RESUME MODUL 12 Perspektif Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

MODUL 12

SUMBER DAYA SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1

Potret Sumber Daya Di Sekolah Dasar

Sumber daya yang berperan dalam penyelenggaraan pendidikan di SD dapat


dikelompokkan berdasarkan jenisnya dan dapat pula berdasarkan asalnya. Berdasarkan jenisnya,
sumber daya dapat meliputi ;

a. Sarana dan prasarana di SD


b. Sumber daya manusia di SD
c. Sumber dana di SD

Berdasarkan asalnya, sumber daya dapat dikelompokkan menjadi sumber daya yang
berada di SD sendiri dan sumber daya yang berasal dari luar SD.

A. POTRET SARANA DAN PRASARANA SD


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 42 menetapkan bahwa sarana dan prasarana yang harus ada pada setiap satuan
pendidikan, sebagai berikut.
1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Sebuah SD yang ideal seyogianya mempunyai sarana dan prasarana belajar yang
lengkap seperti yang dideskripsikan. Tetapi tidak selamanya demikian. Masih banyak SD
yang ruang belajarnya saja tidak memenuhi syarat, bahkan ada yang sangat
mengkhawatirkan. Berbeda dengan sekolah unggulan atau SD yang menerapkan Kurikuum
Internasional biasanya mempunyai sarana yang lengkap dan terpelihara.
Pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan sangat tergantung dari kemampuan dan
kreativitas guru dan kepala sekolah. Sara dan prasarana yang melimpah tidak akan berfungsi jika
guru dan siswa tidak mau memanfaatkannya.Sebaliknya, sarana yang terbatas,jika dimanfaatkan
secara kreatif akan mampu memerankan fungsi maksimal sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran.

B. POTRET SUMBER DAYA MANUSIA DI SD


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pasal 35 menetapkan bahwa : “tenaga kependidikan pada SD/MI atau bentuk lain yang
sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi,
tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.” Pada kenyataannya, banyak
SD yang tidak memiliki tenaga administrasi dan tenaga perpustakaan.
Disamping jenis SDM yang terbatas, dari segi jumlah, sebaran SDM di SD khusunya
pendidik (guru) masih memprihatinkan, Tidak jarang ditemui di SD yang hanya memiliki
dua/tiga orang guru terlebih di daerah terpencil. .
Jika kondisi SDM di SD seperti itu, tentu kita akan berpikir keras bagaimana
mungkin kita menyamakan kualitas lulusan SD di kota besar dengan kualitas lulusan di
daerah terpencil. Bukan rahasia umum lagi, bahwa lulusan SD di daerah tertentu belum dapat
membaca, menulis, dan berhitung, bahkan lulusan SMA pun ada yang belum lancar menulis
dan membaca.
Sebagaimana ditetapkan dalam UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, “ Guru
adalah pendidik profesional yang bertugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Kemampuan guru dalam melaksanakan tugas
profesional tersebut sangat tergantung dari kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki guru,di
samping faktor-faktor lainnya. Kualifikasi dan kompetensi guru yang bervariasi akan
bermuara pada variasi kualitas layanan ahli yang dapat diberikan guru.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 38 Ayat 2, kriteria untuk menjadi Kepala SD/MI adalah sebagai berikut.
1. Berstatus sebagai guru SD/MI
2. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai
ketentuan perundang undangan yang berlaku
3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di SD/MI
4. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang kependidikan

C. POTRET SUMBER DAYA DI SD


Standar Pembiayaan Pasal 62 Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan mencantumkan ketentuan-ketentuan berikut.
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
personal
2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia,
dan modal kerja tetap
3. Biaya personal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti
proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan
4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat
pada gaji
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai,dan
c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa biaya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, trasportasi, konsumsi,
pajak, asuransi dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa potret sarana dan prasarana, SDM, dan dana di berbagai
SD sangat bervariasi. Kesenjangan yang besar tedapat antara SD unggulan dengan SD yang
berada di daerah terpencil,akibatnya pelayanan pendidikan yang diberikan pun sangat
bervariasi. Dan kualitas lulusan SD yang sangat bervariasi pula.Namun,sekali lagi perlu
dicatat,bahwa dana bukan segala-galanya.SDM di SD,dalam hal ini kepala sekolah dan guru
sangat menentukan pengelolaan dana pendidikan di sekolah.Mereka yang kreatif mungkin
dapat mengelola dana yang terbatas dengan efisien dan efektif.

KEGIATAN BELAJAR 2
Sumber Daya Yang Berasal Dari Luar Sekolah Dasar

A. SARANA DAN PRASARANA DARI LUAR SD


Keterbatasan sarana dan prasarana di SD dapat diatasi dengan berbagai cara, antara
lain dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekolah, yang dapat
dijangkau oleh SD. Untuk mewujudkan niat tersebut,terlebih dahulu harus dipelihara
hubungan baik dengan seluruh perangkat desa.Ini merupakan salah satu indikator dari
kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh kepala sekolah. Dengan hubungan baik yang
terjadi secara profesional,berbagai sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekolah dapat
dimanfaatkan. Sarana dan prasarana tersebut antara lain kebun sayur dan kolam ikan miik
penduduk yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar berupa laboratorium alam, balai
desa bisa sewaktu-aktu dipinjam untuk kegiatan perpisahan atau acara lain yang melibatkan
seluruh siswa di SD tersebut.
B. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di SD, SDM dan lembaga yang sangat
berperan dalam penyelenggaraan pendidikan SD meliputi :

1. Pengawas SD

Adalah “Tenaga Kependidikan Profesional berstatus PNS yang diberi tugas,


tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan pendidikan pada sekolah/satuan pendidikan”.
Seorang pengawas SD harus berpengalaman sebagai guru SD minimal selama 8
tahun atau kepala SD selama minimal 4 tahun. Tugas utama pengawas SD adalah sebagai
supervisor akademik manajerial bagi guru dan kepala sekolah.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kualifikasi dan kompetensi Pengawas
Satuan Pendidikan, termasuk Pengawas SD sangat heterogen. Pembinaan yang
disediakan bagi para pengawas dianggap belum memadai, sehingga para pengawas
banyak yang merasa ketinggalan dari para guru yang harus di supervisinya. Oleh karena
itu, pengawasan yang dilakukan lebih banyak bersifat teknis administratif.

2. Kepala Dinas Pendidikan

Kepala Dinas Pendidikan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten bertugas


menjabarkan dan melaksanakan kebijakan nasional sesuai dengan kondisi daerah masing-
masing. Jabaran kegiatan tersebut tercermin dalam rencana tahunan pemerintah daerah.
Menteri Pendidikan Nasional bertanggung jawab atas pengelolaan system
pendidikan nasional, pemerintah pusat menentukan kebijakan nasional dan standar
nasional pendidikan.

3. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah


Merupakan lembaga mandiri yang beranggotakan unsur masyarakat yang peduli
pendidikan. Kedua lembaga ini dibentuk dan berperan dalam meningkatkan mutu
pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program
pendidikan.
Dalam menjalankan perannya, Dewan Pendidikan memberikan pertimbangan,
arahan, dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada
tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan
hierarkis.
Komite Sekolah menjalankan perannya dengan memberikan petimbangan, arahan,
dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan/sekolah. Komite Sekolah melakukan pengambilan keputusan dalam bidang
non akademik, seperti struktur organisasi sekolah dan biaya operasional satuan
pendidikan dengan dihadiri oleh kepala sekolah. Komite Sekolah juga dapat memberi
pertimbangan pada tata tertib satuan pendidikan dan rencana tahunan satuan
pendidikan/sekolah.
Kenyataannya menunjukkan bahwa masih banyak orang tua siswa yang belum
tahu tentang keberadaan Komite Sekolah, disamping perannya yang belum tampak dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan.
4. DANA
Dana penyelenggaraan pendidikan di SD berasal dari pemerintah daerah berupa
DOP, dari pemerintah pusat berupa Dana BOS, disamping sumbangan dari orang tua siswa
yang disalurkan melalui Komite Sekolah.
Dana BOS merupakan program pemerinth yang berasal dari dana subsidi BBM yang
bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan
meringankan bagi siswa lain dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Sehubungan
dengan itu, yang berhak menerima dana BOS adalah semua sekolah tingkat SD dan SMP,
baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia.
Besar dana BOS dihitung berdasarkan jumlah siswa per tahun ajaran di satu sekolah,
dan hanya boleh digunakan untuk pembiayaan komponen-komponen yang sudah ditentukan
secara ketat. Jika dana BOS dikelola dengan benar, siswa SD semestinya bebas dari segala
pungutan. Namun kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak pungutan yang dikenakan
kepada siswa SD.

Anda mungkin juga menyukai