Kreatifitas Dan Inovasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

KREATIFITAS DAN INOVASI

Dosen Pengampu :

Dr. Rosmiati,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 5

NOVA RESTU WIDIATI A1A119008


ULFAH YUZIYA H A1A119021
ADI TRI SAPUTRA A1A119026
DITA LISNAWATI A1A11903
AISYAH LUKITATARY P A1A119075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KREATIFITAS
DAN INOVASI” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Dr. Rosmiati, S.Pd,.M.Pd. pada mata kuliah
“Kewirausahaan”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Kewirausahaan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi ebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dalam hal
penyusunan, serta kekeliruan baik dari segi penulisan,pengutipan dan lain-lain. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun,

Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan
pengetahuan yang bermanfaat dan semoga digunakan sebaik-baiknya.

Jambi,28September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3 Tujuan................................................................................................................. 1

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian Kreatifitas........................................................................................... 4

2.2 Ciri Sikap Berfikir Kreatifitas.............................................................................. 9

2.3 Tahap Berfikir Kreatififtas................................................................................... 12

2.4 Prinsip Berfikir Kreatif........................................................................................ 13

2.5 Pengertian Inovasi................................................................................................ 17

2.6 Prinsip Inovasi...................................................................................................... 18

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan dan pesatnya persaingan dalam berwirausaha menuntut


wirausahawan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produk atau jasa yang
dimilikinya dalam rangka menyelaraskan kebutuhan konsumen yang semakin beragam dan
tanpa batas. Memasuki abad 21 sebagian besar “ futurist” menyebutkan bahwa perusahaan
semakin lama cenderung semakin bertambah ramping. Itu dimaksudkan agar perusahaan
dapat bekerja secara lebih efisien dan fleksibel, sehingga dapat mengikuti setiap boptimal.
Terlebih lagi pada kondisi pasar yang terpilah-pilah menurut Alfin Tofler, pasar masal telah
terpecah dan berubah menjadi pasar kecil menuntut berbagai spesialisasi model, warna, jenis
produk, ukuran dan sebagainya. Dari situllah tercipta era persaingan bebas.
Oleh karena itu untuk mengantisipasi era persaingan perdagangan bebas
tersebut,  banyak perusahaan di Indonesia baik yang berskala besar, menengah maupun  yang
berskala kecil mulai menata ulang strategi persaingannya dengan melakukan kajian terhadap
tujuan strategik perusahaan yang didasarkan atas kebutuhan pasar baik di tingkat lokal,
nasional, maupun internasional, dan juga melakukan evaluasi yang intens (terus menerus
secara mendalam) terhadap kompetensi internal perusahaan itu sendiri, termasuk dalam hal
ini melakukan penilaian kinnerja pemasaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kreatifitas?


2. Apa saja ciri sikap berfikir kreatif?
3. Apa saja tahap berfikir kreatif?
4. Apa saja prinsip-prinsip kreatif?
5. Apa pengertian inovasi?
6. Apa saja prinsip inovasi?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan kreatifitas


2. Mampu mengetahui ciri sikap berfikir kreatif
3. Mampu mengetahui tahap berfikir kreatif
4. Mampu mengetahui prinsip-prinsip kreatif
5. Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan inovasi
6. Mampu mengetahui prinsip inovasi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan
perwujudan diri atau aktualisasi diri dan merupakan kebutuhan paling tinggi bagi manusia.
Pada dasarnya, setiap orang dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi kreatif. Kreativitas
dapat di identifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat.

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia kreativitas adalah kemampuan untuk berkreasi,
kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Kreativitas juga dapat diartikan sebagai suatu pola
pikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang merincikan hasil artistik
penemuan dan penciptaan baru.

Kreativitas juga merupakan daya atau kemampuan manusia untuk menciptakan sesuatu.
Kemampuan ini dapat terkait dengan bidang seni maupun ilmu pengetahuan. Dalam bidang
seni, intuisi dan inspirasi sangat berperan besar dan menurut spontanitas lebih tinggi. Di
bidang ilmu pengetahuan, kemampuan pengamatan dan perbandingan, menganalisa dan
menyimpulkan lebih menentukan. Kedua-duanya menuntut pemutusan perhatian,
kemampuan, kerja kertas dan ketekunan, kedua-duanya bertolak dari intelektualisme dan
emosi, serta merupakan cara pengenalan realitas alam dan kehidupan yang sama.

Kreativitas secara umum menurut Baron (1969, dalam Munandar, (2009, hlm 21) adalah
kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru”. Begitu pula menurut
Haefele (1962, dalam Munandar, (2009, hlm 21) memaparkan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial”.

Beberapa para ahli memaparkan devinisi dari kreativitas maka penulis dapat mengambil garis
besar yaitu kreativitas adalah proses yang menghasilkan karya baru yang bisa diterima oleh
komunitas tertentu atau bisa diakui oleh mereka sebagai sesuatu yang bermanfaat. Sedangkan
menurut Munandar (1995, hlm 19) mengemukakan bahawa kreativitas adalah hasil interaksi
antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan
data, informasi, unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya.

Banyak definisi tentang kreativitas, namun tidak ada satu definisi yang dapat diterima secara
universal. Untuk lebih lanjut menjelaskan pengertian kreativitas, akan dikemukakan beberapa
perumusan yang merupakan simpulan para ahli mengenai kreativitas. Kreativitas merupakan
proses mental yang unik, suatu proses semata –mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu
disebut “pemikiran perbedaan” (divegent thinking). Kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk menghasilkan koposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan
sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Banyaknya definisi tentang kreativitas merupakan
salah satu masalah kritis dalam meneliti, mengidentifikasi dan mengembangkan kreativitas.

Torrance dalam Munandar (2009, hlm 20) memilih definisi proses tentang kreativitas,
menjelaskan hubungan anatara keempat P tersebut sebagai berikut: dengan berfokus pada

4
proses kreatif, dapat dinyatakan jenis pribadi yang bagaimana akan berhasil dalam proses
tersebut, macam lingkungan yang bagaimanakah akan memudahkan proses tersebut, dan
produk yang bagaimanakah yang akan dihasilkan dari proses kreatif.

Kreativitas sebagai kemampuan seseorang memiliki 4 dimensi, yaitu pribadi (person),


pendorong (press), proses (process), produk (product). Berikut ini uraian lanjut mengenai 4
(empat) dimensi tersebut yaitu:

a. Pribadi (Person)

Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan
lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinalisasi dari individu
tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan
produk- produk inovatif. Oleh karena itu pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan
pribadi dan bakat-bakat siswanya (jangan mengharapkan semua melakukan atau
menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama).

Menurut Hulbeck dalam Munandar (2009, hlm. 20) “creative action is an imposing of one’s
own whole persinality on the environment in an unique and character istic way”. Menurut
Carl Rongers dalam Munandar (2009, hlm. 34) tiga kondisi dari pribadi yang kreatif adalah
sebagai berikut:

 Keterbukaan terhadap pengalaman.

 Kemampuan untuk menilai situasi dengan patokan pribadi seseorang


(internal locus of evaluation).

 Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konseo-


konsep.

Rencana inovatif serta produk orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang lebih dahulu,
dengan mempertibangkan masalah yang mungkin akan timbul dan implikasinya.

b. Proses (Process)

Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara
kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan
kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Dalam hal
ini yang penting ialah memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya
secara kreatif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan.

Pertama-tama yang perlu ialah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau
terlalu cepat menuntut dihasilkannya produk- produk kreatif yang bermakna hal itu akan
datang dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang, menerima, dan menghargai. Perlu
juga diingat bahwa kurikulum sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk

5
kegiatan krestif, dan jelas pekerjaan monoton, tidak menunjang siswa untuk mengungkapkan
dirinya secara kreatif.

Dalam Hamzah (2012, hlm. 33) kreativitas dalam proses dinyatakan sebagai “creativity is a
process that manifest it self in fluency, in flexibility as well as in originality of thinking”.
Proses kreativitas menurut Walles dalam Munandar (2009, hlm. 21) ada 4 (empat) tahap,
yaitu:
1) Tahap persiapan, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan
masalah dengan belajar berfikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang
dan sebagainya.

2) Tahap inkubasi, adalah tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri


dari masalah tersebut atau tidak memikirkan masalah secara sadar. Mereka
melaporkan bahwa gagasan atau inspirasi yang merupakan titik mula dari
suatu penemuan atau kreasi baru berasal dari daerah pea-sadar atau timbul
dalam keadaan ketidak sadaran penuh.

3) Taham iluminasi saat timbulnya inspirasi atau gagasan pemecahan masalah


baru.

4) Tahap verifikasi atau tahap ealuasi ialah tahap dimana ide atau kreasi baru
tersebut harus di uji terhadap realitas.

c. Produk (Product)

Pada pribadi kreatif, jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang menunjang, atau
lingkungan yang memberi kesempatan atau peluang untuk besibuk diri secara kreatif maka
diprediksikan bahwa produk kreativitasnya akan muncul. Kondisi yang memungkinkan
seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi
lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong (press) seseorang untuk melibatkan
dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif.

Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dam dengan dorongan (internal
maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif, maka produk-produk kreatif yang
bermakna dengan sendirinya akan timbul. Hendaknya pendidik menghargai produk
kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, misalnya dengan
mempertunjukan atau memamerkan hasil karya anak. Ini akan mengunggah minat bakat
untuk berkreasi.

Dimensi produk kreativitas digambarkan sebagai berikut “creativity to bring something new
intp excistence”. Menurut Basener dan Treffinger dalam Munandar (2009, hlm. 41)
menyarankan bahwa produk kreatif dapat dogolongkan menjadi tiga kategori, yaitu:

6
1) Kebaruan (novelty)

Sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan proses yang baru, teknik baru, bahan
baru, konsep baru yang terlibat. Produk itu orisinal dalam arti sangat langka di antara produk-
produk yang dibuat oleh orang lain, juga menimbulkan kejutan sebelum memberikan
penilaian orang tercengang, dan terakhir produk itu dapat menimbulkan gagasan produk
orisinal lainnya.

2) Pemecahan (resolution)

Menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan dari situasi bermasalah.
Tiga kriteria dalam dimensi ini adalah, bahwa produk itu harus bermakna (valiable) atau
memenuhi kebutuhan, logis, dengan mengikuti aturan yang ditentukan dalam bidang tertentu,
dan berguna karena dapat diterapkan secara praktis.

3) Elaborasi dan sintesis

Sejauh mana produk itu menggabung unsur-unsur yang tidak sama atau serupa menjadi
keseluruhan yang koheren (bertahan secara logis).

d. Pendorong (Press)

Bakat kreatif akan terwujud jika adanya dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun
jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.
Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang menunjang. Di dalam keluarga, di
sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan
dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau kelompok individu.

Kategori keempat dari dimensi kreativitas ini menekankan pada dorongan baik dorongan
internal maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Mengenai press
dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi atau fantasi dan
menekankan kreativitas dan inovasi. Ada beberapa faktor pendorong dan penghambat
kreativitas, yaitu:

a. Faktor pendorong

 Kepekaan dalam melihat lingkungan.

 Kebebasan dalam melihat lingkungan.

 Komitmen kuat untuk maju dan berhasil.

 Optimis dan berani ambil resiko, termasuk resiko buruk.

 Ketekunan untuk berlatih.

7
 Hadapi masalah sebagai tantangan.

 Lingkungan yang kondusif, tidak kaku, dan otoriter.

b. Faktor penghambat

 Malas berpikir, bertindak, berusaha, dan melakukan sesuatu.

 Menganggap remeh karya orang lain.

 Mudah putus asa, cepat bosan, tidak tahan uji.

 Cepat puas.

 Tidak berani mengambil resiko.

 Tidak percaya diri.

 Tidak disiplin.

Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan
dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam kadar yang
berbeda-beda. Pentingnya kreativitas tertera dalam Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 yang intinya antara lain adalah melalui pendidikan diharapkan dapat mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak mulia, cakap, kreatif,
juga mandiri.

Ada enam asumsi kreatif yang diangkat dari teori dan berbagai studi tentang kreativitas
Dwijanto dalam Guru TPQ 2012 yaitu sebagai berikut:

1) Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-


beda. Tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas, dan yang
diperlukan adalah bagaimana mengembangkan kreativitas tersebut.

2) Kreativitas dinyatakan dengan produk kreatif, baik berupa benda maupun


gagasan. Produk keratif merupakan kriteria puncak untuk menilai tinggi
rendahnya kreativitas seseorang.

3) Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-


faktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal). Pada setiap
orang, peran masing-masing faktor tersebut berbeda-beda. Asumsi ini
disebut juga sesuai asumsi interaksional atau sosial psikologis yang
memandang faktor tersebut secara komplementer.

4) Dalam diri seseorang dal lingkungannya terdapat faktpr-faktor yang dapat


menunjang atau justru menghambat perkembangan kreativitas. Faktor-

8
faktor tersebut dapat di identivikasi persamaan dan perbedaan pada
kelompok individu yang satu dengan yang lain.

5) Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan


didahului oleh, dan merupakan pengembangan hasil-hasil kreativitas orang-
orang yang berkarya sebelumnya.

6) Jadi kreativitas merupakan kemampuan seseoramg dalam menciptakan


kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang telah ada sehingga melahirkan
sesuatu yang baru. Karya kreatif tidak lahirhanya karena kebetulan,
melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut kecakapan,
keterampilan, dan motivasi yang kuat.

Sebagai negara berkembang Indonesia sangat membutuhkan tenaga-tenaga kratif yang


mampu memberikan suatu sumbangan bermakna kepada ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian, serta kesejahteraan bangsa pada umumnya. Dengan demikian kreativitas
merupakan kemampuan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan

potensi, dengan cara menghargai gagasan baru. Pengembangan kreativitas perlu disiapkan
dan dilatih dalam pembelajaran IPS, agar pengembangan sumber daya manusia berkwalitas
yang sesuai dengan tujuan IPS dapat terwujud.

Terlepas dari berbagai definisi yang ada, satu hal yang mendasar dan perlu diperhatikan yang
menjadi titik temu berkaitan dengan kreativitas, yaitu sebuah kemampuan untuk menciptakan
atau menghasilkan sesuatu hasil karya atau ide-ide yang sama sekali baru. Kreativitas bukan
sekedar merupakan hasil proses pola pikir yang disengaja, melainkan juga anugerah dari yang
Maha Kuasakepada siapa saja yang dikehendaki. Dalam pemaknaan seperti ini kreativitas
merupakan potensi yang bersifat alamiah pada semua manusia.

Kreativitas memang seharusnya dilatih dan diberdayakan secara optimal. Tidak mungkin
seseorang hanya berdiam diri saja adanya kemampuan untuk kreativitasnya akan berkembang
dengan sendirinya. Apabila menginginkan kreativitasnya ingin berkembang maka harus
tanggap, mengambil langkah progresif, dan mencari berbagai peluang bagi perkembangan
kreativitasnya.

Perkembangan kreativitas sangat penting bagi tumbuh kembang dalam diri anak sejak usia
dini. Dengan berkembangnya daya kreativitas seseorang maka dia mudah untuk
mengaktualisasikan diri secara optimal. Guilford (1950) dalam Munandar (2004:7)
menyatakan bahwa: “Betapa penelitian dalam bidang kreativitas sangat kurang, dan
kreativitas masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal.”

Dari ungkapan tersebut dan didukung oleh pernyataan para ahli tersebut di atas mengenai
pentingnya kreativitas, maka peneliti tergugah dan tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai kreativitas dengan pendekatannya melalui model pembelajaran project based
learning pada mata pelajaran IPS. Dengan model tersebut setelah pembuatan produk selesai
maka siswa akan mempersentasikan hasilnya.

9
2.2 Ciri Sikap Berpikir kreatif

Ada beberapa ciri-ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu yang kreatif. Guilford (dalam
Munandar, 1992) membedakan antara ciri kognitf (aptitude) dan ciri afektif (non-
aptitude) yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri kognitif (aptitude) ialah ciri-ciri
yang berhubungan dengan kognisi, proses berpikir yang meliputi kelancaran, kelenturan
(fleksibilitas) dan orisinilitas dalam bepikir dan elaboration (mengembangkan, memperkaya,
memperinci) suatu gagasan. Sedangkan ciri-ciri afektif (non-aptitude) ialah ciri-ciri yang
lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif,
merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat berani mengambil resiko dan sifat menghargai.
Kedua jenis ciri-ciri kreativitas itu diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud.

 Berikut ini ciri-ciri kognitf (aptitude) dan ciri-ciri afektif (non-aptitude)  menurut Guilford


(dalam Munandar, 1992) akan diuraikan lebih lanjut :

 a. Ciri-ciri Kognitif

 Kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif (divergen) dan memiliki


lima ciri kognitif, yaitu kemampuan berpikir secara lancar (fluency), berpikir
luwes (flexibelity), orisinilitas (originality), kemampuan menilai (evaluation) dan
kemampuan memperinci/mendalam (elaboration).

 1) Kemampuan berpikir lancar (fluency)

Merupakan kemampuan untuk melahirkan banyaknya ide dan gagasan, mengemukakan


banyaknya cara untuk melakukan berbagai hal serta mencari banyak kemungkinan alternatif
jawaban dan penyelesaian masalah.

 2) Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel (flexibility)

 Merupakan kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam


mengatasi persoalan, orang yang kreatif adalah orang yang kreatif dalam berpikir, mereka
dapat dengan mudah meninggalkan cara berpikir yang lama dan menggantikan dengan cara
berpikir yang baru. Diperlukan kemampuan untuk tidak terpaku pada pola pemikiran yang
lama. Hal ini bisa dilakukan dengan fleksibilitas yang spontan dan adaptif. Fleksibilitas
spontan adalah kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tanpa
rasa takut salah. Sedangkan fleksibilitas adaptif adalah kemampuan untuk menyampaikan
berbagai macam ide tentang apa saja tetapi masih memperhatikan kebenaran ide tersebut.
Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memberikan macam-macam penafsiran
(interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah, menerapkan suatu konsep dengan
cara yang berbeda-beda, memberi pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda dari yang
diberikan orang lain, dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai
posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok., jika diberikan suatu
masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk
menyelesaikannya, mampu mengubah arah berpikir secara spontan.

10
 3) Kemampuan berpikir orisinal (originality)

 Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan mebuat


kombinasi-kombinasi yang sifatnya baru dan unik, menggunakan cara yang tidak lazim
dalam mengungkapkan diri, dan mampu mencari berbagai kemungkinan pemecahan masalah

dengan cara-cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Ciri-ciri ini dapat dilihat
pada sikap anak didik dalam memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain, mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan
cara-cara yang baru, memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain, setelah membaca atau
mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesain yang baru, memberikan

warna-warna yang tegas dan berbeda dengan keadaan aslinya dalam menggambar atau sering
mempertanyakan mengapa sesuatu hal harus dilakukan dengan suatu cara dan bukan dengan
cara lain.

 4) Kemampuan menilai (evaluation)

 Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu
pertanyaan benar, atau sutau tindakan itu bijaksana serta tidak hanya mencetuskan gagasan
saja tetapi juga melaksanakannya. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam
memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri, menentukan pendapat sendiri
mengenai suatu hal, menganalisa masalah atau penyesalan secara kritis dengan selalu
menanyakan ”Mengapa?”, mempunyai alasan rasional yang dapat dipertanggungjawabkan

untuk mencapai suatu keputusan, merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang
tercetus, pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti
atau penilai yang kritis, menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.

 5) Kemampuan memperinci (elaboration)

 Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan suatu ide, gagasan atau
produk dan kemampuan untuk memperinci suatu obyek, gagasan, dan situasi sehingga tidak
hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi lebih menarik. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap
anak didik dalam mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan
masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci, mengembangkan atau
memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang
akan ditempuh, mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan
penampilan yang kosong atau sederhana, menambahkan garis-garis, warna-warna dan detil-
detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.

 b. Ciri-ciri afektif

Ciri-ciri afektif dari kreativitas merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap mental
atau perasaan individu. Ciri-ciri afketif ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi

11
dengan ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan perasaan seseorang.
Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu:

 1) Rasa ingin tahu.

 Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya: selalu bertanya, memperhatikan
banyak hal, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti. Ada beberapa
perilaku peserta didik yang mencerminkan rasa ingin tahu, misalnya sering mempertanyakan
segala sesuatu, senang menjajaki buku-buku, peta-peta, gambar-gambar, dan sebagainya
untuk mencari gagasangagasan baru, menggunakan semua pancainderanya untuk mengenal,
tidak takut menjajaki bidang-bidang baru, ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal
atau kejadiankejadian.

 2) Bersifat imajinatif/fantasi

 Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi
dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan mana khayalan dan mana yang
kenyataan. Perilaku yang terlihat pada siswa biasanya berupa memikirkan atau
membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, memikirkan bagaimana jika melakukan
sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain, meramalkan apa yang akan dikatakan atau
dilakukan orang lain, mempunyai firasat tentang sesuatu yang belum terjadi, melihat hal-hal
dalam suatu gambar yang tidak dilihat orang lain, membuat cerita tentang tempat-tempat
yang belum pernah dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian yang belum pernah

dialami.

 3) Merasa tertantang oleh kemajemukan

 Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh
situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit. Perilaku anak didik
yang mencerminkan sikap tertantang oleh kemajemukan, adalah menggunakan gagasan atau
masalah-masalah yang rumit, melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk, tertantang
oleh situasi yang tidak dapat diramalkan keadaannya, mencari penyelesaian tanpa bantuan
orang lain, tidak cenderung mencari jalan tergampang, berusaha terus-menerus agar berhasil,
mencari jawaban-jawaban yang lebih sulit atau rumit daripada menerima yang mudah, dan
senang menjajaki jalan yang lebih rumit.

 4) Sifat berani mengambil risiko (tidak takut membuat kesalahan)

 Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat
kritik dari orang lain. Perilaku anak didik yang memiliki sifat berani dalam mengambil risiko
adalah berani mempertahankan gagasan-gagasan atau pendapatnya walaupun mendapatkan
tantangan atau kritik, bersedia mengakui kesalahan-kesalahannya, berani menerima tugas
yang sulit meskipun ada kemungkinan gagal, berani mengajukan pertanyaan atau
mengemukakan masalah yang tidak dikemukakan orang lain, tidak mudah dipengaruhi orang

12
lain, melakukan hal-hal yang diyakini, meskipun tidak disetujui sebagian orang, berani
mencoba hal-hal baru, berani mengakui kegagalan dan berusaha lagi.

 5) Sifat menghargai

 Kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, menghargai
kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang. Perilaku anak didik yang
memiliki sifat menghargai adalah menghargai hak-hak sendiri dan orang lain, menghargai
diri sendiri dan prestasi sendiri, menghargai makna orang lain, menghargai keluarga, sekolah
lembaga pendidikan lainnya serta teman-teman, menghargai kebebasan tetapi tahu bahwa
kebebasan menuntut tanggung jawab, tahu apa yang betul-betul penting dalam hidup,
menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan, senang dengan penghargaan terhadap
dirinya

2.3 TAHAP-TAHAP BERPIKIR KREATIF


1. Tahapan pertama, yakni Persiapan, Memformulasikan suatu masalah dan membuat
usaha awal untuk memecahkannya. Contohnya ialah saat kita dihadapkan pada suatu
masalah untuk menyebrangi sungai agak lebar dengan arus yang cukup deras, kita
memiliki beberapa pemecahan untuk menyebranginya. Kita mempunyai waktu untuk
menyebranginya dengan mencobakan dari apa yang kita fikirkan untuk jalan
keluarnya.

2. Tahapan kedua, Inkubasi tahap ini mengapa ide-ide kreatif tidak muncul pada suatu
periode dimana kita juatru tidak memikirkan masalah tersebut? pada umumnya
jawaban pragmatis untuk pertanyaan tersebut adalah bahwa sebagian besar waktu
yang kita milki dalam kehidupan kita, kita habiskan dengan hal-hal yang kurang
menuntut kita untuk berfikir kreatif seperti jalan-jalan, menonton tv, berjemur.
salah satu tahap inkubasi. Salah satu pernyataan mengenai tahap inkubasi bahwa tahap
ini dapat membebaskan kita dari fikiran-fikiran melelahkan akibat proses pemecahan
masalah. Melupakan masalah yang berat dalam sementara waktu dapat membantu kita
menemukan ide-ide baru yang lebih sesuai untuk memecahkan masalah tersebut.

3. Tahap ketiga yakni tahap Iluminasi atau pencerahan, tahapan ini tidak memicu
terjadinya iluminasi. Pada saat iluminasi terjadi, jalan terang menuju permasalahan
mulai terbuka. Seseorang akan merasakan sensasi kegembiraan yang luar biasa,
karena pemahaman meningkat, semua ide muncul, dan ide-ide tersebut saling
melengkapi satu sama lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan, semua trobosan
ide kreatif muncul pada tahap ini, penemuan telepon, alur sebuah cerita dan lain-lain
merupakan contoh bagaimana tahap iluminasi memenuhi pikiran seseorang.

4. Tahapan akhir ialah tahap verifikasi, setelah sebuah ide/solusi diperoleh, maka ide
atau solusi tersebut harus diuji. Tahapan ini tahap untuk menguji sebuah produk hasil
proses kreatif untuk membuktikan legitimasinya. Tahap verifikasi pada umumnya
lebih singkat daripada tahapan sebelunya, karena tahap ini hanya menguji dan
meninjau kembali hasil perhitungan seseorang, atau dapat juga untuk melihat apakah

13
penemuan berhasil. Tetapi dalam berbagai kasus diperlukan waktu untuk melakukan
penelitian lebih lanjut atau peninjauan ulang.

2.4 PRINSIP BERFIKIR KREATIF

Tujuh prinsip pola berpikir kreatif (The Basic of Creative Thinking)

Prinsip 1 : Think Differently with Opposite Position

• Prinsipnya ialah: “Start from different position”

• Seorang kreator ulung atau penemu-penemu dunia pasti mempunyai pandangan yang
berbeda dibandingkan orang lain. Mereka selalu menempatkan diri pada posisi yang berbeda
dengan banyak orang. Ciri-ciri mereka adalah tidak puas diri (tidak mudah puas), pantang
menyerah, dan berfikir berlawanan arah (menentang arah) atau yang lebih dikenal dengan
kata “think differently”.

• Einstein, dianggap “idiot” di usia 3 tahun, dimana pola hidupnya berbeda dan kebiasaan
atau norma-norma yang ada. Pola hidupnya seperti atau mirip kelelawar: siang tidur dan
malam bekerja. Yah, itulah tipe-tipe seorang kreator. Tetapi, dari sekian banyak orang dengan
ciri-ciri seperti itu, sedikit yang sukses. Mereka tidak bisa memanfaatkan kelebihannya
sebagai kreator.

• Ada beberapa prinsip dan jenis dari cara berfikir berbeda, yaitu :

• Jangan mengikuti pola pikir orang banyak atau mengikuti kebiasaan. Seorang kreatif
cenderung mengoptimalkan otak kanannya, sehingga dia tidak bersifat intuisi yang terus
diasah, yang tidak terjebak rutinitas seperti kebiasaan otak kiri Anda.

• Sebagai contoh, ada beberapa pertanyaan sebagai berikut :

• Rambut yang tidak lurus disebut? Keriting (ikal)

• Orang gila disebut? Sinting

• Gelas pecah karena ? Dibanting

• Anda tidur butuh ? Guling

• Apa semua orang tidur butuh “guling”? Belum tentu, mungkin bantal saja cukup. Kita
sering terjebak dengan pola rutinitas dan kebiasaan, sehingga bila terus-menerus terjadi,
orang berkata, “Wah, sudah biasa, kok!” Prinsip ini sering digunakan orang kreatif iklan
untuk mengkomunikasikan pesannya, yaitu “repetition”.

• Hindari jebakan LOGIKA Anda

• Bila kita berpikir tentang makan, logika kita pasti menggambarkan : meja makan,
piring, gelas, air, nasi, sayuran, dan sebagainya.
14
• Orang kreatif rata-rata berpikir berbeda. Sering dia berkata, “Ah, bosan itu-itu saja, yang
lain dong!” Orang tidak kreatif berpikir rutinitas. Hal ini tidak akan menciptakan peluang
bisnis, karena lebih cenderung menonton dan takut menghadapi perubahan.

• Cobalah untuk berfikir pada problem-problem yang terjadi dan imajinasikan kesulitan
dan ketidak monotonannya. Tampillah berbeda dan inginkanlah sesuatu yang lain. Itulah pola
pikir kreatif dalam melatih intuisi Anda dalam menciptakan ide bisnis Anda.

• Peluang akan hinggap kepada orang yang mempunyai daya imajinasi yang tinggi dan
pola pikir yang berbeda. Tetapi, banyak orang sulit untuk mewujudkannya karena mereka
terjebak oleh LOGIKA sendiri. Sebagai contoh, hotel, laut, Puncak, tamasya, gunung, Ancol,
dan lain-lain. Hindarilah jebakan LOGIKA Anda. Cobalah untuk membuat imajinasi Anda
melayang jauh, Pikirkanlah untuk pergi ke gunung sambil camping, mancing di hotel, atau
hanya di rumah saja, menonton film hiburan layaknya di bioskop. Munculkan hotel,
apartemen bernuansa resort, atau bengkel benuansa “one stop entertainment”.

• Biarkan imajinasi mengarah ke hal yang aneh-aneh, sedikit “gila”, atau menyimpang
dari kebiasaan, maka Anda akan menemukan inspirasi.

Prinsip 2 : The Innovation Theory

• Teori inovasi adalah suatu teori yang berlandaskan sesuatu yang tidak mungkin
(“impossible”) untuk diwujudkan menjadi mungkin (“possible”).

• Sebagian besar penemu dunia mengacu kepada konsep “Innovation Theory”, bahwa
sesuatu yang tidak mungkin, tidak terpecahkan, dan tidak bisa terselesaikan akan menjadi
mungkin, dengan usaha yang tidak kenal menyerah.

• Inovator-inovator hebat, seperti Thomas Alfa Edison, yang membuat riset dan mencari
kawat yang bertahan panas hingga membuat percobaannya sebanyak 2.000 kali, Graham Bell
dengan teleponnya, Marconi dengan radionya, dan masih banyak lagi orang yang sensasional
dan spektakuler penemuannya.

• Seorang smart and good entrepreneur, yang mengetahui bahwa teori ini ialah landasan
untuk menemukan suatu ide bisnis dan peluang, mulai berpikir dari sesuatu yang tidak
mungkin untuk dibuat menjadi mungkin dan spektakuler.

Prinsip 3: Think More Detail!

Untuk memperkuat konsep kreativitas, dalam “Innovation Theory”, terkandung prinsip


“Think more detail”, sbb :

1. Ubahlah pola kebiasaan Anda, misalnya jika Anda melihat sesuatu itu biasanya begini,
maka ubahlah dengan kebiasaan yang baru. Bagaimana hasilnya ? Apa kesulitannya?

· Jika melihat selalu dari depan, coba untuk melihat dari samping, belakang, bawah atau
atas, dan lebih dekat serta teliti.

15
· Ketika Anda melihat televisi dan mendengar radio, cobalah untuk lebih detail. Apa dan
bagaimana Anda melihat? Nyamankah? Posisinya? Lihatlah juga orang yang bukan pemeran
utamanya.

2. Di dalam melihat, janganlah secara visual, tapi secara detailnya.

· Misalnya, Ketika Anda melihat lukisan, cobalah melihat coretan-coretannya, guratan,


sapuan kuasnya, dan pancaran warnanya, dan Anda akan menemukan sisi yang menarik dari
sana.

· Bila Anda melihat proses, cobalah melihat mulai dari sisi awal hingga akhirnya, dari
cara mengerjakan hingga metodenya, dan seterusnya.

· Ketika melihat produk, lihatlah dari sisi pembuatannya, pencampuran, bahan baku, dan
pengerjaannya.

· Prinsip ini sangat baik digunakan oleh entrepreneur di dalam mengauasai pasar dan
seluk beluk bisnis. Oleh karena itu, Anda harus mengetahui prinsip ini.

3. Amatilah film bukan dari tokohnya, melainkan dari pendukungnnya dan sisi kirinya,
misalnya editing, sudut pengambilan, kamera, teknik pengambilan, dan lain-lain.

4. Kunjungilah pameran dagang, event atau eksebisi. Jangan lihat ramainya, hebatnya,
atau secara visualnya. Cobalah berpikir, apa yang ia tawarkan, industri mana yang baru,
produk baru, inovasi baru, atau pemain baru. Pasti ada sesuatu yang bisa di gali untuk
mendapatkan ide-ide bisnis yang memberi peluang emas.

Prinsip ke-4: Have a Perfect Result

• Hasil Sempurna akan membuat Anda lebih kreatif lagi di dalam menciptakan peluang.
Prinsip ini bisa membuat Anda lebih bekerja keras dan dituntut untuk lebih dari sekedar puas,
karena Anda tidak mengenal hasil yang biasa-biasa saja dan tidak cepat puas diri. Jika ingin
menerapkan prinsip ini, selalulah berpikir dan berprinsip “Pasti ada jalan keluarnya”, atau
“Kesulitan ini bersifat sementara, hanya saya yang belum tahu saja”.

Prinsip ke-5: There Must be a Solution

• Prinsip ini hampir sama dengan prinsip sebelumnya, hanya berbeda hasil akhirnya.
Prinsip ini hanya berpikir untuk mencari solusinya saja, sedangkan sebelumnya ialah
kesempurnaan dari hasilnya. Sebagai contoh :

• Gantilah kata “tetapi” dengan “dan”

• “Saya ingin pergi dengan mobil, tetapi saya ingin tiduran.”

• Gantilah menjadi “Saya ingin pergi dengan mobil dan saya ingin tiduran.” Ada tidak
yang memberikan produk seperti itu? Di sinilah Anda akan menemukan peluang.

• Contoh:
16
• Walkman: awal idenya adalah saya ingin berolahraga, tetapi saya ingin mendengarkan
musik.

• Yong Ma (Penanak nasi plus penghangat): saya ingin menanak nasi, tetapi ingin selalu
makan nasi hangat.

• TV Mobile : saya ingin menelepon, tetapi saya ingin melihat orang yang saya telepon.

• Bengkel (one stop services): saya ingin servis mobil, tetapi saya ingin makan atau main
biliar.

• Amatilah kesulitan Anda dan masalah yang terjadi, Tempatkan diri Anda di posisi luar
(sebagai penonton), lalu cobalah untuk memperhatikan masalah tersebut dan pecahkanlah.
Lalu, kembalilah masuk kedalamnya untuk menemukan ide pemecahannya.

Prinsip ke-6: Kesulitan dan Inspirasi Itu Saling Melekat Satu Sama Lain

• Jika di satu sisi itu adalah suatu kesulitan, maka di sisi lain hal itu adalah inspirasi atau
peluang, dan Anda bisa memenuhinya untuk mewujudkan menjadi ide bisnin. Misalnya:
Disaat muncul pesaing yang potensial, bagi produk yang disaingi itu adalah kesulitan, tetapi
bagi yang menyaingi itu adalah peluang. Ketika Anda akan memakai prinsip ini, maka
selalulah Berpikir:

§ Mengapa ?

§ Kok bisa begitu?

§ Ah, tidak ada yang tidak mungkin!

• Berpikirlah terbalik, bahwa Anda adalah objeknya, bukan subjeknya. Misalnya bila
Anda merasa kesulitan untuk menyelesaikan problem Anda, maka berpikirlah sebagai
pesaing Anda atau lawan Anda, dan Anda akan menemukan peluang itu.

• Berpikirlah peraturan-peraturan yang belum dibuat untuk menciptakan sebuah inspirasi


dan peluang.

Prinsip ke-7: Knowledge Only 1%, Imagination 99%

• Kreativitas tidak akan Anda dapatkan bila Anda tidak berimajinasi, Imajinasi itu
membuat Anda berangan-angan dan berpikir detail dan mencoba mereka untuk mencari
solusi dan menemukan ide pemecahannya :

• Mulailah belajar coret-coretan sketsa tentang pemecahan masalah, melamun,


menerawang jauh, membayangkan, dan lain-lain.

• Pikir dan imajinasikan suatu keinginan yang selama ini Anda impikan.

• Ajaklah anak Anda berjalan-jalan dan cobalah bertanya kepadaya tentang suatu
kejadian. Apa pendapat anak Anda ?

2.5 Pengertian Inovasi


17
Inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi
lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat dalam pola
yang bisa diprediksi.

Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera setelah mereka
mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa kelompok masyarakat lainnya
membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi inovasi tersebut. Ketika sebuah
inovasi banyak diadopsi oleh sejumlah orang, hal itu dikatakan  atau meledak.

Pengertian Inovasi Menurut Para Ahli

Berikut Ini Merupakan Pengertian Inovasi Menurut Para Ahli.

1. Everett M. Rogers

Menurut Everett M. Rogers menyatakan bahwa inovasi yaitu sebuah ide, gagasan, praktek
ataupun objek/benda yang disadari dan diterima yang sebagai suatu hal yang baru oleh
seseorang ataupun kelompok untuk diadopsi.

2. Stephen Robbins

Menurut Stephen Robbins mendefinisikan bahwa inovasi yaitu sebagai sebuah gagasan baru
yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbarui suatu produk atau proses dan jasa.

3. Van de Ven, Andrew H

Menurut Van de Ven, Andrew H menyatakan bahwa Inovasi ialah suatu pengembangan dan
implementasi suatu gagasan-gagasan baru oleh orang yang dimana dalam jangka waktu
tertentu melaksanakan sebuah transaksi-transaksi dengan orang lain dalam suatu tatanan
organisasi.

4. Kuniyoshi Urabe

Menurut Kuniyoshi Urabe menyatakan bahwa Inovasi bukan merupakan suatu kegiatan satu
kali pukul (one time phenomenon),melainkan sebuah proses yang panjang dan kumulatif
yang meliputi banyak proses pengambilan dalam keputusan di dan oleh organisasi dari mulai
pada penemuan gagasan sampai implementasinya di pasar.

5. UU No. 18 tahun 2002

Inovasi yaitu suatu kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang


mempunyai tujuan untuk mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan sebuah ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada ke dalam suatu produk atau proses produksi.

6. Stephen Robbins (1994)

Menurut Stephen Robbins mengungkapkan bahwa inovasi ialah sebagai suatu gagasan baru
yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki sebuah produk atau proses dan jasa.

18
2.6 Prinsip Inovasi
Berikut ini terdapat beberapa prinsip-prinsip inovasi, terdiri atas:

1. Prinsip Keharusan

1) Keharusan menganalisis peluang

Semua sumber peluang inovatif harus dianalisis secara sistematis. Tujuannya adalah mencari
peluang yang benar-benar sesuai dengan inovasi yang akan dilakukan.

2) Keharusan memperluas wawasan

Makin banyak hal-hal baru yang kita dapat, makin mudah bagi kita untuk mencari gagasan
yang inovatif, memperluas wawasan dapat dilakukan dengan cara lebih banyak membaca,
melihat, mendengar dan merasakan.

3) Keharusan untuk bertindak efektif

Syarat bagi keefektifan sebuah inovasi adalah kesederhanaan sehingga timbul pernyataan
“hal ini sebetulnya sederhana, mengapa tak terpikirkan sebelumnya”.

4) Keharusan untuk tidak berpikir muluk

Memiliki impian yang besar memang bagus, hal ini merupakan sumber inspirasi untuk
melakukan sebuah inspirasi. Tetapi akan lebih baik jika dari ha-hal lebih kecil terlebih
dahulu.

2. Prinsip Larangan

1) Larangan untuk berlagak pintar

Jangan melakukan hal yang melebihi kemampuan yang dimiliki karena hal tersebut akan
mengakibatkan kegagalan.

2) Larangan untuk rakus

Tetaplah focus pada tema inovasi yang telah dipilih. Semakin kita menjauh dari tema tersebut
akan makin menyebar pekerjaan yang dilakukan dan ini juga akan mengakibatkan kegagalan.

3) Larangan untuk berpikir terlalu jauh kedepan

Semakin kita berpikir terlalu jauh kedepan semakin banyak unsur ketidakpastian yang
dihadapi termasuk juga ketidakpastian untuk mencapai keberhasilan.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan materi, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain

1. Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan
perwujudan diri atau aktualisasi diri dan merupakan kebutuhan paling tinggi bagi
manusia. Pada dasarnya, setiap orang dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi
kreatif. Kreativitas dapat di identifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat.

2.
Kreativitas sebagai kemampuan seseorang memiliki 4 dimensi, yaitu pribadi (person),
pendorong (press), proses (process), produk (product).

3. ciri-ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu yang kreatif. Guilford (dalam
Munandar, 1992) membedakan antara ciri kognitf (aptitude) dan ciri afektif (non-
aptitude) yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri kognitif (aptitude) ialah ciri-
ciri yang berhubungan dengan kognisi, proses berpikir yang meliputi kelancaran,
kelenturan (fleksibilitas) dan orisinilitas dalam bepikir

20
dan elaboration (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.
Sedangkan ciri-ciri afektif (non-aptitude) ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan
sikap atau perasaan yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa
tertantang oleh kemajemukan, sifat berani mengambil resiko dan sifat menghargai.

4. Berdasarkan sejarah psikologi kognitif, Wallas (dalam Solso, 2008) menjelaskan


bahwa ada 4 tahapan di dalam proses kreatif, yaitu: Persiapan, Inkubasi, Iluminasi,
Verifikasi

5. Tujuh prinsip pola berpikir kreatif (The Basic of Creative Thinking)

Posisikan diri Anda berlawanan atau berbeda dengan yang lain (opposite or think differently),
The Innovation theory : think differently dari “Nothing to give a spectacular Result”, Think
more detail, Have a perfect result , Berpikirlah “there must be a solution”, Kesulitan dan
inspirasi itu saling melekatkan diri, Knowledge only 1%, imagination 99%

6. Inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit
adopsi lainnya.

7. prinsip-prinsip inovasi, terdiri atas: Prinsip Keharusan dan Prinsip Larangan

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/aliffiadi/552a4be9f17e61b277d623b7/psikolo
gi-kognitif-tahapan-berfikir-kreatif

https://www.studilmu.com/blogs/details/pengertian-kreativitas-dan-contoh-
kreativitas

https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/ciri-ciri-orang-kreatif/

https://www.kompasiana.com/andicaus/552fdfa56ea834bc598b4597/8-
prinsip-kreativitas

https://www.studilmu.com/blogs/details/pengertian-inovasi-manfaat-
inovasi-tujuan-inovasi-dan-5-mitos-inovasi

21
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-inovasi/#:~:text=penggunaan
%20formulasi%20baru.-,Prinsip%20%E2%80%93%20Prinsip
%20Inovasi,untuk%20berpikir%20terlalu%20jauh%20kedepan.

22

Anda mungkin juga menyukai