MAKALAH Sistem Gangguan Reproduksi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK)
Dosen Pengampu: Drs. H. Nandang Wahyu H., M. Kes.

Oleh :
Rian Nur Arianti
NIM. 4004200005
Semester V

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Jln. Tanjungsukur Sumanding Wetan No. 10 Banjar
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan dimana organ
reproduksi terbebas dari penyakit atau gangguan selama proses reproduksi,
ketika proses reproduksi tercapai dalam situasi kesehatan fisik, mental, dan
sosial yang sempurna (Kemenkes RI, 2015). Kesehatan reproduksi menurut
World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi sejahtera jasmani,
rohani, sosial, ekonomi, tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
namun dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi-
fungsinya serta prosesnya.
Kesehatan reproduksi merupakan hal penting bagi setiap orang, pria
ataupun wanita. Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan
ovum. Sperma merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.
Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh
perempuan.
Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan
penis. Testis berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan
sperma disebut spermatogenesis. Testis berjumlah sepasang dan terletak pada
kantong yang disebut skortum. Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis,
vas deferens, dan uretra. Epididimis merupakan saluran yang berkelak-kelok,
tempat pematangan dan penyimpanan sementara sperma.
Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba Fallopi,
uterus dan vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai
tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur atau oviduk)
berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong dengan rumbai-
rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan
ovarium. Uterus atau rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya
janin. Vagina merupakan tempat keluarnya bayi saat dilahirkan.
Menjaga organ reproduksi sangatlah penting dalam upaya kesehatan
reproduksi, apabila kebersihan organ reproduksi diabaikan maka dapat
menimbulkan gangguan dan keluhan serta menimbulkan terjadinya insfeksi
saluran reproduksi (Galuh, 2014).
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan kami bahas pada makalah ini adalah
gangguan sistem reproduksi, gangguan tersebut dapat berupa penyakit
menular maupun penyakit yang tidak menular.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui masalah-


masalah atau gangguan-gangguan yang dapat timbul pada system atau alat
reproduksi beserta tanda dan gejalanya.

D. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan


mengenai gangguan-gangguan sistem reproduksi agar dapat dihindari dan
diwaspadai.
4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Gangguan Sistem Reproduksi Pria


1. Prostatitis
Prostatitis adalah istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan peradangan (-itis) prostate. Hipertropi prostat adalah
pertumbuhan yang progresif dan kelenjar prostat sebagai akibat dan proses
penuaan pembesaran prostat ini dapat mengakibatkan obstruksi saluran kemih
(Thomson, 1993: 1997). Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan
kelenjar prostat bagian paling dalam (medial prostat) membesar oleh karena
pembesaran ke arah tepi-tepi menimbulkan penyempitan uretra. Pembesaran
tersebut dapat menyebabkan dorongan sampai ke arah basis vesika urinaria.
Prostatitis adalah infeksi dari prostate yang seringkali disebabkan oleh
beberapa dari bakteri-bakteri yang menyebabkan infeksi-infeksi kantong
kemih. Ini termasuk E. coli, Klebsiella, dan Proteus.
Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum jelas
tetapi ada dugaan oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun)
akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron karena produksi testosteron
menurun dan terjadi konveksi testosteron menjadi esterogen pada jaringan
adipose di perifer.
Tanda/ gejala-gejala dari prostatitis adalah sebagai berikut:
a. Kesulitan-kesulitan dengan ejakulasi.
b. Disfungsi ereksi.
c. Biasanya ada urgensi.
d. Frekwensi dari membuang air kecil.
e. Dysuria (kencing yang menyakitkan atau sulit).
f. Demam.
2. Epididimitis
Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat
peradangan pada epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang
5

testis tempat penyimpanan sperma yang sudah dewasa.


Penyebab paling umum epididimitis adalah infeksi. Pada pria yang
aktif secara seksual (sering berganti-ganti pasangan seksual), Chlamydia
trachomatis adalah mikroba penyebab yang paling sering, diikuti oleh E. coli
dan Neisseria gonorrhoeae.
Tanda dan gejala dari Epididymitis adalah sebagai berikut:

a. Epididimitis biasanya menimbulkan rasa sakit yang menyerang secara


bertahap seperti nyeri pada testis atau epididimis.

b. Testis mungkin menjadi hangat dan / atau merah.

c. Darah di dalam air mani (hemospermia)

d. Demam

e. Ejakulasi yang menyakitkan

f. Nyeri pada testis

g. Nyeri saat buang air kecil (disuria)

h. Sebuah benjolan atau gumpalan di testis


3. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah kondisi pada pria dimana testis tidak dapat
memproduksi hormon testosteron yang memadai. Hipogonadisme bisa
dialami sejak janin berkembang di perut, sebelum masa puber, atau saat
dewasa.
Hipogonadisme dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme primer
dan hipogonadisme sekunder. Pada hipogonadisme primer testis mengalami
kelainan, kadar testoteron rendah disertai meningkatnya hormon
gonadotropik. Kondisi ini disebut dengan hipogonadotropik-hipogonadisme.
Sementara pada hipogonadisme sekunder, kelenjar hipofisis di otak
yang mengalami gangguan. Pada kasus ini kadar hormon testosteron dan
hormon gonadotropik berada pada tingkat yang rendah. Kondisi ini disebut
hipogonadisme-hipogonadotropik.
6

Penyebab Hipogonadisme adalah sebagai berikut:

a. Infeksi pada testis

b. Trauma pada testis akibat dikebiri atau kecelakaan

c. Sindrom Klinefelter

d. Pengobatan kanker

e. Radang buah zakar

f. Hemokromatosis

g. Sindrom Kallman

h. HIV/AID

i. Penuaan

j. Obesitas

k. Tumor
Tanda dan gejala dari Hipogonadisme
Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin

a. Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna.

b. Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.


Hipogonadisme yang terjadi saat puber

a. Suara kurang mendalam

b. Massa otot menurun

c. Pertumbuhan penis dan testikel terganggu


Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa

a. Mandul

b. Disfungsi ereksi

c. Kelelahan
7

d. Penurunan gairah seksual

4. Impotensi
Impotensi adalah suatu gangguan seksual yang ditandai dengan
gejala ketidakmampuan penderita dalam mempertahankan tingkat ereksi
penis untuk berlangsungnya hubungan sex suami istri. Pria impotensi tidak
dapat mempertahankan penis dari awal kegiatan hubungan seks suami istri
sampai selesai.
Tingkat impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan sampai berat,
dikalangan medis lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan
impotensi adalah tingkat gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak
mempunyai kemampuan sama sekali untuk ereksi.
Impotensi dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan dalam
beberapa kategori berikut :

a. Impotensi Organik.
Impotensi organik disebut juga impotensi esensial adalah suatu
kondisi dimana penis penderita tidak pernah memiliki kemampuan berereksi.

b. Impotensi Fungsional.
Impotensi fungsional disebabkan karena faktor-faktor patologis
atau penyakit seperti: komplikasi suatu penyakit (diabetes), pemakaian obat-
obatan yang salah, pemakaian alkohol yang berlebihan atau juga sebagai
akibat kegiatan merokok yang sangat kronis.

c. Impotensi Psikis.
Merupakan jenis impotensi yang paling sering ditemukan,
penyebabnya adalah hal yang bersifat kejiwaan seperti: gangguan emosional,
stress, perasaan jengkel pada pasangan, rendah diri, merasa disepelekan,
bosan dengan rutinitas, perasaan takut, was-was, dan lain-lain.
Tanda dan Gejala dari Impotensi
Impotensi merupakan penyakit yang sangat personal dan hanya bisa
dirasakan oleh penderita bersama pasangannya saat melakukan hubungan
seksual. Oleh karena itu, gejala-gejala akan terjadinya impotensi pun biasanya
8

tidak diketahui. Kecuali, yang bersangkutan memeriksakan diri ke dokter.


Dari anamnesis (wawancara terstruktur) dan pemeriksaan fisik yang
dilakukan dokter akan dapat diketahui adanya tanda dan gejala impotensi.

B. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita

1. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di
seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat
uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe
panggul.
Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang
terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus)
dengan liang senggama (vagina) (Riono, 1999).
Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim
adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang
merupakan bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh
secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak
berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi
dengan baik (Sarwono, 1996).

a. Penyebab Kanker serviks


Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma
(HPV) yang dapat menyebabkan kanker.

b. Tanda/gejala dari Kanker Serviks.

1) Pendarahan setelah senggama/berhubungan

2) Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.

3) Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.

4) Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
9

5) Nyeri ketika berhubungan seksual.

2. Vaginitis
Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai
bakteri, parasit atau jamur (Manuaba,2001)
Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara
langsung pada vagina atau melalui perineum (Wikniosastro 1999)

a. Penyebab dari Vaginitis

1) Jamur

Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang


menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Warna cairan
keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau
yang khas.

2) Bakteri

Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan


keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri cairannya
encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma amis. Keputihan
akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan,
penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.

3) Virus

Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari


penyakit hiv/aids, condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu
munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes menular dari
hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang
vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan condyloma
memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau
yang sering menyerang ibu hamil

4) Parasit

Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit


10

trichomonas vaginalis yang menular dari kontak seks / hubungan seks


dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak
enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit
keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi,
pinjam-meninjam pakaian dalam, menduduki kloset yang
terkontaminasi, dan lain sebagainya.

b. Tanda dan Gejala :

1) Pruritus vulvae

2) Nyeri vagina yang hebat

3) Disuria eksterna dan interna

4) Rash pada vulva

5) Eritematosa

6) Sekret khas seperti keju lembut.

7) Secret banyak dan bau busuk

8) Edema vulva

9) Vagina berbau busuk dan amis

10) Perdarahan pervaginam

11) Dispareunia

3. Bartolinitis

Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis


juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita.
Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai
tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada
kelamin yang memerah.

a. Penyebab Bartolinitas

1) Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.


11

2) Jamur : kandida albikan.

3) Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.

4) Bakteri : neiseria gonore.

b. Tanda/Gejala Bartolitis

1) Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah


dalam kelenjar, nyeri tekan.

2) Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia


berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam

3) Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan keluhan keputihan


dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat
buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.

4) Terdapat abses pada daerah kelamin

5) Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan


bercampur dengan darah.

4. Kista Ovarium

Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang
besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium
yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista
lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak
janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke
dalam panggul (Winkjosastro, et. all, 1999).

Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan


dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 :
273 ).

Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal,


folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat
pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
12

a. Panyebab Kista Ovarium

1) Gaya hidup tidak sehat.

a) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat

b) Zat tambahan pada makanan

c) Kurang olah raga

d) Terpapar denga polusi dan agen infeksius

e) Sering stress

2) Faktor genetik

Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu


kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu,
misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau
terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat
berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

3) Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :

a. menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.

b. perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.

c. nyeri saat bersenggama.

d. perdarahan.

4) Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:

a. Gangguan haid

b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi


atau sering berkemih.

c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang


menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.

d. Nyeri saat bersenggama.


13

5) Pada stadium lanjut :

a. Asites

b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di


dalam rongga perut (usus dan hati)

c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,

d. Gangguan buang air besar dan kecil.

e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya
secara internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi
yang mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi
alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-
masing alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah
ini. Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system
Reproduksi dapat berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan
kita. Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses
terjadinya dan penyebab kelainan dan gangguan system Reproduksi.

B. Saran
1. Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan mempelajari
lebih dalam tentang sistem reproduksi pada manusia karena sistem
reproduksi ini sangat penting bagi kelangsungan hidup agar tetap lestari.
2. Diharapkan kepada pengajar materi ini agar bisa membimbing
mahasiswa/i dengan baik agar mahasiswa/i dapat memahami dengan
mudah tentang konsep materi ini. Dan yang paling penting adalah setelah
mempelajari materi ini mahasiswa/i tidak mengarah kepada hal-hal yang
negatif.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, A. Thomson. 1997. Fish Vaccines. Instittut of Aquaculture,


university of Stirling, Scotlandia: Stirling.

Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &


Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC

Bobak, I.M., & Lowdermilk, D.L. (2005). Buku Ajar Keperawatan


Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC

Galuh, Inda. 2014. Ilmu Kesehatan. Fakultas Ilmu Kesehatan: UMP.

Kemenkes RI, 2015. Kesehatan Reproduksi. Jakarta.

Manuaba, I.B.G.2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetric


Genekologi dan KB. EGC.Jakarta. (51-52)

Riono, Y., 1999, Kanker Leher Rahim, Dept. of Surgery Hollywood


Hospital, Australia.

Wiknjosastro. 1999. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.

World Health Organization (WHO)

Anda mungkin juga menyukai