Tugas Mata Kuliah Keramik
Tugas Mata Kuliah Keramik
Tugas Mata Kuliah Keramik
TEKNOLOGI PARTIKEL
MAKALAH PROSES PEMBUATAN KERAMIK
Disusun oleh :
2. Kaolin
Kaolin adalah jenis lempung yang mengandung mineral kaolinit dan
terbentuk melalui proses pelapukan. Kaolin merupakan jenis tanah liat primer
yang digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan keramik putih dan
mengandung mineral kaolinit sebagai bagian terbesar sehingga kaolin biasanya
disebut sebagal lempung putih.
Kaolin adalah bahan keramik yang harus dicampur dengan bahan lainnya,
misalnya ball clay, ini dilakukan untuk menambah keplastisan dan mengurangi
ketahanan api karena bahan ini bersifat kurang plastis dan sangat tahan api. Titik
lelehnya lebih kurang 1800°C. Kaolin digunakan untuk pembuatan gerabah,
porselin dan tegel (Ir. Yusup, 1988).
Kaolin berupa jenis tanah liat primer yang digunakan sebagai bahan utama
dalam pembuatan keramik putih dan mengandung mineral kaolinit sebagai bagian
yang terbesar. Tanah liat primer adalah tanah liat yang terdapat pada tempat
dimana tanah liat tersebut terjadi atau dengan kata lain tanah liat tersebut belum
berpindah tempat sejak mulai terbentuk.
Proses kaolinisasi berada dalam kondisi tertentu sehingga elemen-elemen
selain silika, alumunium, oksigen dan hidrogen mengalami perpindahan.
Gambaran proses ini seperti persamaan berikut (Adjat Sudrajat dkk, 1997).
2KA1Si3O8 + 2H2O A12(OH)4(Si2O5) + K2O + 4SiO2
Feldspar Kaolinit
Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit,
dikrit dan halloysit dengan kaolinit sebagai mineral utamanya. Halloysit
(A12(OH)4SiO52H2O) mempunyai kandungan air lebih besar dan seringkali
membentuk endapan tersendiri.
Kaolin banyak dipakai dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku
utama (primer) maupun sebagai bahan pembantu (sekunder). Hal ini karena sifat
kaolin seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar listrik dan panas rendah
dan lain-lain. Dalam industri, kaolin dapat berfungsi sebagai pelapis (coater),
pengisi (filler), barang-barang tahan api dan isolatir. Penggunaan kaolin yang
utama adalah dalam industri-industri kertas, keramik, cat, karet/ban, plastik,
semen, pestisida, pupuk, absorbent, kosmetik, pasta gigi, detergent, tekstil dan
lain-lain.
Pada industri keramik, kaolin antara lain digunakan untuk membuat white
ware (barang-barang berwarna putih), wall tile (ubin dinding), insulatir (alat
pelekat), refraktori (pabrik) dan face brick (bila memerlukan warna putih).
Kaolin ini juga dapat dipakai sebagai bahan konstruksi seperti :
a. Keramik halus (gerabah putih atau white earthenware) dan porelin, baik
sebagai salah satu komponen dalam badan maupun sebagai glasir
(pengkilat)
b. Barang-barang tahan api dalam batu bata kaolin
c. Bahan-bahan bangunan keramik seperti tegel dalam gerabah atau porselin.
Klasifikasi kaolin untuk keramik dinyatakan dalam empat kelas, yaitu :
1. Kelas Porselin
2. Kelas Saniter
3. Kelas gerabah halus (stone ware)
4. Kelas gerabah halus tidak padat (earth ware).
3. Kuarsa
Kuarsa (mineral silika) adalah salah satu komponen utama dalam
pembentukan keramik dan banyak terdapat dipermukaan bumi (sekitar 60%).
Bentuk umum fasa kristal kuarsa adalah tridimit, quartz dan kristobalit, tergantung
pada temperaturnya. Jenis kristal silika yang ada di alam adalah kuarsa, sedangkan
tridimit dan kristobalit jarang dijumpai. Kuarsa memiliki keplastisan rendah dan
titik leburnya tinggi sekitar 1728°C, tetapi hasil pembakarannya kuat dan keras.
Bahan baku kuarsa dapat diperoleh dari batuan atau pasir kuarsa dengan
kandungan silica tinggi (Erifin Yundra Febriantoni, 1977).
4. Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang
yang ditumbul dan dapat memberikan sampai 25% flux (pelebur) path bahan
keramik. Bila keramik dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk
leburan gelas yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu
sama lain. Pada saat membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan
keramik. Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang
digunakan untuk membuat glasir suhu tinggi, tetapi agar lebih memuaskan harus
dicampur dengan kaolin. Bahan ini banyak digunakan dalam pembentukan
keramik halus, gelas dan email.
2.7.2. Pengeringan
Pada umumnya, pengeringan zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air
atau zat cair lainnya dan bahan padat sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair
didalam zat padat tersebut. Proses ini harus dikontrol, karena melibatkan
penekanan yang diakibatkan oleh perbedaan shrinkage atau tekanan gas dapat
menyebabkan cacat pada produk yang dihasilkan. Pada sistem pengeringan, energi
panas harus melewati permukaan produk, yang selanjutnya akan menghasilkan uap
air. Selama pengeringan pemanasan akan meningkatkan tekanan uap air dari
cairan dan kapasitas penyerapan dari udara kering.
Benda-benda yang dibakar harus dikeringkan terlebih dahulu, karena jika
pada kondisi basah dibakar, kemungkinan akan terjadi ledakan uap air sewaktu
dibakar dan ini akan menyebabkan keretakan bahan. Mengeringkan benda keramik
berarti menghilangkan apa yang disebut air plastisnya saja, sedangkan air yang
terikat dalam molekul bahan keramik (air kimia) hanya dapat dihilangkan melalui
pembakaran. Proses pengeringan juga akan diikuti dengan proses penyusutan.
Kerusakan seperti cacat/retak dapat terjadi pada saat pengeringan, karena
pencampuran badannya tidak homogen dan pengeringan yang tidak merata pada
bagian bagiannya sehingga terjadi tegangan-tegangan antara bagian-bagian
tersebut. Permukaan yang retak tersebut menunjukkan permukaan bahan yang
rapuh. Kelebihan kadar air dapat juga membuat permukaan produk menjadi
lengkung, retak dan keporiannya meningkat. Lengkungan dihasilkan oleh
pengeringan yang tidak merata dan terjadi penyusutan sehingga bentuknya
berubah. Metode konveksi dan konduksi banyak digunakan untuk pengeringan
keramik.
o
900 C 15 menit
Waktu