Critical Journal Report Ggi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

” CRITICAL JOURNAL REPORT ”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Mata kuliah


Geologi dan Geomorfologi Indonesia

M. ALAM SYAHPUTRA
NIM. 3192431008

PENDIDIKAN GEOGRAFI C 2019

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas critical journal
report ini. Dan juga tidak lupa saya berterima kasih kepada Dosen mata kuliah Geologi dan
Geomorfologi Indonesia.

Disini penulis sangat berharap agar tugas critical journal report yang penulis buat
dapat menjadi sumber wawasan baru dan pengetahuan kita semua. Tidak ada manusia yang
sempurna, maka dari itu penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini terdapat banyak
kesalahan-kesalahan. Maka dari itu, penulis berharap kritik dan saran dari para pembaca
semua.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Medan , 07 Mei 2020

M. Alam Syahputra

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Informasi Bibliografi................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN RIVIEW JURNAL............................................................ 2


A. Latar Belakang .......................................................................................... 2

BAB III ANALISIS ISI JURNAL................................................................................ 4


A. Ringkasan Riview Jurnal........................................................................... 4
B. Evaluasi Jurnal........................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 13


A. Kesimpulan ............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Informasi Bibliografi
1. Jurnal Utama
a) Judul Jurnal : Jurnal Geologi dan Geomorfologi
b) Judul Artikel : Dampak Kondisi Geologi dan
Geomorfologi Terhadap Aktifitas Masyarakat Jawa
Tengah dan Yogyakarta
c) Penulis : Arum Cahyaning Utami, Ahmad Dwi
Kurniawan, Evira Novidariyanti, Dian Rakhmasari
d) Volume/No : Vol 1 / No.1
e) Tahun : 2018
f) Halaman : 1-22
g) Abstrak : Geologi, Geomorfologi, Aktifitas
Masyarakat, Bentang Budaya
h) e-ISSN :-

2. Jurnal Pembanding
a) Judul Jurnal : Jurnal Geologi dan Geomorfologi
Indonesia
b) Judul Artikel : Kondisi Geologi dan Geomorfologi
Kaitannya dengan Degradasi Lingkungan di Kota
Semarang
c) Penulis : Soedarsono
d) Volume/No : Vol 1 No.1
e) Tahun : 2012
f) Halaman : 29-41
g) Abstrak : Geologi, Geomorfologi, Degradasi
Lingkungan
h) e-ISSN :-

1
BAB II
PEMBAHASAN REVIEW JURNAL

A. Latar Belakang

Geologi merupakan salah satu cabang ilmu kebumian yaitu ilmu


yang membahas tentang berbagai aspek dan fenomena yang terjadi di
kerak bumi. Produk yang dihasilkan dari proses dan perubahan yang
terjadi di bumi diantaranya adalah bentang alam seperti pedataran,
perbukitan dan pegunungan, pola pengaliran sungai, serta sumber daya
energi seperti minyak bumi dan batubara.
Bentang alam suatu daerah tersusun oleh litologi yang mengalasi
daerah tersebut, dan vegetasi yang tumbuh di daerah tersebut. Material –
material tersebut akan terubah oleh proses eksogen dan endogen yang
terjadi seperti tektonik, pelapukan, perubahan iklim dan cuaca, serta erosi.
Suatu bentang alam tertentu akan menghasilkan pola pengaliran yang
mencirikan karakteristik bentang alam tersebut.

2
BAB III
ANALISIS ISI JURNAL

A. Ringkasan Isi Jurnal


1. Jurnal Utama
a) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentang
budaya yang ada di daerah Karangsambung, Pegunungan
Api Purba, Pantai Parangtritis, Bledug Kuwu dan
Pegunungan Kendeng. Metode penelitian ini menggunakan
metode deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui
Observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan
bentang budaya pada daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Terdapat beberapa perbedaan dalam sektor pengembangan
pariwisata dan persamaan dalam sektor perekonomian, hal
ini terjadi karena disebabkan faktor geologi dan
geomorfologi pada setiap daerah di Jawa Tengah Dan
Yogyakarta.
Kata Kunci : Geologi, Geomorfologi, Aktifitas Masyarakat,
Bentang Budaya.
b) Pendahuluan
Aspek sosial merupakan suatu tindakan yang
dihasilkan oleh aktifitas masyarakat yang berhubungan
dengan alam disekelilingnya yang meliputi faktor budaya
dan kebudayaan, politik, ekonomi dan sosial. Hasil dari
aktifitas masyarakat menyebabkan adanya keberagaman
melalui aspek sosial, yang saaat ini kerap terjadi di berbagai
wilayah Indonesia, khususnya wilayah Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Masalah keberagaman
aktifitas masyarakat tidak hanya melalui aspek fisik seperti

3
geologi dan geomorfologi suatu wilayah namun, aspek
sosial juga menjadi faktor utama sebagai tolak ukur untuk
dijadikan perbandingan keberagaman aktifitas masyarakat
di zaman yang serba canggih saat ini.
c) Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deksriptif
kualitatif dan dilakukan di Kawasan Jawa Tengah dan
Yogyakarta. Menurut Arief (2011), metode deskriptif
merupakan metode yang menafsirkan keadaan yang terjadi
sekarang dengan tujuan penelitian yang memberikan
gambaran atau deskripsi keadaan secara objektif.
Menggunakan metode kualitatif, metode kualitatif
merupakan metode yang mementingkan proses daripada
hasil. Menurut Mulyadi (2011) penelitian kualitatif lebih
menekankan pada penggunaan diri si peneliti sebagai
instrumen. Teknik Teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif yang paling utama adalah dengan
menggunakan teknik wawancara dan observasi atau
pengamatan langsung, studi dokumentasi dan lainnya
digunakan sebagai teknik pendukung untuk melengkapi
data yang akan diperoleh di lapangan.
d) Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di
daerah Jawa Tengah dan DaerahIstimewa Yogyakarta,
dapat diperoleh hasil bahwa tiap daerah memiliki bentang
budaya yang berbeda di tiap daerahnya. Masing-masing
daerah memiliki ciri khas bentang budaya yang berbeda-
beda.
Karakteristik dari masing masing tempat berbeda-
beda. Kebudayaan, sosial, ekonomi, sampai penduduk
berbeda-beda. Kebudayaan antar daerah berbeda.
Masyarakat daerah karangsambung memiliki kebudayaan
mengadakan doa bersama guna meningkatkan komunikasi
antar warga, walaupun tiap warga memiliki kepercayaan

4
yang berbeda, mereka tetap menghormati dan tidak
mengganggu aktifitas religious dari masing masing
masyarakat. Berbeda dengan wilayah Parangtritis yang
terkadang banyak kedatangan wisatawan asing yang
berkunjung. Juga terdapat tempat semacam ‘karaoke’ yang
sudah tidak asing lagi disana. Di Bledug Kuwu pun beda
masyarakat mempunyai kebiasaan bersama yakni bersih
desa yang dilakukan tiap sebulan sekali. Pada dasarnya,
kebudayaan yang terdapat pada daerah yang didatangi
masih sangat kental. Masih terdapat jiwa sosial yang tinggi,
jiwa gotong royong yang masih menjadi tradisi masing
masing daerah. Walaupun cara dari masing masing daerah
berbeda, tetapi tujuan dari cara yang berbeda beda tersebut
sama. Yakni mempererat jiwa sosial dan jiwa gotong
royong.
e) Kesimpulan
Masing- masing tempat penelitian memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Keadaan perekonomian masing-masing tempat
penelitian memiliki persamaan, dimana daerah penelitian
termasuk ke dalam wilayah desa, sehingga mayoritas
masyarakatnya memiliki perekonomian menengah
kebawah.
2. Masing-masing daerah mengembangkan daerahnya
melalui sektor pariwisata yang berbeda-beda.

2. Jurnal Pembanding
a) Abstrak
Situasi Geografi Kota Semarang dalam koridor
pembangunan Jawa Tengah merupakan simpul empat pintu

5
gerbang, yaitu koridor utara di mana posisi geografi Kota
Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah terletak di
pantai utara jawa, koridor selatan naik di kota dinamis
seperti Kabupaten Magelang, Surakarta dikenal dengan
koridor Merapi - Merbabu, koridor timur naik di Kabupaten
Demak / Grobogan dan barat ke Kabupaten Kendal. Kota
Semarang adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia
dan menjadi ibu kota provinsi Jawa Tengah. Luas prefektur
373,7 km², terdiri dari 16 kecamatan dan 117 kepala desa,
memiliki posisi geografis yang strategis sebagai pusat
pemerintahan. Kondisi geologi di Kota Semarang tersusun
oleh formasi stratigrafi: Alluvium (Qa), Batu Api Gajah
Mungkur (Qhg), Batuan Volcano yang Gesik (Qpk),
Formasi Bullion (Qpj), Formasi Resin (Qtd), Frangible
Times; Formasi Rill (Qpkg), Formasi Kalibening (Tmkl),
Formasi Kerek (Tmk) Struktur Geologi kota Semarang
umumnya berupa patahan, antiklin, dan pecah. Terdiri dari
jenis kesalahan normal yang ada, kesalahan pergeseran dan
kesalahan naik. Sedangkan untuk jenis antiklin yang ada
meliputi Struktur Antiklin Bergota, Antiklin Candi, dan
Antiklin Karanganyargunung. dan untuk struktur pecah
yang ada di Kota Semarang yaitu Pecahnya Tinjomoyo I, II
Dan Pembobolan Jomblang-Jangli Berdasarkan proses
geomorfologi dan bahan penyusun kota geomorfologi yang
dapat dibagi Semarang untuk empat set geomorfologi yaitu
kumpulan geomorfologi yaitu kumpulan banjir dataran,
sungai / kipas aluvial, dataran pantai / delta dan
sekumpulan geomorfologi gunung lipat. Proses
geomorfologi yang terjadi di Kota Semarang adalah proses
pembusukan, erosi, longsor, material deposisi, banjir, curah
hujan dan abrasi. Pengaruh proses sedimentasi yang terjadi
di dataran pantai aluvial antara tahun 1840 hingga tahun

6
1991 terdapat pertumbuhan garis pantai sebesar 303 meter.
Beberapa hal yang berkaitan dengan degradasi lingkungan
di Kota Semarang antara lain potensi air tanah, reduksi
difusi irigasi air, asupan air tanah , perubahan kondisi air
tanah, penurunan tanah, tanah, erosi pertanian kritis,
erosivitas hujan (R), erodibilitas tanah; tanah (K), erosi
pertanian
 
Kata kunci: Geologi, Geomorfologi, Degradasi Lingkungan
b) Pendahuluan
Posisi geografi Kota Semarang sebagai ibukota
Propinsi Jawa Tengah, terletak di pantai Utara Jawa Tengah
tepatnya pada garis 6º, 5' - 7º, 10' Lintang Selatan dan 110º,
35' Bujur Timur. Sedang luas wilayah mencapai 37.366.838
Ha atau 373,7 Km². Letak geografi Kota Semarang dalam
koridor pembangunan Jawa Tengah merupakan simpul-
simpul empat pintu gerbang, yaitu koridor utara dimana
posisi geografi Kota Semarang sebagai ibukota Propinsi
Jawa Tengah terletak di pantai Utara Jawa, koridor Selatan
ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang,
Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi – Merbabu,
koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan dan
Barat menuju Kabupaten Kendal.
c) Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Iskandar (2008) menjelaskan
penelitian deskriptif kualitatif adalah pendekatan sistematis
dan subjektif dalam menjelskan segala sesuatu yang ada
dilapangan (bersifat empiris) serta berorientasi kepada
upaya untuk memahami fenomena secara menyeluruh
d) Hasil dan Pembahasan
1. Kondisi Umum Kota Semarang

7
Didalam perkembangan pertumbuhan Jawa Tengah
kota Semarang sangat berperan, terutama dengan
adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta
api dan jalan) serta transport udara merupakan potensi
bagi simpul transport Regional Jawa Tengah. Posisi lain
yang tak kalah penting adalah hubungan dengan luar
jawa, Semarang sebagai pusat wilayah nasional bagian
tengah dengan aktivitas utama industri, perdagangan,
pendidikan dan pariwisata. Sebagian besar area industri
dan komersial dibangun pada dataran pantai dengan
elevasi antara 0 – 80.
2. STRUKTUR GEOLOGI
Struktur geologi yang terdapat di Kota
Semarang umumnya berupa sesar yang terdiri dari sesar
normal, sesar geser dan sesar naik. Sesar normal relatif
berarah barat-timur sebagian agak cembung ke arah
utara, sesar geser berarah utara selatan hingga baratlaut
– tenggara, sedangkan sesar normal relatif berarah
barat–timur. Sesar-sesar tersebut umumnya terjadi pada
batuan Formasi Kerek, Formasi Kali Bening dan
Formasi Damar yang berumur kuarter dan tersier.
3. DEGRADASI LINGKUNGAN
1. Potensi Air Tanah
Survei penurunan air tanah di kota Semarang telah
dilakukan oleh beberapa instansi antara lain oleh
Direktorat Geologi Tata Lingkungan (DGTL) Bandung.
Menurut (Sihwanto dan Sukrisno, 2000) Cekungan air
tanah Semarang (CAS) seluas + 1612 km2, meliputi
kota Semarang, sebagian kabupaten Semarang,
kabupaten Demak dan kabupaten Kendal. Besarnya
resapan air hujan seluruh daerah aliran sungai Godong
+ 121775200 m3/th, sedangkan air tanah yang masuk di

8
dataran pantai (Kendal, Semarang, Demak) +
194.000.000 m3/th.
e) Kesimpulan
Berdasarkan bahasan di atas dapat di buat kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kota Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah
ditinjau dari posisi goegrafi cukup potensial dalam koridor
pembangunan Jawa Tengah karena merupakan simbol-
simbol 4 pintu gerbang.
2. Atas dasar relief, proses dan material penyusun Kota
Semarang dibagi atas empat satuan geomorfologi. Akibat
proses sedimentasi yang terjadi pada dataran aluvial pantai
antara tahun 1847 sampai tahun 1991 ada perkembangan
garis pantai sebesar 884 m.
3. Wilayah dengan bahaya erosi > 15 ton/ha/tahun pada
umumnya dijumpai di daerah perbukitan dengan lereng
yang terjal yang terdapat di bagian selatan Kota Semarang
dengan kemiringan lereng > 25 % serta memiliki tata guan
lahan sebagai semak belukar atau kawasan hutan
4. Pengurangan resapan akan berpengaruh terhadap volume
air pada aquifer. Akibat pengurangan luas resapan, jumlah
resapan air di pantai utara Semarang hilang sebesar
3.471.148 m3/thn.
5. Pengambilan air tanah untuk industri, hotel,
permukiman, dan kebutuhan penduduk di Cekungan Air
Semarang terus mengalami peningkatan. Antara tahun
1990-1999 ada peningkatan pengambilan air tanah sebesar
294%.
6. Akibat pengambilan air tanah dan pengurangan daerah
resapan air maka fenomena yang terjadi adalah penurunan
muka tanah, hal ini umumnya terjadi di daerah pantai Kota
Semarang.

9
B. Evaluasi Jurnal
1. Kelebihan
a. Jurnal Utama
 Bahasa yang di gunakan mudah di pahami.
 Penulisan kalimat sederhana namun tidak mengurangi
makna dari setiap kalimatnya.
 Format penulisan sangat rapi.
 Tujuan penelitian cukup penting.
 Landasar teori yang di sajikan sangat lengkap.
 Metode yang di gunakan tepat.
 Penjelasan dalam jurnal di dukung oleh table sehingga
memudahkan pembaca untuk memahami hal yang di
sampaikan.

b. Jurnal Pembanding
 Bahasa yang di gunakan mudah di pahami.
 Format penulisan cukup rapi.
 Landasan teori yang di sajikan cukup untuk
menguatkan gagasan dalam jurnal serta terdapatkanya
kajian pustaka.

2. Kekurangan
a. Jurnal Utama
 Latar belakang penelitian kurang di jelaskan.
 Terdapat kesalahan dalam penggunaan kata, terletak di
metode penelitian “ Jenis penelitian yang digunakan

10
dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.”
Seharusnya adalah “ metode yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif “.
 Kurangnya penjelasan mengenai rumusan masalah yang
di bahas.
 Tidak adanya penjelasan mengenai pendekatan
saintifik.
 Tidak adanya e-ISSN

b. Jurnal Pembanding
 Tujuan penelitian di nilai kurang penting, karna hanya
untuk mendapatkan gambaran.
 Terdapat kesalahan penulisan, yaitu dalam penggunaan
tanda baca.
 Latar belakang penelitian tidak di jelaskan.
 Metode penelitian belum di gunakan secara optimal.
 Kurangnya penjelasan mengenai rumusan masalah yang
di bahas.
 Terlalu focus pada penjelasan teoritis, namun
penjelasan praktek dalam pengimplementasian
penilaian autentik kurang di bahas.
 Pembaca tidak memahami keseluruhan hasil dari tujuan
awal penelitian, yaitu gambaran menyeluruh
implementasi penilaian autentik.
 Tujuan penelitian dengan hasil penelitian kurang
terhubung.
 Belum adanya ISSN jurnal.

11
12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kedua jurnal ini sama-sama membahas masalah geologi dan
geomorfologi terhadap lingkungan, hanya saja objek dalam penelitian
yang membedakannya. Kedua jurnal ini juga memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, namun yang membedakannya adalah
pada jurnal utama membahas tentang kaitan geologi dan geomorfologi
terhadap aktifitas masyarakat di Jawa Tengah dan Yogyakarta sedangkan
pada jurnal kedua membahas tentang kaitan geologi dan geomorfologi
terhadap degradasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arum Cahyaning Utami, Ahmad Dwi Kurniawan, Evira


Novidariyanti, Dian Rakhmasari. (2018). Dampak Kondisi
Geologi dan Geomorfologi terhadap Aktifitas Masyarakat
Jawa Tengah dan Yogyakarta. Jurnal Geologi dan
Geomorfologi, 1, 1-22.

Soedarsono. (2012). Kondisi Geologi dan Geomorfologi Kaitannya


dengan Degradasi Lingkungan di Kota Semarang. Jurnal
Geologi dan Geomorfologi, 1, 29-41.

14

Anda mungkin juga menyukai