Laporan Kasus Kista Ovarium
Laporan Kasus Kista Ovarium
Laporan Kasus Kista Ovarium
KISTA OVARIUM
Disusun Oleh :
Ismiyati Tanjung
2016730053
Dokter Pembimbing :
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kista adalah kantung yang berisi cairan atau jaring Kista adalah kantung yang berisi
cairan atau jaringan lainnya. Torsio kista merupakan kasus kegawatdaruratan ginekologi
dengan merupakan kasus kegawatdaruratan ginekologi dengan insidensi 3% dari seluruh
kasus insidensi 3% dari seluruh kasus kegawatdaruratan ginekologi dan sering salah dinding
kegawatdaruratan ginekologi dan sering salah didiagnosis oleh klinisi.
Torsi dapat ditemukan pada komponen adneksa yakni ovarium dapat ditemukan pada
komponen adneksa yakni ovarium dan tuba falopi, di mana dapat terjadi pada torsi ovarium,
torsi ovarium dengan torsi tuba, dan isolated fallopian tube torsion.
4
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Usia : 20 tahun
Pekerjaan : Mahasiswi
No. RM : 002957XX
2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan nyeri perut hebat, perdarahan (-), mual (+), muntah (-)
e. Riwayat Psikososial
⚫ Minum kurang lebih 500cc/hari
⚫ Makan 1-3x/hari, dengan porsi yang sedikit
⚫ Konsumsi alkohol, merokok disangkal
⚫ Pasien merupakan seorang mahasiswi yang sering mengonsumsi makanan siap
saji, dan makanan proses penyajiannya dibakar.
f. Riwayat Pengobatan
g. Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat, makanan, debu dan cuaca
h. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
i. Riwayat Pernikahan
j. Riwayat Obstetri
Pasien tidak hamil
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalisata
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 129/94 mmHg
Nadi : 93 x/menit, reguler
Laju Pernapasan : 18 x/menit, spontan
Suhu : 36,6oC
Antropometri
Berat badan : 52 kg ; Tinggi badan : 155 cm ; BMI : 21,6 kg/m2
Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan USG
Kista Ovarium
• Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 10,8 gr % 11,3 - 15,50
Leukosit 14.820 mm3 3.980 - 10.040
Hitung Jenis
Basofil 0% 0-1
Eosinofil 0% 1- 6
Neutrofil 71 % 34 - 71
Limfosit 21 % 19 - 52
Monosit 8% 4 - 12
Trombosit 460 ribu/mm3 132 - 440
Hematokrit 32,3 % 38 - 47
Pembekuan/Hemostasis
Masa Perdarahan 2 menit 1-3
Masa Pembekuan 4 menit 2-6
Renal Profile
Ureum 10 mg/dl 15-40
8
5. Resume
Pasien nona datang ke IGD RSIJ Sukapura diantar oleh kedua orang tua.
Pasien mengeluhkan nyeri perut hebat, perdarahan (-), mual (+), muntah (+). 2
hari SMRS pasien mengeluhkan nyeri perut terasa hebat dan adanya mual.
Awalnya pada tahun 2018 pasien merasakan nyeri di sebelah kiri, perdarahan (-).
Pada tahun 2020 bulan Mei pasien merasakan nyeri sebelum dan sesudah
menstruasi. Pasien merupakan seorang taekwondo sejak masih Sekolah Dasar.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai kadar hemoglobin 10,8%.
6. Diagnosis
• Pra bedah : Kista Ovarium suspek Torsi
• Post bedah : Kista Ovarium Kiri 2 x 360°
7. Rencana Tindakan
• Observasi KU dan TTV
• Pemasangan DC
• Infus RL 20 TPM
• Rencana Laparotomi pada tanggal 01 Desember 2020, jam 14.50 WIB
9
8. Laporan Pembedahan
• Tanggal : 02 Desember 2020
• Waktu : 14.50 - 15.27
• Tindakan : Laparotomi
• Diagnosa Pra-Bedah : Kista Ovarium suspek Torsi
• Diagnosa Pasca Bedah : Kista Ovarium Kiri 2x360°
• Dokter Operator : dr. Rusmaniah, Sp.OG
• Asisten : Budi, Ismiyati Tanjung
• Perawat Instrumen : Ella
9. Uraian Pembedahan
• Asepsis dan antisepsis
• Insis pfannenstiel ± 10 cm
• Tampak kista ovarium 2x360° dengan ukuran 10x10x10
• Adnexa dan uterus dalam batas normal
• Robekan pada uterus luas pembukaan 0,5 cm x 0,5 cm dilakukan
penjahitan
• Kontrol pedarahan, perdarahan (-)
• Jahit dinding abdmen
• Operasi selesai
11. Follow Up
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
KISTA OVARIUM
Kista ovarium disebut juga kistoma ovarii, yaitu suatu kantong abnormal berisi
cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Dengan istilah lain
kista ovarium adalah tumor neoplastik jinak ovarium yang bersifat kistik. Gambaran
klinis :
b) Nyeri perut bagian bawah (karena peregangan kapsula, torsi, atau ruptur)
ANATOMI
Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sel telur dilepaskan dari salah satu ovarium
dalam suatu proses yang disebut sebagai ovulasi. Telur tersebut melakukan perjalanan
sepanjang tuba fallopi menuju uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama penghasil
hormone estrogen dan progesterone. Hormon-hormon juga berperan dalam
berkembangnya organ seks sekunder wanita, seperti payudara, bentuk tubuh, dan rambut
dibeberapa lokasi tubuh, dan juga dapat mengontrol siklus menstruasi dan kehamilan.
Salah satu bagian ovarium yang penting adalah yang berada di dalam cavum
peritonei dilapisi oleh epitel kubik silindrik, disebut epitelium germinativum. Dibawah
epitel ini terdapat tunika albuginea dan dibawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat
folikel primordial. Pada wanita diperkirakan terdapat banyak folikel. Tiap bulan satu
folikel, kadang-kadang dua folikel, berkembang menjadi folikel de graaf. Folikelfolikel
ini merupakan bagian ovarium yang terpenting, dan dapat ditemukan di korteks ovarii
dalam letak yang beraneka ragam, dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari
satu sel telur yang dikelilingi oleh suatu lapisan sel-sel saja sampai folikel de graaf yang
matang. Folikel yang matang ini terisi likuor folikuli yang mengandung estrogen, dan
siap untuk berovulasi.
Klasifikasi
A. Tumor non-neoplastik
2. Tumor lain
a) Kista folikel
c) Kista lutein
e) Kista endometrium
f) Kista Stein-Leventhal
1. Kistik
d) Kista dermoid
2. Solid
b) Tumor Brenner
1. Berdasarkan letak
a. Intraligamenter
- gerak terbatas
b. Bertangakai
- perlengketan (-)
c. Pseudo Intraligamenter
- gerak terbatas
2. Berdasarkan histopatologi
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, kista ini berasal
dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan
elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari epitel
germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama
dengan tumor Brenner. Tumor lazimnya berbentuk multilokuler, oleh karena itu,
permukaan berlobus (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat
besar, lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar
tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya
unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan, yang terakhir ini
khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada
pemeriksaan makroskopis (Intraoperatif) dapat ditemukan cairan lendir yang khas,
kental seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning sampai coklat, tergantung dari
percampurannya dengan darah.
Pada pemeriksaan mikroskopis tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak
tinggi pada dasar sel, terdapat di antaranya selsel yang membundar karena terisi
lendir (sel goblet). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai
potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar. Kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista
baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi robekan atau ruptur
pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum
rongga perut, dan dengan sifatnya yang menghasilkan sekresi maka dapat
menyebabkan pseudomiksoma peritonei.
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kista ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal epithelium). Pada umumnya kista jenis ini tidak mencapai
ukuran yang amat besar dibandingkan dengan kistadenoma musinosum.
Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi kista serosum pun dapat berbentuk
multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan, ciri
khas kista ini ialah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan
keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang
coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya
penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma)
d. Kista endometrioid
17
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat
satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang
ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan
endometriosis ovarii.
e. Kista dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-
struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan
produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih
menonjol daripada elemen-elemen dan mesoderm.
Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa
tumor berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis. Tidak ada ciri-ciri yang
khas pada kista dermoid. Dinding kista terlihat putih keabuan, dan agak tipis. Konsistensi
tumor sebagian kenyal, dibagian lain padat, sekilas terlihat seperti kista berongga satu,
akan tetapi jika dibelah akan tampak suatu kista besar dengan ruangan kecil-kecil di
dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam, yang
menonjol dan padat. Kista dermoid terdiri atas elemen ektodermal, mesodermal dan
entodermal, maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal),
tulang rawan, otot dan jaringan ikat (mesodermal), mukosa traktus gastrointestinal, epitel
saluran pernafasan, dan jaringan tiroid (entodermal).
Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa
massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa
serat, tetapi dapat pula merupakan gelondongan seperti konde/kumparan. Pada kista
dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak diperut bagian bawah.
Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi
kista kedalam rongga peritoneum. Perubahan ke arah ganas agak jarang, kira-kira dalam
1,5 % dari semua kista dermoid, dan biasanya terjadi pada wanita lewat menopause.
Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen
ektodermal. Ada kemungkinan pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan
menyebabkan terjadinya tumor yang khas, termasuk disini adalah :
18
Stroma ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan terkadang dapat menyebabkan
hipertiroid.
Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum Kista dapat dianggap
sebagai adenoma yang berasal dari satu elemen dari epithelium germinativum.
Koriokarsinoma. Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagnosis harus dibuktikan
adanya hormon koriogonadotropin.
Diagnosis
b. Pemeriksaan fisik
Pada palpasi teraba massa kistik, permukaan halus, mobile, pada perut bagian bawah
(biasanya di lateral tetapi bila besar sulit dibedakan karena memenuhi seluruh abdomen),
pada pemeriksaan bimanual serviks tidak ikut bergerak bila massa tersebut digerakkan.
c. Pemeriksaan penunjang
- Sondase
Pada kistoma ovarii sondase normal karena tidak ada pembesaran uterus.
- Ultrasonografi
Tampak gambaran uterus normal, namun tampak massa pada adneksa, sering bersekat-
sekat, atau multilokuler dan pada kecurigaan keganasan dapat dijumpai gambaran papiler
dan neovaskularisasi.
- BNO-IVP
Pada kistoma ovarii yang besar atau dengan perlekatan dapat merubah topografi ureter.
19
Diagnosa Banding
1. Kista mesenterial
Merupakan neoplasma jinak yang bersifat kistik, yang terdapat pada mesenterium.
Mioma uteri degenerasi kistik dapat meliputi daerah kecil maupun luas, sebagian
dari mioma manjadi cair, terbentuk ruanganruangan yang tidak teratur berisi cairan yang
kental seperti agaragar, dapat terjadi pembengkakan luas dan bendungan limfe sehingga
menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari
kista ovarium.
- Sering bilateral
Komplikasi
a. Torsi
b. Ruptur
c. Infeksi
- Defans muscular
d. Keganasan
Keganasan
b. Permukaan berbenjol-benjol
c. Pertumbuhannya cepat
e. Disertai ascites
Penanganan
Potong beku (frozen section) adalah pemeriksaan histopatologi hasil operasi yang
dilakukan durante operasi yang berfungsi untuk menentukan ganas atau tidaknya
sediaan tersebut sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk menentukan
jenis tindakan atau operasi yang dilakukan serta tindakan lanjut pesca operasi
(radioterapi / kemoterapi).
21
Pada kasus torsi, umumnya ovarium dan tuba falopii berputar mengelilingi ligamen
latum sebagai sebuah unit tunggal. Namun terkadang, hanya ovarium yang berputar
mengeliling mesovarium ataupun tuba falopi mengeliling mesosalfing. Torsio bisa
terjadi pada jaringan adneksa normal, namun dalam 50-80% kasus ditemukan massa
ovarium unilateral. Singkatnya, torsio kista ovarium merupakan kondisi terputarnya
ligamen yang menyokong dan memvaskularisasi ovarium atau tuba falopi atau
keduanya. Insiden torsi adneksa paling sering terjadi pada usia reproduksi. Hibbard et al
(1985) menemukan bahwa 70% kasus torsi terjadi pada wanita usia 20-39 tahun.
Sebagian kasus torsio juga terjadi pada masa kehamilan dan kasus ini merupakan 20-
25% dari seluruh kasus torsio.
Massa adneksa dengan mobilitas yang meningkat memiliki risiko terjadinya torsio
lebih tinggi. Ligamentum uteroovarian membuat sel mesovarium terlalu banyak atau
tuba falopi dan dapat meningkatkan risiko meskipun pada adneksa normal. Begitu pula,
pembesaran patologis ovarium dengan diameter >6 cm biasanya akan membuatnya naik
dari rongga pelvis. Tanpa gangguan ini, risiko mobilitas dan torsi meningkat. Dengan
demikian, tingkat tertinggi dari torsio massa adneksa ialah berukuran 8-10 cm. Torsi
adneksa lebih sering melibatkan adneksa kanan, kemungkinan pertama karena
ligamentum uteroovari lebih panjang dan kedua karena mobilitas dari ovarium kiri
terbatas dikarenakan adanya kolon sigmoid.
Ada dua poin kunci yang membantu dalam mempertahankan awal dari aliran darah ke
struktur adneksa yang terlibat meskipun terpluntir pada pedikel vaskularnya. Pertama,
adneksa mendapatkan suplai darah dari masing-masing cabang dari pembuluh darah
uterus dan ovarium. Selama terjadi torsi, salah satunya, tapi tidak yang lain mungkin
terlibat. Kedua, meski vena adneksa yang bertekanan rendah terkompresi oleh pedikel
yang terpluntir, arteri bertekanan tinggi dapat menahan kompresi tersebut. Hasilnya
aliran darah tetap mengalir tetapi tersumbat, adneksa menjadi kongesti dan edem tetapi
tidak infark. Karena hal tersebut, penanganan awal pada kasus torsi dapat dilakukan
secara konservatif pada saat sebelum operasi. Namun demikian, stroma yang terus
menerus edem, arteri pun terkompresi yang 45 menyebabkan infark dan nekrosis yang
22
1. Faktor Ovarium
Polikistik ovarium
Stimulasi ovarium
Kista folikular
Kista dermoid
Endometrioma
Ligasi tuba
Kista paratuba
3. Lain-Lain
Kehamilan
Diagnosis
1. ANAMNESIS
Pada umumnya, perempuan yang mengalami torsi kista ovarium akan datang dengan
keluhan utama nyeri akut abdomen. Oleh karena itu, keterangan-keterangan mengenai
karakteristik nyeri (lokasi, onset, migrasi, radiasi, kualitas, tingkat keparahan, serta faktor
yang memperberat atau memperingan nyeri) harus dapat digali melalui proses anamnesis.
23
Pasien torsio kista ovarium biasanya merasakan nyeri yang tajam di daerah abdomen
bagian bawah. Nyeri tersebut terlokalisir pada lokasi ovarium yang mengalami gangguan
dan terkadang dapat menjalar ke daerah pinggang dan paha (nyeri referal/referred pain).
Hal ini disebabkan karena serabut saraf viseral dari ovarium memasuki tulang belakang
di tingkatan yang sama dengan serabut saraf somatik yang mempersarafi daerah
pinggang dan paha, yaitu setingkat T9-T10. Onset nyeri terjadi mendadak dan
mengalami perburukan secara intermitten dalam beberapa jam. Onset nyeri biasanya
muncul pada saat pasien mengangkat beban berat, melakukan latihan fisik, maupun
ketika berhubungan intim. Nyeri yang ditimbulkan cukup berat sehingga terkadang
digambarkan sebagai nyeri yang dapat membangunkan pasien dari tidurnya. Nyeri
dengan tingkat keparahan seperti ini biasanya berhubungan dengan kasus torsio yang
telah mengalami iskemia.
Suatu torsio yang menyebabkan obstruksi tuba falopii juga dapat menghasilkan nyeri
kolik. Nyeri kolik pada dasarnya adalah suatu nyeri viseral dan berhubungan dengan
peregangan organ berongga (hollow organ) dalam rongga abdomen. Nyeri kolik ini
menghadirkan suatu gambaran awitan nyeri yang timbul secara bergelombang.
Selain nyeri, keluhan penyerta yang sering didapatkan pada pasien torsio kista
ovarium adalah gejala-gejala refleks autonom seperti mual dan muntah. Di samping itu,
kadang terdapat keluhan demam yang tidak begitu tinggi yang menandakan sudah
terjadinya proses nekrosis.
2. PEMERIKSAAN FISIS
Pada pemeriksaan fisik kasus torsio, dari status generalis dapat ditemukan tanda-
tanda demam jika sudah terjadi proses nekrosis. Selain itu, bila nyeri yang ditimbulkan
sangat hebat, dapat timbul syok neurogenik yang bisa terlihat dari perubahan tanda-
tanda vital, seperti takikardia dan hipotensi.
ginekologi, dari pemeriksaan panggul dan pemeriksaan dalam vagina biasanya akan
dapat ditemukan adanya massa dan rasa nyeri di daerah ovarium yang mengalami torsio.
3. ULTRASONOGRAFI (USG)
Beberapa gambaran spesifik kasus torsio ovarium yang dapat ditemukan pada
pemeriksaan adalah ditemukannya gambaran folikel multipel mengelilingi sebuah
ovarium yang mengalami pembesaran memiliki tingkat keakuratan diagnosa sampai
64%. Tanda ini menggambarkan proses kongesti dan edema yang terjadi di ovarium.
Pedikulum yang terpelintir kemungkinan juga akan memberikan gambaran berupa
sebuah struktur bulat hiperekhoik dengan cincin hipoekhoik multipel yang tersusun
secara konsentrik ke bagian dalam.
Keluhan nyeri yang dialami oleh pasien pada kasus torsio kista ovarium, khususnya
pada kasus yang telah mengalami iskemia, memiliki persamaan dengan keluhan yang
terjadi pada kasus-kasus kehamilan ektopik. Oleh karena itu, pada pasien yang datang
dengan keluhan tersebut dianjurkan untuk dilakukan tes kehamilan agar dugaan
kehamilan ektopik dapat disingkirkan.
Pemeriksaan laboratorium lainnya ialah darah rutin, urinalisa, kultur discharge dari
serviks atau vagina (untuk menyingkirkan diagnosis Pelvic Inflamatory Disease).
Penanda serum Interleukin-6 (IL-6) juga dihubungkan dengan kejadian torsi ovarium,
25
5. PENATALAKSANAAN
Observasi
Pada perempan prepubertas dan usia reproduktif, kista ovarium yang sering
ditemukan ialah tipe kista ovarium fungsional dan akan mengecil perlahan-lahan dalam
waktu 6 bulan. Pada perempuan pasca menopaue dengan kista ovarium sederhana hanya
diobservasi apabila yang ditemukan: 1) kista unilokular, berdinding tipis dengan
sonografi, 2) Diameter kista <5 cm, 3) tidak ada pembesaran kista yang signifikan, dan
4) kadar serum CA125 normal. Setelah terdiagnosis torsi kista 1112 ovarium dan
keadaan umum baik segera rujuk pasien ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi di
Rumah Sakit terdekat.
Pembedahan
Pada torsi kista ovarium yang disertai nyeri perut dilakukan laparotomi.
- Bila kista berukuran 5-10 cm: lakukan observasi, jika menetap atau membesar
lakukan laparotomi pada trimester kedua kehamilan (sebaiknya dilakukan di antara usia
16-20 minggu)
26
- Bila kista berukuran >10 cm: dilakukan laparotomi pada trimester kedua kehamilan
Jika dicurigai keganasan, pasien dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap dan
dilakukan pengangkatan tumor (tanpa menghiraukan usia kehamilan). Bila pengangkatan
terpaksa dilakukan sebelum usia kehamilan 16 minggu, setelah pengangkatan diberikan
suntikan progestin sampai usia kehamilan melewati 16 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Close, R & Tintinalli, JE. 2004. Acute Abdominal Pain in Women of Childbearing Age. In:
Pearlman, MD et al (Editors). Obstetric & Gynecologic Emergencies: Diagnosis and
Management. 1st Edition. Section VII. Chapter 28. New York: The McGraw-Hill Companies.
Jain, N., et al. 2016. Adnexal torsion-symptoms, diagnosis and management: a review of
literature. India: International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and
Gynecology.
Hoffman, BL. 2016. Pelvic Mass. In: Schorge, JO et al (Editors). Williams Gynecology.
Section 1. Chapter 9. New York: The McGraw-Hill Companies.
Growdon, WB & Laufer, MR. 2011. “Ovarian and fallopian tube torsion”.
Schaider, JJ., et al. 2015. Rosen & Barkin’s 5-Minte Emergency Medicine Consult 5th
Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku: Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Naffaa, L, et al. 2017. Imaging of Acute Pelvic Pain in Girls: Ovarian Torsion and Beyond.
Current Problems in Diagnostic Radiology. Elsevier.
Organization of women’s health care. 2016. Practice Bulletin Number 174: Evaluation and
Management of Adnexal Masses. The American College of Obstetricians and Gynecologists.
Rapkin, AJ & Howe, CN. 2007. Pelvic Pain and Dysmenorrhea. In: Berek, JS et al (Editors).
Berek & Novak’s Gynecology. 14th Edition. Section IV. Chapter 15. Massachusetts:
Lippincott Williams & Wilkins.