Peran Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Evania Yafie
Universitas Negeri Malang/email: [email protected]
Abstrak
Maraknya kasus kekerasan seksual pada (pelecehan anak) anak
yang dilakukan oleh orang-orang terdekat termasuk keluarga. Salah satu
penyebabnya karena anak tidak memiliki bekal pengetahuan yang bisa
membuat anak-anak mengantisipasi kemungkinan perlakuan buruk dari
masalah seks. Untuk alasan ini, sangat diperlukan pendidikan seks yang tepat
untuk anak-anak mereka untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang
terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Fungsi dan peran
pendidikan seks untuk anak-anak dalam keluarga, 2. masalah pengembangan
anak terhadap pendidikan seks dan 3. Peran orang tua dalam panduan
pendidikan seks.
Penelitian ini berangkat dari gagasan bahwa anak-anak adalah orang
yang masih dalam pengembangan dan belum dewasa, yang meliputi bayi, TK,
usia SD dan remaja kemudian setelah individu yang tidak lagi disebut sebagai
anak tapi seorang individu yang memiliki dewasa, di sini pendidikan seks perlu
ditanamkan oleh orang tua, tetapi harus didasarkan pada nilai-nilai agama dan
moral serta membahas masalah secara komprehensif. Tapi ironisnya, banyak
orang tua yang acuh tak acuh dan membahas tabu atau memberikan
bimbingan pada perubahan pendidikan seks yang terjadi pada anak-anak
mereka.
Hal ini akan menunjukkan pentingnya memahami pendidikan seks
pada anak usia dini. Pendidikan seks memiliki kurang masalah perhatian orang
tua hari ini sehingga mereka menyerahkan semua pendidikan, termasuk
pendidikan seks di sekolah. Meskipun bertanggung jawab untuk mengajar
pendidikan seks pada anak usia dini adalah orang tua, sedangkan sekolah
hanya sebagai pelengkap dalam memberikan informasi kepada anak. Hal ini
menunjukkan bahwa peran orang tua, terutama ibu-ibu yang sangat strategis
dalam memperkenalkan pendidikan seks dini untuk anak-anak mereka.
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Seks, memang masih dianggap tabu untuk dibicarakan oleh sebagian
masyarakat kita, terutama orang tua. Mungkin dalam anggapan atau stigma
orang tua atau kebanyakan orang, kata ini selalu dihubungkan dengan hal-hal
yang berbau atau berkonotasi porno, kotor, mesum, dan semacamnya. Padahal,
anggapan ini belum sepenuhnya benar, bahkan bisa jadi keliru. Sedangkan disini
yang dimaksud dengan pendidikan seks adalah mangajarkan, memberi
pengertian dan menjelaskan masalah-masalah yang menyangkut seks, naluri
dan perkawinan kepada anak sejak akalnya mulai tumbuh dan siap memahami
hal-hal diatas. Dengan demikian, ketika anak mencapai usia remaja dan dapat
memahami persoalan hidup, ia mengetahui mana yang halal dan mana yang
haram, bahkan tingkah laku islam yang lurus menjadi adat dan tradisi bagi anak
tersebut. Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran dan penjelasan
kepada anak tentang masalah yang berkaitan dengan seks, naluri dan
perkawinan. Menurut Ulwan (2009: 21).
Perlu kita ketahui bersama, bahwa seksualitas tidak membicarakan hal-
hal yang ”mengumbar aurat” atau mengajarkan bagaimana caranya
berhubungan seks dan bukan hanya pembicaraan tentang seputar alat kelamin,
tetapi seksualitas membicarakan tentang totalitas ekspresi kita sebagai laki-laki
atau perempuan. (Madani, 2005: 7)
Ulwan dan Hathout (1996: 1) menjelaskan bahwa pendidikan seks yang
perlu diperhatikan oleh pendidik atau orang tua terbagi kedalam beberapa tahap
berikut:
a. Pada usia antara 7-10 tahun anak diajari tentang sopan santun meminta izin
masuk rumah dan sopan santun dalam memandang.
b. Pada usia antara 10-11 tahun, yang dinamakan pubertas, anak harus
dijauhkan dari hal-hal yang menumbuhkan birahi.
PEMBAHASAN
1. Fungsi dan Peran Penting Pendidikan Seksual Pada Anak Usia Dini
Fenomena tentang perilaku seksual anak sebagaimana yang telah
diungkapkan sebelumnya bukanlah suatu khalayan, rekaan atau sekedar
mengada-ngada. Sex education/pendidikan seks sebenarnya berarti pendidikan
seksualitas yaitu suatu pendidikan mengenai seksualitas dalam arti luas.
Seksualitas meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan seks, yaitu aspek
biologik, orientasi, nilai sosiokultur dan moral, serta perilaku.
Kesimpulan
Penelitian ini berangkat dari gagasan bahwa anak-anak adalah orang
yang masih dalam pengembangan dan belum dewasa, yang meliputi bayi, TK,
usia SD dan remaja kemudian setelah individu yang tidak lagi disebut sebagai
anak tapi seorang individu yang memiliki dewasa, di sini pendidikan seks perlu
ditanamkan oleh orang tua, tetapi harus didasarkan pada nilai-nilai agama dan
moral serta membahas masalah secara komprehensif. Tapi ironisnya, banyak
orang tua yang acuh tak acuh dan membahas tabu atau memberikan bimbingan
pada perubahan pendidikan seks yang terjadi pada anak-anak mereka juga
peristiwa yang lingkungan menggelora di mana mereka tinggal.
Hal ini akan menunjukkan pentingnya memahami pendidikan seks pada
anak usia dini. Pendidikan seks memiliki kurang masalah perhatian orang tua
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Nashih Ulwan dan Hassan Hathout. 1996. Pendidikan Anak Menurut
Islam; Pendidikan Seks. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Handayani, Wiwik dan Haribowo, A.S. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Madani A, Fattah., 2005. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Penerbit Hipokrates .
Ulwan, Abdullah Nasih, 2009. Tarbiyatul Aulad Fil Islam, terj. Khalilullah Ahmad
Masjkur Hakim, Pendidikan Anak Menurut Islam.Bandung : Remaja
Rosdakarya.