LP DM Tipe 1
LP DM Tipe 1
LP DM Tipe 1
Di Susun
Oleh :
E. Klasifikasi
Diabetes tipe 1 adalah penyakit gangguan metabolic yang ditandai oleh kenaikan kadar
gula darah akibata destruksi (kerusakan) sel beta pancreas karena suatu sebab tertentu
yang menyebabkan produksi insulin tidak ada sama sekali sehingga penderita sangat
memerlukan tambahan insulin dari luar.
F. Patofisiologi
1. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh infeksi atau toksin lingkungan yang menyerang
ora ng dengan orang dengan system imun yang secara genetis merupakan predisposisi
untuk terjadinya suatu respon autoimun yang kuat yang meyerang antigen sel b
pancreas. Faktor ekstrinsik yang diduga mempengaruhi fungsi sel b meliputi kerusakan
yang disebabkan oleh virus seperti virus penyakit gondok(mumps) dan virus coxsackie
B4 oleh agen kimia yang bersifat toksik atau oleh sitotoksin prusak dan antibody yang
dirilis oleh imunosit yang disensitisasi. Suatu kerusakan genetis yang mendasari yang
berhubungan dengan replikasi atau funsi sel b pancreas dapat menyebabkan
predisposisi terjadinya kegagalan sel b setelah infeksi virus. Lagipula gen-gen HLA
yang khusus diduga meningkatkan kerentanan terhadap virus diabetogenik atau
mungkin dikaitkan dengan gen-gen yang merespon system imun tertentu yang
menyebabkan terjadinya predisposisi pada pasien sehingga terjadi respon autoimun
terhadap sel-sel pulaunya sendiri atau yang dikenal dengan istilah autogresi.
Diabetes tpe 1 merupakan bentuk diabetes parah yang berhubungan dengan
terjadinya ketosis apabila tidak diobati. Diabetes ini muncul ketika pancreas sebagai
pabrik insulin tidak dapat atau kurangg mampu memproduksi insulin. Akibatnya, insulin
tubuh kurang atau tidak aada sama sekali. Penurunan jumlah insulin menyebabkan
gangguan jalur metabolic antaranya penurunan glikolisis (pemecahan glukosa menjadi
air dan karbondioksida), peningkatan glikogenesis (pemecahan glikogen menjadi
glukosa), terjadinya glukoneogenesis, gluconeogenesis merupakan proses pembuatan
glukosa dari asam amino, laktat, dan gliserol yang dilakukan counterregulatory hormone
(glukagen epinefrin, dan kortisol). Tanpa insulin sintesis dan pengambilan protein,
trigliserida, asam lemak, dan gliserol dalam sel akan terganggu. Seharusnya terjadi
lipogenesis namun yang terjadi adalah liposis yang menghasilkan badan keton.
Glukosa menjadi menumpuk dalam peredaran daarah karena tidak dapat diangkat ke
dalam sel. Kadar glukosa lebih dari 180mg/dl. Ginjal tidak dapat mereabsobsi glukosa
dari glomelurus sehingga timbul glikosuria, glukosa menarik air dan menyebabkan
osmotic diuretic dan menyebabkan polyuria, polyuria menyebabkan hilangnya elektrolit
lewat urin terutama natrium, klorida, kalium, dan fosfat merangsang rasa haus dan
meningkatkan asupan air (polidipsi). Sel tubuh kekurangan bahan bakar (ceel starvation)
pasien merasa lapar dan peningkatan asupan makanan (polifagia)
Biasanya diabetes ini terjadi pada anak dan remaja tetapi kadang kadang juga
terjadi pada orang dewasa, khususnya yang non obesitas dan mereka yang berusaha
lanjut ketika hiperglikemia tampak pertama kali. Keadaan tersebut merupakan suatu
gangguan katabolisme yang disebakan karena hamper tidak terdapat insulin dalam
sirkulasi , glucagon plasma meningkat daan sel sel b pakreas gagal merespon semua
stimulus insulinonegenik oleh karena itu diperlukan pemberian insulin eksogen untuk
memperbaiki katabolisme, mencegah ketosis, dan menurunkan hiperglukagonemia dan
meningkatkan kadar glukosa darah
2. Pathway
Reaksi autoimun
Sel pankreas
hancur
Defenisi insulin
Hiperglikemia Katabolisme
liposis
meningkat protein meningkat
Fleksibiltas Pembatasan
Penurunan BB
darah merah diet
Deficit volume
poliuria cairan
Hipoksia perifer
Ferfusi jaringan
Nyeri
perifer tidak
efektif
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mml/L)
2. Glukosa plasma puasa .140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp).200 mg/dl.
b. Aseton plasma (keton): positif secra mencolok
c. Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat
d. Osmolalitas serum: meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/1
e. Elektrolit
Natrium: mungkin normal, meningkat atau menurun
Kalium: normal atau penigkatan semu (perpindahan selluler), selanjutnya
akan menurun
Fosfor: lebih sering menurunn
f. Gas darah asrteri : biasanya menunjukan pH rendah dan penurunan pada HC03
(hasidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik
g. Trombosit darah: ht mungkin meningkat (dehidrasi): leukositosis: hemokonsentrasi
merupakan respon terhadap stress atau infeksi
h. Ureum/kreatinim: mungkin meningkat atau nirmal (dehidrasi/penurunan fungsi ginjjal)
i. Insulin darah: mungkin menurun/ atau bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1)atau
normal sampai tinggi (pada tipe 2) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/
gangguan dalam penggunaanya (endogen/eksogen) resisten insulin dapat
berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody (autoantibody)
j. Pemeriksaan fungsi tiroid: peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat meningkatkan
glukosa darah dan kebutuhan akan insulin
k. Urine: gula dan aseton positif: berta jenis dan osmolalitas mungkin meningkat
H. Penatalaksanaan
Dalam jangka pendek, penatalaksanaan DM bertujuan untuk menghilangkan
/mengurangi keluhan/gejala DM. sedangkan untuk tujuan jangka panjangnya adalah
mncegah komplikasi, tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar
glukosa, lipid dan insulin untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan pasien secara holistik dan mengajarkan
kegiatan mandiri, akan tetapi perbedaan utama antara penatalksaan DM tipe 1 yang
mayoritas diderita anak dibanding DM tipe II adalah kebutuhan mutlak insulin. Terapi
DM tipe 1 lebih tertuju pada pemberian injeksi insulin. Penatalaksanaan DM tipe 1
menurut sperling dibagi dalam 3 fase yaitu:
1. Fase akut/ ketoasidosis
Koma dan dehidrasi dengan pemberian cairan, memperbaiki keseimbangan
asam basa, elektrolit dan pemakaian insulin
2. Fase subakut/transisi
Bertujuan mengobati faktor-faktor pencetus, misalnya infeksi, dll, stabilisasi
penyakit dengan insulin, penyusun pola diet, dan penyuluhan kepada
penyandang DM/ keluarga mengenai pentingnya pemantauan penyakitnya
secara tertur dengan pemantauan glukosa darah, urin, pemakaian insulin dan
komplikasinya serta perencanaan diet dan latihan jasmani.
3. Fase pemeliharaaan
Pada fase ini tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan status
metabolic dalam batas normal serta mencegah terjadinya komplikasi untuk
itu WHO mengemukakan beberapa sasaran yang ingin dicapai dalam
penatalaksanaan penyandang DM tipe 1 diantaranya:
a. Bebas dari gejala penyakit
b. Dapat menikmati kehidupan social sepenuhnya
c. Dapat terhindar dari komplikasi penyakitnya
Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai
penyakit dan diperlukan kerja sama semua pihak di tingkat pelayanan
kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha dan akan
di uraikan sevagai berikut
1. Pemberian insulin
Diabetes tipe 1 mutlak membutuhkan insulin karena pancreas tidak dapat
memproduksi hormone insulin maka seumur hidupnya pasien harus
mendapatkan terapi insulin untuk mengatasi glukosa darah yang tinggi,
tujuan terapi insulin ini terutama untuk:
a. Mempertahankan glukosa darah dalam kadar yang normal atau
mendekati normal
b. Menghambat kemungkinan timbulnya komplikasi kronis pada diabetes .
indikasi pengobatan dengan insulin adalah
Semua penderita DM dari setiap umur dalam keadaan
ketoasidosis atau pernah masuk kedalam ketoasidosisi
DM dengan kehamilan / DM gestasioanl yang tidak terkendali
dengan diet (perencaaan makanan)
DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral
dosif maksimal
Enam tipe insulin berdasarkan mulain kerja, puncak, dan lam kerja insulin
tersebut yaitu:
Jumlah kkalori yang diperlukan dihitung dari BB ideal dikali kelebihan kalori
basal yaitu untuk laki laki 30kkal/kgg BB, dan wania 25 kkal/kg BB, kemudian
ditambah untuk kebutuuhan kalori aktivitas 10-30% untuk bekerja berat,
koreksi status gizi (gemuk dikurangi, kurus ditambah) dan kalori untuk
menghadapi stress akut sesuai dengan kebutuhan.
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Merupakan identitas klien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, agama , suku
bangsa, alamat, tanggal masuk, nomor registrasi, tanggal pengkajian dan
diagnose medis identitas ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan
yang lain. Jenis kelamin. Umur, alamat, dan lingkungan kotor dapat
mempercepat keadaan penyakit infeksi.
b. Keluhan utama
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk RS.
Data subjektif yang mungkin timbul:
1) Klien mengeluh sering kesemutan,
2) Klien mengeluh sering buang air kecil pada malam hari
3) Klien mengeluh sering merasa haus
4) Klien mengeluh mengalami rasa lapar yang berlebihan
5) Klien mengeluh merasa lemah
6) Kllien mengeluh pandanganya kabur
Data objektif :