Tugas Kepemimpinan Chapter 8
Tugas Kepemimpinan Chapter 8
Tugas Kepemimpinan Chapter 8
Answer
1. Emosi primer adalah perasaan yang pertama kali dialami sebagai respon terhadap situasi yang
berlaku secara umum mempunyai dasar biologis semenjak lahir yang meliputi, cinta,
kegembiraan, kejutan, kemarahan, kesedihan, dan ketakutan
Emosi sekunder adalah perasaan berdurasi lebih lama yang mencerminkan pem prosesan
mental seseorang terhadap suatu situasi dan emosi utama yang di timbulkannya. Dan
berkembang sejalan dnegan pertambahan dewasa dan kognitif sesorang berbeda beda untuk
individu dan budaya.
2. Suasan hati tidak se intens emosi tetapi cenderung bertahan lebih lama, suasana hati juga lebih
meresap daripda emosi dan mempengaruhui persepsi seseorang tentang kehidupan
Dapat digambarkan sebagai perasaan latar belakang, meskipun tetap terikat pada emosi
sementara yang kita rasakan, memisahkan suasana hati sepenuhnya dari emosi bisajadi sulit
3. Kecerdasan emosi, kapasitas untuk menyadari, menegndalikan dan mengekspresikan emosi
serta menangani hubungan interpersonal dengan empaty dan kebijaksanaan.
kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri,
mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan
kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
4. Bisa dikatan sangat penting untuk memilki kecerdasan emosional. Kapan kita harus berempati,
kapan kita harus memahami orang lain, kapan kita harus marah dengan orang lain, dan bagaimana
cara menghormati orang lain, hal ini sangat berhubungan dengan kecerdasan emosional. Semakin
baik pengelolaan emosi, maka semakin baik pula kita terima oleh lingkungan masyarakat. Untuk
mengembangkan kecerdasan emosional sendiri, dapat dimulai sejak dini, dimana setiap orang tua
harus memahami pentingnya membekali anak dengan keterampilan intelektual yang dibutuhkan
agar bisa bergabung ke lingkungan nantinya. Berbagai petunjuk dan ajaran tersebut bisa di
pelajari melalui buku menegembangakn kecerdasan emosional anak.
5. Stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis) apabila ada
perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri. Stres bagian alami
dan penting dari kehidupan, tetapi apabila berat dan berlangsung lama dapat merusak kesehatan
kita. Ketika merasa terancam, sistem saraf merespons dengan melepaskan aliran hormon
adrenalin dan kortisol.
Kedua hormon ini dapat memunculkan suatu reaksi pada tubuh Anda, antara lain jantung
berdebar cepat, otot tubuh menegang, tekanan darah meningkat, dan bahkan napas jadi lebih
cepat. Reaksi ini disebut “fight-or-flight” alias respons stres.
6. Kelelahan adalah perpaduan dari wujud penuruan fungsi mental yang menghasilkan
berkurnagnya smenagat kerjasehingga mengakibatkan efektifitas dan efisensi kerj menurun
Stress adalah perubahan reaksi tubuh ketika menghadapi ancaman, tekanan, atau situasi yang baru.
Ketika menghadapi stres, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Kondisi ini membuat
detak jantung dan tekanan darah akan meningkat, pernapasan menjadi lebih cepat, serta otot menjadi
tegang.
7. Eustress atau yang dikenal dengan stres positif adalah respons tubuh terhadap antusiasme dari
tantangan yang sedang kita hadapi. Seperti stres lainnya, eustress juga bekerja dengan cara
meningkatkan kinerja sistem saraf pusat dan membuat kita lebih waspada
a. Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya.
b. Melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan.
c. Kembangkan hobi yang bermanfaat.
d. Meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Tuhan.
e. Berpikir positif.
f. Tenangkan pikiran dengan relaksasi.
8. Faktor yang mempengaruhi stress
a. Masalah Emosional
Faktor penyebab stres paling sering terjadi yang pertama adalah masalah emosional. Ketika
merasa tidak mampu berhubungan dengan seseorang, atau perlu mengekspresikan emosi tetapi
tidak bisa, ini dapat meningkatkan stres. Gangguan kesehatan mental, termasuk depresi dan
kecemasan, hanya menambah ketegangan emosional.
b. Masalah Kesehatan
Faktor penyebab stres paling sering terjadi berikutnya adalah masalah kesehatan. Seperti
penuaan, diagnosis penyakit baru, dan gejala atau komplikasi dari penyakit saat ini dapat menjadi
faktor penyebab stres. Selain itu, meski tidak mengalami masalah kesehatan, seseorang yang
tinggal bersama dengan orang yang sedang menghadapi suatu penyakit juga bisa merasa stres.
c. Masalah Keuangan
Masalah keuangan merupakan faktor penyebab stres paling sering terjadi. Utang kartu kredit,
sewa, atau ketidakmampuan untuk menafkahi keluarga atau diri sendiri dapat menyebabkan stres
berat. Tekanan finansial menjadi penyebab stres terbesar.
d. Diskriminasi
Merasa didiskriminasi dapat menyebabkan stres jangka panjang. Misalnya, seseorang mungkin
mengalami diskriminasi atas dasar ras, etnis, jenis kelamin, atau orientasi seksual mereka.
Beberapa orang menghadapi diskriminasi dan stres yang ditimbulkannya hampir setiap hari.
e. Keyakinan Pribadi
Argumen tentang keyakinan pribadi, agama, atau politik dapat menantang, terutama dalam situasi
di mana seseorang tidak dapat melepaskan diri dari konflik. Peristiwa besar dalam hidup yang
membuat seseorang mempertanyakan keyakinannya sendiri juga bisa menyebabkan stres. Ini bisa
terjadi jika keyakinan berbeda dengan orang-orang terdekat
9. ambiguitas peran adalah pengharapan orang lain yang tidak diketahui. Kurangnya
informasi atau karena tidak adanya informasi sama sekali atau informasinya tidak
disampaikan akan muncul ambiguitas peran (Cahyono, 2008). Ketika tidak ada kepastian
tentang definisi kerja dan apa yang diharapkan dari pekerjaannya maka akan timbul
ambiguitas peran.
bahwa konflik peran memiliki pengaruh positif terhadap stres kerja. Jika pegawai merasa
terdapat pertentangan antara tugas-tugas yang harus ia lakukan dengan tanggung jawab yang
dimiliki, tugas yang dilakukan bukan pekerjaannya, bertentangan dengan tuntutan atasan dan
rekan kerjanya
10. Bersifat lebih detail dan mendalam, mengingat penelitian ini berfokus pada kualitas.
Hasil penelitian dapat menggambarkan pandangan realistis terhadap dunia sosial yang
telah dialami oleh narasumber, dimana hal ini tidak bisa diukur secara numerik.
11. A.Buat daftar tugas yang jelas
Karyawan biasanya bisa lebih fokus dan produktivitas meningkat, saat mereka diberi daftar tugas
yang jelas. Ketidakjelasan pekerjaan dan daftar tanggungjawab bisa membuat karyawan merasa
khawatir yang bisa berujung munculnya stres.
b. Dengarkan aspirasi karyawan
Pemimpin yang baik adalah seseorang yang mau meluangkan waktu sekedar untuk mendengarkan
saran, masukan atau keluhan karyawannya. Sering-sering cari waktu untuk sekedar mengobrol dan
mendengar curhat karyawan supaya mereka merasa lebih dihargai.
c. Beri mereka istirahat dan cuti yang cukup
Izinkan karyawan kantor untuk me-recharge energi mereka kembali, dengan istirahat yang cukup dan
jadwal cuti yang disetujui bersama, sehingga merekapun merasa selalu nyaman dan punya
keseimbangan antara kantor dan kehidupan pribadi yang baik.
d. Stop multitasking - fokus monotasking!
Multitasking sebetulnya malah membuat karyawan lebih sulit berkonsentrasi. Ajari staf kantor untuk
selalu membuat prioritas pekerjaan dan hanya mengerjakan satu pekerjaan pada saat yang bersamaan.
e. Jam kerja adalah untuk bekerja
Selalu ajari karyawan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pada jam kerja. Bukan pada jam
istirahat, bukan pada jam setelah pulang kantor. Ajari mereka untuk stop mengecek medsos atau
main game pada jam kantor - ini dua hal yang paling mengganggu konsentrasi bekerja - sehingga apa
yang harus terselesaikan pun bisa beres sesuai dengan target.
f. Fokus pada banyaknya pekerjaan yang selesai, bukan pada banyaknya jam kerja
Budayakan fokus pada banyaknya pekerjaan yang berhasil diselesaikan, bukan pada banyaknya jam
kerja yang ditumpuk. Benefitnya banyak! Selain jam kantor juga lebih fleksibel, karyawan pun
merasa diberi kepercayaan untuk selalu menyelesaikan tugas dan lama-kelamaan mereka akan
terbiasa untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin dalam waktu sesingkat mungkin.
g. Suasana kantor yang nyaman
Ciptakan suasana kantor yang nyaman lewat dekorasi dan pengaturan ruang yang lebih bersahabat.
Alih-alih hanya satu open space standar, mungkin kamu bisa membuat beberapa ruangan lebih kecil
yang ditata dengan lebih apik melalui kursi dan meja yang lebih nyaman untuk bekerja.
h. Meeting di luar sekali-sekali, kenapa enggak?
Salah satu cara membuat karyawan lebih kreatif dan produktif adalah dengan mengajak mereka untuk
sesekali meeting di luar. Perubahan suasana dan pemandangan bisa mendorong mereka untuk
lebih happy dan tentunya mendatangkan inspirasi kreatif.
i. Tawarkan fleksibilitas kerja dari rumah bagi karyawan
Sistem ini sudah banyak ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan raksasa, seperti Google dan
Facebook. Dengan mengizinkan karyawan untuk sesekali bekerja dari rumah, karyawan akan semakin
menghargai kesempatan bekerja di kantor yang open-minded dan berpikiran visioner ke masa depan.
j. Beri teladan
Teladan adalah guru terbaik. Bila kamu sendiri sebagai pimpinan tidak mencontohkan apa yang ingin
kamu terapkan ke karyawan, sulit bagi mereka untuk berubah. Maka, sebagai bos, mulailah untuk
menerapkan hal-hal simpel ini supaya kamu sendiripun bisa mengurangi stres di kantor!