Alamanda PDF
Alamanda PDF
Alamanda PDF
II TINJAUAN PUSTAKA
(1986), tanaman ini di Indonesia banyak terdapat di Pulau Jawa dan Bali.
sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Agiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Apocynales
Suku : Apocynaceae
Marga : Allamanda
Spesies : Allamanda cathartica L.
3
Gambar 1. Tanaman Allamanda cathartica dengan (1) bunga berbentuk terompet
berwarna kuning terang, (2) daun mengkilat, berbentuk lanset
berwarna hijau, dan (3) batang berwarna coklat tua (Sumber:
Encyclopedia of Life, 2011).
12
13
Daun tunggal, lonjong, tepi rata melipat ke bawah, ujung dan pangkal
meruncing, panjang 5-16 cm, lebar 2,5-5 cm, tebal, pertulangan menyirip,
hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, berkelamin dua, di ujung cabang dan
berseling pada lekukan, tangkai putik silindris, kepala putik bercangap dua,
kuning. Buah kotak, bulat, diameter ± 1,5 cm. Biji bentuk segitiga, masih
putih kotor.
bahwa dalam uji kuntitatif ekstrak air dan metanol daun A. cathartica positif
1). Menurut Viaza (1991), senyawa polar yang tertarik dalam ekstrak etanol
pada sel jamur dengan membentuk senyawa kompleks dengan sterol dari
selnya.
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kasar Air dan Metanol Alamanda
Fitokimia
Sampel Bagian 1 2 1 2 1 2
A A B B C C D1 D2 E1 E2 F1 F2 G1 G2
A. schottii
Cika- Daun + – + – + + + + + + – – + +
bayan 1 Batang + + + + + + – – – – – – – +
Daun + + + + – + + + + + – – + +
Cipanas Batang + + – – – – – – – – – + + +
Bunga + + + + + + – + – + – + + –
Daun + + + + + – + + + + – – – +
Cisarua
Batang – – + – – – – – – – – + + +
A. cathartica
Daun + + + + + + + + + + – – – +
Cika-
Batang – – + + – + – – – – – – – +
bayan 2
Bunga – – + + + – + + + + – + + –
Daun + + + + – + + + + + – – + +
Cibirus Batang + + + + + – – – – – – + – –
Bunga + + + + + – + + + + – + – –
Keterangan: (1) ekstrak air, (2) ekstrak metanol, (A) flavonoid, (B) alkaloid, (C) saponin,
(D) tanin, (E) fenol, (F) terpenoid, (G) steroid, (+) positif, dan (–) tidak terdeteksi.
Sumber: Vibrianthi (2011).
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Amaral dkk. (2013), secara lebih
berbeda, seperti spesies Plumeria sp, Allamanda sp, dan Himatanthus sp.
jawab terhadap leishmaniasis kulit. Menurut Kupchan dkk. (1974), hal yang
diyakini bahwa aktivitas yang kuat dari plumerisin tetrasiklik karena adanya
pada enzim lain. Hal tersebut merupakan mekanisme yang paling mirip atau
Menurut Glinski dan Branly (2002), karakteristik struktural dan sifat kimia
dari terpen dan asam lemak memainkan peran utama dalam menandai
16
ester, serta skualen yang menurut Haron dkk. (2013) juga merupakan
Tabel 2. Lanjutan
sangat pesat seiring dengan trend kembali ke bahan alami (back to nature)
salah satu tanaman obat. Sejak zaman dahulu, tanaman alamanda secara
racun, obat lever, obat pencahar, dan obat batuk. Menurut Vibrianthi (2011),
daun alamanda juga dapat digunakan untuk mengobati demam. Selain itu,
digunakan sebagai obat borok dan infeksi kulit lainnya. Menurut Tiwary
antileukemia, dan juga digunakan sebagai penawar racun untuk gigitan ular.
D. Metode Ekstraksi
hasil samping (Earle, 1983). Ekstraksi dibedakan menjadi dua macam, yaitu
dua zat atau lebih dengan menggunakan pelarut yang tidak saling campur.
Berdasarkan fase yang terlibat, terdapat dua jenis ekstraksi, yaitu ekstraksi
pelarut pada ekstraksi padat-cair melalui tiga tahapan, yaitu difusi pelarut ke
21
pori-pori padatan atau ke dinding sel, di dalam dinding sel terjadi pelarutan
padatan oleh pelarut, dan tahapan terakhir adalah pemindahan larutan dari
bahan ditentukan oleh ukuran partikel bahan tersebut. Bahan yang diekstrak
yaitu dengan cara sokletasi dan perkolasi dengan atau tanpa pemanasan.
Kekurangan dari metode ini adalah waktu yang relatif lama dan
kelarutan adalah like dissolve like, yaitu (1) pelarut polar akan melarutkan
yang dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai
selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya,
pelarut akan masuk ke dalam sel dari tanaman melewati dinding sel. Isi sel
akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel
dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar
dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa
luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi (biasanya berkisar 2-14
filtratnya dipekatkan.
pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi dan pelarut tersebut harus
ekstraksi senyawa aktif dari suatu jaringan tanaman dengan berbagai jenis
hasil yang optimum, baik jumlah ekstrak maupun senyawa aktif yang
anticandida. Selain itu etanol, juga dipilih karena menurut Harborne (1987)
dan Voight (1994), etanol memiliki sifat yang mampu melarutkan hampir
semua zat, baik yang bersifat polar, semi polar, dan non-polar serta
Ramadhan dan Phaza (2010), etanol merupakan pelarut yang tidak beracun
dan berbahaya.
1. Teknis
Zat kimia ini agak kasar, masih mengandung sedikit zat-zat kimia
lain yang dianggap mencemari zat asli (bahan baku), dan biasanya
Bahan kimia teknis adalah bahan kimia yang tidak memiliki kemurnian
produksi karena harganya yang relatif jauh lebih murah dari bahan
2. Purified
Zat kimia ini lebih sempurna dari zat kimia teknis dan dapat
Zat kimia ini sempurna dan dapat atau harus digunakan untuk
p.a. (pro-analisis) adalah bahan kimia yang telah dianalisis atau diteliti
salah satu dari berbagai cara, antara lain menyebabkan kerusakan dinding
nukleat dan protein. Kerusakan pada salah satu situs ini dapat mengawali
dalam proses kehidupan normal sel. Hal ini berarti bahwa gangguan
Chan, 2005).
a. Candida albicans
berikut:
Kerajaan : Fungi
Divisi : Ascomycota
Subdivisi : Ascomycotina
Kelas : Ascomycetes
Bangsa : Saccharomycetales
Suku : Saccharomycetaceae
Marga : Candida
Spesies : Candida albicans
bentuk yang berbeda, yaitu sel khamir, pseudohifa dan hifa (Sudbery,
dan berdinding halus. Pseudohifa dan hifa merupakan satu kesatuan yang
khamir) dan sebagai hifa yang akan membentuk pseudohifa (Ali, 2008).
saat keadaan lingkungan yang rendah oksigen, cahaya, suhu dan nutrisi.
3 di bawah ini.
ambing, serta membran mukosa (mulut, vagina atau dubur) (Hanafi dkk.,
tetapi, dalam kondisi yang tidak baik, seperti ketika kurangnya nutrisi,
spesies ini akan berubah bentuk dari bentuk khamir menjadi filamen
b. Pityrosporum ovale
Kerajaan : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Subdivisi : Ustilaginomycotina
Kelas : Exobasidiomycetes
Bangsa : Malasseziales
Suku : Malasseziaceae
Marga : Malassezia
Spesies : Pityrosporum (Malassezia) ovale
Ciri-ciri P. ovale adalah termasuk Gram positif, ukuran 1-2 x 2-4 μm,
1. Zona Hambat
senyawa antimikrobia.
32
kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan jamur uji
nutrisi untuk tumbuh sehingga yang dibunuh adalah jamur yang tidak
H. Hipotesis