Pleno Kasus 2 Modul Psikiatri FK Trisakt 2020
Pleno Kasus 2 Modul Psikiatri FK Trisakt 2020
Pleno Kasus 2 Modul Psikiatri FK Trisakt 2020
KASUS 2
MODUL PSI
Kelompok 8 Kelas A
Disusun oleh :
Nadia Mayra Afina (030001800070)
Nadira Aqsenta (030001800071)
Najwa Dean Hasana (030001800073)
Naufal Andi Giffary (030001800075)
Putri Mayola (030001800081)
Ratu Aurany Desnissa (030001800085)
Shaniza Ardiva Haming (030001800098)
Bianda Astari Warman (030001800124)
Nanda Berliana Agustin (030001800141)
Kelompok 8A
“Ayahku Sukarno dan Ibuku Raden Ajeng Kartini”
Kata kunci :
Tidak butuh tidur, bicara terus menerus, melakukan banyak aktivitas, tidak bisa
diam, yakin dirinya orang hebat
Klarifikasi Istilah
1. Tidur : periode istirahat tubuh dan pikiran, interval ketika kemauan
volunter dan kesadaran ditekan sementara dan fungsi-fungsi tubuh terhenti
sebagian.
2. Zat psikoactive : zat yang apabila masuk kedalam sistem tubuh manusia
maka akan berpengaruh ke proses mental seperti kognisi dan afek. (WHO)
3. Zat psikoactive : zat yang mempengaruhi selektif pada sistem saraf
pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.(UU
1997)
Identifikasi Masalah
1. Perempuan 26 tahun merasa tidak butuh tidur, berbicara terus menerus
tiada henti, banyak aktivitas, tidak bisa diam sejak 7 hari = gejala manik/elasi,
ciri-ciri perasaan suasana meningkat.
2. Ketika di wawancara pasien yakin bahwa dirinya adalah orang hebat,
pelayan tuhan, ayahnya presiden soekarno dan ibunya raden ajeng kartini =
bentuk waham kebesaran, ciri-ciri/gejala psikosis.
3. Perubahan mulai terjadi sejak 1 tahun yang lalu saat suaminya
diberhentikan dalam pekerjaan, pasiennya berubah menjadi sering terlihat
murung dan juga mengurung diri = tanda-tanda gejala depresi yang terjadi
pada esisode sebelum keluhan utama .
4. Sebelum ada keluhan, pasien adalah seorang yang periang, suka bergaul
dan senang menjadi pusat perhatian.
5. Pemeriksaan fisik normal dan tidak ada penggunaan zat psikoactive.
6. Riwayat berobat pasien sudah dapat beraktivitas dan riwayat perkawinan
menikah 4 tahun dan belum dikaruniai anak.
Brainstorming
Learning Objective
1. Diagnosis multiaksial & kriteria diagnosis gangguan bipolar
2. Diagnosis banding gangguan bipolar
3. Definisi gangguan bipolar
4. Etiologi gangguan bipolar
5. Epidemiologi gangguan bipolar
6. Faktor risiko gangguan bipolar
7. Manifestasi klinis gangguan bipolar
8. Patofisiologi gangguan bipolar
9. Klasifikasi gangguan bipolar
10. Tatalaksana & pencegahan gangguan bipolar
11. Komplikasi gangguan bipolar
12. Prognosis
Diagnosis
Multiaksial
1. Axis 1 : F31.2 Gangguan Afektif Bipolar
Episode Kini Manik Dengan Gejala
Psikotik
2. Axis 2 : tidak ada gangguan
3. Axis 3 : tidak ada gangguan
4. Axis 4 : ada beberapa faktor risiko
5. Axis 5 : tidak ada gangguan
Kriteria Diagnosis
B. Episode Hipomania : 4 hari berturut-turut dan sebagian besar hampir setiap hari.
Sama seperti mania
Kriteria Diagnosis
C. Depresi Berat
Lima (atau lebih) dari gejala berikut telah hadir selama periode 2 minggu yang sama dan merupakan
perubahan dari fungsi sebelumnya
- Suasana hati tertekan
- Kurang minat atau kesenangan
- Penurunan berat badan yang signifikan
- Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.
- Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari
- Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.
- Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan hampir setiap hari
- Berkurangnya kemampuan berpikir atau berkonsentrasi, atau ragu-ragu, hampir setiap hari
- Ide/usaha bunuh diri berulang tanpa rencana tertentu
Setidaknya salah satu gejalanya adalah (1) tekanan pada mood atau (2) kehilangan minat atau
kesenangan. Catatan: tidak disertakan gejala yang jelas terkait dengan kondisi medis lainnya.
Kriteria Diagnosis
2. Bipolar II Disorder
memenuhi kriteria berikut untuk episode hipomania (sama seperti mania), episode depresi berat (sama
seperti atas)
3. Cyclothymic Disorder
Selama minimal 2 tahun (setidaknya 1 tahun pada anak-anak dan remaja) telah terjadi banyak periode
dengan gejala hipomania yang tidak memenuhi kriteria episode hipomania dan banyak periode dengan
gejala depresi yang tidak memenuhi kriteria untuk episode depresi berat.
Selama periode 2 tahun di atas (1 tahun pada anak-anak dan remaja), periode hipomania dan depresi
telah ada setidaknya separuh waktu dan individu tersebut tidak memiliki gejala lebih dari 2 bulan pada
satu waktu.
Diagnosis Banding
2. Faktor biokimia :
Gejala Depresi:
⦁ Merasa sedih/kosong atau tampak sedih
⦁ Kehilangan minat atau kesenangan untuk hampir seluruh aktivitas sehari-hari
⦁ Hiperinsomnia atau insomnia
⦁ Agitasi psikomotor, pergerakan yang gelisah
⦁ Adanya kegelisahan atau menjadi lambat
⦁ Adanya perasaan tidak berharga atau bersalah yang berlebihan
⦁ Adanya masalah konsentrasi dan menentukan keputusan
⦁ Adanya perasaan tidak berharga atau keinginan bunuh diri
Manifestasi Klinis
Gejala Manik:
⦁ Harga diri yang kebesaran/melambung
⦁ Penurunan kebutuhan untuk tidur
⦁ Lebih banyak bicara dibanding biasanya
⦁ Mudah teralihkan perhatiannya
⦁ Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan
⦁ Berfikir dapat melakukan banyak hal dalam 1 waktu
Klasifikasi
PPDGJ3 :
F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
F31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran
F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi
F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnya
F31.9 Gangguan afektif bipolar YTT
Klasifikasi
DSM4 :
1. Bipolar tipe I : Ada satu atau lebih episode manik atau campuran disertai
dengan episode depresi major.
2. Bipolar tipe II : ditandai satu atau lebih episode depresi major yang
disertai paling sedikit satu episode hipomanik.
3. Siklotimik disorder : Terjadinya gejala hipomanik yang tidak memenuhi
kriteria episode manik dan juga gejala depresi yang tidak memenuhi kriteria
depresi major, paling sedikit selama 2 tahun
4. Gangguan bipolar yang tidak terinci : tidak masuk ke kalsifikasi.
Patofisiologi
Tatalaksana (algoritma farmakoterapi)
Tatalaksana (algoritma farmakoterapi)
Pencegahan 1. Menjaga gaya hidup yang benar seperti pola tidur,
pola makan
2. Belajar mengenali perubahan suasana hati
3. Apabila mengalami gangguan bipolar berulang,
perlu mengenali gejala peringatan dengan
bantuan dokter atau pemberi perawatan
kesehatan mental
4. Memahami apa yang memicu episode dan
bagaimana menghindari pemicu tersebut
5. Mengikuti gaya hidup sehat dan pola tidur teratur,
makan dan olahraga yang sehat dan sebisa
mungkin hindari stres emosional dan fisik
6. Setidaknya satu orang yang dapat pasien percayai,
dan ada yang memperingatkan pasien jika kondisi
tidak sehat
7. Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang
8. Ikuti aturan minum obat yang diberikan
Komplikasi
1. Suicide : Risiko bunuh diri meningkat pada fase depresi.
Indikasi meningkatnya resiko bunuh diri : perempuan, riwayat penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang, usia
muda, durasi penyakit yang lama, keparahan gejala yang berat, penggunaan benzodiazepin, dan kepatuhan terapi
yang buruk
2. Tindak pembunuhan : Risiko meningkat pada fase manik, dimana pasien merasa tidak senang bila orang lain tidak
memenuhi harapannya, sehingga dapat melakukan tindak kekerasan
3. Adiksi : Memiliki risiko kecanduan obat-obatan, alkohol, dan nikotin yang diyakini untuk mengurangi keluhannya.
4. Gangguan neurologi : Pada pasien bipolar tipe II atau tipe siklotimik akan memiliki episode depresi berat lebih
sering, gangguan ansietas serta fobia
5. Masalah memori dan berpikir : Pasien dengan bipolar memiliki masalah yang bervariasi dengan ingatan jangka
pendek dan panjang, kecepatan memproses informasi lambat, fleksibilitas mental lambat. Risiko meningkat pada
pasien yang memiliki episode manik lebih sering.
6. Asosiasi dengan gangguan fisik : Pasien akan lebih mudah mengalami Diabetes (pada pasien bipolar 3x lebih
sering terjadi dibanding populasi umum), Hipertensi (dan akan memperbesar kematian yang berkaitan dengan
jantung) Serta Migrain (adalah komplikasi umum pada bipolar II)
Prognosis
● Lebih buruk: adanya penyalahgunaan zat terlarang, gejala
psikotik, gejala depresi di antara episode, jenis kelamin laki-laki
● Lebih baik: durasi episode manik yang lebih singkat, onset di usia
yang lebih tua, ide untuk bunuh diri sedikit, sedikitnya masalah
psikiatrik serta masalah medis
● Pada kasus:
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad sanasionam: dubia ad malam
Ad fungsionam: dubia ad malam
Referensi