Laporan Praktikum Buah Naga
Laporan Praktikum Buah Naga
Laporan Praktikum Buah Naga
LAPORAN PRAKTIKUM
AGRIBISNIS I
Oleh:
1906111634
JURUSAN AGRIBISNIS
PEKANBARU
2020
2
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Mengetahui
Asisten I Asisten II
Asisten V
Imam Hidayat
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
Herlon S.P,.M.Si., Zulhamid Ridho S.P, Ahmad Riandi Saputra, Putra Amanu,
dan Imam Hidayat yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, dan
motivasi sampai selesainya laporan praktikum ini. Tidak lupa pula buat seluruh
rekan rekan yang telah banyak membantu penulis didalam penyelesaian laporan
praktikum ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Tidak ada yang
pantas diberikan, selain balasan dari Tuhan Maha Kuasa untuk kemajuan kita
kita semua baik untuk masa sekarang baik untuk masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
3.1 Penyemaian...................................................................................... 11
6.1 Kesimpulan...................................................................................... 57
6.2 Saran............................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 58
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Mangga madu.......................................................................................... 9
7. Hama Thrips............................................................................................ 21
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman ini awalnya ditemukan di tanah Meksiko, Amerika Tengah, dan AS.
Dijuluki dengan nama pitahaya atau pitaya roja, tanaman ini awalnya dianggap
sebagai kaktus hutan biasa. Kemudian masyarakat suku Indian mengonsumsi buah
dari tanaman ini.
Julukan buah naga atau dragon fruit ini berasal dari masyarakat Cina kuno.
Mereka meletakkan tanaman ini di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di
atas meja altar.
Tradisi ini dilakukan karena dipercaya akan membawa berkah. Warna merah
mencolok dari buah dengan julukan "thang loy" ini juga memberikan nilai
estetika.
Buah naga kemudian berkembang secara pesat di Vietnam dan Thailand setelah
dibawa oleh Prancis di tahun 1870. Inilah yang menyebabkan buah ini lebih
dikenal sebagai tanaman dari Asia hingga saat ini.
Orang-orang Vietnam menyukai bentuk tanaman buah naga yang unik. Seperti
kaktus, namun berbentuk segitiga dan berduri sangat pendek, sehingga tanaman
ini sering digunakan untuk tanaman hias. Saat itu mereka belum memanfaatkan
buahnya.
Menurut catatan sejarah, buah naga sudah ada di Indonesia sejak tahun 1977. Saat
itu masyarakat Indonesia belum mencoba untuk membudidayakannya sendiri,
melainkan hasil impor dari Thailand.
Saat itu ia membeli 250 benih tanaman di Thailand. Kemudian ia tanam di tanah
yang dekat dengan rumahnya. Namun setelah dua tahun, tanaman ini tidak
kunjung berbuah.
Para petani buah naga di Palangka Raya, Kalimantan Tengah kini berhasil
mengakali tanaman buah naga ini. Provinsi Kalimantan dikenal dengan tanah
gambut yang sangat berbeda dengan tanah berpasir di Meksiko.
Menurut yang dilansir dalam Jejak Rekam, Sunarto, petani buah naga asal
Palangka Raya ini mengaku cukup mudah untuk menanam bibit di tanah gambut.
Yang harus disiapkan adalah pupuk organik agar tumbuh dengan baik. Selain itu
tanah juga harus ditaburi kapur dan kalsium, agar bibit pohon buah naga tidak
mudah terserang penyakit.
Memang benar legenda bahwa buah naga dapat membawa berkah, baik untuk
konsumen yang mendapatkan khasiatnya, juga untuk para petaninya yang dapat
merawatnya dengan mudah.
4
5
Tanaman buah naga termasuk jenis tanaman buah yang memiliki ketahanan
terhadap beragai serangan hama maupun penyakit. Selain itu, perawatan tanaman
buah naga ini juga relatif cukup mudah. Namun, tak berarti tanaman buah naga ini
kebal terhadap serangan hama dan penyakit. Perawatan yang intensif mutlak
dilakukan untuk menjaga agar tanaman buah naga tetap sehat, memiliki
pertumbuhan yang optimal dan mampu menghasilkan buah yang berkualitas.
Dalam budidaya tanaman buah naga, untuk mendapatkan hasil buah naga yang
berkualitas unggul, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mulai dari tata cara
budidaya buah naga yang benar hingga masalah kesehatan tanaman dan
lingkungan tempat tanaman buah naga itu ditanam. Dampak lingkungan baik
iklim maupun sanitasi lingkungan seringkali dapat menyebabkan munculnya
berbagai hama dan penyakit yang menyerang tanaman buah naga.
Hama ini menyerang tanaman buah naga pada permukaan batang atau cabang.
Gejala yang yang muncul adalah permukaan kulit cabang berselaput kehitaman
atau tampak kotor.
Hama ini menyerang tanaman buah naga dengan cara menghisap cairan pada
batang atau cabang yang menyebabkan cabang berubah menjadi berwarna kuning.
8
Hama ini biasanya menyukai bagian cabang yang tidak terkena sinar matahari
langsung dan cabang yang diserang hama ini menyebabkan timbul warna kusam.
Cara Pengendalian : Untuk pengendalian pada hama ini dapat dilakukan dengan
penyemprotan insektisida atau kanon dengan dosis sama dengan seperti
pengendalian pada hama kutu putih pada sela-sela tanaman yang ternaungi atau
tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Gejala serangan kutu kebul pada tanaman buah naga ditandai dengan adanya
bercak nekrotik akibat rusaknya sel-sel dan jaringan tanaman pada batang atau
cabang yang terserang. Ekskresi kutu kebul berupa madu yang merupakan media
tempat tumbuhnya embun jelaga yang berwarna hitam. Hal ini menyebabkan
proses fotosintesis berlangsung tidak normal. Selain kerusakan langsung pada
tanaman, kutu kebul merupakan serangga yang sangat berbahaya karena berperan
sebagai vektor penular virus tanaman.Untuk memperkuat kondisi tanaman agar
mampu bertahan dari infeksi virus yang ditularkan oleh kutu kebul maka
diperlukan penyemprotan mengunakan nutrisi organik secara rutin dengan interval
7 hari sekali. Untuk mengurangi populasi serangga bisa dengan pemasangan alat
perangkap yellow trap sebanyak 40 buah/ha. Pengendalian hayati dapat dilakukan
dengan memanfaatkan musuh alami kutu kebul, seperti: kumbang predator
Menochilus sexmaculatus dan parasitoid Encarcia formosa. Selain itu dapat juga
dilakukan penyemprotan pestisida nabati seperti nimba, tagetes, eceng gondok,
atau rumput laut harus dilakukan secara rutin dengan interval 3-4 hari sekali.
Bekicot
Hama ini dapat merusak cabang maupun batang tanaman buah naga dengan cara
10
Cara Pengendalian : Untuk pengendalian pada hama ini dapat dilakukan dengan
membuang dan membasmi semua bekicot yang berada ditanaman dan sekitar
tanaman
Semut
Hama ini pada umumnya akan muncul pada saat tanaman buah naga mulai
berbunga. Semut mulai mengerubungi bunga yang baru kuncup dan akan
mengakibatkan kulit buah nantinya akan berbintik-bintik berwarna cokelat yang
akan mempengaruhi turunnya harga buah. Semut juga dapat masuk dan membuat
rumah didalam batang. Bagian yang terserang akan berwarna kuning, berlubang
kemudian kering dan mati.
Cara Pengendalian : Untuk pengendalian pada hama ini dapat dilakukan dengan
menyemprotkan Gusadrin dengan dosis 2 cc/liter air. Semut merah biasanya
menyerang bagian ujung batang yang masih terbilang muda dan pergelangan ruas
batang.
Busuk Batang
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwina sp. Gejala yang tampak akibat
penyakit busuk batang adalah tanaman tampak layu, kusam, dan terdapat lendir
putih kekuningan pada batang yang berwarna cokelat atau batang pokok.
dicabut, kemudian lubang bekas tanaman tersebut diberi Basamid dengan dosis
0,5 – 1 g dalam bentuk serbuk. Seminggu kemudian, lubang tersebut ditanami
bibit buah naga baru.
Fusarium
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporium. Gejala serangan antara
lain cabang tanaman berkerut, layu dan busuk berwarna cokelat. Secara umum
gejala yang tampak hampir sama dengan serangan penyakit busuk bakteri.
Pengendalian terhadap serangan bakteri ini dilakukan dengan melakukan sanitasi
kebun secara rutin, perbaikan drainase untuk mencegah adanya genangan air,
pencabutan tanaman terserang dan tanah disekitar titik tanam dibuang jauh dari
areal budi daya. Pengendalian kimia bisa menggunakan Benlate T 20 WP atau
Derosal 60 WP dengan dosis 2g/liter air dalam seminggu 1-2 kali penyemprotan
pada bagian batang dan cabang yang terserang penyakit.
3. Busuk bakteri
Serangan penyakit ini desebabkan oleh infeksi bakteri Pseudomonas sp. Gejala
tanaman yang terserang penyakit busuk bakteri ditandai dengan adanya
12
pembusukan pada pangkal batang, terdapat lendir putih kekuningan pada daerah
serangan, serta tanaman tanpak kusan dan layu. Pengendalian terhadap serangan
bakteri ini dilakukan dengan melakukan sanitasi kebun secara rutin, perbaikan
drainase untuk mencegah adanya genangan air, pencabutan tanaman terserang dan
tanah disekitar titik tanam dibuang jauh dari areal budi daya. Usahakan
pembuangan tanah tersebut jangan sampai tercecer. Lubang bekas titik tanam
ditaburi dengan kapur agar pH tanah lokal meningkat. Pengendalian lainnya
dengan cara memberi Basamid dengan dosis 0,5-1 gram dalam bentuk serbuk
pada lubang tanam kemudian pada lubang tanam tersebut ditanam bibit baru.
menentukan pilihan antara berbagai macam usulan proyek, dan semua kriteria
itu, baik manfaat (benefit) maupun biaya, dinyatakan dalam nilai sekarang. Ada
lima tujuan penting melakukan studi kelayakan yaitu:
DAFTAR PUSTAKA