Askep Populasi Rentan Penyakit Mental

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Populasi rentan atau populasi beresiko adalah kondisi yang mempengaruhi kondisi
seseorang atau populasi untuk menjadi sakit atau sehat (Kaakinen, Hanson, Birenbaum dalam
Stanhope & Lancaster, 2004). Pandera mengkategorikan faktor resiko kesehatan antara lain
genetik, usia, karakteristik biologi, kesehatan individu, gaya hidup dan lingkungan. Jika
seseorang dikatakan rawan apabila mereka berhadapan dengan penyakit, bahaya, atau
outcome negatif. Faktor pencetusnya berupa genetik, biologi atau psikososial. Populasi
rawan atau rentan merupakan kelompok-kelompok sosial yang memiliki peningkatan risiko
yang relatif atau rawan untuk menerima pelayanan kesehatan.
Kenyataan menunjukan bahwa Indonesia memiliki banyak peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang Kelompok Rentan, tetapi tingkat implementasinya sangat
beragam. Sebagian undang-undang sangat lemah pelaksanaannya, sehingga keberadaannya
tidak memberi manfaat bagi masyarakat. Disamping itu, terdapat peraturan perundang-
undangan yang belum sepenuhnya mengakomodasi berbagai hal yang berhubungan dengan
kebutuhan bagi perlindungan kelompok rentan. Keberadaan masyarakat kelompok rentan
yang merupakan mayoritas di negeri ini memerlukan tindakan aktif untuk melindungi hak-
hak dan kepentingan-kepentingan mereka melalui penegakan hukum dan tindakan legislasi
lainnya. Hak asasi orang-orang yang diposisikan sebagai masyarakat kelompok rentan belum
terpenuhi secara maksimal, sehingga membawa konsekuensi bagi kehidupan diri dan
keluarganya, serta secara tidak langsung juga mempunyai dampak bagi masyarakat.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Melakukan asuhan keperawatan pada populasi rentan gangguan kesehatan mental
yang ada di Banjar Petang, Desa Petang, Kecamatan Petang-Badung.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian dan mengumpulkan data populasi rentan gangguan kesehatan
mental yang ada di Banjar Petang, Desa Petang, Kecamatan Petang-Badung.

1
b. Menganalisa data kasus di Banjar Petang, Desa Petang, Kecamatan Petang-Badung.
c. Merumuskan masalah yang menonjol yang ada di Banjar Petang, Desa Petang,
Kecamatan Petang-Badung.
d. Membuat intervensi (Planning of Action) untuk masalah penyakit mental yang ada di
Banjar Petang, Desa Petang, Kecamatan Petang-Badung.

2
BAB II
PENGKAJIAN

2.1 Data Demografi


Pendataan dilakukan di Banjar Petang, Desa Petang, Kecamatan Petang-Badung, selama
1 hari pada tanggal 5 Desember 2019 yang dilakukan oleh mahasiswa program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Wira Medika Bali sebanyak 7 orang. Pendataan dilakukan pada
kelompok populasi rentan penyakit mental Banjar Petang, Desa Petang, Kecamatan Petang-
Badung, yang terdiri dari 500 orang (50 KK). Dari 50 keluarga tersebut terdiri dari 30 orang
balita, 50 orang anak, 120 orang remaja, 265 orang dewasa, 35 orang lansia. Metode yang
digunakan dalam pengkajian ini adalah winshield survey, informant interview dan pengisian
kuisioner, dimana metode survey dilakukan dengan cara observasi lingkungan sekitar,
wawancara dan pengisian kuisioner.
2.2 Persiapan dan Pelaksanaan
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya populasi rentan
penyakit mental secara optimal, maka melalui Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa
program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali di Banjar Petang, Desa Petang,
Kecamatan Petang-Badung. akan menerapkan konsep-konsep keperawatan komunitas yang
di dalamnya dilakukan pendekatan keperawatan sebagai dasar dalam pemberian pelayanan
kesehatan utama pada masyarakat.
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan di Banjar Petang, Desa
Petang Kecamatan Petang-Badung terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi pengkajian
awal (pengumpulan dan pengolahan data), penegakan diagnosis dan penentuan prioritas
masalah, serta pembuatan intervensi dalam bentuk Planning of Action. Kegiatan keperawatan
komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan meliputi
persiapan kemasyarakatan dan persiapan teknis sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari
pengkajian, penegakan diagnosis, dan perencanaan.
1. Persiapan
a. Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan Dosen
STIKes Wira Medika Bali, Kepala Dusun Banjar Petang, Kepala Desa Petang,

3
dan Kepala Puskesmas I Petang, serta identifikasi tokoh masyarakat yang
dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2019. Setelah mengidentifikasi tokoh
masyarakat, kelompok mahasiswa melakukan pendekatan dan membina hubungan
saling percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang tujuan
Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program Mahasiswa program Studi
Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali di Banjar Petang, Desa Petang,
Kecamatan Petang. Selanjutnya pada tanggal 5 Desember 2019, mahasiswa
melakukan pertemuan dan diskusi bersama Kepala Dusun Banjar Petang untuk
melakukan identifikasi masyarakat yang mengalami populasi rentang penyakit
mental.
b. Persiapan Teknis
Persiapan teknis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi mengorganisir
anggota populasi dalam melakukan pendataan dan pembagian tugas,
mempersiapkan format pengkajian, serta mengidentifikasi wilayah Banjar
Petang, Desa Petang, Kecamatan Petang.
2. Pelaksanaan
Tahap perlaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
a. Pengkajian
Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :
a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-masing
rumah masyarakat, wawancara langsung kepada masyarakat yang
bersangkutan serta observasi kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya.
Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan pada tanggal 6 Desember 2019
(pagi dan sore).
b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan,
yaitu tanggal 6 Desember 2019.

4
JENISAGAMA
KELAMIN
10% 10%

40%

Gambaran Kasus Kesehatan di Banjar

60%
Petang Berdasarkan Hasil Tabulasi Data
80%
Kuisioner
A. Demografi
HINDU ISLAM KRISTEN

PEREMPUAN LAKI-LAKI

INTEPRETASI
Berdasarkan 500 orang ( 50 KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian :
- 60% (300 perempuan)
- 40% (200 orang laki-laki).

INTEPRETASI :
Berdasarkan 500 orang ( 50 KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian :
- 80% (400 orang) menganut Agama Hindu

5
JUMLAH PENDUDUK PENDIDIKAN
15% 10%
12%

25%

- 10% (50
50% orang) menganut
Agama Islam
88%
- 10% (50
SD SMP SMA SARJANA

orang) menganut Agama Kristen


PENDUDUK ASLI PENDUDUK PENDATANG

INTEPRETASI :
Berdasarkan 500 orang ( 50 KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian :
- 50 % (250 orang) pendidikan terakhir adalah SMA
- 25 % (125 orang) pendidikan terakhir adalah SMP
- 15% (75 orang) pendidikan terakhir adalah Sarjana
- 10% (50 orang) pendidikan terakhir adalah SD

B. VITAL STATISTIK

6
INTEPRETASI :
Berdasarkan 500 orang ( 50 KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian :
- 88 % (440 orang) merupakan penduduk Asli
- 12 % (60 orang) merupakan penduduk Pendatang

7
INTEPRETASI :
Berdasarkan 500 orang ( 50 KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian :
- 7% (35 orang lansia),
- 53% (265 orang dewasa)
- 24% (120 orang remaja)
- 10% (50 orang anak)
- 6% (30 orang balita)

C. RIWAYAT KOMUNITAS
D. LINGKUNGAN FISIK

FASILITAS KESEHATAN DI SEKOLAH

100%

ADA TIDAK

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:

8
- 100% Ada fasilitas kesehatan di sekolah

KEBERSIHAN SEKOLAH

25%

BERSIH
TIDAK BERSIH

75%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 75% Kebersihan sekolah bersih
- 25% Kebersihan sekolah tidak bersih

BANGUNAN

15%

PERMANEN
NON PERMANEN

85%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:

9
- 85% Bangunan permanen
- 15% Bangunan non permanen

KEBERSIHAN RUMAH
10%

BERSIH
40%
CUKUP BERSIH
TIDAK BERSIH

50%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 50% Kebersihan rumah cukup bersih
- 40% Kebersihan rumah bersih
- 10% Kebersihan rumah tidak bersih

STATUS RUMAH
10%

SEWA BULANAN
KONTRAKAN
25%
MILIK SENDIRI

65%

10
INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 65% Status rumah milik sendiri
- 25% Status rumah kontrakan
- 10% Status rumah sewa bulanan

PENCAHAYAAN
10%

BAIK
CUKUP
KURANG
30%

60%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 60% Pencahayaan baik
- 30% Pencahayaan cukup
- 10% Pencahayaan kurang

11
SUMBER AIR

15%

5% SUMUR BOR
SUNGAI
5% SUMUR GALI
PDAM

75%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 75% Sumber air sumur bor
- 15% Sumber air PDAM
- 5% Sumber air Sungai
- 5% Sumber air Sumur gali

TEMPAT PENYIMPANAN AIR

TERTUTUP
TERBUKA
50% 50%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 50% Tempat penyimpanan air tertutup
12
- 50% Tempat penyimpanan air terbuka

PENGURASAN PENAMPUNGAN AIR


10%

TIDAK PERNAH
< 1 MINGGU
> 1 MINGGU
50%

40%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 50% Pengurasan penampungan air > 1 minggu
- 40% Pengurasan penampungan air < 1 minggu
- 10% pengurasan penampungan air tidak pernah

KUALITAS SUMBER AIR


10%

10%
BERBAU
BERASA
TIDAK BERBAU DAN BERASA

80%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:

13
- 80% Kualitas sumber air tidak berbau dan berasa
- 10% kualitas sumber air berbau
- 10% kualitas sumber air berasa

PEMBUANGAN SAMPAH

25%

DI BAKAR
DI SUNGAI
DI TIMBUN
DI ANGKUT
5%
60%

10%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 60% Pembuangan sampah di angkut
- 25% Pembuangan sampah di bakar
- 10% pembuangan sampah di timbun
- 5% pembuangan sampah di sungai

14
KEADAAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH
10%

TERPELIHARA
TIDAK TERPELIHARA

90%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 90% Keadaan tempat pembuangan sampah terpelihara
- 10% Keadaan tempat pembuangan sampah tidak terpelihara

TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH

15%

SUNGAI
10% GOT
SEMBARANGAN
BAK PENAMPUNGAN

10%
65%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 65% Tempat pembuangan limbah di bak penampungan
- 15% Tempat pembuangan limbah di sungai
- 10% Tempat pembuangan limbah di got
15
- 10% Tempat pembuangan limbah sembarangan

TEMPAT PEMBUANGAN TINJA

20%

SUNGAI
SEPTIC TANK

80%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 80% Tempat pembuangan tinja di septic tank
- 20% Tempat pembuangan tinja di sungai

TEMPAT BAB
10%

5%

JAMBAN ANGSATRINE
JAMBAN CEMPLUNG
SUNGAI

85%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:

16
- 85% Tempat BAB di jamban angsatrine
- 10% Tempat BAB di sungai
- 5% Tempat BAB di jamban cemplung

KONDISI TEMPAT BAB


10%

TERPELIHARA
TIDAK TERPELIHARA

90%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 90% Kondisi tempat BAB terpelihara
- 10% Kondisi tempat BAB tidak terpelihara

Pelayanan Kesehatan dan Sosial

17
KETERSEDIAAN PELAYANAN KESEHATAN

ADA
TIDAK

100%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 100% Tersedianya pelayanan kesehatan

BILA ADA, JENIS PELAYANAN


10%

PUSKESMAS
KLINIK
25% RUMAH SAKIT
50% DUKUN

15%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 50% Jenis pelayanan kesehatan puskesmas
- 25% Jenis pelayanan kesehatan rumah sakit
- 15% Jenis pelayanan kesehatan klinik
- 10% Jenis pelayanan kesehatan dukun
18
JAMINAN KESEHATAN
10%

ASKES
KBS
TIDAK MEMILIKI
50%

40%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 50% (250 orang) memiliki jaminan kesehatan ASKES
- 40% (200 orang) memiliki Jaminan kesehatan KBS
- 10% (50 orang) Tidak memiliki jaminan kesehatan

RIWAYAT PENYAKIT 1 TH TERAKHIR

40% ADA
TIDAK

60%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:

19
- 60% (300 orang) mengalami riwayat penyakit ada
- 40% (200 orang) Riwayat penyakit tidak ada

BILA ADA, JENIS PENYAKITNYA

25%

INSOMNIA
ISPA
45%
DIARE
STROKE

20%

10%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 45% (135 orang) mengalami Jenis penyakitnya stroke
- 25% (75 orang) memiliki Jenis penyakitnya insomnia
- 20% (60 orang) memiliki Jenis penyakitnya ISPA
- 10% (30 orang) memiliki Jenis penyakitnya diare

CARA MENGATASI
5%

10%

BEROBAT KE PUSKESMAS
BEROBAT KE RS
10%
BEROBAT KE KLINIK
45%
BEROBAT KE DUKUN
DIBIARKAN

30%

20
INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 45% (135 orang) Cara mengatasi berobat ke puskesmas
- 30% (90 orang) Cara mengatasi berobat ke RS
- 10% (30 orang) Cara mengatasi berobat ke klinik
- 10% (30 orang) Cara mengatasi berobat ke dukun
- 5% (15 orang) Dibiarkan

ANGGOTA KELUARGA YANG SAKIT SAAT INI

15%

ADA
TIDAK

85%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 85% (425 orang) Tidak ada anggota keluarga yang sakit saat ini
- 15% (75 orang) Ada anggota keluarga yang sakit saat ini

21
BILA ADA, JENIS PENYAKITNYA
5%

KANKER
30% ISPA
45% DIARE
STROKE

20%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 45% (34 orang) Jenis penyakitanya Stroke
- 30% (23 orang) Jenis penyakitnya ISPA
- 20% (15 orang) Jenis penyakitnya Diare
- 5% (4 orang) Jenis penyakitnya Kanker

CARA MENGATASI
2%
3%

20% BEROBAT KE PUSKESMAS


BEROBAT KE RS
BEROBAT KE KLINIK
BEROBAT KE DUKUN
DIBIARKAN
55%

20%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 55% (41 orang) Cara mengatasinya berobat ke puskesmas
22
- 20% (15 orang) cara mengatasinya berobat ke RS
- 20% (15 orang) mangatasinya berobat ke klinik
- 3% (2 orang) mengatasinya berobat ke dukun
- 2% (2 orang) tidak di obati/ dibiarkan

JARAK PELAYANAN KESEHATAN

35%
< 10 KILOMETER
> 10 KILOMETER

65%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 65% jarak pelayanan kesehatan < 10 kilometer
- 35% jarak pelayanan kesehatan > 10 kilometer

MASYARAKAT RENTAN GANGGUAN MENTAL

32%

ADA
TIDAK

68%

23
INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 68% (340 orang) ada rentan gangguan mental
- 32% (160 orang) tidak rentan gangguan mental

POPULASI RENTAN
5%

REMAJA
DEWASA
45%
LANSIA

50%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 50% (170 orang) populasi rentan pada dewasa
- 45% (153 orang) populasi rentan pada remaja
- 5% ( 17 orang) populasi rentan pada lansia

24
JIKA ADA, PENYEBAB

15%
20%

5% INSOMNIA
PENYAKIT KRONIS
STRES
FAKTOR EKONOMI
LINGKUNGAN SOSIAL
15%

45%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 45% (153 orang) penyebabnya adalah stress
- 20% (68 orang) penyebabnya adalah lingkungan sosial
- 15% (51 orang) penyebabnya adalah faktor ekonomi
- 15% (51 orang) penyebabnya adalah insomnia
- 5% ( 17 orang) penyebabnya adalah penyakit kronis

CARA MENGATASI

35%
RUMAH SAKIT
DUKUN
45%
PUSKESMAS
DIBIARKAN

15%
5%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:

25
- 45% (153 orang) cara mengatasinya dibiarkan
- 35% ( 119 orang) cara mengatasinya dibawa kerumah sakit
- 15% (51 orang) cara mengatasinya dibawa ke dukun
- 5% (17 orang) cara mengatasinya di bawa ke puskesmas

HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KLG


2%

DEKAT
KURANG DEKAT

98%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 98% (490 orang) hubungan antar keluarga dekat
- 2% (10 orang) hubungan antar keluarga kurang dekat

CARA AGT KELUARGA MENYELESAIKAN MSLH


1%
9%

MUSYAWARAH
MANDIRI
ACUH TAK ACUH

90%

26
INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 90% (450 orang) cara keluarga menyelesaikan masalah musyawarah
- 9% (5 orang) cara keluarga menyelesaikan masalah mandiri
- 1% (5 orang) cara keluarga menyelesaikan masalah acuh tak acuh

KEADAAN LINGKUNGAN SOSIAL SEKITAR


2%

BAIK
TIDAK BAIK

98%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 98% (490 orang) keadaan lingkungan sosial sekitar baik
- 2% (10 orang) keadaan lingkungan sosial sekitar tidak baik

27
RESPON LINGKUNGAN SEKITAR SAAT ADA
PERMASALAHAN/BENCANA
3%

ACUH TAK ACUH


SALING MEMBANTU

97%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 97% (485 orang) saling membantu saat ada permasalahan/bencana
- 3% (15 orang) acuh tak acuh saat ada permasalahan/bencana

KEAKTIFAN DALAM KEGIATAN


10%

AKTIF
TIDAK AKTIF

90%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 90% (450 orang) aktif dalam berkegiatan
- 10% (50 orang) tidak aktif dalam berkegiatan

28
KEJADIAN PENYIMPANGAN PERILAKU SOSIAL

12%

ADA
TIDAK

88%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 88% (440 orang) tidak ada kejadian penyimpangan perilaku sosial
- 12% (60 orang) ada kejadian penyimpangan perilaku sosial

JIKA ADA, SEBUTKAN PENYIMPANGAN PRILAKU SOSIAL


1%

PEMBULIAN
PEMERKOSAAN

99%

INTERPRETASI :
Berdasarkan (50KK) di banjar Petang di dapatkan hasil pengkajian:
- 99% (59 orang) mengalami pembulian
- 1% (1 orang) mengalami pemerkosaan

29
VITAL STATISTIK

10%
6% 7%

24%

53%

1.2 Data Fokus


Data Fokus
Data Subjektif:
LANSIA DEWASA REMAJA ANAK BALITA

 Berdasarkan 40 lansia yang dikaji, sebanyak 55% (22 orang) tidak pernah
berolahraga.
 50% (20 orang) lansia tidak aktif mengikuti kegiatan posyandu karena sibuk, malas
mengikuti kegiatan posyandu, tidak ada yang mengantar ke Balai Banjar dan faktor
usia yang terlalu tua. 10% dari 50% lansia yang tidak aktif mengatakan tidak
mengetahui adanya kegiatan posyandu.
 Dalam pemberian vitamin untuk lansia di Br. Pondok sudah tidak begitu aktif
diberikan yaitu 72.5% (29 orang) lansia tidak mendapatakan vitamin tambahan,
hanya 27.5% (11 orang) yang mendapatkan vitamin tambahan jika ada tenaga
kesehatan yang datang seperti pihak dari puskesmas yang langsung memberikan
vitamin pada saat kegiatan posyandu diadakan.
 5% (2 orang) warga masih sulit menjangkau fasilitas karena jarak rumahnya yang
lumayan jauh.
 Sebanyak 32.50% (13 orang) belum mampu menggunakan media untuk mengakses
informasi kesehatan karena keterbatasan usia, keterbatasan sarana dan prasarana,
serta kurangnya pendidikan.
 Sebanyak 20% (8 orang) mengolah sampah dengan cara dibakar di halaman
belakang (tegal) dan sebanyak 7.50% (3 orang) dengan cara dikubur di halaman
rumah.
 Sebanyak 60% (24 orang) limbah air dapur dibuang ke selokan dan sebanyak 5%
(2 orang) limbah air dapur dibuang ke halaman rumah.
 Sebanyak 57.50% (22 orang) limbah air kamar mandi dibuang ke selokan.
 Sebanyak 45% (18 orang) belum mendapatkan bantuan kesehatan.
 Sebanyak 12.50% (5 orang) berpenghasilan dalam sebulan kurang dari
Rp. 500.000,00.
 Sebanyak 20% (8 orang) belum memiliki asuransi/jaminan kesehatan.

30
 Sebanyak 25% (10 orang) menggunakan waktu senggangnya dengan diam/tidur-
tiduran.
 Sebanyak 57.50% (23 orang) tidak bisa menerapkan cuci tangan yang benar.
 Sebanyak 42.50% (8 orang) lansia hanya menggunakan air menggalir untuk
mencuci tangan.
 Sebanyak 35% (14 orang) yang memiliki kebiasaan mandi kurang dari 2 kali
sehari.
 Sebanyak 40% (16 orang) memiliki kebiasaan keramas kurang dari 2 kali dalam
seminggu.
 Sebanyak 30% (12 orang) memiliki kebiasaan menggosok gigi kurang dari 2 kali
sehari.
 Sebanyak 37.50% (15 orang) mengganti pakaian kurang dari 2 kali dalam sehari.
 Sebanyak 35% (14 orang) tidak menyajikan makanan dengan gizi seimbang.
 Sebanyak 20 % 98 orang) tidak menggunakan garam beryodium untuk dikonsumsi
keluarga.
 Sebanyak 2.50% (1 orang) menyajikan makanan dengan terbuka.
 Sebanyak 47.50% (19 orang) memasak sayur dengan cara dipotong terlebih dahulu
sebelum dicuci.
Data Objektif:
 Berdasarkan 40 orang lansia yang dikaji, 22.5% (9 orang) lansia menderita
penyakit hipertensi.
 Berdasarkan hasil pengukuran TTV, didapatkan persentase Hipertensi 35% (14
orang), Hipotensi 5% (2orang) dan tekanan darah normal 60% (24 orang)

31
1.3 Analisa Data
Kelompok : Aggregate Lansia (Kelompok 11, 12, 13)
Tanggal Pengkajian : 5 Desember 2018
Tempat Pengkajian : Banjar Pondok, Desa Peguyangan Kaja

No. Tanda dan Gejala Diagnosis Keperawatan


1. Data Subjektif : Manajemen KesehatanTidak Efektif
 Dalam pemberian vitamin untuk lansia di Br.
Pondok sudah tidak begitu aktif diberikan
yaitu 72.5% (29 orang) lansia tidak
mendapatakan vitamin tambahan, hanya
27.5% (11 orang) yang mendapatkan vitamin
tambahan jika ada tenaga kesehatan yang
datang seperti pihak dari puskesmas yang
langsung memberikan vitamin pada saat
kegiatan posyandu diadakan.
 50% (20 orang) lansia tidak aktif mengikuti
kegiatan posyandu karena sibuk, malas
mengikuti kegiatan posyandu, tidak ada yang
mengantar ke Balai Banjar dan faktor usia
yang terlalu tua. 10% dari 50% lansia yang
tidak aktif mengatakan tidak mengetahui
adanya kegiatan posyandu.
 5% (2 orang) warga masih sulit menjangkau
fasilitas karena jarak rumahnya yang
lumayan jauh.
 Sebanyak 32.50% (13 orang) belum mampu
menggunakan media untuk mengakses
informasi kesehatan karena keterbatasan
usia, keterbatasan sarana dan prasarana, serta

32
kurangnya pendidikan.
 Sebanyak 12.50% (5 KK) berpenghasilan
dalam sebulan kurang dari Rp. 500.000,00.
(S)
 Sebanyak 20% (8 orang) belum memiliki
asuransi/jaminan kesehatan.

Data Objektif :
 Berdasarkan 40 orang lansia yang dikaji,
22.5% (9 orang) lansia menderita penyakit
hipertensi.
 Berdasarkan hasil pengukuran TTV,
didapatkan persentase Hipertensi 35% (14
orang), Hipotensi 5% (2orang) dan tekanan
darah normal 60% (24 orang)

2. Data Subjektif : Pemeliharaan Kesehatan Tidak


 Berdasarkan 40 lansia yang dikaji, sebanyak Efektif
55% (22 orang) tidak pernah berolahraga.
 Sebanyak 32.50% (13 orang) belum mampu
menggunakan media untuk mengakses
informasi kesehatan karena keterbatasan
usia, keterbatasan sarana dan prasarana, serta
kurangnya pendidikan.
 Sebanyak 20% (8 orang) mengolah sampah
dengan cara dibakar di halaman belakang
(tegal) dan sebanyak 7.50% (3 orang) dengan
cara dikubur di halaman rumah.
 Sebanyak 60% (24 orang) limbah air dapur
dibuang ke selokan dan sebanyak 5% (2
orang) limbah air dapur dibuang ke halaman

33
rumah.
 Sebanyak 57.50% (22 orang) limbah air
kamar mandi dibuang ke selokan.
 Sebanyak 12.50% (5 orang) berpenghasilan
dalam sebulan kurang dari Rp. 500.000,00.
 Sebanyak 25% (10 orang) menggunakan
waktu senggangnya dengan diam/tidur-
tiduran.
 Sebanyak 57.50% (23 orang) tidak bisa
menerapkan cuci tangan yang benar.
 Sebanyak 42.50% (8 orang) lansia hanya
menggunakan air menggalir untuk mencuci
tangan.
 Sebanyak 35% (14 orang) yang memiliki
kebiasaan mandi kurang dari 2 kali sehari.
 Sebanyak 40% (16 orang) memiliki
kebiasaan keramas kurang dari 2 kali dalam
seminggu.
 Sebanyak 30% (12 orang) memiliki
kebiasaan menggosok gigi kurang dari 2 kali
sehari.
 Sebanyak 37.50% (15 orang) mengganti
pakaian kurang dari 2 kali dalam sehari.
 Sebanyak 35% (14 orang) tidak menyajikan
makanan dengan gizi seimbang.
 Sebanyak 20 % 98 orang) tidak
menggunakan garam beryodium untuk
dikonsumsi keluarga.
 Sebanyak 2.50% (1 orang) menyajikan
makanan dengan terbuka.
 Sebanyak 47.50% (19 orang) memasak sayur

34
dengan cara dipotong terlebih dahulu
sebelum dicuci.
Data Objektif :
-

1.4 Diagnosis Keperawatan


1. Scoring Diagnosa Keperawatan
Diagnosis 1. Manajemen KesehatanTidak Efektif
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah : 1 Aktual =3 Masalah ini aktual karena sudah
aktual Risiko =2 terjadi di Banjar Pondok.
Potensial =1 Ketidakefektifan pada
3/3 x 1 = 1 manajemen kesehatan ini telah
menimbulkan masalah
kesehatan pada sebagian besar
lansia di Banjar Pondok.
Kemungkinan 2 Mudah =2 Kemungkinan masalah untuk
masalah untuk Sebagian =1 dicegah adalah sebagian karena
diubah : sebagian Tidak dapat = 0 ada beberapa lansia yang belum
½x2=1 mampu mengakses informasi
kesehatan akibat keterbatasan
media sehingga pengetahuan
tentang kesehatan kurang, ada
beberapa lansia yang
pendapatan keluarganya dalam
sebulan kurang dari rata-rata,
dan ada beberapa keluarga
lansia yang masih sulit untuk
menjangkau fasilitas kesehatan.
Potensi masalah 1 Tinggi =3 Potensi masalah untuk dicegah
untuk dicegah : Cukup =2 adalah cukup karena lansia
cukup Rendah =1 sudah mengetahui tentang

35
2/3 x 1 = 2/3 penyakitnya hanya saja masih
kurang kurang kesadaran untuk
melakukan kontrol terhadap
penyakitnya.
Menonjolnya 1 Segera diatasi = 2 Masalah ini harus segera diatasi
masalah : segera Tidak segera diatasi = 1 untuk mencegah memburuknya
diatasi Tidak dirasakan adanya kondisi lansia yang memiliki
masalah = 0 masalah kesehatan.
2/2 x 1 = 1
Total 3 2/3

Diagnosis 2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif


Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah : 1 Aktual =3 Masalah ini aktual karena sudah
aktual Risiko =2 terjadi di Banjar Pondok.
Potensial =1 Sebagaian besar keluarga lansia
3/3x1= 1 masih belum mampu mengelola
kesehatannya terutama
kesehatan lingkungan.
Kemungkinan 2 Mudah =2 Kemungkinan masalah untuk
masalah untuk Sebagian =1 diubah adalah sebagian karena
diubah : sebagian Tidak dapat = 0 bebrapa keluarga lansia tidak
1/2x2=1 mempunyai saluran
pembuangan limbah yang
memadai.
Potensi masalah 1 Tinggi =3 Potensi masalah untuk dicegah
untuk dicegah : Cukup =2 adalah rendah karena butuh
rendah Rendah =1 banyak persiapan untuk
1/3x1=1/3 melakukan pemeliharaan
lingkungan yang benar pada
keluarga lansia di Banjar
Pondok.
36
Menonjolnya 1 Segera diatasi = 2 Menonjolnya masalah tidak
masalah : tidak Tidak segera diatasi = 1 harus segera diatasi karena perlu
segera diatasi Tidak dirasakan adanya persiapan yang matang dan
masalah = 0 bekerjasama degan pihak-pihak
1/2x1=1/2 lainnya. Selain itu, keluarga juga
perlu memiliki kesadaran untuk
memodifikasi lingkungannya
agar benar.
Total 2 5/6

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1) Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
2) Pemeliharaan KesehatanTidak Efektif

37
1.5 Intervensi Keperawatan

Tgl/ Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan


No.
1 Ketidakefektifan Prevensi primer Prevensi primer
1. (1606) Partisipasi 1. (4350) Manajemen perilaku
Manajemen Kesehatan
dalam promosi 2. (8700) Pengembangan
kesehatan program
2. (1603) Perilaku
mencari kesehatan Prevensi sekunder
Prevensi sekunder 1. (6520)
1. (1908) Deteksi Skrining kesehatan
factor resiko
Prevensi tersier Prevensi tersier
1. (2605) Partisipasi 1. (7140) Dukungan keluarga
tim kesehatan
dalam keluarga
2 Ketidakefektifan Prevensi primer: Prevensi primer
1. (1700) Keyakinan 1. (5510) Pendidikan kesehatan:
Pemeliharaan Kesehatan
kesehatan
2. (1701) Keyakinan Prevensi sekunder
kesehatan: 1. (6484) Manajemen
kemampuan yang lingkungan:
didasarkan untuk 2. (6520) Skrining kesehatan
melakukan
Prevensi tersier
Prevensi sekunder: 1. (7140) Dukungan keluarga
1. (1702) Keyakinan
kesehatan:
perceived untuk
mengontrol
2. (1703) Keyakinan
kesehatan: sumber
daya yang
dirasakan
3. (1704) Keyakinan
kesehatan:
ancaman
4. (1705) Orientasi
kesehatan
5. (2701) Derajat
kesehatan
masyarakat
Prevensi tersier
1. (2605) Partisipasi
tim kesehatan
dalam keluarga

38
Planning of Action (POA)

MasalahKeperawat Tujuan
Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber Dana Media PJ
an Umum Khusus
Ketidakefektifan Setelah Prevensi Prevensi primer Lansia di Minggu, 9 Balai Swadaya kader - Alat-alat Maha
dilakukan primer 1. Menghimbau Banjar Desember Banjar lansia kesehatan siswa
Manajemen
asuhan 1. (1606) lansia untuk Pondok 2018 - Alat dan
Kesehatan keperawatan Partisipasi menerapkan diet Pukul transportasi kader
selama 1 dalam dengan teratur 08.00-
minggu, promosi 2. Menghimbau selesai
diharapkan kesehatan lansia untuk
manajemen 2. (1603) rutin minum obat
kesehatan Perilaku dan mengontrol
lansia Banjar mencari kesehatannya.
Pondok Desa kesehatan 3. Menggalakkan
Peguyangan Prevensi program
Kaja efektif. sekunder posyandu lansia.
1. (1908) 4. Mengajak para
Deteksi factor kader untuk
resiko menjemput
Prevensi tersier lansia yang tidak
1. (2605) bisa datang ke
Partisipasi balai banjar.
tim kesehatan
dalam
keluarga Prevensi sekunder
1. Melakukan
pemeriksaan
kesehatan secara

39
berkala

Prevensi tersier
1. Meningkatkan
partisipasi
keluarga dalam
upaya
peningkatakan
derajat kesehatan
lansia
Ketidakefektifan Setelah Prevensi Prevensi primer Lansia di Minggu, 9 Balai Swadaya kader - Alat-alat
dilakukan primer: 1. Memberikan Banjar Desember Banjar lansia kebersihan
Pemeliharaan
asuhan 1. (1700) penyuluhan Pondok 2018 - Leaflet
Kesehatan keperawatan Keyakinan tentang Pukul - LCD
selama 1 kesehatan kesehatan 08.00- proyektor
minggu, 2. (1701) lingkungan selesai - Laptop
diharapkan Keyakinan 2. Memberikan
lansia Banjar kesehatan: penyuluhan
Pondok Desa kemampuan tentang cara dan
Peguyangan yang sarana mencuci
Kaja mampu didasarkan tangan yang
melakukan untuk benar
pemeliharaan melakukan 3. Memberikan
kesehatan penyuluhan
secara Prevensi tentang
efektif. sekunder: pentingnya
1. (1702) menjaga
Keyakinan kebersihan diri
kesehatan: 4. Memberikan
perceivedunt penyuluhan
uk tentang cara

40
mengontrol mengolah
2. (1703) makanan yang
Keyakinan sehat
kesehatan:
sumber daya Prevensi sekunder
yang 1. Mengadakan
dirasakan kegiatan gotong
3. (1704) royong bersama
Keyakinan masyarakat.
kesehatan: 2. Melakukan
ancaman pemeriksaan
4. (1705) kesehatan secara
Orientasi berkala.
kesehatan
5. (2701) Prevensi tersier
Derajat 1. Memberikan
kesehatan informasi kepada
masyarakat keluarga tentang
pentingnya
menjaga
kebersihan
Prevensi tersier lingkungan.
2. (2605) 2. Meningkatkan
Partisipasi partisipasi
tim keluarga dalam
kesehatan menjaga
dalam kebersihan
keluarga lingkungan.
3. (1504)
Dukungan
sosial

41
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Masalah yang paling banyak terjadi di Banjar Pondok, Desa Peguyangan Kaja
Kecamatan Denpasar Utara adalah KetidakefektifanManajemen Kesehatan yang dialami oleh
lansia Banjar Pondok sendiri mulai dari 40 lansia yang terkaji terdapat sebagian lansia di
Banjar Pondok mengatakan tidak aktif melakukan kegiatan posyandu lansia karena sibuk,
malas, tidak ada yang mengantar ke balai banjar, dan faktor usia yang sudah terlalu tua.

4.2 Penutup
Diharapkan kader dapat mengetahui masalah yang muncul dan program seperti apa yang
mereka perlukan.

42

Anda mungkin juga menyukai