Kelompok 2, Iman Islam Dan Ikhsan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“IMAN, ISLAM DAN IKHSAN”


Dosen Pengampu : Dinul Islami, M.Ag

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Putri Amanda (2191220009)


Sastra Inggris A 2019

2. Syafitri Sari R. Lubis (2193321052)


Pendidikan Bahasa Inggris F 2019

BAHASA DAN SASTRA INGGRIS


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

1
A. IMAN

Iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar amana yu’minuimanan. Artinya beriman
atau percaya. Percaya dalam Bahasa Indonesia artinya meyakini atau yakin bahwa
sesuatu Iman dengan pengertian amal atau ber-iltizam dengan amal : segala perbuatan
kebajikan yang tidak bertentangan dengan hukum yang telah digariskan oleh syara‟.
Dalam sebuah ayat dalam al-quran surat al-hujarot: ayat 15:
ٓ
َ ‫ص ِد ُق‬
‫ون‬ َ ‫يل ٱهَّلل ِ ۚ أ ُ ۟و ٰلَئ‬
َّ ٰ ‫ِك ُه ُم ٱل‬ ِ ‫مْول ِِه ْم َوأَنفُسِ ِه ْم فِى َس ِب‬
َ ٰ َ ‫وا ِبأ‬
۟ ‫ُوا َو ٰ َج َه ُد‬
۟ ‫وا ِبٱهَّلل ِ َو َرسُولِهِۦ ُث َّم لَ ْم َيرْ َتاب‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬ َ ‫إِ َّن َما ْٱلم ُْؤ ِم ُن‬
َ ‫ون ٱلَّذ‬

Dari ayat tersebut, dapat dikatakan bahwa Iman adalah membenarkan Allah dan
RasulNya tanpa keraguan, berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Pada akhir ayat
tersebut "mereka Itulah orang-orang yang benar" merupakan indikasi bahwa pada
waktu itu ada golongan yang mengaku beriman tanpa bukti, golongan ini sungguh telah
berdusta dan mereka tidak dapat memahami hakikat iman dengan sebenarnya. Mereka
menganggap bahwa iman itu hanya pengucapan yang dilakukan oleh bibir, tanpa
pembuktian apapun. Inti pendidikan agama terletak pada pendidikan keimanan. Para
psikolog berpendapat bahwa dalam keimanan kepada allah Swt. Terdapat kekuatan
spiritual luar biasa yang dapat membantu orang beriman mengatasi kegelisahan,
ketegangan, dan kesulitan hidup di zaman modern ini. Dunia modern yang telah
dikuasai oleh kehidupan material dan di dominasi oleh persaingan keras untuk
mendapatkan materi, telah menimbulkan ketegangan, stress, dan kegelisahan, atau
bahkan penyakit kejiwaan lainnya dalam diri manusian yang miskin akan nilai spiritual.

Seorang psikoanalisis, A.A. Brill berkata bahwa "orang yang beragama secara benar
sama sekali tidak akan menderita penyakit kejiwaan". Dalam sebuah ayat dalam al-
quran surat al-hujarot: ayat 15:
ٓ
َ ُ‫ص ِدق‬
‫ون‬ َ ‫يل ٱهَّلل ِ ۚ أ ُ ۟و ٰلَئ‬
َّ ٰ ‫ِك ُه ُم ٱل‬ ِ ‫مْول ِِه ْم َوأَنفُسِ ِه ْم فِى َس ِب‬
َ ٰ َ ‫وا ِبأ‬
۟ ‫ُوا َو ٰ َج َه ُد‬
۟ ‫وا ِبٱهَّلل ِ َو َرسُولِهِۦ ُث َّم لَ ْم َيرْ َتاب‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬ َ ‫إِ َّن َما ْٱلم ُْؤ ِم ُن‬
َ ‫ون ٱلَّذ‬

Artinya "Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah.
Dari ayat tersebut jelas bahwa ingat kepada Allah merupakan salah satu cara
merefleksikan keimanan kepadaNya. Iman kepada Allah juga dapat diwujudkan dengan
jalan mengikuti semua tuntunan yang telah digariskanNya. Hal itulah satu-satu nya cara
untuk mewujudkan rasa aman bagi manusia dan membebaskannya dari kegelisahan
hidup..

Pendidikan iman yang dilakukan hendaknya didasarkan kepada wasiat dan petunjuk
Rasulullah dalam menyampaikan dasar-dasar keimanan kepada anak. Sebab dalam diri

2
Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi setiap orang sebagaimana disebutkan dalam
surat Al Ahzab ayat 21 :

َ ‫ُول هَّللا ِ أُسْ َوةٌ َح َس َن ٌة لِ َمنْ َك‬


‫ان َيرْ جُو هَّللا َ َو ْال َي ْو َم اآْل خ َِر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرً ا‬ ِ ‫ان لَ ُك ْم فِي َرس‬
َ ‫لَ َق ْد َك‬

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada diri Raasulullah itu suri te ladan yang baik
bagimu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia
banyak.
Rasulullah tidak hanya memberikan teori yang tidak dibuktikan dalam kehidupan
konkritnya, tetapi justru memberikan contoh da tuntunan praktis yang diperlukan dalam
mendidik anak berdasarkan tauhid. Para sahabat meriwayatkan hadist tentang praktek
beliau tersebut, banyak diantaranya yang masih berusia anak-anak. Mereka inilah yang
mengalami secara langsung didikan Rasulullah dalam bidang keimanan. Menurut
Muhammad Nur Abdul Hafizh, setidaknya terdapat lima pola dasar pembinaan akidah
atau keimanan yang sesuai dengan petunjuk Rasulullah, yakni :

a) Membacakan kalimat tauhid kepada anak


b) Menanamkan kecintaan anak kepada Allah Swt.
c) Menanamkan kecintaan anak kepada Rasulullah
d) Mengajarkan Al-Qur‟an kepada anak
e) Menanamkan nilai perjuangan dan pengorbanan dalam diri anak.

B. ISLAM

Kata Islam berasal dari bahasa Arab “S-L-M” ( Sin, Lam, Mim). Artinya antara lain: Damai,
Suci, Patuh dan Taat (tidak pernah membantah). Dalam pengertian agama, kata Islam
berarti kepatuhan kepada kehendak dan kemauan Allah, serta taat kepada hukum-Nya.
Hubungan antara pengertian menurut kata dasar dan pengertian menurut agama erat
dan nyata sekali, yaitu: “Hanya dengan kepatuhan kepada kehendak Allah dan tunduk
kepada hukum-hukum-Nya seorang dapat mencapai kedamaian yang sesungguhnya dan
memperoleh kesucian yang abadi”. Islam, menurut Zuhairini, adalah menempuh jalan
keselamatan dengan yakin menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan
melaksanakan dengan penuh kepatuhan dan ketaatan akan segala ketentuanketentuan
dan aturan-aturan oleh-Nya untuk mencapai kesejahteraan dan kesentosaan hidup
dengan penuh keimanan dan kedamaian.
Agama Islam mempunyai pengertian yang lebih luas dari pengertian agama pada
umumnya. Di sini, kata Islam berasal dari Bahasa Arab yang mempunyai bermacam-
macam arti, diantaranya sebagai berikut:

3
1) Salam yang artinya selamat, aman sentosa dan sejahtera, yaitu aturan hidup yang
dapat menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat. Kata salam terdapat dalam
alQur’an Surah al-An’am ayat 54; Surah al-A’raf ayat 46; dan surah an-Nahl ayat 32.
2) Aslama yang artinya menyerah atau masuk Islam, yaitu agama yang mengajarkan
penyerahan diri kepada Allah, tunduk dan taat kepada hukum Allah tanpa tawar-
menawar. Kata aslama terdapat dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 112; surah al-
Imran ayat 20 dan 83; surah an-Nisa ayat125; dan surah al-An’am ayat 14.
3) Silmun yang artinya keselamatan atau perdamaian, yakni agama yang mengajarkan
hidup yang damai dan selamat.
4) Sulamun yang artinya tangga, kendaraan, yakni peraturan yang dapat mengangkat
derajat kemanusiaan yang dapat mengantarkan orang kepada kehidupan yang Bahagia.

Adapun kata Islam menurut istilah (terminologi) adalah mengacu kepada agama yang
bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT, bukan berasal dari manusia.
Sebagai agama sempurna, Islam datang untuk menyempurnakan ajaran yang dibawa
oleh Nabi-nabi Allah sebelum Nabi Muhammad. Kesempurnaan ajaran ini menjadi misi
profetik (nubuwwah) kehadiran Nabi Muhammad SAW.

Dalam al-Qur’an (Surah al-Ma’idah [5]: 3) ditemukan penegasan tentang kesempurnaan


ajaran Islam. Artinya:“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu.”
Berdasarkan firman Allah di atas, jelas bahwa Islam adalah agama yang sempurna,
agama yang memiliki ajaran yang mencakup semua aspek kehidupan, dan agama yang
menggariskan metode kehidupan secara utuh.

C. IKHSAN

Ihsan  ( ‫ناسح‬I ) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau “terbaik.”
Dalam terminologi agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia
melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut
membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.

Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia mencurahkan kebaikan
dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Mencurahkan kebaikan kepada hamba-
hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan dan badannya.

4
Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu Iman,Islam, dan Ihsan. Oleh karenanya,
seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang utama saja,
melainkan harus dipandang sebagai bagian dari akidah dan bagian.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur`an mengenai hal ini:

“Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri…” (al-Isra’: 7)

“…Dan berbuat baiklah (kepada oraang lain) seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu….”
(al-Qashash:77)

Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa kebaikan yang dimaksud
dalam ayat tersebut adalah kebaikan kepada seluruh makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ihsan
adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-
Nya.

Ihsan adalah mashdar dari ُ‫ أَحْ َسنَ يُحْ ِسن‬yang memiliki dua makna, yaitu:

ُ ‫ ْن‬A‫أَحْ َس‬
(a). Pertama, kata Ahsana itu bersifat transitif dengan sendirinya. Seperti ucapan: ‫ َذا‬A‫ت َك‬
artinya adalah ُ‫( َح َّس ْنتُه‬aku membaguskannya) dan ُ‫( َك َّم ْلتُه‬aku menyempurnakannya).

َ َّ‫ا ِإلحْ َسانُ أَ ْن تَ ْعبُ َد هللاَ َكأَن‬


َ‫ك تَ َراهُ فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن ت ََراهُ فَإِنَّهُ يَ َراك‬

“Ihsan yaitu kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak
melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat kamu.” (HR. Muslim, Kitab Iman 1/37)

Makna ini kembali kepada membaguskan ibadah dan menyempurnakannya; melaksanakan


ibadah sebagaimana yang dicintai oleh Allah dalam bentuk yang paling sempurna, dengan
merasakan muraqabah Allah didalamnya, menghadirkan keagungan-Nya disaat memulai hingga
mengakhirinya.

ُ ‫أَحْ َس ْن‬
(b). Makna  kedua  adalah bersifat transitif dengan huruf jarr (‫ )إلى‬seperti ucapan ‫ت إِلَى فُالَ ٍن‬
artinya saya telah menyampaikan kebaikan atau manfaat kepadanya. Jadi maknanya adalah

5
menyampaikan berbagai macam manfaat kepada makhluk, masuk kedalam makna ini berbuat
baik (ihsan) kepada hewan.

6
7

Anda mungkin juga menyukai