Laporan Comparative
Laporan Comparative
Laporan Comparative
1
I. PENDAHULUAN
Zaman modern, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi sudah berkembang dengan
pesat. Sehingga kehidupan manusia sudah tak bisa lagi dilepaskan darinya. Baik ilmu
pengetahuan dan teknologi sederhana, maupun yang tingkat tinggi. Salah satunya adalah
pengembangan ilmu pengetahuan tentang mekanika fluida yang menghasilkan teknologi
di bidang tersebut. Hal tersebut dapat digunakan untuk memindahkan fluida dari tempat
rendah ke tempat yang lebih tinggi atau sebaliknya. Sejarah perkembangan dari ilmu
mekanika fluida sendiri menunjukkan bahwa jarang sekali masalah mengenai aliran nyata
dapat dipecahkan dengan hanya memakai metode analitis. Maka harus dilakukan
berbagai percobaan/eksperimen untuk membantu pemecahan masalah-masalah mekanika
fluida yang sulit. Sehingga pemecahan masalah lebih banyak dilakukan dengan
menggunakan metode gabungan antara analitis dengan eksperimen untuk memastikan
kebenaran dari metode analitis yang dihasilkan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
sebagai berikut : Untuk mengamati fenomena yang terjadi pada fluida Incompressible
yang mengalir di dalam sistem perpipaan, khususnya kerugian head fluida dan losses
coefficient aliran yang melalui suatu fitting perpipaan dan juga untuk mengamati
kelakuan fluida Incompressible pada aliran didalam sistem perpiaan, khususnya laju
aliran teoritis dan koefisien discharge aliran melalui flowmeter pada system perpipaan
dengan hubungannya terhadap perubahan laju aliran. Sedangkan untuk batasan masalah
pada praktikumComparative Flow Measurement Apparatus adalah:
1. Fluida dalam kondisi steady flow, yaitu suatu kondisi dimana fluida yang
mengalir dianggap tidak memiliki perubahan kecepatan terhadap waktu selama
fluida mengalir.
2. Fluida imcompressible, yaitu suatu kondisi dimana varietas density fluida tidak
lebih dari 5% dan mach number tidak lebih dari 0,3%.
3. Aliran viscous, yaitu aliran dimana viskositas fluida sangat berpengaruh
sehinggamenghasilkan tegangan geser pada aliran.
4. Flow along streamline, yaitu fluida mengalir sepanjang streamline.
Asumsi :
1. Ws = 0
2. Wshear = 0
3. Wother = 0
4. Steady Flow
5. Incompressible flow
6. Internal energy dan tekanan uniform pada section 1 dan 2
V2
e u gz
2
karena,
Maka,
p p
Q m u2 u1 m
2 1 m g z 2 z1
V22 V12
V 2 dA2 V1 dA1
A2 2 A1 2
Note:
1. Kita tidak mengasumsikan bahwa aliran adalah uniform karena kita tahu
bahwa aliran adalah viscous.
2. Bagaimanapun juga akan lebih mudah bila kita menggunakan kecepatan
rata-rata ( V ), untuk itu didefinisikan koefisien Energi Kinetik (a):
A
V 3 dA
m V 2
p p
Q m u2 u1 m 2 1 m g z2 z1
2 V2 2 1 V1 2
m
2 2
Sehingga persamaanya menjadi,
Bila dibagi dengan m
persamaan yang didapat,
Q
2 2
p p V V
u2 u1 2 1 gz2 gz1 2 2 1 1
dm 2 2
p1 1 V1 2 p2 2 V2 2
gz gz u2 u1 Q
2
1 2
2 dm
Atau,
LV2
hL f
D 2
( V upstream
2. g )
2. KL melalui sudden contraction
h LC
K LC = 2
( V downstream
2. g )
3. KL melalui elbow 90
h
K =
V 2upstr eam
( 2. g )
D. Coefficient of Discharge (Cd)
Coefficient of Discharge (Cd) adalah bilangan yang menunjukkan perbandiangan antara
actual discharge dangan theoritical discharge pada suatu aliran. Cd aliran yang melalui flowmeter
dapat dihitung menggunakan rumus :
1. Coeff. of discharge aliran melalui venturimeter
Qact Q act 1 4
C dv = =
Qtheoritical A1 2 g(h 1h2 )
dt
Dengan : =
do
2. Sudden Contraction
3. Elbow 90
F. Macam-macam Flowmeter
1. Venturimeter
2. Orificemeter
III. METODOLOGI
Pada praktikum Comparative Flow Measurement Apparatus ada beberapa
langkah yang dilakukan sebelum pengambilan data. Langkah-langkah tersebut adalah:
A. Persiapan Percobaan
Sebelum melakukan pengamatan dan pengambilan data dalam praktikum,
dilakukan persiapan percobaan sebagai berikut:
1. Penyambungan pipasupply dan buang sistem perpipaan. Pastikan semua katup vent
udara (13A-15A), katup manometer (1M-12M) dan saluran buang (1D-9D) telah
tertutup. Pipa air supply dihubungkan dengan masukan aliran air (W-1) dan pipa
buang dihubungkan dengan keluaran air (W-2)
2. Pengaturan laju aliran pada sistem perpipaan. Lajualiran melalui katup by pass
discharge pompa sirkulasi dan katup outlet aliran.
3. Membuang udara di dalam manometer dan sistem perpipaan. Katup venturi
udara (13A-15A), katup manometer (1M-12M) dan katup stop (5V-2V)
digunakan untuk membuang udara didalam manometer dan sistem perpipaan.
4. Supply tekanan penumatik. Tekanan udara pada pipa manifold atas dikontrol
dengan penumatik regulator.
A. Data Percobaan
(Data terlampir)
B. Contoh Perhitungan
Contoh perhitungan untuk mengukur headloss dan losses koefisien aliran yang
melintasi sistem perpipaan. Contoh data ke-1
1. Laju aliran actual ( Qact , m3/s )
1
Qact =Qrotameter x
3600 x 1000
200
3600 x 1000
5,6 x 105
2
x ( 0,026 )
4
0,104638 m/s
=170,04
b. Bilangan Reynold aliran berdasarkan V4
V 4 d4 0.028294 x 0,05
Red4 = v = 0,000016
= 88,42
4. Head dinamik (velocity head) ,(hv, m)
a. Head kecepatan berdasarkan V1
V 21 ( 0.104638 )2
hv1 = 2 g = 2 x 9,81
= 5,6 x 10-4
b. Head kecepatan berdasarkan V4
V 24 ( 0.028294 )2
hv4 = 2 g = 2 x 9,81
= 4,1 x 10-6
5. Kerugian head (headloss) aliran melalui fitting perpipaan ( hL minor , m )
a. Head loss aliran melalui sudden enlargement
V 23V 24
hLs= (h3-h4) + 2g( )
( 0,10464 )2( 0,02829 )2
= ( 554554
1000 ) + ( 2 x 9,81 )
= 5,2 x 10-4 m
b. Head loss aliran melalui sudden contraction
V 25V 26
hLc= (h5-h6) + 2g ( )
( 0,02829 )2( 0,10464 )2
= ( 552551
1000 ) + ( 2 x 9,81 )
= 4,8 x 10-4 m
c. Head loss aliran melalui elbow 90
hLe= (h9-h10)
545545
= ( 1000 )
= 0m
6. Koefisien losses aliran melalui fitting perpipaan dengan kerugian head ( KL )
a. Coeff.of losses aliran melalui sudden enlargement
h Ls
2
KLs =
( V upstream
2g )
5,2 x 104
( 0,10464 )2
=
( 2 x 9,81 )
= 0.927
b. Coeff.of losses aliran melalui sudden contraction
h Lc
2
KLc =
( V down stream
2g )
4,8 x 104
( 0,02829 )2
=
( 2 x 9,81 )
= 11,831
c. Coeff.of losses aliran melalui elbow 90
h
V 2 upstream
KLe =
( 2g )
0
( 0,10464 )2
=
( 2 x 9,81 )
=0
Contoh perhitungan untuk mengukur debit teoritis dan koefisien discharge aliran melalui
flowmeter pada sistem perpipaan. Contoh data ke -1
1. Laju aliran actual ( Qact , m3/s )
1
Qact =Qrotameter x
3600 x 1000
200
3600 x 1000
5,6 x 105
2
x ( 0,026 )
4
0.104638 m/s
5,6 x 105
2
x ( 0,05 )
4
0.028294 m/s
= 170.04
b. Bilangan Reynold aliran berdasarkan V4
V 4 d4 0.028294 x 0,05
Red4 = v = 0,000016
= 88.42
4. Head dinamik (velocity head) , (hv, m)
a.
Head kecepatan berdasaekan V2
V 22 ( 0.276 )2
hv2 = 2 g = 2 x 9,81 = 3,9 x 10-3
Qact 1 4
C dv =
A1 2 g(h1h2 )
Qact 1 4
C d 0=
A1 2 g(h7h 8)
C. ANALISA GRAFIK
A. AnalisaGrafik Hubungan KLSTerhadap Red1
Grafik KLS Terhadap Red1
1.000
0.800
0.600 kLs Polynomial (kLs)
0.400
0.200
0.000
0.00 500.00 1000.00 1500.00
Dari grafik yang ditunjukan,
Grafik 3.1 Grafik Hubungan KLsTerhadap Red1 dapat terlihat bahwa nilai KLS
mengalamipenurunanyang cukup tinggi, yaitu dari data pertama ke data kedua, dari nilai
0,927 ke 0,13. Kemudian naik kembali perlahan hingga nilai sebesar 0,838. Setelah itu
grafik trendline cenderung mengalami kondisi fluktuatif.
Saat melewati sudden enlargement, aliran akan melewati perbedaan luas penampang,
yang semula kecil berubah menjadi lebih besar. Hal ini akan menyebabkan perubahan
kecepatan sekaligus tekanan, yang semula kecepatan tinggi dengan tekanan rendah
berubah dengan menurunnya kecepatan dan naiknya tekanan, sehingga headloss juga
akan bertambah. Berdasarkan persamaan untuk menghitung nilai KLS, jika kapasitas
aliran naikmaka kecepatan aliran juga ikut naik dan Red 1 akan naik pula. Kemudian jika
kapasitas aliran naik, maka KLSdan headloss akan turun. Dan ketika kapasitas aliran naik,
maka perbedaan tekanan (P) inlet dan outlet fitting pipa akan naik pula. Jika P naik
maka headloss juga naik. Tetapi karena kenaikan P tidak sebesar kenaikkan kapasitas
aliran, hal ini tetap akan membuat nilai dari KLS turun ketika kapasitas aliran dinaikkan.
Dari pengertian ini maka seharusnya trendline grafik KLS akan cenderung menurun
terhadap Red1.
Dari data hasil perhitungan data praktikum didapatkan nilai K LS yang cenderung naik
terhadap Red1. Dan hal ini berbeda dengan teori. Maka berdasarkan perbedaan ini
disimpulkan bahwa perhitungan data hasil praktikum tidak sesuai dengan teori .Perbedaan
yang terjadi kemungkinan diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain kesalahan dalam
pembacaan karena fluida yang diamati cenderung bergerak, dan juga alat yang perlu
dikalibrasi kembali untuk mendapatkan nilai yang akurat.
B. AnalisaGrafik Hubungan KLC vs Red1
15.000
5.000
0.000
0.00 500.00 1000.00 1500.00
-5.000
Darigrafik KLCterhadap
beberapa hal, pertama aliran yang membentur dinding pipa sehingga kecepatan menurun
secara drastis dan berubah arah. Kedua, jika inlet elbow horizontal dan outlet elbow
vertikal, maka losses bertambah besar karena adanya pengaruh gaya gravitasi. Ketiga,
terjadinya vortex aliran yang cukup besar juga membuat headloss cukup besar
pula.Berdasarkan persamaan untuk menghitung nilai K LE, jika kapasitas aliran naikmaka
kecepatan aliran juga ikut naik dan Red 1 akan naik pula. Kemudian jika kapasitas aliran naik,
maka KLE dan headloss akan turun. Dan ketika kapasitas aliran naik, maka perbedaan tekanan
(P) inlet dan outlet fitting pipa akan naik pula. Jika P naik maka headloss juga naik. Tetapi
karena kenaikan P tidak sebesar kenaikkan kapasitas aliran, hal ini tetap akan membuat nilai
dari KLE turun ketika kapasitas aliran dinaikkan. Dari pengertian ini maka seharusnya trendline
grafik KLE akan cenderung menurun terhadap Red1
Dari data hasil perhitungan data praktikum, secara garis besardidapatkan grafik nilai
KLE yang cenderung naik terhadap Red1 meskipun di akhir terjadi penurunan. Juga
fluktuasi di awal yang terjadi dengan nilai yang besar yang membuat hasil perhitungan
berbeda dengan teori. Maka berdasarkan perbedaan ini disimpulkan bahwa perhitungan
data hasil praktikum tidak sesuai dengan teori.Perbedaan yang terjadi kemungkinan
diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain kesalahan dalam pembacaan karena fluida
yang diamati cenderung bergerak, dan juga alat yang perlu dikalibrasi kembali untuk
mendapatkan nilai yang akurat.
Grafik 3.4 Grafik Hubungan KLTerhadap Red1 contraction, perbedaan luas penampang yang
dilewati aliran dari yang lebih kecil menuju yang
lebih besar sehingga kecepatan aliran turun dan tekanan naik, terjadinya flowback aliran
pada saat memasuki luas penampang yang lebih besar. Kemudian, sudden contraction
memilikinilai losses yang lebih rendah dibanding fitting pipa lainnya karena beberapa
penyebab antara lain, jumlah vortex yang sedikit, perbedaan luas penampang yang
dilewati aliran dari yang semula besar menuju yang lebih kecil sehingga kecepatan naik
dan tekanan turun. Jadi grafik nilai KL terhadap Red1 seharusnya menyatakan bahwa KLE
lebih besar daripada KLS dan KLC, dan KLS lebih besar daripada KLC(KLE>KLS>KLC).
Berdasarkan perhitungan hasil praktikum hasil yang didapat cenderung tidak sesuai
dengan teori, meskipun ada beberapa yang sesuai dengan teori.Hasil praktikum sesuai
dengan teori karena menyatakan KLE lebih besar daripada KLS dan KLC. Tapi hasil
praktikum menjadi tidak sesuai karena menyatakan KLC lebih besar daripada KLS, karena
seharusnya KLS lebih besar daripada KLC. Perbedaan hasil perhitungan dengan teori
kemungkinan terjadi karena beberapa penyebab antara lain,kesalahan dalam pembacaan
karena fluida yang diamati cenderung bergerak ,dan juga alat yang perlu dikalibrasi
kembali untuk mendapatkan nilai yang akurat.
3.000
Cdv Polynomial (Cdv)
2.000
1.000
0.000
0.00 1000.00 2000.00 3000.00
Dari grafik,diketahui bahwa nilai Cdv mengalami nilai kenaikan nilai secara drastis
menuju nilai tertinggi pada data ketiga, yaitu 3,474. Kemudian turun turun kembali pada
data keempat. Kemudian nilai cenderung menurun secara konstan terhadap Red2. Nilai
terendah teradi pada data ke-15, yaitu 0,025.
Ketika aliran melalui venturimeter, terjadi pengecilan luas penampang secara
perlahan sehingga kecepatan naik dan tekanan turun. Dari persamaan untuk menghitung
Cdv, kenaikkan kapasitas aliran akan membuat kecepatan naik dan Red 2 akan naik juga,
sehingga nilai Cdv akan ikut naik. Kemudian perbedaan luas penampang akan
menyebabkan perbedaan tekanan (P), dan jika nilai P
Grafik 3.5 Grafik HubunganCdv Terhadap Red2
rhadap Red1 naik maka nilai headloss juga naik. Jadi, jika kapasitas
aliran dinaikkan maka P juga akan naik sehingga headloss juga akan naik. Tetapi karena
kenaikkan P yang tidak sebesar kenaikkan kapasitas aliran, maka nilai Cd v terhadap
Red2 tetap akan naik. Jadi, grafik yang seharusnya terbentuk menyatakan bahwa nilai Cd v
cenderung mengalami kenaikkan terhadap Red2.
Dari trendline grafik hasil perhitungan data praktikum secara garis besar didapatkan
nilai Cdv yang cenderung menurun terhadap Red 2. Dan hal ini berbeda dengan teori.
Maka berdasarkan perbedaan ini disimpulkan bahwa perhitungan data hasil praktikum
tidak sesuai dengan teori.Perbedaan yang terjadi kemungkinan diakibatkan oleh beberapa
faktor antara lain kesalahan dalam pembacaan karena fluida yang diamati cenderung
bergerak, dan juga alat yang perlu dikalibrasi kembali untuk mendapatkan nilai yang
akurat.
1.500
Cdo Polynomial (Cdo)
1.000
0.500
0.000
0.00 1000.00 2000.00 3000.00
Dari grafik, diketahuibahwa nilai
Cdo mengalami penurunan secara konstan terhadap Red0.Nilai tertinggi terjadi pada data
pertama dengan 1,508, dan nilai terendah terjadi pada data ke 15, yaitu 0,197.
Ketika aliran melalui orrificemeter, secara drastis kecepatan naik dan tekanan turun.
Hal ini terjadi karena perubahan luas penampang yang
Grafik 3.6 Grafik Hubungan Cdo Terhadap Red0
rhadap Red1 tiba-tiba. Liran yang membentur dinding orrificemeter
juga akan menambah nilai headloss. Dari persamaan untuk menghitung Cd o, kenaikkan
kapasitas aliran akan membuat kecepatan naik dan Red 0 akan naik juga, sehingga nilai
Cdo akan ikut naik. Kemudian perbedaan luas penampang akan menyebabkan perbedaan
tekanan (P), dan jika nilai P naik maka nilai headloss juga naik. Jadi, jika kapasitas
aliran dinaikkan maka P juga akan naik sehingga headloss juga akan naik. Tetapi karena
kenaikkan P yang tidak sebesar kenaikkan kapasitas aliran, maka nilai Cd o terhadap
Red0 tetap akan naik. Jadi, grafik yang seharusnya terbentuk menyatakan bahwa nilai Cd o
cenderung mengalami kenaikkan terhadap Red0.
Dari trendline grafik hasil perhitungan data praktikum secara garis besar didapatkan
nilai Cdo yang cenderung menurun terhadap Red 0. Dan hal ini berbeda dengan teori.
Maka berdasarkan perbedaan ini disimpulkan bahwa perhitungan data hasil praktikum
tidak sesuai dengan teori.Perbedaan yang terjadi kemungkinan diakibatkan oleh beberapa
faktor antara lain kesalahan dalam pembacaan karena fluida yang diamati cenderung
bergerak, dan juga alat yang perlu dikalibrasi kembali untuk mendapatkan nilai yang
akurat.
Dari perhitungan data hasil praktikum secara umum, didapat nilai yang menyatakan
bahwa Cdo lebih besar daripada Cdv. Dan hal ini berbeda dengan teori. Berdasarkan Dan
hal ini berbeda dengan teori. Maka berdasarkan perbedaan ini disimpulkan bahwa
perhitungan data hasil praktikum tidak sesuai dengan teori.Perbedaan yang terjadi
kemungkinan diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain kesalahan dalam pembacaan
karena fluida yang diamati cenderung bergerak, dan juga alat yang perlu dikalibrasi
kembali untuk mendapatkan nilai yang akurat.
.
IV. KESIMPULAN
Adapun Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Dari perhitungan data hasil praktikum didapatkan nilai KLS yang cenderung naik
terhadap Red1. Beradarkan teori, seharusnya nilai KLSterhadap Red1cenderung
mengalami penurunan.Hal ini karena pada saat aliran fluida memasuki luas
penampang yang lebih besar terjadi peningkatan tekanan sehingga losses yang
didapat juga bertambah. Jadi hasil perhitungan data praktikum berbeda dengan
teori. Dari perbedaan ini disimpulkan bahwa perhitungan data praktikum tidak
sesuai dengan teori.
2. Dari perhitungan data hasil praktikum secara garis besar didapat nilai KLCyang
cenderung menurun terhadapRed1. Berdasarkan teori juga menyatakan bahwa
nilai KLC seharusnya cenderung menurun terhadap Red1. Dari persamaan ini
dapat disimpulkan bahwa perhitungan data hasil praktikum bisa kikatakan sesuai
dengan teori..
3. Dari perhitungan data hasil praktikum didapatkan nilai K LE yang cenderung naik
terhadap Red1. Beradarkan teori, seharusnya nilai KLEterhadap Red1cenderung
mengalami penurunan.Hal ini karena losses aliran pada elbow 90 yang tinggi.
Jadi hasil perhitungan data praktikum berbeda dengan teori. Dari perbedaan ini
disimpulkan bahwa perhitungan data praktikum tidak sesuai dengan teori.
4. Dari perhitungan data hasil praktikum secara umum didapat nilai Cdvmengalami
penurunan terhadap Red2. Beradarkan teori, seharusnya nilai Cdvterhadap
Red2mengalami kenaikan karena nilai Cdv akan bertambah seiring Qact bertambah.
Dari perbedaan ini disimpulkan bahwa perhitungan data praktikum tidak sesuai
dengan teori.
5. Dari perhitungan data hasil praktikum secara umum didapat nilai Cdomengalami
penurunan terhadap Red0. Beradarkan teori, seharusnya nilai Cdoterhadap
Red2mengalami kenaikan karena nilai Cdo akan bertambah seiring Qact bertambah.
Dari perbedaan ini disimpulkan bahwa perhitungan data praktikum tidak sesuai
dengan teori.
6. Dari hasil praktikum, diketahui sistem perpipaan dengan Coefficient of losses
terbesar terjadi pada fitting berbentuk elbow 90, yang kedua adalah fitting
berbentuk sudden contraction, terakhir sudden enlargement(KLE>KLC>KLS). Hasil
ini sesuai dengan teori bahwa KLE lebih besar daripada KLS dan KLC. Tetapi
menjadi tidak sesuai dengan teori karena seharusnya KLS lebih besar daripada KLC.
7. Berdasarkan teori secara umum,headloss pada orificemeter lebih besar daripada
venturimeter. Sehingga nilai Cdo lebih kecil daripada Cdv (Cdo<Cdv) karena jika
nilai headloss naik maka nilai Cd akan menurun. Tetapi dari hasil praktikum
menyatakan bahwa Cdo lebih besar daripada Cdv (Cdo>Cdv), sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil praktikum tidak sesuai dengan teori.