Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu Melakukan ANC Di Puskesmas XXX Tahun 2019

Anda di halaman 1dari 114

KESULITAN DOWNLOAD ??

Kunjungi: https://warungbidan.blogspot.com/2020/11/hubungan-tingkat-pengetahuan-ibu-hamil.html

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak dalam

Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169 capaian yang

meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan salah satunya penurunan

AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup. (www.wikipedia.). Menindaklanjuti

SDGs tersebut upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang

sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang

(Kemenkes RI, 2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan kesehatan ibu

hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan tingkat AKI (Depkes RI, 2008).

Pelayanan tersebut berguna memantau kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik,

1
2

mental, dan sosial ibu maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005 &

Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka 359/100.000 kelahiran hidup

dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH, sementara pada

tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000 KH.

(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka kematian ibu nomor

satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling tinggi AKI– nya di Jawa Barat.

Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–nya di kawasan Asia Tenggara.


3

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada tahun 2018,

menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX sebanyak 44 kasus dan

tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten

XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan angka kematian

bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun 2018). Tercatat 648 Ibu hamil

pada , Ibu hamil trimester1 150 orang, trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu

hamil (laporan bulanan Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam cakupan

wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas XXX,

Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 7

orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care di wilayah Kerja Puskesmas XXX

sebagian besar termasuk dalam kategori patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada

hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan

kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang

tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu Melakukan

ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.3 Tujuan
4

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida

dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida.

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan ANC.

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas XXX. Penelitian ini

dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida yang belum mengetahui

melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian dilakukan di Puskesmas XXXpada

Januari – Mei 2019 dengan jumlah responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai

sampel penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian

yang bertujuan mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan di

perpustakaan kampus untuk referensi yang akan digunakan penulis


5

selanjutnya dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan peneliti

selajutnya.

2. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat menjadikan

sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai pendidik, pelaksana,

pengelola dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan penulis.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil tentang

pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini dapat mengetahui

masalah yang mungkin akan terjadi selama kehamilannya.

2. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam meningkatan

pemberian pelayanan kesehatan terutama penyuluhan pentingnya

memeriksakan kehamilan.

3. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan

sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan pelayanan kesehatan yang

lebih bermutu.
BAB I

PENDAHULUAN

1.6 Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau

6
7

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


8

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


9

1.7 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.8 Tujuan

1.8.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.8.2 Tujuan khusus

4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

5. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

6. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.9 Ruang Lingkup


10

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.10Manfaat Penelitian

1.10.1 Manfaat Teoritis

3. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

4. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.10.2 Manfaat Praktis


11

4. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

5. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

6. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


12

BAB I

PENDAHULUAN

1.11Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


13

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


14

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


15

1.12Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.13Tujuan

1.13.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.13.2 Tujuan khusus

7. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

8. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

9. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.14Ruang Lingkup
16

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.15Manfaat Penelitian

1.15.1 Manfaat Teoritis

5. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

6. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.15.2 Manfaat Praktis


17

7. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

8. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

9. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


18

BAB I

PENDAHULUAN

1.16Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


19

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


20

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


21

1.17Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.18Tujuan

1.18.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.18.2 Tujuan khusus

10. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

11. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

12. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.19Ruang Lingkup
22

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.20Manfaat Penelitian

1.20.1 Manfaat Teoritis

7. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

8. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.20.2 Manfaat Praktis


23

10. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

11. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

12. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


24

BAB I

PENDAHULUAN

1.21Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


25

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


26

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


27

1.22Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.23Tujuan

1.23.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.23.2 Tujuan khusus

13. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

14. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

15. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.24Ruang Lingkup
28

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.25Manfaat Penelitian

1.25.1 Manfaat Teoritis

9. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

10. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.25.2 Manfaat Praktis


29

13. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

14. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

15. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


30

BAB I

PENDAHULUAN

1.26Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


31

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


32

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


33

1.27Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.28Tujuan

1.28.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.28.2 Tujuan khusus

16. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

17. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

18. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.29Ruang Lingkup
34

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.30Manfaat Penelitian

1.30.1 Manfaat Teoritis

11. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

12. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.30.2 Manfaat Praktis


35

16. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

17. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

18. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


36

BAB I

PENDAHULUAN

1.31Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


37

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


38

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


39

1.32Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.33Tujuan

1.33.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.33.2 Tujuan khusus

19. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

20. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

21. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.34Ruang Lingkup
40

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.35Manfaat Penelitian

1.35.1 Manfaat Teoritis

13. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

14. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.35.2 Manfaat Praktis


41

19. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

20. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

21. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


42

BAB I

PENDAHULUAN

1.36Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


43

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


44

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


45

1.37Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.38Tujuan

1.38.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.38.2 Tujuan khusus

22. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

23. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

24. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.39Ruang Lingkup
46

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.40Manfaat Penelitian

1.40.1 Manfaat Teoritis

15. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

16. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.40.2 Manfaat Praktis


47

22. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

23. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

24. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


48

BAB I

PENDAHULUAN

1.41Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


49

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


50

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


51

1.42Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.43Tujuan

1.43.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.43.2 Tujuan khusus

25. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

26. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

27. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.44Ruang Lingkup
52

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.45Manfaat Penelitian

1.45.1 Manfaat Teoritis

17. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

18. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.45.2 Manfaat Praktis


53

25. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

26. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

27. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


54

BAB I

PENDAHULUAN

1.46Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


55

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


56

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


57

1.47Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.48Tujuan

1.48.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.48.2 Tujuan khusus

28. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

29. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

30. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.49Ruang Lingkup
58

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.50Manfaat Penelitian

1.50.1 Manfaat Teoritis

19. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

20. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.50.2 Manfaat Praktis


59

28. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

29. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

30. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


60

BAB I

PENDAHULUAN

1.51Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


61

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


62

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


63

1.52Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.53Tujuan

1.53.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.53.2 Tujuan khusus

31. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

32. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

33. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.54Ruang Lingkup
64

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.55Manfaat Penelitian

1.55.1 Manfaat Teoritis

21. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

22. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.55.2 Manfaat Praktis


65

31. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

32. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

33. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


66

BAB I

PENDAHULUAN

1.56Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


67

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


68

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


69

1.57Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.58Tujuan

1.58.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.58.2 Tujuan khusus

34. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

35. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

36. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.59Ruang Lingkup
70

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.60Manfaat Penelitian

1.60.1 Manfaat Teoritis

23. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

24. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.60.2 Manfaat Praktis


71

34. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

35. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

36. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


72

BAB I

PENDAHULUAN

1.61Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


73

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


74

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


75

1.62Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.63Tujuan

1.63.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.63.2 Tujuan khusus

37. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

38. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

39. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.64Ruang Lingkup
76

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.65Manfaat Penelitian

1.65.1 Manfaat Teoritis

25. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

26. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.65.2 Manfaat Praktis


77

37. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

38. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

39. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


78

BAB I

PENDAHULUAN

1.66Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


79

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


80

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


81

1.67Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.68Tujuan

1.68.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.68.2 Tujuan khusus

40. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

41. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

42. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.69Ruang Lingkup
82

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.70Manfaat Penelitian

1.70.1 Manfaat Teoritis

27. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

28. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.70.2 Manfaat Praktis


83

40. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

41. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

42. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


84

BAB I

PENDAHULUAN

1.71Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


85

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


86

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


87

1.72Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.73Tujuan

1.73.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.73.2 Tujuan khusus

43. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

44. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

45. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.74Ruang Lingkup
88

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.75Manfaat Penelitian

1.75.1 Manfaat Teoritis

29. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

30. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.75.2 Manfaat Praktis


89

43. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

44. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

45. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


90

BAB I

PENDAHULUAN

1.76Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


91

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


92

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


93

1.77Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.78Tujuan

1.78.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.78.2 Tujuan khusus

46. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

47. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

48. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.79Ruang Lingkup
94

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.80Manfaat Penelitian

1.80.1 Manfaat Teoritis

31. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

32. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.80.2 Manfaat Praktis


95

46. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

47. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

48. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


96

BAB I

PENDAHULUAN

1.81Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


97

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


98

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


99

1.82Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.83Tujuan

1.83.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.83.2 Tujuan khusus

49. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

50. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

51. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.84Ruang Lingkup
100

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.85Manfaat Penelitian

1.85.1 Manfaat Teoritis

33. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

34. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.85.2 Manfaat Praktis


101

49. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

50. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

51. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


102

BAB I

PENDAHULUAN

1.86Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


103

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


104

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


105

1.87Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.88Tujuan

1.88.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.88.2 Tujuan khusus

52. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

53. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

54. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.89Ruang Lingkup
106

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.90Manfaat Penelitian

1.90.1 Manfaat Teoritis

35. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

36. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.90.2 Manfaat Praktis


107

52. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

53. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

54. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


108

BAB I

PENDAHULUAN

1.91Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya kesehatan ibu dan anak

dalam Sustainable Development Goals / SDGs dalam 17 tujuannya dengan 169

capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan

salah satunya penurunan AKI kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup.

(www.wikipedia.). Menindaklanjuti SDGs tersebut upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam

meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat

permasalahan permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC

yang belum optimal dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah

ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI,

2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan

kesehatan ibu hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan

tingkat AKI (Depkes RI, 2008). Pelayanan tersebut berguna memantau

kemajuan kehamilan, mengetahui kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

maupun janin, serta mengetahui secara dini adanya kelainan atau


109

ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan (Manuaba, 2005

& Kemenkes RI, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)

termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.

Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12

minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun

2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali

sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2012 berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka

359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

32/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 AKI748/100.000 KH,

sementara pada tahun 2015 mencapai 823/100.000 KH. dan AKB 398/1000

KH.(www.dinkes.jabarprov.go.id). Sementara jumlah kematian bayi

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2014, Jawa Barat termasuk penyumbang angka


110

kematian ibu nomor satu. Dan Kabupaten XXX menjadi daerah yang paling

tinggi AKI– nya di Jawa Barat. Indonesia pun bisa dibilang tertinggi AKI–

nya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten XXX pada

tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten XXX

sebanyak 44 kasus dan tercatat angka kematian bayi sebanyak 256 khasus

(Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX, 2018).

Di Puskesmas XXX tidak terdapat angka kematian ibu, sedangkan

angka kematian bayi 11 kasus. (laporan tahunan Puskesmas XXX tahun

2018). Tercatat 648 Ibu hamil pada , Ibu hamil trimester1 150 orang,

trimester2 386 dan Trimester3 112 orang. Ibu hamil (laporan bulanan

Puskesmas XXX).

Puskesmas XXX merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten XXX. Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas XXX, Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 7 orang (78%). Kepatuhan kunjungan antenatal care

di wilayah Kerja Puskesmas XXX sebagian besar termasuk dalam kategori

patuh yaitu sebanyak 6 orang (67%). Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal

care di wilayah kerja Puskesmas XXX. Berdasarkan latar belakang tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019”.


111

1.92Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Ibu

Melakukan ANC di Puskesmas XXX?”.

1.93Tujuan

1.93.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC.

1.93.2 Tujuan khusus

55. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida.

56. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu melakukan

ANC.

57. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan tingkat

pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan ibu

melakukan ANC

1.94Ruang Lingkup
112

Ruang lingkup penelitian adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan ibu melakukan ANC di Puskesmas

XXX. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak ibu hamil multigravida

yang belum mengetahui melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian

dilakukan di Puskesmas XXXpada Januari – Mei 2019 dengan jumlah

responden 43 orang ibu hamil multigravida sebagai sampel penelitian. Desain

penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan fenomena yang ditemukan.

1.95Manfaat Penelitian

1.95.1 Manfaat Teoritis

37. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan kampus untuk referensi yang akan

digunakan penulis selanjutnya dan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca dan peneliti selajutnya.

38. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penelitian berharap dapat

menjadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan sebagai

pendidik, pelaksana, pengelola dan dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan penulis.

1.95.2 Manfaat Praktis


113

55. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanibu hamil

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sehingga secara dini

dapat mengetahui masalah yang mungkin akan terjadi selama

kehamilannya.

56. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatan pemberian pelayanan kesehatan terutama

penyuluhan pentingnya memeriksakan kehamilan.

57. Bagi Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencaan peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.


114

Anda mungkin juga menyukai