Investigasi Wabah
Investigasi Wabah
Investigasi Wabah
Disampaikan
p Oleh :
1
Gambaran Kejadian Luar biasa
No KLB Kasus Keterangan
(P/M)
1 Malaria, Pasaman 783/47 Kompas,2001
Sumbar
2 DBD, Sumenep 386/8 Nusantara, 2007
3 Polio, Sukabumi Beberapa Tempo, 2005
anak
4 Flu burung, Nasional Bebarapa Tempo,2005
kasus dan
menyebar
5 DBD, Banten - Tempo , 2005
A. PENGERTIAN KLB
2
Undang-Undang Wabah , 1969:
Tergolong
e go o g Kejadian
ejad a luar
ua biasa,
b asa, jika
j a ada unsur
u su :
- P
Peningkatan
i k t k kejadian
j di penyakit/kematian
kit/k ti 2 k
kali
li lipat
li t atau
t lebih
l bih
dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam,hari,minggu,bulan,
tahun).
3
Perbedaan definisi antara Wabah dan KLB :
Tujuan Umum :
Tujuan khusus :
4
NO LANGKAH-LANGKAH PENYIDIKAN KLB
PERSIAPAN
PENELITIAN LAPANGAN
• Dikerjakan secepat mungkin, dalam 24 jam pertama sesudah
adanya informasi.
5
2. Pembuatan Rencana Kerja (rencana penyidikan /proposal),
yang minimal berisi :
12
6
PEMASTIAN DIAGNOSIS PENYAKIT
DAN PENETAPAN KLB
13
Contoh Kasus :
KLB dengan jumlah kasus 50 Orang, diketahui kasus dengan gejala panas
50 Orang, nyeri sendi 48 orang, diare 45 Orang.
Distribusi Gejala Klinis adalah sebagai berikut :
14
7
B. PENETAPAN KLB
3. Membandingkan
g frekuensi p
penyakit
y p
pada tahun yyang
g
sama bulan berbeda atau bulan yang sama tahun berbeda .
15
2. Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di
suatu Kecamatan, menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih, bila
dibandingkan dengan angka rata-rata sebulan dalam setahun sebelumnya
dari penyakit menular yang sama di kecamatan tersebut itu.
4. Case Fatality rate suatu penyakit menular tertentu dalam satu bulan di sutu
Kecamatan, menunjukkan kenaikan 50 % atau lebih, bila dibandingkan CFR
penyakit yang sama dalam bulan yang lalu di Kecamatan tersebut.
5. Proporsional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam waktu
satu bulan, dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari penyakit
menular yang sama selama periode waktu yang sama dari tahun yang lalu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih. 16
8
6. Khusus untuk penyakit-penyakit Kholera, Cacar, Pes, DHF/DSS :
17
PENTING DIINGAT :
2. KLB Palsu
a su (pseudo
(pseudo-epidemic),
ep de c), te
terjadi
jad ooleh
e karena
ae a :
18
9
Pada suatu KLB keracunan makanan di Z, tahun 1996 didapatkan
Data gejala klinis penderita sebagai berikut :
II III VI I IV V
19
No Gejala %
2 Mual/muntah 54,2
3 Diare 26,5
4 Rash 25,3
5 Lain-lain 21,6
20
10
Diagnosis sementara:
21
Kegunaan :
BAGAIMANA MEMBUATNYA ?
22
11
Tahun Diamati
Bulan
2000 2001 2002 2003 2004 2005
Jan 5 10 2 4 1 8
Feb 8 3 7 6 5 2
Mrt 10 9 4 6 2 12
Apr 4 6 7 8 5 9
Mei 3 6 10 7 8 7
Jun 6 5 4 3 7 5
Jul 5 4 9 7 5 7
Agt 2 3 9 6 8 6
Sept 1 6 8 7 9 5
Okt 7 8 2 6 10 3
Nof 9 6 4 8 7 3
Des 5 5 10 7 4 5
23
Grafik Pola Maximum Minimum Kasus Typoid Tahun 2000 s/d 2004
dibandingkan dengan tahun 2005 di Kota K Prop P
14
12
10
J um lah
8
6
4
2
0
Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nof Des
Min 1 3 2 4 3 3 4 2 2 4 4 4
Max 10 8 10 8 10 7 9 9 10 9 9 10
Diamati 8 2 12 9 7 5 7 5 3 3 3 5
Bulan
12
Grafik Pola Maximum Minimum Kasus DBD Tahun 1993 s/d 1997
dibandingkan dengan tahun 1998
700
600
500
Jumlah
400
300
200
100
0
Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nof Des
Min 44 30 25 17 41 24 18 18 4 17 19 11
M
Max 184 108 99 109 104 153 98 84 83 92 143 86
Diamati 212 269 580 511
Bulan
25
IDENTIFIKASI KASUS
ATAU PAPARAN
Identifikasi Kasus :
Identifikasi Paparan :
26
13
TERPAPAR
KASUS
TIDAK
TERPAPAR
TERPAPAR
BUKAN
KASUS
TIDAK
TERPAPAR
27
DESKRIPSI KLB
Penggambaran
gg kasus berdasarkan waktu p
pada p
periode wabah
(lamanya KLB berlangsung), digambarkan dalam suatu
kurva epidemik.
kurva epidemik.
28
14
Kegunaan kurva epidemik.
29
30
15
Gambar 1. Kasus-kasus keracunan stapilokok menurut masa inkubasi,
Tennesse, 25 Mei 1969 (dikutip dari CDC, 1979)
25
20
JUMLAH KASUS
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
J A M M U L A I S A K IT
-Kurva
Kurva epidemik dengan tipe point common source (satu sumber)
-Tipe kurva ini terjadi pada KLB dengan kasus-kasus yang terpapar dalam
waktu sama dan singkat. Biasanya ditemui pada penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui air dan makanan (misalnya : kolera, typoid).
31
12
10
16
Gambar 3 . Distribusi kasus Salmonelosis menurut hari mulai sakit,
Clarkville, Tennesse, 4-15 Juli 1970 (dikutip dari CDC, 1979)
35
30
SEKUNDER
JUM. KASUS
25 PRIMER
20
15
10
0
3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1
33
8
7 (masa inkubasi rata-rata)
6
5
4
JUM
3
2
1
0
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
1
17
2. Deskripsi kasus berdasarkan tempat
35
36
18
3. Deskripsi KLB berdasarkan Orang
- Orangg dideskripsikan
p menurut variabel
umur, jenis kelamin, ras, status kekebalan, status perkawinan,
tingkah laku, atau kebudayaan setempat
37
Latihan soal :
1. Dibawah ini tersaji data/list kasus penduduk pada suatu KLB yang
diduga karena keracunan makanan. Kejadian ini meliputi penduduk
dalam satu RW, yang berjumlah 200 orang. Karena kesulitan penca
rian data , hanya terjaring 128 penduduk, 83 sakit dan 45 tidak sakit.
Selain itu, dari penyidikan informasi yang disajikan juga kurang leng
kap.
Soal:
a. Buat deskripsi KLB berdasarkan waktu, tempat dan orang.
b. Buat analisis dari setiap deskripsi semaksimal mungkin.
c. Buat suatu kesimpulan sementara dari analisis anda.
d. Deskripsikan data yang anda butuhkan untuk langkah-langkah
berikutnya.
berikutnya
38
19
Deskripsi kasus berdasarkan orang:
J i K
Jenis Kalamin
l i J l h
Jumlah %
Laki-laki 30 36,14
Perempuan 53 63 86
63,86
39
20
Distribusi Frekuensi Kasus KLB Keracunan Makanan Berdasarkan
Waktu Ditemukan Pada Sebuah Jamuan makan malam di Z,
Tahun 1996
Selasa 7 2 4
R b
Rabu - 2 1
Minggu 1 35 1
41
PENANGGULANGAN SEMENTARA
- Penanggulangan sementara sudah dapat dilakukan atau diperlukan,
sebelum semua tahap penyidikan dilampaui.
E TAHU TIDAK
T
I
O T Penyidikan + Penyidikan +++
L A Penanggulangan +++ Penanggulangan +
O H
G U
I
T Penyidikan + ++ Penyidikan +++
I Penanggulangan +++ Penanggulangan +
D
A
K
42
21
IDENTIFIKASI SUMBER PENULARAN
DAN KEADAAN PENYEBAB KLB
43
44
22
PERENCANAAN PENELITIAN LAIN
YANG SISTEMATIS
45
PENYUSUNAN REKOMENDASI
46
23
Tabel 1. Beberapa cara dalam penanggulangan KLB
TINDAKAN : CONTOH :
- Melakukan isolasi atau pengobatan pada orang yang diduga sebagai sumber
penularan
- Mengendalikan vektor
- Peningkatan
g hygiene
yg perorangan
p g
- Mengadakan pengobatan
SISTIM SURVEILANS
48
24
PENYUSUNAN LAPORAN KLB
1. Latar Belakang .
2. Riwayat Kejadian KLB.
3. Metoda penyidikan KLB .
4. Analisis data .
5. Pembahasan .
6. Kesimpulan .
7. Rekomendasi .
49
CONTOH PENGALAMAN
PELAKSANAAN
PENYIDIKAN KLB DI LAPANGAN
50
25
Penyidikan KLB Hepatitis A
Di SMU N I Temon Kab Kulon Progo
Oleh :
Trisno Agung Wibowo
Bernadetta Rosianti
Dibyo Pramono
51
Latar belakang
-Kuning
-Urine gelap
Laporan KLB (W1)
1-4 s/d 16-5: -Lemas
Puskesmas Temon II
-Nyeri perut
(14-5-2002) 52 Siswa TMS -Tinja
j pucat
p
-66 P d it
Penderita
-Pusing
-18 Tersangka penyakit
-Mual
hepatitis
-Muntah
Penyidikan
Tgl 21-5-2002
-Temon I : 5 penderita
(+widal +birilubin)
-RSUD Wates: 2 Penyidikan, bertujuan :
Penderita (diagnosis : -Gambaran penyakit ?
hep acute, vomitus). -Pola penularan ?
-Penyebab KLB ? 52
26
BAHAN DAN CARA
4. sekunder.
4 Pengumpulan data : primer (observasi +wawancara) dan sekunder
53
HASIL
27
Fasilitas Sanitasi (SAB) : 20-5-2002
- Sumur : I = Coli tinja 8 MPN/100 ml (RT).
- Sumur :II = Coli tinja 26 MPN/100ml (RT).
- Sumur :III = Untuk menyiram tanaman
W
Wc : 10 Buah,
B h septik
tik tank
t k gabung,
b
fisik bangunan baik, air cukup.
( Jarak SAB > 10m, 5-7 m slokan).
-Kegiatan bersama
(dng makan bersama)
TPM : 4 Buah kantin 1. Evalusi perkemahan /
- 1 Guru, 1 OSIS, 1 Ibu Mr/Yn , 1 Ibu Ma. 29-3-2002
y j
Penyajian p, masak di rumah
tertutup, 2.
2 Lomba tumpeng SMU
30-3-2002
4
Ju m lah Kas u s
0
30/ 3- 2/ 4- 4/ 4- 6/ 4- 8/ 4- 1 0/ 4- 12/ 4- 14/ 4- 16/ 4- 18/ 4- 20/ 4- 22/ 4- 24/ 4- 26/ 4- 28/ 4- 30/ 4- 2/ 5- 4/ 5- 6/ 5- 8/ 5- 10/ 5- 12/ 5- 1 4/ 5- 16/ 5- 18/ 5- 20/ 5- 22/ 5- 24/ 5- 26/ 5- 28/ 5- 30/ 5- 1/ 6- 3/ 6- 5/ 6- 7/ 6-
1/ 4 3/ 4 5/ 4 7/ 4 9/ 4 1 1/ 4 13/ 4 15/ 4 17/ 4 19/ 4 21/ 4 23/ 4 25/ 4 27/ 4 29/ 4 1/ 5 3/ 5 5/ 5 7/ 5 9/ 5 11/ 5 13/ 5 1 5/ 5 17/ 5 19/ 5 21/ 5 23/ 5 25/ 5 27/ 5 29/ 5 31/ 5 2/ 6 4/ 6 6/ 6 8/ 6
2 Harian
56
28
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kasus Kejadian Luar Biasa Hepatitis A
Berdasarkan Asal Kelas Di SMU N I Temon
Kabupaten Kulonprogo, 2002
Kelas Jml Murid Jml Kasus Persentase (%) Attack Rate (%)
1a 38 6 15,0 15,8
1b 40 5 12,5 12,5
1c 40 10 25,0 25,0
2a 40 0 0,0 0,0
2b 40 10 25,0 25,0
2c 40 1 25
2,5 25
2,5
3 ipa 1 34 0 0,0 0,0
3 ips 1 40 7 17,5 17,5
3 ips 2 37 1 2,5 2,7
Total 349 40 100,0 11,46
57
Laki-Laki Perempuan
Kelas Jml Kasus Populasi AR (%) Jml Kasus Populasi AR (%)
1a 3 16 18,75 3 22 13,63
1b 2 13 15,38 3 27 11,11
1c 5 12 41,66 5 28 17,85
2a 0 18 0,00 0 22 0,00
2b 9 17 52,94 1 23 4,34
2c 0 18 0,00
, 1 22 4,54
,
3 ipa 1 0 13 0,00 0 21 0,00
3 ips 1 6 19 31,66 1 21 4,76
3 ips 2 1 14 7,14 0 23 0,00
Total 26 140 18,57 14 209 6,69
58
29
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kasus Hepatitis A Berdasarkan Umur
Di SMU N I Temon Kabupaten Kulon Progo, 2002
59
60
30
PEMBAHASAN
Kesimpulan :
Saran :
1.
1 Menjaga kebersihan lingkungan,
lingkungan kaporisasi SAM.
SAM
2. Penyuluhan kepada siswa : hepatitis dan pencegahannya.
3. Kaporisasi SAB di rumah Bp Mr, pembuatan es air direbus dahulu.
4. Pemantauan perkembangan kasus /SKD KLB (puskesmas/ Din Kes Kab).
5. Menutup sementara kantin di SMU N I Temon.
6. Kaporiasi SAM di rumah penderita dan lingkungannya.
62
31
Sistem Kewaspadaan Dini
Kejadian Luar Biasa
( SKD ) ( KLB )
63
Apa SKD
• Suatu tatanan pengamatan yang cermat dan
teliti terhadap distribusi dan faktor
faktor-faktor
faktor risiko
kejadian yang memungkinkan terbangunnya
sikap tanggap terhadap perubahan sehingga
dapat dilakukan antisipasi seperlunya .
64
32
Identifikasi Faktor Risiko ( Model Jaring-Jaring /sarang laba-laba)
F1
Manusia F2 SAKIT
F3
F4
F5
Terjadinya penularan penyakit karena manusia kontak
dengan penyebab sakit, diantara penyebab sakitpun berin
teraksi untuk memperkuat/melemahkan terjadinya sakit
65
Tujuan SKD
1. Antisipasi/prediksi
• sehingga KLB dapat dicegah
2. Deteksi dini
• mengetahui kapan ada masalah
• mis. PWS
3. Reaksi cepat
• pedoman/ staff terlatih/bahan
• tersedia sebelum KLB
4. Effective Response
• metoda penanggulangan yang tepat
• sumber daya dan logistik yang memadai
66
33
Kriteria kerja KLB
KRITERIA KERJA KLB
1 Timbulnya suatu penyakit/menular yang sebelumnya
1.
tidak ada / tidak dikenal
dikenal..
2. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus- terus-menerus
selama 3 kurun waktu berturutberturut--turut menurut jenis
penyakitnya ( jam, hari, minggu …..)..)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian , 2 kali atau
lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya ( jam ,
hari, minggu, bulan, tahun )
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukan
kenaikan 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
angka rata-
rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya
sebelumnya..
67
KRITERIA KLB
68
34
KRITERIA KERJA KLB
69
Pelaksanaan SKD
1. Surveilans epidemiologi rutin
70
35
Pelaksanaan SKD
2. Surveilans epidemiologi aktif
• P
Pencarian
i kasus-kasus
k k t t t secara tuntas.
tertentu t t
• Pengaturan permanen diperlukan agar kasus yang dicurigai
dapat segera diselidiki lebih lanjut, dan harus dinilai dengan
selang waktu tertentu melalui pemeriksaan kasus, laboratorium
atau reservoir bila ada.
• Hal ini penting dari sisi kesehatan masyarakat yang berkaitan
dengan endemisitas atau berkaitan fokus aktif di wilayah lain.
• Juga pada daerah dimana dimungkinkan tingkat kekebalan
penduduk
pe dudu be belum
u ba baik,, atau ada
adanya
ya se
serangga
a gga pe
penular
u a yayang
g
berperan.
• Basis surveilans biasanya pada lembaga kesehatan dan
masyarakat.
• Contoh nyata pelaksanaan ini adalah SURVEILANS AKTIF AFP.
71
Pelaksanaan SKD
3.Surveilans epidemiologi Mobile
/ lapangan
apa ga
72
36
Instrumen SKD
Indikator yang diwujudkan dalam :
• Tabel misalnya SKD malaria.
• PWS misalnya PWS Imunisasi.
• Grafik misalnya Pola maksimal, Minimal,
atau rata-rata dengan Standart Deviasi
sebagai Nilai ambang Batas Epidemik
Epidemik.
73
40 Th. 2002
30 NAB KLB
LAZIM
20
10 rata-rata
0
i
c
n
li
b
ni
pt
p
Me
re t
r il
Oc
De
Ja
Ju
Pe
us
No
Ju
Se
Ap
Ma
Ag
Bulan
74
37
Deteksi dan Response
tanpa kesiapsiagaan
Kasus Deteksi Reaksi
awal lambat lambat
90
80
70
60
KASUS Kesempatan
50
penanggulangan
40
30
20
10
0
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39
75
Hari
76
Hari
38
KEGIATAN SKD
PENGAMATAN Lapor ke Prop.
LINGKUNGAN
- Survey jentik - W1 - W1
- Survey vektor -W2 -Kelengkapan
-SP3 / LB1 W2
-SP3 / LB1
PENEMUAN & Lapor ke
PENGELOLAAN KASUS
& LINGKUNGANNYA - Puskes
Kab./Kota
-Pustu/BDD
-Swasta
INFORMASI DARI LP/LS
-Sapi/kambing,unggas
- sakit
- Anjing gila, Tikus
77
PUSAT
W1
PROPINSI
W1
KAB./KOTA
W1,
W1
W2 PUSKESMAS
78
39
SKD KLB PASCA BENCANA ?
79
80
40
Lilin-Lilin Kecil
(Crisye)
81
82
41
Situasi penanganan korban Kecelakaan
akibat gempa 27 Mei 2006 Di DIY
83
84
42
KECELAKAAN PESAWAT GARUDA 7 MARET 2007
85
BENCANA
TSUNAMI DI NAD
86
43
BANJIR DI JAKARTA
87
88
44
PELAYANAN KESEHATAN
PADA MASALAH RAWAN GIZI DI YAHOKIMO PAPUA
89
90
45
BOM, BALI
91
KEBAKARAN DI PT.
PETROWIDADA GRESIK
92
46
Tindakan- Tindakan Apa yang dilakukan
Tindakan
Pasca Bencana
Terkait dengan Epidemiologi
93
47
II. Surveilens berbasis kesehatan lingkungan
Tujuan :
95
a. Penyediaan
y tempat
p tinggal
gg / penampungan
p p g sementara
bagi masyarakat yang membutuhkan, terutama pada masa
tanggap darurat.
48
III. Upaya-Upaya menanggulangi terjadinya masalah gizi
akbibat bencana :
97
a. Trauma Fisik.
98
49
Kesimpulan
99
50