Laporan Kasus Asuhan Persalinan Normal Di Ruang VK Bersalin RS Banjarbaru

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUANG VK BERSALIN RS

BANJARBARU

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini
secara umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan membawa resiko bagi ibu. WHO
memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi
komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta mengancam jiwanya. Dari 5.600.000
wanita hamil di Indonesia, sejumlah besar akan mengalami komplikasi atau masalah yang bisa
menjadi fatal. Persalinan merupakan suatu proses alami yang dialami setiap wanita yang
memerlukan kondisi yang optimal sebelum persalinan. Persalinan merupakan suatu proses alami
yang dialami setiap wanita yang memerlukan kondisi yang optimal dari alat kandungan wanita.
Maka sangat diperlukan kesiapan fisik dan mental sebelum persalinan.(Mochtar, 2008).
Menurut WHO melalui pemantauan ibu meninggal di berbagai belahan dunia memperkirakan
bahwa setiap tahun jumlh 500.000 ibu meninggal di sebabkan kehamilan, persalinan dan nifas
(Depkes, 2002).
Kelahiran bayi yang merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan
keluarganya. Sebagai Bidan, kita beruntung dapat berbagi peristiwa ini dengan keluarga. Kita
juga berada pada posisi yang unik untuk meningkatkan kemampuan menemani ibu dalam proses
kelahiran untuk memberikan dukungan dan dorongan.
Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan ini adalah proses yang normal serta
merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi komplikasi yang mengancam jiwanya
juga selalu ada, sehingga Bidan harus mengamati dengan ketat Ibu dan Bayi sepanjang kelahiran
Jika dilihat dari data – data diatas maka sangat penting bagi bidan untuk mengetahui
bagaimana cara deteksi dini penyulit dan komplikasi selama masa kehamilan dan masa
persalinan, sebagai upaya menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada Ibu dan Bayi.
Pelayanan kesehatan maternal yang baik dapat mencegah 4 terlambat yaitu: terlambat
mengenali ibu resiko tinggi, terlambat mengambil keputusan, terlambat kesiapan transportasi dan
terlambat pertolongan adekuat di rumah sakit.
Berdasarkan latar belakang di atas maka sangat penting bagi sorang bidan untuk
memberikan asuhan persalinan sebagai upaya deteksi adanya komplikasi/penyulit yang
memerlukan tindakan segera sehingga dapat dicapai derajat kesehatan yang tinggi pada Ibu dan
Bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas

B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan fisiologis yang meliputi pengkajian,
merumuskan diagnosa dan penatalaksanaan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang ditemukan pada persalinan.
b.      Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai ibu pada saat melahirkan
c.       Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan persalinan  
C.    MANFAAT
1.      Dapat diterapkannya ilmu pengetahuan yang telah didapat selama dibangku kuliah sebagai
upaya pengaplikasian suatu ilmu.
2.      Dapat menambah pengalaman dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin.
3.      Mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan pasien sehingga dapat tercipta hubungan yang
baik diantara keduanya.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Asuhan Intranatal
1.      Pengertian
Asuhan yang diberikan pada kala II persalinan yang dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai kala
pengeluaran bayi.
2.      Tujuan
Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagi upaya yang terintegerasi dan
lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga
pada tingkat optimal.
a.       Tanda-tanda inpartu
1)      Rasa sakit oleh adanya his datang yang kuat, sering dan teratur (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit)
2)      Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada
serviks.
3)      Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4)      Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan sudah ada.
b.      Asuhan Kala I
 Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
(frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan terdiri
atas dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Asuhan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1)      Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang telah
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
2)      Memperbolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar
atau kecil.
3)      Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara:
1)      Gunakan kipas angin, AC, atau kipas biasa dalam kamar.
2)      Menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya.
3)      Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum.
4)      Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.
5)      Melakukan pemantauan persalinan kala I dengan menggunakan partograf yaitu penilaian, suhu
badan, denyut nadi, denyut jantung, anak, kontraksi, pembukaan serviks, penurunan kepala janin,
dll.
6)      Lakukan perubahan posisi, bantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan, dan
kesakitan
7)      Sarankan ibu untuk berjalan.
1)      Ajaklah orang untuk menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau menggosok
punggungnya atau membasuh mukanya diantara kontraksi.
2)      Ibu diperbolehkan untuk beraktifitas sesuai dengan kemampuan/ kesanggupannya.
3)      Ajarkan ibu tehknik relaksasi: ibu diminta untuk menarik nafas panjang, menahan nafasnya
sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu kontraksi.
4)      Penolong tetap menjaga hak privacy ibu dalam persalinan, yaitu dengan menggunakan penutup
atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa seizin dan sepengetahuan ibu.

2)      Asuhan Kala II
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan
dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikut sertakan suami dan
keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibuselama
proses persalinan akan mendapatkan rasa aman dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam, dan
seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat.
a)      Anjurkan ibu selalu didampingi keluarganya selama proses persalinan dan kelahiran bayinya.
Dukungan dari suami, orang tua, dan kerabat yang disukai ibu sangat diperlukan dalam
menjalani proses persalinan.
Alasan: Hasil persalinan yang baik ternyata erat hubungannya dengan dukungan dari keluarga
yang mendampingi ibu selama proses persalinan.
b)      Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam asuhan diantaranya membantu ibu untuk berganti
posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, teman bicara dan
memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan bayinya.
a)      Penolong persalinan dapat memberikan dukungan serta semangat kepada ibu dan anggota
keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan dan kelahiran bayi
kepada mereka.
b)      Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala II persalinan. Lakukan bimbingan
dan tawarkan bantuan bila diperlukan.
c)      Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman untuk meneran.
d)     Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan yang sopan dan
kuat untuk meneran. Jangan menganjurkan ibu untuk meneran berkepanjangan dan menahan
nafas. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
Alasan: Meneran secara berlebihan menyebabkan ibu sulit bernafas sehingga terjadi kelelahan
yang tidak perlu dan meningkatkan resiko asfiksia pada bayi sebagai akibat turunya pasokan
oksigen melalui plasenta.
g)      Anjurkan ibu untuk minum selama kala dua persalinan.
Alasan: Ibu bersalin mudah sekali mengalami dehidrasi selama proses persalinan dan kelahiran
bayi. Cukupnya asuhan cairan dapat mencegah ibu mengalami hal tersebut.
h)      Adakalanya ibu merasa khawatir dalam menjalani kala dua persalinan. Berikan rasa aman dan
semangat serta tentramkan hatinya selama proses persalinan berlangsung. Dukungan dan
perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancara proses persalinan dan
kelahiran bayi. Beri penjelasan dan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali
penolong akan melakukannya, jawab setiap pertannyaan yang diajukan ibu, jelaskan apa yang
dialami oleh ibu dan bayinya dan hasil pemeriksaan yang dilakukan (misalnya tekanan darah,
denyut jantung janin, periksa dalam)
i)        Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan
tersebut
j)        Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya
k)      Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan mententramkan perasaan ibu beserta
anggota keluarganya yang lain
l)        Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten

m)    Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi
n)      Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia menginginkannya.
o)      Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi, pencukuran, dan
klisma)
p)      Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir dan membantu memulai
pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi
q)      Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu)
r)       Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan, perlengkapan dan
obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran
bayi.
Memberikan pertolongan asuhan persalinan normal:
                                                  I.      Melihat Tanda Dan Gejala Kala Dua
1.      Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua
a.       Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b.      Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
c.       Perineum menonjol
d.      Vulva vagina dan sfingter anal membuka
                                               II.      Menyiapkan Pertolongan Persalinan
1.      Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan
ampul oksitosin 10 unti dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
2.      Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
3.      Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun
dan air bersih
yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/ pribadi yang bersih.
4.      Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
5.      Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi
tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik.
                                            III.      Memastikan Pembukaan Lengkap Dengan Janin Baik
a.       Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang
dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika
mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan
seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi
(meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi)
b.      Dengan menggunakan teknik aseptik, melakkan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan
sudah lengkap, lakukan amniotomi.
c.       Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan
terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua
tangan (seperti di atas)
d.      Memeriksa denyut janin janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal (100 – 160 kali/ menit)
                                                               i.      Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
                                                             ii.      Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua
hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
                                            IV.      Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Pimpinan Meneran
1.      Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu
berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.
a.       Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan pemantauan
kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan
mendokumentasian temuan-temuan.
b.      Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dpat mendukung dan memberi
semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran
2.      Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
3.      Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran:
a.       Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai dorongan untuk meneran
b.      Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran
c.       Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu berbaring
terlentang)
d.      Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
e.       Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
f.       Menganjurkan asupan cairan per oral
g.      Menilai DJJ setiap 5 menit
h.      Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2
jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1jam) untuk ibu multipara, merujuk segera.
i.        Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
                                                                     i.      Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok untuk mengambil
posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk mulai
meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat diantara kontraksi.
                                                                   ii.      Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.
                                               V.      Persiapan Pertolongan kelahiran Bayi
1.      Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter
5 – 6 cm, meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
2.      Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu

3.      Membuka partus set


4.      Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
                                            VI.      Menolong Kelahiran Bayi
Lahirnya kepala
1.      Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi oerineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang
lembut dan tidak menghambat kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat bayi lahir. Jika ada
mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung setelah kepala lahir
menggunakan delee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap yangbaru atau
bersih.
2.      Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kasa steril.
3.      Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan
kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:
a.       Jika tali pusat melilit leher bayi dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
b.      Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan pemotongnya.
4.      Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya Bahu
1.      Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi
muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah luar hingga bahu anterior
muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik keatas dan kearah luar untuk
melahirkan bahu posterior.
Lahir Badan dan Tungkai
2.      Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian
bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perienum, gunakan lengan bagian
bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunkan tangan anterior (bagian atas)
untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
3.      Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung
ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata
kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki bayi.
a.       Penanganan Bayi Baru Lahir
1.      Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala
bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat
yang memungkinkan)
2.      Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.
3.      Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pangkal pusat bayi. Melakukan
urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem
pertama (kearah ibu)
4.      Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali
pusat di antara kedua klem tersebut
5.      Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan
kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan
bernafas, mengambil tindakan yang sesuai.
6.      Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai
pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
3)      Asuhan Kala III
Pada kala III persalinan, otot uterus berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga
uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan plasenta yang semakin kecil, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudia lepas dari dinding
uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau kedalam vagina
Penatalaksanaan Aktif Kala III
a.         Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan
kemungkinan adanya bayi kedua.
b.        Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
c.         Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3
paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

Peregangan Tali Pusat Terkendali


a.         Memindahkan klem pada tali pusat
b.        Meletakkan satu tangan di atas kain yangberada diperut ibu, tepat diatas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan lain.
c.         Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada tali
pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan
cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu
mencegah terjadinya involusio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, menghentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai. Jika uterus tidak
berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting
susu.
Mengeluarkan Plasenta
Setelah plasenta terlepas meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat kearah
bawah dankemudian kearah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus.
a.       Jika tali pusat bertambang panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva.
b.      Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:
1)      Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2)      Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik
aseptik jika perlu
3)      Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4)      Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
5)      Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi
Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua tangan dan dengan hati hati
memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput
ketuban tersebut. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan
atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang
tertinggal.
Massase Uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan massase uterus, meletakkan telapak
tangan di fundus dan melakukan massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus menjadi keras)
Menilai Perdarahan
a.       Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel pada ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta
didalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan
massase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
b.      Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang
mengalami perdarahan aktif.
4)      Asuhan Kala IV
a.       Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam:
1)      2-3 Kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
2)      Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
3)      Setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
4)      Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai untuk
menatalaksana atonia uteri.
5)      Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjaitan dengan anastesi lokal
dengan menggunakan teknik yang sesuai.
b.      Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase uterus dan memeriksa
kontraksi uterus
c.       Mengevaluasi kehilangan darah
d.      Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit salama satu jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua persalinan
1)      Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan
2)      Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal

BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari / Tanggal : Kamis/ 20 Maret 2014                       RM      :19.20.65        


Pukul               : 02.30 Wita                                        Dokter : Atjo A , Sp.OG
Ruang              : Merpati VK Bersalin

A.       DATA SUBJEKTIF
1.        Identitas
Istri
Nama                    : Ny. M
Umur                    : 20 tahun
Agama                  : Islam
Suku/Bangsa        : Banjar / Indonesia
Pendidikan           : SMP
Pekerjaan              : Ibu Rumah Tangga
Alamat                 : Jl. Pembataan Landasan ulin
Suami
Nama                    :Tn. R
Umur                    : 22 tahun
Agama                  :Islam
Suku/Bangsa        : Banjar / Indonesia
Pendidikan           : SMP
Pekerjaan              : Swasta
Alamat                 : Jl. Pembataan Landasan ulin

2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan, mengeluh perut mules – mules sejak pukul 19.00 WITA,
rasa mules yang dirasakan ibu semakin bertambah serta rasa sakit dan mules tersebut menjalar
dari pinggang keperut bagian bawah, sakit yang dirasakan ibu semakin bertambah hingga
sekarang. Ibu juga mengatakan ada pengeluaran lendir darah dan air-air dari daerah kemaluannya
sejak jam 20.00 WITA.

3.         Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, Kawin pertama kali umur 18 tahun, dengan suami sekarang sudah 2 tahun.

4.        Riwayat Haid
a.         Menarche umur         :13 tahun
b.        Siklus                        : ±28 hari
c.         Teratur/tidak             : Teratur
d.        Lamanya                   : ± 6 – 7 hari
e.         Banyaknya                : 2-3 kali ganti pembalut / hari
f.         Dismenorhoe             : Tidak ada
g.        HPHT                        :  05-06-2013
h.        Taksiran Partus          : 12-03-2014
5.      Riwayat Obstetri GI P0 A0

6.      Riwayat Keluarga Berencana


      Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.

7.      Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak ada mempunyai riwayat penyakit kronis seperti jantung, penyakit
keturunan seperti DM, asma, hipertensi, serta penyakit menular seperti hepatitis.

b.       Riwayat kesehatan keluarga


           Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu ataupun suami tidak mempunyai riwayat penyakit
kronis seperti jantung, penyakit keturunan seperti DM, asma, hipertensi, serta penyakit menular
seperti hepatitis.

8.      KeadaanKehamilanSekarang
a.    Selama hamil ibu periksa di              : Bidan
b.    Mulai periksa sejak usia kehamilan   : 6 minggu
c.    Frekuensi periksa kehamilan             :
ANC trimester I

1.      Frekuensi             : 2x

2.      Tempat                : puskesmas

3.      Umur Kehamilan : 6 minggu dan 12 minggu

4.      Imunisasi             : belum di berikan

5.      Pergerakan Anak : Belum ada pergerakan


6.      Nasehat               :Makan sedikit namun sering, makan bergizi

7.      Pengobatan         :Antasid dan B6

ANC trimester II
1.        Frekuensi              : 2x

2.        Tempat                 : Bidan

3.        Umur Kehamilan  : 20 minggu dan 26 minggu

4.        Imunisasi              : belum di berikan

5.        Pergerakan Anak  : Positif (+).

6.        Keluhan                : Pusing.

7.        Nasehat                : Istirahat yang cukup

8.        Pengobatan           : Sf dan  kalk.

ANC trimester III

1.      Frekuensi               : 2x

2.      Tempat                  : Bidan

3.      Umur Kehamilan   : 32 minggu dan 39 minggu

4.      Imunisasi               : Sudah di berikan TT

5.      Pergerakan Anak   : Positif (+)

6.      Keluhan                 :Tidak ada keluhan

7.      Nasehat                 : Istirahat cukup dan makan bergizi

8.      Pengobatan            :Sf dan Kalk


9.      Pola KebutuhanSehari-hari
a.         Nutrisi
Terakhir makan dan minum  : Tadi malam
Banyaknya                            : 1 piring
b.        Eliminasi
BAB
Terakhir BAB           : Sore kemarin
Konsistensi                : Cair
Warna                        : Merah Kecoklatan
Masalah                     : Diare
BAK
Terakhir BAK           : 15 menit yang lalu
Bau                            : Khas / Pesing
Warna                        : Kuning jernih
c.         Personal Hygiene
Terakhir mandi dan gosok gigi         : Tadi Malam

d.        Aktivitas
Sejak merasakan mules ibu masih bisa beraktivitas seperti berjalan – jalan, duduk, berdiri, dan
berbaring.
e.         Tidur dan Istirahat
Sejak merasakan mules ibu tidak bisa tidur.
f.         Pola Seksual
Tidak ditanyakan
10.     Data Psikososialdan Spiritual
a.         Ibadah apa yang diinginkan ibu saa tini       : Berdzikir dan berdo’a
b.        Persepsi ibu tentang proses persalinan          : Suatu proses yang sulit
c.         Perasaan ibu terhadap proses persalinan       : Ibu nampak cemas,
   Tapi ibu yakin dapat
melaluinya
d.        Siapa yang diharapkan ibu
untuk menjadi pendamping persalinan         : Suami dan ibu
e.         Pengambil keputusan dalam keluarga           : Suami

B.     DATA OBJEKTIF
1.      Pemeriksaan umum
a.         Keadaan umum         : Baik
b.        Kesadaran                 : Compos Mentis
c.         Berat badan
Sebelum hamil : 49 kg
Sekarang                     :58 kg
d.        Tinggi badan             : 150 cm
e.         LILA                         : 27 cm
f.         Tanda Vital               : TD     : 140/80 mmHg
Suhu    : 36º C
Nadi    : 90x/menit
Respirasi:21 x/menit

2.      Pemeriksaan khusus
a.         Inspeksi
Kepala        : Pertumbuhan rambut tampak merata, berwarna hitam, rambut tidak rontok, kulit kepalabersih.
Muka          :   Tidak tampak pucat dan tidak nampak oedem.
Mata           :   Konjungtiva tidak tampak pucat, sklera tidak ikterik.
Telinga        :   Bentuk simetris, tidak ada pengeluaranserumen, tidak ada peradangan.
Hidung       :   Tidak tampak pernafasan cuping hidung,tidak terdapat polip, tidak terdapat pengeluarancairan.
Mulut          : Bibir tidak tampak pucat, tidak pecah-pecah, gigi tidak berlubang dan tidak caries , dan lidah
bersih.
Leher          :   Tidak tampak pembesaran pada kelenjar thyroid dan vena jugularis.
Dada           :   Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, tidak ada retraksi dada.
Mammae    : Simetris, terdapat hyperpigmentasi pada areola, puting susu menonjol, dan tidak ada luka bekas
operasi.
Perut          :   Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan,tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra
dan striae gravidarum.
Genetalia    :   Tampak pengeluaran lendir darah
Tungkai      :   Tidak tampak adanya oedem dan varises.
b.        Palpasi
Leher          :   Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis.
Mamae       :   Tidak teraba adanya massa dan adanya  tedapat pengeluaran colostrum.
Abdomen
Leopold I   :   TFU 3 jari dibawah prosessus xyphoideus, teraba bagian bulat, lembek dan tidakmelenting
(bokong).
Leopold II :   Bagian kiri perut ibu teraba keras,memanjang seperti papan (Pu-kiri), dan bagian kananperut ibu
teraba bagian terkecil janin (Pu-kanan).
Leopold III    :          Bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras dan tidak melenting (Pres - Kep).
Leopold IV    :          Kepala sudah masuk PAP 4/5 (Divergen).
TFU           :   29 cm
TBJ            :   (29 - 11) x 155 = 2790 gram.
His             :   4 x 10’ selama 40”
Tungkai      :Tidak teraba adanya oedem.
c.         Auskultasi
   DJJ (+) ,terdengar jelas, irama teratur, dan frekuensi 148x/menit
d.        Perkusi : (-)
e.         Pemeriksaan Panggul Luar : (-)
f.         Periksa Dalam
     Hari/Tanggal   : Kamis/20 Maret 2014
                        Pukul               : 02.30 Wita
                        Keadan vagina                        : Tidak teraba tumor/ massa
                        Arah serviks                            : Anterior
                        Pendataran serviks                  : Positif ( + )
Pembukaan Serviks                 : 8 cm
Selaput Ketuban                      : (-)
Presentasi                                : Kepala
Posisi Titik Penunjuk               : Ubun – ubun kecil kiri depan
Penurunan Presentasi              : Hodge II
Keadaan Panggul Dalam        
Promontorium                         : Tidak teraba
Spina ischiadika                      : Tidak menonjol
Lengkung Sacrum                   : Konkaf
Dinding samping panggul       : Tidak teraba
Arkus pubis dan os pubis        : > 90o
   3. Pemeriksaan Penunjang
       Laboratorium :
      HB         : 10,7 gr/dl

C.      ANALISIS DATA
saKebidanan     : GI P0 A0, Hamil 41 minggu, dengan inpartu kala I fase aktif janin tunggal hidup intra uterin
h                        : Nyeri Kontraksi dan Cemas
han                    :  Perawatan ibu bersalin, konseling dan   kolaborasi dokter

D.      PENATALAKSANAAN
1.      Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik, yaitu :
       Pembukaan           : 8 cm
Kontraksi uterus   : Baik
TTV                      : TD                 : 140/80 mmHg
  Suhu              : 36º C
  Nadi              : 90 x/menit
  Respirasi        : 21 x/menit
“  Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan "
2.      Mengobservasi kemajuan persalinan dan pemantauan kondisi janin serta mencatat semua hasil
observasi pada lembar partograf kemudian  memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga, diantaranya:
§  Djj tiap 30 menit
§  Kontraksi uterus tiap 30 menit
§  Tekanan darah tiap 4 jam
§  Nadi tiap 30 menit
§  Pemeriksaan dalam tiap 4 jam atau apabila ada indikasi, untuk mengetahui pembukaan serviks,
penurunan kepala dan keadaan selaput ketuban dan penyusupan kepala.
“ Kemajuan persalinan dipantau dengan menggunakan lembar partograf  “
3.      Melakukan asuhan sayang Ibu pada kala I persalinan, seperti:
a.         Memberikan dukungan kepada Ibu dengan menganjurkan suami/keluarga untuk mendampingi
Ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayi serta menganjurkan pihak keluarga untuk
berperan aktif dalam mendukung dan mengenali berbagai upaya yang mungkin sangat membantu
kenyamanan Ibu, menghargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau keluarga yang
secara khusus diminta untuk menemaninya.
b.        Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada Ibu
c.         Membantu Ibu bernafas secara benar pada saat kontraksi
d.        Memasase daerah punggung ibu
e.         Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman.
f.         Membantu ibu dalam pengaturan posisi dengan cara menganjurkan ibu mencoba posisi yang
nyaman selama persalianan.
g.        Memberikan cairan dan nutrisi, karena makanan dan minuman yang cukup selama persalinan
akan memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi, karena dehidrasi dapat
memperlambat kontraksi dan atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.
h.        Menganjurkan ibu agar mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan, ibu
harus berkemih sedikitnya tiap 2 jam atau lebih sering apabila ibu merasa ingin berkemih atau
jika kandung kemih terasa penuh
“  Keluarga cukup aktif serta bersedia bekerjasama dengan Bidan dan Ibu pun bersedia
melaksanakan setiap saran yang diberikan Bidan”
4.      Menyarankan Ibu agar memberitahukan Bidan apabila sudah ada keinginan untuk Buang Air
Besar dan mengedan karena hal tersebut merupakan salah satu tanda melahirkan.
” Ibu  bersedia mengikuti saran bidan”
5.      Menyiapkan alat partus seperti bak instrument, klem tali pusat, gunting tali pusat, gunting tali
pusat, gunting episiotomy, setengah koher, obat-obatan seperti oxytoxin,metil ergometrin,
pronages atau cygest, perlengkapan ibu dan bayi seperti selimut, pembalut, bedong,dan alat
resusitasi bayi
“ Alat partus, obat, perlengkapan ibu dan bayi sudah disiapkan “

CATATAN PERKEMBANGAN :

Hari/Tanggal
No Catatan
( Jam )
Perkembangan
1. Kamis / 20 Maret 2014  :
(03.15 Wita ) Ibu
mengatakan
adanya keluar
air secara tiba-
tiba dari
kemaluannya
serta sudah
ada keinginan
untuk BAB
dan
mengedan.
O  :
1. Pemeriksaa
n umum
A.    Keadaan
umum : Baik
B.     Kesadaran     
     : compos
mentis.
C.     Tanda
vital         :
    TD 130/ 80
Mmhg, N:  87
x/menit,
    R: 23 x/menit,
T : 36 C
D.    His :   5x
dalam 10
menit,
frekuensi 45
detik
E.     Djj   :  Terde
ngar
jelas,irama
teratur
frekuensi
142 x/menit
F.      Genetalia :  
vulva dan anus
belum
membuka,
perineum
belum
menonjol
G.    Pemerksaan
dalam : Portio
tidak teraba,
ketuban positif
, pembukaan l
engkap, kepala
di hodge III
A:
Ibu Inpartu
KALA II
P:
1.  Menyiapkan
alat.
” Semua
peralatan
sudah tersedia
dengan baik
dan lengkap”
2.  Memberitahu
ibu bahwa
pembukaan
sudah lengkap
dan keadaan
janin baik
tetapi kepala
janin masih
tinggi, apabila
sudah ada rasa
sakit dan
adanya
dorongan yang
kuat untuk
mengedan
maka Ibu
meneran pada
saat kontraksi.
” Ibu nampak
khawatir
dengan hasil
pemeriksaan
yang
disampaikan
Bidan”
3.  Memberikan
dukungan
psikologis
Kamis / kepada Ibu
2. 20 Maret 2014 agar Ibu tidak
(03.30Wita ) merasa
khawatir dan
mengajarkan
Ibu tekhnik
meneran yang
baik, yaitu:
a)  Tidak terlalu
lama menahan
nafas saat
meneran
b)     Berhenti
meneran dan
beristirahat
diantara
kontraksi
c)   Lutut ditarik
kearah dada
dan dagu
ditempelkan
kedada.
d)  Tidak
mengangkat
bokong saat
meneran
” Ibu
nampaknya
sudah tenang
dan tidak
khawatir lagi
dan dapat
memprakekka
nnya dengan
baik”
4.  Melakukan
pimpinan
meneran saat
ibu
mempunyai
dorongan yang
kuat untuk
meneran.
” Ibu meneran
dengan baik
dan kepala
bayi sudah
ada di hodge
IV”
5.  Memberikan
Ibu makan dan
minum untuk
membantu
Kamis / menambah
20 Maret 2014 tenaga Ibu.
(03.35Wita ) ” Ibu tidak
3. mau makan
tapi hanya
ingin minum
air teh hangat
saja”
6.  Melakukan
Episiotomi
Medialis ,
dengan
melebarkan
jalan lahir
menggunaka
teknik
episiotomi
arah medial
7.  Melakukan
pertolongan
kelahiran
bayi :
e) Penolong
berdiri
disebelah
kanan dan ibu
dipimpin
mengedan.
f)  Saat kepala
janin terlihat
pada vulva
dengan
diameter 5-6
cm maka
tangan kanan
penolong
menahan
perineum dan
03.50 Wita tangan kiri
menahan agar
tidak terlalu
cepat untuk
mencegah
defleksi kuat
kepala bayi.
g) Saat seluruh
kepala bayi
lahir,
penolong
membersihkan
muka bayi
04.05 Wita dengan kain
bersih.
h) Memeriksa
leher bayi
apakah ada
lilitan tali
pusat saat
kepala bayi
04.20 Wita melakukan
putaran paksi
luar.
” Tidak
terdapat
lilitan tali
pusat pada
leher bayi
namun dapat
dilonggarkan.

04.35 Wita i)   Setelah
kepala janin
menghadap
paha ibu
tempatkan
kedua telapak
tangan
biparietal
kepala janin,
tarik secara
05.05 Wita hati-hati
kearah bawah
sampai bahu
anterior/depan
lahir,
kemudian tarik
secara hati-
hati ke atas
sampai bahu
posterior/belak
ang lahir.
j)   Setelah bahu
lahir, lahirkan
05.35 Wita badan bayi
secara   keselu
ruhan.
” Bayi lahir
spontan
belakang
kepala,segera
menangis,
pada
pukul 03.30 w
ita, BB 2000
gram, PB 44
cm, AS: 8-9-
10 ,Jenis
Kelamin Laki-
laki.”
8.  Segera
melakukan
pemotongan
tali pusat
dengan
meletakkan
klem tali pusat
±3 cm dari
pangkal lalu
dorong isi tali
pusat kearah
ibu dan
letakkan klem
kedua ±2 cm
dari klem
pertama,
kemudian
potong sambil
melindungi
bayi dari
gunting
setelah itu ikat
tali pusat dan
bungkus
dengan kassa
steril.
9.    Mengeringk
an dan
menghangatka
n bayi.
10. Mengganti
kain
pembungkusn
ya dan setelah
lahir bayinya
langsung
diperlihatkan
dengan
Ibunya.

S:
Ibu
mengatakan
perutnya
terasa sakit
dan mules
O : 
a)  Keadaan
umum : baik
b)  TD     :
130/80
mmHg,
c)  Nadi   : 87x
/menit
d)  Temp :  36o
C
e)   Resp  :  21
x/menit
f)    TFU   :
Sepusat
g)   Kontraksi
: Baik
Genetalia  : Nampak
pengeluran
darah dalam
jumlah yang
normal dan
tali pusat
nampak
didepan
vagina
A:
PI A0 dengan
KALA III
(pengeluaran
plasenta)
P:
1.     Melakukan
Managemen
aktif Kala III.
a)  Memeriksa
fundus uteri
untuk
memastikan
kehamilan
tunggal.
b)   Memberitahu
ibu akan
disuntik
oksitosin
c)   Keringkan
badan dan
kepala bayi
d)  Menyuntikan
oksitosin 10 U
secara IM
pada bagian
luar paha
kanan 1/3 atas
setelah
melakukan
aspirasi
terlebih dahulu
untuk
memastikan
bahwa ujung
jarum tidak
mengenai
pembuluh
darah.
” Semua telah
terlaksana
dengan baik”
2.     Memindahka
n klem pada
tali pusat
hingga
berjarak 5-10
cm dari vulva.
e) Meletakkan
tangan kiri
diatas simpisis
menahan
bagian bawah
uterus,
sementara
tangan kanan
memegang tali
pusat
menggunakan
klem dengan
jarak 5-10 cm
dari vulva.
f)  Saat uterus
berkontraksi,
melakukan
peregangan  ta
li pusat
dengan tangan
kanan
sementara
tangan kiri
menekan
uterus dengan
hati-hati
kearah
dorsokrania.
g) Setelah
plasenta
tampak pada
vulva,
teruskan
melahirkan
plasenta
dengan hati-
hati, kemudian
pegang
plasenta
dengan kedua
tangan dan
lakukan
putaran searah
jarum jam
untuk
membantu
pengeluaran
plasenta dan
mencegah
robeknya
selaput
ketuban.
3.     Melakukan
rangsangan
taktil uterus
selama 15
detik untuk
merangsang
kontraksi
uterus.
” uterus
berkontraksi
dengan baik”
4.     Segera
menilai
perdarahan
pada jalan
lahir serta
kelengkapan
plasenta.
”Plasenta
lahir spontan
lengkap
dengan
selaputnya
pada
pukul 03.35 w
ita dan
tampak luka
episiotomi
medialis dan
dilakukan
heacting
jelujur
menggunakan
chromic gut”

S:
Ibu
mengatakan
merasa lelah
dan perutnya
masih terasa
mules
O:
     1.
Pemeriksaan
Umum
     Keadaan
umum : Baik
     Tanda
vital :
      Tekanan
darah :
130/80mmhg
      Suhu : 36 °C
      Nadi : 85 x/m
enit
      Pernafasan :
21 x/ menit
2. Pemeriksaan
Khusus
  a. Inspeksi
       Muka
sudah tidak
terlihat pucat
lagi
  b. Palpasi
      TFU : 2
jari bawah
pusat
      Kontraksi
uterus : Baik
A:
PI A0 dengan
KALA IV
( pengawasan
)
P:
1. Memberitahuk
an hasil
pemeriksaan
kepada Ibu
dan keluarga
bahwa kondisi
Ibu dan bayi
sehat.
” Ibu nampak
sangat
bahagia dan
bersyukur
karena telah
melewati
proses
persalinan ini
dengan
selamat”
2. Melakukan
pemantauan/o
bservasi setiap
15 menit
selama 1 jam
pertama
postpartum
dan setiap 30
menit selama
1 jam kedua
postpartum,
untuk
melakukan
observasi
terhadap:
a.       Tekanan
darah
b.      Nadi
c.       Temperatur
d.      Tinggi
fundus uteri
e.       Kontraksi
uterus
f.       Kandung
kemih
g.      Perdarahan
” Observasi
dilakukan
sesuai dengan
jam”
3. Hasil
observasi
setiap 15
menit selama
1 jam pertama
postpartum:
15 menit I
Tekanan darah : 130/80
mmHg
5 x/menit
Temperatur : 36,50C
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih  : Kosong
Perdarahan : ± 100cc

15 Menit II
Tekanan darah : 120/80
mmHg
Nadi : 86 x/menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih  : Kosong
Perdarahan : ± 100cc
15 Menit III
Tekanan darah : 120/70
mmHg
Nadi : 83 x/menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih  : Kosong
Perdarahan : ± 75cc

15 menit IV
Tekanan darah : 120/80
mmHg
Nadi : 83 x/menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih  : Kosong
Perdarahan : ± 75cc

4.  Hasil
observasi
setiap 30
menit selama
1 jam  kedua
postpartum:

  Tekanan darah :
120/80 mmHg
  Nadi : 83
x/menit
  Temperatur :
36,50C
  TFU : 2 jari
bawah pusat
  Kontraksi
uterus : Baik
  Kandung
kemih  :
Kosong
  Perdarahan :
75cc

  Tekanan darah :
110/70 mmHg
  Nadi : 82 x/men
it
  Temperatur :
36,50C
  TFU : 1 jari
bawah pusat
  Kontraksi
uterus : Baik
  Kandung
kemih  :
Kosong
  Perdarahan : 75
cc
Memberikan
terapi sesuai
advis dokter
yaitu:
Inj.Cefotaxime
1gr /IV
Antibiotik)
Infus Ringer
Lactate (RL)
Drip Oxy 20
Tpm/Fls

BAB IV
PEMBAHASAN

Persalinan merupakan suatu proses alami yang dialami setiap wanita yang memerlukan
kondisi yang optimal sebelum persalinan. Persalinan merupakan suatu proses alami yang dialami
setiap wanita yang memerlukan kondisi yang optimal dari alat kandungan wanita. Maka sangat
diperlukan kesiapan fisik dan mental sebelum persalinan.(Mochtar, 2005)
Asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagi upaya yang terintegerasi dan lengkap
serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada
tingkat optimal.
c.       Tanda-tanda inpartu
5)      Rasa sakit oleh adanya his datang yang kuat, sering dan teratur (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit)
6)      Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada
serviks.
7)      Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
8)      Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan sudah ada.
        Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.M Ruang Merpati VK Bersalin RSUD
Banjarbaru telah melahirkan pada pukul 03.30 wita dengan berat badan bayi 2000 gram dan
panjang bayi 44 cm, pengeluaran plasenta pada pukul 03.35 wita dan berlanjut sampai kala IV
yaitu pemantauan kondisi ibu baik dan tidak ada masalah pada perdarahan yang keluar terlihat
normal dan diberikan terapi injeksi  sesuai advis dokter yaitu Inj.Cefotaxime 1gr untuk antibiotic
dan infus Ringer Lactate (RL) Drip Fls/20 Tpm. Penerimaan Ibu terhadap Health education yang
diberikan / kepatuhan Ibu terhadap sebagian besar saran yang telah diberikan Bidan tetapi
walaupun demikian masih terdapat beberapa hal yang nampaknya masih belum bisa Ibu terima
tetapi mahasiswa pemberi asuhan tersebut selalu berupaya untuk meyakinkan Ibu agar bisa
menerima saran yang diberikan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.   Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada
Ny.M di RuangMerpati VK Bersalin RSUD Banjarbaru telah melahirkan pada pukul 03.30 wita
dengan berat badan bayi 2000 gram dan panjang bayi 44 cm, pengeluaran plasenta pada
pukul 03.35 wita dan berlanjut sampai kala IV yaitu pemantauan kondisi ibu baik dan tidak ada
masalah pada perdarahan yang keluar terlihat normal. Penerimaan Ibu terhadap Health education
yang diberikan / kepatuhan Ibu terhadap sebagian besar saran yang telah diberikan Bidan tetapi
walaupun demikian masih terdapat beberapa hal yang nampaknya masih belum bisa ibu terima
tetapi mahasiswa pemberi asuhan tersebut selalu berupaya untuk meyakinkan Ibu agar bisa
menerima saran yang diberikan.
Pada pelaksanan asuhan kebidanan ini mahasiswa selaku pemberi asuhan selalu berusaha
agar bisa memberikan asuhan kebidanan yang yang maksimal dengan mengacu pada teori yang
telah diperoleh selama dibangku kuliah sebagai pengaplikasian sejumlah ilmu yang telah didapat
tetapi walaupun demikian ada beberapa hal yang  nampaknya masih sangat susah untuk dirubah
yaitu kebiasaan  Ibu salah satunya adalah dalam hal pemberian makan pada bayi, yang menurut
mereka bayi tidak cukup hanya diberikan ASI saja tetapi perlu diberikan makanan tambahan
berupa susu formula walaupun bayi tersebut sebenarnya cukup dengan minum ASI saja sudah
merasa kenyang, hal ini dirasa berat karena untuk mengubah kebiasaan seseorang itu adalah hal
yang sangat susah serta membutuhkan waktu yang lama.
B.    Saran
                            a.        Hendaknya semua Bidan selalu menerapkan asuhan kebidanan dengan cara
memberikan asuhan yang sesuai dengan kewenangan.
                           b.        Hendaknya setiap Bidan selalu berupaya untuk bisa melakukan pendekatan pada
setiap pasien agar pasien bisa lebih mudah untuk menerima bidan serta bisa membuat suatu
perubahan pada pasien kearah yang lebih baik (dari segi kesehatan).
                            c.        Hendaknya setiap Bidan mampu mengadakan kerja sama yang baik serta terciptanya
hubungan yang baik antara Pasien dan Bidan.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidibn Bidan,
Cetakan 1, EGC, Jakarta.
Mochtar, 2008. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. Sarwoho 13, 2008 Ilmu
Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP.
Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, Salemba. Jakarta
Saifudin,2002. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Sarwono Prawirohadjo, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi I,
Cetakan 3, YBP - SP, Jakarta.
Varney, H, dkk. 2002, Buku Saku Bidan, EGC, Jakarta.
www.scribd.com/doc/34173772/Asuhan-kebidanan-komprehensif di akses
15 Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai