LAPORAN MEKANIKA FLUIDA KELOMPOK 16 - Rev
LAPORAN MEKANIKA FLUIDA KELOMPOK 16 - Rev
LAPORAN MEKANIKA FLUIDA KELOMPOK 16 - Rev
MEKANIKA FLUIDA
Oleh :
1. PRASETYO RATRI NS NIM : 19513672
2. IRVAN YAHYA HANDIKA NIM : 19513681
3. RIZKI AGA INDIRANATA NIM : 19513670
4. FADHILATUL MAULIDIYAH NIM : 19513579
5. ALI MUSTAQIM NIM : 19513674
1
5. Menentukan tebal lapisan air sehingga kita dapat mengetahui juga jenis
saluran.
6. Membandingkan sifat hidrolik berdasarkan hasil percobaan pada butir 1
sampai dengan butir 5 antara saluran tertutup datar dan miring pada
keadaan keluaran (Outlet) bebas, tidak bebas, dan tenggelam (submerged).
1.3 Manfaat Praktikum
Adapun beberapa tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengukur debit air yang melewati pintu
ukur Thomson.
2. Mahasiswa dapat menghitung kecepatan air dalam pipa serta kehilangan
tinggi tekan sehingga dapat menggambarkan kemiringan garis energi
(energy gradient) dan kemiringan garis hidrolik (hidraulic gradient) baik
pada pipa datar atau pada pipa miring.
3. Mahasiswa dapat menentukan jenis aliran dengan melihat bilangan
Reynold ( Re )
4. Mahasiswa dapat menghitung besarnya faktor gesekan f dengan memakai
rumus Darcy – Weisbach serta koefisien Cheezy (C). Sehingga dapat
diketahui besarnya penyimpangan debit aliran antara alat ukur Thomson
dengan perhitungan malalui rumus Cheezy.
5. Mahasiswa dapat menentukan tebal lapisan air sehingga kita dapat
mengetahui juga jenis saluran.
6. Mahasiswa dapat membandingkan sifat hidrolik berdasarkan hasil
percobaan pada butir 1 sampai dengan butir 5 antara saluran tertutup datar
dan miring pada keadaan keluaran (Outlet) bebas, tidak bebas, dan
tenggelam (submerged).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fluida yang di alirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan
tekanan bisa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Apabila
zat cair di dalam pipa tidak penuh maka aliran termasuk dalam aliran
saluran terbuka atau karena tekanan di dalam pipa sama dengan tekanan
atmosfer (zat cair di dalam pipa tidak penuh), aliran temasuk dalam
pengaliran terbuka. Karena mempunyai permukaan bebas, maka fluida
yang dialirkan dalah zat cair. Tekanan dipermukaan zat cair disepanjang
saluran terbuka adalah tekanan atmosfer.
............................................................ (1.1)
Keterangan:
f = faktor gesek.
τ = tegangan geser pada dinding pipa.
= kerapatan air (density).
V = kecepatan aliran.
Untuk menentukan tegangan geser yang ditimbulkan oleh
turbulensi, dipandang aliran zat cair melalui suatu elemen dengan luas
dA.
Variasi kecepatan aliran dalam pipa pada bagian inlet dan pada
bagian sepanjang pipa dapat dijelaskan dengan gambar berikut :
Jenis aliran fluida didalam pipa tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
2.2 Kecepatan fluida (V) didefinisikan besarnya debit aliran yang
mengalir persatuan luas.
V= ................................................................. (1.3)
Q = A х V [ m3.detik ]...........................................(1.4)
Keterangan :
V = kecepatan aliran (m)
Q = laju aliran (m3)
A = luas pipa (m2)
.................................................................................... (1.5)
Keterangan :
Q = debit air (m3/detik)
H = tinggi air (m)
k = koefisien debit (ml/2/detik)
= 1,3533 + ( 0,004/h ) + 0,167 ( 8,4 + 12/√D ) x ( h/B – 0,09 )2
D = tinggi dari dasar saluran ke titik terendah dari mercu ( m )
B = lebar alat ukur Thomson
Tinggi energi (energy grade) adalah jumlah dari tinggi letak, tinggi
tekanan dan tinggi kecepatan atau tinggi hydraulik ditambah tinggi
kecepatan (V2/2g). Ini adalah elevasi dimana air akan naik dalam
kolom Pipa Pitot yang diletakkan di dalam aliran ( suatu alat yang sama
dengan alat yang disebut piezometer).
Gambar 2.9 Koefisien kehilangan tinggi tekan K untuk pipa belokan halus.
Gambar 2.10 Koefisien kehilangan tinggi tekan K untuk pipa dengan pembesaran
bentuk kerucut
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Indeks = a + ( c – b )
Dengan :
h = D – Indeks Point Gauge
Jika h terhitung, maka debit Thomson dapat dicari dengan rumus
Gambar 3.8
4.1.2 Menentukan Diameter Pipa dan Jarak Pipa Manometer Tabel 4.2
Diameter pipa
Diameter luar Diameter dalam Jarak
Manometer
(cm ) (cm) ( cm )
1–2 6 5,5 56
2-3 6 5,5 50
3-4 6 5,5 49
4–5 6 5,5 50
5–6 6 5,5 52
6–7 6 5,5 52
7–8 6 5,5 51
(Sumber : Hasil Pengamatan)
4.1.3 Keadaan Sebelum
Aliran Percobaan I :
1. Tinggi muka air
Dihulu (h1) = 0 cm (diukur dari alat ukur Thomson)
Dihilir (h2) = 1 cm (diukur dari inlet dengan acuan
titik rendah pipa)
2. Suhu = 25 oC
3. Pembacaan Muka Air Pada Manometer
Tiap 20 cm
Tabel 4.5 Muka air pada Plunk Pool tiap 20 cm
Sebelum
Setengah Aliran Aliran Penuh
Nomor Aliran
(cm) (cm)
(cm)
Sehingga didapat :
Q = k . h5/2
= 1,433 . ( 0,05 )5/2
= 0,0008 m3/dt
Diketahui :
Diameter dalam pipa = 5,5 cm = 0,055 m
Tabel 4.7 Perhitungan GH dan GE
Penuh
GH - ∆H
Setengah
GH1 0,055-0,047 0,800
GH2 0,055-0,045 1,000
GH3 0,055-0,042 1,300
GH4 0,055-0,040 1,500
GH5 0,053-0,036 1,700
GH6 0,053-0,033 2,000
GH7 0,051-0,030 2,100
GH8 0,050-0,028 2,200
∑rata-rata 1,575
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Contoh Perhitungan :
h1 = 0,017 m
h2 = 0,015 m
Hf = 0,023 – 0,021
= 0,002 m
S = ∑hf/L
= 0,02 / 4 = 0,00425
Tabel 4.8 Perhitungan Kehilangan Tinggi Tekan
1 2 3 4 5 6 7 8 Rata-
Percobaan ∑
rata
S
L 0,560 0,500 0,490 0,500 0,520 0,520 0,551 0,200 3,84 0,480
i=∆h/L 0,004 0,004 0,002 0,004 0,004 0,006 0,002 0,020 0,05 0,006
L 0,560 0,500 0,490 0,500 0,520 0,520 0,551 0,200 3,84 0,480
i=∆h/L 0,004 0,006 0,004 0,008 0,006 0,006 0,004 0,140 0,18 0,022
L 0,560 0,500 0,490 0,500 0,520 0,520 0,551 0,200 3,28 0,410
i=∆h/L 0,000 0,000 0,000 0,004 0,000 0,004 0,002 0,250 0,26 0,032
(Sumber : Hasil Perhitungan)
υ = ……x 10-6 m2/dt 1,794 1,519 1,310 1,010 0,897 0,657 0,657 0,00
1–2 0,002 0,055 0,56 0,337 19,62 0,114 172,325 0,098 0,034
2-3 0,002 0,055 0,5 0,337 19,62 0,114 172,325 0,110 0,038
3-4 0,001 0,055 0,49 0,337 19,62 0,114 172,325 0,112 0,019
Sebelum 4–5 0,002 0,055 0,5 0,337 19,62 0,114 172,325 0,110 0,038
Aliran
5–6 0,002 0,055 0,52 0,337 19,62 0,114 172,325 0,106 0,036
6–7 0,003 0,055 0,52 0,337 19,62 0,114 172,325 0,106 0,055
7–8 0,001 0,055 0,51 0,337 19,62 0,114 172,325 0,108 0,019
1–2 0,002 0,055 0,56 0,337 19,62 0,114 172,325 0,098 0,034
2-3 0,003 0,055 0,5 0,337 19,62 0,114 172,325 0,110 0,057
3-4 0,002 0,055 0,49 0,337 19,62 0,114 172,325 0,112 0,039
Aliran 0,004 0,055 0,5 0,337 19,62 0,114 172,325 0,110 0,076
4–5
Setengah
5–6 0,003 0,055 0,52 0,337 19,62 0,114 172,325 0,106 0,055
6–7 0,003 0,055 0,52 0,337 19,62 0,114 172,325 0,106 0,055
7–8 0,002 0,055 0,51 0,337 19,62 0,114 172,325 0,108 0,037
1–2 0,000 0,055 0,56 0,337 19,62 0,114 172,325 0,098 0,000
2-3 0,000 0,055 0,5 0,337 19,62 0,114 172,325 0,110 0,000
3-4 0,000 0,055 0,49 0,337 19,62 0,114 172,325 0,112 0,000
Aliran 4–5 0,002 0,055 0,5 0,337 19,62 0,114 172,325 0,110 0,038
Penuh
5–6 0,000 0,055 0,52 0,337 19,62 0,114 172,325 0,106 0,000
6–7 0,002 0,055 0,52 0,337 19,62 0,114 172,325 0,106 0,036
7–8 0,001 0,055 0,51 0,337 19,62 0,114 172,325 0,108 0,019
XCheezy – XPipa
KR(%) = X 100%
XCheezy
0,0008 – 0,0008
KR(%) = X 100% = 0 %
0,0008
Dengan : X untuk Q ataupun V
12υ
δ= ( g. S . R )0,5
12 0.000000897
=
(9,810,00360,0138)0,5
= 0,0005
K = R [( 12 / 10c/18 ) – ( C / Re )]
= 0,0138 [( 12 / 1048,1507/18) – (48,1507 / 20689,27)]
= -0,00000320
K=δ/K
= 0,005 / -0,00000320
S R u d Jenis
Percobaan Pipa Re C K δ /K
Saluran
(Hf/L) (A/P) (m2/dt) (m)
1–2
0,0036 0,0138 0,000000897 0,0005 20689,27 48,1507 -0,000032 -15,325 kasar
2-3
0,0040 0,0138 0,000000897 0,0000 20689,27 45,4981 -0,000030 0,000 kasar
3-4
0,0020 0,0138 0,000000897 0,0006 20689,27 63,6974 -0,000042 -15,325 kasar
Sebelum 4–5
0,0040 0,0138 0,000000897 0,0005 20689,27 45,4981 -0,000030 -15,325 kasar
Aliran
5–6
0,0038 0,0138 0,000000897 0,0005 20689,27 46,3992 -0,000031 -15,325 kasar
6–7
0,0058 0,0138 0,000000897 0,0000 20689,27 37,8848 -0,000025 0,000 kasar
7–8
0,0020 0,0138 0,000000897 0,0007 20689,27 64,9843 -0,000043 -15,325 kasar
1–2
0,0036 0,0138 0,000000897 0,0005 20689,27 48,1507 -0,000032 -15,325 kasar
2-3
0,0060 0,0138 0,000000897 0,0004 20689,27 37,1491 -0,000025 -15,325 kasar
3-4
0,0041 0,0138 0,000000897 0,0005 20689,27 45,0409 -0,000030 -15,325 kasar
Aliran 4–5
0,0080 0,0138 0,000000897 0,0003 20689,27 32,1720 -0,000021 -15,325 kasar
Setengah
5–6
0,0058 0,0138 0,000000897 0,0004 20689,27 37,8848 -0,000025 -15,325 kasar
6–7
0,0058 0,0138 0,000000897 0,0004 20689,27 37,8848 -0,000025 -15,325 kasar
7–8
0,0039 0,0138 0,000000897 0,0005 20689,27 45,9509 -0,000031 -15,325 kasar
1–2
0,0000 0,0138 0,000000897 0,0000 20689,27 0,0000 2,970000 0,000 kasar
2-3
0,0000 0,0138 0,000000897 0,0000 20689,27 0,0000 2,970000 0,000 kasar
3-4
0,0000 0,0138 0,000000897 0,0000 20689,27 0,0000 2,970000 0,000 kasar
Aliran 4–5
0,0040 0,0138 0,000000897 0,0000 20689,27 45,4981 -0,000030 0,000 kasar
Penuh
5–6
0,0000 0,0138 0,000000897 0,0000 20689,27 0,0000 2,970000 0,000 kasar
6–7
0,0038 0,0138 0,000000897 0,0000 20689,27 46,3992 -0,000031 0,000 kasar
7–8
0,0020 0,0138 0,000000897 0,0000 20689,27 64,9843 -0,000043 0,000 kasar
33
4.2.9 Pembahasan
Dari teori yang ada, nilai faktor gesekan (f) pada pipa tertutup
dengan bahan/jenis sama seharusnya diperoleh nilai yang sama pula.
Namun dari hasil percobaan kami, didapat nilai faktor gesekan (f) yang
berbeda. Hal ini dikarenakan kesalahan dalam pembacaan manometer,
sehingga nilai hf tidak begitu tepat.
Nilai faktor gesekan (f) yang berbeda juga mempengaruhi nilai
koefisien Cheezy (C) karena Nilai koefisien Cheezy didapat dari rumus
{(8xg)/f}0,5. Akibat nilai koefisien Cheezy yang berbeda
mengakibatkan pula nilai kekasaran pipa (K) yang berbeda. Selain
faktor kesalahan praktikum, perbedaan nilai kekasaran pipa bisa
disebabkan oleh kondisi pipa yang sudah berkarat atau berlumut.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Umum
Dari praktikum hidrolika saluran tertutup ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengaliran air dari satu reservoir ke reservoir yang lain untuk
mengukur debit air akan diproses melewati pipa datar dimana akan
didapatkan data sebelum aliran, aliran setengah dan aliran penuh.
2. Perhitungan debit aliran antara alat ukur Thomson dengan
perhitungan melalui rumus Cheezy memberikan hasil yang tidak
jauh berbeda.
3. Kekentalan kinematis ( , kecepatan dan diameter pipa akan
berpengaruh pada bilangan Reynold.
4. Bilangan Reynold ini akan menentukan jenis aliran, apakah laminer
transisi ataupun turbulen.
5. Tebal Prandtl dan Koefisien Calebrock akan mempengaruhi jenis
saluran.
6. Semakin teliti pengukuran dan perhitungan maka semakin kecil
kesalahan yang terjadi.
5.2 Saran
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang
mungkin akan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa
pada khususnya :