Soal Jawaban

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

JAWABAN SOAL BAB 7

Al. Haryono Jusup

OLEH :

Kadek Eliska Insani Artha Pratiwi

1807531116

06

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
7.1 Bab 6 memperkenalkan delapan tahapan dalam perencanaan suatu audit. Bagian
manakah yang mengevaluasi materialitas dan risiko?

Jawab :

Konsep matearitas diterapkan oleh auditor pada tahap perencanaan dan pelaksanaan
audit, serta saat mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak di koreksi, jika
ada terhadap laporan keuangan dan pada saat merumuskan opini dalam laporan
auditor.

7.2 Rumuskan arti “materialitas” sebagaimana digunakan dalam akuntansi dan


pengauditan. Apakah hubungan antara materialitas dengan frasa “mendapatkan
kenyakinan memadai“ sebagaimana digunkan dalam dalam laporan audit.

Jawab :

Materialitas adalah dasar penerapan auditing, terutama standar pekerjaan lapangan


dan standar pelaporan. Hubungan antara materialitas dengan frasa “mendapatkan
kenyakinan memadai“ adalah untuk memberi informasi kepada pengguna laporan
audit bahwa auditor tidak menjamin kelanyakan penyajian laporan keuangan.m

7.3 Jelaskan mengapa materialitas itu penting tetapi sulit menerapkannya dalam praktik?

Jawab :

Karena materialitas merupakan bagian yang terpenting dalam perencanaan audit dan
merancang suatu strategi audit.

7.4 Apakah yang dimaksud dengan menetapkan pertimbangan awal tentang materialitas?
Jelaskan faktor–faktor utama yang berpengaruh terhadap pertimbangan awal.

Jawab :

Pertimbangan awal materialitas yaitu menetapkan strategi audit secara keseluruhan,


auditor harus menetukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan.
Faktor–faktor utama yang berpengaruh terhadap pertimbangan awal, yaitu :
a. Konsep materialitas adalah relatif bukan absolut

Sejumlah kesalahan penyajian bisa material bagai sebuah perusahaan kecil, tetapi
jumlah sekian tidak material bagi perusahaan lain yang lebih besar.

b. Di perlukan dasar tertentu untuk mengevaluasi materialiatas, mengingat bahwa


materialitas bersifat relatif, maka di perlukan suatu dasar untuk menetapkan
apakah kesalahan penyajian di pandang material.

7.5 Faktor-faktor kualitatif apa yang harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah
kesalahan penyajian mungkin material.

Jawab :

a. Kesalahan penyajian yang menyangkut kecurangan (fraud) di pandang lebih


serius dari pada kekeliruan tidak disengaja walaupun jumlah rupiahnya sama.

b. Kesalahan jumlah rupiahnya kecil bisa menjadi material apabila terkait dengan
kewajiban kontraktual.

c. Kesalahan penyajian yang kelihatanya tidak material, bisa menjadi material


apabila kesalahan penyajian tersebut mempengaruh tren laba.

7.6 Jelaskan perbedaan antara materialitas kinerja (performance materiality) dengan


pertimbangan awal tentang materialitas. Bagaimanakah hubungan antara keduanya?

Jawab :

Pertimbangan awal materialitas yaitu menetapkan strategi audit secara keseluruhan,


auditor harus menetukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan.
Materialitas kinerja adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor pada tingkat
yang lebih rendah dari pada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan.

7.7 Berikan dua contoh kapan auditor mungkin akan menetapkan materialitas pada
tingkat rendah untuk suatu kelompok transaksi, saldo akun, atau pengungkapan
tertentu?
Jawab :

a. Untuk suatu piutang usaha bersaldo 1 juta, auditor harus mengumpulkan bukti
yang lebih banyak apabila kesalahan penyajian sebesar 50 ribu dipandang
material, dan pada kesalahan penyajian sebesar 300 ribu juga dipandang material.

b. Pengguna laporan keuangan mungkin mengharapkan adanya pengungkapan


tentang transaksi dengan pihak yang berelasi yang melibatkan CEO.

7.8 Dimisalkan materialitas untuk laporan keuangan sebagai keseluruhan adalah


Rp100.000,00 dan materialitas kinerja untuk piutang usaha ditetapkan Rp40.000,00.
Apabila auditor menemukan sebuah piutang lebih saji sebesar Rp 55.000,00, apa
yang harus dilakukan auditor?

Jawab :

Meneliti dan mengawasi apakah sistem pengawasan intern tetap memenuhi fungsinya
dengan mengadakan pemeriksaan yang kontinue di dalam perusahaan yang didahului
dengan melakukan pengecekan secara fisik suatu transaksi guna mengumpulkan bukti yang
dapat dipertanggungjawabkan secara akurat.

7.9 Sebutkan apa yang dimaksud dengan model risiko audit, dan jelaskan setiap faktor
dalam model tersebut. Juga jelaskan, dua faktor dalam model tersebut yang apabila
digabungkan akan mencerminkan risiko kesalahan penyajian material.

Jawab :

Model resiko audit adalah suatu model yang menggambarkan hubungan umum
berbagai kompenen risiko audit dalam istilah matematikuntuk mencapai tingkat risiko
deteksi yang dapat diterima. Ada dua factor yaitu tingkat laporan keuangan secara
keseluruhan dan tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo, akun, dan
pengungkapan.

7.10 Jelaskan penyebab kenaikan atau penurunan risiko deteksi direncanakan?


Jawab :

a. Risiko deteksi merupakan dependen dari tiga faktor lain yang tercakup dalam
model. Risiko ini akan berubah hanya apabila auditor mengubah salah satu atau
lebih faktor lain dalam model risiko.

b. Risiko deteksi menetukan jumlah bukti subtantif yang direncanakan akan


dikumpulkan auditor yang di kembalikan dengan ukuran risiko deteksi.

7.11 Jelaskan apa yang di maksud dengan risiko inheren. Tunjukkan empat faktor yang
menyebabkan risiko inheren yang tinggi dalam audit.

Jawab :

Risiko inheren merupakan kerentanan suatu asersi tentang suatu golongan transaksi,
saldo akun, atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin
material, baik secara individual maupun secara kolektif. Adapun beberapa factor
diantaranya sifat bisnis klien, hasil audit periode sebelumnya, penugasan baru atau
penugasan ulangan, pihak–pihak yang berelasi.

7.12 Jelaskan mengapa risiko inheren ditetapkan untuk tujuan audit per segmen (golongan
transaksi, saldo, dan penyajian & pengungkapan), bukan untuk audit sebagai
keseluruhan. Apakah pengaruhnya terhadap jumlah bukti yang harus dikumpulkan
auditor, apabila risiko inheren untuk suatu tujuan audit meningkat dari medium
menjadi tinggi?

Jawab :

Risiko inheren dan risiko pengendalian tidak di tetapkan untuk audit sebagai
keseluruhan, melainkan di tetapkan untuk setiap siklus, setiap akun dalam suatu
siklus, bahkan kadang–kadang untuk setiap tujuan audit pada suatu akun.

7.13 Jelaskan pengaruh dari kesalahan penyajian yang besar yang ditemukan dalam audit
tahun lalu, terhadap risiko inheren, risiko deteksi yang direncanakan, dan bukti audit
yang direncanakan.
Jawab :

Sekembalinya ke meja, penyusun laporan meneiliti kembali item-item yang tersaji dalam
laporan keuangan yang printoutnya sudah dibagi-bagikan ke pihak manajemen, lalu
menemukan beberapa kesalahan. Dalam seknario yang lebih parah, sudah banyak terjadi di
luar sana, pertimbangan materialitas banyak digunakan sebagai alasan untuk membenarkan
pembiaran salah saji sejak di awal bahkan untuk kesalahan yang disengaja, merupakan dalah
kenyatakaan bahwa pertimbangan materialitas kerap disalahgunakan tentunya oleh
manajemen yang tidak disadari oleh akuntan.

7.14 Jelaskan apa yang dimaksud dengan risiko audit bisa diterima. Apakah relevansinya
terhadap bukti yang harus dikumpulan?

Jawab :

Risiko audit bisa diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa
laporan keuangan salah saji secara material, walaupun audit setelah selesai dan
pendapatan wajar tanpa pengecualian telah diberikan. Dalam relevansi terhadap bukti
dikumpulkan, auditor harus senantiasa menggunakan skeptimensme professional.

7.15 Jelaslkan mengapa terhadap hubungan terbalik (inverse relationship) antara risiko
deteksi direncanakan dengan jumlah bukti yang harus dikumpulkan auditor untuk
suatu tujuan khusus audit tertentu.

Jawab :

Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material
yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi ditentukan oleh efektivitas prosedur audit
dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagai karena ketidakpastian yang ada
pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan
sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan
transaksi tersebut diperiksa 100%.
7.16 Jelaskan keadaan–keadaan yang menyebabkan auditor harus merevisi kompenen–
kompenen dalam model risiko audit dan pengaruh revisi tersebut terhadap risiko
deteksi direncanakan serta bukti direncanakan.

Jawab :

Apabila kita menggunakan model risiko audit, didalamnya terkandung hubungan


langsung antara risiko audit yang bisa diterima dengan risiko deteksi, dan terdapat
hubungan berkebalikan antara risiko audit dengan bukti yang harus dikumpulkan.
Apabila auditor memutuskan untuk menurunkan risiko audit yang bisa diterima maka
risiko deteksi juga akan turun, dan bukti yang harus dikumpulkan akan naik.

7.17 Jelaskan bagaimana hubungan antara risiko audit dengan materialitas dan mengapa
keduanya perlu dipertimbangkan bersama–sama dalam perencanaan suatu audit.

Jawab :

Materialitas adalah salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor
mengenai kecukupan (kuantitas yang diperlukan) bahan bukti. Ada perbedaan antara istilah
materialitas dengan saldo akun material. Contohnya, secara umum adalah benar
mengatakan bahwa semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang
diperlukan (hubungan terbalik). Secara umum juga benar untuk mengatakan bahwa
semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo akun, maka semakin besar jumlah bukti
yang diperlukan (hubungan langsung).

Anda mungkin juga menyukai