Pengetahuan K3 Puskesmas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Puskesmas merupakan tempat kerja serta berkumpulnya orang-orang sehat

(petugas dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas


merupakan tempat kerja yang mempunyai risiko kesehatan akibat transmisi penyakit
maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Berdasarkan international labour
organization (ILO) terdapat 1,2juta orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan
kerja atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK), adapun manajemen resiko pada
K3L dapat dilkukan melalui 3hal yaitu hazard identification (Identifikasi Bahaya),
risk assessment (Penilaian Resiko) dan determining control (Penetapan Pengendalian)
atau sering disebut dengan HIRADC.

Fasilitas kesehatan meliputi Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik, Rumah


Bersalin, Balai Kesehatan, Laboratorim, dan Klinik Perusahaan. Pemeliharaan K3 di
fasilitas kesehatan penting untuk mendukung baik bagi masyarakat pekerja,
manajemen, maupun pengunjung agar dapat hidup dan bekerja secara aman, sehat
serta nyaman.

Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 2 telah


menetapkan jaminan dan persyaratan keselamatan kerja dalam segaa tempat kerja,
baik darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Selain Keselamatan
Kerja, aspek kesehatan kerja juga harus diperhatikan sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 4 yang memberikan hak kesehatan pada setiap orang
dan Pasal 164 dan Pasal 165 menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan
untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan Pasal 23


menyatakan bahwa upaya Keselamatan dan Kesahatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko
bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling
sedikit 10 orang. Berdasarkan pasal tersebut jelas bahwa Puskemas termasuk ke
dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat
menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap petugas kesehatan dan staf
puskesmas saja, tetapi juga terhadap pasien maupun pengunjung puskesmas, sehingga
sudah seharusnya pihak pengelola puskesmas menerapkan upaya-upaya K3 di
puskesmas.

Puskemas (Pusat Kesehatam Masyarakat) adalah unit fungsional pelayanan


kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau
kabupaten. Puskesmas merupakan tempat kerja serta berkumpulnya orang-orang
sehat (Petugas dan Pengunjung) dan orang-orang sakit (Pasien), sehingga puskesmas
merupakan tempat kerja yang mempunyai risiko kesehatan akibat transmisi penyakit
maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Terdapat potensi bahaya lain, seperti
kecelakaan (kebakaran akibat api serta listrik dan peledakan), radiasi bahan kimia
berbahaya, serta gangguan ergonomic. Semua potensi bahaya tersebut dapat
menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian.

International Labour Organization (ILO) terdapat 1,2juta orang meninggal


setiap tahun karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK).
Dari dua ratus lima puluh juta kecelakaan, tiga juta orang meninggal karena PAHK
baru setiap tahunnya.

Mengingat tingginya risiko keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja dan
adanya amanat dalam undang-undang untuk menerapakan kesehatan kerja di tempat
kerja, maka perlu dilaksanakan Upaya Kesehatan Kerja di wilayah kerja Puskemas.
K3 di puskesmas perlu dikelola dengan baik. Manajemen risiko pada K3L dapat
dilakukan melalui 3 hal yaitu Hazard Indentification (Identifikasi Bahaya), Risk
Assessment (Penilaian Risiko), dan Determining Contol (Penetapan Pengendalian)
atau sering disebut dengan HIRADC. Manajemen risiko ini bisa dilakukan lebih cepat
dengan menggunakan Job Safety Analysis (Analisis Keselamatan Kerja).

Anda mungkin juga menyukai