Sop Tindakan Keperawatan Pada Gangguan Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman Akibat Patologis Sistem Integumen Dan Sistem Immune
Sop Tindakan Keperawatan Pada Gangguan Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman Akibat Patologis Sistem Integumen Dan Sistem Immune
Sop Tindakan Keperawatan Pada Gangguan Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman Akibat Patologis Sistem Integumen Dan Sistem Immune
DISUSUN OLEH :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2018/2019
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul ”SOP Tindakan Keperawatan Pada Gangguan Kebutuhan Rasa Aman
Dan Nyaman Akibat Patologis Sistem Integumen Dan Sistem Immune”.
Penulis mengucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, demikian penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya penulis dengan rendah hati dan dengan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
“Om Shanti Shanti Shanti Om”
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................................2
A. Standart Operating Prosedur Perawatan Luka....................................................2
B. Standart Operating Prosedur Memberikan Kompres Pada Luka........................5
C. Standart Operating Prosedur Memasang Restrain..............................................7
D. Standart Operating Prosedur Melakukan Test Alergi Hasil Kolaborasi (Skin
Test) 8
E. Standart Operating Prosedur Pemberian Obat Sesuai Program Terapi............10
BAB III............................................................................................................................26
PENUTUP.......................................................................................................................26
A. Simpulan...........................................................................................................26
B. Saran.................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini masalah pada kulit rentan terjadi, masalah ini timbul baik itu secara
sengaja ataupun tidak sengaja. Penyakit kulit yang umumnya di derita bisa berupa
luka bakar, dermatitis, reaksi obat dan alergi, dan lain sebagainya. Keadaan masalah
ini akan menjadi semakin parah jika petugas kesehatan tidak menangani masalah ini
dengan standar yang berlaku di pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu kita sebagai perawat dituntut memberikan perawatan yang
optimal untuk masalah system integumen tersebut dengan memberikan perawatan
yang sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku saat ini untuk
mengoptimalkan kesembuhan para pasien. Standar operasional prosedur system
integumen ini meliputi bagaimana cara kita merawat luka, memberikan kompres
pada luka, memasang restrain, melakukan tes alergi, serta memberikan obat yang
tepat guna memulihkan keadaan pasien dengan optimal.
B. Rumusan Masalah
1
5. Bagaimana standar operasional presedur tindakan keperawatan memberikan obat
sesuai program terapi?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai SOP Tindakan Keperawatan Pada Gangguan Kebutuhan
Rasa Aman Dan Nyaman Akibat Patologis Sistem Integumen Dan Sistem
Immune.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang standar operasional presedur tindakan
keperawatan merawat luka.
b. Untuk mengetahui tentang standar operasional presedur tindakan
keperawatan memberikan kompres pada luka.
c. Untuk mengetahui tentang standar operasional presedur tindakan
keperawatan memasang restrain.
d. Untuk mengetahui tentang standar operasional presedur tindakan
keperawatan melakukan test alergi hasil kolaborasi.
e. Untuk mengetahui tentang standar operasional presedur tindakan
keperawatan memberikan obat sesuai program terapi.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu Keperawatan
Medikal Bedah II, khususnya SOP Tindakan Keperawatan Pada Gangguan
Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman Akibat Patologis Sistem Integumen Dan
Sistem Immune.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa Jurusan Keperawatan mengenai
SOP Tindakan Keperawatan Pada Gangguan Kebutuhan Rasa Aman Dan
Nyaman Akibat Patologis Sistem Integumen Dan Sistem Immune.
2
b. Memberikan pemahaman bagi mahasiswa lainnya mengenai standar
operasional presedur tindakan keperawatan merawat luka, memberikan
kompres pada luka, memasang restrain, melakukan test alergi hasil
kolaborasi, dan memberikan obat sesuai program terapi.
c. Memberikan pemahaman bagi penulis mengenai standar operasional
presedur tindakan keperawatan merawat luka, memberikan kompres pada
luka, memasang restrain, melakukan test alergi hasil kolaborasi, dan
memberikan obat sesuai program terapi.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Standar Operasional Prosedur Perawatan Luka
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP)
PERAWATAN LUKA
Pengertian Luka merupakan discontuinitas / terputusnya atau terpisahnya susunan sel
dari jaringan tubuh yang rusak yang disebabkan benda tajam, tumpul, peluru,
pecahan bahan peledak atau kecelakaan.
Indikasi Pada klien yang terjadi luka
Tujuan Mengangkat jaringan yang sudah mengalami nekrosis dan untuk menyokong
penyembuhan atau pemulihan luka.
Persiapan Alat Persiapan alat :
1. Bak instrument berisi
a. Pinset anatomi 2
b. Pinset chirurgic 1
c. Handscoon steril 1 pasang
d. Kassa steril sesuai kebutuhan
e. Gunting nikrotomi
f. Depres sesuai kebutuhan
2. Cucing 1
3. Baskom berisi air hangat
4. Sabun
5. Cairan norma salin
6. Spuit 10cc
7. Handscoon bersih
8. Waslap
9. Plester
10. Balutan adesi (hipafix sekali pakai)
11. Bengkok 2
12. Handuk kecil 1
Prosedur 1. Berikan penjelasan kepada klien mengenai maksud dan bagaimana
Pelaksanaan prosedur akan dilakukan. Jelaskan mengapa balutan perlu diganti, untuk
memperoleh persetujuan dan kerja sama dari klien.
2. Dekatkan troli kepada klien
3. Jaga privasi klien dengan menutup gorden
4. Klien hendaknyadalam keadaan tenang, dalam kondisi berbaring atau
duduk.
5. Atur posisi klien senyaman mungkin
6. Tanyakan kepada klienapakah ia merasakan sesuatu sampai terjadi luka
7. Perawat harus mengenal betul keadaan umum klien
8. Ciptakan suasana yang mendukung dan bersahabat
9. Cuci tangan surgical
10. Kenakan sarung tangan
11. Cuci tangan medical
12. Tempatkan perlak alas dibawah anggota badan klien yang terluka
13. Lepaskan plester
4
14. Buka dressing set
15. Buka balutan plester lanjutkan dengan membuka perban
16. Buang perban lama ke plastik medis
17. Tempatkan pinset bekas pakai ke wadah kidney dish
18. Tempatkan sterile field (kain steril) didekat klien
19. Tuangkan larutan salin normal ke dalam wadah
20. Bersihkan daerah yang akan dilakukan tindakan, dengan cara memutar
dari dalam ke luar
21. Buang kasa bekas pakai ke kantung plastic medis
22. Tuangkan obat luka (betadine) ke dalam wadah
23. Celupkan kasa pada obat luka yang ada di wadah. Usapkan pada daerah
luka
24. Tutup luka steril sesuai program terapi dokter
25. Tempatkan kasa steril di atas luka
26. Tutup dengan plester anti alergi
27. Melakukan evaluasi tindakan
28. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
29. Berpamitan dengan klien
30. Membereskan alat-alat
31. Mencuci tangan
32. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan kepawatan
5
E. Standar Operasional Prosedur Memberikan Kompres Pada Luka
6
15. Membereskan alat-aiat
16. Membuang kotoran
17. Mencuci tangan
18. Melakukan evaluasi tindakan
19. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
20. Berpamitan dengan klien
21. Membereskan alat-alat
22. Mencuci tangan
23. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan kepawatan
7
F. Standar Operasional Prosedur Memasang Restrain
Pengertian Suatu upaya rumah sakit untuk membatasi mobilitas fisik klien, yang
dilakukan pada kondisi khusus dan merupakan intervensi terakhir jika
perilaku klien sudah tidak dapat diatasi atau di kontrol dengan strategi
perilaku maupun modifikasi
Tujuan 1. Untuk menghindari hal – hal yang membahayakan pasien selama
pemberian asuhan keperawatan
2.Memberi perlindungan kepada pasien dari kecelakaan (jatuh dari tempat
tidur)
3.Memenuhi kebutuhan pasien akan keselamatan dan rasa aman (safety and
security needs)
Peralatan 1. Pilihlah restrain yang cocok sesuai kebutuhan
2. Bantalan pelindung kulit/ tulang
3. Kaji keadaan pasien untuk menentukan jenis restrain sesuai keperluan
Prosedur 1. Perawat cuci tangan
Pelaksanaan
2. Gunakan sarung tangan
3. Gunakan bantalan pada ekstremitas klien sebelum dipasang restrain
4. Ikatkan restrain pada ekstremitas yang dimaksud
5. Longgarkan restrain setiap 4 jam selama 30 menit
6. Kaji kemungkinan adanya luka setiap 4 jam (observasi warna kulit dan
denyut nadi pada ekstremitas)
7. Catat keadaan klien sebelum dan sesudah pemasangan restrain
8. Mencuci tangan
9. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
8
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tindakan keperawatan dalam
melaksanakan tindakan test obat suntik (skin test) untuk menghindari reaksi
alergi pasien terhadap obat yang diberikan
Peralatan 1. Meja atau baki
2. Obat yang akan diberikan
3. Aquabides
4. Bak spuit berisi kapas alcohol
5. Sarung tangan
6. Spuit 1 cc
7. Neddle
8. Alas kerja/perlak
9. Pulpen dan jam
10. Bengkok
Prosedur 1. Pasien diberi inform consent
Pelaksanaan
2. Atur posisi pasien dan peralatan yang akan digunakan
3. Jaga privacy pasien
4. Perawat mencuci tangan
5. Tanyakan nama pasien
6. Beri etiket obat untuk mencegah kekeliruan (6 benar)
7. Dekatkan alat
8. Gunakan sarung tangan
9. Oplos obat, ambil 0,1 cc obat campur dengan aquabides dengan
perbandingan (1:9)
10. Atur posisi
11. Pasang perlak, lakukan desinfeksi, biarkan mongeringLakukan skin test
(intra cutan) dengan posisi penyuntikan 15 derajat
12. Lingkari area penyuntikan dengan menggunakan pulpen dengan
diameter 2,5 cm, beri jam pemeriksaan hasil
13. Perawat membereskan alat
14. Perawat mencuci tangan
15. Lihat hasil skin test,alergi apa tidak dengan obat yang akan di berikan
16. Mendokumentasikan tindakan keperawatan dalam rekam medic pasien
9
H. Standar Operasional Prosedur Pemberian Obat Sesuai Program Terapi
Pengertian Pemberian obat dengan cara oral ialah memberikan obat melalui mulut.
Tujuan 1. Menyediakan obat yg memiliki efek lokal.
2. Menghindari pemberian obat yg akan menyebabkan kerusakan kulit &
jaringan
3. Menghindari pemberian obat yg mampu menyebabkan nyeri
Peralatan 1. Baki berisi obat-obatan
2. Buku rencana pengobatan
3. Mangkuk disposabel buat tempat obat
4. Pemotong obat (apabila diperlukan)
5. Martil & lumpang penggerus
6. Gelas & air minum
7. Sedotan
8. Spuit sesuai ukuran
9. Sendok
10. Pipet
Prosedur 1. Tahap Pra Interaksi
Pelaksanaan
2. Mengecek program terapi
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat
5. Tahap Orientasi
6. Mengucapkan salam kepapada pasien & keluarga serta sapa nama
pasien.
7. Menjelaskan tujuan & prosedur pelaksanaan.
8. Menanyakan apakah pasien setujuan/kesiapan pasien.
9. Tahap Kerja
10. Menjaga privasi pasien.
11. Menyiapkan peralatan & cuci tangan
12. Mengkaji kemampuan pasien apakah mampu untuk dapat minum obat
per oral.
10
13. Mengecek kembali order pengobatan ( nama pasien, nama dosis obat, &
waktu cara pemberian ), memeriksa tanggal kadaluarsa obat.
14. Mengambil obat sesuai yg diperlukan.
15. Menyiapkan obat yg akan diberika pada pasien.
16. Memutar obat/ bolak balik agar tercampur rata sebelum dituangkan
17. Membuka penutup botol & meletakkan menghadap ke atas.
18. Memegang botol obat sehingga sisi labelnya akan berada pada telapak
tangan, & menuangkan obat ke arah menjauh dari label.
19. Menuangkan obat banyaknya yg difungsikan ke dalam mangkuk obat
yang telah tersedia.
20. Sebelum menutup botol, alangkah baiknya jika mengusap bagian bibir
botol dengan kertas tisue.
21. Memberikan obat pada waktu & cara yg benar.
22. Mencatat obat yg sudah diberikan.
23. Melakukan evaluasi tindakan
24. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
25. Berpamitan dengan klien
26. Membereskan alat-alat
27. Mencuci tangan
28. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan kepawatan
Tempat Pemberian Oral (mulut)
I.
11
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAMUSKULAR (IM)
Pengertian Pemberian obat/ cairan dengan cara dimasukkan langsung kedalam otot
(muskulus)
Tujuan Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien yang diberikan
obat secara intramuskular
Peralatan 1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1-1,5 inci untuk dewasa; 25-27 G
dan panjang 1 inci untuk anak-anak)
4. Bak spuit 1
5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok 1
9. Buku injeksi/ daftar obat
Prosedur 1. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
Pelaksanaan
2. Mencuci tangan
3. Memakai hand schoon
4. Menentukan tempat penyuntikan dengan benar (palpasi area injeksi
terhadap adanya oedema, massa, nyeri tekan). Hindari area jaringan
parut, memar, abrasi atau infeksi
5. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam
keluar/ diameter ±5 cm)
6. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk merenggangkan kulit
7. Memasukkan spuit dengan sudut 90º, jarum masuk 2/3
8. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
9. Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/ detik)
10. Mencabut jarum dari tempat penusukan
11. Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfekta
12. Melakukan evaluasi tindakan
13. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
14. Berpamitan dengan klien
12
15. Membereskan alat-alat
16. Mencuci tangan
17. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan kepawatan
Tempat Injeksi 1. Paha (Vastus Lateralis) : Posisi pasien terlentang dengan lutut agak
fleksi
2. Ventroglteal : posisi klien berbaring miring, telentang atau telentang
dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi
3. Lengan atas (Deltoid) : Posisi klien duduk atau berbaring datar dengan
lengan bawah fleksi tetapi rileks menyilangi abdomen atau pangkuan
J.
13
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA (IV)
Pengertian Pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembuluh darah
vena kedalam spuit
Tujuan 1. Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien
yang sedang gawat darurat
2. Menghindari kerusakan jaringan
3. Memasukkan obat kedalam volume yang lebih besar
Peralatan 1. Buku catatan pemberian obat
2. Kapas alkohol
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Obat yang sesuai
5. Spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1,2 inci
6. Bak spuit
7. Baki obat
8. Plester
9. Kassa steril
10. Bengkok
11. Perlak pengalas
12. Pembendung vena (torniket)
13. Kassa steril
14. Betadin
Prosedur 1. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
Pelaksanaan
2. Mencuci tangan
3. Memakai hand schoon
4. Menentukan tempat penyuntikan dengan benar (palpasi area injeksi
terhadap adanya oedema, massa, nyeri tekan). Hindari area jaringan
parut, memar, abrasi atau infeksi
5. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam
keluar/ diameter ±5 cm)
6. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk merenggangkan kulit
7. lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian
atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan
14
tangan/ minta bantuan atau membendung diatas vena yang akan
dilakukan penyuntikan
8. ambil spuit yang berisi obat
9. lakukan penusukan dengan lubang menghadap keatas dengan
memasukkan kepembuluh darah dengan sudut penyuntikan 15º-30º
10. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan obat hingga habis
11. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada
daerah penusukan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan
letakkan kedalam bengkok
12. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)
Tempat Injeksi 1. Lengan (vena basilika dan vena sefalika)
2. Tungkai (vena sufena)
3. Leher (vena jugularis)
4. Kepala (vena frontalis atau vena temporalis)
15
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBKUTAN (SC)
16
baru.
15. Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum di masukan,sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area
penusukan.
16. Jika ada perdarahan,tekan area itu dengan menggunakan kasa steril sampai
perdarahan berhenti.
17. Kembalikan posisi klien
18. Buang alat yang sudah tidak dipakai
19. Buka sarung tangan
20. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat, serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)
Tempat Injeksi 1. Lengan bagian atas
2. Kaki bagian atas
3. Daerah disekitar pusar
K.
17
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAKUTAN (IC)
Pengertian Memberikan obat dengan cara memesukkan obat kedalam permukaan kulit
Tujuan 1. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter
2. Memperlancar proses prngobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat
3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya
tuberculin tes)
4. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat (misalnya skin tes)
Prosedur 1. Pasien diberi inform consent
Pelaksanaan
2. Atur posisi pasien dan peralatan yang akan digunakan
3. Jaga privacy pasien
4. Perawat mencuci tangan
5. Tanyakan nama pasien
6. Beri etiket obat untuk mencegah kekeliruan (6 benar)
7. Dekatkan alat
8. Gunakan sarung tangan
9. Oplos obat, ambil 0,1 cc obat campur dengan aquabides dengan
perbandingan (1:9)
10. Atur posisi
11. Pasang perlak, lakukan desinfeksi, biarkan mongeringLakukan skin test
(intra cutan) dengan posisi penyuntikan 15 derajat
12. Lingkari area penyuntikan dengan menggunakan pulpen dengan diameter
2,5 cm, beri jam pemeriksaan hasil
13. Perawat membereskan alat
14. Perawat mencuci tangan
15. Lihat hasil skin test,alergi apa tidak dengan obat yang akan di berikan
16. Mendokumentasikan tindakan keperawatan dalam rekam medic pasien
L.
18
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBLINGUAL
Pengertian Pemberian obat melalui sublingual merupakan rute pemberian obat yang
absorpsinya baik melalui jaringan, kapiler di bawah lidah
Tujuan Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien yang
diberikan obat secara sublingual
Peralatan Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya
Prosedur 1. Cuci tangan.
Pelaksanaan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. Memberikan obat kepada
pasien.
3. Memberitahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah,
hingga terlarut seluruhnya.
4. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan
berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya.
Tempat Pemberian Dibawah lidah
M.
19
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT MELALUI ANUS/REKTUM
20
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA
21
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT MELALUI KULIT
22
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT MELALUI MATA
Pengertian Pemberian obat dengan cara meneteskan atau mengoleskan obat pada mata.
Tujuan 1. Untuk mengobati gangguan pada mata
2. Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
3. Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
4. Untuk mencegah ke keringan pada mata
Peralatan 1. Bengkok.
2. Kapas.
3. Obat
4. K/P pipet.
Prosedur 1. Cuci tangan.
Pelaksanaan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Sikap psien duduk atau tidur terlentang dengan kepala ditengadahkan.
4. Membuka kelopak mata bawah dengan telunjuk jari kiri.
5. Meneteskan obat tetes mata pada permukaan konjungtiva kelopak mata
bawah.
6. Membersihkan air mata yang keluar dengan kapas.
7. Apabila obat mata jenis salep, pegeng aplikator salep di atas pinggir
kelopak mata kemudian tekan salep sehingga obat keluar dan berikan
obat pada kelopak mata bawah.. Setelah selesai anjurkan pasie untuk
melihat ke bawah, secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata
bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan mata dan
mengerakkan kelopak mata.
8. Membereskan alat.
9. Cuci tangan.
23
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT MELALUI TELINGA
Pengertian Pemberian obat yang dilakukan dengan meneteskan atau mengoleskan obat
pada telinga
Tujuan Pada umumnya obat ini diberikan pada gangguan infeksi telinga (misal,
otitis).
Peralatan 1. Kapas bulat.
2. Handuk.
3. Obat yang sudah ditentukan
4. Lidi kapas steril.
5. Bengkok.
Prosedur 1. Cuci tangan.
Pelaksanaan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Membantu pasien dalam posisi tidur miring, telinga yang sakit mengerah
ke atas.
4. Meletakkan handuk dibawah bahu pasien.
5. Membersihkan liang telinga dengan lidi kapas.
6. Mengisi pipet dengan obat yang sudah disediakan.
7. Menarik daun telinga dan di angkat ke atas dengan hati-hati.
8. Menetesi obat melalui sisi atau dinding telinga untuk mencegah terhalang
oleh gelembung udara, sesuai dosis yang ditentukan.
9. Membersihkan bekas cairan obat dengan kapas bulat.
10. Merapikan pasien, lingkungan, dan alat.
11. Cuci tangan.
12. Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian
24
STANDART OPERATING PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT MELALUI HIDUNG
Pengertian Pemberian obat yang dilakukan dengan meneteskan obat pada hidung.
Tujuan Pada umumnya dilakukan pada seseorang yang mengalami keradangan
hidung (rhinitis) atau naso pharing.
Peralatan 1. Handuk
2. Kapas/tisu.
3. Bengkok.
4. K/P pipet.
Prosedur 1. Cuci tangan.
Pelaksanaan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasien diberi sikap berbaring tengadah dengan kepala lebih rendah dari
bahu.
4. Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke belakang.
5. Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.
6. Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala tengadah ke
belakang.
7. Mengisi pipet dengan obat yang sudah ditentukan.
8. Menetesi hidung :
9. Menetesi obat ke dalam lubang hidung sesuai dosis yang ditentukan.
10. Pasien dianjurkan untuk tengadah atau berbaring selama 5-10 menit
supaya obat tidak mengalir keluar.
11. Membersihkan tetesan dengan kapas / tisu
12. Merapikan dan mengembalikan alat.
13. Cuci tangan.
14. Catat cara, tanggal, dan dosis pemberian.
25
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari makalah di atas dengan judul sop tindakan keperawatan pada gangguan
kebutuhan rasa aman dan nyaman akibat patologis sistem integumen dan sistem
immune dapat disimpulkan bahwa standar operasional prosedur system integumen
ini meliputi bagaimana cara kita merawat luka, memberikan kompres pada luka,
memasang restrain, melakukan tes alergi, serta memberikan obat yang tepat guna
memulihkan keadaan pasien dengan optimal.
Dengan adanya standar operasional prosedur ini yang merupakan suatu
pedoman untuk melakukan suatu tindakan agar hasil yang didapatkan optimal untuk
terapi penyembuhan pasien. Karena dengan adanya standar operasional prosedur ini
dapat membantu kita agar terhindar dari kasus malpraktek yang bisa menjatuhkan
kita saat bekerja di pelayanan kesehatan.
B. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal
terkait dengan pengembangan mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II. Dan
penulis menyarankan materi-materi yang ada dalam tulisan ini dikembangkan lebih
lanjut agar dapat nantinya menghasilkan tulisan-tulisan sejarah yang bermutu.
Demikianlah makalah ini penulis persembahkan, semoga dapat bermanfaat.
26
DAFTAR PUSTAKA
Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B.
Lippincott Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and challenges : second edition J.B.
Lippincott Company Philadelpia.New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and challenges : second
edition.Philadelpia. W.B. Saunder Company
George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional Nursing Practice : Third
Edition.Apleton & Lange Norwalk Connecticut,California.
Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ; Concept Process Practice
(4th ed).Addison-Weslay Publishing CO.california.
27