Makalah Tamara Proses Pembuatan Baja
Makalah Tamara Proses Pembuatan Baja
Makalah Tamara Proses Pembuatan Baja
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kita kesehatan
dan kesempatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar
Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Bahan Bangunan Jurusan
sipil oleh Dosen Bapak INDRA FAUZI, Drs.,M.T
Dalam penulisan makalah ini saya banyak menemukan kesulitan, utamanya dalam
keterbatasan referensi yang saya dapatkan. Oleh karena itu, jika ada kesalahan dalam
makalah ini penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya dan penulis mengharapkan
kritik dan saran kepada dosen pengajar saya untuk pembelajaran selajutnya.
Penulis
Baja merupakan salah satu bahan bangunan yang unsur utamanya terdiri dari besi. Baja
ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang menyebabkan tercampurnya
besi dengan bahan karbon pada proses pembakaran, sehingga membentuk baja yang
mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pada besi.
B. Permasalahan
1. Proses Pembuatan Baja
a. Apakah yang dimaksud dengan baja?
b. Bagaimanakah proses pembuatan baja dengan menggunakan metode Thomas?
c. Bagaimanakah proses pembuatan baja dengan menggunakan metode Siemens?
2. Pengaruh fy dan fu pada Baja
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
a. Sebagai tugas dari dosen dari mata kuliah Bahan Bangunan
b. Untuk mengetahui pengertian baja, sejarah baja, memahami proses pembuatan
baja dan jenis baja.
Bab. II. Pembahasan
A. Sejarah Baja
Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Bahkan
pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada zaman sebelumnya. Proses pengerasan pada
besi dengan heat treatment mulai diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman
Yunani 1000 SM.
Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang diklasifikasikan
sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan
charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami reduksi
menjadi besi sponge metalik yang terisi oleh slag yang merupakan campuran dari
pengotor metalik dan abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan dari furnance pada saat
masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan untuk
memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini menghasilkan kandingan slag
sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi dengan metode
ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Para pembuat besi belajar untuk membuat
baja dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks yang terbuat dar tanah liat
selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan menyerap cukup karbon untuk
menjadi baja sebenarnya.
Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami
peningkatan ukuran dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas melewati
“charge,” pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih
besi pada bagian bagian atas furnance akan direduksi pertama kali direduksi menjadi
besi metalik dan menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan gas yang
dilewatinya. Hasil dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh pada
temperatur rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja.
Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga digunakan untuk
memurniakan besi oleh pembuat besi yang lampau. Proses pemurnian besi cair dengan
peledakan udara diakui oleh penemu Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan
Bessemer furnance, atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah
diproduksi baja dari besi bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga
dinamakan mini mills. Mini mills adalah komponen yang sangat sangat penting bagi
produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih
besi.
Berikut ini adalah awal mula ditemukannya Baja :
1. Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
2. Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400
tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai
diketahui secara luas.
3. Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga
mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
4. Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.
5. Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
6. Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
7. Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
8. Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000
M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
9. 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
10. 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.
B. Pengertian Baja
Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah
bentuknya
5. Kemungkinan dilas (weklability)
Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai atau tidak
memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya
6. Kekerasan (hardness)
7. Kekuatan tinggi
Kekuatan baja bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan leleh fy atau kekuatan tarik fu.
Mengingat baja mempunyai kekuatan volume lebih tinggi dibanding dengan bahan lain, hal
ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang
lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga struktur lebih ringan dan efektif.
8. Kemudahan pemasangan
Komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar serta mudah diperoleh
dimana saja, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan dilapangan adalah pemasangan
bagian-bagian yang telah disiapkan.
9. Keseragaman
Baja dibuat dalam kondisi yang sudah diatur (fabrikasi) sehingga mutunya seragam.
Klasifikasi Baja
Pengklasifikasian baja secara umum beserta penjelasannya menurut “Handbook
of Comparative World Steel Standards” adalah sebagai berikut:
Baja karbon merupakan material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan unsur kedua
yang berpengaruh pada sifat‐sifatnya adalah karbon, sedangkan unsur yang lain berpengaruh
menurut prosesentasenya. Baja karbon merupakan salah satu jenis logam paduan besi karbon
terpenting dengan prosentase berat karbon hingga 2,11%. Baja karbon memiliki kadar C
hingga 1.2% dengan Mn 0.30%-0.95%. Elemen-elemen prosentase maksimum selain bajanya
sebagai berikut: 0.60% Silicon, 0.60% Copper.
a. Feritte (alpha) : merupakan sel satuan (susunan atom-atom yang paling kecil dan
teratur) berupa Body Centered Cubic (BCC=kubus pusat badan), Ferit ini
mempunyai sifat : magnetis, agak ulet, agak kuat, dll.
b. Austenit : merupakan sel satuan yang berupa Face Centered Cubic (FCC =kubus
pusat muka), Austenit ini mempunyai sifat : Non magnetis, ulet, dll.
c. Sementid (besi karbida) : merupakan sel satuan yang berupa orthorombik,
Semented ini mempunyai sifat : keras dan getas.
d. Perlit : merupakan campuran fasa ferit dan sementid sehingga mempunyai sifat
Kuat.
e. Delta : merupakan sel satuan yang berupa Body Centered Cubic (BCC=kubus
pusat badan).
Bentuk dan cara kerja konvertor Thomas sama dengan konvertor Bessemer,
hanya pelapisnya terbuat dari dinding batu tahan apidengan bahan dolomite, yaitu,
semacam batu yang terdiri dari campuaran kalsium karbonat(CaCO3)dan magnesium
karbonat(MgCO3). Sisa oksida basa tidak dapat lagi menghisap oksida arang dan lepas
dari udara,sisa pijarnya dicampur dan dikempakkan dalam cetakan besi tuang.batu
alas/dasarnya dibentuk dari masa yang sama dalam acuan-acuan besi.
Sebelum dapur dipakai, bagian dalamnya dipanaskan dahulu dengan api kokas
untuk membuang bagian gas tersebut. Perlu diingat bahwa dalam konvertor ini tidak
dapat dipakai besi kasar yang kaya silisium seperti pada prose Bessemer. Ini
disebabkan karena ada kemungkinan lapisan basa akan cepat rusak oleh oksida
silisium. Karena itu, dipakai besi kasar putih(0,3-0,8%Si), sehingga kalor dari silisium
tidak ada. Sebagai penggantinya diberi 1,7-2% fosfor sebagai bahan pembakar yang
dibantu oleh mangan sekitar 1-2%
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit
[ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar
putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah
unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O 5), untuk mengeluarkan
besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
Keuntungan :
Kerugian :
Proses lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah menggunakan dapur
Siemens Martin yang sering disebut proses Martin. Dapur ini terdiri atas satu tungku
untuk bahan yang dicairkan dan biasanya menggunakan empat ruangan sebagai
pemanas gas dan udara. Pada proses ini digunakan muatan besi bekas yang dicampur
dengan besi kasar sehingga dapat menghasilkan baja dengan kualitas yang lebih baik
jika dibandingkan dengan baja Bessemer maupun Thomas.
Gas yang akan dibakar dengan udara untuk pembakaran dialirkan ke dalam
ruangan-ruangan melalui batu tahan api yang sudah dipanaskan dengan temperatur
600 sampai 9000 C. dengan demikian nyala apinya mempunyai suhu yang tinggi,
kira-kira 18000 C. gas pembakaran yang bergerak ke luar masih memberikan panas
kedalam ruang yang kedua, dengan menggunakan keran pengatur maka gas panas dan
udara pembakaran masuk ke dalam ruangan tersebut secara bergantian dipanaskan dan
didinginkan.
Bahan bakar yang digunakan adalah gas dapur tinggi, minyak yang digaskan
(stookolie) dan juga gas generator. Pada pembakaran zat arang terjadi gas CO dan
CO2 yang naik ke atas dan mengakibatkan cairannya bergolak, dengan demikian akan
terjadi hubungann yang erat antara api dengan bahan muatan yang dimasukkan ke
dapur tinggi. Bahan tambahan akan bersenyawa dengan zat asam membentuk terak
yang menutup cairan tersebut sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih lanjut.
Lapisan dapur pada proses Martin dapat bersifat asam atau basa tergantung dari
besi kasarnya mengandung fosfor sedikit atau banyak. Proses Martin asam teradi
apabila mengolah besi kasar yang bersifat asam atau mengandung fosfor rendah dan
sebaliknya dikatakan proses Martin basa apabila muatannya bersifat basa dan
mengandung fosfor yang tinggi.
3.Proses Bessemer
Proses Bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam konvertor
yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksida asam (SiO 2), sehingga
proses ini disebut "Proses Asam". Besi kasar yang diolah dalam konvertor ini adalah besi
kasar kelabu yang kaya akan unsur silikon dan rendah fosfor (kandungan fosfor maksimal
adalah 0,1%). Besi kasar yang mengandung fosfor rendah diambil karena unsur fosfor tidak
dapat direduksi dari dalam besikasar apabila tidak diikat dengan batu kapur. Di samping itu.
fosfor dapat bereaksi dengan lapisan dapur yang terbuat dari kuarsa asam, reaksi ini
membahayakan atau menghabiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat
menguntungkan apabila besi kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi kasar kelabu
yang mengandung silikon sekitar 1,5% - 2%.
Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor dalam
posisi horizontal (kemiringannya sekitar 30°). Sementara itu, udara diembuskan dalam posisi
vertikal atau disebut juga kedudukan proses. Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah
proses oksidasi unsur silikon yang menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh
proses oksidasi unsur fosfor dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida
mangan, ditandai dengan adanya bunga api yang berwarna kehijau-hijauan.
Baja dapat dihasilkan dengan mengembuskan udara melalui besi kasar cair di
dalam dapur yang disebut “konvertor”, sehingga unsur – unsur yang tidak murni akan
dikeluarkan dengan jalan oksidasi. Pada waktu itu cara pembuatan jalan kereta api dan
pembuatan peralatan hampir sama pentingnya. Karena sejak udara dimasukkan atau
diembuskan, kotoran – kotoran di dalam baja akan berkurang.
Proses Bessemer mengolah baja dengan menggunakan besi kasar berkualitas baik
yang mengandung fosfor rendah. Bila fosfornya tinggi baja yang dihasilkan berkualitas
rendah, sebab dalam proses pengolahan tidak seluruh fosfor dapat dikeluarkan. Masalah
pengeluaran unsur fosfor telah dapat dipecahkan pada proses dapur Thomas, dengan
menggunakan batu kapur pada lapisan dasar dapur. Sehingga sampai saat ini proses Thomas
digunakan untuk memproses besi kasar dapat kaya dengan fosfor.
Keuntungan dari proses Martin disbanding proses Bessemer dan Thomas adalah
sebagai berikut :
a. Proses lebih lama sehingga dapat menghasilkan susunan yang lebih baik
dengan jalan percobaan-percobaan.
b. Unsur-unsur yang tidak dikehendaki dan kotoran-kotoran dapat dihindarkan
atau dibersihkan.
c. Penambahan besi bekas dan bahan tambahan lainnya pada akhir proses
menyebabkan susunannya dapat diatur sebaik-baiknya. Selain keuntungan di
atas dan karena udara pembakaran mengalir di atas cairan maka hasil akhir
akan sedikit mengandung zat asam dan zat lemas. Proses Martin basa biasanya
masih mengandung beberapa kotoran seperti zat asam, belerang, fosfor dan
sebagainya. Sedangkan pada proses Martin asam kadar kotoran-kotoran
tersebut lebih kecil.
Sifat mekanis baja struktur yang digunakan dalam perencanaan harus memenuhi
persyaratan minimum pada tabel berikut :
Tegangan putus Tegangan Leleh Peregangan
Minimum fy
Jenis Baja Minimum fu Minimum
(Mpa)
(Mpa) (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
Tegangan Leleh
Tegangan leleh untuk perencanaan ( fy ) tidak boleh diambil melebihi nilai yang
diberikan pada tabel sifat mekanisme baja struktural. Sehingga pemanasan pada
baja sangatlah dihindari, hal ini dikarenakan apabila baja mengalami
pemanasan (terbakar) maka kemungkinan baja tersebut akan mengalami
penurunan kekuatan struktur baja sehingga mempengaruhi fungsi struktur baja
tersebut. Meskipun Beberapa metode telah dikembangkan untuk melindungi
elemen baja dari pengaruh kebakaran, di antaranya adalah encasement method
dimana bahan yang biasa digunakan adalah gypsum board. Penelitian ini
bertujuan untuk dapat mengetahui sifat-sifat mekanikal profil baja yang dilapisi
gypsum board pasca pengujian pembakaran.
Tegangan Putus
Tegangan putus untuk perencanaan ( fu ) tidak boleh diambil melebihi nilai
yang diberikan pada tabel sifat mekanisme baja struktural. Halini dikarenakan
semakin besar mutu suatu baja, maka sifat rentan untuk putusnya juga akan
semakin besar, tidak seperti baja dengan mutu yang lebih rendah, bila diberi
beban yang besar, maka kemungkinan baja tersebut hanya akan melendut.
A. Kesimpulan
Baja karbon adalah material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan
unsur kedua yang berpengaruh pada sifat‐sifatnya adalah karbon, sedangkan
unsur yang lain berpengaruh menurut prosesentasenya. Baja karbon dapat
dibuat dengan beberapa proses yaitu proses konvertor, proses siemens martin,
proses basic oxygen furnace, proses dapur listrik, proses dapur kopel, dan
proses dapur cawan.
Secara umum, proses pembuatan baja karbon dimulai dengan proses ekstraksi
bijih besi. Proses reduksi umumnya terjadi di dalam tanur tiup (blast
furnace) di mana di dalamnya bijih besi (iron ore) dan batu gamping
(limestone) yang telah mengalami pemanggangan (sintering) diproses
bersama-sama dengan kokas (cokes) yang berasal dari batubara. Luaran utama
dari proses ini adalah lelehan besi mentah (molten pig iron) dengan
kandungan karbon yang cukup tinggi (4% C) beserta pengotor-pengotor lain
seperti silkon, mangan, sulfur, dan fosfor. Selanjutnya di dalam tungku
oksigen-basa (basic-oxygen furnace) besi mentah cair dicampur dengan 30%
besi tua (scrap) yang terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tanur. Selanjutnya,
oksigen murni ditiupkan dari bagian atas ke dalam leburan, bereaksi dengan Fe
membentuk oksida besi FeO. Oksida besi atau FeO selanjutnya akan bereaksi
dengan karbon di dalam besi mentah sehingga diperoleh Fe dengan kadar
karbon lebih rendah dan gas karbon monoksida. Dari proses inilah kemudian
didapatkan baja karbon yang sesuai atau baik.