Muhammad Khadry - Analisis Swot Pengembangan Pariwisata Mice Kota Bandung
Muhammad Khadry - Analisis Swot Pengembangan Pariwisata Mice Kota Bandung
Muhammad Khadry - Analisis Swot Pengembangan Pariwisata Mice Kota Bandung
KOTA BANDUNG
MUHAMMAD KHADRY
NPM. 19.033.120.027
MM-PARIWISATA
SEMESTER III
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS DARMA AGUNG
MEDAN
I. Pendahuluan
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota
provinsi, pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia- Afrika 1955,suatu pertemuan
yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru
dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.Kini Warga
Bandung patut berbangga hati, karena Kota Bandung terpilih dalam 5 besar kota kreatif se-Asia.
Hal tersebut berdasarkan sebuah survei yang dilakukan oleh salah satu media di Singapura yakni
Channel News Asia pada Desember 2011. Kota Bandung bisa dikatakan sebagai Kota Pusat
Seni, Budaya dan Industri Kreatif, cikal bakal Kota Bandung sebagai pusat industri kreatif ialah
munculnya industri distro dan seni rupa. Bandung juga sudah menjadi tujuan wisata baik oleh
wisatawan nusantara maupun mancanegara, hal ini ditunjang dengan keindahan destinasi budaya
dan seni serta kuliner yang dimiliki kota Bandung. Dengan demikian Bandung sudah menjadi
tujuan tempat wisata dan bisnis.
Dan dimana kita ketahui bahwasannya Kota Bandung terpilih dalam 5 (lima) besar kota kreatif
se-Asia, saat ini sudah ada 400 outlet industri kreatif dan dapat menyerap kurang lebih 334.244
tenaga kerja dan memberikan. Kontribusi 11 persen untuk pertumbuhan ekonomi kota. Dari data
yang didapatkan menunjukkan bahwa Subsektor industri kreatif yang dapat dijadikan unggulan
kota Bandung diantaranya yaitu musik, fashion, seni, desain, arsitektur, IT dan makanan
(kuliner). Pemerintah sudah mempunyai instrumen kebijakan untuk menyokong industri kreatif,
hanya penerapan dari kebijakan tersebutlah belum memuaskan, sehingga masih ada keluhan dari
para pelaku industri kreatif mengenai perolehan perizinan usaha, promosi, tempat berekspresi,
kemudahan dalam mendapat pinjaman serta tarif pajak yang dirasakan masih memberatkan.
Bandung memiliki potensi sebagai destinasi MICE ( Meeting, Incentive, Conferencing dan
Exhibiton karena didukung dengan Industri kreatif nya yang sangat menunjang, yaitu adanya
destinasi wisata yang indah, atraksi wisata (seni, budaya), kuliner, cindera mata, adanya
pelayanan pertemuan dan konferensi.
MICE di Indonesia dikenal juga dengan nama wisata konvensi, kegiatan wisata konvensi ini
merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, karena banyak sekali menggunakana fasilitas
pariwisata dalam pelaksanaannya, sehingga kegiatan ini merupakan kegiatan yang
berkarakteristik padat karya, memberikan kontribusi baik dari sisi penyediaan tenagakerja
maupun dalam memberikan devisa Negara. Kegiatan Industri MICE merupakan salah satu sektor
dalam bisnis pariwisata, karena kegiatan/aktifitas di Bandung merupakan kegiatan para pebisnis
mengingat Kota Bandung merupakan pusat Industri Kreatif dimana kegiatan bisnis wisata yang
tujuan utama dari para delegasi atau peserta kegiatan MICE adalah melakukan perjalanan dan
menghadiri suatu kegiatan atau event yang berhubungan dengan bisnisnya sambil menikmati
kegiatan wisata secara bersama-sama. Disamping itu, industri MICE bertujuan untuk
meningkatkan citra Indonesia sebagai tujuan pariwisata yang aman, kerja sama antar daerah dan
negara, memacu investasi, serta membuka lapangan kerja dan peningkatan devisa serta Produk
Domestik Bruto (PDB). Adapun keunggulan industri MICE antara lain adalah mendatangkan
wisatawan dalam jumlah besar, lama tinggal (length of stay) lebih lama, dampak promosi yang
luar, jumlah uang yang dibelanjakan, peningkatan infrastruktur, serta memberikan kebanggaan
dan memperkuat diplomasi bangsa.
Urgensi Analisis
Analisis pengembangan pariwisata MICE yang dilakukan merupakan identifikasi sumber daya
sektor pariwisata, yang akan menjadi acuan untuk program pembangunan pengembangan
pariwisata MICE yang lebih operasional dimana meliputi identifikasi terhadap sistem
kepariwisataan, destinasi pariwisata, dampak pariwisata, serta pengembangan terhadap
perkembangan kepariwisataan di Kota Bandung
SWOT
Dalam rangka mewujudkan Kota Bandung menjadi destinasi wisata MICE perlu dianalisis
mengenai strategi pengembangannya. Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat
perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan
dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external. Menurut
Robert W.Duncan (2007, 142), menganalisa lingkungan internal dan eksternal merupakan hal
penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor lingkungan internal di dalam
perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau Weakness (W), dan
lingkungan eksternal perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau Threat
(T). Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.
Proses Analisis ini mempunyai keluaran untuk membuat alternatif strategi bagi wisata MICE
Bandung. alternatif strategi tersebut dibuat berdasarkan analisis SWOT. Dalam analisis SWOT,
terdapat analisis lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan eksternal kepariwisataan yang
selalu bersifat dinamis memberikan implikasi terhadap kompleksitas pengorganisasian kegiatan
kepariwisataan Kota Bandung, khususnya Wisata MICE.Oleh karenanya, tingkat pemahaman
terhadap isu-isu pokok saat ini dan masa depan akan sangat mempengaruhi keberhasilan
pembangunan kepariwisataan. Strategi perusahaan yang disusun perlu diselaraskan dengan
kecenderungan dan isu-isu strategis tersebut. Salah satu komponen dalam memahami isu – isu
pokok adalah pencermatan terhadap lingkungan eksternal Wisata MICE mengandung arti suatu
tindakan scanning peluang dan tantangan yang ada, yang terdiri dari dua aspek utama yaitu :
1. Aspek Lingkungan Mikro (task environment), yaitu aspek yang secara langsung berinteraksi
dan mempengaruhi kegiatan Wisata MICE. Yang termasuk aspek ini adalah aspek pasar,
keamanan dan lokasi MICE.
2. Aspek Lingkungan Makro (societal environment), yaitu aspek eksternal makro yang turut
mempengaruhi Wisata MICE. Yang termasuk aspek ini antara lain ekonomi dan bisnis, sosial
budaya, lingkungan, dan teknologi.
Sementara itu, dalam kajian pencermatan lingkungan internal ini pembahasan akan ditekankan
kepada tiga aspek utama yang berimplikasi langsung terhadap dinamika kondisi lingkungan
internal seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (1997) dan Zeinthaml and Bitner
(2006) yang mengungkapkan lingkungan internal perusahaan untuk kebijakan strategis secara
umum adalah product, price, place dan promotion (Kotler and Amstrong, 1997) ditambah dengan
people, process and phisical evidence (Zeithaml dan Bitner, 2006) Kajian pencermatan
lingkungan internal ini merupakan pembahasan kekuatan dan kelemahan yang akan menjadi
bahan acuan dalam perumusan kebijakan dan strategi pengembangan Wisata MICE Kota
Bandung.
Matriks SWOT
Matrik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Faktor eksternal, yaitu peluang dan ancaman.
2. Faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan.
3. Keunggulan komprehensif yaitu stratejik yang dihadapi oleh tempat wisata MICE menakala
terdapat peluang yang memiliki posisi internal yang kuat, hal ini hatempat wisata MICE
menakala terdapat peluang yang memiliki posisi internal yang kuat, hal ini
harusdimanfaatkansebaikbaiknyarusdimanfaatkansebaik-baiknya.
4. Mobilisasi yaitu pertemuan antara ancaman atau tantangan dari luar dengan
kekuatanorganisasi. Dalam hal ini, organisasiharus mampu memobilisasi sumber daya untuk
mengatasi ancaman, bahkan bila memungkinkan mengubahnya menjadi peluang.
5. Memilih atau menjatuhkan pilihan, yaitu terdapatnya peluang yang tersedia tetapi tidak ada
kemampuan organisasi untuk menggarapnya dan memberikan reaksi positif.
6. Kerugian, yaitu pertemuan ancaman dan kelemahan yang harus menjadi kan acuan bagi
perbaikan-perbaikan dalam menentukan potensi kajian analisis wisata
1. Pelaku Industri di Kota Bandung mengeluhkan minimnya fasilitas yang bisa didapatkan
untuk mengembangkan usaha
2. Pelaku Industri mengeluh sulitnya mengakses bantuan modal kepada perbankan,
3. Belum ada stimulus berupa kemudahan perizinan dan keringanan pajak yang dapat
mendorong industry untuk tampil menjadi pengusaha handal.
1. Memfasilitasi terselenggaranya Helar Fest yang merupakan salah satu program yang
dikembangkan oleh BCCF sebagai bagian dari strategi jangka panjang pengembangan
platform MICE yang berkelanjutan di kota Bandung.
2. Mengamanatkan pelaksanaan pembangunan ekonomi kreatif dalam dokumen
perencanaan RPJP, RPJM dan RKPD Kota Bandung.
3. Melakukan kajian dalam rangka persiapan penyusunan kebijakan, baik yang dilakukan
melalui kerjasama dengan pihak ketiga (jasa konsultansi) maupun melalui Forum
Pemasaran Kota dan Dewan Pengembangan Ekonomi (DPE) Kota Bandung.
4. Kajian City Branding dan perencanaan landmark Kota Bandung yang dilakukan melalui
Komisi Forum Pemasaran Kota.
5. Kajian Investasi Bidang Pengembangan Industri Kreatif yang dilakukan
melalui Kelompok Kerja DPE Kota Bandung.
6. Pembangunan Taman Kreatif Kota (dibawah jembatan Pasupati).
7. Pembangunan monumen Taman Cikapayang (Huruf DAGO raksasa).
8. Fasilitasi dalam bidang promosi dan pemasaran melalui Dekranasda Kota Bandung,
diantaranya pelaksanaan Pameran Kriya Pesona Bandung (KPB)..
9. Menyusun Konsep Penciri Kota pada gerbang masuk kota Bandung.
10. Menurut Wakil Gubernur Dede Yusuf, Pemprov Jabar telah menyediakan lahan seluas
10 hektar di wilayah Pasir Kunci, Ujung Berung, untuk menampung kreatifitas seniman
Bandung dan meningkatkan industri kreatif di wilayah ini.
Dalam hal ini Kota Bandung sudah mempersiapkan diri dalam Pengembangan Parwisata
MICE diantaranya yaitu
Wisata Belanja
Lokasi untuk berbelanja produk produk hasil industry kreatif dan kuliner diantaranya di
jalan Riau, Dago dan Cihampelas untuk berwisata belanja membeli oleh-oleh khas kota
Bandung
Atraksi Wisata
Saung Angklung Udjo (SAU) adalah suatu tempat, yang merupakan tempat pertunjukan,
pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Selain itu,
SAU mempunyai tujuan sebagai laboratorium kependidikan dan pusat belajar untuk
memelihara kebudayaan Sunda. Selain itu di desa Jelekong bisa menikmati tarian jaipong,
wayang golek dan membeli lukisan hasil penduduk desa.
Dari Informasi yang ada terkait Perkembangan Pariwisata MICE di Bandung sebagai
mana data diatas maka dapat kita Analisa factor- factor Pendukung dalam pengembangan
MICE Di Kota Bandung melalui SWOT sebagai berikut:
1. Perwilayahan Destinasi
a. Kekuatan
Kota bandung adalah kota yg memiliki banyak sekali tempat pariwisata ,kota bandung
kota wisata yang sangat sering di kunjungi oleh masyarakat dan tempat produksi
kerajinan tangan yg berasal dari masyarakat bandung, sehingga menjadikan kota bandung
sebagai salah satu kota yg produktif, kota bandung juga terkenal dengan fasion nya yang
bisa menjual banyak barang ke luar .letak geografis kota bandung yg tidak terlalu jauh
dngn ibu kota jakarta membuat kota bandung berkembang sangat pesat dlm bidang
ekonomi.
b. Kelemahan
Kurangnya kesadaran masyarakat asli kota bandung untuk lebih bisa mengeksplore
kotanya sendiri sehingga kota bandung dapat lebih maju lagi.
c. Peluang
Kota bandung memiliki banyak tempat pariwisata, semestinya keunggulan tersebut dapat
lebih dimanfaatkan oleh pemerintah kota bandung dengan cara memperbaiki atau
membangun sarana-sarana atau tempat2 pariwisata sehingga menarik wisatawan
domestik maupun mancanegara yg hasilnya akan berdampak kpd perkembangan atau
kemajuan perekonomian kota bandung tersebut.
d. Ancaman
Semakin pesatnya perkembangan ekonomi atau biasa disebut ekonomi global akan
menjadikan ancaman bagi kota Bandung apabila pemerintah kota bandung tidak bisa
mensiasatinya dengan baik dan mengikuti perkembangan ekonomi saat ini akan
menyebabkan kota bandung jalan ditempat atau akan tertinggal
perkembangan dan pembangunannya dibanding dengan kota-kota lain. Hal tersebut bisa
terjadi apabila pemerintah kota Bandung tidak mampu memelihara apa yg sudah di miliki
oleh Bandung yaitu pariwisata yang sangat di minati masyarakat, julukan kota fasion,
Industri Kreatif yang berkualitas baik atau tidak memiliki pemikiran yg inovatif sehingga
dpt menjadikan kota Bandung bisa lebih maju pada saat sekarang dan yg akan datang.
Wisatawan yang datang juga bisa menjadi ancaman yaitu kemacetan,sampah yang
berserakan,banjir akibat tidak kondusif nya wisatawan yang datang.dengan membuang
sampah sembarangan,maka pemerintah juga harus tegas dalam pembuatan kebijakan
untuk wisatawan yang datang untuk bisa menjaga dan melestarikan kota bandung
4. Pembangunan Aksesibilitas
a) Kekuatan
Kota Bandung telah memiliki terminal, stasiun kereta serta akses transportasi yang baik
dan didukung pula dengan lokasi bandara yang cukup dekat sehingga mudah bagi
wisatawan berkunjung di kota Bandung. Ditambah lagi kontur jalan yang ada di kota
Bandung dan yang akan menuju kota Bandung cukup baik
b. Kelemahan
Semakin tingginya volume kendaraan di jalanan kota Bandung sehingga menimbulkan
kemacetan yang cukup parah dan juga kondisi jalan yang sering berlubang dan
Perawatan terhadap infrastruktur yang sudah ada masih kurang
c. Peluang
Rencana untuk pengadaan Kereta Cepat Bandung Jakarta di wilayah kota Bandung yang
dapat memicu wisatawan untuk datang ke kota Bandung serta mempercepat akses
menuju lokasi daya tarik wisata.
d. Ancaman
Adanya rencana pengalihan Penerbangan dari Bandara Huseian Sastranegara ke Bandara
Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, yang terletak relatif
jauh dari pusat kota dan dikhawatirkan kurang menarik minat masyarakat.
Berdasarkan data hasil analisis SWOT terkait perkembangan Pariwisata MICE di Bandung
maka didapatkan jabaran sebagai berikut:
1. Perwilayahan Destinasi
a. Analisis Kekuatan dan Peluang (S-O)
Kota bandung adalah kota yg memiliki banyak sekali tempat pariwisata, sehingga
menjadikan kota bandung sebagai salah satu kota yg produktif yang terkenal dengan
fasion nya yang bisa menjual banyak barang ke luar disamping letak geografis kota
bandung yg tidak terlalu jauh dngn ibu kota jakarta membuat kota bandung berkembang
sangat pesat dlm bidang ekonomi dengan keunggulan Pariwisata Bandung maka
pemerintah kota bandung harus lebih gesit memperbaiki atau membangun sarana-sarana
atau tempat2 pariwisata sehingga menarik wisatawan domestik maupun mancanegara yg
hasilnya akan berdampak kepada perkembangan atau kemajuan perekonomian kota
bandung tersebut.’
b. Analisis Kekuatan dan Ancaman ( S-T)
Disamping letak geografis kota bandung yg tidak terlalu jauh dngn ibu kota jakarta
membuat kota bandung berkembang sangat pesat dlm bidang ekonomi dan
menggerakkan Parwisata Bandung.
c. Analisis Kelemahan dan Peluang (W-O)
Kurangnya kesadaran masyarakat asli kota bandung untuk lebih bisa mengeksplor
kotanya sendiri sehingga kota bandung dapat lebih maju lagi karena Kota bandung
memiliki banyak tempat pariwisata, semestinya keunggulan tersebut dapat lebih
dimanfaatkan oleh pemerintah kota bandung dengan cara memperbaiki atau membangun
sarana-sarana atau tempat2 pariwisata sehingga menarik wisatawan domestik maupun
mancanegara yg hasilnya akan berdampak kpd perkembangan atau kemajuan
perekonomian kota bandung tersebut.
e. Analisis Kelemahan -Ancaman (W-T)
Semakin pesatnya perkembangan ekonomi atau biasa disebut ekonomi global akan
menjadikan ancaman bagi kota Bandung apabila pemerintah kota bandung tidak bisa
mensiasatinya dengan baik dan mengikuti perkembangan ekonomi saat ini akan
menyebabkan kota bandung jalan ditempat atau akan tertinggal
perkembangan dan pembangunannya dibanding dengan kota-kota lain.
4. Pembangunan Aksesibilitas
a. Analisis Kekuatan- Peluang (S-O)
Kota Bandung telah memiliki terminal, stasiun kereta serta akses transportasi yang baik
dan didukung pula dengan lokasi bandara yang cukup dekat sehingga mudah bagi
wisatawan berkunjung di kota Bandung. Ditambah lagi kontur jalan yang ada di kota
Bandung dan yang akan menuju kota Bandung cukup baik sehingga yang dapat memicu
wisatawan untuk datang ke kota Bandung serta mempercepat akses menuju lokasi daya
tarik wisata.
b. Kekuatan dan Ancaman ( S-T)
Semakin tingginya volume kendaraan di jalanan kota Bandung sehingga menimbulkan
kemacetan yang cukup parah dan juga kondisi jalan yang sering berlubang dan
Perawatan terhadap infrastruktur yang sudah ada masih kurang
c. Analisis Kelemahan dan Peluang (W-O)
Rencana untuk pengadaan Kereta Cepat Jakarta di wilayah kota Bandung yang dapat
memicu wisatawan untuk datang ke kota Bandung serta mempercepat akses menuju
lokasi daya tarik wisata.
d. Analisis Kelemahan -Ancaman (W-T)
pengalihan Penerbangan terletak relatif jauh dari pusat kota dan dikhawatirkan kurang
menarik minat masyarakat.
KESIMPULAN
Dalam menentukan strategi pengembangan wisata MICE di kota Bandung maka dapat
disimpulkan bahwa Bandung dapat dijadikan salah satu kota MICE . Dimana tarik wisata dan
kegiatan-kegiatan MICE yang mana difokuskan terhadap kegiatan- kegiatan seminar dan
workshop. Sehingga dapat menjadi barometer kegiatan MICE di Bandung serta pembangunan
fasilitas umum dan khusus bagi wisatawan difabel. Pembangunan Aksesibilitas lebih di
fokuskan pada pembenahan-pembenahan aksesibilitas seperti jalan raya dan pembangunan
moda transportasi massal monorail. Dimna kemacetan yang ada di kota Medan Pemberdayaan
masyarakat diarahkan kepada kerjasama dengan akademisi terkait dengan pengabdian kepada
masyarakat guna meningkatkan ilmu kepariwisataan yang lebih terarah. Pembangunan investasi
di bidang pariwisata dilaksanakan dengan mengundang para pemangku pariwisata seperti
pemerintah, masyarakat, akademisi dan stakeholder untuk bersama-sama merencanakan
pengembangan wisata MICE di Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Florida, R. (2004). The Rise of The Creative Class, New York : Basic Books
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025. Dokumen tidak diterbitkan.
Rangkuti. (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan
Strategi untuk Menghadapi Abad 21. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hidayat, M. (2011).Strategi Perencanaan Dan Pengembangan Objek Wisata.Tourism and
Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. I, No. 1, 2011 – 35. ( (Online)
ejournal.upi.edu/index.php/thejournal/article/download/1879/1267). Diakses tanggal 16 Mei
2019.