Pembaruan Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD)
Pembaruan Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD)
Pembaruan Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Otonomi Daerah telah menjadi salah satu kebijakan pemerintah yang memiliki
pengaruh strategis dari segi tatanan politik, hukum, dan ekonomi. Paradigma / pandangan
masyarakat pada umumnya akan membentuk suatu pengertian tertentu didalam dinamika
perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan prinsip atau
pengertian tertentu menjadi lebih luas dan terperinci. Paradigma baru didalam perkembangan
masyarakat modern, antara lain adalah :
Keterbukaan (transparency)
Kewajaran (fairness).
-1-
Salah satu hal yang menonjol di bidang keuangan publik sebelum sebelum
diberlakukannya kedua Undang-undang tersebut adalah terjadinya hubungan yang sangat
asimetris antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang ditandai dengan sangat tergantungnya
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat. Meskipun Pemerintah Daerah sebenarnya
diperkenankan untuk menggali dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan, namun
Pemerintah Daerah tidak mampu mengembangkannya karena selain secara administrasi
relatif sulit, sumber penrimaan utama telah dimonopoli oleh Pemerintah Pusat.
Menurut Undang-undang tersebut, kewenangan daerah menjadi sangat luas.
Kewenangan daerah mencakup kewenangan seluruh bidang pemerintahan kecuali bidang
politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta bidang
lain yang strategis. Bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten
dan Daerah Kota meliputi : pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan,
pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup,
pertanahan, koperasi, dan ketenagakerjaan.
Disamping kewenangan sektoral, daerah juga mempunyai wewenang dalam
mengelola suber daya nasional yang tersedian di wilayahnya dan bertanggungjawab
menjaga / memelihara kelestarian lingkungan. Selanjutnya daerah yang memiliki laut juga
memiliki kewenangan dalam eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan
laut sebatas wilayah laut tersebut.
Namun demikian, untuk menyelenggarakan otonomi secara luas khususnya dalam
menjalankan tugas-tugas yang menjadi kewenangan dan kemampuan keuangan daerah,
selanjutnya dalam otonomi daerah bahwa penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Adapun penerimaan daerah yang dimaksud terdiri dari 4 (empat) komponen
utama yaitu : (1) Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan
Pendapatan Lain-lain yang syah.
Dana perimbangan terdiri dari tiga komponen utama yaitu : (a) bagian daerah dari
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB), dan Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA), (b) Dana Alokasi Umum, dan (c) Dana
Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008
-2-
Alokasi Khusus. Bagi daerah, dana perimbangan ini sangat tergantung dari kemampuan
pemerintah pusat untuk menggali berbagai sumber daerah. Oleh karena itu, dalam otonomi
daerah dana perimbangan ini sedapat mungkin tidak menjadi sumber terpenting bagi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Apabila hal ini terjadi maka keuangan
daerah akan tergantung dari keuangan pusat, dan ini tidak sesuai dengan semangat otonomi.
Sedangkan sumber dari pinjaman daerah untuk beberapa tahun mendatang, dengan berbagai
kendala dalam infrastruktur keuangan yang relatif belum berkembang, nampaknya masih sulit
untuk bisa diandalkan (Halim & Nasir, 2006). Pada akhirnya dapat diambil suatu simpulan
bahwa dalam otonomi daerah, sumber keuangan asli daerah harus menjadi andalan utama
bagi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
1.2. Tujuan dan Sasaran
USDRP dirancang sebagai program untuk mewujudkan kemandirian daerah dalam
penyelenggaraan pembangunan kawasan perkotaan melalui pelaksanaan agenda reformasi
dan pendekatan partisipatif masyarakat, yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas daerah
dan mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance).
Secara umum, Program USDRP ini memiliki tujuan yang mulia bagi pembangunan
daerah yaitu (1) Mewujudkan kemandirian daerah dalam pembangunan infrastruktur perkotaan
sesuai kebutuhan masyarakat (demand); (2) Menyediakan pelayanan publik dan pelayanan
prasarana dan sarana perkotaan yang berkelanjutan; dan (3) Mendorong pertumbuhan
ekonomi lokal dan pengurangan tingkat kemiskinan (sebagai multiplier effect) melalui
peningkatan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan.
Adapun secara lebih terperinci tujuan yang ingin dicapai dari program ini adalah
sebagai berikut :
1)
-3-
2)
3)
Mengembangkan
kapasitas
kelembagaan
daerah
dan
5)
sebagai berikut :
1)
2)
3)
Masyarakat umum atau publik, yang merupakan sasaran utama yang akan
berpartisipasi dan memperoleh layanan terbaik (optimal) dari pemerintah.
-4-
secara terus-menerus oleh pemerintah pusat. Maka dari itu perlu meninjau kemajuan
untuk memperbaharui dan mengidentifikasi hambatan-hambatan dan strategi untuk
lebih mempercepat penerapan agenda reformasi finansial menurut peraturan terbaru.
Konsultan akan memastikan bahwa pemerintah daerah akan menghasilkan :
a.
b.
-5-
-6-
E. Pengelolaan Pendapatan.
Konsultan akan membantu BPKD atau SKPD yang relevan untuk memperkuat
prosedur dan sistem pengumpulan pendapatan.
Konsultan akan secara terus menerus memantau dan secara teratur menyiapkan
laporan mengenai tercapainya output di atas menurut rencana yang sudah disetujui
sebelumnya dan indikator intermediet pencapaian dengan pemerintah daerah
konsultan akan juga membantu pemerintah daerah untuk mencapai output di atas.
F. Sistem Akuntansi Pelaporan.
Konsultan akan membantu SKPD yang relevan untuk menerapkan transparansi yang
lebih besar dalam manajemen finansial daerah. Konsultan akan secara terus menerus
memantau dan secara teratur menyiapkan laporan mengenai tercapainya output di
atas, menurut rencana yang sudah disetujui sebelumnya dan indikator intermediet
pencapaian dengan pemerintah daerah konsultan akan juga membantu pemerintah
daerah untuk mencapai output tersebut sebagian dinyatakan dalam peraturan daerah.
G. Audit Internal dan Eksternal.
Konsultan akan membantu SKPD yang relevan untuk memperkuat efektivitas fungsi
audit internal. Konsultan akan secara terus-menerus memantau dan secara teratur
mengenai tercapainya output di atas menurut rencana yang sudah disetujui
sebelumnya dan indikator intermediet pencapaian dengan pemerintah daerah,
konsultan akan juga membantu pemerintah daerah untuk mencapai output tersebut.
1.4. Stakeholder Yang Dilibatkan
Sebagaimana telah disebutkan diatas, bahwa ruang lingkup pekerjaan konsultan
meliputi koordinasi hingga memperkuat efektivitas fungsi audit internal. Oleh karena itu
stakeholder yang akan dilibatkan dalam rangka terlaksananya pekerjaan dan tercapainya
tujuan program reformasi pengelolaan keuangan daerah, antara lain adalah tidak terbatas
pada : SEKDA, BAPPEDA, DISPENDA hingga BPKD atau SKPD-SKPD yang relevan dengan
program ini.
-7-
Notulensi
Daftar Hadir.
-8-
BAB II
PROFIL DAERAH
2.1. Profil Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang
2.1.1. Visi dan Misi
Kabupaten Sidenreng Rappang mempunyai Visi : Mewujudkan Sidenreng Rappang
sebagai pusat pengembangan agribisnis, mandiri, berbudaya, dan religius. Adapun misi yang
diemban adalah :
-9-
- 10 -
- 11 -
Tanaman Padi
Tanaman Jagung
Tanaman Ketimun
Tanaman Terung
Tanaman Tomat
Tanaman Kangkung
Tanaman Bayam
Tanaman Pisang
Tanaman Mangga
Tanaman Pepaya
Tanaman Salak
Tanaman Nangka
Tanaman Sukun.
- 12 -
Potensi Perkebunan
Pengembangan sektor perkebunan diarahkan untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas, perbaikan mutu hasil dan pengembangan agribisnis komoditi perkebunan.
Pengembangan sector perkebunan memberikan suatu keuntungan bagi Kabupaten Sidenreng
Rappang karena letak geografis yang mendukung sepenuhnya dengan program-program yang
ditujukan untuk membantu petani serta peningkatan taraf hidupnya.
Adapun jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Sidenreng
Rappang antara lain adalah :
-
Kelapa
Coklat / Kakao
Jambu Mete
Lada
Kopi
Kemiri
Cengkeh.
Kehutanan
Sektor kehutanan yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang yaitu : Hutan lindung,
hutan produksi terbatas, hutan lahan kritis, dan hutan suaka alam. Lebih jelasnya gambaran
kehutanan Kabupaten Sindereng Rappang dapat dilihat pada table berikut ;
1. Hutan Produksi Terbatas
2. Hutan Lindung
3. Hutan Suaka Alam.
Peternakan
Sektor Peternakan merupakan sektor unggulan di Kabupaten Sidenreng Rappang.
Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya peternakan, baik ternak besar maupun ternak kecil.
Pola peternakan selama ini hanya mengandalkan lahan padang rumput yang ada di
- 13 -
Kabypaten Sidenreng Rappang dengan luas 19.154 Ha, yang tersebar di 9 (sembilan)
kecamatan.
Khususnya ternak kecil (unggas), sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan
dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek lahan, kelayakan sosial ekonomi, infrastruktur,dll.
Populasi ternak ayam Ras dan Bukan Ras (Buras) merupakan populasi terbesar.
Untuk jenis ayam Ras Petelur, pada tahun 2005 berjumlah 2.360.142 ekor, mengalami
peningkatan sebesar 2.503.721 ekor pada tahun 2006. Sedangkan untuk ayam Buras, juga
mengalami peningkatan dengan jumlah 1.661.669 ekor pada tahun 2005, dan pada tahun
2006 sebesar 1.761.401 ekor.
Perikanan & Kelautan
Masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang memanfaatkan sumber daya alam dalam
hal ini Danau Sidenreng Rappang untuk melakukan usaha perikanan air tawar dengan jenis
ikan antara lain : Ikan Mas, Mujahir, Tawes, dan Ikan Nila yang diproduksi sendiri oleh Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sidenreng Rappang.
Untuk meningkatkan produksi perikanan dilakukan budidaya ikan dalam area
penanaman padi, kolam, dan perairan arus deras, serta dikelola secara optimal.
Pariwisata
Secara geografis Kabupaten Sidenreng Rappang terletak dijalur lintasan tujuan
daerah wisata yang utama di Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Tanah Toraja (Tator),
sehingga Kabupaten ini sangat besar peluang untuk menarik tamu mancanegara untuk
singgah sejenak atau bahkan bermalam sambil menikmati tradisi khas masyarakat setempat.
Dengan demikian, untuk kedepannya, Kabupaten Sidenreng Rappang disamping
sebagai jalur lintas wisata juga sebagai jalur tujuan ke tempat-tempat wisata yang telah ada
sekarang walaupun keberadaanya belum terlalu dikenal.
Daerah tujuan wisata di Kabupaten Sidenreng Rappang yang dapat dijadikan tempat
tujuan utama antara lain adalah : Taman Wisata DataE, Sanggar Seni Nene Mallomo, Danau
- 14 -
Sidenreng, Pemandian Air Panas, Taman Wisata Alam, Air Terjun, Pacuan Kuda, Wisata Agro
Toda Bojo, dll.
Tranportasi & Telekomunikasi
Usaha pembangunan yang semakin meningkat menuntut adanya transportasi yang
baik guna menunjang mobilitas penduduk dan kelancaran distribusi barang dari suatu daerah
ke daerah yang lain.
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian di suatu daerah. Panjang jalan di Kabupaten Sidenreng Rappang
pada tahun 2006 adalah 1.103,86 km. Dilihat dari status kewenangannya, 70,40 km jalan di
daerah ini di bawah wewenang Negara, 40,35 km di bawah wewenang Provinsi, dan
1.165,122 km yang menjadi wewenang Daerah.
Pada umumnya sarana dan prasarana jalan di Kabupaten Sidenreng Rappang dalam
kondisi baik dan mulus, dimana jalan negara dan jalan kabupaten telah menggunakan aspal
hotmix, namun di beberapa desa terpencil dan desa dekat bukit masih menggunakan
transportasi dengan hewan sebagai kendaraan angkutan dan jenis permukaan jalan masih
berupa pengerasan tanah.
Untuk menunjang dan memperlancar arus lalu lintas darat di daerah ini terdapat satu
unit terminal induk yang berada di daerah Lawawoi, dan Empat unit terminal pembantu yang
masing-masing berada di Kecamatan MaritengngaE, Panca Rijang, Dua PituE, dan Tellu
LimpoE. Adapun jumlah kendaraan bermotor di daerah ini pada tahun 2006 sebanyak 26.827
unit. Jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2005, maka kendaraan bermotor pada
Tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 11,90%.
Komunikasi
Pembangunan sarana Telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan kelancaran arus
informasi suatu daerah dengan daerah lainnya, yang diharapkan mampu memacu kegiatan
perekonomian antar daerah.
- 15 -
Salah satu sarana telekomunikasi yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang adalah
Pelayanan Pos. Jumlah fasilitas pelayanan Pos yang ada sebanyak 4 (empat) buah yakni
Kantor Pos Pangkajene, Kantor Pos Rappang, Kantor Pos Amparita, dan Kantor Pos Tanru
Tedong.
Selain Kantor Pos, sarana telekomunikasi lainnya yang ada di Kabupaten Sidenreng
Rappang adalah Telepon. Pelayanan komunikasi ini dilaksanakan oleh PT Telkom guna
memperlancar komunikasi antar masyarakat pengguna jasa telepon kabel, disamping itu untuk
pengguna jasa telepon seluler atau handphone, dengan adanya pemasangan Antena (BTS)
dari PT Telkomsel dan PT Satelindo untuk daerah tertentu dan sekitarnya seperti Kecamatan
MaritangngaE, Kecamatan Panca Rijang, Kecamatan Panca Lautang, dan Kecamatan Dua
PituE, maka kebutuhan akan telekomunikasi khususnya telepon seluler dapat terlayani di
Kabupaten Sidenreng Rappang, walaupun untuk sementara waktu masih terbatas adanya.
Perdagangan
Pembangunan dibidang perdagangan mempunyai maksud dalam upaya peningkatan
produksi dan kualitas untuk meningkatkan daya saing produk yang banyak beredar di dalam
masyarakat serta menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat.
Dengan semakin berkembangnya kesempatan berusaha menyebabkan volume
perdagangan meningkat, dimana peningkatan ini juga disebabkan oleh adanya pembangunan
infrastruktur yang dibangun oleh Pemda Kabupaten Sidenreng Rappang yang telah sampai
pada pelosok-pelosok pedesaan, sehingga arus komoditas dan jasa dari sentra-sentra
produksi ke sentra-sentra pemasaran sangat lancar. Selain itu, Pemda Kabupaten Sidenreng
Rappang menciptakan iklim usaha yang semakin baik melalui peningkatan dan pembangunan
fasilitas tempat usaha termasuk sarana dan prasarana perekonomian seperti pasar dan
terminal.
- 16 -
2.
Pengembangan
Kelembagaan
dan
Landasan
Hukum
4.
- 17 -
5.
Pengelolaan Pendapatan.
6.
7.
8.
Adapun profil dan status dari masing-masing tahapan tersebut secara lebih terperinci dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
- 18 -
Tabel 1 :
Profil dan Status
Tata Pemerintahan Dasar Bidang Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Sidenreng Rappang
KEGIATAN PEMBAHARUAN
I. Persiapan Perumusan dan Pelaksanaan Rencana Tindak dalam
Pembaharuan Pengelolaan Keuangan Daerah (RT-PPKD)
1.1 Penerbitan SK Walikota/Bupati tentang Panitia PPKD
1.2 Penerbitan SK Walikota/Bupati tentang RT-PPKD
II. Pengembangan Kelembagaan dan Landasan Hukum Pengelolaan
Keuangan Daerah
2.1 Penerbitan Perda tentang Dasar Keuangan Daerah
2.2 Penerbitan SK Walikota/Bupati tentang kebijakan, sistem dan prosedur
penyiapan dan pelaksanaan APBD.
2.3 Penerbitan SK Walikota/Bupati tentang penggunaan standar akuntansi
dan sistem dan prosedur akuntansi double entry (bila telah
memungkinkan)
III. Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran Daerah
3.1 Perencanaan dan penganggaran alokasi minimal 10% dari total
anggaran untuk mendukung program pembangunan yang diidentifikasi
melalui perencanaan partisipatif
3.2 Kelengkapan anggaran memasukkan seluruh pendapatan publik ke
dalam anggaran
3.3 Pelaksanaan Perda Pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah
- 19 -
- 20 -
- 21 -
BAB III
AKTIVITAS DAN KOORDINASI
3.1. Aktivitas / Koordinasi Yang Dilakukan
Untuk dapat merealisasikan kegiatan-kegiatan tersebut, maka koordinasi dengan SKPD
terkait merupakan hal yang mutlak dilakukan, agar supaya konsultan mempunyai informasi
yang proporsional, sehingga dapat melakukan analisis secara mendalam dan menyusun
langkah-langkah strategis guna mengoptimalkan setiap kegiatan.
Pada Dua Minggu Kedua Bulan Oktober 2008, Konsultan melakukan koordinasi dengan
BPKD (antara lain terdiri dari : Kepala BPKD, Sekretaris, Kabid Perbendaharaan, Kabid
Anggaran, Kabid Pelaporan dan Akuntansi, Kabid Pengelolaan Asset), BAPPEDA, serta
BAWASDA. Maksud dari koordinasi ini adalah dalam rangka melakukan evaluasi terhadap
implementasi : (1) Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang No.11 Tahun 2007
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan (2) Peraturan Bupati Sidenreng
Rappang No.54 Tahun 2007 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten
Sidenreng Rappang, sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya.
3.2. Realisasi Kegiatan/Koordinasi
Seperti halnya pada Dua MingguI, bahwa pada bulan Oktober/Nopember 2008,
Pemerintah Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang menghadapi akhir tahun anggaran, oleh
karena itu tidak semua SKPD yang semula direncanakan bisa hadir. Adapun yang dapat
menghadiri evaluasi bersama hanya dari BPKD. Realisasi kegiatan selama Bulan
Oktober/Nopember 2008 adalah sebagai berikut :
- 22 -
bahwa dalam melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah yang sesuai dengan
kaidah pengelolaan keuangan daerah, maka dipandang perlu untuk menetapkan pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah.
Sebagaimana telah dijelaskan pada laporan sebelumnya, bahwa Peraturan Daerah
Kabupaten Sidenreng Rappang No.11 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah, terdiri dari 18 Bab dan 106 Pasal, ditetapkan pada Tanggal 16 Maret 2007.
Adapun isi (substansi) secara ringkas dari Perda tersebut adalah sebagai berikut :
Bab I
Ketentuan Umum
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Perubahan APBD
Pelaksanaan APBD
Bab X
Bab XI
Bab XII Hubungan Keuangan Pemda dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi
Dan Pemerintah Kabupaten
Bab XIII Hubungan Keuangan Pemda dengan Unit-unit Usaha, BUMN, Perusahaan
Swasta dan Organisasi Masyarakat
Bab XIV Hubungan Keuangan Pemda dengan Pemerintah dan Lembaga Luar Negeri
Bab XV Pengawasan dan Pemeriksaan Keuangan Daerah
Bab XVI Ketentuan Pidana, Sanksi Administratif dan Ganti Rugi
Bab XVII Ketentuan Peralihan
Bab XVIIIKetentuan Penutup.
Berdasarkan hasil pengamatan / wawancara, serta diskusi dengan Tim BPKD serta
SKPD terkait lainnya, diperoleh hasil bahwa :
- 23 -
Sejauh
ini
ketentuan-ketentuan
yang
ada
masih
sesuai
dengan
keseluruhan
pengelolaan
keuangan
daerah
dan
berkewajiban
Pendahuluan
B.
- 24 -
C.
D.
E.
Entitas Pelaporan
F.
Asumsi Dasar
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
Pada prinsipnya Peraturan Bupati Sidenreng Rappang No.54 Tahun 2007 berangsurangsur diimplementasikan pada SKPD yang dianggap paling berkompeten dalam ini,
serta diikuti oleh SKPD-SKPD terkait meskipun tidak seluruh. Beberapa kendala yang
dihadapi berkaitan dengan implementasi peraturan ini antara lain yang paling besar
adalah persoalan sumber daya manusia. Hal ini tidak saja dialami oleh BPKD, terlebih
adalah SKPD-SKPD yang lain, persoalan bukan hanya rendahnya kuantitas namun
juga kualitas yang belum sesuai dengan kompetensinya.
- 25 -
Namun demikian pemerintah daerah (BPKD) hingga saat ini terus berusaha untuk
dapat mengatasi masalah tersebut dengan cara menyelenggarakan pelatihanpelatihan, dan tentunya penambahan tenaga-tenaga yang mempunyai kualifikasi /
kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan.
- 26 -
BAB IV
PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT
4.1. Permasalahan
Secara prinsipiil, hingg akhir Minggu Kedua bulan ke-tiga ini konsultan tidak
menemukan permasalahan yang cukup berarti, kecuali beberapa hal sebagai berikut :
Terdapat persoalan teknis berkaitan dengan kelembagaan proyek di tingkat daerah. Secara
kongkrit dapat dijelaskan sebagai berikut : Sesuai dengan Keputusan Bupati Sidenreng
Rappang Nomor : 232 Tahun 2006 tentang Pembentukan Tim Project Management Unit (PMU)
dan Pembangunan Project Management Manual (PMM) Sebagai Acuan Untuk Pelaksanaan
Urban Sector Development Reform Project (USDRP) di Kabupaten Sidenreng Rappang
tertanggal 15 Mei 2006, bahwa Ketua PMU menunjuk Staf Bappeda Kabupaten Sidenreng
Rappang sebagai Ketua Pelaksana Harian, namun yang staf bersangkutan beberapa waktu
yang lalu dimutasi ke Bagian Pendidikan. Sehingga posisi Ketua Pelaksana Harian PMU
secara de facto tidak ada. Kepala Bappeda sendiri pada saat ini masih disibukkan oleh urusan
Pilkada Kabupaten Sidenreng Rappang, karena beliau merupakan salah satu peserta.
4.2. Tindak Lanjut
Hal-hal yang berkaitan dengan Pemerintah Daerah, Konsultan bersama-sama dengan
beberapa staf Bappeda dan Staf Sekda melakukan diskusi, dan memperoleh kesepakatan,
untuk sementara waktu yang berwenang memberikan rekomendasi atas pelaksanaan
pekerjaan UIDP adalah Pejabat Sekretaris Daerah yakni Bapak Drs. H. Hasanuddin
Syafiuddin, MSi. sebagai Plt. Ketua Project Management Unit (PMU) Kabupaten Sidereng
Rappang.
=o0o=
- 27 -