Identifikasi Pewarna Merah K10 (Rhodamin B, Ci 45170) Dalam Pomade
Identifikasi Pewarna Merah K10 (Rhodamin B, Ci 45170) Dalam Pomade
Identifikasi Pewarna Merah K10 (Rhodamin B, Ci 45170) Dalam Pomade
LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas matakuliah Analisis Sediaan Kosmetik
Yang dibina oleh Bapak Lukky Jayadi, S.Farm., M.Farm., Apt
PENDAHULUAN
Kosmetik merupakan semua benda yang dioleskan atau digosokkan pada tubuh
manusia yang berfungsi untuk membersihkan, melindungi, menambah daya tarik dan
mengubah penampilan. Pomade adalah salah satu produk untuk menata rambut yang
belakangan ini ramai digunakan dikalangan pria. Sebelum pomade dikenal seperti
sekarang, terdapat pula beberapa produk untuk menata rambut seperti gel dan wax.
Namun pomade berbeda jauh dengan gel atupun wax, pomade lebih susah dibersihkan
daripada pomade.
Pomade tidak terlepas dari campuran bahan bahan kimia, mulai dari bahan dasar
hingga pengemasnya. Banyak produsen nakal yang sering menambahkan bahan kimia
berbahaya yang seharusnya tidak ditambahkan dalam pomade, salah satunya pewarna
yang telah di larang yaitu Rhodamin B.
Untuk mengetahui adanya pewarna merah K10 (Rhodamin B ) dalam gel rambut.
BAB II
DASAR TEORI
Pomade adalah salah satu produk penata rambut lebih cenderung kepada pria.
Pomade berbahan dasar minyak kelapa, lanolin, wax dan pewangi yang dapat
membuat rambut tampak mengkilap, licin, rapi, lebat, basah, dan basah alami.
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintesis yang biasa digunakan pada
industri tekstil dan kertas. Zat ini yang ditetapkan sebagai zat yang dilarang
penggunaanya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes) No.
239/Menkes/Per/V/85. Namun Rhodamin B biasanya juga ditemukan pada kosmetik.
Rhodamin B dengan nama laim Tetraethylrhodamine (C28H31CINO) Mr = 479,02
berbentuk hablur hijau atau serbuk ungu kemerahan. Efek toksiknya adalah iritasi
kulit, alergi, dan yang paling berbahaya dapat menimbulkan kanker kulit.
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian
banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa
kimia.Spektrofotometri UV/Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar saat
analisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis lebih banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif dibanding kualitatif. Spektrofotometri UV-vis adalah pengukuran serapan
cahaya di daerah ultraviolet (200 –350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh
suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi
elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi
rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi.Dimana detector dapat
mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan secara tidak langsung cahaya yang
diabsorbsi. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat
- Beaker glass
- Corong pisah
- Klem dan Statif
- Pipet ukur
- Pipet tetes
- Corong
- Spektrofotometri UV-Vis
- Neraca Analitik
- Kaca arloji
3.2 Bahan
a. Larutan Uji
1. Ditimbang cuplikan gel rambutsebanyak 5,0008 gram
2. Dimasukkan cuplikankedalam beaker glass dan ditambahkan 30 ml NaOH
2%, diaduk hingg ahomogen
3. Dimasukkan campuran ke dalam corong pisah
4. Diekstraksi dengan 30 ml eter
5. Diambil lapisan eter (atas) dan dibuang lapisan NaOH (bawah)
6. Diesktraksi kembali dengan 20 ml NaOH 0,5% sebanyak 2 kali
7. Diambil lapisan eter (atas) dan dibuang lapisan NaOH (bawah)
8. Diekstraksi kembali dengan 10 ml HCl 0,1 M
9. Diambil lapisan HCl (bawah), jika berwarna merah, maka sampel
mengandung pewarna Rhodamin B
b. Larutan baku
1. Ditimbang 10 mg baku pembanding Rhodamin B
2. Dilarutkan dengan 25 ml HCl
3. Diambil 10tetes dan diencerkan dengan20 ml HCl 0,1 M
c. Cara Identifikasi
Larutan uji dan larutan baku diuji dengan Sprektofotometri UV-Vis pada
panjang gelombang maksimum 559 nm dengan HCl 0,1 M sebagai blanko.
BAB IV
N
Perlakuan Hasil
o
1 Menimbang gel rambutmerek G Hasilpenimbangansebanyak 5,0008 gram
Dilarutkandengan 30 ml NaOH
2 Larutanhomogenbewarna orange
2%
Terbentuk 2faseyaitufaseorganik/lapisaneter
(atas) berwarnaputihdansedikitberbusa,
3 Diektraksidengan 30 ml eter
sedangkanfasa air/lapisanNaOH (bawah)
berwarna orangedandibuang
Terbentuk 2 faseyaitufaseorganik/lapisaneter
Lapisaneterdiesktraksikembaliden
(atas) berwarnaputihdansedikitberbusa,
4 gan 20 ml NaOH 0,5% sebanyak
sedangkanfase air/lapisanNaOH (bawah)
2 kali
jernihatautidakberwarnadandibuang
Terbentuk 2 faseyaitufaseorganik/lapisaneter
(atas) berwarnaputihdansedikitberbusa,
Lapisaneterdiekstraksidengan10
5 sedangkanfasa air/lapisanHCl (bawah)
ml HCl 0,5%
jernihatautidakberwarna,
kemudiandiambiluntukdiuji
Membuatlarutanbakupembanding
6 Larutanberwarnaungukemerahan
Rhodamin B
Mengujilarutanuji Padalarutanbakupembandingterdapatpuncaks
(LarutanHClhasilektraksi) erapanpada panjang gelombang 557 nm,
danlarutanbakupembandingmengg sedangkanpadalarutanujitidakadaserapanpad
7
unakanspektrofotometri UV-Vis apanjanggelombangmaksimum,
padapanjanggelombangmaksimu makasampelnegativemengandungpewarna
m 559 nm rodamin B
Tabel pengamatan Rhodamin B
Larutan Pengekstrak Fasa yang terbentuk Jumlah Fasa
Eter + NaOH 2 % Fasa atas: fasa organik Fasa bawah: fasa air 2
Eter + NaOH 0,5 % (1) Fasa atas: fasa organik Fasa bawah: fasa air 2
Eter + NaOH 0,5 % (2) Fasa atas: fasa organik Fasa bawah: fasa air 3
Eter + HCl 0,1 M Fasa atas: fasa organik Fasa bawah: fasa asam 3
Larutan Abs
Blanko HCl 0,1 M 557 nm 1,824
Sampel 559 nm 0,012
4.3 PEMBAHASAN
4.3.1 AnalisisProsedur
Dalam Praktikum identifikasi pewarna Rhodamin B dalam pomade, sampel
yang digunakan yaitu gel rambut. Pada analisis ini dilakukan menggunakan metode
ekstraksi cair-cair dan diidentifikasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Langkah
pertama yang dilakukan yaitu menimbang sampel gel rambut sebanyak 5 gram
menggunakan neraca analitik. Kemudian, dilarutkan dalam 30 ml NaOH 2%. Tujuan
dilarutkan dalam NaOH yaitu untuk membuat suasana menjadi basa sehingga dapat
menurunkan kelarutan Rhodamin B pada air dan dapat tersari kedalam pelarut
eter. Setelah itu, sampel diektraksi dengan 30 ml eter dalam corong pisah dan diambil
lapisan eter. Digunakan eters ebagai pengekstrak karena Rhodamin B dapat larut
dalam eter yang bersifat non polar. Selanjutnya, lapisan eter diekstraksi kembali
dengan 20 ml NaOH 0,5% sebanyak 2 kali dan diambil lapisane ter. Tujuan
diekstraksi sebanyak 2 kali yaitu untuk mencuci Rhodamin B agar lapisan eter lebih
murni. Kemudian, lapisan eter diekstraksi kembali dengan 10 ml HCl 0,1 M dan
diambil lapisan asam. Ditambahkan HCl 0,1 M sebagai asam bertujuan untuk menyari
Rhodamin B yang larut dalam lapisan eter karena Rhodamin B memiliki sifat basa
yang dapat terlarut pada larutan yang bersifat asam, selain itu, kelarutan Rhodamin B
dalam suasana asam lebih besar dari pada dalam eter. Setelah itu, dibuat larutan baku
pembanding dengan menimbang 10 mg baku Rhodamin B dan dilarutkan dalam 25 ml
HCl 0,1 M, kemudian diambil beberapa tetes dan diencerkan denganHCl 0,1 M.
Langkah berikutnya yaitu mengidentifikasi larutan sampel hasil ekstraksi dan larutan
baku pembanding menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang
maksimum 559 nm dengan HCl 0,1 M sebagai blanko. Yang pertama kali dilakukan
yaitu mengisi kuvet sampel dengan HCl 0,1 M sebagai blanko untuk mengkalibrasi
instrumen. Setelah itu, dilakukan identifikasi untuk larutan baku Rhodamin B yang
sebelumnya kuvet sampel dicuci menggunakan larutan baku Rhodamin B. Setelah
dicuci, kuvet diisi dengan larutan baku Rhodamin B secukupnya dan dibersihkan
menggunakan tissue dari atas kebawah pada bagian yang jernih agar pembacaan
puncak serapan terlihat jelas. Setelah itu, dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis.
Selanjutnya, akan muncul puncak serapan dan diamati panjang gelombangnya.
Kemudian, dilakukan pengujian untuk larutan sampel. Seperti sebelumnya, kuvet
sampel hasil pengujian larutan baku Rhodamin B dicuci dan diisi dengan HCl 0,1 M
untuk dikalibrasi kembali. Setelah itu, kuvet dicuci dengan larutan sampel. Setelah
dicuci, kuvet diisi dengan larutan sampel secukupnya dan dibersihkan menggunakan
tissue. Selanjutnya, dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis dan diamati hasil
pembacaan puncak serapan pada panjang gelombang berapa.
4.3.2 AnalisisHasil
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sampel gel
rambut yang digunakan tidak mengandung pewarna K10 (Rhodamin B) sehingga
aman untuk digunakan.
5.2 SARAN
Sebaiknya digunakan lemari asam yang lebih rendah agar proses penuangan
larutan asam dan basa tidak beresiko terkena mata. Sebaiknya setiap laboratorium di
beri tempat sampah yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Dep Kes RI, 1988, Pedoman Pengujian Mutu Sediaan Rias, Jakarta.
Yulianti, Nurheti 2008. Racun di Sekitar Kita. Edisi Pertama. Yogyakarta : CV.
ANDYOffse
LAMPIRAN