Makalah Tamara Proses Pembuatan Baja

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Bahan Bangunan 3

“Proses Pembuatan Baja”

DIRAN TAMARA WARUWU


1905022014

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kita kesehatan
dan kesempatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar

Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Bahan Bangunan Jurusan
sipil oleh Dosen Bapak INDRA FAUZI, Drs.,M.T

Dalam penulisan makalah ini saya banyak menemukan kesulitan, utamanya dalam
keterbatasan referensi yang saya dapatkan. Oleh karena itu, jika ada kesalahan dalam
makalah ini penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya dan penulis mengharapkan
kritik dan saran kepada dosen pengajar saya untuk pembelajaran selajutnya.

Medan , 28 Oktober 2020

Penulis

DIRAN TAMARA WARUWU


1905022014
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin beragam pula
kebutuhanmanusia. Ini dapat dilihat dari aspek teknik sipil. Pada jaman dahulu orang
membuat jalanhanya dengan menyusun batu-batuan atau kerikil-kerikil, tapi
kini semuanya telah berubah,manusia berusaha membuat jalan sebagai
sarana transportasi dengan kualitas yang baik menggunakan teknologi rekayasa guna
memenuhi kebutuhannya. Pembangunan dalam setiap bidang yang berhubungan
dalam teknik sipil dimulai dari bangunan gedung, jembatan, jalan dan bangunan
lainnya tidak akan terpisahkan dari bahan yang berasal dari dalam perut bumi. Mulai
dari batuan, batu bara, minyak bumi sampai berbagai macam mineral yang langsung
digunakan maupun yang diolah terlebih dahulu. Untuk itu dalam kesempatan ini, akan
dibahas tentang baja. Masalah ini diangkat karena ingin mengetahui jenis-jenis
baja, proses pembuatan baja serta syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh baja
sebagai bahan pembuatan baja .Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas,
timbulah suatu permasalahan dalam diri kami dan menjadi suatu dorongan
bagi kami untuk melaksanakan suatu analisa tentang jenis-jenis baja, proses
pembuatan baja serta syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh baja

Baja merupakan salah satu bahan bangunan yang unsur utamanya terdiri dari besi. Baja
ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang menyebabkan tercampurnya
besi dengan bahan karbon pada proses pembakaran, sehingga membentuk baja yang
mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pada besi.

B. Permasalahan
1. Proses Pembuatan Baja
a. Apakah yang dimaksud dengan baja?
b. Bagaimanakah proses pembuatan baja dengan menggunakan metode Thomas?
c. Bagaimanakah proses pembuatan baja dengan menggunakan metode Siemens?
2. Pengaruh fy dan fu pada Baja
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
a. Sebagai tugas dari dosen dari mata kuliah Bahan Bangunan
b. Untuk mengetahui pengertian baja, sejarah baja, memahami proses pembuatan
baja dan jenis baja.
Bab. II. Pembahasan

A. Sejarah Baja

Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Bahkan
pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada zaman sebelumnya. Proses pengerasan pada
besi dengan heat treatment mulai diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman
Yunani 1000 SM.
            Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang diklasifikasikan
sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan
charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami reduksi
menjadi besi sponge metalik yang terisi oleh slag yang merupakan campuran dari
pengotor metalik dan abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan dari furnance pada saat
masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan untuk
memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini menghasilkan kandingan slag
sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi dengan metode
ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Para pembuat besi belajar untuk membuat
baja dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks yang terbuat dar tanah liat
selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan menyerap cukup karbon untuk
menjadi baja sebenarnya.
            Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami
peningkatan ukuran dan  draft yang digunakan untuk pembakaran gas melewati
“charge,” pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih
besi pada bagian bagian atas furnance akan direduksi pertama kali direduksi menjadi
besi metalik dan menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan gas yang
dilewatinya. Hasil dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh pada
temperatur rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja.
            Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga digunakan untuk
memurniakan besi oleh pembuat besi yang lampau. Proses pemurnian besi cair dengan
peledakan udara diakui oleh penemu Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan 
Bessemer furnance, atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah
diproduksi baja dari besi bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga
dinamakan mini mills. Mini mills adalah komponen yang sangat sangat penting bagi
produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih
besi.
Berikut ini adalah awal mula ditemukannya Baja :
1.      Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
2.      Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400
tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai
diketahui secara luas.
3.      Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga
mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
4.      Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.
5.      Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
6.      Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
7.      Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
8.      Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000
M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
9.      1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
10.  1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.

B. Pengertian Baja

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai


unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2%
hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom
besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium),
krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Penambahan
kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan
tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta
menurunkan keuletannya (ductility). Baja tahan karat atau lebih dikenal
dengan  Stainless Steel adalah senyawa besi yang mengandung setidaknya 10,5%
Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam). Kemampuan tahan
karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksidakromium, dimana lapisan oksida
ini menghalangi proses oksidasi besi (Ferum). Stainless Steel sering digunakan
dalam perlengkapan Stainless Steel untuk industri makanan
Baja merupakan salah satu bahan bangunan yang unsur utamanya terdiri dari besi.
Baja ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang menyebabkan
tercampurnya besi dengan bahan karbon pada proses pembakaran, sehingga
membentuk baja yang mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pada besi.
Bila dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya, baja lebih banyak memiliki
keunggulan-keunggulan yang tidak terdapat pada bahan-bahan konstruksi lain.
Disamping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan kekuatan tekan
tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifat-sifat lain yang
menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu material yang umum
dipakai.

Sifat-sifat baja antara lain :

 Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :


1. Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
2. Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas pembebanan tertentu, sesudahnya
pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
3. Kekenyalan / keliatan (tenacity)
Kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan bentuk yang besar
tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan yang terlihat dari luar dan
dalam untuk jangka waktu pendek
4. Kemungkinan ditempa (maleability)

Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah
bentuknya
5. Kemungkinan dilas (weklability)

Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai atau tidak
memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya
6. Kekerasan (hardness)

Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.

7. Kekuatan tinggi
Kekuatan baja bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan leleh fy atau kekuatan tarik fu.
Mengingat baja mempunyai kekuatan volume lebih tinggi dibanding dengan bahan lain, hal
ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang
lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga struktur lebih ringan dan efektif.
8. Kemudahan pemasangan
Komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar serta mudah diperoleh
dimana saja, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan dilapangan adalah pemasangan
bagian-bagian yang telah disiapkan.
9. Keseragaman
Baja dibuat dalam kondisi yang sudah diatur (fabrikasi) sehingga mutunya seragam.

Klasifikasi Baja
Pengklasifikasian baja secara umum beserta penjelasannya menurut “Handbook
of Comparative World Steel Standards” adalah sebagai berikut:

Baja Karbon (Carbon Steel)


Baja karbon adalah baja yang mengandung karbon sampai 1,7 %.Penggunaan baja
karbon banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari untuk kepentingan yang umum.

Baja karbon merupakan material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan unsur kedua
yang berpengaruh pada sifat‐sifatnya adalah karbon, sedangkan unsur yang lain berpengaruh
menurut prosesentasenya. Baja karbon merupakan salah satu jenis logam paduan besi karbon
terpenting dengan prosentase berat karbon hingga 2,11%. Baja karbon memiliki kadar C
hingga 1.2% dengan Mn 0.30%-0.95%. Elemen-elemen prosentase maksimum selain bajanya
sebagai berikut: 0.60% Silicon, 0.60% Copper.

Fasa-fasa yang terbentuk pada baja karbon :

a. Feritte (alpha) : merupakan sel satuan (susunan atom-atom yang paling kecil dan
teratur) berupa Body Centered Cubic (BCC=kubus pusat badan), Ferit ini
mempunyai sifat : magnetis, agak ulet, agak kuat, dll.
b. Austenit : merupakan sel satuan yang berupa Face Centered Cubic (FCC =kubus
pusat muka), Austenit ini mempunyai sifat : Non magnetis, ulet, dll.
c. Sementid (besi karbida) : merupakan sel satuan yang berupa orthorombik,
Semented ini mempunyai sifat : keras dan getas.
d. Perlit : merupakan campuran fasa ferit dan sementid sehingga mempunyai sifat
Kuat.
e. Delta : merupakan sel satuan yang berupa Body Centered Cubic (BCC=kubus
pusat badan).

Klasifikasi Baja Karbon

Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga golongan yaitu :

1. Baja karbon rendah  “Low Carbon Steel” ( < 0.2 % Carbon )


2. (low carbon steel) è machine, machinery dan mild steel. Kandungannya
0,05% – 0,30% C.

3. Baja low carbon biasanya digunakan untuk automobile body panels, tin plate

dan  wire product yang membutuhkan keuletan yang tinggi.


4. Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya:

- 0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets,


screws, nails.

- 0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.

2. Baja karbon menengah “Medium Carbon Steel” ( 0.2 - 0.5 % Carbon )


Baja medium carbon biasanya digunakan dalam kondisi hasil quench dan tempered
dan banyak digunakan sebagai shaft, axle, gear, crankshaft, coupling,dan forging

- Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.

- Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:

 0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.


 0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.
 0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges.
3. Baja karbon tinggi “High Carbon Steel” ( > 0.5 % Carbon )

Baja high carbon banyak digunakan pada spring material dan high-strength wire. Selain


pembagian berdasarkan persen kadar karbon di atas, masih terdapat baja karbon dengan
kadar mangan yang tinggi (High Manganese Carbon Steel), yaitu sekitar 1.1-1.4 % Mn.
Baja jenis ini banyak digunakan dalam aplikasi rel kereta api.
1. Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60% – 1,50% C

Baja Paduan (Alloy Steel)


Baja paduan adalah campuran antara baja karbon dengan unsur-unsur lain yang akan
mempengaruhi sifat-sifat baja, misalnya sifat kekerasan, liat, kecepatan membeku, titik cair,
dan sebagainya yang bertujuan memperbaiki kualitas dan kemampuannya. Penambahan
unsur-unsur lain dalam baja karbon dapat dilakukan dengan satu atau lebih unsur, tergantung
dari karakteristik atau sifat khusus yang dikehendaki.
a.       Low Alloy Steel ( < 8 % Alloying Element)
Salah satu contoh baja jenis ini yang terkenal adalah HSLA (High Strength lowAlloy)
yang menggunakan paduan Nb, V, Ti, dan Al.
b.      High Alloy Steel ( > 8 % Alloying Element)
Penggunaan baja paduan tinggi biasanya bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat baja,
yaitu:
1.      Corrosion Resistant (Austenitic dan Duplex)
2.      Heat Resistant (Austenitic)
3.      Wear Resistant (Manganese Steel)

Baja Tahan Karat (Stainless Steel)


.Baja tahan karat adalah paduan besi dengan minimal 12% Chromium. Jadi tanpa
tambahan apapun perpaduan Besi dengan 12% Chromium bisa disebut Stainless Steel.
Komposisi ini membentuk thin protective layer Cr2O3. Proses pembuatan baja tahan
karat terdapat 2 tahap, yaitu pertama menggunakan sistem Electric ArcFurnace (EAF)  untuk
melelehkan scrap dan ferro alloy berkarbon tinggi sebagai bahan murah sumber krom, lalu
lelehannya disempurnakan dengan proses yang menggunakan alat Argon Oxygen
Decarburizer (AOD), dengan proses kedua ini akan menghilangkan kandungan Karbon dan
pegotor lainnya

Penggolongan    Stainless Steel


Stainless Steel biasanya dibedakan menjadi lima golongan ,penggolongan ini dilakukan
menurut kadar paduan di dalamnya yaitu :
1.      Stainless Steel martensitik
Mempunyai struktur Kristal body centered cubic (BCC) yang menyimpang pada kondisi
yang telah di keraskan. Mempunyai sifat yang dapat di keraskan dan ketahanannya terhadap
korosi hanya pada kondisi lingkungan yang sifat korositnya menengah. Baja Stainless Steel
ini kandungan kromium yang di miliki berkisar antara 10,5% - 18%, dan kandungan karbon
bisa mencapai 1,2%. Kandungan kromium dan karbon yang cukup tinggi menyebabkan bias
terbentuknya struktur martensit setelah proses pemanasan.

2.      Steinless steel feritik


Paduan baja jenis ini juga mempunyai struktur Kristal BBC . Kandungan kromium
pada paduan jenis ini berkisar antara 10,5 %- 30% . Paduan jenis ini biasanya mengandung :
molybdenum, silicon, alumunium, silicon, titanium dan niobium untuk menghasilkan
karakteristik tertentu. Stainless Steel jenis ini bersifat feeomagnetik, mempunyai sifat yang
ulet dan mampu bentuk yang baik. Tetapi pada temperature yang tinggi kekuatan nya akan
menurun dan lebih rendah dari Stainless Steel austenitic. Demikian pula dengan ketangguhan
nya hanya baik pada temperature rendah.

3.      Stainless Steel Austenitik


Mempunyai kekuatan , ketangguhan, keuletan, sifat mampu bentuk yang baik.  Jenis
Stainless Steel ini mempunyai struktur Kristal face centered cubic (FCC). Struktur Kristal ini
terbentuk karena penambahan unsure paduan austenite seperti nikel, mangan, dan nitrogen.
Stainless Steel jenis ini tidak besfat magnetic pada kondisi anil, dan hanya dapat dikersakan
dengan pengerjaan dingin (cold worked )
Bandingan
4.      Stainless Steel duplex
Stainless Steel jenis ini mempunyai struktur campuran antara BBC ferit dan FCC
austenite. Perbandingan komposisi antara keduanya dipengaruhi oleh komposisi logam dan
proses perlakuan panas yang didapatkan . Tetapi pada kondisi anil, perbandingan antara
kedua fase itu seimbang. Sifat tahan korosi Stainless Steel jenis ini mendekati Stainless Steel
austenitic pada unsur paduan yang serupa , tetapi mempunyai tensile dan yield strength yang
lebih tinggi.
5.      Precipitation –hardening Stainless Steel.
Jenis ini mempunyai unsur  unsur  penambahan kekerasan seperti tembaga,
alumunium, atau titanium. Pada kondisi anil, struktur mikroStainless Steel jenis ini dapat
berupa austenitic maupun martenistik

Proses Pembuatan Baja Menggunakan Konvertor


   Konvertor terbuat dari baja dengan mulut terbuka (untuk memasukkan bahan baku dan
mengeluarkan cairan logam) serta dilapisi batu tahan api. Konvertor diikatkan pada suatu tap
yang dapat berputar sehingga konvertor dapat digerakkan pada posisi horizontal untuk
memasukkan dan mengeluarkan bahan yang diproses dan pada posisi vertical untuk
pengembusan selama proses berlangsung. Konvertor ini dilengkapi dengan pipa yang
berlubang kecil (diameternya sekitar 15 – 17 mm) dalam jumlah yang banyak (sekitar 120-
150 buah pipa) yang terletak pada bagian bawah konvertor.
     Sewaktu proses berlangsung udara diembuskan ke dalam konvertor melalui pipa saluran
dengan tekanan sekitar 1,4 kg/cm3 dan langsung diembuskan ke cairan untuk
mengoksidasikan unsur yang tidak murni dan karbon. Kandongan karbon terakhir dioksidasi
dengan penambahan besi kasar yang kaya akan mangan, seterusnya baja cair dituangkan ked
ala panci – panci dan dipadatkan menjadi batang – batang cetakan. Kapasitas konvertor
sekitar 25 – 60 ton dan setiap proses memerlukan waktu 25 menit. Proses pembuatan baja
yang menggunakan konvertor adalah sebagai berikut :
1.Proses Thomas
            Proses Thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam
konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari bahan karbonat kalsium
dan magnesium karbonat (CaCO3 + MgCO3 ) yang disebut "dolomit". Proses ini disebut juga
proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya mengolah besi kasar
putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 - 2%) dan rnengandung unsur silikon rendah
(sekitar 0,6 - 0,8%). Proses ini makin baik hasilnya apabila besi kasar yang diolah
mengandung unsur silikon yang sangat rendah.
            Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di dalam konvertor
melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksidasi di dalam cairan terhadap unsur-
unsur campuran. Pertama kali unsur yang dioksidasi adalah silikon (Si), kemudian mangan
(Mn), dan fosfor (P). Oksidasi unsur fosfor terjadi cepat sekali, sekitar 3 - 5 menit dan proses
oksidasi yang terakhir adalah unsur karbon disertai suara gemuruh dan nyala api yang tinggi.
Apabila nyala api sudah mengecil dan kemudian padam berarti proses oksidasi telah selesai.
            Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi kasar menghasilkan
oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan menambahkan batu kapur ke dalam konvertor.
Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari dalam konvertor, diikuti dengan penuangan baja cair
ke dalam panci-panci tuangan kemudian dipadatkan menjadi batangan baja.

Proses pembuatan baja pada konvertor Thomas

Pertama kali, bahan tambahan di masukkan ke dalam konvertor, kemudian besi


kasar putih. Udara di hembuskan selama 24 menit. Hasilnya, sebagian kecil zat arang
terbakar, sedangkan fosfor tidak terbakar. Bila suhu diatas 1300 oC dan waktu diatas
10 menit, zat arang akan hilang. Pada waktu inilah fosfor terbakar dan menimbulkan
panas sangat tinggi. Proses dalam dapur iniantara 12-15 menit. Kotoran
pembakarannya 3 kali lebih banyak dari pada konvertor Bessemer. Bila kotoran ini di
giling halus akan menghasilkan pupuk buatan (mengandung asam fosfat 17-20%).
Hasil akhir dari konvertor ini berupa baja yang berkadar 0,05-0,6% C, yang banyak
dipergunakan untuk baja-baja profil,plat-plat kapal,plat-plat ketel, dan lain-lain.

Konstruksi konvertor Thomas

Bentuk dan cara kerja konvertor Thomas sama dengan konvertor Bessemer,
hanya pelapisnya terbuat dari dinding batu tahan apidengan bahan dolomite, yaitu,
semacam batu yang terdiri dari campuaran kalsium karbonat(CaCO3)dan magnesium
karbonat(MgCO3). Sisa oksida basa tidak dapat lagi menghisap oksida arang dan lepas
dari udara,sisa pijarnya dicampur dan dikempakkan dalam cetakan besi tuang.batu
alas/dasarnya dibentuk dari masa yang sama dalam acuan-acuan besi.

Sebelum dapur dipakai, bagian dalamnya dipanaskan dahulu dengan api kokas
untuk membuang bagian gas tersebut. Perlu diingat bahwa dalam konvertor ini tidak
dapat dipakai besi kasar yang kaya silisium seperti pada prose Bessemer. Ini
disebabkan karena ada kemungkinan lapisan basa akan cepat rusak oleh oksida
silisium. Karena itu, dipakai besi kasar putih(0,3-0,8%Si), sehingga kalor dari silisium
tidak ada. Sebagai penggantinya diberi 1,7-2% fosfor sebagai bahan pembakar yang
dibantu oleh mangan sekitar 1-2%

Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit
[ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar
putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah
unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O 5), untuk mengeluarkan
besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),

3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)

Keuntungan :

 Besi kasar yang kurang bersih dapat dikerjakan.


 Fosfor dapat dihilangkan, tapi bila ada hanya sebagian fosfor yang dalam
prakteknya tidak menimbulkan gangguan.
 Menghasilkan produk tambahan berupa pupuk.
 Prosesnya lebih mudah dibandingkan dengan proses Bessemer.

Kerugian :

 Baja mengandung lebih banyak oksigen


 Besi yang hilang lebih banyak dibandingkan proses Bessemer (11 – 13 %)

2.Proses Siemens Martin


            Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang disesuaikan
dengan nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini digunakan untuk menahasilkan baja
yang mengandung karbon sedang dan rendah dengan cara proses asam atau basa, sesuai
dengan sifat lapisan dapurnya. Proses ini berlangsung di dalam dapur tungku terbuka atau
dapur Siemens Martin yang mempunyai kapasitas 150 - 300 ton, bahan bakarnya gas
yang dihasilkan dengan pembakaran kokas di atas tungku atau bahan bakar minnyak.
Dapur ini menggunakan prinsip regenerator (hubungan balik) dan tungku pemanas dapat
mencapai temperatur sekitar 900 -1.200 0C, tungku pemanas ini bisa mencapai temperatur
tinggi apabila diperlukan, dan pada waktu yang sama menghemat bahan bakar. Dalam
proses ini dapur diisi dengan besi kasar dan baja bekas, kemudian dicairkan sehingga
beberapa unsur campuran terbentuk menjadi terak di atas permukaan cairan besi,
tambahkan bijih besi atau serbuk besi yang berguna untuk mereduksi karbon, maka
lubang pengeluaran dapur dibuka dan cairan dituangkan ke dalam panci-panci tuangan.
Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan beberapa terak dapat dicegah
meninggalkan dapur sampai seluruh baja cair dikeluarkan, kemungkinan terak ikut
tertuang ke dalam panci yang akan mengapung di atas baja cair sehingga perlu
dikeluarkan dan dituangkan ke dalarn panci yang berukuran kecil. Baja cair yang telah
penuh di dalam panci dituangkan ke dalam cetakan melalui bagian bawah cetakan,
sehingga terak tetap di dalam panci dan terakhir dikeluarkan. Selain itu, dapat pula
dipisahkan dengan cara menuangnya ke dalam cetakan yang lebih kecil. Setiap
melakukan proses pemurnian besi kasar dan bahan tambahan lainnya berlangsung selama
12 jam, kemudian diambil sejumlah baja cair sebagai contoh untuk dianalisis
komposisinya. Sementara itu, terak yang dihasilkan dari proses basa digunakan sebagai
pupuk buatan.

Proses lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah menggunakan dapur
Siemens Martin yang sering disebut proses Martin. Dapur ini terdiri atas satu tungku
untuk bahan yang dicairkan dan biasanya menggunakan empat ruangan sebagai
pemanas gas dan udara. Pada proses ini digunakan muatan besi bekas yang dicampur
dengan besi kasar sehingga dapat menghasilkan baja dengan kualitas yang lebih baik
jika dibandingkan dengan baja Bessemer maupun Thomas.

Gas yang akan dibakar dengan udara untuk pembakaran dialirkan ke dalam
ruangan-ruangan melalui batu tahan api yang sudah dipanaskan dengan temperatur
600 sampai 9000 C. dengan demikian nyala apinya mempunyai suhu yang tinggi,
kira-kira 18000 C. gas pembakaran yang bergerak ke luar masih memberikan panas
kedalam ruang yang kedua, dengan menggunakan keran pengatur maka gas panas dan
udara pembakaran masuk ke dalam ruangan tersebut secara bergantian dipanaskan dan
didinginkan.

Bahan bakar yang digunakan adalah gas dapur tinggi, minyak yang digaskan
(stookolie) dan juga gas generator. Pada pembakaran zat arang terjadi gas CO dan
CO2 yang naik ke atas dan mengakibatkan cairannya bergolak, dengan demikian akan
terjadi hubungann yang erat antara api dengan bahan muatan yang dimasukkan ke
dapur tinggi. Bahan tambahan akan bersenyawa dengan zat asam membentuk terak
yang menutup cairan tersebut sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih lanjut.

Setelah proses berjalan selama 6 jam, terak dikeluarkan dengan memiringkan


dapur tersebut dan kemudian baja cair dapat dicerat. Hasil akhir dari proses Martin
disebut baja Martin. Baja ini bermutu baik karena komposisinya dapat diatur dan
ditentukan dengan teliti pada proses yang berlangsung agak lama.

Lapisan dapur pada proses Martin dapat bersifat asam atau basa tergantung dari
besi kasarnya mengandung fosfor sedikit atau banyak. Proses Martin asam teradi
apabila mengolah besi kasar yang bersifat asam atau mengandung fosfor rendah dan
sebaliknya dikatakan proses Martin basa apabila muatannya bersifat basa dan
mengandung fosfor yang tinggi.

3.Proses Bessemer
       Proses Bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam konvertor
yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksida asam (SiO 2), sehingga
proses ini disebut "Proses Asam". Besi kasar yang diolah dalam konvertor ini adalah besi
kasar kelabu yang kaya akan unsur silikon dan rendah fosfor (kandungan fosfor maksimal
adalah 0,1%). Besi kasar yang mengandung fosfor rendah diambil karena unsur fosfor tidak
dapat direduksi dari dalam besikasar apabila tidak diikat dengan batu kapur. Di samping itu.
fosfor dapat bereaksi dengan lapisan dapur yang terbuat dari kuarsa asam, reaksi ini
membahayakan atau menghabiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat
menguntungkan apabila besi kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi kasar kelabu
yang mengandung silikon sekitar 1,5% - 2%.
       Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor dalam
posisi horizontal (kemiringannya sekitar 30°). Sementara itu, udara diembuskan dalam posisi
vertikal atau disebut juga kedudukan proses. Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah
proses oksidasi unsur silikon yang menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh
proses oksidasi unsur fosfor dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida
mangan, ditandai dengan adanya bunga api yang berwarna kehijau-hijauan.
            Baja dapat dihasilkan dengan mengembuskan udara melalui besi kasar cair di
dalam dapur yang disebut “konvertor”, sehingga unsur – unsur yang tidak murni akan
dikeluarkan dengan jalan oksidasi. Pada waktu itu cara pembuatan jalan kereta api dan
pembuatan peralatan hampir sama pentingnya. Karena sejak udara dimasukkan atau
diembuskan, kotoran – kotoran di dalam baja akan berkurang.
            Proses Bessemer mengolah baja dengan menggunakan besi kasar berkualitas baik
yang mengandung fosfor rendah. Bila fosfornya tinggi baja yang dihasilkan berkualitas
rendah, sebab dalam proses pengolahan tidak seluruh fosfor dapat dikeluarkan. Masalah
pengeluaran unsur fosfor telah dapat dipecahkan pada proses dapur Thomas, dengan
menggunakan batu kapur pada lapisan dasar dapur. Sehingga sampai saat ini proses Thomas
digunakan untuk memproses besi kasar dapat kaya dengan fosfor.

            Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini


berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih dengan panjang
sekitar 2 meter, kemudian nyala api mengecil. Sebelum nyala api padam, ditambahkan besi
kasar yang banyak mengandung mangan, kemudian baja cair dituangkan ke dalam panci-
panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batang-batang baja.

Keuntungan dari proses Martin disbanding proses Bessemer dan Thomas adalah
sebagai berikut :
a. Proses lebih lama sehingga dapat menghasilkan susunan yang lebih baik
dengan jalan percobaan-percobaan.
b. Unsur-unsur yang tidak dikehendaki dan kotoran-kotoran dapat dihindarkan
atau dibersihkan.
c. Penambahan besi bekas dan bahan tambahan lainnya pada akhir proses
menyebabkan susunannya dapat diatur sebaik-baiknya. Selain keuntungan di
atas dan karena udara pembakaran mengalir di atas cairan maka hasil akhir
akan sedikit mengandung zat asam dan zat lemas. Proses Martin basa biasanya
masih mengandung beberapa kotoran seperti zat asam, belerang, fosfor dan
sebagainya. Sedangkan pada proses Martin asam kadar kotoran-kotoran
tersebut lebih kecil.

 Proses Open Hearth Furnace ( Proses terbuka)


Tanur berupa piringan datar yang besar. Pada dasar kolom telah ditempatkan oksida basa
seperti CaO atau MgO yang nantinya akan berguna sebagai zat pengikat. Ke dalam tanur
tinggi dimasukan besi tuang, besi bekas dan batu kapur. Campuran gas pembakar dan udara
panas dilewatkan di atas piringan yang berisi besi cair ini. Sementara diaduk maka akan
berlangsung reaksi antara oksida-oksida pengotor dengan CaO dan MgO menjadi kerak.
Kelebihan proses ini adalah kualitas baja yang dihasilkan mudah dikontrol kualitasnya secara
terus menerus selama proses ini berlangsung lama (8-10 jam ) sedangkan Proses Bassemer
berlangsung cepat (15 menit).

Proses Dapur Listrik


       Baja yang berkualitas tinggi dihasilkan apabila, dilakukanpengontrolan temperatur
peleburan.dan memperkecil unsur-unsur campuran di dalam baja yang dilakukan selama
proses pemurnian. Proses pengolahan seperti ini, dilakukan dengan menggunakan dapur
listrik. Pada awal pemurnian baja menggunakan dapur tungku terbuka atau konvertor,
selanjutnya dilakukan di dalam dapur listrik sehingga diperoleh baja yang berkualitas tinggi.
Dapur listrik terdiri dari dua jenis, yaitu dapur listrik busur nyala dan dapur induksi frekuensi
tinggi.
1.    Dapur listrik busur nyala
Dapur ini mempunyai kapasitas 25 - 100 ton dan dilengkapi dengan tiga buah elektroda
karbon yang dipasang pada bagian atas atau atap dapur, disetel secara otomatis untuk
menghasilkan busur nyala yang secara langsung memanaskan dan mencairkan logam. Dapur
ini dapat mengolah logam dengan proses asam atau basa sesuai dengan lapisan batu tahan
apinya dan bahan yang dimasukkan ke dalam dapur (besi kasar), termasuk logam bekas (baja
atau besi) yang terlebih dahulu diketahui komposisinya. Apabila dilakukan.proses basa maka
terjadi oksidasi terak dari batu kapur atau bubuk kapur untuk mereduksi unsur-unsur-
campuran. Selanjutnya diperoleh pemisahan terak (mengandung batu kapur) dari baja cair.
Juga dapat ditambahkan dengan logam campur sebelum cairan dikeluarkan dari dalam dapur
untuk mencegah oksidasi.
2.    Dapur induksi frekuensi tinggi
Dapur ini terdiri dari kumparan yang dililiti kawat mengelilingi cawan batu tahan api,
ketika tenaga yang dialirkan dari listrik, akan menahasilkan arus listrik yang bersirkulasi di
dalam logam yang menyebabkan terjadinya pencairan. Apabila bahan logam telah cair - maka
arus listrik membuat gerak mengaduk (berputar). Kapasitas dari dapur jenis ini adalah 350 kg
- 6 ton pada umumnya dapur ini digunakan untuk memproduksi baja paduan yang khusus.

Pengaruh fy dan fu pada Baja.


Kekuatan baja bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan leleh fy atau kekuatan tarik
fu. Mengingat baja mempunyai kekuatan volume lebih tinggi dibanding dengan bahan lain,
hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati
yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga struktur lebih ringan dan
efektif.

Sifat mekanis baja struktur yang digunakan dalam perencanaan harus memenuhi
persyaratan minimum pada tabel berikut :
Tegangan putus Tegangan Leleh Peregangan
Minimum fy
Jenis Baja Minimum fu Minimum
(Mpa)
(Mpa) (%)

BJ 34 340 210 22

BJ 37 370 240 20

BJ 41 410 250 18

BJ 50 500 290 16

BJ 55 550 410 13

 Tegangan Leleh
Tegangan leleh untuk perencanaan ( fy ) tidak boleh diambil melebihi nilai yang
diberikan pada tabel sifat mekanisme baja struktural. Sehingga pemanasan pada
baja sangatlah dihindari, hal ini dikarenakan apabila baja mengalami
pemanasan (terbakar) maka kemungkinan baja tersebut akan mengalami
penurunan kekuatan struktur baja sehingga mempengaruhi fungsi struktur baja
tersebut. Meskipun Beberapa metode telah dikembangkan untuk melindungi
elemen baja dari pengaruh kebakaran, di antaranya adalah encasement method
dimana bahan yang biasa digunakan adalah gypsum board. Penelitian ini
bertujuan untuk dapat mengetahui sifat-sifat mekanikal profil baja yang dilapisi
gypsum board pasca pengujian pembakaran.

 Tegangan Putus
Tegangan putus untuk perencanaan ( fu ) tidak boleh diambil melebihi nilai
yang diberikan pada tabel sifat mekanisme baja struktural. Halini dikarenakan
semakin besar mutu suatu baja, maka sifat rentan untuk putusnya juga akan
semakin besar, tidak seperti baja dengan mutu yang lebih rendah, bila diberi
beban yang besar, maka kemungkinan baja tersebut hanya akan melendut.

Bab, III. Penutup

A. Kesimpulan

 Baja karbon adalah material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan
unsur kedua yang berpengaruh pada sifat‐sifatnya adalah karbon, sedangkan
unsur yang lain berpengaruh menurut prosesentasenya. Baja karbon dapat
dibuat dengan beberapa proses yaitu proses konvertor, proses siemens martin,
proses basic oxygen furnace, proses dapur listrik, proses dapur kopel, dan
proses dapur cawan.
 Secara umum, proses pembuatan baja karbon dimulai dengan proses ekstraksi
bijih besi. Proses reduksi umumnya terjadi di dalam tanur tiup (blast
furnace) di mana di dalamnya bijih besi (iron ore) dan batu gamping
(limestone) yang telah mengalami pemanggangan (sintering) diproses
bersama-sama dengan kokas (cokes) yang berasal dari batubara. Luaran utama
dari proses ini adalah lelehan besi mentah (molten pig iron) dengan
kandungan karbon yang cukup tinggi (4% C) beserta pengotor-pengotor lain
seperti silkon, mangan, sulfur, dan fosfor. Selanjutnya di dalam tungku
oksigen-basa (basic-oxygen furnace) besi mentah cair dicampur dengan 30%
besi tua (scrap) yang terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tanur. Selanjutnya,
oksigen murni ditiupkan dari bagian atas ke dalam leburan, bereaksi dengan Fe
membentuk oksida besi FeO. Oksida besi atau FeO selanjutnya akan bereaksi
dengan karbon di dalam besi mentah sehingga diperoleh Fe dengan kadar
karbon lebih rendah dan gas karbon monoksida. Dari proses inilah kemudian
didapatkan baja karbon yang sesuai atau baik.

 Keuntungan dari proses Martin disbanding proses Bessemer dan Thomas


adalah sebagai berikut : Proses lebih lama sehingga dapat menghasilkan
susunan yang lebih baik dengan jalan percobaanpercobaan, unsur-unsur yang
tidak dikehendaki dan kotoran-kotoran dapat dihindarkan atau dibersihkan,
penambahan besi bekas dan bahan tambahan lainnya pada akhir proses
menyebabkan susunannya dapat diatur sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai