Pembaruan Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD)

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMBARUAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (PPKD)


FINANCIAL MANAGEMENT REFORM
Oleh :
Drs. Darmanto, SE. MP.
(UIDP Individual Consultant)

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Otonomi Daerah telah menjadi salah satu kebijakan pemerintah yang memiliki
pengaruh strategis dari segi tatanan politik, hukum, dan ekonomi. Paradigma / pandangan
masyarakat pada umumnya akan membentuk suatu pengertian tertentu didalam dinamika
perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan prinsip atau
pengertian tertentu menjadi lebih luas dan terperinci. Paradigma baru didalam perkembangan
masyarakat modern, antara lain adalah :

Keterbukaan (transparency)

Peningkatan efisiensi (efficiency)

Tanggungjawab yang lebih jelas (responsibility)

Kewajaran (fairness).

Proses reformasi dan krisis multidimensional (ekonomi, moneter, hukum, politik) di


Indonesia mendorong berkembangnya paradigma tersebut dan sering disebut sebagai good
governnance. Paradigma tersebut diantaranya juga mendorong adanya reformasi manajemen
keuangan daerah.
Sebagaimana tertuang di dalam Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, dan Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, bahwa pencanangan kebijakan
untuk memperbesar dan memperkuat otonomi daerah dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia, pada prinsipnya merupakan hasil dari bekerjanya dua kekuatan. Pertama, kekuatan
internal dalam negeri berupa gerakan reformasi yang dilakukan oleh segenap masyarakat di
tanah air dengan tuntutannya demokratisasi di segala bidang kehidupan. Kedua, kekuatan
supra nasional berupa globalisasi dengan berbagai konsekuensi dan implikasinya yang
memerlukan respon dalam negeri melalui proses penyesuaian terhadap struktur dan
mekanisme kepemerintahan demokratik di tingkat lokal.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

-1-

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

Salah satu hal yang menonjol di bidang keuangan publik sebelum sebelum
diberlakukannya kedua Undang-undang tersebut adalah terjadinya hubungan yang sangat
asimetris antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang ditandai dengan sangat tergantungnya
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat. Meskipun Pemerintah Daerah sebenarnya
diperkenankan untuk menggali dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan, namun
Pemerintah Daerah tidak mampu mengembangkannya karena selain secara administrasi
relatif sulit, sumber penrimaan utama telah dimonopoli oleh Pemerintah Pusat.
Menurut Undang-undang tersebut, kewenangan daerah menjadi sangat luas.
Kewenangan daerah mencakup kewenangan seluruh bidang pemerintahan kecuali bidang
politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta bidang
lain yang strategis. Bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten
dan Daerah Kota meliputi : pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan,
pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup,
pertanahan, koperasi, dan ketenagakerjaan.
Disamping kewenangan sektoral, daerah juga mempunyai wewenang dalam
mengelola suber daya nasional yang tersedian di wilayahnya dan bertanggungjawab
menjaga / memelihara kelestarian lingkungan. Selanjutnya daerah yang memiliki laut juga
memiliki kewenangan dalam eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan
laut sebatas wilayah laut tersebut.
Namun demikian, untuk menyelenggarakan otonomi secara luas khususnya dalam
menjalankan tugas-tugas yang menjadi kewenangan dan kemampuan keuangan daerah,
selanjutnya dalam otonomi daerah bahwa penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Adapun penerimaan daerah yang dimaksud terdiri dari 4 (empat) komponen
utama yaitu : (1) Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan
Pendapatan Lain-lain yang syah.
Dana perimbangan terdiri dari tiga komponen utama yaitu : (a) bagian daerah dari
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB), dan Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA), (b) Dana Alokasi Umum, dan (c) Dana
Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

-2-

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

Alokasi Khusus. Bagi daerah, dana perimbangan ini sangat tergantung dari kemampuan
pemerintah pusat untuk menggali berbagai sumber daerah. Oleh karena itu, dalam otonomi
daerah dana perimbangan ini sedapat mungkin tidak menjadi sumber terpenting bagi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Apabila hal ini terjadi maka keuangan
daerah akan tergantung dari keuangan pusat, dan ini tidak sesuai dengan semangat otonomi.
Sedangkan sumber dari pinjaman daerah untuk beberapa tahun mendatang, dengan berbagai
kendala dalam infrastruktur keuangan yang relatif belum berkembang, nampaknya masih sulit
untuk bisa diandalkan (Halim & Nasir, 2006). Pada akhirnya dapat diambil suatu simpulan
bahwa dalam otonomi daerah, sumber keuangan asli daerah harus menjadi andalan utama
bagi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
1.2. Tujuan dan Sasaran
USDRP dirancang sebagai program untuk mewujudkan kemandirian daerah dalam
penyelenggaraan pembangunan kawasan perkotaan melalui pelaksanaan agenda reformasi
dan pendekatan partisipatif masyarakat, yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas daerah
dan mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance).
Secara umum, Program USDRP ini memiliki tujuan yang mulia bagi pembangunan
daerah yaitu (1) Mewujudkan kemandirian daerah dalam pembangunan infrastruktur perkotaan
sesuai kebutuhan masyarakat (demand); (2) Menyediakan pelayanan publik dan pelayanan
prasarana dan sarana perkotaan yang berkelanjutan; dan (3) Mendorong pertumbuhan
ekonomi lokal dan pengurangan tingkat kemiskinan (sebagai multiplier effect) melalui
peningkatan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan.
Adapun secara lebih terperinci tujuan yang ingin dicapai dari program ini adalah
sebagai berikut :
1)

Memperbaiki manajamen pemerintahan daerah melalui : (i)


peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan monitoring, (ii)
pemakaian kebijakan pengungkapan informasi publik yang lebih luas, dan (iii)
reformasi dalam upaya memperoleh dan mengelola keuangan daerah.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

-3-

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

2)

Meningkatkan / memperkuat kapasitas kelembagaan untuk


memformulasi rencana-rencana dan strategi-strategi pengembangan derah dalam
jangka panjang, baik ekonomi lokal maupun strategi pengentasan kemiskinan.

3)

Mengembangkan

kapasitas

kelembagaan

daerah

dan

meningkatkan profesionalisme para pemimpin daerah.


4)

Meningkatkan kapasitas fiskal dengan cara merasionalisasikan


pengeluaran dan meningkatkan pendapatan.

5)

Meningkatkan investasi / pembiayaan daerah yang mendukung


layanan, mempromosikan pembangunan ekonomi lokal dan mempercepat
pengentasan kemiskinan.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka sasaran dari program ini adalah

sebagai berikut :
1)

Lembaga-lembaga pemerintahan daerah kabupaten, terutama yang relevan


dengan persoalan pengelolaan keuangan daerah, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

2)

Lembaga-lembaga swasta yang diharapkan dapat memberikan kontribusi


terhadap penerimaan daerah dalam bentuk pajak, retribusi, maupun lainnya.

3)

Masyarakat umum atau publik, yang merupakan sasaran utama yang akan
berpartisipasi dan memperoleh layanan terbaik (optimal) dari pemerintah.

1.3. Lingkup Pekerjaan


Sebagaimana dikemukakan pada TOR (term of reference), bahwa ruang lingkup dari
pekerjaan ini adalah tidak hanya terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
A. Mengkoordinasikan dan membantu pemda/pemkot peserta USDRP dalam
melakukan review dan pemutakhiran rencana tindak reformasi pengelolaan
keuangan daerah. Agenda reformasi finansial yang telah ada dikembangkan selama
persiapan proyek dari tahun 2004/2005. Sejak itu, ULG telah mengimplementasikan
beberapa dari aktivitas yang digariskan atau ditentukan dalam agenda reformasi.
Peraturan baru yang berkaitan dengan manajemen finansial daerah sudah dikeluarkan
Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

-4-

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

secara terus-menerus oleh pemerintah pusat. Maka dari itu perlu meninjau kemajuan
untuk memperbaharui dan mengidentifikasi hambatan-hambatan dan strategi untuk
lebih mempercepat penerapan agenda reformasi finansial menurut peraturan terbaru.
Konsultan akan memastikan bahwa pemerintah daerah akan menghasilkan :
a.

Laporan perkembangan implementasi setengah tahunan (IPR) dalam


reformasi manajemen finansial, termasuk rekomendasi untuk mengatasi
hambatan dan untuk mempercepat implementasi agenda reformasi (FM),
demikian juga dalam mengidentifikasi kebutuhan pembangunan kapasitas.

b.

Rencana tindakan reformasi manajemen finansial yang terus diperbaharui


sebagai bagian dari agenda reformasi yang sudah ada dari pemerintah daerah
(surat keputusan bupati/walikota mengenai agenda reformasi dalam 3 bidang),
dan ini harus dilakukan setiap tahun.

B. Mengkoordinasikan dan membantu pemda/pemkot peserta USDRP dalam


membangun kerangka kelembagaan dan hukum reformasi pengelolaan
keuangan daerah.
Manajemen finansial pada level pemerintah daerah melibatkan badan-badan/unitunit/SKPD yang bertanggungjawab atas pendapatan, menajemen finansial, dan aset,
administrasi finansial/anggaran, dan pengendalian finansial dan anggaran.
B.1. Konsultan akan memastikan bahwa output berikut akan diselesaikan oleh
masing-masing ULG :
a. Memastikan bahwa SEKDA akan memimpin dan mengkoordinasikan
penerapan keseluruhan agenda reformasi finansial. Sebuah S.K. Bupati/
Walikota untuk menunjuk komite reformasi manajemen finansial yang akan
bertanggung jawab untuk melaksanakan penerapan reformasi manajemen
finansial mungkin harus dikeluarkan untuk memastikan bahwa akan ada
koordinasi dan sinergi dalam penerapan agenda reformasi FM.
b. Sebuah PERDA tentang prinsip manajemen finansial daerah sesuai dengan
PP No 58/2005, Permendagri 13/2006, dan Permendagri 59/2007;

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

-5-

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

c. S.K. Bupati/Walikota tentang sistem dan prosedur persiapan dan pelaksanaa


APBD termasuk syarat-syaratnya.
d. Alokasi anggaran tahunan yang cukup dalam APBD untuk mendukung
aktifitas reformasi manajemen finansial.
B.2. Konsultan akan harus meninjau 3 poin pertama di atas (B1.a, B1.b, dan b1.c)
dan menyediakan rekomendasi untuk mengisi kesenjangan antara apa yang
dipersyaratkan oleh peraturan GOI dengan peraturan daerah. Ini juga termasuk
mengidentifikasi kebutuhan peraturan pembangunan kapasitas pemerintah
daerah untuk memperbaiki peraturan daerah.
C. Realisasi dan Komprehensivitas Anggaran.
Konsultan akan membantu BPKD atau SKPD yang relevan untuk mencapai:
a. Pemantauan yang lebih kuat dan tanggung jawab atas semua dana publik yang
dihasilkan atau diterima oleh kabupaten/kota.
b. Prosedur yang lebih kuat dalam pemberian surat kuasa untuk pengeluaran
anggaran.
Konsultan akan secara terus-menerus memantau dan secara teratur menyiapkan
laporan mengenai tercapainya output di atas, menurut rencana yang sudah disetujui
sebelumnya dan indikator intermediet pencapaian dengan pemerintah daerah.
Konsultan juga akan membantu pemerintah daerah untuk mencapai output tersebut.
D. Pengawasan dan Pelaksanaan Anggaran.
Konsultan akan membantu BPKD atau SKPD yang relevan untuk mencapai :
a. Tanggung jawab yang lebih baik dari kepala SKPD untuk mematuhi peraturan.
b. Kontrol finansial yang lebih baik atas manajemen dana masyarakat.
Konsultan akan secara terus-menerus memantau dan secara teratur menyiapkan
laporan mengenai tercapainya output di atas menurut rencana yang sudah disetujui
sebelumnya dan indikator intermediet pencapaian dengan pemerintah daerah.
Konsultan juga akan harus membantu pemerintah daerah untuk mencapai output
tesebut.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

-6-

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

E. Pengelolaan Pendapatan.
Konsultan akan membantu BPKD atau SKPD yang relevan untuk memperkuat
prosedur dan sistem pengumpulan pendapatan.
Konsultan akan secara terus menerus memantau dan secara teratur menyiapkan
laporan mengenai tercapainya output di atas menurut rencana yang sudah disetujui
sebelumnya dan indikator intermediet pencapaian dengan pemerintah daerah
konsultan akan juga membantu pemerintah daerah untuk mencapai output di atas.
F. Sistem Akuntansi Pelaporan.
Konsultan akan membantu SKPD yang relevan untuk menerapkan transparansi yang
lebih besar dalam manajemen finansial daerah. Konsultan akan secara terus menerus
memantau dan secara teratur menyiapkan laporan mengenai tercapainya output di
atas, menurut rencana yang sudah disetujui sebelumnya dan indikator intermediet
pencapaian dengan pemerintah daerah konsultan akan juga membantu pemerintah
daerah untuk mencapai output tersebut sebagian dinyatakan dalam peraturan daerah.
G. Audit Internal dan Eksternal.
Konsultan akan membantu SKPD yang relevan untuk memperkuat efektivitas fungsi
audit internal. Konsultan akan secara terus-menerus memantau dan secara teratur
mengenai tercapainya output di atas menurut rencana yang sudah disetujui
sebelumnya dan indikator intermediet pencapaian dengan pemerintah daerah,
konsultan akan juga membantu pemerintah daerah untuk mencapai output tersebut.
1.4. Stakeholder Yang Dilibatkan
Sebagaimana telah disebutkan diatas, bahwa ruang lingkup pekerjaan konsultan
meliputi koordinasi hingga memperkuat efektivitas fungsi audit internal. Oleh karena itu
stakeholder yang akan dilibatkan dalam rangka terlaksananya pekerjaan dan tercapainya
tujuan program reformasi pengelolaan keuangan daerah, antara lain adalah tidak terbatas
pada : SEKDA, BAPPEDA, DISPENDA hingga BPKD atau SKPD-SKPD yang relevan dengan
program ini.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

-7-

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

1.5. Struktur Laporan


Laporan Dua Mingguan merupakan salah satu jenis laporan yang harus disusun oleh
Konsultan Individual didalam melaksanakan tugasnya. Laporan Dua Mingguan ini terdiri dari 4
(empat) bab ditambah lampiran-lampiran yang diperlukan, dengan perincian sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan dan Sasaran
1.3. Lingkup Pekerjaan
1.4. Stakeholder Yang Dilibatkan
1.5. Struktur Laporan
BAB II. PROFIL DAERAH
2.1. Profil Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang
2.2. Profil dan Status Sub Proyek
2.3. Baseline Agenda Reformasi (Status Oktober 2008)
BAB III. AKTIVITAS DAN KOORDINASI
3.1. Aktivitas/Koordinasi Yang Dilakukan
3.2. Hasil/Kesepakatan Koordinasi
BAB IV. PERMASALAHAN, TINDAK LANJUT DAN REKOMENDASI
5.1. Permasalahan
5.2. Tindak Lanjut
LAMPIRAN

Lembar Waktu (Time Sheet)

Notulensi

Daftar Hadir.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

-8-

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

BAB II
PROFIL DAERAH
2.1. Profil Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang
2.1.1. Visi dan Misi
Kabupaten Sidenreng Rappang mempunyai Visi : Mewujudkan Sidenreng Rappang
sebagai pusat pengembangan agribisnis, mandiri, berbudaya, dan religius. Adapun misi yang
diemban adalah :

Optimalisasi pemanfaatan sumber daya pembangunan berdasarkan prinsip


ekonomi kerakyatan melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, dan rehabilitasi.

Mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan agribisnis yang berwawasan


lingkungan.

Membangun kemandirian masyarakat melalui pendekatan kelembagaan


dengan mengembangkan kemitraan usaha.

Mewujudkan aparatur daerah yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat


dalam rangka meningkatkan fungsi pelayanan dan pengelolaan administrasi daerah
yang baik dan bersih.

Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis kreatif dan


budaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.

Mewujudkan nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal sebagai pedoman dan


sumber kearifan guna meningkatkan kualitas tatanan kehidupan masyarakat berbangsa
dan bernegara.

2.1.2. Letak Geografis


Kabupaten Sidenreng Rappang atau Sidrap dengan ibukotanya Pangkajene berjarak
+ 183 km dari Kota Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas wilayahnya

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

-9-

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

mencapai 1.883,25 km2, yang secara administrative terbagi dalam 11 kecamatan, 38


kelurahan, dan 65 desa.
Secara geografis, Kabupaten ini terletak di sebelah Utara Kota Makassar, tepatnya
diantara titik koordinat :
3043 4009

Lintang Selatan, dan

119041 120010Bujur Timur.


Posisi Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Pinrang
Sebelah Timur : Kabupaten Luwu dan Wajo
Sebelah Selatan: Kabupaten Barru dan Soppeng
Sebalah Barat : Kabupaten Pinrang dan Kota Parepare.
2.1.3. Topografi Wilayah
Kabupaten Sidenreng Rappang terletak pada ketinggian antara 10 m 1500 m dari
permukaan laut. Keadaan Topografi wilayah di daerah ini sangat bervariasi berupa wilayah
datar seluas 879,85 km2 (46,72%), berbukit seluas 290,17 km 2 (15,43) dan bergunung seluas
712,81 km2 (37,85%).
Jumlah penduduk sampai dengan tahun 2006 adalah 246.879 jiwa yang terdiri dari
122.492 jiwa laki-laki dan 130.387 jiwa perempuan.
Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki dua jenis musim yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan April-September dan musim kemarau
terjadi pada bulan Oktober-Maret. Suhu Udara mencapai 25 0 270 C, dan Altitude mencapai
100 150 m dpl.
2.1.4. Sosial Budaya
Pendidikan
Dari tahun ke tahun partisipasi seluruh masyarakat dalam dunia pendidikan semakin
meningkat, hal ini berkaitan dengan berbagai program pendidikan yang dicangkan pemerintah
untuk lebih meningkatkan kesempatan masyarakat dalam mengenyam bangku pendidikan.
Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 10 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

Peningkatan partisipasi pendidikan untuk memperoleh kesempatan dalam bidang


pendidikan tentunya harus diikuti dengan berbagai peningkatan sarana fisik pendidikan dan
tenaga pendidik yang memadai. Fasilitas pendidikan di Kabupaten Sidenreng Rappang cukup
memadai, dimana sarana yang ada mulai dari tingkat Sekolah Taman Kanak-kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, dan Sekolah Menengah Tingkat Atas.
Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan berupa Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas
Pembantu (Pustu), Balai Pengobatan dan BKIA / Rumah Bersalin selama Tahun 2006
jumlahnya relative tidak mengalami perubahan. Disamping penyediaan sarana kesehatan
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka usaha penyediaan
tenaga kesehatan juga diharapkan dapat ditingkatkan. Tercatat ada sebanyak 2 (dua) buah
Rumah Sakit, 13 Puskesmas, 37 Pustu, 2 (dua) Balai Pengobatan, 2 (dua) BKIA / Rumah
Bersalin dan 1 (satu) Klinik. Adapun tenaga medis yang tersedia terdiri dari 18 orang dokter
umum, 10 orang dokter gigi, 97 orang perawat, 84 orang bidan praktek, dan 82 tenaga
kesehatan lainnya.
Agama
Tempat peribadatan umat Islam yang berupa masjid / langgar, dan musholla masingmasing berjumlah 313 dan 2 buah.
2.1.5. Potensi Daerah
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Keadaan alam yang potensial didukung oleh masyarakat yang sebagian besar
merupakan petani memungkinkan dapat dikembangkan berbagai jenis tanaman, baik untuk
skala kecil maupun besar.
Pengembangan sektor Pertanian tanaman pangan dan hortikultura ini memberikan
suatu keuntungan bagi Kabupaten Sidenreng Rappang, yang perekonomiannya berbasis pada
sector pertanian, dengan luas, potensi serta letak geografis yang mendukung bagi
Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 11 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

pengembangan sektor ini. Dalam pengembangan sektor ini pemerintah mendukung


sepenuhnya dengan program-program yang ditujukan untuk membantu petani serta
peningkatan taraf hidupnya.
Komoditi-komoditi Unggulan Kabupaten Sidenreng Rappang Sektor Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura antara lain :
-

Tanaman Padi

Tanaman Jagung

Tanaman Ubi Kayu

Tanaman Ubi Jalar

Tanaman Kacang Tanah

Tanaman Kacang Kedelai

Tanaman Kacang Hijau

Tanaman Ketimun

Tanaman Terung

Tanaman Cabe Besar

Tanaman Cabe Rawit

Tanaman Tomat

Tanaman Kacang Panjang

Tanaman Kangkung

Tanaman Bayam

Tanaman Pisang

Tanaman Jambu Biji

Tanaman Mangga

Tanaman Jeruk Siam

Tanaman Pepaya

Tanaman Salak

Tanaman Nangka

Tanaman Sukun.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 12 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

Potensi Perkebunan
Pengembangan sektor perkebunan diarahkan untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas, perbaikan mutu hasil dan pengembangan agribisnis komoditi perkebunan.
Pengembangan sector perkebunan memberikan suatu keuntungan bagi Kabupaten Sidenreng
Rappang karena letak geografis yang mendukung sepenuhnya dengan program-program yang
ditujukan untuk membantu petani serta peningkatan taraf hidupnya.
Adapun jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Sidenreng
Rappang antara lain adalah :
-

Kelapa

Coklat / Kakao

Jambu Mete

Lada

Kopi

Kemiri

Cengkeh.

Kehutanan
Sektor kehutanan yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang yaitu : Hutan lindung,
hutan produksi terbatas, hutan lahan kritis, dan hutan suaka alam. Lebih jelasnya gambaran
kehutanan Kabupaten Sindereng Rappang dapat dilihat pada table berikut ;
1. Hutan Produksi Terbatas
2. Hutan Lindung
3. Hutan Suaka Alam.
Peternakan
Sektor Peternakan merupakan sektor unggulan di Kabupaten Sidenreng Rappang.
Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya peternakan, baik ternak besar maupun ternak kecil.
Pola peternakan selama ini hanya mengandalkan lahan padang rumput yang ada di

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 13 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

Kabypaten Sidenreng Rappang dengan luas 19.154 Ha, yang tersebar di 9 (sembilan)
kecamatan.
Khususnya ternak kecil (unggas), sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan
dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek lahan, kelayakan sosial ekonomi, infrastruktur,dll.
Populasi ternak ayam Ras dan Bukan Ras (Buras) merupakan populasi terbesar.
Untuk jenis ayam Ras Petelur, pada tahun 2005 berjumlah 2.360.142 ekor, mengalami
peningkatan sebesar 2.503.721 ekor pada tahun 2006. Sedangkan untuk ayam Buras, juga
mengalami peningkatan dengan jumlah 1.661.669 ekor pada tahun 2005, dan pada tahun
2006 sebesar 1.761.401 ekor.
Perikanan & Kelautan
Masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang memanfaatkan sumber daya alam dalam
hal ini Danau Sidenreng Rappang untuk melakukan usaha perikanan air tawar dengan jenis
ikan antara lain : Ikan Mas, Mujahir, Tawes, dan Ikan Nila yang diproduksi sendiri oleh Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sidenreng Rappang.
Untuk meningkatkan produksi perikanan dilakukan budidaya ikan dalam area
penanaman padi, kolam, dan perairan arus deras, serta dikelola secara optimal.
Pariwisata
Secara geografis Kabupaten Sidenreng Rappang terletak dijalur lintasan tujuan
daerah wisata yang utama di Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Tanah Toraja (Tator),
sehingga Kabupaten ini sangat besar peluang untuk menarik tamu mancanegara untuk
singgah sejenak atau bahkan bermalam sambil menikmati tradisi khas masyarakat setempat.
Dengan demikian, untuk kedepannya, Kabupaten Sidenreng Rappang disamping
sebagai jalur lintas wisata juga sebagai jalur tujuan ke tempat-tempat wisata yang telah ada
sekarang walaupun keberadaanya belum terlalu dikenal.
Daerah tujuan wisata di Kabupaten Sidenreng Rappang yang dapat dijadikan tempat
tujuan utama antara lain adalah : Taman Wisata DataE, Sanggar Seni Nene Mallomo, Danau

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 14 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

Sidenreng, Pemandian Air Panas, Taman Wisata Alam, Air Terjun, Pacuan Kuda, Wisata Agro
Toda Bojo, dll.
Tranportasi & Telekomunikasi
Usaha pembangunan yang semakin meningkat menuntut adanya transportasi yang
baik guna menunjang mobilitas penduduk dan kelancaran distribusi barang dari suatu daerah
ke daerah yang lain.
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian di suatu daerah. Panjang jalan di Kabupaten Sidenreng Rappang
pada tahun 2006 adalah 1.103,86 km. Dilihat dari status kewenangannya, 70,40 km jalan di
daerah ini di bawah wewenang Negara, 40,35 km di bawah wewenang Provinsi, dan
1.165,122 km yang menjadi wewenang Daerah.
Pada umumnya sarana dan prasarana jalan di Kabupaten Sidenreng Rappang dalam
kondisi baik dan mulus, dimana jalan negara dan jalan kabupaten telah menggunakan aspal
hotmix, namun di beberapa desa terpencil dan desa dekat bukit masih menggunakan
transportasi dengan hewan sebagai kendaraan angkutan dan jenis permukaan jalan masih
berupa pengerasan tanah.
Untuk menunjang dan memperlancar arus lalu lintas darat di daerah ini terdapat satu
unit terminal induk yang berada di daerah Lawawoi, dan Empat unit terminal pembantu yang
masing-masing berada di Kecamatan MaritengngaE, Panca Rijang, Dua PituE, dan Tellu
LimpoE. Adapun jumlah kendaraan bermotor di daerah ini pada tahun 2006 sebanyak 26.827
unit. Jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2005, maka kendaraan bermotor pada
Tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 11,90%.
Komunikasi
Pembangunan sarana Telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan kelancaran arus
informasi suatu daerah dengan daerah lainnya, yang diharapkan mampu memacu kegiatan
perekonomian antar daerah.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 15 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

Salah satu sarana telekomunikasi yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang adalah
Pelayanan Pos. Jumlah fasilitas pelayanan Pos yang ada sebanyak 4 (empat) buah yakni
Kantor Pos Pangkajene, Kantor Pos Rappang, Kantor Pos Amparita, dan Kantor Pos Tanru
Tedong.
Selain Kantor Pos, sarana telekomunikasi lainnya yang ada di Kabupaten Sidenreng
Rappang adalah Telepon. Pelayanan komunikasi ini dilaksanakan oleh PT Telkom guna
memperlancar komunikasi antar masyarakat pengguna jasa telepon kabel, disamping itu untuk
pengguna jasa telepon seluler atau handphone, dengan adanya pemasangan Antena (BTS)
dari PT Telkomsel dan PT Satelindo untuk daerah tertentu dan sekitarnya seperti Kecamatan
MaritangngaE, Kecamatan Panca Rijang, Kecamatan Panca Lautang, dan Kecamatan Dua
PituE, maka kebutuhan akan telekomunikasi khususnya telepon seluler dapat terlayani di
Kabupaten Sidenreng Rappang, walaupun untuk sementara waktu masih terbatas adanya.
Perdagangan
Pembangunan dibidang perdagangan mempunyai maksud dalam upaya peningkatan
produksi dan kualitas untuk meningkatkan daya saing produk yang banyak beredar di dalam
masyarakat serta menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat.
Dengan semakin berkembangnya kesempatan berusaha menyebabkan volume
perdagangan meningkat, dimana peningkatan ini juga disebabkan oleh adanya pembangunan
infrastruktur yang dibangun oleh Pemda Kabupaten Sidenreng Rappang yang telah sampai
pada pelosok-pelosok pedesaan, sehingga arus komoditas dan jasa dari sentra-sentra
produksi ke sentra-sentra pemasaran sangat lancar. Selain itu, Pemda Kabupaten Sidenreng
Rappang menciptakan iklim usaha yang semakin baik melalui peningkatan dan pembangunan
fasilitas tempat usaha termasuk sarana dan prasarana perekonomian seperti pasar dan
terminal.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 16 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

Jasa dan Industri


Pengembangan sektor industri diarahkan untuk peningkatan mutu dan design produk
yang bertujuan meningkatkan daya saing, sehingga kompetitif dalam meraih peluang pasar,
baik local, antar daerah, antar pulau maupun ekspor.
Jenis industri yang berkembang di Kabupaten Sidenreng Rappang adalah industri :
makanan, minuman, industri kecil, pakaian jadi, industri perabot rumah tangga, industri logam,
dan lain-lain.
Pengembangan industri masih berkonsentrasi pada industri yang berskala kecil,
menengah, dan industri kerajinan (home industry), dengan sasaran utama yang masih
terbatas pada pangsa pasaar antar daerah atau antar pulau. Pengembangan sektor industri
ditingkatkan pemberdayaannya melalui penyuluhan, pelatihan tenaga kerja, dan menciptakan
iklim berusaha yang kondusif untuk dapat merangsang investor mendukung sektor industri,
baik dalam bidang pemasaran maupun permodalan.
Sektor industri sebagai salah satu sektor usaha ekonomi yang masih potensial untuk
dikembangkan, dimana sektor ini berpengaruh terhadap ekonomi serta dapat menggerakkan
sektor pembangunan lainnya. Perkembangan sektor industrisebagai sektor usaha menyerap
tenaga kerja yang cukup banyak terutama Usaha Industri Kecil (UKM) yang dapat memberikan
dampak terhadap proses pembangunan wilayah, dimana sektor industri unggulan akan lebih
cepat berkembang.
2.2. Profil dan Status Sub Proyek
Dalam agenda reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah secara garis besar terdapat 8
(delapan) langkah dalam pelaksanaannya yaitu :
1.

Persiapan Perumusan dan Pelaksanaan Rencana Tindak


Dalam Pembaharuan Pengelolaan Keuangan Daerah.

2.

Pengembangan

Kelembagaan

dan

Landasan

Hukum

Pengelolaan Keuangan Daerah.


3.

Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran Daerah.

4.

Pemantauan Pelaksanaan Anggaran Daerah.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 17 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

5.

Pengelolaan Pendapatan.

6.

Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

7.

Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah.

8.

Pengembangan Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Adapun profil dan status dari masing-masing tahapan tersebut secara lebih terperinci dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 18 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

Tabel 1 :
Profil dan Status
Tata Pemerintahan Dasar Bidang Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Sidenreng Rappang
KEGIATAN PEMBAHARUAN
I. Persiapan Perumusan dan Pelaksanaan Rencana Tindak dalam
Pembaharuan Pengelolaan Keuangan Daerah (RT-PPKD)
1.1 Penerbitan SK Walikota/Bupati tentang Panitia PPKD
1.2 Penerbitan SK Walikota/Bupati tentang RT-PPKD
II. Pengembangan Kelembagaan dan Landasan Hukum Pengelolaan
Keuangan Daerah
2.1 Penerbitan Perda tentang Dasar Keuangan Daerah
2.2 Penerbitan SK Walikota/Bupati tentang kebijakan, sistem dan prosedur
penyiapan dan pelaksanaan APBD.
2.3 Penerbitan SK Walikota/Bupati tentang penggunaan standar akuntansi
dan sistem dan prosedur akuntansi double entry (bila telah
memungkinkan)
III. Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran Daerah
3.1 Perencanaan dan penganggaran alokasi minimal 10% dari total
anggaran untuk mendukung program pembangunan yang diidentifikasi
melalui perencanaan partisipatif
3.2 Kelengkapan anggaran memasukkan seluruh pendapatan publik ke
dalam anggaran
3.3 Pelaksanaan Perda Pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

KONDISI SAAT INI

Sudah diterbitkan SK Bupati No. 241 Tahun 2007.


Sudah diterbitkan SK Bupati No. 241 Tahun 2007.
Sudah diterbitkan Perda No.11 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Sudah diterbitkan Peraturan Bupati No.54 Tahun 2008 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah.
Sudah diterbitkan Peraturan Bupati No.54 Tahun 2008 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah.
Sudah ada per kecamatan (SK Bupati No. 241 Tahun 2007).
Sudah ada (Perda No.27 Tahun 2007).
Sudah ada (Perda No.27 Tahun 2007).

- 19 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

IV. Pemantauan Pelaksanaan Anggaran Daerah


4.1 Promosi pembaharuan pengelolaan pembelanjaan
4.2 Promosi pembaharuan pengelolaan kas
V. Pengelolaan Pendapatan
5.1 Efisiensi sistem pengumpulan pendapatan
5.2 Menyempurnakan sistem pengendalian keuangan
5.3 Menghentikan praktik kas Daerah seperti fungsi Bank
5.4 Melaksanakan prosedur dan ketentuan pengelolaan pendapatan
Publik ke dalam anggaran
VI.Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
6.1 Sosialisasi, pelatihan dan uji coba pelaksanaan standar akuntansi
pemerintah
6.2 Pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah double entry
6.3 Pelaksanaan transparansi bidang keuangan daerah
VII.
Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Keuangan
Daerah
7.1 Perumusan program pelatihan
7.2 Pelaksaan program pelatihan pengelolaan keuangan
VIII. Pengembangan Sistem Informasi Keuangan Daerah
Yang Perumusan Program Pelatihan
8.1. APBD dan laporan realisasinya
8.2. Nerasa Arus Kas
8.3. Laporan Arus Kas
8.4. Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah
8.5. Dana Dekonsentrasi & tugas pembantuan umum
8.6. Laporan Keuangan Perusahaan Daerah
8.7. Data lain yang berkaitan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

Sudah ada (SK Bupati No.850 Tahun 2007)


Sudah ada (SK Bupati No.850 Tahun 2007)
Sudah dilakukan (Perda No.11 Tahun 2007)
Sudah dilakukan (SK Bupati No.350 Tahun 2007)
Sudah dilakukan
Sudah dilakukan
Sudah pernah
Sudah dilakukan
Sudah pernah dilakukan
Sudah dilakukan
Sudah dilakukan
Sudah ada
Sudah ada
Sudah ada
Sudah ada
Belum dilakukan
Sudah dilakukan
Sudah lengkap

- 20 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

2.3. Baseline Agenda Reformasi (Status September 2008)


Paradigma baru masyarakat modern mendorong reformasi dalam pengelolaan
keuangan daerah. Salah satu wujud reformasi tersebut diantaranya dalah penerapan
anggaran berbasis kinerja. Proses penyusunan dan sasaran yang ingin dicapai dari sistem
anggaran berbasis kinerja menggambarkan adanya peluang bagi daerah untuk
mengembangkan visi dan misi serta mewujudkan keinginan dan harapan masyarakat sesuai
dengan potensi yang dimiliki daerah yang bersangkutan.
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa program ini telah berjalan dalam beberapa
waktu (sekitar 2 tahun), dan agenda pembaruan dalam pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya telah dapat berjalan, walaupun belum semua optimal didalam pelaksanaannya.
Oleh karena itu langkah-langkah yang harus dilakukan dalah mendorong semua SKPD yang
relevan supaya langkah-langkah reformasi dapat berjalan lebih optimal di masa-masa yang
akan datang.
Namun demikian setidaknya terdapat 3 (tiga) hal penting yang perlu segera
ditindaklanjuti oleh konsultan guna mengoptimalkan pelaksanaan agenda reformasi
pengelolaan keuangan daerah, antara lain dalah :
1. Berkenaan dengan dana-dana yang berasal dari luar daerah (seperti misalnya Loan
dsb), masih diperlukan aturan-aturan yang lebih detail sehingga pencatatan keuangan
dapat dilakukan dengan benar.
2. Berkenaan dengan Dana Dekonsentrasi, masih diperlukan data-data yang berasal dari
Pemerintah Pusat untuk optimalisasi pemanfaatan dana tersebut.
3. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKA) dapat difungsikan sebagai unit akuntansi
di tingkat Daerah.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 21 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

BAB III
AKTIVITAS DAN KOORDINASI
3.1. Aktivitas / Koordinasi Yang Dilakukan
Untuk dapat merealisasikan kegiatan-kegiatan tersebut, maka koordinasi dengan SKPD
terkait merupakan hal yang mutlak dilakukan, agar supaya konsultan mempunyai informasi
yang proporsional, sehingga dapat melakukan analisis secara mendalam dan menyusun
langkah-langkah strategis guna mengoptimalkan setiap kegiatan.
Pada Dua Minggu Kedua Bulan Oktober 2008, Konsultan melakukan koordinasi dengan
BPKD (antara lain terdiri dari : Kepala BPKD, Sekretaris, Kabid Perbendaharaan, Kabid
Anggaran, Kabid Pelaporan dan Akuntansi, Kabid Pengelolaan Asset), BAPPEDA, serta
BAWASDA. Maksud dari koordinasi ini adalah dalam rangka melakukan evaluasi terhadap
implementasi : (1) Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang No.11 Tahun 2007
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan (2) Peraturan Bupati Sidenreng
Rappang No.54 Tahun 2007 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten
Sidenreng Rappang, sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya.
3.2. Realisasi Kegiatan/Koordinasi
Seperti halnya pada Dua MingguI, bahwa pada bulan Oktober/Nopember 2008,
Pemerintah Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang menghadapi akhir tahun anggaran, oleh
karena itu tidak semua SKPD yang semula direncanakan bisa hadir. Adapun yang dapat
menghadiri evaluasi bersama hanya dari BPKD. Realisasi kegiatan selama Bulan
Oktober/Nopember 2008 adalah sebagai berikut :

Hasil Evaluasi atas Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang


No.11 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
Di dalam Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan Pasal 4 ayat
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 22 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

bahwa dalam melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah yang sesuai dengan
kaidah pengelolaan keuangan daerah, maka dipandang perlu untuk menetapkan pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah.
Sebagaimana telah dijelaskan pada laporan sebelumnya, bahwa Peraturan Daerah
Kabupaten Sidenreng Rappang No.11 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah, terdiri dari 18 Bab dan 106 Pasal, ditetapkan pada Tanggal 16 Maret 2007.
Adapun isi (substansi) secara ringkas dari Perda tersebut adalah sebagai berikut :
Bab I

Ketentuan Umum

Bab II

Asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Bab III

Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah

Bab IV

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

Bab V

Penyusunan dan Penetapan APBD

Bab VI

Perubahan APBD

Bab VII Kedudukan Keuangan Bupati dan Wakil Bupati


Bab VIII Kadudukan Keuangan DPRD
Bab IX

Pelaksanaan APBD

Bab X

Penatausahaan Keuangan Daerah

Bab XI

Pertanggungjawaban Kaungan Daerah

Bab XII Hubungan Keuangan Pemda dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi
Dan Pemerintah Kabupaten
Bab XIII Hubungan Keuangan Pemda dengan Unit-unit Usaha, BUMN, Perusahaan
Swasta dan Organisasi Masyarakat
Bab XIV Hubungan Keuangan Pemda dengan Pemerintah dan Lembaga Luar Negeri
Bab XV Pengawasan dan Pemeriksaan Keuangan Daerah
Bab XVI Ketentuan Pidana, Sanksi Administratif dan Ganti Rugi
Bab XVII Ketentuan Peralihan
Bab XVIIIKetentuan Penutup.
Berdasarkan hasil pengamatan / wawancara, serta diskusi dengan Tim BPKD serta
SKPD terkait lainnya, diperoleh hasil bahwa :

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 23 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

Pada prinsipnya Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang No.11


Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, telah dapat
diimplementasikan dengan baik. Pada awal pelaksanaan atas terbitnya Perda
ini memang terdapat sedikit kendala yakni belum terbiasanya para pelaksana
kegiatan pada sebuah sistem atau prosedur yang baru, namun dengan
berbagai metode sosialisasi mengenai Perda ini, pada akhirnya dapat
diimplementasikan sesuai dengan yang diharapkan.

Sejauh

ini

ketentuan-ketentuan

yang

ada

masih

sesuai

dengan

peraturan/ketentuan yang lebih tinggi seperti Permendagri dan sebagainya, dan


sambil dilaksanakan ketentuan yang ada, pihak Pemda (BPKD dan SKPD
terkait lainnya) terus melakukan kajian akan kemungkinan perubahan
ketentuan yang diatasnya.
Hasil Evaluasi atas Pelaksanaan Peraturan Bupati Sidenreng Rappang No.54 Tahun
2007 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Sidenreng
Rappang.
Sebagaimana telah dijelaskan pada laporan periode sebelumnya, bahwa substansi
dari Peraturan Bupati Sidenreng Rappang No.54 Tahun 2007 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah adalah bahwa : Bupati Sidenreng Rappang sebagai Pemegang
Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai kewenangan untuk
menyelenggarakan

keseluruhan

pengelolaan

keuangan

daerah

dan

berkewajiban

menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kewenangan


pengelolaan keuangan tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Sidenreng Rappang.
Selanjutnya dikemukakan bahwa penyusunan Laporan Keuangan Daerah di
Kabupaten Sidenreng Rappang berpedoman pada Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah
Kabupaten Sidenreng Rappang. Hal-hal yang diatur didalam Kebijakan Akuntansi tersebut
antara adalah sebagai berikut :
A.

Pendahuluan

B.

Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 24 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

C.

Daftar Istilah Akuntansi

D.

Jenis Laporan Keuangan

E.

Entitas Pelaporan

F.

Asumsi Dasar

G.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

H.

Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

I.

Kendala Informasi Akuntansi Yang Relevan dan Andal

J.

Definisi Unsur Laporan Keuangan

K.

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan

L.

Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

M.

Pengungkapan Laporan Keuangan

N.

Rancangan Pilihan Kebijakan Akuntansi.

Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa maksud dari dikeluarkannya Peraturan


Bupati Sidenreng Rappang No.54 Tahun 2007 adalah sebagai salah satu pedoman pokok bagi
Bupati Sidenreng Rappang sebagai Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan
Daerah yang mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan
keuangan daerah dan berkewajiban menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban
atas pelaksanaan kewenangan pengelolaan keuangan tersebut kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.
Berdasarkan hasil pengamatan / wawancara, serta diskusi dengan Tim BPKD serta
SKPD terkait lainnya, diperoleh hasil bahwa :

Pada prinsipnya Peraturan Bupati Sidenreng Rappang No.54 Tahun 2007 berangsurangsur diimplementasikan pada SKPD yang dianggap paling berkompeten dalam ini,
serta diikuti oleh SKPD-SKPD terkait meskipun tidak seluruh. Beberapa kendala yang
dihadapi berkaitan dengan implementasi peraturan ini antara lain yang paling besar
adalah persoalan sumber daya manusia. Hal ini tidak saja dialami oleh BPKD, terlebih
adalah SKPD-SKPD yang lain, persoalan bukan hanya rendahnya kuantitas namun
juga kualitas yang belum sesuai dengan kompetensinya.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 25 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

Namun demikian pemerintah daerah (BPKD) hingga saat ini terus berusaha untuk
dapat mengatasi masalah tersebut dengan cara menyelenggarakan pelatihanpelatihan, dan tentunya penambahan tenaga-tenaga yang mempunyai kualifikasi /
kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan.

4.3. Hasil/Kesepakatan Koordinasi


Hasil evaluasi atau diskusi oleh Konsultan bersama-sama dengan Tim dari BPKD dan
instansi terkait Pemerintah Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang atas materi-materi tersebut
dituangkan secara tertulis sehingga dapat dilakukan pengawasan mengenai rencana langkahlangkah dengan realisasi kegiatan yang dilakukan. Melalui kesepakatan tertulis ini,
stakeholders dan konsultan dapat saling memberikan peringatan manakala terjadi
ketidaksesuaian antara kesepakatan dengan realisasi pelaksanaan kegiatan. Hal ini semua
dapat terlaksana, dengan koordinasi yang baik antar pihak-pihak yang terkait.
Meskipun demikian tidak berarti evaluasi atas peraturan-peraturan yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang ini dianggap selesai, namun tetap
akan dilakukan evaluasi lanjutan atas pelaksanaan atau implementasi dari peraturanperaturan tersebut. Mengingat perubahan atas banyak hal dapat terjadi dan dalam berbagai
aspek yang berdampak pada kesesuaian peraturan dengan kondisi lapangan.

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 26 -

Financial Management Reform - USDRP Kab. SidRap

BAB IV
PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT
4.1. Permasalahan
Secara prinsipiil, hingg akhir Minggu Kedua bulan ke-tiga ini konsultan tidak
menemukan permasalahan yang cukup berarti, kecuali beberapa hal sebagai berikut :
Terdapat persoalan teknis berkaitan dengan kelembagaan proyek di tingkat daerah. Secara
kongkrit dapat dijelaskan sebagai berikut : Sesuai dengan Keputusan Bupati Sidenreng
Rappang Nomor : 232 Tahun 2006 tentang Pembentukan Tim Project Management Unit (PMU)
dan Pembangunan Project Management Manual (PMM) Sebagai Acuan Untuk Pelaksanaan
Urban Sector Development Reform Project (USDRP) di Kabupaten Sidenreng Rappang
tertanggal 15 Mei 2006, bahwa Ketua PMU menunjuk Staf Bappeda Kabupaten Sidenreng
Rappang sebagai Ketua Pelaksana Harian, namun yang staf bersangkutan beberapa waktu
yang lalu dimutasi ke Bagian Pendidikan. Sehingga posisi Ketua Pelaksana Harian PMU
secara de facto tidak ada. Kepala Bappeda sendiri pada saat ini masih disibukkan oleh urusan
Pilkada Kabupaten Sidenreng Rappang, karena beliau merupakan salah satu peserta.
4.2. Tindak Lanjut
Hal-hal yang berkaitan dengan Pemerintah Daerah, Konsultan bersama-sama dengan
beberapa staf Bappeda dan Staf Sekda melakukan diskusi, dan memperoleh kesepakatan,
untuk sementara waktu yang berwenang memberikan rekomendasi atas pelaksanaan
pekerjaan UIDP adalah Pejabat Sekretaris Daerah yakni Bapak Drs. H. Hasanuddin
Syafiuddin, MSi. sebagai Plt. Ketua Project Management Unit (PMU) Kabupaten Sidereng
Rappang.

=o0o=

Laporan DUA MINGGU Kedua - Nopember 2008

- 27 -

Anda mungkin juga menyukai