Kimia Dasar
Kimia Dasar
Kimia Dasar
Oleh:
PENDAHULUAN
Dalam kimia Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut dengan zat terlarut atau solut, sedangkan
zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut dengan pelarut atau
solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan,
sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut dengan
pelarutan atau solvasi. Contoh larutan yang pada umumnya dijumpai adalah padatan yang
dilarutkan dalam cairan, seperti garam dan gula yang dilarutkan di dalam air. Konsentrasi larutan
juga menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan.
Konsentrasi pada umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.
Contoh dari beberapa satuan konsentrasi adalah molaritas, normalitas, dan bagian bagian per juta
(part per million/ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan
sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Teori
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau
serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih
dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut
adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996).
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu
bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang
sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya.
Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas
gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999)
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3
kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang
pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat
homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan
didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan
dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas
(Sukardjo, 1997)
Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang
dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan
yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan dalam air. Larutan yang mengandung
zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit,
larutan dinamakan cairan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan
dapat berupa padat dan gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-molekul dalam
campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada; larutan, contoh terbaik larutan adalah udara
(Karyadi, 1994)
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut,
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol)
tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu molaritas,
normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Dimana n menunjukan tentang jumlah mol zat terlarut (ingat ya zat terlarut) dan V menunjukan
tentang volume larutan dalam liter (jangan lupa larutan dalam liter). Nah apabila yang
diketahuinya bukan mol tapi melainkan gram zat terlarut, rumus tadi dapat juga diungkapkan
dengan:
N = M x valensi
atuan dari normalitas ialah normal ( N ) yang sama dengan mol ekivalen/liter. Rumus dari
normalitas larutan ialah sebagai berikut :
ek ialah mol ekivalen yakni jumlah mol yang di kali dengan jumlah ion H+ atau ion OH–
PPM merupakan satuan yang mirip seperti persen berat. Jika persen berat, gram zat terlarut per
100 gram larutan, maka PPM gram teralrut per satu juta gram larutan
Pada reaksi ini, 2 mol ion H+ terlibat dalam asam sulfat H2SO4 sehingga dapat
ditentukan bahwa asam sulfat memiliki jumlah 2 ekivalen yang bereaksi dengan
NaOH untuk membentuk natrium sulfat dan air.
N=Mxe
N=1x2
N = 2N
Pembahasan :
NaOH memiliki satu ion hidroksida (OH–) sehingga memiliki jumlah 1 ekivalen
N = massa x e / Mr x V
N = 5 x 1 / 40 x 0.02
N = 6.25 N
2. Berapa konsentrasi (ppm) selenium jika 1,3 miligram ditemukan dalam 2500 kg tanah ?
Pembahasan
Massa selenium = 1,3 mg
ppm krom = 1,3 mg/250 kg = 0,00052 ppm