Resume Metode Penelitian Hukum

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arif Ramadhan

NIM : 8111418382
RESUME METODE PENELITIAN HUKUM
Jenis Penelitian
sebagian besar kalangan ahli hukum, terdapat kesamaan pendapat yang membedakan penelitian
hukum ke dalam 2 (dua) tipologi, yakni: penelitian hukum normatif atau penelitian doktrinal,
dan penelitian hukum sosiologis-empiris atau penelitian non-doktrinal. Selain dibedakan ke
dalam tipologi di atas, ada juga ahli yang membedakannya ke dalam tipologi penelitian hukum
normatif-empiris (applied law research) sebagai tipe tersendiri selain penelitian hukum normatif
dan penelitian hukum empiris. Menurut Philipus M. Hadjon, penelitian hukum normatif adalah
penelitian yang ditujukan untuk menemukan dan merumuskan argumentasi hukum melalui
analisis terhadap pokok permasalahan. Penelitian hukum normatif Roni Hanitijo Soemitro
diartikan sebagai penelitian yang digunakan untuk mengkaji kaidah-kaidah dan asas-asas hukum.
penelitian hukum normatif bermula dari das sollen (law in books) menuju das sein (law in
actions). Oleh karena itu, ditinjau dari sudut penerapannya, penelitian hukum normatif menurut
Soekanto, merupakan penelitian berfokus masalah, di mana permasalahan yang diteliti
didasarkan pada teori atau dilihat kaitannya antara teori dan praktik. Penelitian hukum empiris
oleh Wignjosoebroto diistilahkan dengan penelitian hukum non-doktrinal. Disebut demikian
karena kajian-kajiannya bersifat aposteriori, artinya, idea dan teori datangnya belakangan,
sedangkan fakta dan data akan tertampak lebih dahulu. Strategi pemikirannya dengan demikian
akan bersifat induksi. Idea hanya hipotesis, harus ditunjang pembuktian data agar bisa terangkat
sebagai tesis. dapat disimpulkan bahwa penelitian hukum empiris merupakan penelitian hukum
yang dimaksudkan untuk mengkaji dan menganalisis bekerjanya hukum di dalam masyarakat,
yang termanifestasi ke dalam perilaku hukum masyarakat.
Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan, dengan pendekatan tersebut, peneliti
akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari
jawabnya. Peter Mahmud menyebutkan Pendekatan-pendekatan yang digunakan di dalam
penelitian hukum adalah pendekatan undang-undang (statute approach), pendekatan kasus (case
approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan komparatif (comparative
approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Pendekatan undang-undang
(statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang
bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Bagi penelitian untuk kegiatan
praktis, pendekatan undang-undang Ini akan membuka kesempatan bagi peneliti untuk
mempelajari adakah konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-undang dengan undang-
undang lainnya atau antara undang-undang dan Undang-Undang Dasar atau antara regulasi dan
undang-undang. Hasil dari telah tersebut merupakan suatu argumen untuk memecahkan isu yang
dihadapi. Pendekatan kasus (case approach), dalam menggunakan pendekatan kasus, yang perlu
dipahami oleh peneliti adalah ratio decidendi, yaitu alasan-alasan hukum yang digunakan oleh
hakim untuk sampai kepada putusan nya, dengan memerhatikan fakta materiel. Fakta-fakta
tersebut berupa orang, tempat, waktu, dan segala yang menyertainya asalkan tidak terbukti
sebaliknya. Ratio decidendi inilah yang menunjukkan bahwa ilmu hukum merupakan ilmu yang
bersifat preskriptif, bukan deskriptif. Adapun diktum, yaitu putusannya merupakan sesuatu yang
bersifat deskriptif. Pendekatan historis (historical approach), dilakukan dalam kerangka
pelacakan sejarah lembaga hukum dari waktu ke waktu. Pendekatan ini sangat membantu
peneliti untuk memahami filosofi dari aturan hukum dari waktu ke waktu. Di samping itu,
melalui pendekatan demikian peneliti juga dapat memahami perubahan dan perkembangan
filosofi yang melandasi aturan hukum tersebut. Pendekatan komparatif (comparative approach),
pendekatan perbandingan dilakukan dengan mengadakan studi perbandingan hukum. Menurut
Gutteridge, perbandingan hukum merupakan suatu metode studi dan penelitian hukum.
Gutteridge membedakan antara perbandingan hukum yang bersifat deskriptif yang tujuan
utamanya adalah untuk mendapatkan informasi dan perbandingan hukum terapan yang
mempunyai sasaran tertentu. Pendekatan konseptual (conceptual approach), pendekatan
konseptual dilakukan manakala peneliti tidak beranjak dari aturan hukum yang ada. Hal itu
dilakukan karena memang belum atau tidak ada aturan hukum untuk masalah yang dihadapi.
Bahan Hukum Primer dan Sekunder
Sebagaimana dikemukakan bahwa penelitian hukum tidak mengenal adanya data Untuk
memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogianya,
diperlukan sumber-sumber penelitian. Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan
menjadi sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan
hukum sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif, artinya
mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-
catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.
Adapun bahan-bahan sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan
dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus
hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan.
Refrensi
Philipus M. Hadjon dan Tatiek Sri Djamiati. 2005. Argumentasi Hukum. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Roni Hanitijo Soemitro. 1994. Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Peter Mahmud Marzuki. 2014. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana.
H. Ishaq. 2017. Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis,Serta Disertasi.
Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai