DilaAdiwidya - 1 - B - Jurnal - Menentukan - Rasio - Muatan - em (1) - 1 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM FISIKA ATOM

JUDUL PERCOBAAN : MENENTUKAN RASIO E/M

NAMA : DILA ADIWIDYA

NIM : 190801044

KELOMPOK/GRUP : I/B

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : RABU/17November 2020

ASISTEN : LILIK WALDIANSYAH

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Atom adalah suatu dasar materi, yang terdiri dari inti atom, dan awan elektron bermuatan
negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan
neutron. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral,
sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau
negatif dan disebut sebagai ion.
Nisbah atau perbandingan anatar muatan elektron (e) dengan massa (m) dapat diketahui
dengan menggunakan peralatan tabung sinar katoda yang dilengkapai dengan medan listrik
dan medan magnet. Percobaan ini sebelumnya telah dilakukan oleh Julius Plocker.
Kemudian peristiwa ini dijelaskan oleh Sir William Crockes pada tahun 1879 yang berhasil
menunjukkan bahwa sinar katoda adalah berkas sinar bermuatan negatif yang oleh Thomson
disebut sebagai elektron.
Pengukuran nilai muatan elektron (e)dapat diketahui setelah percobaan yang dilakukan olej
J.J.Thomson, yaitu dengan menggunakan peralatan sinar katoda harga e dapat didekati
dengan harga perbandingan e/m yang diperoleh dari hubungan antara nilai arus (I) ,
tegangan elektroda (V), dan radius lintasan elektron (r). Hubungan antar ketiganya dapat
diketahui dari sifat-sifat coil Helmhoiltz yang menyebabkan adanya gaya sentripetal yang
membuat lintasan elektron berbentuk lingkaran dari gaya linier yang timbul akibat
perbedaan dari tegangan listrik antara katoda dengan anoda .
Pengukuran nilai muatan elektron (e) dapat diketahui setelah percobaan yang dilakukan
oleh J.J Thomson, yaitu dengan menggunakan peralatan sinar katoda. Harga e dapat
didekati dengan harga perbandingan e/m yang diperoleh dari hubungan antara nilai arus (I),
tegangan elektroda (V), dan radius lintasan elektron (r). Hubungan antar ketiganya dapat
diketahui dari sifat-sifat coil Helmholtz yang membuat lintasan elektron berbentuk
lingkaran dari gaya linier yang timbul akibat perbedaan tegangan listrik anatara katoda
dengan dengan anoda.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Untuk menentukan rasio muatan dan massa elektron secara praktek.


2. Untuk mengetahui hubungan arus (I) dan tegangan (V) dengan jejak elektron.
3. Untuk mengetahui cara kerja atau prinsip kerja tabung mata kucing.
BAB II

DASAR TEORI

Semua materi disusun oleh atom-atom. Sebelum akhir abad ke 19 atom dipandang sebagai
komponen terkecil penyusun materi yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Sifat materi yang satu
berbeda dengan sifat materi lainnya karena atom satu materi berbeda dengan sifat materi
lainnya. Konsep ini bertahan sangat lama karna tidak ada eksperimen yang bisa menunjukkan
bahwa atom tersusun atas partikel-partikel yang lebih kecil lagi. Konsep ini berubah ketika
memasuki abad ke 20. Banyak pengamatan yang tidak dapat diterangkan oleh konsep atom yang
tidak dibagi-bagi. Eksperimen-eksperimen tersebut menunujukkan bahwa atom tersusun atas
partikel-partikel yang lebih kecil. Dan konsep inilah yang berlaku hingga sekarang.
Penemuan sinar katoda adalah awal akhirnya konsep atom yang tersusun atas partikel-
partikel lebih kecil. Sinar katoda diamati dalam tabung vacum dua buah elektroda. Jika anatar
dua elektroda dipasang dengan tegangan listrik yang sangat tinggi maka diamati sinar ya ng
mengalir dari elektroda negatif ke positif. Dengan menerapkan tegangan yang sangat tinggi
maka elektron yang terdapat di katoda dapat ditarik keluar dan tercabut dari permukaan katoda.
Elektron lebih mudah lagi diluar dari permukaan katoda jika katoda tersebut sambil dipanaskan.
Pemanasan menyebabkan energi kinetik elektron meningkat. Ditambah dengan tarikan oleh
medan listrik maka elektron lebih mudah keluar dari katoda. Karena tabung divakumkan maka
elektron yang keluar dari katoda dapat mengalir dengan mudah ke arah anoda tanpa adanya
tumbukan oleh atom atau molekul gas. Jika ada atom atau molekul gas (tabung tidak di
vakumkan ) maka elektron yang keluar dari katoda akan ditangkap oleh atom dan membentuk
ion-ion. Elektron yang mencapai anoda menjadi sangat sedikit atau bahkan tidak ada.
Pengukuran lebih lanjut terhadap sinar didapatkan sifat-sifat berikut ini :
a. Sinar katoda merambat dalam lintasan garis lurus dari katoda menuju anoda.
b. Sinar katoda dapat dibelokkan oleh medan listrik. Ini menunjukkan bahwa sinar katoda
memiliki muatan listrik. Berdasarkan arah pembelokan nya maka di identifikasi bahwa
muatan listrik sinar katoda adalah negatif.
c. Sinar katoda dibelokkan oleh medan magnet. Ini juga adalah bukti bahwa sinar katoda
adalah memiliki muatan listrik. Dengan menggunakan hukum Lorentz juga dapat dibuktikan
bahwa sinar katoda memiliki muatan negatif.
d. Sinar katoda menghasilkan pendaran pada dinding tabung yang dikenai nya.
Pengamatan-pengamatan di atas, menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan partikel
bermuatan negatif. Sifat sinar katoda berbeda dengan sifat atom elektroda dan juga berbeda
dengan sifat gas dalam tabung yang masih tersisa (yang tidak dapat divakum kan secara

sempurna) jadi sinar katoda bukan merupakan atom. Lebih lanjut ketika katoda yang digunakan
dalam tabung diganti-diganti, didapatkan sinar katoda yang memiliki sifat persis sama. Sifat-
sifat tambahan ini menunjukkan bahwa :
a. Sinar katoda merupakan berkas partikel yang keluar dari katoda menuju anoda
b. Partikel sinar katoda dimiliki oleh semua atom yang sifatnya persis sama. Partikel
tersebut diberi nama elektron.
c. Ternyata atom tersusun atas partikel-partikel yang lebih kecil lagi. Salah satu jenis
partikel tersebut adalah elektron dan bermuatan listrik negatif.
d. Karena atom netral maka atom juga tersusun atas partikel yang bermuatan listrik positif.
Segera setelah diketahui bahwa sinar katoda adalah bermuatan negatif, maka muncul
usaha untuk mengukur muatan dan massa elektron.
Usaha pertama dilakukan oleh J.J.Thomson tahun 1897. Thomson tidak dapat mengukur
muatan elektron saja dan masa elektron saja. Yang dapat ditentukan hanya perbandingan muatan
dan massa elektron atau e/m. Hal ini disebabkan karena kesulitan mengukur massa dan muatan
secara terpisah pada saat ini. Bagian utama dari alat yang digunakan Thomson adalah tabung
sinar katoda yang memiliki dua plat sejajar didalam nya dan diletakkan dalam posisi horizontal
di luar tabung dipasang dua koil yang menghasilkan medan mag net sehingga dapat mengalami
gaya Coulumb dan gaya Lorentz.
a. Jika medan magnet dan medan listrik nom (tidak diterapkan) maka elektron akan
menempuh lintasan lurus dan jatuh dititik b pada layar elektroda.
b. Jika hanya medan listrik yang diterapkan maka selama menepuh dua elektroda,elektron
mengalami gaya Coulomb sehingga lintasan nya membelok. Akibatnya,elektron akan
jatuh di layar pada titik a.
Dengan Fc gaya listrik yang dialami elektron, e muatan elektron, dan E besar kuat medan listrik
antara dua pelat. (Abdullah, 2017)

Beberapa sifat partikel, seperti elektron-proton perbedan muatan, harus diukur dengan sistem
terikat tetapi, umumnya, eksperimen partikel bebas, jika kemungkinan, lebih tepat. Hal ini
terutama disebabkan oleh interaksi ikatan yang lebih rumit partikel yang sering membuat
interpretasi hasil, dalam artian bebas sifat partikel, lebih sulit dan lebih ambigu. Penekanan
berlebihan yang tampak pada eksperimen elektron dibiayai positron sangat disayangkan, tetapi
tidak dapat dihindari. Faktanya adalah, dibandingkan dengan elektron, sifat positron belum
diukur dengan tepat. Mungkin ada dua alasan untuk kekurangan ini pekerjaan ekspep
eksperimental pada properti positron ; pertama, sumber dan masalah seumur hidup membatasi
ruang lingkup eksperimen yang mungkin, dan kedua.
Teori sangat menyarankan identitas (kecuali muatan) elektron,positron dan eksperimen
persisi tinggi, serta tertentu jumlah keberanian, diperlukan untuk menantang yang beralasan.
Suatu upaya telah dilakukan,biasanya

diakhir setiap bagian, untuk memeriksa bukti independen apa yang ada tentang sifat positron.
Dimana J.J Thomson menerbitkan makalah klasik nya tentang sifat sinar katoda. Eksperimen
Townsend yang terdiri dari dua kuantitas:
(1) muatan total pada awan uap air yang dimilikinya telah dibentuk dengan mengembangkan gas
terionisasi dan
(2) jumlah tetesan di awan. Asumsi dibuat bahwa setiap tetesan telah mengembun ke ion
tunggal, sehingga muatan per ion diperoleh dengan membagi muatan total dengan jumlah
tetesan.
Padahal satu ion per tetesan asumsi tidak bisa dibenarkan pada saat itu, faktanya bahwa pada
nilai Townsend dari e sesuai dengan nilai modern dalam faktor dua. Metode Cloud Townsend
telah dimodifikasi dan ditingkatkan oleh Townsond dan Wilsond. Modifikasi Wilsond sangat
penting karena memberikan batu loncatan untuk pekerjaan selanjutnya. Dia menambahkan pelat
diatas dan dibawah wilayah yang ditempati oleh awan uap bermuatan yang memungkinkan nya
untuk melamar medan listrik vertikal ke tetesan uap.
Tingkat jatuhnya awan diukur dengan dan tanpa medan listrik , dengan asumsi validitas
hukum stoke. Nilai F dan N digabungkan dengan hasil percobaan lainnya dalam analisis yang
menyesuaikan nilai dengan hasil percobaan lainnya dalam analisis yang menyesuaikan nilai
beberapa konstanta atom menjadi memberikan konsistensi terbaik pada hasil dari beberapa
percobaan ini ‘’ penyesuaian kuadrat terkecil ‘’ dibahas dalam volume 1 seri ini oleh E.R Cohen
I ‘’ dan dalam monograf oleh J.H.Sanders. 1 Nilai dari e dan massa elektron m yang diberikan
pada tabel I telah diambil dari penyesuain terbaru semacam ini. Pengukuran yang teliti tentang
kesetaraan dengan perak baru-baru ini telah dilakukan di NBS, 13 (lihat craig et al 13 untuk
review dari pekerjaan sebelumnya). Pengukuran ini, bila dikombinasikan dengan pengukuran
dari berat atom perak, memberikan nilai untuk konstanta Faraday .
Metode paling akurat untuk mengukur bilangan Avogadro terdiri mengukur kerapatan
konstanta p, jarak kisi, d, dan berat molekul, M, dari kristal yang strukturnya diketahui. Untuk
struktur kristal kubik. Bilangan Avogadro adalah ukuran massa jenis, dimana jumlah
molekulnya per unit sel. Namun,masalah muncul karena d diukur dengan difraksi sinar-X dan,
oleh karena itu, ditentukan dalam satuan X daripada dalam sentimeter. Faktor konversi, dari X
unit ke sentimeter hanya diketahui beberapa bagian di 105 dan ketidakpastian ini pada akhirnya
membatasi akurasi pengukuran N dan, selanjutnya akurasi yang e dapat ditemukan dari rasio
F/N.
Efek bidikan diprediksi secara teoritis. Dimana n adalah jumlah molekul yang berangkat dan
40 (molekul) adalah muatan berlebih per molekul. Berangkatnya perubahan Q dari batin hasil
konduktor dalam perubahan pembacaan votmeter V= Q / C, dimana C adalah kapasitansi dari
sistem dua konduktor. (kami berasumsi di sini voltmeter ideal dengan impedansi tak terbatas
dan terbatas dan kapasitas molekul nol). (Hughes,1967)

John Dalton adalah pencetus teori atom. Ia terkenal karena teorinya yang membangkitkan
kembali istilah ‘’atom’’. Ia menyatakan bahwa materi terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi
lagi. Tiap-tiap unsur terdiri atas atom-atom dengan sifat dan massa yang identik, dan senyawa
terbentuk dari atom, dari berbagai unsur berbagabung dalam komposisi yang tepat. Dia
memperjelas itu, bahwa meski jumlah total atom di dunia sangat banyak, tetapi jumlah dari
berbagai jenis yang berbeda agak kecil. Meskipun perbedaan tipe atom berlainan beratnya.
Dalton tetap berpendapat bahwa tiap dua atom dari kelompok serupa adalah sama dalam semua
kualitasnya, termasuk massa.
Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom Democritus. Bayangan Dalton dan
Democritus adaalah bahwa benda itu berbentuk pejal. Dalam perenungan nya, Dalton
mengemukakan postulat nya tentang atom yaitu : pertama, setiap unsur terdiri dari partikel yang
sangat kecil yang dinamakan dengan atom. Kedua, atom dari unsur yang sama memiliki sifat
yang sama. Ketiga, atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula. Keempat, atom
dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi kimia, atom tidak
dapat dimusnahkan dan atom juga tidak dapat dihancurkan. Kelima, atom-atom dapat bergabung
membentuk gabungan atom yang disebut molekul dalam senyawa, perbandingan massa masing-
masing unsur adalah tetap.
Selanjutnya, Thomson mengajukan model atom yang dinyatakan bahwa atom merupakan
bola yang bermuatan positif, dan elektron terbesar di permukaan nya, seperti roti ditaburi kismis
atau seperti kue onde-onde dimana permukaan nya tersebar wijen. Model atom Thomson
didasarkan pada asumsi bahwa massa elektron lebih kecil dari massa atom, dan
elektron merupakan partikel penyusun atom. Karena atom bermuatan netral maka,elekton yang
bermuatan negatif akan menetralkan suatu muatan positif dalam atom.
Hal ini mendukung keberaddan proton dalam atom. Thomson membangun model atom
berdasarkan teori fisika klasik yaitu : pertama, dinamika suatu atom mengikuti teori mekanika
newton. Kedua,radiasi dari suatu atom mengikuti teori gelombang elektro magnet Maxwell.
Thomson menemukan bahwa elektron mempunyai rasio antara massa dan muatan elektron yang
berarti bahwa elektron adalah sebuah partikel bukan sinar katoda. Kemudian, ada J.J Thomson
bersama Lord Kelvin yang mengemukakan teori atom pada tahun 1907 yaitu, pertama atom
tersusun atas muatan positif yang tersebar merata didalam seluruh volume bola. Kedua, didalam
bermuatan positif ini, muatan negatif menempel pada titik-titik (tempat) tertentu. Ketiga, masa
keseluruhan atom terdistribusi secara merata dalam seluruh volume atom. Keempat, elektron-
elektron tidak diam, tetapi berosilasi atau (bergetar) pada frekuensi tertentu disekitar posisi rata -
ratanya. Kelima, elektron tidak bergerak melingkar. Gaya sentrifugal elektron mengelilingi inti
akan mengimbangi gaya tarikan elektrostatik, sehingga elektron tetap pada orbitnya.
Model atom planet Rutherford ternyata meluncurkan persoalan lain, yaitu pertama, elektron
yang bergerak memiliki inti akan mengalami percepatan sentripetal. Kedua, karena elektron

partikel bermuatan, maka akan memancarkan radiasi kontinu. Ketiga, elektron akan kehilangan
energinya dan secara spiral akan jatuh ke inti. Kelemahan model atom Rutherford yaitu:
stabilitas atom secara keseluruhan dan distribusi elektron diluar inti atom. Model atom
Rutherford bersifat tidak stabil karena bertentangan dengan hukum fisika klasik Maxwell.
Berdasarkan hukum tersebut, jika ada partikel bermuatan (elektron) mengelilingi inti atom
yang memiliki muatan yang berlawanan (proton) maka elektron akan mengalami percepatan dan
memancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik, dengan demikian lama kelamaan
elektron akan kehilangan energinya. Akibatnya, jari-jari lintasan semakin kecil, hingga suatu saat
elektron akan bergabung inti atom.
Padahal kenyataannya atom bersifat stabil sehingga elektron tidak bergabung dengan inti
atom. Yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron sebagai fungsi jarak
dari inti atom. Daerah dengan kebolehjadian terbesar menemukan elektron itu disebut orbital.
Model mekanika kuantum merupakan istilah kuantum bilangan untuk menggambarkan
kedudukan elektron dalam suatu atom.
Bilangan kuantum utama menemukan besarnya tingkat energi suatu elektron yang
mencirikan ukuran orbital bilangan kuantum utama ini pernah diusulkan oleh Niels Bohr dan
hanya disebut dengan bilangan kuantum saja. Bilangan kuantum utama (n) menunjukkan posisi
elektron dalam kulit elektron, jarak rata-rata awan elektron dari inti dan menyatakan tingkat
energi. Bilangan kuantum berhubungan dengan tingkatan energi dan ukuran orbital, semakin
besar nilai ‘’n’’ maka elektron menduduki orbital dengan tingkat energi yang lebih besar dan
ukurannya semakin besar juga.
Bilangan kuantum utama memiliki harga mulai dari 1,2,3,4.... dst (bilangan bulat positif)
biasanya dinyatakan dalam lambvang misalnya K (n=1), (n=2). dst.......................................(2.1)
Selanjutnya ada bilangan kuantum orbital atau disebut juga dengan bilangan kuantum azimut
diberi lambang 1, menyatakan jenis subkulit-tempat elektron berada serta menunjukkan jumlah
subkulit yang menyusun suatu kulit. Nilai 1 dibatasi oleh nilai n (bilangan kuantum utama),
yaitu mulai dari 0 sampai ( n-1).
Karena bilangan kuantum orbital menentukan kepipihan orbit elektron, maka semakin kecil
bilangan kuantum orbital semakin pipih elips. Sommerfeld mengusulkan orbit elips karena
gerakan elektron mengelilingi atom dipengaruhi gaya. Selanjutnya juga ada bilangan kuantum
magnetik (m) yaitu lintasan elektron dalam model mekanika kuantum berupa orbital.
Setiap kulit terdiri dari satu atau beberapa subkulit. Setiapa subkulit terdiri atas satu atau
beberapa orbital. Jumlah orbital setiap subkulit selalu ganjil.
Orbital dalam satu subkulit mempunyai tingkat energi yang sama. Sedangkan, orbital dari
subkulit berbeda tetapi dari kulit yang sama, mempunyai tingkat energi yang bermiripan, ada
bilangan kuantum spin merupakan bilangan kuantum yang terlepas dari pengaruh momentum
sudut. Bilangan kuantum spin bukan merupakan hasil dari penyelesaian persamaan gelombang.

Tetapi berdasarkan pengamatan Ottostren dan Walter Geraldh terhadap spektrum yang
dilewatkan pada medan magnet, dan ternyata didapatkan dua spektrum yang terpisah dengan
kerapatan yang sama.

Bilangan kuantum spin merupakan bilangan kuantum yang terlepas dari pengaruh mom entum
sudut. Hal itu berarti bilangan kuantum spin tidak berhubungan secara langsung dengan 3
bilangan kuantum yang lain.

Bilangan kuantum spin bukan merupakan hasil dari penyelesaian persamaan gelombang,
tetapi berdasarkan pengamatan otto streen dan walter Geraldh terhadap spektrum yang
dilewatkan pada medan magnet, dan ternyata didapatkan 2 spektrum yang terpisah dengan
kerapatanyang sama. Kesimpulan yang diperoleh bahwa terjadinya pemisahan garis spektrum
oleh medan magnet dimungkinkan karena elektron-elektron tersebut selama mengelilingi inti
berputar pada sumbunya dengan arah yang berbeda. Dapat diandaikan bumi berotasi pada
sumbunya dengan arah yang berbeda. Dapat diandaikan bumi berotasi pada sumbunya selama
mengelilingi matahari. Berdasarkan hal tersebut diusulkan adanya bilangan kuantum spin untuk
menendai arah putaran (spin) elektron pada sumbunya.
Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa terjadinya pemisahan garis spektrum oleh
medanmagnet yang dimungkinkan karena elektron tersebut selama mengelilingi inti berputar
pada sumbunya dengan arah yang berbeda. (Jumini,2018)

Seperti yang telah disebutkan, tuan Rutherford dan bohr konstruksi model atom mereka
berhasil membangun jembatan antara teori elektromagnetik cahaya dan teori materi. Itu adalah
kesimpulan yang tepat untuk pengembangan teori atom di abad 19, tetapi juga berarti awal dari
sesuatu yang baru. Karena, saaat berspekulasi tentang masalah yang ingin dia selesaikan, Bohr
menemui hal yang sangat sulit. Mari kita lihat lebih dekat model atomnya. Rutherford dan Bohr
memahami atom, analog dengan sistem planet, sebagai inti dimana sejumlah elektron bergerak
berbeda orbbit.
Sedangkan planet disimpan dalam orbitnya yang ditentukan oleh kesetimbangan antara gata
sentrifugal gerakan orbitalnya dengan gravitasi dari masa, yang terakhir diganti dalam ataom
oleh tarik menarik anatara muatan positif inti dan muatan negatif elektron. Ada dalam muatan
negatif ini itulah letak kesulitan khusus yang kami singgung di atas.
Sesuai dengan elektrodinamika elektron yang bergerak tanpa henti memancarkan gelombang
elektromagnetik yang mewakili sejumlah energi. Menurut ‘’hukum kekekalan energi’’, energi
ini harus dikurangi dari atom; dengan kata lain, atom tidak akan stabil tetapi selalu kehilangan
energi.
Oleh karena itu gerakan elektron sekitar inti secara bertahap akan berkurang dan akan
berhenti sepenuhnya, karena prosen kehilangan energi akan terus berlanjut selama akan ada
gerakan elektron disekitar ini. Ini merupakan kesulitan yang sangat mendasar. Kami mengatakan
fundamental karena itu disebabkan oleh ide dasar elektro klasik. Postulat-postulat Bohr adalah
sebagai berikut : pertama, elektron hanya dapat bergerak pada orbit tertentu yang berbeda
tingkat energi, yaitu pada jarak yang berbeda dari inti. Itu orbit yang harus memenuhi syarat
bahwa produk dari impuls elektron pada orbit tertentu dan panjang total pada orbit bahwa orbit
menjadi bilangan bulat dikalikan dengan konstanta tertentu yang akan kita dengar lebih banyak
lagi. Selama sebuah elektron kembali listrik di orbit yang sama tidak memancarkan energi
apapun. Kedua, emisi energi apapun terjadi hanya ketika elektron melompat dari satu orbit ke
satu orbit lainnya.
Dalam acara itu elektromagnetik gelomabang dipancarkan yang frekuensinya tidak dalam
hubungan langsung dengan frekuensi gerakan elektronik. Agar dibawah tahan dalil kedua ini
dengan benar, harus diperhatikan bahwa menurut elektrodinamika frekuensi gelombang yang
dipancarkan sesuai dengan frekuensi yang memancarkan frekuensi muatan melakuka n gerakan
periodik nya. Model atom dan spektra cahaya telah ditemukan beberapa syarat dalam spektrum

beberapa elemen yang diekspresikan. Karena k adalah konstanta, frekuensi baru diperoleh setiap
nilai n, dan oleh karen itu juga merupakan garis spektral baru dicirikan oleh frekuensi ini. Hasil
seri kedua jika m kembali ditempatkan oleh dua, dan n oleh 3,4,5 dll.
Dengan bantuan model atomnya Bohr berhasil menurunkan rumus empiris ini secara teoritis,
dan termasuk nilai nomerik dari konstanta K. Arti khusu m dan n adalah bahwa mereka adalah
bilangan yang mewakili tingkat energi elektron yang mungkin berbeda pada atom. Karena
tingkat energi ini bergantung pada jarak elektron dari inti, m dan n mencirikan orbit yang berada
disekitar inti. Menurut model atom Bohr, setiap atom terdiri dari sebuah inti disekitar manasatu
atau lebih elektron bergerak dari orbit yang berbeda. Ini mewakili tingkat enenrgi yang berbeda
dalam satu atom ada sebagai banyak elektron karena ada satuana listrik positif di inti
(Melsen, 1960)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

Peralatan dan Fungsi


1. Tabung mata kucing
Fungsi : sebagai tempat untuk melihat terjadinya penyimpangan jejak electron
2. Kumparan
Fungsi : untuk membangkitkan medan magnetik didalam tabung mata kucing

3. PSA

Fungsi : sebagai sumber tegangan pada rangkaian

4. Wayer – wayer
Fungsi : sebagai penghubung antara peralatan satu dengan peralatan yang lain

5. EHT (Earth High Tention)


Fungsi : sebagai pembangkit tegangan tinggi pada rangkaian

6. LT (Low Tention)
Fungsi : sebagai pembangkit tegangan rendah pada rangkaian

7. Penggaris
Fungsi : untuk mengukur jejak penyimpangan electron

8. Cok sambung
Fungsi : sebagai pembagi sumber tegangan dari PLN

9. Multimeter
Fungsi : untuk mengukur arus dan tegangan yang mengalir

10. Tisu Gulung


Fungsi : untuk membersihkan semua peralatan
3.2 Prosedur Percobaan

1. Disiapkan semua peralatan percobaan.


2. Dirangkaikan peralatan seperti gambar percobaan.

3. Dihubungkan EHT (6kV) dengan anoda pada tabung mata kucing.


4. Dihubungkan LT (3kV) dengan katoda pada tabung mata kucing sehingga didapat
perbedaan antara katoda dengan anoda.
5. Dipasang kumparan pada tabung mata kucing agar terdapat medan elektromagnetik
ada tabung mata kucing.
6. Dihubungkan PSA, LT dengan EHT agar terdapat beda potensial pada rangkaian.
7. Dihidupkan PSA.
8. Dihidupkan LT (3kV).
9. Dihidupkan EHT (6kV) sehingga dimulai tampak jejak elektron.
10. Diatur arus dengan menggunakan ammeter dengan kelipatan 10 mA.
11. Diukur perubahan arus setiap pertambahan arus 10 mA.
12. Diukur jejak penyimpangan eletron setiap pertambahan 10 mA.
13. Dilakukan percobaan tersebut sebanyak dua kali.
14. Dicatat hasil percobaan pada data percobaan

3.3 Gambar Percobaan


(Terlampir)
BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1 Data Percobaan

Percobaan 1 : Tegangan (V) tetap, arus listrik berubah-ubah.


No V (Volt) I (Ampere) D (m)
1 160 1,1 0,114
2 160 1,2 0,105
3 160 1,3 0,096
4 160 1,4 0,090
5 160 1,5 0,084
6 160 1,6 0,077

Percobaan 2 : Arus Listrik (I) tetap, Tegangan (V) berubah-ubah


No V (Volt) I (Ampere) D (m)
1 230 2,0 0,080
2 220 2,0 0,078
3 210 2,0 0,076
4 200 2,0 0,073
5 190 2,0 0,071
6 180 2,0 0,062

Medan, 12 November 2020


Asisten Praktikan

(Lilik Waldiansyah) (Dila Adiwidya)


4.2 Analisa Data

1. Menghitung Medan Magnet (B) dari kumparan Helmholtz


𝜇 8 𝜇0𝑛𝐼 4
0𝑛𝐼
B = 53/2 = (5)3/2
𝑅 𝑅

Dik : μ0 = 4π x 10-7 ; n = 130 lilitan ; R = 0,15 m


a. Tegangan (V) tetap, arus listrik (I) berubah-ubah.
1. Dik : V = 160 V ; I1 = 1,1 A
𝜇0𝑛𝐼 4 4π x 10−7 . 130 . 1,1 4 3/2
B= (5)3/2 = (5) = 0,856 x 10-3 T
𝑅 0,15

2. Dik : V = 160 V ; I1 = 1,2 A


𝜇0𝑛𝐼 4 4π x 10−7 . 130 . 1,2 4 3/2
B= (5)3/2 = (5) = 0,933 x 10-3 T
𝑅 0,15

3. Dik : V = 160 V ; I1 = 1,3 A


𝜇0𝑛𝐼 4 4π x 10−7 . 130 . 1,3 4 3/2
B= (5)3/2 = (5) = 1,011 x 10-3 T
𝑅 0,15

4. Dik : V = 160 V ; I1 = 1,4 A


𝜇0𝑛𝐼 4 4π x 10−7 . 130 . 1,4 4 3/2
B= (5)3/2 = (5) = 1,089 x 10-3 T
𝑅 0,15

5. Dik : V = 160 V ; I1 = 1,5 A


𝜇0𝑛𝐼 4 4π x 10−7 . 130 . 1,5 4 3/2
B= (5)3/2 = (5) = 1,167 x 10-3 T
𝑅 0,15

6. Dik : V = 160 V ; I1 = 1,6 A


𝜇0𝑛𝐼 4 4π x 10−7 . 130 . 1,6 4 3/2
B= (5)3/2 = (5) = 1,245 x 10-3 T
𝑅 0,15

b. Arus listrik (I) tetap, tegangan (V) berubah-ubah.


1. Dik : V = 230 ; I = 2 A
𝜇0𝑛𝐼 4 4π x 10−7 . 130 . 2 4 3/2
B= (5)3/2 = (5 ) = 1,556 x 10-3 T
𝑅 0,15

2. Dik : V = 220 ; I = 2 A
𝜇0𝑛𝐼 4 4π x 10−7 . 130 . 2 4 3/2
B= (5)3/2 = (5 ) = 1,556 x 10-3 T
𝑅 0,15

3. Dik : V = 210 ; I = 2 A
𝜇0𝑛𝐼 4 4π x 10−7 . 130 . 2 4 3/2
B= (5)3/2 = (5 ) = 1,556 x 10-3 T
𝑅 0,15

4. Dik : V = 200 ; I = 2 A
𝜇0𝑛𝐼 4 4π x 10−7 . 130 . 2 4 3/2
B= (5)3/2 = (5 ) = 1,556 x 10-3 T
𝑅 0,15

5. Dik : V = 190 ; I = 2 A
𝜇0𝑛𝐼 4 4π x 10−7 . 130 . 2 4 3/2
B= (5)3/2 = (5 ) = 1,556 x 10-3 T
𝑅 0,15
6. Dik : V = 180 ; I = 2 A
𝜇0𝑛𝐼 4 4π x 10−7 . 130 . 2 4 3/2
B= (5)3/2 = (5 ) = 1,556 x 10-3 T
𝑅 0,15

2. Menghitung perbandingan rasio muatan dan massa elektron untuk masing-masing r


𝑒 2𝑣
=
𝑚 (𝐵𝑟)2
a. Tegangan (V) tetap, arus listrik (I) berubah ubah
𝑒 2𝑣 2. 160 𝑉 320
1. = = 0,114 = 2380,65×10−12 = 1,34×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [0,856×10−3. ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 160 𝑉 320
2. = = 0,105 = 2353,80 ×10−12 = 1,35×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [0,933×10−3. ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 160 𝑉 320
3. = = 0,096 = 2354,96×10−12 = 1,35×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,011×10−3.( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 160 𝑉 320
4. = = 0,090 = 2401,49×10−12 = 1,33×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,089×10−3. ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 160 𝑉 320
5. = = 0,084 = 2402,37 ×10−12 = 1,33×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,167×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 160 𝑉 320
6. = = 0,077 = 2297,52 ×10−12 = 1,39×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,245×10−3. ( )]2
2

b. Tegangan (V) berubah-ubah, arus listrik (I) tetap


𝑒 2𝑣 2. 230 𝑉 460
1. = = 0,080 = = 1,18×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,556×10−3 . ( )]2 0,00387×10−6
2

𝑒 2𝑣 2. 230 𝑉 460
2. = = 0,078 = 0,00368×10−6 = 1,25 ×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,556×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 230 𝑉 460
3. = = 0,076 = 0,00349×10−6 = 1,31×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,556×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 230 𝑉 460
4. = = 0,073 = 0,00322×10−6 = 1,42×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,556×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 230 𝑉 460
5. = = 0,071 = 0,00305×10−6 = 1,50×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,556×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 230 𝑉 460
6. = = 0,062 = = 1,98×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,556×10−3 . ( )]2 0,00232×10−6
2

3. Menghitung deviasi perbandingan e/m :

a. Tegangan (V) tetap, arus listrik (I) berubah ubah


1. × 100%

1,75 𝑥 1011 − 1,34 𝑥 1011 0,41


=⌈ ⌉ × 100% = [ ]× 100% = 23,42%
1,75 𝑥 1011 1,75 𝑥 1011

2. × 100%

1,75 𝑥 1011 − 1,35 𝑥 1011 0,4


= ⌈ 1,75 𝑥 1011
⌉× 100% = [1,75 𝑥 1011 ]× × 100% = 22,85%

3. × 100%

1,75 𝑥 1011 − 1,35 𝑥 1011 0,4


=⌈ 1,75 𝑥 1011
⌉ × 100% = [1,75 𝑥 1011 ]× × 100% = 22,85%

4. × 100%

1,75 𝑥 1011 − 1,33 𝑥 1011 0,42


= ⌈ ⌉× 100% = [ ]× × 100% = 24%
1,75 𝑥 1011 1,75 𝑥 1011

5. × 100%

1,75 𝑥 1011 − 1,33 𝑥 1011 0,42


= ⌈ ⌉× 100% = [ ]× × 100% = 24%
1,75 𝑥 1011 1,75 𝑥 1011

6. × 100%

1,75 𝑥 1011 − 1,39 𝑥 1011 0,36


=⌈ ⌉ × 100% = [ ]× × 100% = 20,57%
1,75 𝑥 1011 1,75 𝑥 1011

4. Membuat grafik :

a. e/m – vs – I

(Terlampir)

b. e/m – vs – V

(Terlampir)
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Rasio muatan dan massa elektron merupakan elektron yang bergerak dengan lintasan
melingkar dengan jari-jari lintasan r dan terdiri dari kumparan yang memiliki lilitan dan
arus yang melalui kumparan tersebut. Maka secara sistematis ratio e/m dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus :
e 2v
=
m (Br)2
Secara teori yaitu 1,75 × 1011 C/kg dan didapat diratio muatan dan massa elektron secara
praktek :
a. Tegangan (V) tetap, arus listrik (I) berubah-ubah.
𝑒 2𝑣 2. 160 𝑉 320
1. = = 0,114 = 2380,65 ×10−12 = 1,34×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [0,856×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 160 𝑉 320
2. = = 0,105 = 2353,80 ×10−12 = 1,35×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [0,933×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 160 𝑉 320
3. = = 0,096 = 2354,96 ×10−12 = 1,35×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,011×10−3 .( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 160 𝑉 320
4. = = 0,090 = 2401,49 ×10−12 = 1,33×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,089×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 160 𝑉 320
5. = = 0,084 = 2402,37 ×10−12 = 1,33×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,167×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 160 𝑉 320
6. = = 0,077 = = 1,39×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,245×10−3 . ( )]2 2297,52×10−12
2

b. Tegangan (V) berubah-ubah, arus listrik (I) tetap


𝑒 2𝑣 2. 230 𝑉 460
1. = = 0,080 = 0,00387×10−6 = 1,18×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,556×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 230 𝑉 460
2. = = 0,078 = 0,00368×10−6 = 1,25 ×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,556×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 230 𝑉 460
3. = = 0,076 = 0,00349×10−6 = 1,31×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,556×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 230 𝑉 460
4. = (𝐵𝑟)2
= 0,073 = 0,00322×10−6 = 1,42×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 [1,556×10−3 . ( )]2
2

𝑒 2𝑣 2. 230 𝑉 460
5. = = 0,071 = = 1,50×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,556×10−3 . ( )]2 0,00305×10−6
2

𝑒 2𝑣 2. 230 𝑉 460
6. = = 0,062 = 0,00232×10−6 = 1,98×1011 𝑐/𝑘𝑔
𝑚 (𝐵𝑟)2 [1,556×10−3 . ( )]2
2
2. Hubungan antara arus (I) dan tegangan (v) dengan jejak elektron adalah:
Berbanding lurus dengan jejak elektro, artinya semakin besar beda potensial (v) dan arus (I)
yang mengalir, maka jejak elektron juga akan semakin jauh menyimpang dari keadaan
semula. Lintasan lingkaran (jejak elektron) tersebut akan menjadi lebih kecil jika tegangan
yang diberikan tetap dan arus dinaikkan, akan berubah menjadi lebih besar jika diberi kuat
arus tetap dan tegangan di perbesar.

3. Cara kerja atau prinsip kerja tabung mata kucing adalah EHT terhubung dengan anoda pada
tabung mata kucing dan LT terhubung dengan katoda pada tabung mata kucing sehingga
didapatkan perbedaan antara katoda dengan anoda. Ketika anoda dan katoda diberikan beda
potensial pada kumparan, maka elektron-elektronnya ditembakkan dan dipercepat dalam
medan listrik. Pada LT dan EHT terdapat medan elektromagnetik yaitu terlihatnya jejak
elektron tersebut terlihat ketika terjadi penambahan arus.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan selanjutnya mempersiapkan diri sebelum melakukan percobaan.
2. Sebaiknya praktikan selanjutnya mengetahui peralatan apa saja yang dipergunakan
dalam percobaan menentukan rasio e/m.
3. Sebaiknya untuk selanjutnya asisten laboratorium lebih memperhatikan praktikan agar
lebih aktif dalam melaksanakan praktikum meskipun secara online.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2017. Fisika Dasar II. Bandung : Institut Teknologi Bandung
Halaman : 846-849

Hughes, Vernon and Howard L. Schultz (Ed.).1967. Methods of Experimental Physics


Atomic and Electron Physics. Volume 4. Part B. New York : Academic Press, INC. Page :

1, 3, 4, 7, and 47.

Jumini, Sri. 2018. Fisika Inti. Wonosobo : CV. Mangku Bumi Media.
Halaman : 1 – 4, 8 - 9, 27 – 29, dan 33 – 36.

Melsen,Andreas Gerardus van. 1960. From Atomos to Atom : The History of the Concept atom.
Mineola, New York : Dover Publications, INC.

Page : 167, 168, and 170.

Medan, 12 November 2020


Asisten Praktikan

(Lilik Waldiansyah) (Dila Adiwidya )


LAMPIRAN

a. Grafik e/m – vs – I

I (Ampere) e/m (C/Kg) x 〖10〗^11


1,1 1,34
1,2 1,35
1,3 1,35
1,4 1,33
1,5 1,33
1,6 1,39

Grafik e/m - vs - I
2

1.8

1.6
1.3, 1.35 1.6, 1.39
1.4 1.1, 1.34
e/m ( C/Kg ) x 10^11

1.2 1.4, 1.33


1.2, 1.35 1.5, 1.33
1

0.8 Grafik e/m - vs - I

0.6

0.4

0.2

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
I ( Ampere )

𝑒

𝑚
Slope = × 100%
∆𝐼
1,39−1,34
= × 100%
1,6−1,1
0,05
= × 100%
0,5
= 10%
b. Grafik e/m – vs – V

V (Volt) e/m (C/Kg) x 〖10〗^11


230 1,18
220 1,25
210 1,31
200 1,42
190 1,50
180 1,98

Grafik e/m - vs - V
180, 1.98
2

1.8

1.6 190, 1.5


200, 1.42
1.4 210, 1.31
e/m ( C/Kg ) x 10^11

220, 1.25
1.2 230, 1.18

1
Grafik e/m - vs - V
0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 50 100 150 200 250 300
V ( Volt )

𝑒
∆𝑚
Slope = × 100%
∆𝑉
1,98−1,18
= × 100%
200−150
0,8
= × 100%
50
= 1,6%
Visio Gambar Percobaan :

Anoda
Ammeter Kumparan Katoda

EHT

PSA

LT Tabung
Mata Kucing
Arus PLN

Cok
Multimeter Sambung
TUGAS PERSIAPAN
Nama : Dila Adiwidya
NIM : 190801044
Kelompok/Gelombang : I/B
Judul : Menentukan Rasio Muatan E/M
Asisten : Lilik Waldiansyah

1. Tuliskan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya deviasi/ penyimpangan !


Jawab :
 Instrumen, seperti kalibrasi alat yang tidak sempurna.
 Observasi, kesalahan pembacaan pada alat.
 Environmental, kesalahan seperti tegangan listrik yang tidak stabil.
 Teori, kesalahan seperti pengabaian gaya gesek.
 Kekurangan keterampilan menggunakan alat.
 Waktu respon yang tidak tepat, artinya waktu pengukuran (pengambilan data) tidak
bersamaan dengan munculnya data yang seharusnya di ukur.

2. Mengapa dalam percobaan ini kita menggunakan Helmholtz ?


Jawab :
Karena dalam percobaan ini kita membutuhkan medan magnet, kumparan Helmholtz
digunakan untuk menghilangkan medan magnetik bumi dan untuk memberikan medan
magnet yang konstan dalam ruang yang sempit dan terbatas pada alat. Ketika katoda dialiri
listrik, katoda tersebut akan berpijar karena tumbukan elektron-elektron di dalamnya
sehingga dapat menyebabkan elektron dari katoda tersebut loncat dari katoda dan
memasuki daerah medan magnet dari kumparan yang dialiri listrik.

3. Jelaskan aplikasi dari percobaan ini !


Jawab :
Aplikasi dari percobaan adalah pesawat televise, yaitu pada bagian TV terdapat tabung
sinar katode, elektron-elektron secara terarah, di arahkan menjadi pancaran elektron ini di
fokuskan dengan alat “defleksi yoke” oleh medan magnetic untuk diarahkan ke posisi
horizontal dan vertical untuk men “scan” permukaan ujung pandang (anode), yang sebaris
dengan bahan berfosfor (biasanya berdasar atas logam transisi atau rare earth). Ketika
elektron menyentuh material pada layar ini, maka elektron akan terpendar dan
menyebabkan timbulnya cahaya dan akan menghasilkan gambar di layar Televisi.
4. Buktikan bahwa 𝐸𝑘 = 𝑒𝑣 !
Jawab :
Jika anoda dan katoda diberi beda potensial maka elektron-elektron di percepat dalam
medan listrik antara anoda dan katoda. Jika pada saat kecepatan elektron saat lepas dari
katoda di abaikan dan tegangan yang digunakan pada anoda adalah V (volt), maka
kecepatan elektron V (m/s) saat melewati anoda memenuhi hukum Kekekalan Energi, yaitu
1
: 2 𝑚𝑣 2 = 𝑒𝑉, maka terbukti 𝐸𝑘 = 𝑒𝑉.

5. Jelaskan hubungan antara variasi tegangan (V) terhadap kecepatan elektron !


Jawab :
Jika nilai arus listrik (I) tetap sedangkan nilai tegangan (V) di variasikan berubah semakin
kecil, maka diameter lintasan elektron juga akan semakin kecil karena V berbanding lurus
dengan kuadrat R, sehingga berbanding lurus juga terhadap kecepatan elektron yang
berhubungan dengan lintasan elektron itu sendiri.
RESPONSI
Nama : Dila Adiwidya
NIM : 190801044
Kelompok/Gelombang : I/B
Judul : Menentukan Rasio Muatan E/M
Asisten : Lilik Waldiansyah

1. Jelaskan penjelasan tentang teori atom :


a. Bohr
b. Thomson
c. Rutherford
Jawab :
 Model Atom Bohr
Pada tahun 1913 Niels Bohr mencoba menjelaskan model atom Bohr melalui konsep
elektron yang mengikuti orbit mengelilingi inti atom yang mengandung proton dan
neutron. Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada lintasan-lintasan
tertentu, tidak memancarkan energi.
 Model Atom Thomson
Teori atom Thomson berkesimpulan bahwa atom merupakan bola massif atau pejal
yang bermuatan positif. Dimana, atom terdiri dari bola bermuatan positif dan elektron
tertanam didalamnya. Disamping itu ia berpendapat bahwa atom bermuatan netral
karena memiliki muatan negative dan positif dalam besaran yang sama. Menurut
Thompson atom seperti roti kismis, atau model puding plum karena elektron dalam
lingkup muatan positif tampak seperti buah kering. Model ini menganggap sebuah
atom terdiri dari bola bermuatan positif dengan elektron.
 Model Atom Rutherford
Model atom ini dikemukakan oleh Ernest Rutherford pada tahun 1911. Dalam
teori atom ini, setiap atom mengandung inti atom yang bermuatan positif dengan
elektron yang mengelilingi dalam lintasannya.
2. Tuliskan pengertian dari :
a) Kumparan Hemholtz
b) Elektron
c) Sinar katoda
d) Tabung sinar katoda

Jawab :
a) Kumparan Hemholtz adalah kumparan yang dihubungkan secara seri dan dialiri arus
listrik yang dapat menghasilkan medan magnetik.
b) Elektron adalah partikel sub atom yang bermuatan negative dan mengelilingi inti atom
berdasar pada lintasannya.
c) Sinar katoda adalah arus electron yang diamati dalam tabung vakum, yaitu tabung kaca
hampa udara yang dilengkapi oleh paling sedikit dua elektoda logam yang diberi tegangan
listrik, katoda (elektroda negatif) dan anoda (elektroda positif).
d) Tabung sinar katoda adalah tabung vakum yang dialiri electron kecepatan tinggi yang
dipancarkan dari katoda yang dipanasi oleh elemen pemanas (heater).

3. Tuliskan nilai dari :


a) Massa electron
b) Massa proton
c) Muatan electron
d) Nilai e/m secara teori

Jawab :
a) Massa elektron = 1,6726 × 10−27 𝐾𝑔.
b) Massa proton = 1,6726 × 10−27 𝐾𝑔.
c) Muatan elektron = −1,602 × 10−19 𝐶.
𝐶
d) Nilai e/m secara teori = 1,75 × 1011 𝑘𝑔 .

4. Siapakah nama penemu, tahun ditemukan dan negara penemu dari percobaan ini dan jelaskan
sedikit tentang percobaan ini.
Jawab :
 Nama penemu : J.J.Thomson
 Tahun ditemukan : 1897
 Negara penemu : Inggris
 Penjelasan : Pada tahun 1897, fisikawan Inggris Joseph John Thomson
menunjukkan bahwa sinar katoda terdiri dari partikel bermuatan
negatif yang belum pernah dikenal, kemudian dinamai
elektron. Tabung sinar katoda menghasilkan gambar pada
pesawat televisi dahulu. Percobaan ini menggunakan tabung
kaca vakum. Pada setiap ujungnya dihubungkan oleh elektoda
(anoda dan katoda). Ketika arus listrik dinyalakan, ada berkas
sinar katoda yang berjalan dari katoda ke anoda yang
bermuatan negatif (elektron).

5. Jelaskan tiga aplikasi percobaan yang kamu ketahui.


Jawab :
1. Monitor CRT (Cathode Ray Tube)
Dalam tabung sinar katoda, elekton-elektron diarahkan menjadi pancaran electron, dan
pancaran ini difokuskan dengan alat “defleksi yoke” oleh medan magnetic untuk
diarahkan kearah posisi horizontal dan vertical untk menscan permukaan pandang di
ujung anoda, yang sebaris dengan bahan berfosfor. Ketika electron menyentuh material
pada layar ini, maka electron akan menimbulkan cahaya.
2. Osiloskop CRT (Cathode Ray Tube)
Osiloskop sinar katoda menandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron
kea rah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang secara
vertical, maka akan terbentuk garis lurus vertical dinding gambar. Kemudian kalau pada
lempeng horizontal dipasang tegangan periodic, maka electron yang mulanya bergerak
secara vertical, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap. Jadi, pada gambar
terbentuk grafik sinusoidal.

3. Layar Tabung CRT (Cathode Ray Tube)


Sinyal yang masuk ke blok video adalah sinyal warna merah, hijau dan biru, hasil dari
blok ini menuju ke katoda yang juga terbagi atas tiga warna saja yaitu red, green, blue
(RGB). Sinyal sinkronisasi vertikal dan horizontal diproses oleh rangkaian syncronisasi
untuk kemudian diteruskan ke rangkaian horizontal dan rangkaian vetikal. Sinyal vertical
diolah dengan komponen utama IC vertikal yang berfungsi menggerakkan yoke vertikal.
Sinar horizontal diolah dengan komponen utama transistor horizontal yang berfungsi
menggerakkan flyback dan yoke tabung. Flyback digunakan untuk menghasilkan
tegangan sangat tinggi yaitu sekitar 23 KV, agar elektron dari katoda dapat menembak ke
anoda sehingga muncul ganbar. Yoke digunakan untuk mengarahkan elektron yang
dihasilkan oleh katoda agar terarah debgan baik.

Anda mungkin juga menyukai