Makalah Metabolisme Mikroorganisme Kel 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“METABOLISME MIKROORGANISME”

Tugas Terstruktur Mata Kuliah Mikrobiologi

Dosen Pengampu: Irda Wahidah, M.Pd

Di Susun Oleh: Kelompok 5


Annisa Hapsari Anindita (0310173094)

Ferina Marliana Napitupulu (0310171007)

Dina Liani Harahap (0310172067)

Kiki Widya (031017

Juliana Pane (0310172084)

Lidia Purnama Sari (0310173093)

Mita Mutia (0310173126)

Kelas/ Semester: T.BIO 3/ VI

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat Menyelesaikan Tugas Makalah
Yang berjudul “Metabolisme Mikroorganisme”. Semoga tugas ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu sumber pengetahuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam memahami serta mengetahui mengenai yang dipelajari dalam Mikrobiologi.
Dalam membuat makalah kami ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang
kami miliki, kami berusaha mencari bahan materi dari berbagi sumber yaitu buku dan
artikel yang terkait serta dari sumber lainnya. Kegiatan penyusunan makalah ini
memberikan tambahan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan dan
semoga bagi para pengguna makalah ini.
Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang
membangun sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri kami sendiri maupun
pengguna makalah ini. Akhirulkalam kami mengucapkan semoga Allah SWT
memberikan kita seuma dalam naungan kasih dan sayang-Nya.

Medan, 7 Mei 2020

Penyusun

Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba atau mikroorganisme.
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu
pendukung kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari
biokimia. Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah
penemuan mikroba, macam-macam mikroba alam, struktur sel mikroba dan fungsinya,
metabolism mikroba secara umum, dan pertumbuhan mikroba.
Sama seperti makhluk hidup lainnya, mikroorganisme dalam hidupnya juga
mengalami metabolisme karena metabolisme merupakan salah satu ciri yang
dilakukan oleh makhluk hidup. Metabolisme sebenarnya bukan istilah asing,
maksudnya sudah banyak masyarakat awam yang telah mendengar tentang
metabolisme. Meskipun mungkin sebagian dari mereka tidak mengetahui betul definisi
tentang metabolisme, yang jelas istilah ini menjadi kata yang tidak asing bagi telinga
mereka. Kehidupan makhluk hidup, termasuk mikroorganisme tidak luput dari sebuah
proses dalam kehidupannya. Proses itulah yang secara sederhana boleh diartikan
sebagai metabolism.
Berdasarkan pemaparan diatas maka dalam makalah ini akan membahas
mengenai metabolisme (Pengadaan energy) pada mikroorganisne mulai dari macam-
macam metabolimse, peran enzim dalam metabolism, serta proses metabolism baik
secara katabolisme dan anabolisme.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan metabolism pada mikroorganisme?
2. Apa sajakah macam-macam metabolism pda mikroorganisme?
3. Bagaimanakah peran dan macam-macam enzim dalam metabolism pada
mikroorganisme?
4. Bagaimakah produksi energy (Bioenergetika) pada mikroorganisme?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi dari metabolisme pada mikroorganisme
2. Untuk mengetahui macam-macam metabolime pada mikroorganisme
3. Untuk mengetahui peranan dan macam-macam enzim dalam metabolime pada
mikroorganisme
4. Untuk mengetahui produksi energy (bioenergetika) pada mikroorganisme
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metabolisme Pada Mikroorganisme

2.2 Macam-Macam Metabolime Pada Mikroorganisme


2.2.1 Anabolisme
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa
organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini
membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa
energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk
mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks.
Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan
dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti
asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa
tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan
prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan
asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis,
sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
2.2.2 Katabolisme
Katabolisme adalah proses pemecahan atau penguraian senyawa kompleks
ke senyawa yang lebih sederhana dengan menghasilkan energi yang dapat digunakan
oleh organisme dalam beraktivitas. Senyawa organik menyimpan energi dalam sebuah
rangkaian atom-atom. Dengan bantuan enzim, sel secara teratur memecah molekul-
molekul yang lebih sederhana dengan ukuran energi yang lebih kecil. Terdapat dua cara
bagi organisme dalam menghasilkan energi antara lain sebagai berikut:
1. Respirasi seluler adalah menggunakan oksigen sebagai bahan bakar
organik. Keseluruhan proses berlangsungnya respirasi seluler adalah
sebagai berikut..
Senyawa Organik + Oksigen => Karbon dioksida + Air + Energi
2. Fermentasi atau respirasi anaerob adalah proses pemecahan molekul
yang berlangsung tanpa dengan menggunakan oksigen.

2.3 Peranan Dan Macam-Macam Enzim Dalam Metabolime Pada


Mikroorganisme
Enzim adalah katalis hayati. Katalis, walaupun dalam jumlah yang amat sedikit,
mempunyai kemampuan unik untuk mempercepat berlangsungnya reaksi kimiawi tanpa
enzim itu sendiri terkonsumsi atau berubah setelah reaksi selesai.
Enzim adalah katalisator organik (biokatalisator) yang dihasilkan oleh sel. Enzim
berfungsi sebagai katalisator anorganik yaitu untuk mempercepat reaksi kimia. Setelah
reaksi berlangsung enzim tidak mengalami perubahan jumlah sehingga jumlah enzim
sebelum dan setelah reaksi adalah tetap. Enzim mempunyai spesifitas yang tinggi
terhadap reaktan yang direaksikan dan jenis reaksi yang dikatalisis. Enzim melakukan
berbagai aktifitas fisiologik seperti penyusunan bahan organik, pencernaan, dan
pembongkaran zat yang memerlukan aktivator berupa biokatalisator.
2.3.1 Sifat Umum Enzim
1. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah
produk akhir yang dibentuk atau memengaruhi keseimbangan reaksi,
hanya meningkatkan laju suatu reaksi.
2. Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya memengaruhi
substrat tertentu saja.
3. Enzim merupakan protein. Enzim memiliki sifat seperti protein, antara
lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim
akan kehilangan aktivitas nya karena pH yang terlalu asam atau basa
kuat, dan pelarut organik.
4. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya
sebagai katalisator, enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
5. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan
enzim dapat berbalik, artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi
hanya mempercepat laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan.
6. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif),
inhibitor (penghambat) serta konsentrasi substrat.1
2.3.2 Struktur Enzim
Enzim merupakan substansi yang ada dalam sel dalam jumlah yang amat
kecil dan mampu menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan
proses-proses seluler dan kehidupan. Nama lain dari enzim adalah fermen; nama enzim
berasal dari bahasa Yunani yang berarti “dalam ragi”. Keseluruhan bagian enzim yang
disebut holoenzim tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen protein
(apoenzim) dan komponen nonprotein (gugus prostetik). Fungsi enzim sangat
ditentukan oleh gugus apoenzimnya karena pada bagian tertentu merupakan tempat
melekatnya substrat dan sekaligus tempat mereksikan substrat.
Bagian pada gugus protein yang berfungsi sebagai pusat katalitik enzim
disebut sisi aktif. Komponen nonprotein (gugus prostetik) dibedakan menjadi gugus
kofaktor dan koenzim. Gugus kofaktor tersusun atas zat anorganik yang umumnya
berupa logam, misalnya Cu, Fe, Mn, Zn, Ca, K dan Co. Gugus koenzim merupakan
senyawa organik nonprotein yang tidak melekat erat pada bagian protein enzim,
contohnya NAD, NADP dan koenzim A. Ada dua tipe enzim, yaitu eksoenzim atau
enzim ekstraseluler atau enzim di luar sel dan endo enzim atau enzim intraseluler atau
enzim di dalam sel. Fungsi utama dari eksoenzim adalah melangsungkan perubahan-
perubahan pada nutrien di sekitarnya sehingga memungkinkan nutrien tersebut

1
Fifendy, Kades, dan M. Biomed. 2017. Mikrobiologi. Depok: PT khasisma Putra Utama
memasuli sel; dengan mengambil zat makanan yang ada di sekeliling sel. Misalnya,
enzim amilase menguraikan zat pati menjadi unit-unit gula yang lebih kecil.2
2.3.3 Mekanisme Kerja Enzim
Enzim meningkatkan kecepatan reaksi dengan cara menurunkan energi
aktivasi. Energi aktivasi adalah energi yang diperlukan untuk mengaktifkan suatu
reaktan sehingga dapat bereaksi untuk membentuk senyawa lain. Energi potensial hasil
reaksi menjadi lebih rendah, tetapi enzim tidak mempengaruhi letak keseimbangan
reaksi. Saat berlangsungnya reaksi enzimatik terjadinya ikatan, sementara enzim dengan
substratnya reaktan. Ikatan sementara bersifat labil dan hanya untuk waktu yang singkat
saja. Selanjutnya ikatan enzim substrat akan pecah menjadi enzim dan hasil akhir.
Enzim yang terlepas kembali setelah reaksi dapat berfungsi lahi sebagai biokatalisator
untuk reaksi yang sama.3
2.3.4 Klasifikasi/ Penggolongan Enzim
A. Penggolongan Enzim Berdasarkan Tempat Bekerjanya
1. Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluller yaitu enzim yang
berkerja di dalam sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk
proses sintesis di dalam sel dan untuk pembentukan energi (ATP) yang
berguna untuk proses kehidupan sel misalnya, dalam proses respirasi.
2. Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluller yaitu enzim yang
berkerjanya di luar sel. Umumnya berfungsi untuk mencernakan substrat
secara hidrolisis untuk dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan berat
molekul lebih rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel. Energi
yang dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak digunakan
dalam proses kehidupan sel.
B. Penggolongan Enzim Berdasarkan Daya Katalisis
1. Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi yang merupakan
pemindahan elektron, hidrogen atau oksigen. Contoh ; enzim elektron
transfer oksidase dan hidrogen perioksidase (katalase).
2
Lud Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press
3
Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virology, dan Mikologi). Malang : JICA
2. Transferase
Enzim ini mengkatalisis pemindahan gugus molekul dari satu
molekul ke molekul lain. Contoh ; transaminase, transfosforilase, dan
transasilase.
3. Hydrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis. Contoh;
karboksilesterase, lipase dan peptidase
4. Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau
penambahan gugus dari satu molekul tanpa melalui proses hidrolisis.
5. Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi
isomerisasi yaitu; rasemase, epirerase, co-transisomerase, intramolekul
ketolisorerase, dan murase.
6. Ligase
Enzim ini mengkatalisis penggabungan dua molekul dengan
dibebaskannya molekul priposfat dari nukleosida trifosfat. Contoh; enzim
asetat.
7. Enzim Lain dengan Tata Nama Berbeda
Ada beberapa enzim yang penamaanya tidak menurut cara diatas
misalnya enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk
permease. Permease adalah enzim yang berperan dalam menentukan sifat
selektif permeabel dari membran sel.
C. Penggolongan Enzim Berdasarkan Cara Terbentuknya
1. Enzim Konstitutif
Kadar enzim dalam sel berjumlah normal atau tetap pada sel hidup
2. Enzim Adaptif
Enzim yang pembentukkannya dirangsang oleh adanya subtrat.
Contoh : enzim beta galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E. coli.
D. Penggolongan Enzim Berdasarkan Substratnya
1. Kerbohidrase, merupakan enzim yang menguraikan karbohidrat yang
mencakup; amilase, maltase, laktase, selulase dan pektinase.
2. Esterase, merupakan enzim yang memecah golongan ester, antara
lain; lipase dan posfatase.
3. Protease, merupakan enzim yang menguraikan golongan protein,
contohnya; peptidase, gelatinase, dan renin.4

2.4 Produksi Energy (Bioenergetika) Pada Mikroorganisme


Bioenergetik mikroba mempelajari penghasilan dan penggunaan energi oleh
mikroba. Mikroba melakukan proses metabolisme yang merupakan serangkaian reaksi
kimia yang luar biasa banyaknya. Proses ini terdiri atas katabolisme yang merupakan
proses perombakan bahan disertai pembebasan energi (reaksi eksergonik), dan
anabolisme yaitu merupakan proses biosintesis yang memerlukan energi (reaksi
endergonik).5
Hewan dan banyak mikroba digolongkan ke dalam organisme
Kemoorganoheterotrof. Organisme ini memiliki kemampuan untuk menggunakan
molekul organik sebagai sumber energi, karbon, dan elektron. Organisme
Kemoorganoheterotrof juga dapat disebut sebagai organisme kemoorganotrof atau
kemoheterotrof yaitu mampu menggunakan satu atau lebih dari proses katabolik seperti
respirasi aerobik, respirasi anaerobik dan fermentasi.6
Kemoorganotrof dapat mengoksidasi energi organik dan elektron dilepaskan
untuk diterima oleh berbagai akseptor elektron. Ketika akseptor elektron adalah eksogen
(tersedia dari luar) maka proses metabolisme disebut respirasi (respirasi aerobik dan
anaerobik). Pada respirasi aerobik, akseptor elektron terakhir ialah oksigen ( O2),
sedangkan akseptor elektron terakir pada respirasi anaerobik adalah molekul eksogen

seperti NO 3 −¿,
3 +¿ ,dan SeO
2−¿ ,CO2 ,Fe
SO 4
2−¿ ¿
4
¿
¿ . Respirasi melibatkan aktvitas rantai transpor elektron seperti
¿

elektron melewati rantai untuk sampai ke akseptor elektron terakhir. Sebuah tipe energi
potensial yang disebut proton motive force (PMF) yang umum digunakan untuk
mensintesis ATP dari ADP dan Pi dengan mekanisme oksidasi fosforilasi (ox phos).

4
Dwidjoseputro, 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan.
5
Sumarsih Sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Upn”Veteran”
Yogyakarta. Hlm: 63
6
Prayitno Trio Ageng, Nuril Hidayati. 2017. Pengantar Mikrobiologi. Media Nusa Creative: Malang. Hlm:
118
Sebaliknya, fermentasi menggunakan akseptor elektron terakhir yaitu endogen (dari
dalam sel) dan tidak melibatkan aktivitas rantai transpor elektron dan PMF.7
2.4.1 Respirasi Mikroorganisme secara Aerob
Respirasi Mikroorganisme secara Aerob merupakan serangkaian reaksi
enzimatis yang mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO 2, H2O, dan
menghasilkan energi. Menurut penyelidikan energi yang terlepas sebagia hasil
pembakaran 1 gram mol glukosa adalah 675 kkal. Dalam respirasi aeorb, glukosa
dioksidasi oleh oksigen, dan reaksi kimianya dapat dirumuskan sebagai berikut.

C6H12O6 + 6CO2 6CO2 +12H2O + 675 kkal

Dalam kenyataan, reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu, banyak tahap
reaksi yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi tersbut
dibedakan menjadi 4 tahap, yakni :
1. Glikolisis
Glikolisis merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang memecah
glukoas (terdiri dari 6 atom C) menjadi 2 molekul asam piruvat (terdiri dari 3 atom C).
Glikolisis juga menghasilkan ATPdan NADH + H+. Proses Glikolisis terdiri dari 10
Tahap, yakni sebagai berikut :
Tahap 1 = Glukosa yang masuk ke dalam sel mengalami fosfolirasi dengan
bantuan enzim heksokinase dan menghasilkan glukosa 6-fosfat.
Untuk keperluan ATP diubah menjadi ADP agar diperoleh energi.
Tahap 2 = Glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim fosfoglukoisomerase menjadi
bentuk isomer berupa fruktosa 6-fosfat.
Tahap 3 = Dengan menggunakan energi hasil perubahan ATP menjadi ADP,
fruktosa 6-fosfat diubah oleh enzim fosfofruktokinase menjadi
fruktosa 1,6-bifosfat
Tahap 4= enzim aldolase mengubah fruktosa 1,6 bifosfat menjadi
dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehida fosfat.

7
Prayitno Trio Ageng, Nuril Hidayati. 2017. Pengantar Mikrobiologi. Media Nusa Creative: Malang. Hlm:
118
Tahap 5 = Terjadi perubahan reaksi bolak-balik antara dihidroksi aseton fosfat
dengan gliseraldehid fosfat sehingga akhirnya hanya gliseraldehid
fosfat saja yang digunakan untuk reaksi berikutnya.
Tahap 6 = Melalui bantuan enzim triosofosfat dehidrogenase, terjadi perubahan
dari gliseraldehid fosfat menjadi 1,3-bifogliserat. Dalam tahap ini
juga terjadi transfer elektron sehingga NAD berubah menjadi
NADH, serta pengikatan fosfat anorganik dari sitoplasma.
Tahap 7 = Terjadi perubahan dari 1,3-bifogliserat menjadi 3-fosfogliserat
dengan
bantuan enzim fosfogliseromutase. Pada tahap ini juga terjadi
pembentukan dua molekul ATP dengan menggunakan gugus fosfat
yang sudah ada pada reaksi sebelumnya.
Tahap 8 = Terjadi perubahan 3-fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat karena
enzim fosfogliseromutase memindahkan gugus fosfatnya.
Tahap 9 = Terjadi pembentukan fosfoenol piruvat (PEP) dan 2-fosfogliserat
dengan bantuan enzim enolase, sekaligus juga terjadi pembentukan
2 molekul air.
Tahap 10 = Terjadi perubahan fosfoenol piruvat (PEP) menjadi asam piruvat
dengan piruvatkinase, serta terjadi pembentukan 2 molekul ATP.
Gambar 1. Reaksi Proses Glikolisis
2. Dekaboksilasi Oksidatif Asam Piruvat
Dekaboksilasi Oksidatif Asam Piruvat berlangsung di dalam mitokondria
dan merupakan reaksi kimia yang mengawali siklus krebs. Dalam peristiwa ini terjadi
perubahan asam piruvat menjadi molekul asetil Ko-A (senyawa berkarbon dua). Dalam
dua peristiwa ini, juga dihasilkan satu molekul NADH untuk setiap pengubahan
molekul asam piruvat menjadi asetil Ko-A.

Gambar 2. Tahap Dekarboksilasi Oksidatif

3. Siklus Krebs (Tricarboxylic acid cycle)


Siklus krebs merupakan serangkaian reaksi metabolisme yang mengubah
asetil Ko-A yang direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi asam sitrat (6C).
selanjutnyan asam oksaloasetat memasuki daur menjadi berbagai macam zat yang
akhirnya akan membentuk oksaloasetat lagi.
Pada organisme eukariotik, proses ini berlangsung pada matriks dalam
mitokondria sedangkan pada prokariotik, berlangsung pada sitoplasma. Tahapan siklus
krebs adalah sebagai berikut :
Tahap 1 = Asam piruvat (proses glikolisis), selanjutnya masuk ke dlaam siklus
krebs setelah bereaksi dengan NAD + (Nicotinamida Adenine
Dinuclotida) dan ko-enzim A (Ko-A), membentuk asetil Ko-A.
Dalam peristiwa ini CO 2 dan NADH dibebaskan. Perubahan
kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C (asetil Ko-A).
Tahap 2 = Reaksi antara asetil Ko-A dengan asam oksaloasetat (4C)d dan
terbentuk asam sitrat (6C). dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan
kembali.
Tahap 3 = Asam sitrat (6C) dengan NAD + membentuk asam alfa ketogluratat
(5C) dengan membebaskan CO2.
Tahap 4 = Pembentukan asam suksinat (4C) setelah bereaksi dengan NAD+
dengan membebaskan NADH 2, CO2 dan menghasilkan ATP setelah
bereaksi dengan ADP dan Asam fosfat anorganik.
Tahap 5 = Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD
(Flarine Adenine Dinucleotida) dan membentuk asam malat (4C)
dengan membebaskan FADH2.
Tahap 6 = Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD + dan membentuk
asam oksaloasetat (4C) dengan membebaskan NADH, karena asam
oksaloasetat akan kembali dengan asetil Ko-A.

Gambar 3. Reaksi Siklus Krebs

4. Transpor Elektron
Setelah proses siklus krebs, maka yang terakhir adalah proses transfer
elektron. Transfer elektron merupakan reaksi pemindahan elektron melalui reaksi
redoks (reduksi – oksidasi). Karena respirasi membutuhkan jumlah ATP dan proses
oksidasi NADH dan FADH, maka dibutuhkan senyawa-senyawa yang memiliki
potensial reduksi rendah sebagai akseptor elektron, dan O2 sangat ideal sebagai
akseptor. Elektorn yang berasal dari oksidasi susbtrat nADH atau FADH2, melalui
serangkaian redoks atau reduksi-oksidasi reaksi, lalu ke terminal akseptor. Dalam proses
ini, energi dilepaskan selama aliran elektron digunakan untuk membuat gradien proton.
Energi yang ditangkap dalam ikatan energi yang tinggi ketika fosfat (P)
anorganik bergabung dengan molekul ADp untuk membuat ATP. Proses ini disebut
fosforilasi oksidatif. Energi (ATP) dalam sistem ini dihasilkan oleh oksidasi 1 mol
NADH atau NADPH2 dapat digunakan untuk membentuk 3 mol ATP. Reaksinya
sebagai berikut :

NADH+ + H+ + 1/2O2 + 3ADP + 3H3PO4 NAD+ + 3 ATP + 4H2O

Sementara itu, energi yang dihasilkan oleh oksidasi 1 mol FADH2 dapat menghasilkan 2
mol ATP. Beberapa jenis enzim yang terlibat dalam pengangkutan elektron seperti
NADH dehidrogenase, sitokrom reduktase, dan sitokrom oksidase. Pembawa elektron
terdiri dari flavoprotein (contoh : FAD dan mononucleotide flavin (FMN), besi sulfur
(FeS), dan sitokrom (protein dengan cincin yang berisi besi yang disebut dengan heme).
Gugus non-protein seperti lipid-soluble (larutan dalam lemak) yang lebih dikenal
dengan quinones.
2.4.2 Respirasi Mikroorganisme secara Anaerob
Beberapa bakteri fakultatif anaerob dan obligatif anaerob melakukan
respirasi anaerob. Dengan melibatkan electron transport system (ETS), tetapi terminal
akseptor elektron selain oksigen. Anaerob obligat adalah organisme yang mati bila
terkena oksigen, seperti Clostridium tetani dan Clostridium botulinum, yang masing-
masing menyebabkan tetanus dan botulisme.
Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan baik bila
ada oksigen maupun tidak ada oksigen. Contoh bakteri anaerob fakultatif antara
lain Escherichia coli, Streptococcus, Alcaligenes, Lactobacillus,  dan Aerobacter
aerogenes. Anaerob fakultatif dapat hidup dengan adanya atau tidak adanya oksigen,
tetapi lebih memilih untuk menggunakan oksigen. Contoh jenis ini termasuk
Escherichia coli.
1. Respirasi Nitrat
Respirasi nitrat dilakukan oleh bakteri anaerob fakultatif. Potensi redoks
nitrat adalah +0.42 Volt, dibandingkan dengan oksigen yang potensial redoksnya +0,82
volt. Akibatnya, lebih sedikit energi yang digunakan dibandingkan dengan oksigen
sebagai terminal akseptor elektron dan molekul lebih sedikit ATP yang terbentuk.
Proses ini memiliki beberapa langkah, yang mana nitrat direduksi menjadi nitrit dan
nitrogen oksida menjadi dinitrogen, yang disebut sebagai dissimilatory nitrate reduction
atau denitrifikasi. Reaksi denitrifikasi sebagai berikut:
2.
2NO3- + 12 e- + 12 H+  N2 + 6 H2O
Denitrifikasi dilakukan oleh spesies Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas
aeruginosa, Paracoccus denitrificans dan Thiobacillus denitrificans. Bakteri ini adalah
kelompok bakteri yang memiliki kemampuan untuk melakukan reaksi reduksi senyawa
nitrat (NO3-) menjadi senyawa nitrogen bebas (N2). Pada beberapa kelompok bakeri
denitrifikasi, dapat ditemukan senyawa nitrogen oksida (NO) sebagai hasil sampingan
metabolisme. Proses ini pada umumnya berlangsung secara anaerobik (tanpa melibatkan
molekul oksigen, O2).

Gambar 4. Respirasi Nitrat

Proses denitrifikasi merupakan salah satu dari rangkaian siklus


nitrogen yang berperan dalam mengembalikan senyawa nitrat yang terakumulasi di
wilayah perairan, terutama laut, untuk kembali dipakai dalam bentuk bebas. Di samping
itu, reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida
(N2O). Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi hidup berbagai
organisme, tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon.
Senyawa N2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya bereaksi dengan
ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam
(HNO2). Sedangkan bakteri fakultatif Anaerob seperi, E. coli dan sejenisnya, yang
hanya mereduksi nitrat menjadi nitrit, dan enzim.
2. Respirasi Sulfat
Respirasi sulfat dilakukan oleh sebagian kecil bakteri heterotrophic, yang
semuanya oligatif anaerob, seperti bakteri dari spesies Desulfovibrio. Bakteri ini
membutuhkan sulfat sebagai aseptor proton  dan terduksi menjadi sulfit. Reaksi
sulphate respiration sebagai berikut:
SO42- + 8 e- + 8 H+  S2- + H2O
3. Respirasi Karbonat
Respirasi Karbonat dilakukan oleh bakteri seperti Methanococcus dan
Methanobacterium. Bakteri tersebut merupakan anaerob obligat yang mereduksi CO2,
dan kadang-kadang karbon monoksida, untuk menjadi metana. Bakteri metanogen yang
biasa menggunakan hidrogen sebagai sumber energi dan ditemukan di lingkungan yang
rendah nitrat dan sulfat, misalnya usus beberapa hewan, rawa, sawah dan digester
limbah lumpur. Reaksi respirasi karbonat hingga membentuk metan sebagai berikut:

CO2 + 4H2  CH4 + 2H2O

Selain nitrat, sulfat dan karbon dioksida, besi besi (Fe 3+), mangan (MN4+)
dan beberapa organik senyawa (sulfoksida dimetil, fumarat, glisin dan oksida
trimetilamina) dapat berfungsi sebagai terminal elektron akseptor untuk respirasi
anaerob tertentu bakteri.
4. Fermentasi pada Metabolisme Mikroba
Fermentasi menggunakan akseptor elektron terakhir yaitu endogen (dari
dalam sel) dan tidak melibatkan aktivitas rantai transpor elektron dan PMF. Akseptor
elektron endogen (seperti: piruvat) yang berasal dari jalur katabolik yang berguna untuk
mendegradasi dan mengoksidasi sumber energi organik. Selama proses fermentasi, ATP
dibentuk hanya dengan fosforilasi tingkat substrat (substrat-level-phosphorylation/SLP),
yaitu proses dimana gugus fosfat ditransfer ke ADP dari molekul berenergi tinggi
(seperti: fosfoenolpiruvat) yang dihasilkan oleh aktivitas katabolisme. Proses
memperoleh energi organisme Kemoorganotropik dapat dilihat pada Gambar dibawah
ini
Gambar 5. Proses Memperoleh Energi Kemoorganotropik
(Sumber: Willey dkk, 2009)

Fermentasi adalah proses pembebasan energi tanpa oksigen. Ciri-ciri dari


fermentasi adalah8:
1. Terjadi pada organisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas.
2. Tidak terjadi penyaluran elektron ke siklus krebs dan transpor elektron.
3. Energi (ATP) yang terbentuk lebih sedikit jika dibandingkan dengan respirasi aerob
yaitu 2 molekul ATP setiap mol glukosa.
4. Jalur yang ditempuh ialah glikolisis dan pembentukan alkohol (fermentasi alkohol)
dan pembentukan asam laktat.
5. Menghasilkan produk berupa asam-asam organik, alkohol dan gas.
6. Organisme anaerobik juga menghasilkan energi, yaitu melalui reaksi-reaksi yang
disebut fermentasi yang menggunakan bahan organik sebagai donor dan akseptor
elektron. Bakteri anaerobik fakultatif dan bakteri anaerobik obligat menggunakan
berbagai macam
COOHfermentasi untuk menghasilkan energi.COOH Misalnya pada bakteri
Streptococus lactismenggunakan fermentasi asam laktat untuk perolehan energi yaitu
dengan menguraikan glukosa menjadi asam laktat melalui proses glikolisis, satu
molekul glukosa diubah menjadi dua molekul asam piruvat disertai dengan
8
Suberata I Wayan. _____. Metabolisme Mikroba.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/5cc3d82df3e9ca2e3cda7d70d219adc9.pdf. hlm:
7
pembentukan dua NADH+. Asam piruvat tersebut diubah menjadi asam laktat dalam
reaksi berikut:

2 C = 0 + 2NADH + 2 2H –C –OH + 2NA

C C

Pembentukan ATP pada reaksi fosforilasi terhadap ADP pada prinsip


fosforilasi pada tingkat substrat (fermentative). Glukosa dapat di metabolisme oleh
hampir semua jasad untuk sumber karbon dan energi. Fermentasi merupakan bagian
perombakan gula secara anaerob. Banyak jasad yang dapat melakukan fermentasi lewat
(jalur) rangkaian reaksi kimia tertentu.9
1. Jalur Emden-Meyerhof-Parnas (EMP)
Reaksi ini disebut glikolisis, pemecahan gula secara anaerob sampai asam piruvat
yang dilakukan oleh kebanyakan jasad dari tingkat tinggi hingga tingkat rendah. Reaksi
glikolisis terjadi dalam sitoplasma dan tidak menggunakan oksigen sebagai aseptor
elektronnya, melainkan zat lain. Asam piruvat mempunyai kedudukan yang penting
karena merupakan titik pusat dari berbagai reaksi pemecahan maupun pembentukan.
Jasad yang fakultatif anaerob misalnya Saccharomyces cerevisiae melakukan fermentasi
gula secara anaerob menjadi alkohol dan CO 2. Lactobacillus spp. yang homo
fermentatif merombak gula secara anaerob menjadi asam laktat. Jasad yang obligat
anaerob seperti Clostridium spp. memecah gula menjadi aseton, butanol, butirat, dsb.
Jasad aerob melakukan proses glikolisis sebagai bagian pertama dari pemecahan
karbohidrat secara anaerob, yang akan diteruskan pada bagian kedua yang aerob. Pada
otot manusia dan binatang yang kurang gerak akan tertimbun asam laktat, sebab
glikolisis tidak diteruskan ke tingkat aerob melainkan ke asam laktat. Jasad yang
melakukan fermentasi lewat glikolisis hanya menghasilkan 2 mol ATP dari setiap
glukosa yang dimetabolisme.
2. Jalur Entner-Doudoroff (ED)
Reaksi ini dilakukan oleh beberapa jasad antara lain Pseudomonas spp. yang
dapat membentuk alkohol dari gula lewat bagan ini. Pada setiap pemecahan 1 mol
9
Sumarsih Sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Upn”Veteran”
Yogyakarta. Hlm: 66-67
glukosa dihasilkan juga 1 ATP, 1 NADH2 dan 1 NADPH2. Pada P. lindneri 2 asam
piruvat dipecah menjadi 2 etanol dan 2CO 2, sedang pada Pseudomonas yang lain 2 asam
piruvat diubah menjadi 1 etanol, 1 asam laktat dan 1CO 2.
3. Jalur Heksosa Mono Fosfat (HMP)
Selain lewat EMP banyak jasad yang dapat merombak gula lewat HMP. Reaksi
ini berguna untuk membentuk gula pentosa dll, untuk keperluan biosintesis. Reaksi
berlangsung lewat gula C 5, ribulosa 5-fosfat, yang merupakan prekursor gula ribosa,
deoksiribosa, komponen asam nukleat, asam amino aromatik, ensim, ATP, NAD, FAD
dan sebagainya. HMP tidak langsung menghasilkan energi, tetapi terutama membentuk
NADPH2.
4. Jalur Heterofermentatif bakteri asam laktat
Kelompok bakteri asam laktat selain menghasilkan asam laktat secara
homofermentatif (misalnya Lactobacillus spp.), juga secara heterofermentatif (misalnya
Leuconostoc spp., Streptococcus spp., dsb). Pada fermentasi secara heterofermentatif
selain asam laktat dihasilkan pula asam asetat, etanol dan CO 2.
5. Jalur Metabolisme asam piruvat secara anaerob
Banyak jasad anaerob yang mempunyai enzim berbeda-beda yang digunakan
dalam perombakan asam piruvat. Clostridium tergantung spesiesnya, dapat merubah
asam piruvat menjadi asam butirat, asam asetat, aseton, butanol, etanol, CO 2, dan H 2.
Bakteri enterik seperti Escherichia coli dan Aerobacter aerogenes dapat merubah asam
piruvat menjadi asam suksinat, asetat, laktat, etanol,CO 2, dan H 2 (atau format). A.
aerogenes juga menghasilkan 2,3-butilen-glikol. Salmonella sp. mempunyai pola
metabolisme yang sama dengan E. coli, tetapi lebih banyak menghasilkan asam format,
dari pada H 2dan CO 2 seperti pada E. coli.S
Fosforilasi oksidatif adalah suatu proses untuk menghasilkan ATP dengan jumlah
banyak. Namun, beberapa mikroba Kemoorganotropik tidak mampu bertahan karena
mereka kekurangan ETC atau mereka menekan sintesis komponen ETC ketika kondisi
anoksik (suplai oksigen rendah) sehingga respirasi anaerobik tidak mungkin dilakukan.
Akan tetapi, NADH yang dihasilkan oleh jalur Embden-Mayerhof selama glikolisis
masih harus dioksidasi kembali ke NAD+. Jika NAD+ tidak diregenerasi, oksidasi
gliseraldehida 3-fosfat akan berhenti dan glikolisis akan berhenti. Banyak
mikroorganisme memecahkan masalah di atas dengan memperlambat atau
menghentikan aktivitas piruvat dehidrogenase dan menggunakan piruvat atau salah satu
turunannya sebagai akseptor elektron untuk reoksidasi NADH dalam proses
fermentasi.10 Reaksi reoksidasi NADH selama fermentasi dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini.

Gambar 6. Reaksi Reoksidasi NADH selama Fermentasi


(Sumber: Willey dkk, 2009)

Tiga konsep penting yang harus diingat saat fermentasi mikroba diperikasa,
yaitu; (1) NADH teroksidasi ke NAD+, (2) akseptor elektron yakni piruvat atau turunan
piruvat, dan (3) fosforilasi tidak dapat berlangsung dan mengurangi hasil ATP per
glukosa secara signifikan. Pada fermentasi, substrat (misalkan glukosa) hanya sebagian
teroksidasi, ATP dibentuk secara eksklusif oleh fosforilasi tingkat substrat, dan oksigen
tidak diperlukan. Meskipun fermentasi menghasilkan ATP yang jauh lebih sedikit.
Namun kegiatan ini merupakan komponen penting dari peristiwa metabolisme dari
banyak mikroba karena memungkinkan mikroba fermeter menyesuaikan diri dengan
perubahan habitatnya. Jenis-jenis fermentasi berdasarkan reaksinya dapat dilihat pada
Gambar dibawah ini.

10
Prayitno Trio Ageng, Nuril Hidayati. 2017. Pengantar Mikrobiologi. Media Nusa Creative: Malang. Hlm:
137-139
Gambar 6.21 Jenis-jenis fermentasi berdasarkan reaksinya
(Sumber: Willey dkk, 2009)

2.4.3 Fotosintetik Pada Mikroorganisme


Metabolisme mikroorganisme secara anabolisme yaitu melalui fotosintesis,
namun kebanyakan bakteri tidak memiliki kloforofil, tetapi ada beberapa spesies yang
mempunyai pigmen fotosintesis yang dinamakan bakterioklorofil. Adapun bakteri yang
memiliki pigmen tersebut adalah Thiorhodaceae, dan Chlorobacteriacea. Bakteri
fotosintetik menyediakan reduktan yang diperlukan dalam oksidasi kimia donor
hydrogen, Proses fotositesis bakteri hanya dapat berlangsung dalam keadaan tanpa
oksigen, Namun kelompok Rhodospirillaceae dapat tumbuh tanpa fotosintesis dalam
keadaan ada okseigen jika diberi medium yang cukup subur untur tumbuhnya.
Persamaan reaksi fotosintesis bakteri adalah sebagai berikut:
n CO2 + 2n H2A → (CH2O)n + n H2O + 2n A
Dimana, H2A = hydrogen donor (dapat berupa H2S atau asam-asam organic).
Reaksi fotosintesis ini pada bakteria berbeda dengan reaksi fotosintesis pada
tumbuhan hijau, karena pada fotosintesis pada bakteri tidak pernah dihasilkan oksigen,
sedagkan reaksi fotosintesis pada tumbuhan hijau dapat menghasilkan karbohidrat dan
oksigen. H2A dalam persamaan diatas dapat berupa substrat organic atau anorganik
sebagai pengganti H2O.
A. Klasifikasi Bakteri Fotosintetik
Menurut Volk dan Wheeler (1993) berdasarkan tipe reduktan yang
digunakan dalam fotosinesis (diwakili H2A) bakteri fotosintetik di klasifikasikan
menjadi tiga suku:11
1. Cholorobiceae
Bakteri ini disebut juga bakteri belerang hijau. Organisme ini
menggunakan bebrapa senyawa yang mengandung belerang maupun gas hydrogen
sebagai reduktan fotosintesis. Rumus khas untuk bakteri ini adalah tergantung pada
reduktan yang tersedia(CH2O). Misalnya persamaan reaksi pada bakteri belerang hijau
adalah :

CO2 + H2S cahaya (CH2O) + H2O + 2S

2. Choromaticeace
Bakteri ini disebut juga bakteri belerang ungu yang berbeda dengan
bakteri belerang hijau, karena bakteri ini mengandung sejumlah pigmen kartenoid
merah dan ungu dalam selnya. Bakteri ini memiliki reduktan yang sama dengan bakteri
belerang hijau sehingga dapat melalukan reaksi-reaksi yang sama dengan bakteri
belerang hijau.
3. Rhodospirillaceae
Bakteri ini disebut juga bakteri ungu non-belerang, secara morflogi
memiliki kesamaan dengan bakteri Chromaticeae tetapi tidak mampu menggunakan
senyawa belerang sebgai reduktan fotosintesis. Organisme ini dapat menggunakan
hydrogen atau berbagai senyawa organis lainnya sebagai reduktan. Berikut contoh
persamaan reaksi fotosintesis pada bakteri ungu non-belerang:

CO2 + 2CH3CHOHCH3 cahaya (CH2O) + H2O + 2CH3COCH3

B. Pengadaan Energi Pada Mikroorganisme


Menurut Tortor (1988) Berdasarkan sumber energy fotosintetik pada
mikroorgamisme terbagi menjadi empat, fotolitotrof, kemolitotrof.12

11
Volk, Wesley A dan Wheleer, Margaret F. 1993. Mikrobiologi Dasar.( Jakarta:Erlangga), hlm 68
12
Tortora, Gerad, J. 2010. Microbiology: An Introduction 10 th Edition. USA: Pearson Benjamin
Cummings), hlm 114
1. Fotoliotrof
Jasad-jasasd yang menggunakan zat-zat anorganik sebagai donor electron
seperti H2, NH3, atau S dinamakan jasad litotrof. Jasad fotolitotorof biasanya tergantung
kepada cahaya matahari dan senyawa anorganik sebagai donor electron untuk
pertumbuhannya. Contoh dari jasad litotrof adalah bakteri belerang ungu dan hijau.
Kedua kelompok bakteri ini dapat menyesuaikan hidupnya di dalam lingkungan yang
mengandung sulfur. Misalnya hydrogen sulfide (H2S). berikut adalag pola reaksi
fotosintesis dengan sumber hydrogen:

Dalam sintesis ini, Oksigen tidak dihasilkan, akan tetapi sulfur tersimpan
dalam sel kemudian dikeluarkan dan H2S merupakan donor hydrogen.
2. Kemolitotrof
Sumber energy jasad yang termasuk ke dalam golongan kemolitotrof
tergantung kepada hasil-hasil oksidasi-reduksi dan dapat menggunakan senyawa-
senyawa anorganik sebagai donor electron untuk pertumbuhannya.
Contoh:
a. Bakteri belerang
b. Bakteri besi
c. Bakteri hydrogen
d. Bakteri nitrifikasi
Semua cobtoh bakteri ini merupakan anggota dari Pseudomonadales,
dengan pola umum fotosintesis sebagai berikut:
Oksigen
Senyawa organic Anorganik

Energi

O bY product
H2O
H

CO2 Karbohidrat

a. Bakteri Belerang
Bakteri belerang mengabsorpsi H2S dan S2 dari lingkungan hidupnya
sehingga kedua metabolit ini bersenyawa dengan oksigen, dengan
rekasi sebagai berikut:

Apabila dihasilkan S2 sebagai hasil sampingan (by Product), maka


unsur ini akan disimpan di dalam atau diluar sel dan apabila dihasilkan
SO4, maka ion-ion ini dapat merupakan bagian dari kandungan mineral
di dalam sel atau dieksresikan keluar sel.
b. Bakteri Besi
Bakteri besi merupakan jasad yang berbentuk batang, hidup dalam
air tawar dan air asin dimana senyawa besi berada dalam bentuk
larutan. Bakteri ini mengabsorpsi persenyawaan tersebut dan bereaksi
dengan oksigen sehingga terbentuk senyawa besi yang tidak terlarut,
energy diperoleh dari proses berikut:
c. Bakteri Hidrogen
Bakteri hydrogen dapat menggunakan molekul-molekul hydrogen
sebagai nutrient. Dengan bersenyawa hydrogen dengan oksigen, akan
diperoleh energy dan terbentuklah molekul H2O sebagai hasil
sampingan. Proses penghasilan energy diperoleh dari proses berikut:

d. Bakteri Nitrifikasi
Ada dua macacm bakteri nitrifikasi, yaitu bakteri yang menggunakan
ammonia sebagai donor electron serta mengekskresikan ion-ion nitrit,
dan bakteri yang menggunakan nitrat sebagai donor electron serta
mengeksresikan ion-ion nitrat. Kedua tipe bakteri ini dapat
mensintesisnutrient khusu dengan oksigen, sehingga diperoleh energy.
Proses penghasilan energy dapat diringkas sebagai berikut:

Bagi bakteri produk yang penting adalah energy, sehingga


makananya dapat disintesis, tetapi bagi organisme lain yang
penting adalah nitrat dan nitrit dimana turut dalam bagian siklus
nitrogen.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulam

Mikroorganisme mengalami proses kimia dalam tubuhnya untuk menghasilkan


energy (metabolisme) untuk dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya.
Metabolisme mikroorganisme meliputi proses anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme misalnya pada fotosintesis, dan katabolisme contohnya respirasi dan
fermentasi. Selain itu, ada pula mikroorganisme yang bergantung kepada reaksi
oksidasi dan reduksi akan zat anorganik atau organik sebagai sumber energi mereka,
disebut mikroorganisme kemotrof.

Enzim berperan dalam metabolism yang dihasilkan oleh sel. Enzim berfungsi
sebagai katalisator anorganik yaitu untuk mempercepat reaksi kimia sehingga dapat
diketahui bahwa enzim berperan dalam metabolism mikroorganisme.

B. Saran
Sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kata
sempurna agar kiranya pembaca dapat memberi kritik dan saran terkai penulisan
maupun materi agar tercipta makalah yang baik dikemudian hari, penulis
menyarankan agar pembaca membaca isi makalah dan dapat menjadikan makalah
ini sebagai penambah wawasan terkait metabolism mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA

Arum Setyaningsih, Ayu Dara Kharisma, dan Evi Eriska. (2014). MIKROBIOLOGI:
Metabolsime Mikroorganisme. Palembang: Prodi Tadris Biologi Ftk Iain Raden
Fatah Palembang.

Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virology, dan Mikologi). Malang:


JICA

Dwidjoseputro, 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan

Prawirohartono, S. & Fifendy, Kades, dan M. Biomed. 2017. Mikrobiologi. Depok: PT


khasisma Putra Utama

Hadisumarto, S. (1997). Sains Biologi 3a Untuk SMU Kelas 3 Tengah Tahun Pertama
Sesuai Kurikulum 1994. Jakarta: Bumi Aksara

I Wayan Suberata._____. METABOLISME MIKROBA. Denpasar: Universitas Udayana.

Lud Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press

Prayitno Trio Ageng, Nuril Hidayati. 2017. Pengantar Mikrobiologi. Media Nusa
Creative: Malang.

Suharsono dan Egi Nuryadin. (2018). Biologi Sel. Tasikmalaya: LPPM Universitas
Siliwangi.

Suberata I Wayan. _____. Metabolisme Mikroba.


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/5cc3d82df3e9ca2e3cda7d7
0d219adc9.pdf.

Sumarsih Sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Upn”Veteran” Yogyakarta.

Tortora, Gerad, J. 2010. Microbiology: An Introduction 10 th Edition. USA: Pearson


Benjamin Cummings

Volk, Wesley A dan Wheleer, Margaret F. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai