PERCOBAAN III Ka Ilo

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN LENGKAP

PERCOBAAN III

I PENETAPAN KONSENSTRASI SULFAT DIDALAM LARUTAN K2SO4


SECARA TURBIDIMETRI DENGAN ALAT “SPEKTRONIK 20”

DISUSUN OLEH :

DISUSUN OLEH :

NAMA : FIKRIYANTI WARDANI

STAMBUK : A 251 17 052

KELAS :C

KELOMPOK : IV

ASISTEN : Moh. Ilham, S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
LEMBAR KOREKSI
PERCOBAAN III

I PENETAPAN KONSENSTRASI SULFAT DIDALAM LARUTAN K2SO4


SECARA TURBIDIMETRI DENGAN ALAT “SPEKTRONIK 20”

Nama : FIKRIYANTI WARDANI

NIM : A 251 17 052

Kelompok : IV

Asisten : Moh.Ilham, S.Pd

Hari/Tanggal Koreksi Keterangan


PERCOBAAN III

PENETAPAN KONSENSTRASI SULFAT DIDALAM LARUTAN K 2SO4


SECARA TURBIDIMETRI DENGAN ALAT “SPEKTRONIK 20”

I. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menerapkan konsp dasar analisa
turbidimetri pada penentuan sulfat dalam larutan.

II. DASAR TEORI


Turbidimetri merupakan analisis kuantitatif yang didasarkan pada
pengukuran kekeruhan atau turbidan dari suatu larutan akibat adanya partikel
padat dalam larutan setelah sinar melewati suatu larutan yang mengandung
partikel tersuspensi. Artinya turbidimetri adalah analisa yang berdasarkan
hamburan cahaya. Hamburan cahaya terjadi akibat adanya partikel yang terdapat
dalam larutan. Partikel ini menghamburkan cahaya ke segala arah yang
mengenainya (Anonim, 2012)
Analisa dengan cara turbidimetri tidak berdasarkan absorpsi (penyerapan)
sinar melainkan berdasarkan peristiwa hamburan sinar (light scattering) oleh
partikel-partikel senyawa yang dianalisa yang terdapat dalam larutan . apabila
sinar tampak masuk ke dalam medium tembus sinar (misalnya cairan) yang
mengandung fase padat berupa partikel – partikel padat berupa partikel – partikel
halus , (suspensi) maka sinar tersebut , setelah berantraksi sebentar dengan
partikel padat , akan dihamburkan (disebarkan) ke segala arah oleh partikel –
partikel itu (Pembina Mata Kuliah Analisis Instrumen, 2019).
Akibat hamburan ini maka : (Pembina Mata Kuliah Analisis Instrumen,
2019).
a. Medium (cairan) yang mengandung partikel tersebut akan tampak keruh
(“turbid” tidak jernih) dan
b. Intensitas berkas sinar tersebut , pada arah rambatannya semula, akan
mengalami pengurangan . perlu diperhatikan bahwa pengurangan intensitas berkas
sinar tersebut bukan disebabkan oleh penyerapan (absorpsi) melainkan
disebabkan oleh hamburan (penyebaran) foton – foton sinar tersebut oleh partikel
padat. Bila besarnya pengurangan intensitas sinar oleh peristiwa hamburan itu
(misalnya dinyatakan dalam P/Po dari suatu berkas sinar, setelah berkas sinar
tersebut mengalami hamburan.
Dalam turbidimetri digunakan larutan yang berupa koloid atau tersuspensi.
Larutan jernih dapat diukur dengan metoda ini dengan jalan memberikan
emulgator untuk mengemulsi larutan. Larutan tersuspensi atau koloid
mengandung partikel yang berukuran 10-10 cm. Ukuran partikel ini biasanya dapat
dilihat dengan mata. (Abi Sueb, 2013)
Hamburan yang terukur pada alat turbidimetri adalah hamburan yang
diteruskan atau yang membentuk sudut 1800. Sedangkan hamburan yang
membentuk sudut 900, hamburannya terdeteksi oleh alat Nefelometer. (Abi Sueb,
2013)
Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan,
yaitu pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap
intensitas cahaya yang dating, pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana
cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh dan instrumen
pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter (Abi Sueb, 2013).
Beberapa senyawaan yang tak-dapat-larut, dalam jumlah-jumlah sedikit,
dapat disiapkan dalam keadaan agregasi sedemikian sehingga diperoleh suspensi
yang sedang-sedang stabilnya. Sifat-sifat dari suspense akan berbeda-beda
menurut konsentrasi fase terdispersinya. Bila cahaya dilewatkan melalui suspense
tersebut, sebagian dari energy radiasi yang jatuh dihamburkan dengan penyerapan,
pemantulan, pembiasan, sementarasisanyaditransmisi (diteruskan). Pengukuran
intensitas cahaya yang ditransmisi sebagai fungsi dari konsentrasi fase terdispersi
adalah dasar dari analisis turbidimetri. Dalam membuat kurva kalibrasi dianjurkan
dalam penerapan turbidimetri karena hubungan antara sifat-sifat optis suspense
dan konsentrasi fase terdispersinya paling jauh adalah semi empiris. Agar
kekeruhan (turbidity) itu dapat diulang penyiapannya haruslah seseksama
mungkin, endapan harus sangat halus. Intensitas cahaya bergantung pada
banyaknya dan ukuran partikel dalam suspense sehingga aplikasi analitik dapat
dimungkinkan (Underwood,dkk.,1994).

II. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu:
A. Alat B. Bahan

1. Spektronik 20 1 buah 1. Larutan induk K2SO4 500 ppm


2. Kurvet 6 buah 2. Larutan HCl 2M
3. Labu ukur 50 mL 6 buah 3. Padatan BaCl2.2H2O
4. Pipet volume 2 buah 4. Aquades
5. Neraca digital 5. Tissue
6. Batang pengaduk
7. Gelas kimia 2 buah
8. pH meter
9. Spatula
10. stopwatch
IV. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ini yaitu :


A. Untuk Larutan Standar
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menimbang 200 mg padatan BaCl2.2H2O dengan menggunakan neraca
analitik
3. Mengambil secukupnya larutan induk K2SO4 500 ppm dan memasukan
kedalam gelas kimia
4. Menambahkan larutan HCl 2M tetes demi tetes dalam larutan induk tersebut
hingga ph mencapai pH 1.
5. Mengambil sejumlah larutan yang terbentuk pada poin 4 untuk monsentrasi 5,
10, 20, 30, dan 40 ppm kedalam labu ukur 50 mL dan mengencerkan hingga
tanda batas
6. menambahkan 200 mg padatan BaCl2.2H2O kedalam masing-masing larutan
tersebut
7. Mengocok BaCl2.2H2O sampai larut dan warna larutan keruh
8. Mendiamkan larutan selama 5 menit
9. Memindahkan kedalam kurvet dan mengukur turbidan pada panjang
gelombang 480 nm.
10. Membuat kurva standar antara turbidan dan konsentrasi

B. Untuk Larutan Cuplikan

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Memasukan larutan cuplikan ke dalam kuvet hingga tanda batas
3. Mengukur turbidan pada Panjang gelombang 480 nm
IV. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang diperleh pada percobaan ini, yaitu:

A. Untuk Turbidan (%) Standar

No. Konsentrasi Turbidans S(Y) X2 XY


(X) (%)

1. 5 73 0.137 25 0.685

2. 10 71 0.149 100 1.49

3. 20 53 0.276 400 5.52

4. 30 52 0.284 900 8.52

5. 40 39 0.409 1600 16.36

∑ 105 1.255 3.025 32.575


B. Untuk Turbidan Cuplikan

No Turbidan (%) Absorban


.
1. 64 % 0.17
VI. Perhitungan

Perhitungan pada percobaan ini yaitu :

A. Pembuatan Larutan Standar

Dik : M1 = 500 ppm

M2 = 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, dan 40 ppm

V2 = 50 mL

Dit : V1 =.....?

Penyelesaian :

Rumus : M1.V1 = M2. V2

1. Untuk 5 ppm

M1.V1 = M2. V2

500 ppm . V1 = 5 ppm . 50 mL

V1 = 5 ppm . 50 mL
500 ppm

V1 = 0.5 mL

2. Untuk 10 ppm

M1.V1 = M2. V2

500 ppm . V1 = 10 ppm . 50 mL

V1 = 10 ppm . 50 mL
500 ppm

V1 = 1 mL

3. Untuk 20 ppm

M1.V1 = M2. V2

500 ppm . V1 = 20 ppm . 50 mL


V1 = 20 ppm . 50 mL
500 ppm

V1 = 2 mL

4. Untuk 30 ppm

M1.V1 = M2. V2

500 ppm . V1 = 30 ppm . 50 mL

V1 = 30 ppm . 50 mL
500 ppm

V1 = 3 mL

5. Untuk 40 ppm

M1.V1 = M2. V2

500 ppm . V1 = 40 ppm . 50 mL

V1 = 40 ppm . 50 mL
500 ppm

V1 = 4 mL

B. Penentuan Turbidans dari Larutan Standar

1. Untuk Larutan Standar 5 ppm T = 73 % = 0.73

S = 1 – log T

= - log 0.73

= - log 7.3 x10-1

=1 – log 7.3

= 1 – 0.8

= 0.137
2. Untuk Larutan Standar 10 ppm T = 71 % = 0.71

S = 1 – log T

= - log 0.71

= - log 7.1 x10-1

=1 – log 7.1

= 1 – 0. 851

= 0.149

3. Untuk Larutan Standar 20 ppm T = 53 % = 0.53

S = 1 – log T

= - log 0.53

= - log 5.3 x10-1

=1 – log 5.3

= 1 – 0. 724

= 0.276

4. Untuk Larutan Standar 30 ppm T = 52 % = 0.52

S = 1 – log T

= - log 0.52

= - log 5.2 x10-1

=1 – log 5.2

= 1 – 0. 716

= 0.284

5. Untuk Larutan Standar 40 ppm T = 39 % = 0.39

S = 1 – log T
= - log 0.39

= - log 3.9 x10-1

=1 – log 3.9

= 1 – 0.591

= 0.409

C. Perhitungan Nilai a dan b

No Konsentrasi (X) S (Y) X2 XY


.

1. 5 0.137 25 0.685

2. 10 0.149 100 1.49

3. 20 0.276 400 5.52

4. 30 0.284 900 8.52

5. 40 0.409 1600 16.36

∑ 105 1.255 3025 32.575

 Nilai a
a = ∑Y. ∑X2 - ∑X. ∑XY
n. ∑X2 – (∑X)2

= (1.255 x 3025) – (1.05 x 32.575)


5 (3025) – (105)2

= 3796.375 – 3420.375
15125 – 11025

= 376
4100

= 0.091
 Nilai b
n .∑ XY −∑ X . ∑ Y
b=
n. ∑ X 2−¿ ¿
( 5 x 32,575 )−(105 x 1,255)
= ( 5 x 3025 ) −¿ ¿
162,875−131,775
= 15125−11025
31,12
= 4100

= 0,0076

Jadi, persamaan regresi linearnya adalah Y = a + bx

Y = 0,0917 + 0,0076

D. PERHITUNGAN MENCARI NILAI Y


 Untuk konsentrasi (x) = 5 ppm

Y = a + bx

= 0,0917 + (0,0076 . 5)

= 0,0917 + 0,038

= 0,129

 Untuk konsentrasi (x) = 10 ppm


Y = a + bx
= 0,0917 + (0,0076 . 10)
= 0,0917 + 0,076
= 0,167
 Untuk konsentrasi (x) = 20 ppm
Y = a + bx
= 0,0917 + (0,0076 . 20)
= 0,0917 + 0,152
= 0,243
 Untuk konsentrasi (x) = 30 ppm
Y = a + bx
= 0,0917 + (0,0076 . 30)
= 0,0917 + 0,228
= 0,319
 Untuk konsentrasi (x) = 40 ppm
Y = a + bx
= 0,0917 + (0,0076 . 40)
= 0,0917 + 0,304
= 0,395

E. MENENTUKAN KONSENTRASI SO42−¿¿ DARI CUPLIKAN

%T = 73 %
73
T = 100 =0 , 73

⸹ = - Log T

= - Log 0,73

= 0, 1367

Y = ⸹ = 0,1367

Y = K.X
∑ XY
0,1367 = .X
∑X2

32,575
0, 1367 = 3025 . X

0,1367 = 0,0108 . X
0,1367
X = 0,0108
X = 12,657 ppm
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI (X) DAN ABSORBAN
(Y)

Grafik Sebelum Regresi


0.45
0.4
f(x) = 0.01 x + 0.09
0.35 R² = 0.94
Absorbansi = s (y)

0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
konsentrasi (x)

s (Y) Linear (s (Y))


Grafik Setelah Regresi
0.45
0.4
f(x) = 0.01 x + 0.09
0.35 R² = 1
0.3
Axbsorban (y)

0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Konsentrasi (x)

absorban Linear (absorban)

III. PEMBAHASAN

Turbidimetri adalah metode pengukuran konsentrasi partikulat dalam


suspensi yang didasarkan pada hamburan elastis cahaya oleh partikel.
Turbidimetri sedikit berbeda dengan adsorbansi spektrofotometer. Turbidimetri
mengukur sinar yang dibelokkan sedangkan spektrofotometer mengukur sinar
yang diteruskan. Ada dua satuan yang digunakan pada turbidimetri, yaitu NTU
dan FAU (Khopkar 2003).

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menerapkan konsp dasar analisa
turbidimetri pada penentuan sulfat dalam larutan (Pembina Mata kuliah Analisis
Instrumen, 2019)

Prinsip kerja dari turbidimetri adalah menghitung jumlah cahaya yang


diteruskan (dan mengkalkulasi jumlah cahaya yang diabsorbsi) oleh partikel
dalam suspensiuntuk menentukan konsentrasi substansi yang dicari. Jumlah
cahaya yang diabsorbsi bergantung pada jumlah partikel dan ukuran partikel,
semakin banyak jumlah partikel maka semakin banyak cahaya yang diabsorbsi
begitu pula sebaliknya semakin sedikit jumlah partikel maka semakin sedikit
jumlah cahaya yang diabsorbsi. Semakin besar ukuran partikel maka semakin
banyak cahaya yang diabsorbsi begitu pula sebaliknya semakin kecil ukuran
partikel maka semakin sedikit cahaya yang diabsorbsi.
Percobaan ini terdiri atas 2 perlakuan yaitu

A. Pengukuran larutan standar


Tujuan dari perlakuan ini yaitu untuk mengukur kadar atau konsentrasi
sulfat dengan menggunakan spektrometer berdasarkan prinsip
turbiditas/kekeruhan larutan standar.

Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu menyiapkan


alat dan bahan, lalu menimbang 200 mg padatan BaCl2.2H2O dengan
menggunakan neraca analitik, fungsi bahan BaCl2 yaitu mengendalikan kecepatan
pengendapan dan konsentrasi pereaksi – pereaksi. kemudian mengambil
secukupnya larutan induk K2SO4 500 ppm dimana konsentrasi sulfat yang
terdapat padal larutan induk tersebut yang akan dihitung turbiditasnya,
memasukan kedalam gelas kimia. Menambahkan larutan HCl 2M tetes demi tetes
dalam larutan induk tersebut hingga ph mencapai pH 1. Fungsi penambahan HCL
2 M yaitu untuk menjaga pH larutan, karena apabila pada pH > 8 sulfida
membentuk ion sulfida namun pada pH < 8 sulfida cenderung dalam bentuk H 2S
yang akan melepas gas yang berbau busuk. Dan penambahan larutan ini adalah
untuk menstabilkan suspensi koloid BaSO4 yang akan terbentuk. Selanjutnya
mengambil sejumlah larutan yang terbentuk pada perlakuan sebelumnya dan
dimasukan kedalam 5 labu ukur 50 ml untuk konsentrasi berturut-turut 5, 10, 20,
30, dan 40 ppm dan mengencerkan hingga tanda batas. Menambahkan 200 mg
padatan BaCl2.2H2O kedalam masing-masing labu ukur tersebut, fungsi
penambahannya yaitu dimana BaCl2 ini akan bereaksi dengan sulfat sehingga
menghasilkan BaSO4 yang merupakan koloid tersuspensi dimana larutan menjadi
keruh dan kekeruhan inilah yang diukur oleh spektrofotometer.. Pada awalnya
yang diukur adalah larutan blanko akuades. Fungsi dari larutan blanko adalah
sebagai faktor koreksi terhadap pelarut yang digunakan. Sehingga pada
pengukuran blanko ini adalah pengukuran serapan untuk pelarutnya. Selanjutnya
mengocok BaCl2.2H2O fungsi perlakuan ini yaitu agar BaCl2.2H2O larut dan
menghasilkan warna larutan keruh, sehingga dapat diukur kekeruhannya.
Kemudian larutan didiamkan selama 5 menit, hal ini bertujuan untuk memberi
kesempatan agar pereaksi bereaksi sempurna dan koloid yang dihasilkan stabil.
Kemudian pengukuran dilakukan pada larutan standar 10, 20, 40, 60, 80 ppm.
Panjang gelombang pada 480 nm menggunakan spektronik-20. . Membuat kurva
standar antara turbidan dan konsentrasi

Berdasarkan hasil percobaan di dapatkan ukuran turbidan yaitu pada


konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, dan 40 ppm diperoleh nilai
transmitan berturut-turut yaitu 73%, 71%, 53%, 52% dan 39% sehingga nilai
kekeuruhannya (S) berturut-turut yaitu: 0.137, 0.149, 0.276, 0.284 dan 0.409.
sehingga diperoleh grafik dimana turbiditas (kekeruhan) berbanding lurus dengan
konsentrasi. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi larutan maka
keberadaan partikel-partikel kecil penyusun koloid BaSO4 akan semakin tinggi.
Sehingga bila dilihat dari grafik garis yang terbentuk adalah garis linear. Garis
linear yang dihasilkan ini menunjukan bahwa absorbansi adalah fungsi dari
konsentrasi. Dengan mendapatkan persamaan garis linear pada grafik, maka
konsentrasi sampel dapat dihitung. Keberadaan partikel-partikel ini menyebabkan
kekeruhan yang makin tinggi (Khopkar 2003). Partikel-partikel ini akan berada
saling rapat didalam larutan yang memungkinkan pembiasan cahaya lebih banyak.

B. Pengukuran Cuplikan

Tujuan dari perlakuan ini yaitu untuk mengukur kadar atau konsentrasi
cuplikan dengan menggunakan spektrometer berdasarkan prinsip
turbiditas/kekeruhan larutan standar.

Langkah pada perlakuna ini yaitu memasukan larutan cuplikan ke dalam


kuvet hingga tanda batas kemudian mengukur serapan pada Panjang gelombang
480 nm . Dari hasil perhiyungan diperoleh nilai absorbansi dengan persen
transmita 73% adalah 0.1367. selain itu diperoleh konsentrasi SO42- dalam cuplikan
sebesar 12,657 ppm

DAFTAR PUSTAKA

Abi Sueb. (2013). Penentuan Kandungan Ion Sulfat Dengan Metode Turbidimetri.
Tersedi. [Online]: http://abieatik.blogspot.com/2013/06/penentuan-
kandungan-ion-sulfat-dengan_4.html (diakses pada 22 November 2019)
Anonim. (2012). TURBIDIMETRI . Tersedia [Online]:
http://lehaw.blogspot.com/2012/02/turbidimetri.html (diakses pada 22
November 2019)
Kopkar. 1990.  Konsep Dasar Kimia Analisa, Penerbit UI Press : Jakarta hal 207 –
213
Khopkar SM. 2003. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta(ID): UI-Press.
Pembina Mata Kuliah Analisis Instrumen. (2019). Penuntun Praktikum Analisis
Instrumen. Palu: Universitas Tadulako
Underwodd.1994. Dasar Analisa Kimia kuantitatif . Erlangga: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai