1375 3301 1 SM
1375 3301 1 SM
1375 3301 1 SM
Abstract
The demand for renewal of the financial system is the management of public money in a transparent and
effective, efficient, directional, planned, integrated, and accountable budget of the local budget (APBD) in order to
create public accountability and public welfare as a regional autonomy goal. In addition, the subsequent impacts on
regional autonomy are the demand for the government to create good governance as a prerequisite for the
administration of government by promoting accountability, transparency and community participation as part of the
Regional Government stakeholder. The purpose of this research is to find out the mechanism of the APBD preparation
process of North Sumatera Provincial Education Department based on the Regulation of the Minister of Home Affairs
(Kep.Mendagri) Number 12 Year 2006 .. This research is descriptive qualitative with key informant taken purposively.
Data analysis was done by qualitative descriptive analysis. The results show that in the process of Budgeting the
Regional Budget and Budget (APBD), it has not fully reflected the existing condition, where the general direction and
general budget policy is dominated by the superior's interests. The fundamental issue in the process of compiling the
local budget revenue and expenditure in the North Sumatra Provincial Education Department is still an indication of
attracting the interests of execution with legislative, as well as the readiness of SKPD in administration, reporting and
accountability and changing regulatory tools resulting in a fundamental understanding of technical Drafting a new
budget. Based on the above conclusions, the suggestions that can be given are as follows: The preparation of APBD in
regional autonomy era and financial concentration should be oriented to public interest and use performance
approach in accordance with Permendagri Number 13 Year 2006. Budget allocation must be in accordance with
community and community response , Where the budget should actually be used to carry out the necessary activities.
In preparing the routine spending budget there is a standardization of budgeting and periority in each SKPD, so the
funds used by each work unit can be sufficient to carry out its activities. Socialization needs to be standardized in
budget formulation, so that SKPD can do its job must really be avoided from deposit projects
PENDAHULUAN reform).
Reformasi yang diperjuangkan oleh Di bidang sistem keuangan
seluruh lapisan masyarakat membawa pemerintah pusat dan daerah, implikasi
perubahan dalam kehidupan politik kedua undang-undang tersebut adalah
nasional maupun di daerah. Salah satu perlunya dilakukan reformasi anggaran
agenda reformasi tersebut adalah adanya (budgeting reform), sistem pembiayaan
desentralisasi keuangan dan Otonomi (financing reform), sistem akuntansi
daerah. Berdasarkan ketetapan MPR (accounting reform), sistem pemeriksaan
Nomor XV/MPR/1998 tentang laporan keuangan pemerintah daerah
Penyelenggaraan Otonomi Daerah, (audit reform), serta sistem manajemen
Pengaturan dan Pemanfaatan Sumber keuangan daerah.
Daya Nasional yang Berkeadilan serta Tuntutan pembaharuan sistem
Perimbangan Keuangan Pusat dan keuangan tersebut adalah pengelolaan
Daerah, pemerintah telah mengeluarkan uang rakyat (public money) dalam
satu paket kebijakan otonomi daerah anggaran pendapatan dan belanja daerah
yaitu: Undang-Undang nomor 32 Tahun (APBD) secara transparan, efektif,
2004 tentang Pemerintahan Daerah dan efisien, terarah, terencana, terpadu dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 bertanggung jawab agar tercipta
tentang Perimbangan Keuangan antara akuntabilitas publik dan kesejahteraan
Pemerintahan Pusat dan Daerah. masyarakat sebagai tujuan otonomi
Kedua undang-undang tersebut daerah. Selain itu dampak yang
menjadi sangat penting karena akan kemudian muncul dalam rangka
membawa perubahan yang mendasar otonomi daerah adalah tuntutan
pada kehidupan sistem pemerintahan terhadap pemerintah untuk menciptakan
dan system keuangan pemerintah pusat good governance sebagai prasyarat
dan daerah. Pada sistem pemerintahan penyelenggaraan pemerintahan dengan
khususnya pemerintah daerah mengedepankan akuntabilitas,
perubahan yang terjadi adalah berupa transparasi serta partisipasi masyarakat
pelaksanan otonomi daerah dan sebagai bagian dari stake holder
desentralsasi yang luas, nyata, dan Pemerintahan Daerah.
bertanggungjawab. Jika pada masa World Bank memberikan definisi
sebelumnya otonomi daerah hanya governance sebagai “the way state power
dijadikan jargon politik belaka, akan in used in managing economic and social
tetapi daerah saat ini ditantang resource for development of society”
kesiapannya baik secara kelembagaan, sedangkan United Nation Development
sumber daya manusia dan teknologi Program (UNDP) mendefinisikan
untuk dapat mewujudkan otonomi dan governance sebagai “the exercise of
desentralisasi secara nyata, bertanggung politycal, economic, and administrative
jawab dan dinamis.Oleh karena itu authority to manage a nations affair at
pemerintah daerah dituntut untuk all levels”. Dalam hal ini, World Bank
melakukan reformasi kelembagaan lebih menekankan pada cara pemerintah
dilingkungan mereka (institutional mengelola sumber daya sosial ekonomi
dikemukakan oleh George C. Edwards III terbagai dalam 2 kubu, yakni mereka
dan Sharkansy (dalam Irfan Islamy, yang memandang kebijakan publik
2002:18) yang mendefinisikan kebijakan sebagai keputusan - keputusan
negara adalah “…is whats government say pemerintah yang mempunyai tujuan dan
and do, or do not do. It is the goals or maksud-maksud tertentu dan mereka
purpose of government Programs …” yang menganggap kebijakan publik
(adalah apa yang dinyatakan dan sebagai memiliki akibat-akibat yang
dilakukan atau tidak dilakukan oleh diramalkan.
pemerintah. Kebijakan negara itu berupa Dalam glosary di bidang
sasaran atau tujuan program-program administrasi negara, kebijakan publik
pemerintah…). mempunyai arti : (1) The organizing
Menurutnya kebijakan itu dapat framer work of purposes and rationales
ditetapkan secara jelas dalam peraturan- for government programs that deal with
peraturan perundang-undangan atau specifed societal problems, (2) Whatevers
dalam bentuk pidato-pidato pejabat teras government chooser to do or not to do, (3)
pemerintah ataupun berupa program- The complex programs enacted and
program dan tindakan-tindakan yang implemented by governments. (“ Bahwa ;
dilakukan pemerintah. (1) susunan rancangan tujuan-tujuan dan
Senada dengan pendapat-pendapat dasar pertimbangan programa-programa
di atas, Udoji (dalam pemerintah yang berhubungan dengan
Abdulwahab,1995:15) mendefinisikan masalah-masalah tertentu yang dihadapi
kebijakan negara sebagai suatu tindakan masyarakat, (2) Apapun yang dipilih
bersanksi yang mengarah pada suatu pemerintah untuk dilakukan atau tidak,
tujuan tertentu, yang diarahkan pada (3) Masalah-masalah yang kompleks
suatu masalah atau sekelompok masalah yang dinyatakan dan dilaksanakan
tertentu yang saling berkaitan yang pemerintah”) (dalam Islamy,2002:20).
mempengaruhi sebagian besar Di samping berkait tindakan
masyarakat. pemerintah yang mempunyai tujuan juga
Amir Santoso ( dalam Budi terdapat cara pencapaian dari tujuan
Winarno , 2002 :17) , menyebutkan tersebut. Seperti definisi yang diberikan
bahwa pandangan tentang kebijakan Nakamura dan Smallwood, yang
publik dapat dibagi kedalam 2 wilayah memandang kebijakan negara dalam tiga
kategori. Pertama pendapat ahli yang aspek, yakni perumusan kebijakan,
menyamakan kebijakan publik dengan pelaksanaan kebijakan dan evaluasi
tindakan-tindakan pemerintah. Para ahli kebijakan. Dalam hal ini mereka
dari kelompok ini cenderung berpendapat bahwa kebijakan negara
menganggap bahwa semua tindakan adalah serentetan instruksi / perintah
pemerintah dapat disebut sebagai dari para pembuat kebijakan yang
kebijakan publik. Pandangan kedua ditunjukkan kepada para pelaksanaan
menurut Amir santoso berangkat dari kebijakan yang menjelaskan tujuan-
para ahli yang memberikan perhatian tujuan serta cara-cara untuk mencapai
khusus pada pelaksanaan kebijakan. Para tujuan tersebut (Abdul Wahab,1990,32).
ahli yang masuk dalam kategori ini