LP Kecemasan
LP Kecemasan
LP Kecemasan
“KECEMASAN”
Disusun Oleh:
NPM :2014901110046
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan,
yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa
baik individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau (dalam
Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu
ringan, sedang, berat dan panik.
a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Ketegangan otot ringan
b) Sadar akan lingkungan
c) Rileks atau sedikit gelisah
d) Penuh perhatian
e) Rajin
2) Respon kognitif
a) Lapang persepsi luas
b) Terlihat tenang, percaya diri
c) Perasaan gagal sedikit
d) Waspada dan memperhatikan banyak hal
e) Mempertimbangkan informasi
f) Tingkat pembelajaran optimal
3) Respons emosional
a) Perilaku otomatis
b) Sedikit tidak sadar
c) Aktivitas menyendiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
b. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
1) Respon fisik :
a) Ketegangan otot sedang
b) Tanda-tanda vital meningkat
c) Pupil dilatasi, mulai berkeringat
d) Sering mondar-mandir, memukul tangan
e) Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
f) Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
g) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respons kognitif
a) Lapang persepsi menurun
b) Tidak perhatian secara selektif
c) Fokus terhadap stimulus meningkat
d) Rentang perhatian menurun
e) Penyelesaian masalah menurun
f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respons emosional
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
c) Kepercayaan diri goyah
d) Tidak sabar
e) Gembira
c. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons
dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Ketegangan otot berat
b) Hiperventilasi
c) Kontak mata buruk
d) Pengeluaran keringat meningkat
e) Bicara cepat, nada suara tinggi
f) Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
g) Rahang menegang, mengertakan gigi
h) Mondar-mandir, berteriak
i) Meremas tangan, gemetar
2) Respons kognitif
a) Lapang persepsi terbatas
b) Proses berpikir terpecah-pecah
c) Sulit berpikir
d) Penyelesaian masalah buruk
e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi
f) Hanya memerhatikan ancaman
g) Preokupasi dengan pikiran sendiri
h) Egosentris
3) Respons emosional
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
e) Merasa tidak adekuat
f) Menarik diri
g) Penyangkalan
h) Ingin bebas
d. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Flight, fight, atau freeze
b) Ketegangan otot sangat berat
c) Agitasi motorik kasar
d) Pupil dilatasi
e) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
f) Tidak dapat tidur
g) Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
h) Wajah menyeringai, mulut ternganga
2) Respons kognitif
a) Persepsi sangat sempit
b) Pikiran tidak logis, terganggu
c) Kepribadian kacau
d) Tidak dapat menyelesaikan masalah
e) Fokus pada pikiran sendiri
f) Tidak rasional
g) Sulit memahami stimulus eksternal
h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional
a) Merasa terbebani
b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya
c) Lepas kendali
d) Mengamuk, putus asa
e) Marah, sangat takut
f) Mengharapkan hasil yang buruk
g) Kaget, takut
h) Lelah
Stressor
d. Psikososial:
Konsep diri:
1. Gambaran diri : wajah tegang, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah,
keringat berlebihan.
2. Identitas : gangguan ini menyerang wanita daripada pria serta terjadi
pada seseorang yang bekerja dengan sressor yang berat.
3. Peran : menarik diri dan menghindar dalam keluarga / kelompok /
masyarakat.
4. Ideal diri : berkurangnya toleransi terhadap stress, dan kecenderungan
ke arah lokus eksternal dari keyakinan kontrol.
5. Harga diri : klien merasa harga dirinya rendah akibat ketakutan yang
tidak rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu.
e. Hubungan Sosial:
1. Orang yang berarti: keluarga
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: kurang berperan
dalam kegiaran kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan
menghindar dalam keluarga / kelompok / masyarakat.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: +
f. Spiritual:
1. Nilai dan keyakinan
2. Kegiatan ibadah
g. Status Mental:
1. Penampilan : pada orang yang mengalami ansietas berat dan panik
biasanya penampilannya tidak rapi.
2. Pembicaraan : bicara cepat dan banyak, gagap dan kadang-kadang keras.
3. Aktivitas motorik : lesu, tegang, gelisah, agitasi, dan tremor.
4. Alam perasaan : sedih, putus asa, ketakutan dan khawatir.
5. Afek : labil
6. Interaksi selama wawancara: tidak kooperatif, mudah tersingung dan
mudah curiga, kontak mata kurang.
7. Persepsi : berhalusinasi, lapang persepsi sangat sempit dan tidak mampu
menyelesaikan masalah.
8. Proses pikir : persevarsi
9. Isi pikir : obsesi, phobia dan depersonalisasi
10. Tingkat kesadaran : bingung dan tidak bisa berorietansi terhadap waktu,
tempat dan orang (ansietas berat)
11. Memori : pada klien yang mengalami OCD (Obsessive Compulsif
Disorder) akan terjadi gangguan daya ingat saat ini bahkan sampai
gangguan daya ingat jangka pendek.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : tidak mampu berkonsentrasi
13. Kemampuan penilaian : gangguan kemampuan penilaian ringan
14. Daya titik diri : menyalahkan hal-hal diluar dirinya: menyalahkan orang
lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini.
i. Mekanisme Koping
Adaptif (ansietas ringan) dan maladaptif (ansietas sedang, berat dan panik).
Menurut Stuart (2007). Individu menggunakan berbagai mekanisme koping
untuk mencoba mengatasinya, ketidakmampuan mengatasi ansietas secara
konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis.
Ansietas ringan sering ditanggulangi tanpa pemikiran yang sadar,
sedangkan ansietas berat dan sedang menimbulkan 2 jenis mekanisme
koping :
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntunan situasi stres
secara realistis
2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang. Tetapi karena mekanisme tersebut berlangsung secara relative
pada tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi
realitas, mekanisme ini dapat menjadi repon maladaptif terhadap stres.
k. Pengetahuan Kurang
Pasien kurang mempunyai pengetahuan tentang faktor presipitasi, koping,
obat-obatan, dan masalah lain tentang ansietas
l. Aspek medik
Diagnosa Medik:
1. Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistic terhadap dua
atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman perasaan ini
menyebabkan individu tidak mampu istirahat dengan tenang (inability to
relax)
2. Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:
Ketegangan Motorik:
a) Kedutan otot atau rasa gemetar
b) Otot tegang/kaku/pegel linu
c) Tidak bisa diam
d) Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik:
a) Nafas pendek/ terasa berat
b) Jantung berdebar-debar
c) Telapak tangan basah dingin
d) Mulut kering
e) Kepala pusing/rasa melayang
f) Mual, mencret, perut tidak enak
g) Muka panas/ badan menggigil
h) Buang air kecil lebih sering
i) Sukar menelan/rasa tersumbat
Kewaspadaan berlebihan dan Penangkapan Berkurang
a) Perasaan jadi peka/ mudah ngilu
b) Mudah terkejut/kaget
c) Sulit konsentrasi pikiran
d) Sukar tidur
e) Mudah tersinggung
Hendaknya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam
gejala: penurunan kemampuan bekerja, hubungan social, dan melakukan
kegiatan rutin.
Pertemuan 2
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi pasien Bosan, Gelisah, Depresi karena putus asa,
b. Diagnosa keperawatan Gangguan regimen terapetik berhubungan dengan
keputusasaan konsumsi obat dan depresi
c. Tujuan khusus Pasien mau dan dapat menggunakan obat dengan benar dan
tepat
d. Tindakan keperawatan
1) Diskusikan dengan klien tentang dosis, frekuensi serta manfaat minum
obat.
2) Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan
manfaatnya
3) Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek
samping obat
4) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
5) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
6) Berikan pujian
2. Strategi komunikasi pelaksaan tindakan keperawatan
a. Orientasi
1) Salam terapeutik “Permisi, Bapak K sesuai dengan janji saya kemarin
sekarang saya datang lagi bapak masih ingatkan dengan saya ? coba
siapa ? iya benar sekali” “Sesuai janji saya kemarin, Tujuan saya
sekarang ini akan mengajarkan cara menggunakan atau meminum obat”.
2) Evaluasi “Bagaimana perasaan bapak K saat ini apakah Bapak sudah
tidak sedih lagi ? apakah. Apakah bapak sudah mau untuk meminum
obat ? .. iya bagus ! “Bapak K masih ingatkan apa yang sudah saya
berikan kemarin ? ya bagus ! coba Bapak katakan kembali ! iyaa bagus.
“Apakan bapak K pagi ini sudah minum obat ? nama obatnya apa saja ?
oh Bapak K belum tahu ya nama obatnya ?”
3) Kontrak “Baik pak sekarang kita akan belajar cara minum obat dengan
benar” “Mau berapa lama bapak kita berbincang bincang ? bagaimana
kalau 20 menit ? Dimana tempatnya ? disini saja ya pak ?”
b. Kerja
“Bapak sudah minum obat hari ini ? berapa macam obat yang bapak K
minum ? warnanya apa saja ? bagus ! jam berapa saja bapak minum ?
bagus ! bapak sudah tau nama obat yang diminumnya ? oh belum ya baiklah
saya akan jelaskan”
“Bapak K apakah ada bedanya setelah minum obat secara teratur ? apakah
perasaan gelisah itu berkurang atau hilang ? ya, minum obat itu sangat
penting supaya bapak K tidak merasa Gelisah”
“Obat yang Bapak minum ada 3 macam warnanya orange namanya CPZ
atau Clorpromazine, yang merah jambu ini namanya haloperidol, sedangkan
yang putih namanya trihexipenidil”
“Semuanya harus bapak minum selama 3 kali sehari. Diminumnya pagi jam
7, siang jam 1, dan sore jam 5”
“Bapak K manfaat obat ini yang orange dan yang merah jambu gunanya
adalah untuk menenangkan fikiran, menghilangkan rasa gelisah membuat
bapak bisa tidur dengan nyaman sedangkan yang warna putih gunanya
untuk merilekskan otot otot tubuh Bapak supaya tidak gemetar” “Bagaimana
bapak sudah mengerti belum ... ? bagus sekali jika bapak sudah mengerti”
“Menurut bapak boleh tidak berhenti minum obat sebelum diizinkan
dokter ? apa betul pak tidak boleh ? apa akibatnya pak kalau berhenti minum
obat ? ya benar karena akan membuat perasaan bapak K tidak tenang dan
kembali gelisah”
“ Jika bapak setelah meminum obat ada perasaan tidak enak, mulut kering
atau ingin meludah terus bapak bisa minum yang putih agar kembali ke
semula”
“ bapak sebelum minum obat ini bapak harus cek dulu yaitu perhatikan
prinsip 5 benar minum obat. Yang pertama yang harus bapak lihat adalah
apakah obat ini benar untuk bapak jadi lihat labelnya benar tulisan nama
bapak K, yang kedua lihat apakah benar yang diminum adalah HLP warna
merah muda, CPZ warna orange dan THP watna putih, kalau beda nama
obat dan warna obatnya bapak harus tanyakan pada perawatnya ya . yang
ketiga semua obat bapak di minum 3 kali sehari satu tablet. Yang keempat
obat ini harus diminum tepat waktu jam 7 setelah sarapan, jam 1 siang
setelah makan siang dan jam 5 sore setelah makan sore. Yang kelima obat
ini harus benar diminum ya pak yang disimpan di bawah lidah atau
dibuang.”
“bagaimana bapak sudah mengerti ? ada yang ingin ditanyakan ? baiklah
kalau sudah tidak ada yang ditanyakan lagi 20
c. Terminasi
1) Evaluasi subyektif Bagaimana perasaan bapak K. setelah kita bercakap
cakap tentang obat obat yang Bapak minum ?
2) Evaluasi obyektif “Coba bapak sebutkan nama obat yang sudah kita
diskusikan.. manfaatnya apa saja ... berapa kali minumnya dalam
sehari .. apa kerugian apabila berhenti minum obat ? ya bagus pak.
Bapak sudah mengerti ya tentang obat obatan yang harus diminumnya.
3) Kontrak - Topik Baik pak sekarang bincang bincangnya sudah selesai,
bagai mana kalu nanti jam 1 siang saya kembali lagi untuk membantu
bapak meminum obat ?. - Tempat Tempatnya di mana pak ? baiklah di
sini saja - Waktu Waktunya berapa lama pak ? baiklah 10 menit saja.
4) Rencana tindak lanjut Mari sekarang kita masukkan ke jadwal harian
bapak ya. Berapa kali minum obatnya pak jam berapa saja. Coba tulis ya
pak jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 5 sore. Bagus bapak, jadi kalau
sudah jamnya bapak harus minum obat langsung minta kepada
perawatnya ya pak jangan sampai nunggu di panggil Jika bapak sudah
pulang bapak juga harus tetap melaksanakan terapi ini dan minum obat
yang teratur nanti di bantu oleh keluarga bapak ya , jangan
menghentikan obat ya pak tanpa ada pemberitahuan dari dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.