi
berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangat berguna
karena ‘memotivasi’ orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar data bertahan hidup tindakan –
tindakan seperti mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan, menjaga diri
terhadap pemangsa, dan memprediksi perilaku. Emosi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku
manusia. manusia lain.
Kita dapat melihat bagaimana manajer dapat mempengaruhi suasana hati karyawannya, ada beberapa
aplikasi yaitu :
a. Seleksi
Salah satu implikasi dari bukti uji kecerdasan emosional sampai saat ini adalah bahwa pemberi kerja
seharusnya mempertimbangkan sebagai sebuah faktor dalam merekrut pekerja, khususnya untuk
pekerjaan yang menuntut tingkat interaksi sosial yang tinggi.
b. Pengambilan Keputusan
Suasana hati dan emosi positif tampaknya membantu orang mengambil keputusan yang baik. Orang –
orang yang dalam suasana hati yang baik atau mengalami emosi positif lebih mungkin dibandingkan
yang lain untuk menggunakan pengalaman untuk mengambil keputusan yang cepat. Emosi positif juga
meningkatkan keahlian memecahkan masalah, sehingga orang – orang positif menemukan solusi – solusi
masalah yang baik.
c. Kreativitas
Orang – orang dalam suasana hati baik cenderung lebih kreatif daripada orang dalam suasana hati
buruk. Mereka menghasilkan banyak ide dan pilihan, dan yang lain berpikir ide mereka orisinal.
d. Motivasi
Seorang penelitian telah menegaskan pentingnya suasana hati dan emosi pada motivasi. Sebuah
penelitian yang meminta dua kelompok orang untuk memecahkan sejumlah teka teki kata-kata. Dan
hasilnya kelompok dengan suasana hati positif melaporkan ekspektasi yang lebih tinggi untuk dapat
memecahkan teka-teki tersebut, berusaha lebih keras, dan sebagai hasilnya dapat memecahkan lebih
banyak teka-teki.
e. Kepemimpinan
Kemampuan untuk memimpin orang lain adalah sebuah kualitas fundamental yang dicari organisasi –
organisasi dalam karyawan mereka. Para pemimpin yang efektif mengandalkan daya tarik emosional
untuk membantu menyampaikan pesan-pesan mereka. Bahkan ekspresi, emosi dalam pidato sering kali
merupakan elemen penting yang membuat kita menerima atau menolak pesan seorang pemimpin.
Ketika para pemimpin bersemangat, antusias dan aktif mereka lebih mungkin untuk memberi energi
pada bawahan-bawahan mereka dan menyampaikan rasa efektifitas, kompetensi, optimisme dan
kegembiraan.
f. Negosiasi
Adalah sebuah proses emosional, namun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa negosiator
yang berpura-pura marah memiliki keuntungan atas lawan mereka. Ketika seorang negosiator
menunjukkan kemarahan, lawan menyimpulkan bahwa negosiator tersebut telah menyerahkan semua
yang ia dapat dan dengan demikian lawan menyerah. Menunjukkan sebuah emosi negatif dapat saja
efektif, tetapi berperasaan buruk terhadap penampilan anda tampaknya merugikan negosiasi-negosiasi
di masa depan.
g. Pelayanan Pelanggan
Keadaan emosional seorang pekerja mempengaruhi pelayanan pelanggan, yang berpengaruh terhadap
tingkat pengulangan bisnis dan tingkat kepuasan pelanggan. Pemberian pelayanan yang berkualitas
kepada pelanggan membuat karyawan menuntut banyak hal karena mereka sering berada dalam situasi
disonansi emosional. Seiring waktu, keadaan ini dapat menyebabkan kepatuhan mental atau fisik dalam
pekerjaan, penurunan kinerja, dan rendahnya kepuasan kerja.
h. Sikap Kerja
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang mempunyai hari baik di tempat kerja,
cenderung berada dalam suasana hati yang lebih baik di rumah pada malamnya. Sebaliknya orang-orang
yang mengalami hari buruk di tempat kerja, maka cenderung berada di suasana hati yang buruk pula
saat di rumah. Meskipun orang-orang orang-orang secara emosional membawa pulang pekerjaan
mereka ke rumah pada hari berikutnya, pengaruh tersebut biasanya telah hilang.
Emosi-emosi negatif juga dapat membawa perilaku menyimpang di tempat kerja. Siapa pun yang pernah
menghabiskan banyak waktu dalam sebuah organisasi menyadari bahwa orang-orang sering kali
berperilaku dalam cara-cara yang melanggar norma – norma yang ada dan mengancam organisasi,
anggotanya atau keduanya. Bukti yang ada menyatakan bahwa orang-orang yang menyatakan emosi
negatif khususnya mereka merasa marah atau mempunyai sikap bermusuhan lebih berkemungkinan
untuk terlibat dalam berperilaku menyimpang di tempat kerja daripada orang-orang yang tidak
merasakan emosi-emosi negatif.
Riset yang menghubungkan efektivitas negatif pada meningkatnya cedera di tempat kerja menyatakan
bahwa pemberi kerja dapat meningkatkan kesehatan dan keselamatan (dan mengurangi biaya) dengan
menjamin pekerja tidak terlibat dalam aktivitas yang berpotensi bahaya ketika berada dalam suasana
hati buruk.
Untuk memperbaiki suasana hati karyawan, para manajer dapat menggunakan humor dan memberi
karyawan mereka penghargaan kecil sebagai apresiasi terhadap pekerjaan yang dilaksanakan dengan
baik. Selain itu riset mengindikasikan bahwa ketika para pemimpin berada dalam suasana hati yang baik,
anggota kelompok menjadi lebih positif dan sebagai hasilnya para anggota akan lebih bekerja sama.
Berikut merupakan contoh dari beberapa sumber-sumber yang mempengaruhi dalam emosi dan
suasana hati antara lain :
a. Kepribadian
Kepribadian memberi kecenderungan kepada seseorang untuk mengalami emosi dan suasana hati
tertentu. Sebagian besar orang mempunyai kecenderungan tetap untuk mengalami suasana hati dan
emosi tertentu lebih sering dibandingkan orang lain.
Orang-orang cenderung berada dalam suasana hati terburuk (afek tertinggi dan afek positif rendah) di
awal Minggu dan berada dalam suasana hati terbaik (afek positif tertinggi dan afek negatif terendah) di
akhir Minggu. Orang-orang biasanya berada dalam semangat lebih rendah pada awal pagi. Suasana hati
cenderung meningkat dan kemudian menurun pada malam hari.
c. Cuaca
Cuaca memberikan sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Korelasi ilusif menjelaskan mengapa orang
cenderung berpikir bahwa cuaca yang menyenangkan meningkatkan suasana hati mereka. Korelasi ilusif
terjadi ketika orang mengasosiasikan dua kejadian yang pada kenyataannya tidak memiliki sebuah
korelasi.
d. Stres
Tingkat stres dan ketegangan yang menumpuk di tempat kerja dapat memperburuk suasana hati
karyawan, sehingga menyebabkan mereka mengalami lebih banyak emosi negatif.
e. Aktivitas Sosial
Aktivitas sosial bersifat fisik , informal, atau Epicurean (makan bersama orang lain) lebih diasosiasikan
kuat dengan peningkatan suasana hati yang positif di bandingkan kejadian-kejadian formal atau yang
bersifat duduk terus-menerus.
f. Tidur
Kurang tidur pada malam sebelumnya memperburuk kepuasan kerja seseorang pada hari berikutnya,
karena sebagian besar orang merasa lelah, cepat marah, dan kurang waspada.
g. Olahraga
Terapi olahraga berpengaruh paling kuat terhadap mereka yang mengalami depresi. Walaupun olahraga
berpengaruh secara konsisten terhadap suasana hati, tetapi tidak terlalu kuat. Jadi, olahraga dapat
membantu anda berada dalam suasana hati yang lebih baik, tetapi jangan mengharapkan mukjizat.
h. Usia
Emosi negatif tampaknya semakin sering terjadi seiring bertambahnya usia seseorang. Bagi seseorang
yang lebih tua, suasana hati positif yang tinggi bertahan lebih lama dan suasana hati yang buruk
menghilang dengan lebih cepat.
i. Gender
Dalam perbandingan antar Gender, wanita menunjukkan ekspresi emosional yang lebih besar
dibandingkan pria, mereka mengalami emosi lebih intens dan mereka menunjukkan ekspresi emosi
positif maupun negatif yang lebih sering, kecuali kemarahan.
Kecerdasan emosional telah menjadi sebuah konsep yang kontroversial dalam perilaku ke organisasian,
dengan adanya faktor pendukung dan penentang di dalamnya, antara lain :
Bukti menyatakan level tinggi kecerdasan emosional berarti seseorang akan berkinerja baik dalam
pekerjaannya.
Dalam sebuah studi, orang – orang dengan kerusakan di area otak yang mengatur pemrosesan
emosional (bagian korteks prefrontal) memiliki skor tidak lebih rendah dalam ukuran standar
kecerdasan daripada orang tanpa kerusakan yang sama.
Maksudnya Adalah ini merupakan perspektif atas kecerdasan emosional yang berdasarkan kemampuan.
Hal ini dikarenakan mereka berpendapat bahwa kecerdasan emosional adalah sebuah bentuk
inteligensia.
c. Kecerdasan emosional tidak lebih dari sekedar kepribadian dengan label berbeda
Karena kecerdasan emosional sangat erat kaitannya dengan intervensi dan kepribadian, sekali anda
mengendalikan faktor – faktor ini, tidak lagi hal unik yang ditawarkan.