Pemodelan Oseanografi Praktikum 4
Pemodelan Oseanografi Praktikum 4
Pemodelan Oseanografi Praktikum 4
2014
LEMBAR PENILAIAN
Teori Dasar
Metodologi :
Skenario Model
Flowchart
Script Program Fortran
Script Program Matlab
Hasil dan Analisis
Kesimpulan
Tugas Tambahan
Kerapihan
BAB I
TEORI DASAR
Proses difusi adalah penyebaran zat mengalir dari dalam bagian yang berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang konsentrasi rendah. Sementara itu Adveksi adalah transport penyebaran
partikel dalam suatu arah tertentu yang diakibatkan oleh pengaruh fluida yang
menggerakannya. Persamaan adveksi adalah salah satu persamaan gelombang yang
menggambarkan mekanisme transportasi suatu substansi yang mengalir dalam fluida dengan
arah tertentu (aliran fluida). Gabungan dari persamaan difusi dan adveksi dapat dimodelkan
dalam bentuk dua dimensi horizontal. Gabungan ini memiliki persamaan sebagai berikut :
Dimana :
t = waktu (detik)
Persamaa adveksi didiskritisasi dengan metode eksplisit upstream. Metode upstream ini
digunakan karena lebih stabil, karena syarat kestabilan disesuaikan dengan nilai kecepatan
(positif dan negatifnya). ika u > 0 turunan terhadap ruangnya menggunakan FTBS :
∆t n
F n+1 n
m =F m−u (F m −F nm−1 ). Jika u < 0 turunan terhadap ruangnya menggunakan FTFS :
∆x
∆t n
F n+1 n
m =F m−u (F m −F nm−1 ). Begitu juga pada kecepatan v. Sehingga proses didiskritisasi ini
∆x
menghasilkan rumus :
Sehingga jika digabungkan persamaan adveksi dan persamaan difusi yang didiskritisasi maka
akan menghasilkan persamaan :
1 1
F n+1 n
i , j = [ 1−|λ x|−| λ y|] Fi , j + [
( λ x +| λ x|) F ni−1 , j+( λ x −|λ x|) F ni , j+1 + α x [ F ni+1 , j−2 F ni , j + Fni−1 , j ] + ( λ y +|λ y|) F ni , j−1+
] [
2 2
Dimana :
dan
dan
Dimana syarat kestabilan untuk proses ini adalah : 2 ∝x + 2∝ y + λ x λ y ≤ 1.0
BAB II
METODOLOGI
Sebuah uji penyebaran polutan dengan proses difusi pada suatu danau yang panjangnya
3000 meter dan lebarnya 2000 meter, selama dua jam (T=7200). Bentuk danau
digambarkan dengan grid 30 x 20, ditunjukan sepeti gambar berikut :
Keterangan : biru = 0 adalah perairan danau, abu-abu = 1 adalah batas perairan dan
daratan, dan hijau = 2 adalah daratan
6. Persebaran ini mempunyai konsentrasi awal nol di setiap grid karena kondisi perairan
sebelumnya adalah bersih tanpa polutan ( F 1i , j =0)
perhitungan ini mempunyai syarat batas yang didapatkan dari perumusan adveksi dan difusi,
yaitu : 2 ∝x + 2∝ y + λ x λ y ≤ 1.0
7. Model yang dibuat menggunakan dua skenario, dimana sebelum satu jam parameter
adveksi dan difusi yang diberikan : Ad = 5 m 2/s, u = Ad = 5 m 2/s, u = 0.5 m/s, dan v =
-0.09 m/s dan setelah satu jam parameter adveksi difusi berubah menjadi : Ad = 20 m 2/s,
u = -0.3 m/s, dan v = 0.25 m/s
8. 0.5 m/s, dan v = -0.09 m/s dan setelah satu jam parameter adveksi difusi berubah menjadi
: Ad = 20 m2/s, u = -0.3 m/s, dan v = 0.25 m/s
Metode yang digunakan untuk memodelkan polutan 2 dimensi ini yaitu dengan
menggunakan perumusan adveksi dan difusi, yaitu :
1 1
F n+1 n
i , j = [ 1−|λ x|−| λ y|] Fi , j + [
( λ x +| λ x|) F ni−1 , j+( λ x −|λ x|) F ni , j+1 + α x [ F ni+1 , j−2 F ni , j + Fni−1 , j ] + ( λ y +|λ y|) F ni , j−1+
] [
2 2
2.2. FLOWCHART
2.3. SCRIPT PROGRAM FORTRAN
2.4. SCRIPT PROGRAM MATLAB
BAB III
3.1. HASIL
Persebaran polutan terhada ruang bergantung dari seberapa jauh grid-grid ruang dari
sumber polutan. Semakin mendekati sumber polutan maka nilai konsentrasinya tinggi, dan
semakin jauh dari sumber polutan semakin rendah nilai konsentrasinya, bahkan tidak
terpengaruh polutan. Penyebaran polutan ini bergantung terhadap nilai dari parameter-
parameter adveksi dan difusi. Perbedaan persebaran polutasn dalam model ini terlihat ketikan
sebelum n=360 dan setelah n=360. Dalam ruang, ketika n=3, n=50, n=70 mempunyai
persebaran polutan yang mengarah ke sumbu x positif (kanan) dan sumbu y negative (kiri).
Persebaran ini lebih dominan kearah x positif (kanan) dibandingkan dengan y negative (kiri).
Lain halnya ketika n=500 dan n=540 mempunyai persebaran yang luas dengan menyebar ke
sumbu x negative (kiri) dan sumbu y positif*(atas). Persebaran ini mempunyai persebaran
polutan yang dominan dalam sumbu y positif (atas) dibandingkan x negative (kiri).
Perbedaan arah polutan ini terjadi akibat perbedaan parameter sebelum dan setelah satu jam
dalam kasus ini. Sementara itu persebaran polutan terhadap waktu pun dipengaruhi oleh
parameter-parameter tersebut. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyebar
semakin kecil nilai konsentrasinya, namun semakin menyebar ke grid ruang yang lain. Hal ini
terlihat ketika n=3, n=50, dan n=70 polutan menyebar tidak terlalu jauh, hanya sekitar
sumber polutannya saja, namun ketika 1 jam dimana dapat ditinjau hasil dari n= 500 n=540
mempunyai persebaran yang begitu luas.
Dalam program ini, terdiri dari 4 sumber poltan di danau. Sumber ini terdiri dari 2
sumber kontinu dan 3 sumber diskontinu. Sumber kontinu berada di grid ke (15,15)
( F n15,15=80)dan (12,15) ( F ¿ ¿12,15 n=80)¿ sedangkan sumber diskontinu berada di grid ke
n=50, n=70, n=100 dan n=200 persebaran polutan dipengaruhi oleh sumber kontinu saja yang
mempunyai konsentrasi 80 mg/l. Hal ini dikarenakan sumber diskontinu keluar ketika n=360
dan n=540. Persebaran kontinu berada di dua sumber yaitu grid (15,15) dan (12,15). Dalam
persebarannya, jika dilihat dari hasil MATLAB, sumber ini mengakibatkan arah
persebarannya sama di kedua grid tersebut, sehingga penyebaran di grid (15,15) dan di grid
(12,15) terlihat berbentuk simetris. Setelah melihat hasil konsentrasi yang praktikan
masukkan ke dalam Ms.Excel, ternyata kedua grid itu mempunyai nilai konsentrasi yang
sama dalam persebarannya. Sementara itu untuk sumber diskontinu arah persebaraannya
yang tidak memiliki bentuk simetris antara kedua grid yaitu pada grid (12,12) dan grid
(15,12).
Bandingkan hasil running dengan prediksi yang dibua pada tugas tambahan.
Hasil running berbeda dengan hasil prediksi. Hal ini disebabkan karena praktikan
mengubah bentuk danau dan praktikan salah memahami kasus yang diberikan. Danau yang
dipilih praktikan lebih sederhana berbentuk kotak sehingga mempermudah perhitungan
dibandingkan danau sebelumnya. Namun dalam prediksi kemarin praktikan menyimpulkan
bahwa danau akan bertambah menyebar semakin bertambahnya waktu. Persebaran danau pun
tergantung parameter-parameter difusi dan adveksi yaitu kecepatan dan koefisien difusi.
Penyebaran polutan akan dominan bergerak kearah kecepatan yang lebih positif dan
konsentrasi polutan akan semakin tinggi. Sehingga untuk konsep memperkirakan persebaran
model sama dengan hasil running pada laporan ini. Namun sayangnya praktikan kurang
memperhatikan kasus dengan baik sehingga hasil penyebarannya pun berbeda.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Persebaran polutan terhadap ruang bergantung terhadap seberapa jauh grid ruang
terhadap sumber polutan. Semakin jauh semakin kecil konsentrasi polutannya atau tidak
terpengaruh polutan sama sekali.
2. Semakin lama waktunya semakin menyebar polutannya terhadap ruang, semakin lama
pula, semakin kecil konsentrasi polutannya.
3. Persebaran polutan akibat sumber kontinu menghasilkan persebaran yang sama, atau
simetris antara kedua grid sumber kontinu. Nilai konsentrasi akibat sumber kontinu di
kedua grid pun sama persebarannya.
4. Persebaran polutan akibat sumber diskontinu menghasilkan persebaran yang menyebar
dengan arah yang berbeda-beda di kedua grid kontinu. Nilai konsentrasi sumber
diskontinu pada kedua grid berbeda-beda persebarannya.
5. Semakin besar koefisien difusi semakin cepat dan semakin luas proses penyebarannya
terhadap ruang dan waktu.
6. Kecepatan u dan v mempengaruhi arah persebaran. Semakin besar nilai kecepatan
disalah satunya, semakin dominan arah persebaran polutannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mutiara R.Putri .2012. Slide Kuliah Pemodelan Oseanografi. Bandung: Program Studi
Oseanografi Institut Teknologi Bandung