Makalah Aspek Legal Dan Standart Keperawatan
Makalah Aspek Legal Dan Standart Keperawatan
Makalah Aspek Legal Dan Standart Keperawatan
DISUSUN OLEH
SYERINA
PO7120120008
D III KEPERAWATAN
TINGKAT 2
Profesi perawat mengemban tanggung jawab yang besar dan menuntut untuk memiliki sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diterapkan pada asuhan keperawatan sesuai dengan standar
dan kode etik profesi. Dimana keperawatan yang memberikan pelayanan 24 jam terus menerus
pada klien, dan menjadi satu-satunya profesi kesehatan di rumah sakit yang banyak memberikan
pelayanan kesehatan pada diri klien (Ferawati, 2012).
Hal – hal yang prinsip mengatur tentang aspeg legal etik praktek keperawatan dan dokumentasi
keperawatan diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan No. 1239 / Menkes / Sk /XI/2001, pada pasal –
pasal :
Pasal 15
Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berwenang untuk
a. Melaksankan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian , penetapan diagnosa keperawatan ,
perencanaan , melaksanakan tindakan keperaatan dan evaluasi keperawatan ;
b. Tindakan keperawatan sebagai mana yang dimaksud pada butir a) meliputi Intervensi
keperawatan , observasi keperawatan , pendidikan dan konseling ;
c. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagai mana yang dimaksud pada hurup a) dan b)
harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi ;
d. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari dokter.
Pasal 16
Dalam melaksanakan kewenangan sebagai mana dimaksud pada pasal 15 perawat berkewajiban
untuk :
a. Menghormati hak pasien ;
b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ;
c. Menyimpan rahasia sesuai dengan perundang – undangan yang berlaku ;
d. Memberikan informasi ;
e. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan ;
f. Melakukan catatan keperawatan dengan baik.
Pasal 23
POLTEKKES KEMENKES PALU JURUSAN
KEPERAWATAN PRODI D III KEPERAWATAN
2020/2021
1. Perawat dalam melaksanakan praktik perorangan sekurang – kurangnya memenuhi
persyaratan :
a. memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan
b. memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan maupun kunjungan rumah
c. memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan kunjungan ,formulir catatan
tindakan asuhan keperawatan serta formulir rujukan .
2. Persyaratan perlengkapan sebagai mana yang dimaksud pada ayat 1) , sesuai dengan standar
perlengkapan asuhan keperawatan yang ditetapkan organisasi profesi.
Aturan – aturan yang disebutkan diatas dalam hal dokumentasi keperawatan ada yang dengan
jelas menyebutkan dan merupakan bagian dari tindakan yang dilakukan dan ada yang secara
implisit , namun begitu pentingnyad dokumentasi tersebut tidak lah kegiatan secara sempurna
tanpa pendokumentasian .
A. Pengertian
Dokunemtasi Keperawatan adalah bukti pemcatatan keperawatan dan pelaporan yang dimiliki perawat
dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang lengkap dan akurat
secara tertulis dengan tanggung jawab perawat. ( Hidayat, 2000 )
Standar ini menjelaskan bagaimana perawat bertanggung jawab dalam melakukan pendokumentasian
praktik keperawatan. Tanggung jawab untuk bekerja yang terbaik dalam praktik keperawatan meliputi
kegiatan dokumentasi yang dilaksanakan baik secara independen maupun interdependen.
1. Standar Tindakan Keperawatan. Dalam melaksanakan tindakan perawatan, perawat memiliki
tanggungjawab:
a. Memberikan pelayanan dengan menghargai klien sebagai mahluk hidup.
b. Melindungi hak pasien.
c. Mempertahankan kompetensi dalam tindakan keperawatan dan mengenali pasien dengan baik serta
menerima tanggung-jawab pribadi terhadap tindakannya.
d. Melindungi pasien jika tindakan dan keselamatannya terancam yang diakibatkan oleh orang lain
yang tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
e. Menggunakan kemampuan individu sebagai kriteria untuk menerima tanggungjawab dan tugas
limpah dalam tindakan keperawatan kepada tenaga kesehatan lainnya.
f. Partisipasi dalam kegiatan riset jika hak responden dilindungi.
g. Partisipasi dalam kegiatan profesi keperawatan untuk meningkatkan standar praktik/pelayanan
keperawatan dan pendidikan.
h. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas keperawatan tenaga perawat lainnya dengan
partisipasi dalam kegiatan profesi.
i. Mempromosikan kesehatan dengan bekerjasama dengan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya.
j. Menolak untuk memberikan persetujuan untuk promosi atau menjual produk komersial, pelayanan
atau hiburan lainnya.
Standar dokumentasi yang lengkap menunjukkan tiga komponen dimana setiap komponen disertai
indikator. Komponen standar dokumentasi terdiri dari (1) Komunikasi, (2) Akuntabilitas dan Kewajiban,
dan (3) Keamanan.
Standar 1: Komunikasi
Perawat melakukan dokumentasi yang berisi informasi yang akurat, relevan dan komprehensif
mengenai kondisi klien, kebutuhan klien, intervensi keperawatan dan hasil kesehatan klien.
Indikator Perawat :
a. Memberikan tanda tangan lengkap atau inisial, dan gelar profesional dengan semua dokumentasi;
b. Memberikan tanda tangan lengkap, dan inisial pada data base saat initiallingdokumentasi;
c. Memastikan bahwa dokumentasi tulisan tangan terbaca dan menggunakan tinta permanen;
d. Menggunakan singkatan dan simbol yang masing-masing singkatan dan symbol tersebut
memiliki interpretasi berbeda dan telah disepakati dan diterima dalam bidang pelayanan dan
profesi kesehatan;
e. Mendokumentasikan saran, perawatan atau layanan yang diberikan kepada individu dalam
kelompok, kelompok khusus, komunitas atau populasi (misalnya: sesi pendidikan kelompok);
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan teknologi informasi dan telekomunikasi
(misalnya: memberikan terapi melalui telepon);
g. Mendokumentasikan inform consent ketika perawat memberikan pengobatan atau intervensi
tertentu dan advokasi kebijakan dokumentasi yang jelas dan prosedur yang konsisten dengan
Standar Asuhan Keperawatan (SAK).
Seorang perawat dapat memenuhi standar dokumentasi keperawatan dengan cara:
a. Memastikan dokumentasi yang merupakan catatan lengkap tentang asuhan keperawatan tersedia
dan mencerminkan semua aspek proses keperawatan, termasuk penilaian, perencanaan, intervensi
(independen dan kolaboratif) dan evaluasi;
b. Mendokumentasikan informasi baik berupa data objektif maupun data subjektif;
c. Memastikan bahwa rencana perawatan jelas, terkini, relevan dan individual untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan klien;
d. Meminimalkan duplikasi informasi dalam catatan kesehatan;
e. Mendokumentasikan komunikasi yang signifikan dengan anggota keluarga/orang lain yang
signifikan, pengganti pengambil keputusan dan penyedia perawatan lainnya;
f. Memastikan bahwa data informasi perawatan klien telah disimpan dalam dokumen hard copy
sementara (seperti KARDEX, laporan shiftatau buku komunikasi) serta disimpan dalam catatan
kesehatan permanen. Sebagai contoh, jika sistem elektronik tidak tersedia, perawat harus
memastikan bahwa informasi yang disimpan dalam dokumen sementara dimasukkan dalam sistem
elektronik bila telah tersedia lagi.
Standar 2: Akuntabilitas dan Kewajiban
Perawat mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesional dan
etika, peraturan dan kebijakan yang relevan dari rumah sakit.
Indikator Perawat:
a. Pendokumentasian perawatan dilakukan sesegara mungkin setelah tindakan perawatan dilakukan.
b. Penulisan tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan perawatan.
c. Dokumentasi di buat berdasarkan urutan kronologis kejadian.
d. Pendokumentasian tidak boleh meninggalkan baris kosong pada lembar dokumentasi perawat
harus menutup bagian yang kosong itu dengan garis yang memenuhi lembar dokumentasi.
Bilamana dokumentasi menggunakan sistem elektronik perawat harus menahan diri sampai
koreksi entri data yang keliru sambil memastikan bahwa informasi asli tetap terlihat sesuai
dengan kebijakan aturan rumah sakit.
e. Mengoreksi entri data yang keliru sambil memastikan bahwa informasi asli tetap terlihat.
f. Dilarang menghapus, mengubah atau memodifikasi dokumentasi orang lain
g. Dokumen apapun yang tak terduga, kejadian tak terduga atau abnormal untuk klien, harus di
rekam berdasarkan fakta kejadian dengan berkaiatan dengan proses perawatan.
Standar 3: Keamanan
Perawat melindungi informasi kesehatan klien dengan menjaga kerahasiaan dan menyimpan
informasi sesuai dengan prosedur yang konsisten sesuai dengan standar profesional dan etika
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang relevan.
Indikator Perawat :
a. Memastikan bahwa informasi perawatan klien yang relevan diambil dalam catatan kesehatan
klien, seperti yang didefinisikan oleh kebijakan rumah sakit.
b. Mempertahankan kerahasiaan informasi kesehatan klien, termasuk password atau informasi yang
diperlukan untuk mengakses catatan kesehatan klien.
c. Memahami dan mematuhi kebijakan, standar dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan kerahasiaan, privasi dan keamanan.
d. Mengakses informasi hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki kebutuhan profesional
untuk memberikan perawatan.
e. Menjaga kerahasiaan klienlain dengan menggunakan inisial atau kode ketika mengacu pada klien
lain dalam catatan kesehatan klien(misalnya, menggunakan inisial ketika mengutip teman
sekamar klien)
f. Memfasilitasi hak-hak klien untuk mengakses informasi kesehatan tentang dirinya.
g. Memeriksa dan mendapatkan salinan catatan kesehatan, seperti yang didefinisikan oleh kebijakan
rumah sakit.
h. Memperoleh persetujuan dari klienatau pengganti pengambil keputusan untuk menggunakan dan
mengungkapkan informasi kepada orang lain di luar lingkaran perawatan, sesuai dengan
peraturan yang relevan.
i. Menggunakan metode yang aman untuk mengirimkan informasi kesehatan klien (misalnya,
menggunakan garis aman untuk fax atau e-mai).
j. Mempertahankan catatan kesehatan sesuai dengan kebijakan dan peraturan organisasi dan
melakukannya sebagai bagian dari tanggungjawab perawat
k. Memastikan penghancuran dokumen yang sudah tidak diperlukan dengan aman dan menjaga
rahasia dokumen tetap terjaga.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan sebagai alat bukti hukum yang sangat penting,
kebiasaan membuat dokumentasi yang baik tidak hanya mencerminkan kwalitas mutu perawatan
tetapi juga membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan. Oleh karena itu, pada saat pendokumentasian perlu dilakukan secara teliti dan
hati-hati, serta perawat harus memiliki wawasan yang luas mengenai hukum-hukum yang berlaku
di dunia keperawatan. Tujuannya agar dokumentasi yang telah perawat buat bisa digunakan sebagai
implikasi hukum saat tanggung gugat. Perlunya aspek-aspek legal dalam pendokumentasian akan
membantu perawat menentukan hal-hal yang harus dicantumkan pada saat pendokumentasian.
Aspek legal yang terdapat dalam dokumentasi asuhan keperawatan di atas antara lain
mencantumkan waktu, tanggal prosedur, tanda tangan yang lengkap dan jelas. Setiap sesuatu hal
yang dilakukan pasti menimbulkan suatu resiko, untuk itu perlu adanya upaya penanggulangan
resiko dengan manajemen resiko. Dokumentasi keperawatan juga tak luput dari adanya resiko,
mengingat dalam dokumentasi keperawatan terdapat catatan-catatan yang lengkap berisi kronologis
suatu peristiwa, kegiatan yang telah, sedang dan yang akan dilakukan. Oleh karena itu, manajemen
resiko sangat penting dalam hal ini.
https://id.scribd.com/doc/310328725/Aspek-Legal-Dokumentasi-Keperawatan
https://id.scribd.com/document/423081356/Standar-Pendokumentasian-Asuhan-Keperawatan-docx