MAKALAH Sistem Gangguan Reproduksi
MAKALAH Sistem Gangguan Reproduksi
MAKALAH Sistem Gangguan Reproduksi
Oleh :
Rian Nur Arianti
NIM. 4004200005
Semester V
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan dimana organ
reproduksi terbebas dari penyakit atau gangguan selama proses reproduksi,
ketika proses reproduksi tercapai dalam situasi kesehatan fisik, mental, dan
sosial yang sempurna (Kemenkes RI, 2015). Kesehatan reproduksi menurut
World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi sejahtera jasmani,
rohani, sosial, ekonomi, tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
namun dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi-
fungsinya serta prosesnya.
Kesehatan reproduksi merupakan hal penting bagi setiap orang, pria
ataupun wanita. Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan
ovum. Sperma merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.
Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh
perempuan.
Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan
penis. Testis berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan
sperma disebut spermatogenesis. Testis berjumlah sepasang dan terletak pada
kantong yang disebut skortum. Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis,
vas deferens, dan uretra. Epididimis merupakan saluran yang berkelak-kelok,
tempat pematangan dan penyimpanan sementara sperma.
Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba Fallopi,
uterus dan vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai
tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur atau oviduk)
berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong dengan rumbai-
rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan
ovarium. Uterus atau rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya
janin. Vagina merupakan tempat keluarnya bayi saat dilahirkan.
Menjaga organ reproduksi sangatlah penting dalam upaya kesehatan
reproduksi, apabila kebersihan organ reproduksi diabaikan maka dapat
menimbulkan gangguan dan keluhan serta menimbulkan terjadinya insfeksi
saluran reproduksi (Galuh, 2014).
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan kami bahas pada makalah ini adalah
gangguan sistem reproduksi, gangguan tersebut dapat berupa penyakit
menular maupun penyakit yang tidak menular.
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
d. Demam
c. Sindrom Klinefelter
d. Pengobatan kanker
f. Hemokromatosis
g. Sindrom Kallman
h. HIV/AID
i. Penuaan
j. Obesitas
k. Tumor
Tanda dan gejala dari Hipogonadisme
Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin
a. Mandul
b. Disfungsi ereksi
c. Kelelahan
7
4. Impotensi
Impotensi adalah suatu gangguan seksual yang ditandai dengan
gejala ketidakmampuan penderita dalam mempertahankan tingkat ereksi
penis untuk berlangsungnya hubungan sex suami istri. Pria impotensi tidak
dapat mempertahankan penis dari awal kegiatan hubungan seks suami istri
sampai selesai.
Tingkat impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan sampai berat,
dikalangan medis lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan
impotensi adalah tingkat gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak
mempunyai kemampuan sama sekali untuk ereksi.
Impotensi dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan dalam
beberapa kategori berikut :
a. Impotensi Organik.
Impotensi organik disebut juga impotensi esensial adalah suatu
kondisi dimana penis penderita tidak pernah memiliki kemampuan berereksi.
b. Impotensi Fungsional.
Impotensi fungsional disebabkan karena faktor-faktor patologis
atau penyakit seperti: komplikasi suatu penyakit (diabetes), pemakaian obat-
obatan yang salah, pemakaian alkohol yang berlebihan atau juga sebagai
akibat kegiatan merokok yang sangat kronis.
c. Impotensi Psikis.
Merupakan jenis impotensi yang paling sering ditemukan,
penyebabnya adalah hal yang bersifat kejiwaan seperti: gangguan emosional,
stress, perasaan jengkel pada pasangan, rendah diri, merasa disepelekan,
bosan dengan rutinitas, perasaan takut, was-was, dan lain-lain.
Tanda dan Gejala dari Impotensi
Impotensi merupakan penyakit yang sangat personal dan hanya bisa
dirasakan oleh penderita bersama pasangannya saat melakukan hubungan
seksual. Oleh karena itu, gejala-gejala akan terjadinya impotensi pun biasanya
8
1. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di
seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat
uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe
panggul.
Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang
terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus)
dengan liang senggama (vagina) (Riono, 1999).
Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim
adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang
merupakan bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh
secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak
berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi
dengan baik (Sarwono, 1996).
4) Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
9
2. Vaginitis
Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai
bakteri, parasit atau jamur (Manuaba,2001)
Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara
langsung pada vagina atau melalui perineum (Wikniosastro 1999)
1) Jamur
2) Bakteri
3) Virus
4) Parasit
1) Pruritus vulvae
5) Eritematosa
8) Edema vulva
11) Dispareunia
3. Bartolinitis
a. Penyebab Bartolinitas
b. Tanda/Gejala Bartolitis
4. Kista Ovarium
Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang
besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium
yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista
lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak
janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke
dalam panggul (Winkjosastro, et. all, 1999).
e) Sering stress
2) Faktor genetik
3) Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
d. perdarahan.
a. Gangguan haid
a. Asites
A. Kesimpulan
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya
secara internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi
yang mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi
alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-
masing alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah
ini. Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system
Reproduksi dapat berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan
kita. Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses
terjadinya dan penyebab kelainan dan gangguan system Reproduksi.
B. Saran
1. Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan mempelajari
lebih dalam tentang sistem reproduksi pada manusia karena sistem
reproduksi ini sangat penting bagi kelangsungan hidup agar tetap lestari.
2. Diharapkan kepada pengajar materi ini agar bisa membimbing
mahasiswa/i dengan baik agar mahasiswa/i dapat memahami dengan
mudah tentang konsep materi ini. Dan yang paling penting adalah setelah
mempelajari materi ini mahasiswa/i tidak mengarah kepada hal-hal yang
negatif.
DAFTAR PUSTAKA