Identifikasi Pewarna Merah K10 (Rhodamin B, Ci 45170) Dalam Pomade

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

IDENTIFIKASI PEWARNA MERAH K10

(RHODAMIN B, CI 45170) DALAM POMADE

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas matakuliah Analisis Sediaan Kosmetik
Yang dibina oleh Bapak Lukky Jayadi, S.Farm., M.Farm., Apt

Disusun oleh : KELOMPOK 4


Nida Hanifah Robbani (P17120183067)
Amih Maulida Auliyatul H. (P17120183068)
Afifah Faidatun Nisa (P17120183069)
Sofyan Reza Iskandar (P17120183070)
Laurenzia Firdausi N. M. (P17120183071)
Mochammad Vissal Khan (P17120183072)
Maritha Hernaningsih (P17120183073)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MALANG


JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
Februari 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kosmetik merupakan semua benda yang dioleskan atau digosokkan pada tubuh
manusia yang berfungsi untuk membersihkan, melindungi, menambah daya tarik dan
mengubah penampilan. Pomade adalah salah satu produk untuk menata rambut yang
belakangan ini ramai digunakan dikalangan pria. Sebelum pomade dikenal seperti
sekarang, terdapat pula beberapa produk untuk menata rambut seperti gel dan wax.
Namun pomade berbeda jauh dengan gel atupun wax, pomade lebih susah dibersihkan
daripada pomade.

Pomade tidak terlepas dari campuran bahan bahan kimia, mulai dari bahan dasar
hingga pengemasnya. Banyak produsen nakal yang sering menambahkan bahan kimia
berbahaya yang seharusnya tidak ditambahkan dalam pomade, salah satunya pewarna
yang telah di larang yaitu Rhodamin B.

Rhodamin B (C28H31C1N2O3) merupakan bahan kimia berbahaya yang telah


dilarang oleh BPOM sebagai bahan pewarna pada makanan, obat ataupun kosmetik
karena memiliki dampak negatif yang sangat besar bagi tubuh. Rhodamin B bersifat
sangat mudah larut dalam air, menghasilkan larutan merah kebiruan dan
berfluoresensi kuat jika diencerkan. Sangat mudah larut dalam etanol, sukar larut
dalam asam encer dan dalam larutan alkali. Larutan dalam asam kuat membentuk
senyawa dengan kompleksantiman bewarna merah muda yang kuat dalam isopropyl
eter.
Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang digunakan untukmengukur
transmitansi, reflektansi dan absorbs dari cuplikan sebagai funsi dari panjang
gelombang. Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang terdiri
dari spectrometer dan fotometer. Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan
antara spektrofotometri UV dan Visible. Alat ini menggunakan dua buah sumber
cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible. Larutan
yang dianalisis diukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampaknya. Konsentrasi
larutan yang dianalisis akan sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat
yang terdapat dalam larutan tersebut.
1.2 Tujuan

Untuk mengetahui adanya pewarna merah K10 (Rhodamin B ) dalam gel rambut.
BAB II
DASAR TEORI
Pomade adalah salah satu produk penata rambut lebih cenderung kepada pria.
Pomade berbahan dasar minyak kelapa, lanolin, wax dan pewangi yang dapat
membuat rambut tampak mengkilap, licin, rapi, lebat, basah, dan basah alami.
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintesis yang biasa digunakan pada
industri tekstil dan kertas. Zat ini yang ditetapkan sebagai zat yang dilarang
penggunaanya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes) No.
239/Menkes/Per/V/85. Namun Rhodamin B biasanya juga ditemukan pada kosmetik.
Rhodamin B dengan nama laim Tetraethylrhodamine (C28H31CINO) Mr = 479,02
berbentuk hablur hijau atau serbuk ungu kemerahan. Efek toksiknya adalah iritasi
kulit, alergi, dan yang paling berbahaya dapat menimbulkan kanker kulit.
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian
banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa
kimia.Spektrofotometri UV/Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar saat
analisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis lebih banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif dibanding kualitatif. Spektrofotometri UV-vis adalah pengukuran serapan
cahaya di daerah ultraviolet (200 –350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh
suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi
elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi
rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi.Dimana detector dapat
mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan secara tidak langsung cahaya yang
diabsorbsi. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat

- Beaker glass
- Corong pisah
- Klem dan Statif
- Pipet ukur
- Pipet tetes
- Corong
- Spektrofotometri UV-Vis
- Neraca Analitik
- Kaca arloji

3.2 Bahan

- Gel rambut Merek G


- Larutan NaOH 2 %
- Larutan NaOH 0,5%
- Larutan Eter
- Larutan HCl 0,1 M
- Natrium Sulfat (Na2SO4)
- Baku pembanding merah K10

3.3 Prosedur Percobaan

a. Larutan Uji
1. Ditimbang cuplikan gel rambutsebanyak 5,0008 gram
2. Dimasukkan cuplikankedalam beaker glass dan ditambahkan 30 ml NaOH
2%, diaduk hingg ahomogen
3. Dimasukkan campuran ke dalam corong pisah
4. Diekstraksi dengan 30 ml eter
5. Diambil lapisan eter (atas) dan dibuang lapisan NaOH (bawah)
6. Diesktraksi kembali dengan 20 ml NaOH 0,5% sebanyak 2 kali
7. Diambil lapisan eter (atas) dan dibuang lapisan NaOH (bawah)
8. Diekstraksi kembali dengan 10 ml HCl 0,1 M
9. Diambil lapisan HCl (bawah), jika berwarna merah, maka sampel
mengandung pewarna Rhodamin B

b. Larutan baku
1. Ditimbang 10 mg baku pembanding Rhodamin B
2. Dilarutkan dengan 25 ml HCl
3. Diambil 10tetes dan diencerkan dengan20 ml HCl 0,1 M

c. Cara Identifikasi
Larutan uji dan larutan baku diuji dengan Sprektofotometri UV-Vis pada
panjang gelombang maksimum 559 nm dengan HCl 0,1 M sebagai blanko.
BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 DATA PENGAMATAN

N
Perlakuan Hasil
o
1 Menimbang gel rambutmerek G Hasilpenimbangansebanyak 5,0008 gram
Dilarutkandengan 30 ml NaOH
2 Larutanhomogenbewarna orange
2%
Terbentuk 2faseyaitufaseorganik/lapisaneter
(atas) berwarnaputihdansedikitberbusa,
3 Diektraksidengan 30 ml eter
sedangkanfasa air/lapisanNaOH (bawah)
berwarna orangedandibuang
Terbentuk 2 faseyaitufaseorganik/lapisaneter
Lapisaneterdiesktraksikembaliden
(atas) berwarnaputihdansedikitberbusa,
4 gan 20 ml NaOH 0,5% sebanyak
sedangkanfase air/lapisanNaOH (bawah)
2 kali
jernihatautidakberwarnadandibuang
Terbentuk 2 faseyaitufaseorganik/lapisaneter
(atas) berwarnaputihdansedikitberbusa,
Lapisaneterdiekstraksidengan10
5 sedangkanfasa air/lapisanHCl (bawah)
ml HCl 0,5%
jernihatautidakberwarna,
kemudiandiambiluntukdiuji
Membuatlarutanbakupembanding
6 Larutanberwarnaungukemerahan
Rhodamin B
Mengujilarutanuji Padalarutanbakupembandingterdapatpuncaks
(LarutanHClhasilektraksi) erapanpada panjang gelombang 557 nm,
danlarutanbakupembandingmengg sedangkanpadalarutanujitidakadaserapanpad
7
unakanspektrofotometri UV-Vis apanjanggelombangmaksimum,
padapanjanggelombangmaksimu makasampelnegativemengandungpewarna
m 559 nm rodamin B
Tabel pengamatan Rhodamin B
Larutan Pengekstrak Fasa yang terbentuk Jumlah Fasa
Eter + NaOH 2 % Fasa atas: fasa organik Fasa bawah: fasa air 2
Eter + NaOH 0,5 % (1) Fasa atas: fasa organik Fasa bawah: fasa air 2
Eter + NaOH 0,5 % (2) Fasa atas: fasa organik Fasa bawah: fasa air 3
Eter + HCl 0,1 M Fasa atas: fasa organik Fasa bawah: fasa asam 3

Larutan Abs
Blanko HCl 0,1 M 557 nm 1,824
Sampel 559 nm 0,012

4.3 PEMBAHASAN

4.3.1 AnalisisProsedur
Dalam Praktikum identifikasi pewarna Rhodamin B dalam pomade, sampel
yang digunakan yaitu gel rambut. Pada analisis ini dilakukan menggunakan metode
ekstraksi cair-cair dan diidentifikasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Langkah
pertama yang dilakukan yaitu menimbang sampel gel rambut sebanyak 5 gram
menggunakan neraca analitik. Kemudian, dilarutkan dalam 30 ml NaOH 2%. Tujuan
dilarutkan dalam NaOH yaitu untuk membuat suasana menjadi basa sehingga dapat
menurunkan kelarutan Rhodamin B pada air dan dapat tersari kedalam pelarut
eter. Setelah itu, sampel diektraksi dengan 30 ml eter dalam corong pisah dan diambil
lapisan eter. Digunakan eters ebagai pengekstrak karena Rhodamin B dapat larut
dalam eter yang bersifat non polar. Selanjutnya, lapisan eter diekstraksi kembali
dengan 20 ml NaOH 0,5% sebanyak 2 kali dan diambil lapisane ter. Tujuan
diekstraksi sebanyak 2 kali yaitu untuk mencuci Rhodamin B agar lapisan eter lebih
murni. Kemudian, lapisan eter diekstraksi kembali dengan 10 ml HCl 0,1 M dan
diambil lapisan asam. Ditambahkan HCl 0,1 M sebagai asam bertujuan untuk menyari
Rhodamin B yang larut dalam lapisan eter karena Rhodamin B memiliki sifat basa
yang dapat terlarut pada larutan yang bersifat asam, selain itu, kelarutan Rhodamin B
dalam suasana asam lebih besar dari pada dalam eter. Setelah itu, dibuat larutan baku
pembanding dengan menimbang 10 mg baku Rhodamin B dan dilarutkan dalam 25 ml
HCl 0,1 M, kemudian diambil beberapa tetes dan diencerkan denganHCl 0,1 M.
Langkah berikutnya yaitu mengidentifikasi larutan sampel hasil ekstraksi dan larutan
baku pembanding menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang
maksimum 559 nm dengan HCl 0,1 M sebagai blanko. Yang pertama kali dilakukan
yaitu mengisi kuvet sampel dengan HCl 0,1 M sebagai blanko untuk mengkalibrasi
instrumen. Setelah itu, dilakukan identifikasi untuk larutan baku Rhodamin B yang
sebelumnya kuvet sampel dicuci menggunakan larutan baku Rhodamin B. Setelah
dicuci, kuvet diisi dengan larutan baku Rhodamin B secukupnya dan dibersihkan
menggunakan tissue dari atas kebawah pada bagian yang jernih agar pembacaan
puncak serapan terlihat jelas. Setelah itu, dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis.
Selanjutnya, akan muncul puncak serapan dan diamati panjang gelombangnya.
Kemudian, dilakukan pengujian untuk larutan sampel. Seperti sebelumnya, kuvet
sampel hasil pengujian larutan baku Rhodamin B dicuci dan diisi dengan HCl 0,1 M
untuk dikalibrasi kembali. Setelah itu, kuvet dicuci dengan larutan sampel. Setelah
dicuci, kuvet diisi dengan larutan sampel secukupnya dan dibersihkan menggunakan
tissue. Selanjutnya, dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis dan diamati hasil
pembacaan puncak serapan pada panjang gelombang berapa.

4.3.2 AnalisisHasil

Pada praktikum identifikasi pewarna merah K10 (Rhodamin B) pada


sediaan pomade dilakukan dengan proses ekstraksi zat warna Rhodamin B dan
analisis kualitatif Rhodamin B secara spektrofotometri. Ekstraksi yang digunakan
adalah metode ekstraksi cait-cair dengan prinsip penyarian zat warna Rhodamin B
dalam sampel berdasarkan sifat kelarutan bahan pewarna pelarut tertentu sehingga
dapat mengidentifikasi secara spesifik. Sedangkan penggunaan spektrofotometri
bertujuan untuk mengkarifikasi adanya serapan Rhodamin B dalam sampel pada
panjang gelombang 559 nm. Prosedur awal yang dilakukan adalah ekstraksi sampel
pomade 5 gram dengan NaOH 2 % 30 ml dan eter 30 ml dalam corong pisah untuk
dilakukan penggojokan. Penambahan NaOH sebagai basa kuat akan menyebabkan
kalarutan Rhodamin B dalam pelarut pada pomade menjadi berkurang, sedangkan
setelah ditambahkan eter yang disertai dengan penggojokan Rhodamin B akan lebih
larut dalam eter sehingga akan tersari ke fase eter. Rhodamin B merupakan golongan
pewarna bersifat basa. Dalam keadaan tidak terionisasi atau pada PH tinggi senyawa
basa cenderung larut dengan baik dalam pelarut organic non polar. Penambahan
NaOH 2 % pada proses ekstraksi menyebabkan kenaikan PH pada fase air dalam
sampel sehingga kelarutan Rhodamin B dalam air menjadi berkurang. Tersarinya
Rhodamin B dalam fasa eter ditandai dengan warna lapisan eter menjadi bewarna
merah muda bila mengandung Rhodamin sedangkan pada lapisan air bewarna kuning
atau hamper bening. Hal ini menunjukkan sifat spesifik Rhodamin B dalam larutan,
yaitu pada konsentrasi rendah dapat memberikan warna merah muda pada larutan.
Maka pada tahap ini diketahui kemungkinan zat warna yang tersari selama proses
ekstraksi. Selain itu, eter juga berfungsi menghilangkan lemak dalam sampel yang
mengandung lemak berlebih. Ekstraksi dilanjutkan dengan pencucian NaOH 0,5 % 20
ml sebanyak 2 kali dimaksudkan untuk menghilangkan residu atau pengotor, dimana
residu ini akan larut pada fasa air dan kemudian di tuang melalui kran corong pisah.
Selanjutnya dilakukan penambahan HCl 0,1 M 10 ml pada tahap akhir ekstraksi akan
menyebabkan Rhodamin B tersari kedalam fasa air atau fasa asam yang ditandai
dengan fasa air menjadi bewarna merah muda setelah penggojokan bila mengandung
Rhodamin B. Namun pada sampel pomade yang digunakan tidak berubah menjadi
merah muda sehingga diasumsikan bahwa sampel pomade tidak mengandung
pewarna Rhodamin B. Tahap selanjutnya adalah memastikan adanya Rhodamin B
pada pomade dengan Spektrofotometri UV-Vis karena Rhodamin B merupakan
larutan bewarna yang memiliki serapan pada panjang gelombang maksimum 559 nm.
Ekstraksi pada fasa asam diukur bersama dengan blanko (HCl 0,1 M) dan larutan
baku pembanding Rhodamin B yang dibuat dengan melarutkan 0,01 g Rhodamin B
dengan 25 ml HCl 0,1 M dengan diencerkan kembali dengan meneteskan 10 tetes
Rhodamin B dalam 20 ml HCl 0,1 M. pada spektrofotometer menunjukkan pada
sampel tidak ditemukan serapan pada 559 nm sehingga negative mengandung
Rhodamin B. Namun pada data terlihat adanya serapan sebesar 0,0018 dikarenakan
pada proses pencucican kuvet setelah digunakan untuk pengukuran larutan baku
pembanding Rhodamin B yang kurang bersih. Hal ini menunjukkan bahwa pewarna
yang digunakan adalah pewarna Cl 28440 bukan Rhodamin B sehingga produk
sediaan pomade ini telah sesuai dengan CPKB.
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sampel gel
rambut yang digunakan tidak mengandung pewarna K10 (Rhodamin B) sehingga
aman untuk digunakan.

5.2 SARAN

Sebaiknya digunakan lemari asam yang lebih rendah agar proses penuangan
larutan asam dan basa tidak beresiko terkena mata. Sebaiknya setiap laboratorium di
beri tempat sampah yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA

Dep Kes RI, 1988, Pedoman Pengujian Mutu Sediaan Rias, Jakarta.

Ditjen POM RI 2001. Metode Analisis PPOMN. Jakarta

Yulianti, Nurheti 2008. Racun di Sekitar Kita. Edisi Pertama. Yogyakarta : CV.
ANDYOffse
LAMPIRAN

Menyiapkan Penimbangan Sampel dicampur


sampel yang diuji cuplikan sampel dengan 30ml
alkohol 2%

ditambahkan 30ml Lapisan eter Memasukkan


eter lalu di diekstraksi 2x sampel dan larutan
ekstraksi dengan 20ml baku rhodamin B
NaOH 0,5% ke
spektrofotometer
UV-Vis

Anda mungkin juga menyukai