Materi PDF
Materi PDF
Materi PDF
PERANGKAT
TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK
INTEGRATIF (BKB HI) DAN PENCEGAHAN STUNTING
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Tim Penyusun
Pengarah :
DR. Lalu Makripuddin, M.Si
Penanggung Jawab :
Dadi Ahmad Roswandi, M.Si
Editor :
dr. Mila Yusnita
Tim Teknis :
Yufi Winiastuti, SKM
Desnita Ekaratri, SS, MPH
Tri Aryadi, S.Psi.
Ratu Chaira Vielananda, S.Pd.
Sugeng
Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
PO. BOX : 296 JKT 13013
P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayahNya, sehingga perangkat pembelajaran
Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga
Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi
Fasilitator Tingkat Provinsi yang merupakan program prioritas
nasional di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dapat diselesaikan.
P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah dan karunia-Nya, penyusunan perangkat
pembelajaran Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis
Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan
Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini.
Semoga segala upaya kita untuk meningkatkan kualitas pelatihan dapat berkontribusi
dalam pembangunan keluarga Indonesia yang berkualitas. Semoga Tuhan Yang
Masa Esa memberikan berkah-NYA terhadap setiap kegiatan yang kita lakukan.
DAFTAR ISI
☼ BAB II KONSEP DASAR KELOMPOK KEGIATAN BINA KELUARGA BALITA (BKB) ..........6
A. Pengertian Bina Keluarga Balita ...............................................................................7
B. Tujuan Bina Keluarga Balita .......................................................................................7
LAMPIRAN ..........................................................................................................................44
Tim Penyusun
A. Latar Belakang
Program kependudukan dan pembangunan keluarga diamanatkan kepada
BKKBN melalui Unda,ng Undang No.52 tahun 2009 pada pasal 47 ayat 1 yang men-
yatakan, Pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangu-
nan keluarga, melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, yang
bermaksud untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga
secara optimal, yang dipertegas pada pasal 48 ayat (1) menyatakan bahwa ke-
bijakan pembangunan keluarga dilaksanakan melalui pembinaan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga dilaksanakan dengan cara, peningkatan kualitas anak den-
gan pemberian akses informasi, pendidikan, penyuluhan, dan pelayanan tentang
perawatan, pengasuhan dan perkembangan anak yang dilakukan dengan men-
ingkatkan kualitas keluarga balita dan anak di Indonesia.
Anak merupakan investasi yang berharga dalam kemajuan suatu bangsa karena
anak merupakan pemegang masa depan bangsa, oleh karenanya anak sebagai
cikal sumber daya manusia (SDM) haruslah dibina sejak dini agar tercipta sumber
daya manusia yang berkualitas demi masa depan bangsa. SDM yang berkualitas
dapat dilihat melalui ketersediaan SDM yang tangguh dari segi fisik maupun mental
dan memiliki kesehatan serta menguasai bidang pengetahuan dan teknologi seh-
ingga dapat bersaing dengan negara lain. Pembinaan SDM dapat dimulai sejak dini
ketika anak-anak berada dalam masa keemasannya, yaitu ketika anak baru lahir
hingga anak akan memasuki pendidikan dasar. Pembinaan pada masa ini haruslah
sungguh-sungguh karena pada masa ini pula kepribadian anak akan terbentuk.
Untuk mencapai kondisi yang optimal, anak Balita perlu mendapatkan pembi-
naan dan stimulasi yang tepat dan pada waktu yang tepat pula. Kunci keberhasilan
dalam pengasuhan anak balita berada di tangan orangtua karena pada masa
tersebut hampir seluruh waktu anak balita berada di dekat orangtuanya. Orangtua
sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama diharapkan dapat mengasuh
anak balitanya dengan benar, bukan hanya melalui pemenuhan kebutuhan anak
akan kesehatan dan gizi, akan tetapi juga perhatian, kasih sayang dan rasa aman
serta rangsangan terhadap mental, emosional, sosial, dan moral.
Keterampilan orangtua dan anggota keluarga lain dalam mengasuh anak meru-
pakan salah satu latar belakang terbentuknya kepribadian anak. Semakin terampil
orangtua dan anggota keluarga dalam mengasuh anak maka anak akan tumbuh
menjadi anak yang memiliki kepribadian yang baik dan tumbuh kembang serta kes-
ehatan anak akan sesuai dengan usianya, begitupun sebaliknya. Orangtua sebagai
lingkungan terdekat anak dan sebagai orang yang bertugas untuk mengasuh anak
harus memiliki keterampilan yang memadai karena selama ini masalah pengasuhan
orangtua merupakan masalah yang kompleks.
Berbagai upaya sudah dilakukan untuk membantu para orangtua meningkatkan
pengetahuan mereka mengenai cara mengasuh anak yang tepat sesuai dengan
perkembangan atau usia anak. Berbagai lembaga masyarakat pun ikut memberi-
kan pelatihan atau talkshow parenting tidak terkecuali pemerintah yang juga mem-
berikan program khusus untuk orangtua dan anggota keluarga yang memiliki anak
balita. Kerjasama yang tekun dan sungguh-sungguh dari semua sektor pembangu-
nan negara dengan memberikan fasilitas kepada orangtua dan anak akan men-
ciptakan kualitas sumber daya manusia yang memadai sesuai dengan nilai luhur
budaya Indonesia dan Pancasila.
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sejak dini antara lain melalui program Bina Keluarga Balita (BKB). Program BKB mem-
berikan perhatian secara khusus kepada orangtua dan anggota keluarga yang
memiliki anak balita dan juga untuk balita itu sendiri. Program ini merupakan salah
satu program yang penting karena Indonesia memiliki jumlah anak balita yang tidak
sedikit yang mana balita merupakan investasi yang berharga untuk kemajuan Indo-
nesia nantinya. Jadi melalui program BKB ini orangtua dan anggota keluarga dapat
memantau dan menstimulus tumbuh kembang anak. Selain itu melalui program BKB
diharapkan setiap keluarga akan mampu meningkatkan kemampuannya terutama
dalam membina anak-anak balita dan usia prasekolah sehingga anak tumbuh dan
berkembang secara optimal berkepribadian luhur, cerdas serta taqwa kepada Tu-
han YME.
arga. Bekal yang didapatkan orangtua dan anggota keluarga lainnya diharapkan
mampu mendukung anak untuk berkembang dengan optimal dan mendapatkan
pendidikan dan pengasuhan yang sesuai untuk anak agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Kegiatan BKB di lapangan dilaksanakan oleh kader
sedangkan anggota kelompok BKB adalah orangtua dan anggota keluarga lainnya
yang memiliki anak balita(0-5 tahun) dan usia pra sekolah(5-6 tahun).
Program BKB sebagai salah satu implementasi kebijakan pemerintah untuk men-
gajak ketahanan keluarga dengan menaikkan kualitas anak-anak memiliki kegiatan
yang dibentuk oleh kader-kader yang biasanya terdiri dari anggota PKK, masyar-
akat ataupun kader Posyandu yang menjadi relawan untuk menjelaskan kepada
target program BKB melalui berbagai penyuluhan. Penyuluhan-penyuluhan terse-
but seperti mengenai penyuluhan pola asuh, tumbuh kembang, sampai makanan
bergizi untuk anak. Pengadaan penyuluhan dalam program BKB memberikan pen-
garuh kepada perilaku pola asuh yang diberikan orangtua kepada anak-anaknya.
Adanya program BKB diharapkan orangtua dan anggota keluarga lainnya dapat
memenuhi kebutuhan dasar anak, yaitu kebutuhan asah, asih, dan asuh sehingga
anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal dan dapat menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini ditujukan kepada peserta Diklat TOT Pengasuhan Anak Usia Dini Dalam
Rangka Pencegahan Stunting Melalui Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB). Modul
ini membekali peserta terkait pengelolaan BKB yang meliputi Konsep dasar Kelom-
pok Kegiatan BKB,dan Pengelolaan kelompok kegiatan BKB yang disajikan dengan
konsep orang dewasa terdiri dari ceramah, curah pendapat, diskusi kelompok dan
praktik.
C. Manfaat Modul
Modul ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta pelatihan untuk membekali
pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan kelompok kegiatan BKB.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu mempraktik-
kan pengelolaan kelompok kegiatan BKB.
F. Petunjuk Belajar
Untuk mencapaihasil pembelajaran, peserta pelatihan perlu mengikuti beberapa
petunjuk antara lain sebagai berikut:
1. Membaca indikator keberhasilan dalam pembelajaran materi ini.
2. Bacalah modul ini tahap demi tahap dan pahami dengan benar semua materi
bab demi bab.
3. Diskusikan dengan fasilitator disetiap Bab maupun dengan sesama peserta lainn-
ya sebagai pendalaman.
4. Membuat catatan kecil tentang hal-hal penting setiap bab nya.
5. Mencari sumber sumber lain yang relevan dengan materi yang sedang anda pe-
lajari sebagai upaya pengayaan dan mendukung pemahan terhadap materi.
6. Mengerjakan soal - soal yg ada pada setiap bab, dan mengulanginya dengan
mengerjakan seluruh soal diakhir pembelajaran.
BAB II
KONSEP DASAR KELOMPOK
KEGIATAN BINA KELUARGA
BALITA (BKB)
Indikator Hasil Belajar:
setelah mengikuti pembelajaran ini,
peserta diharapkan dapat menjelaskan konsep dasar kelompok kegiatan
Bina Keluarga Balita (BKB)
Program Bina Keluarga Balita (BKB) adalah suatu kegiatan untuk keluarga yang
memiliki balita dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi orangtua
dan anggota keluarga lainnya mengenai cara mengasuh dan memantau tumbuh
kembang anak melalui pemberian rangsangan fisik, mental, intelektual, emosional,
spiritual, sosial dan moral agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkual-
itas.
1. Umum
Meningkatkan peranan ibu dan anggota keluarga lainnya untuk sedini mungkin
memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek
fisik, mental (intelektual dan spiritual) dan sosial, yaitu terbentuknya manusia Indone-
sia seutuhnya yang menghayati dan dapat mengamalkan Pancasila.
2. Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan ibu dan kesadaran ibu dan anggota keluarga
lainnya tentang pentingnya:
1) Proses tumbuh kembang anak balita dalam aspek fisik, mental dan sosial.
2) Pelayanan yang tepat dan terpadu yang tersedia bagi anak, misalnya di
Posyandu.
b. Meningkatkan keterampilan ibu dan anggota keluarga lainnya dalam mengu-
sahakan tumbuh kembang anak secara optimal, antara lain dengan stimulasi
mental dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) dan memanfaat-
kan pelayanan yang tersedia.
4. Manfaat BKB
Manfaat mengikuti BKB Keikutsertaan orangtua dan balita dalam program BKB
memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
1. Bagi orangtua
a. Pandai mengurus dan merawat anak, serta pandai membagi waktu dan men-
gasuh anak;
b. Memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai pola asuh anak yang lebih luas;
c. Meningkatkan keterampilan dalam hal mengasuh dan mendidik balita;
d. Lebih baik dalam membina anak;
e. Lebih dapat mencurahkan perhatian pada anak sehingga tercipta ikatan batin
yang kuat antara anak dan orangtua;
f. Tercipta keluarga yang berkualitas.
2. Bagi balita
a. Anak akan tumbuh dan berkembang sebagai anak yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berkepribadian luhur tumbuh dan berkembang secara optimal cerdas, trampil
dan sehat;
c. Memiliki dasar kepribadian yang kuat, guna perkembangan selanjutnya.
Pembagian kelompok usia ini sesuai dengan tugas perkembangan anak, yang
mana kelompok usia tersebut memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda
sehingga stimulasi yang diberikan untuk interaksi antara ibu dan anak berbeda-be-
da pula.
Kegiatan BKB dilaksanakan oleh kader yang terlatih dengan 3 kegiatan:
1. Penyuluhan
Penyuluhan yaitu proses komunikasi antara dua orang individu atau lebih yang sa-
lah satunya bertugas sebagai penyuluh dan yang lainnya sebagai klien, penyuluh
bertugas untuk menyebarkan pesan dan menanamkan keyakinan kepada klien
atau masyarakat agar mereka tau dan mau melakukan anjuran yang sudah
diberikan oleh penyuluh.
Penyuluhan pada program BKB diberikan oleh kader BKB kepada keluarga/or-
angtua yang bertujuan agar orangtua mempunyai pengetahuan dan keteram-
pilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak. Penyuluhan terse-
but diantaranya mengenai ASI, MP-ASI, gizi seimbang, prinsip pengasuhan yang
benar pada keluarga (ayah dan ibu), pemantauan pertumbuhan dan perkem-
bangan anak.
Penyuluhan, bimbingan dan konsultasi dilakukan oleh kader BKB dan dibimbing
oleh Petugas Lapangan KB (PLKB) yang berkaitan dengan masalah-masalah pen-
gasuhan tumbuh kembang anak.Pertemuan penyuluhan dilakukan sebulan sekali
atau lebih selama 30-60 menit. Bagian inti dari pertemuan penyuluhan berisikan
materi yang menyangkut tumbuh kembang anak balita beserta kegiatan rang-
sangan (stimulasi) serta alat bantu untuk menunjang kegiatan dari terbentuknya
penginderaan, berpikir, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku
sosial, dll.
2. Bermain APE
APE atau alat permainan edukatif adalah sesuatu yang dapat digunakan se-
bagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan
(edukatif) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak. APE dapat
berupa benda-benda dari sekeliling kita atau alat permainan yang dibuat sendiri
dari bahan-bahan yang sudah terpakai seperti botol bekas, kardus, plastik atau
bahan-bahan yang dapat kita temukan di sekitar kita seperti ranting, batu, daun,
dan lain-lain.
Alat permainan dapat dikatakan edukatif bila memberikan fungsi permainan se-
cara optimal dalam perkembangan anak, sehingga melalui permainan ini anak
dapat selalu mengembangkan kemampuan fisik, bahasa, kognitif, dan dapat be-
radaptasi dengan lingkungan sosial anak. Alat permainan edukatif yang diguna-
kan oleh BKB dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Alat permainan yang dapat dibuat ibu peserta sendiri (misalnya mainan gantun-
gan, giring-giring bertali, botol aroma/rasa, boneka kain, papan raba)
b. Alat permainan yang disediakan program BKB (kotak betuk, lotto warna, menara
gelang ganda, kotak pola, papan pasak, balok ukur, tangga silinder dan kubus,
dan kartu kategori).
Dengan alat permainan edukatif terdapat tujuan yang dapat dicapai, antara lain:
a. Anak dapat mengenal, warna, ukuran, dan bentuk;
b. Anak dapat belajar mengelompokkan;
c. Anak dapat memahami persamaan dan perbedaan;
d. Anak dapat mengenal konsep jumlah dan ukuran;
e. Anak dapat melatih daya ingat, konsentrasi, dan imajinasi;
f. Anak dapat belajar berhitung, menjumlah, dan mengurangi;
g. Menambah perbendaharaan kata;
h. Anak dapat mengenal, menyebut angka dan huruf.
KKA pertama kali diisi ketika balita hadir pertama kali pada pertemuan penyulu-
han BKB, dan pengisian dilanjutkan setiap bulan setelah pertemuan penyuluhan.
Pengisian KKA dilaksanakan di tempat penyuluhan kelompok BKB. KKA adalah alat
penanda dan sekaligus alat komunikasi dalam membahas perkembangan anak,
dari dan untuk ibu serta keluarga dalam masyarakat. Pencatatan perkembangan
anak melalui kartu KKA dapat dijadikan alat pantau perkembangan anak.
Pencatatan KKA dilakukan oleh kader BKB bersama orangtua/ ibu balita untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan anak. Terdapat 7 aspek yang dipantau
melalui KKA yaitu motorik halus, motorik kasar, komunikasi pasif, komunikasi aktif, ke-
cerdasan, kemampuan untuk menolong diri sendiri, dan tingkah laku sosial. Apabila
anak balita yang tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan tertentu selama
tiga bulan berturut-turut sesuai dengan tingkat perkembangan yang harus dicapai
komunikasi aktif, komunikasi pasif, kecerdasan, menolong diri sendiri, dan tingkah
laku sosial.
d. Rangsangan/stimulasi yang diperlukan untuk setiap aspek/tahap perkembangan
anak balita. Stimulasi merupakan kebutuhan dasar anak yang apabila diasah
secara terus menerus maka kemampuan anak akan meningkat. Stimulasi mer-
upakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat
dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan berupa kegiatan bermain. Aktivitas
bermain disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak. rangsangan menjadi
Ada 3 jenis stimulasi antara lain:stimulasi visual untuk meningkatkan perhatian anak
tentang lingkungan sekitar anak melalui penglihatannya, stimulasi pendengaran
untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak melalui pendengarannya dan
stimulasi kinetik yang berguna untuk membantu anak mengenal lingkungan yang
berbeda dan juga untuk membantu anak meningkatkan perkembangan sensori
motor anak.
e. Teknik-teknik melaksanakan penyuluhan; Teknik atau metode penyuluhan meru-
pakan salah satu faktor penting agar tujuan dari penyuluhan tersebut dapat ter-
capai secara optimal.
2. Di setiap lokasi ada “tempat” yang berfungsi sebagai tempat pertemuan penyulu-
han sekaligus perpustakaan alat permainan edukatif.
3. Pertemuan penyuluhan dilakukan seminggu sekali atau lebih sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan, selama 30-60 menit (1 paket= 13 kali pertemuan
penyuluhan).
4. Ibu peserta dikelompokkan sekitar 10-25 orang (disesuaikan dengan jumlah peser-
ta) berdasarkan umur anak balitanya. Kelompok untuk anak dengan umur 0-12
bulan; 13-24 bulan; 25-36 bulan; 3-4 tahun, 4-5 tahun, 5-6 tahun.
5. Para kader melakukan kunjungan rumah ke tempat tinggal ibu peserta apabila
orangtua balita tidak hadir dua kali berturut-turut dalam pertemuan BKB. Kunjun-
gan rumah bertujuan untuk memantau pertumbuhan anak melalui kartu kem-
bang anak.
6. Dibuat laporan mengenai segi teknis maupun pengelolaan program BKB oleh
2. Media BKB, berupa APE, buku dongeng dan cerita, musik dan lagu.
Isi materi pada kegiatan penyuluhan BKB berbeda pada setiap kelompok umur
balita. Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan anak yang berbeda mas-
ing-masing kelompok umur, sehingga cara stimulasi maupun media yang diper-
lukan untuk interaksi antara ibu dan anak pun berbeda. Garis besarnya materi
penyuluhan pada program BKB antara lain:
Prasarana
Prasarana penyuluhan adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya kegiatan penyuluhan, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
BKB, meliputi: tempat penyimpanan materi dan media penyuluhan, papan nama
kelompok, Kartu Kembang Anak (KKA), buku administrasi kelompok dan alat tulis.
Syarat-syarat Kader
Adapun syarat-syarat untuk menjadi kader yaitu:
1. Laki-laki atau perempuan yang tinggal di lokasi kegiatan, dan mempunyai minat
terhadap anak;
2. Paling sedikit dapat membaca dan menulis, menguasai Bahasa Indonesia dan
bahasa setempat;
3. Bersedia bekerja secara tenaga sukarela;
4. Bersedia dilatih sebelum mulai melaksanakan tugas;
5. Mampu berkomunikasi dengan orangtua balita secara baik.
Tugas Kader
Kader memiliki peranan yang penting dalam berjalannya kegiatan BKB. Tugas kader
BKB yaitu memberikan
penyuluhan kepada orangtua serta bertanggung jawab atas jalannya penyuluhan
dan memberikan pengasuhan terhadap anak balita yang ikut bersama orangtuan-
ya ke tempat penyuluhan.
Apabila kader yang bertugas berhalangan memimpin, maka dapat diganti kad-
er lain. Sedangkan apabila terdapat kegiatan yang kurang dikuasai atau masalah
yang tidak dapat dipecahkan, maka kader dapat meminta bantuan kepada sesa-
ma kader maupun pihak yang dianggap ahli.
Pembagian Tugas Kader Kader dalam satu kelompok BKB terdiri dari 12-18 orang
dan dibagi dalam 6 kelompok umur yang dibina oleh 2-3 kader. Berdasarkan jumlah
kader tersebut dapat dipilih:
1. Satu orang kader sebagai kader inti;
2. Satu orang kader sebagai kader piket;
Kader BKB sebagai pihak yang berperan penting harus memiliki model komunikasi
yang baik sehingga mampu memberikan penyuluhan yang persuasif. Kader sebagai
komunikator dalam menciptakan proses komunikasi yang efektif memiliki posisi yang
penting. Proses komunikasi kader yang efektif tentunya berkaitan dengan penyam-
paian materi yang disampaikan pada peserta program BKB. Bila kader tidak memiliki
kemampuan komunikasi yang persuasif maka penyampaian materi belum berjalan
secara efektif. Hal ini akan berimbas pada sasaran audiens yang kurang tepat pula
sehingga akan berpengaruh pada keberhasilan kegiatan BKB itu sendiri.
Adapun kemampuan kader yang dinilai ikut menunjang keberhasilan BKB adalah:
1. Kemampuan menguasai bahan penyuluhan;
2. Kemampuan merencanakan penyuluhan;
3. Kesanggupan berkomunikasi dan memotivasi peserta;
4. Kemampuan berkomunikasi dengan orang/ lembaga/ pihak-pihak lain yang erat
kaitannya dengan BKB;
5. Kesanggupan mempersiapkan bahan penyuluhan APE;
6. Kemampuan mengatasi masalah yang timbul diantara ibu peserta dalam hal ba-
han penyuluhan;
7. Disiplin diri.
8. Rangkuman
Program Bina Keluarga Balita (BKB) adalah suatu kegiatan untuk keluarga yang
memiliki balita dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi orangtua
dan anggota keluarga lainnya mengenai cara mengasuh dan memantau tumbuh
kembang anak melalui pemberian rangsangan fisik, mental, intelektual, emosional,
spiritual, sosial dan moral agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkual-
itas.
Tujuan Khusus BKB adalah meningkatkan pengetahuan ibu dan kesadaran ibu
dan anggota keluarga lainnya tentang pentingnya proses tumbuh kembang anak
balita dalam aspek fisik, mental dan sosial , pelayanan yang tepat dan terpadu
yang tersedia bagi anak, misalnya di Posyandu dan meningkatkan keterampilan
ibu dan anggota keluarga lainnya dalam mengusahakan tumbuh kembang anak
secara optimal, antara lain dengan stimulasi mental dengan menggunakan Alat
Permainan Edukatif (APE) dan memanfaatkan pelayanan yang tersedia.
Manfaat mengikuti BKB Keikutsertaan orangtua dan balita dalam program BKB
bagi orang tua diantaranya pandai mengurus dan merawat anak, serta pandai
membagi waktu dan mengasuh anak; memiliki wawasan dan pengetahuan men-
genai pola asuh anak yang lebih luas; meningkatkan keterampilan dalam hal men-
gasuh dan mendidik balita; lebih baik dalam membina anak; dan lebih dapat men-
curahkan perhatian pada anak sehingga tercipta ikatan batin yang kuat antara
anak dan orangtua; f. Tercipta keluarga yang berkualitas, sehingga akan memberi-
kan manfaat untuk balita diantaranya anak akan tumbuh dan berkembang sebagai
anak yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berkepribadian luhur tumbuh
dan berkembang secara optimal cerdas, trampil dan sehat; memiliki dasar kepriba-
dian yang kuat, guna perkembangan selanjutnya.
Pelaksanaan kegiatan BKB adalah kegiatan hari buka BKB yang dilakukan satu
hari dalam sebulan dengan jumlah kader setiap BKB minimal 12 orang yang dibagi
dalam kelompok umur sbb kelompok ibu dengan usia anak 0-1 tahun, 1-2 tahun,
2-3 tahun, 3-4 tahun, 4-5 tahun dan 5-6 tahun. Pembagian kelompok usia ini sesuai
dengan tugas perkembangan anak, yang mana kelompok usia tersebut memiliki
tugas perkembangan yang berbeda-beda sehingga stimulasi yang diberikan untuk
interaksi antara ibu dan anak berbeda-beda pula.
Pelaksanaan kegiatan BKB dilaksanakan oleh kader yang terlatih dengan 3 ke-
giatan yaitu penyuluhan yang bertujuan agar orangtua mempunyai pengetahuan
dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak. Penyulu-
han tersebutdiantaranya mengenai ASI, MP-ASI, gizi seimbang, prinsip pengasu-
han yang benar pada keluarga (ayah dan ibu), pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pertemuan penyuluhan dilakukan sebulan sekali atau lebih
Kegiatan BKB yang kedua dalam Bermain APE atau alat permainan edukatif ada-
lah sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain
yang mengandung nilai pendidikan (edukatif) dan dapat mengembangkan seluruh
kemampuan anak. APE yang digunakan oleh BKB dapat berupa yang dapat dib-
uat ibu peserta sendiri (misalnya mainan gantungan, girirng-giring bertali, botol aro-
ma/rasa, boneka kain, papan raba) dan APE yang disediakan program BKB (kotak
betuk, lotto warna, menara gelang ganda, kotak pola, papan pasak, balok ukur,
tangga silinder dan kubus, dan kartu kategori).
Kegiatan BKB yang ketiga adalah Pencatatan Kartu Kembang Anak (KKA)mer-
upakan kartu yang digunakan untuk memantau kegiatan asuh orangtua atau ibu
dan tumbuh kembang anak. KKA memiliki fungsi ganda yaitu sebagai alat peman-
tau dan sebagai alat komunikasi dalam membahas perkembangan anak antara
petugas atau kader dengan ibu atau keluarga balita, yang diisi pertama kali ketika
balita hadir pertama kali pada pertemuan penyuluhan BKB, dan pengisian dilanjut-
kan setiap bulan setelah pertemuan penyuluhan. Manfaat KKA untuk Orangtua/ ibu
dapat memantau tumbuh kembang anak, membimbing serta membina anaknya
dengan cara asah, asih dan asuh sesuai dengan tingkat perkembangan anak, se-
dangkan bagi anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
dengan pengasuhan orangtua secara baik dan benar dan bagi kader agar dapat
dengan mudah melakukan penyuluhan.
Sarana penyuluhan yang ada di kelompok BKB terdiri dari materi penyuluhan, beru-
pa lembar balik, poster/leaflet, kantong wasiat (sebagai pemandu setiap kegiatan
peyuluhan BKB) dan media BKB, berupa APE, buku dongeng dan cerita, musik dan
lagu. Prasarana penyuluhan adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya kegiatan penyuluhan, dalam hal ini berkaitan dengan ke-
giatan BKB, meliputi: tempat penyimpanan materi dan media penyuluhan, papan
nama kelompok, Kartu Kembang Anak (KKA), buku administrasi kelompok dan alat
tulis.
Program BKB akan berjalan lancar bila dalam pelaksanaannya didukung oleh pi-
hak-pihak yang terlibat secara langsung atau pelaksana di lapangan. Pelaksana ke-
giatan BKB di lapangan adalah kader. Kader BKB merupakan anggota masyarakat
yang bekerja secara sukarela dalam membina dan menyuluh orangtua balita ten-
tang cara mengasuh tumbuh kembang anak yang baik dan benar. Kader adalah
pelatih yang berasal dari desa di masing-masing lokasi di mana kegiatan ini dilak-
sanakan. Kader dipilih berdasarkan masyarakat setempat, karena mereka umum-
nya dianggap sebagai tokoh panutan bagi ibu-ibu peserta program. Kader memi-
liki peranan yang penting dalam berjalannya kegiatan BKB. Tugas kader BKB yaitu
memberikan penyuluhan kepada orangtua serta bertanggung jawab atas jalannya
penyuluhan dan memberikan pengasuhan terhadap anak balita yang ikut bersa-
ma orangtuanya ke tempat penyuluhan.Pembagian Tugas Kader Kader dalam satu
kelompok BKB terdiri dari 12-18 orang dan dibagi dalam 6 kelompok umur yang dibi-
na oleh 2-3 kader yang masing – masing terdiri dari satu orang kader sebagai kader
inti ( penyampai materi), satu orang kader sebagai kader piket (mengasuh anak
balita) dan satu orang kader sebagai kader bantu (membantu tugas kader inti dan
kader piket demi kelancaran tugas mereka, dan dapat menggantikan tugas apabi-
Q
la kader inti/ piket berhalangan hadir).
9. Latihan
1. Program Bina Keluarga Balita (BKB) adalah memberikan pengetahuan dan ket-
erampilan bagi orangtua dan anggota keluarga lainnya mengenai cara men-
gasuh dan memantau tumbuh kembang anak melalui pemberian rangsangan
fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial dan moral agar anak dapat
tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dengan sasaran:
a. Ibu dan balita
b. Ibu, balita dan anak
c. Ibu yang memiliki balita
d. Keluarga yang memiliki balita
e. Keluarga yang memiliki balita dan anak
4. Manfaat mengikuti BKB Keikutsertaan orangtua dan balita dalam program BKB
bagi orang tua diantaranya
a. Dapat membuat pencatatan dan pelaporan
b. Interaksi antara ibu dan anak berbeda-beda pula.
c. Lebih baik dalam membina anak
d. Dapat mengembangan sarana
e. Menjalin kemitraan dengan pihak lain
5. Pelaksanaan kegiatan BKB adalah kegiatan hari buka BKB yang dilakukan satu
hari dalam:
a. sebulan
b. dua bulan
c. tiga bulan
d. empat bulan
e. Mingguan
BAB III
PENGELOLAAN BINA KELUARGA
BALITA (BKB)
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta dapat
mempraktekkan pengelolaan Kelompok Kegiatan BKB
B. Fungsi Manajemen
canaan seperti ini lebih riil dan aplikatif karena biasanya dilengkapi dengan time
schedule atau penjadwalan sehingga perencanaan kegiatan sudah direncanakan
secara matang sejak dini.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan organisasi yang sesuai den-
gan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang
melingkupinya. Konsep dalam pengorganisasian yaitu tanggung jawab, wewenang,
pendelegasian, dan pertanggungjawaban. Tanggung jawab merupakan kewajib-
an untuk malaksanakan aktivitas pekerjaan. Wewenang adalah hak untuk memutus-
kan dan mengarahkan orang-orang dalam melakukan suatu tindakan, atau untuk
melaksanakan suatu kewajiban dalam mencapai tujuan organisasi. Pendelegasian
adalah proses pemberian tanggung jawab sepanjang wewenang yang dibutuhkan.
Pendelegasian berhubungan pemberian tanggung jawab dengan melihat kemam-
puan seseorang untuk memperoleh pekerjaan yang dilaksanakan. Sedangkan per-
tanggung jawaban biasanya berbentuk pengawasan atau laporan yang diberikan
oleh pegawai pada atasan mengenai pekerjaan yang telah diberikan. Pertanggu-
ngjawaban dapat dikembangkan dengan beberapa cara antara lain melalui pe-
meriksaan pribadi/perorangan oleh manajer, laporan kepada manajer dari pega-
wai, baik laporan mingguan, bulanan, atau semesteran, dan melalui laporan yang
diberikan oleh oranglain. Struktur organisasi berisikan kerangka kerja organisasi yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan dengan jalur vertikal sehingga dapat memotivasi
personel untuk meningkatkan karier melalui pengembangan diri.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karayawan agar mau beker-
ja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan suatu
lembaga, pegawai dan masyarakat. Pengarahan merupakan usaha-usaha untuk
menggerakkan bawahan agar melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai den-
gan tujuan yang telah ditetapkan. Ketika menjalankan fungsi pengarahan, mana-
jer melakukan motivasi, komunikasi, dan menjalankan kepemimpinannya sehingga
gerak organisasi menjadi harmonis dan saling menunjang.
4. Pengawasan
Pengawasan merupakan kegiatan untuk menjamin kegiatan-kegiatan atau pro-
gram-program yang berjalan agar sesuai dengan perencanaan untuk mencapai
tujuan. Pengawasan di suatu organisasi haruslah fleksibel karena apabila pengawa-
san terlalu ketat maka dapat mengancam kreativitas dan otonomi pegawai. Ada
tiga tipe pengawasan, yaitu pengawasan pendahuluan, pengawasan concurrent,
dan pengawasan umpan balik. Pengawasan tipe pendahuluan dirancang untuk
mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar
atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan ter-
10. Ketertiban.
Setiap pegawai diberikan suatu tempat dan ditempatkan di tempat mereka mas-
ing-masing untuk mencapai ketertiban pegawai.
11. Keadilan dan kejujuran.
Diterapkan di suatu organisai akan mendorong pegawai untuk melaksanakan tu-
gasnya dengan kesungguhan dan kesetiaan.
12. Stabilitas kondisi karyawan.
Seorang pegawai membutuhkan waktu agar biasa pada suatu pekerjaan baru
agar berhasil dalam mengerjakannya dengan baik.
13. Inisiatif.
Inisiatif merupakan kesanggupan berfikir dan kemampuan melaksanakan.
14. Semangat kesatuan.
Pemimpin organisasi harus dapat menyatukan kekuatan untuk mencapai keber-
hasilan dari tujuan organisasi tersebut.
Pusat 1. Merencanakan pembentukan pokja yang terdiri dari TP-PKK Pusat dan sektor-sektor terkait yang menangani
balita dan anak;
2. Merencanakan pengembangan program dan anggaran;
3. Merumuskan konsep kebijakan dan strategi operasional yang menyangkut aspek tumbuh kembang;
4. Mengembangkan kajian, inovasi dan peta kerja bagi pengembangan kebijakan dan strategi;
5. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait;
6. Menyusun dan menetapkan program dan anggaran kegiatan;
7. Menyusun pedoman, juklak, prototype dan model pengembangan program BKB;
8. Melaksanakan penelitian, minisurvei dan identifikasi dalam rangka menyusun peta kerja pengembangan
program BKB.
Provinsi 1. Membentuk pokja ketahanan bina keluarga balita dan anak tingkat provinsi yang terdiri dari TP-PKK provinsi
dan sektor-sektor terkait yang menangani balita dan anak;
2. Merencanakan pengembangan program dan anggaran;
3. Menjabarkan konsep kebijakan pelaksanaan program tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kem-
bang anak tingkat provinsi;
4. Mengembangkan kajian, inovasi dan pengembangan peta kerja dalam perumusan kebijakan dan strategi;
5. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait;
6. Menyusun dan menetapkan program dan anggaran kegiatan;
7. Menjabarkan pedoman juklak dalam melaksanakan kegiatan operasional;
8. Menetapkan kegiatan dan model percontohan dalam rangka pengembangan program BKB;
9. Melaksanakan penelitian, minisurvei dan identifikasi kelompok sasaran dalam rangka menyusun peta kerja
pengembangan program BKB.
Kabupaten/Kota 1. Membentuk pokjanal ketahanan bina keluarga balita dan anak tingkat kabupaten dan kota dan sektor-se-
ktor;
2. Merencanakan pengembangan program dan anggaran;
3. Menjabarkan konsep kebijakan pelaksanaan program tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kem-
bang anak;
4. Mengembangkan kajian, inovasi dan pengembangan peta kerja dalam merumuskan kebijakan dan strate-
gi;
5. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait;
6. Melaksanakan program dan anggaran sesuai rencana kegiatan;
7. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan pedoman dan juklak yang ada;
8. Menyiapkan data dalam rangka pengembangan model kelompok BKB.
6. Sosialisasi
Sosialisasi Program Ketahanan Bina Keluarga Balita dan Anak dapat dilakukan
melalui berbagai upaya yaitu seminar, pemanfaatan momentum (Rakernas, Hari
Keluarga, Hari Anak, Peringatan Hari Ibu dan lain lain), tatap muka pada forum-fo-
rum pertemuan, Bimbingan Teknis secara langsung kepada para pelaksana dan
pengelola program.
Sosialisasi
Pusat 1. Menginventarisasi mitra kerja dan sektor terkait yang menangani tentang anak;
2. Menyiapkan anggaran koordinasi;
3. Menyiapkan nota kesepahaman kerjasama dengan lintas sektor dan mitra terkait;
4. Melakukan koordinasi dengan mitra kerja dan lintas sektor terkait;
5. Melakukan nota kesepahaman dengan mitra kerja dan sektor terkait;
6. Menyusun juknis kerjasama dengan lintas sektor dan mitra kerja terkait;
7. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai modal lanjut kerja sama dengan lintas sektor dan mi-
tra kerja terkait.
Provinsi 1. Menginventarisasi mitra kerja dan sektor terkait yang menangani tentang anak;
2. Menyiapkan anggaran koordinasi;
3. Melakukan koordinasi dengan mitra kerja dan lintas sektor terkait;
4. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan juknis yang ada;
5. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan.
Kabupaten/Kota 1. Menginventarisasi mitra kerja dan sektor terkait yang menangani tentang anak;
2. Menyiapkan anggaran koordinasi;
3. Melakukan koordinasi dengan mitra kerja dan lintas sektor terkait;
4. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan juknis yang ada;
5. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan.
Pusat 1. Menyediakan panduan tata cara pengelolaan data rutin pengendalian lapangan;
2. Menyediakan sistem aplikasi untuk kebutuhan operasional pengumpulan dan pengelolaan data;
3. Menyediakan materi untuk pelatihan dan orientasi kepada tenaga operator provinsi mengenai sistem
informasi databasis kelompok bkb;
4. Mengolah dan menganalisa data kelompok bkb melalui sistem informasi databasis kelompok bkb skala
nasional;
5. Membuat laporan evaluasi secara berkala serta evaluasi akhir terhadap perkembangan kelompok bkb
maupun hasil pencatatan dan pelaporan.
Provinsi 1. Mendistribusikan panduan tata cara pengelolaan data rutin pengendalian lapangan;
2. Menyusun anggaran untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan serta pembinaan kepada kelom-
pok;
3. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk pencatatan dan pelaporan serta sistem informasi databasis
kelompok bkb;
4. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk pelatihan kepada tenaga operator kabupaten/kota menge-
nai sistem informasi databasis kelompok bkb;
5. Melakukan rekapitulasi kelompok bkb melalui sistem informasi databasis kelompok bkb tingkat kabupat-
en/kota;
6. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap hasil pencatatan dan pelaporan.
Kabupaten/Kota 1. Menyiapkan dukungan anggaran untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan data kelompok BKB;
2. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk pencatatan dan pelaporan serta sistem informasi data basis
kelompok BKB;
3. Menyiapkan tenaga operator untuk sistem informasi databasis kelompok BKB;
4. Membuat laporan perkembangan kelompok BKB melalui sistem informasi databasis kelompok BKB secara
berkala; dan
5. Melakukan evaluasi secara berkala serta evaluasi akhir terhadap hasil pencatatan dan pelaporan.
Keberhasilan program BKB tidak lepas dari berbagai faktor baik dari dalam kelom-
pok maupun faktor pendukung lainnya. Salah satu faktor terpenting dalam keber-
hasilan suatu program yaitu pengelolaan program tersebut. Pengelolaan yang baik
akan memberikan timbal balik berupa lancarnya program tersebut ketika dilaksan-
akan oleh kelompok. Pelaksanaan program perlu diketahui oleh pihak-pihak yang
terlibat, pembagian tugas dan tanggung jawab pun harus jelas agar program ke-
giatan dapat terlaksana dengan baik. Pengelolaan yang baik pada kelompok BKB
menjadikannya memiliki mutu yang baik, sebaliknya pengelolaan yang kurang baik
akan menghambat jalannya program sehingga kelompok akan mengalami ke-
munduran. Pengelolaan atau manajemen berhubungan langsung pada anggota
kelompok BKB. Melalui pengelolaan yang baik diharapkan program-program kelom-
pok dapat berjalan dengan baik pula dan para peserta atau anggota kelompok
dapat mengikuti kegiatan dengan nyaman dan tetap berminat mengikuti kegiatan
selanjutanya.
Pengelola kelompok BKB sebagai unsur yang dapat mengendalikan jalannya pro-
gram seharusnya dapat mengelola kelompok sehingga kelompok BKB dapat ber-
jalan secara optimal dan berkembang menjadi lebih baik lagi. Namun hal tersebut
tidak dapat terlaksana bila tidak ada dukungan dari pihak yang terkait seperti mas-
yarakat yang memiliki anak balita sebagai sasaran program BKB itu sendiri.
Setiap kelompok BKB memiliki gaya pengelolaan yang berbeda beda karena sum-
ber daya manusia yang berbeda pula. Pengelolaan kelompok BKB menjadi tanggu-
ng jawab kelompok dan memerlukan kerja sama yang baik antar kader. Pengelola
yang baik akan memberikan tanggung jawab dan tugas yang jelas pada setiap
kader sehingga kader paham akan tugas masing-masing. Pengelolaan kelompok
BKB juga dibina oleh petugas teknis dari sektor terkait yaitu PLKB dan tenaga medis.
Sehingga diharapkan kelompok BKB dapat dikelola dengan baik dan dapat terlak-
sana dengan baik pula.
Secara garis besar Pengelolaan Kelompok BKB pada dasarnya tidak terlepas dari
fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengarahan dan pen-
gawasaan, serta menerapkan empat belas unsur manajemen dengan harapan
kelompok BKB dapat dikelola dengan baik.
13. Evaluasi
1. Dalam bahasa Inggris, kata manajemen berasal dari kata to manage yang
artinya...
a. Seni melaksanakan dan mengatur.
Q
b. Mengelola, membimbing dan mengawasi.
c. Mengendalikan
d. Melakukan
e. Menangani
8. Sosialisasi Program Ketahanan Bina Keluarga Balita dan Anak dapat dilakukan
melalui...
a. pelatihan teknis dan orientasi yang dilaksanakan secara berjenjang dari ting-
kat Pusat sampai dengan Kabupaten dan Kota.
b. Peningkatan koordinasi dalam menyusun kesepakatan, perencanaan, pelak-
sanaan, monitoring dan evaluasi.
c. Menginventarisasi mitra kerja dan sektor terkait yang menangani tentang
anak.
d. Kerjasama kelompok BKB dengan lintas sektor dan mitra kerja.
e. Pemanfaatan momentum (Rakernas, Hari Keluarga, Hari Anak, Peringatan
Hari Ibu dan lain lain) merupakan upaya pelaksanaan.
10. Pencatatan dan pelaporan kegiatan BKB yang dilakukan oleh kader BKB,
meliputi...
a. Kartu pendaftaran kelompok BKB (K/0/BKB/10)
b. Kartu catatan kelompok BKB (C/1/BKB/10)
c. Kartu laporan BKB (R/1/BKB/10)
A
d. Buku catatan kegiatan
e. Laporan perkembangan kelompok BKB
A.RANGKUMAN
Program Bina Keluarga Balita (BKB) adalah suatu kegiatan untuk keluarga yang
memiliki balita dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi orangtua
dan anggota keluarga lainnya mengenai cara mengasuh dan memantau tumbuh
kembang anak melalui pemberian rangsangan fisik, mental, intelektual, emosional,
spiritual, sosial dan moral agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkual-
itas.
Tujuan Khusus BKB adalah meningkatkan pengetahuan ibu dan kesadaran ibu
dan anggota keluarga lainnya tentang pentingnya proses tumbuh kembang anak
balita dalam aspek fisik, mental dan sosial , pelayanan yang tepat dan terpadu
yang tersedia bagi anak, misalnya di Posyandu dan meningkatkan keterampilan
ibu dan anggota keluarga lainnya dalam mengusahakan tumbuh kembang anak
secara optimal, antara lain dengan stimulasi mental dengan menggunakan Alat
Permainan Edukatif (APE) dan memanfaatkan pelayanan yang tersedia.
Manfaat mengikuti BKB Keikutsertaan orangtua dan balita dalam program BKB
bagi orang tua diantaranya pandai mengurus dan merawat anak, serta pandai
membagi waktu dan mengasuh anak; memiliki wawasan dan pengetahuan men-
genai pola asuh anak yang lebih luas; meningkatkan keterampilan dalam hal men-
gasuh dan mendidik balita; lebih baik dalam membina anak; dan lebih dapat men-
curahkan perhatia pada anak sehingga tercipta ikatan batin yang kuat antara anak
dan orangtua; f. Tercipta keluarga yang berkualitas, sehingga akan memberikan
manfaat untuk balita diantaranya anak akan tumbuh dan berkembang sebagai
anak yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berkepribadian luhur tumbuh
dan berkembang secara optimal cerdas, trampil dan sehat; memiliki dasar kepriba-
dian yang kuat, guna perkembangan selanjutnya.
Pelaksanaan kegiatan BKB adalah kegiatan hari buka BKB yang dilakukan satu
hari dalam sebulan dengan jumlah kader setiap BKB minimal 12 orang yang dibagi
dalam kelompok umur sbb kelompok ibu dengan usia anak 0-1 tahun, 1-2 tahun,
2-3 tahun, 3-4 tahun, 4-5 tahun dan 5-6 tahun. Pembagian kelompok usia ini sesuai
dengan tugas perkembangan anak, yang mana kelompok usia tersebut memiliki
tugas perkembangan yang berbeda-beda sehingga stimulasi yang diberikan untuk
interaksi antara ibu dan anak berbeda-beda pula.
Pelaksanaan kegiatan BKB dilaksanakan oleh kader yang terlatih dengan 3 ke-
giatan yaitu penyuluhan yang bertujuan agar orangtua mempunyai pengetahuan
dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak. Penyulu-
han tersebut diantaranya mengenai ASI, MP-ASI, gizi seimbang, prinsip pengasu-
han yang benar pada keluarga (ayah dan ibu), pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pertemuan penyuluhan dilakukan sebulan sekali atau lebih
selama 30-60 menit. Bagian inti dari pertemuan penyuluhan berisikan materi yang
menyangkut tumbuh kembang anak balita beserta kegiatan rangsangan (stimulasi)
serta alat bantu untuk menunjang kegiatan dari terbentuknya penginderaan, ber-
pikir, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial, dll. Tehnis Per-
temuan penyuluhan dilakukan seminggu sekali atau lebih sesuai dengan kebutuhan
dan kesepakatan, selama 30-60 menit (1 paket= 13 kali pertemuan penyuluhan).
Ibu peserta dikelompokkan sekitar 10-25 orang (disesuaikan dengan jumlah peserta)
berdasarkan umur anak balitanya. Kelompok untuk anak dengan umur 0-12 bulan;
13-24 bulan; 25-36 bulan; 3-4 tahun, 4-5 tahun, 5-6 tahun, kemudian para kader mel-
akukan kunjungan rumah ke tempat tinggal ibu peserta apabila orangtua balita
tidak hadir dua kali berturut-turut dalam pertemuan BKB. Kunjungan rumah bertu-
juan untuk memantau pertumbuhan anak melalui kartu kembang anak.
Kegiatan BKB yang kedua dalam Bermain APE atau alat permainan edukatif ada-
lah sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain
yang mengandung nilai pendidikan (edukatif) dan dapat mengembangkan seluruh
kemampuan anak. APE yang digunakan oleh BKB dapat berupa yang dapat dib-
uat ibu peserta sendiri (misalnya mainan gantungan, giring-giring bertali, botol aro-
ma/rasa, boneka kain, papan raba) dan APE yang disediakan program BKB (kotak
Kegiatan BKB yang ketiga adalah Pencatatan Kartu Kembang Anak (KKA) mer-
upakan kartu yang digunakan untuk memantau kegiatan asuh orangtua atau ibu
dan tumbuh kembang anak. KKA memiliki fungsi ganda yaitu sebagai alat peman-
tau dan sebagai alat komunikasi dalam membahas perkembangan anak antara
petugas atau kader dengan ibu atau keluarga balita, yang diisi pertama kali ketika
balita hadir pertama kali pada pertemuan penyuluhan BKB, dan pengisian dilanjut-
kan setiap bulan setelah pertemuan penyuluhan. Manfaat KKA untuk Orangtua/ ibu
dapat memantau tumbuh kembang anak, membimbing serta membina anaknya
dengan cara asah, asih dan asuh sesuai dengan tingkat perkembangan anak, se-
dangkan bagi anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
dengan pengasuhan orangtua secara baik dan benar dan bagi kader agar dapat
dengan mudah melakukan penyuluhan.
Sarana penyuluhan yang ada di kelompok BKB terdiri dari materi penyuluhan, beru-
pa lembar balik, poster/leaflet, kantong wasiat (sebagai pemandu setiap kegiatan
peyuluhan BKB) dan media BKB, berupa APE, buku dongeng dan cerita, musik dan
lagu. Prasarana penyuluhan adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya kegiatan penyuluhan, dalam hal ini berkaitan dengan ke-
giatan BKB, meliputi: tempat penyimpanan materi dan media penyuluhan, papan
nama kelompok, Kartu Kembang Anak (KKA), buku administrasi kelompok dan alat
tulis.
Secara garis besar Pengelolaan Kelompok BKB pada dasarnya tidak terlepas dari
fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengarahan dan pen-
gawasaan, serta menerapkan empat belas unsur manajemen dengan harapan
kelompok BKB dapat dikelola dengan baik.
Pokok – pokok pelaksanaan kegiatan kelompok BKB terdiri dari sembilan kegiatan
yaitu Pengembangan Kebijakan dan Strategi Operasional , Pembentukan dan
pengembangan kelompok BKB, pengembangan kelompok BKB Holistik Integratif,
pengembangan dan penyediaan Sarana BKB Kit, pelatihan dan orientasi, sosialis-
asi, kerjasama dengan lintas sektoral dan kemitraan, pembinaan , monitoring dan
evalusasi, serta pencatatan dan pelaporan.
B.EVALUASI
Peraturan Kepala BKKBN No.12 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Bina Keluarga Balita
Holistik Integratif (BKB HI);
Buku Pedoman KKA(Kartu Kembang Anak). Jakarta: Direktorat Bina Keluarga Balita
dan Anak. 2013;
Panduan Pelaksanaan Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) yang Terintegrasi dalam
Rangka Penyelenggaraan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif.
Jakarta: BKKBN. 2013;
Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Ar-Ruzz Medi Barnawi dan M. Arifin.
Yogyakarta: 2012.
Pengasuhan Anak Usia Dini Holistik Integratif 0-6 tahun. BKKBN. 2012;
Media Interaksi Orangtua dan Balita Sebagai Alat Bantu Pendidikan Anak Balita.
BKKBN. 2008;
Lampiran
LAMPIRAN 1
Form Kriteria Kelompok BKB Holistik Integratif
Kader
5 a. Jumlah kader ☐≤ 6 orang ☐> 6 orang
b. Jumlah kader/kelompok usia ☐1 orang ☐2 orang/ lebih
c. Jumlah kader terlatih ☐< 50% ☐≥ 50%
d. Kader terdiri dari: kader inti, ☐Ada dan Tidak Lengkap ☐Ada dan
kader bantu, kader piket
6 Pertemuan Penyuluhan ☐1 bulan ☐≥ 2 kali per
7 Sarana Penyuluhan/ BKB Kit
a. Buku Penyuluhan ☐Ada tapi belum lengkap ☐Ada dan lengkap serta dikembangkan
sendiri
b. Media penyuluhan (beberan, ☐2 jenis ☐> 2 jenis dan dikembangkan sendiri
lembar balik, kantong wasiat)
c. Media Interaksi BKB (APE, ☐2 jenis ☐> 2 jenis dan dikembangkan sendiri
dongeng, lagu)
8 Keterpaduan dan Pengembangan ☐Hanya satu kegiatan ☐Terpadu dengan dua/lebih kegiatan
dengan kegiatan lain (PAUD, POSYANDU)
Pemantauan:
9 a. Pencatatan dan Pelaporan ☐Ada dengan satu kegiatan ☐Terpadu dengan dua/lebih kegiatan
b. Pemantauan Tumbuh Kembang ☐Belum menggunakan KKA ☐Telah menggunakan KKA dengan
benar
10 Pembinaan ☐Pelaksana teknis dan Pokjanis tk. ☐Pelaksana teknisdan Pokjanis tk. kabu-
kecamatan paten dan provinsi
11 Memiliki Papan Nama ☐Belum memiliki papan nama ☐Sudah memiliki papan nama
12 Dukungan Dana ☐APBD/APBN ☐APBD/APBN, bermitra dan swadaya
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
FORMULIR PENCATATAN DAN PELAPORAN
LAMPIRAN 6
Petunjuk Penyampaian Materi dalam Penyuluhan
NO MATERI PERTEMUAN
1 Perencanaan Hidup Berkeluarga dan Harapan Orangtua Terhadap Masa Depan Anak
Meningkatkan pemahaman orangtua tentang tahapan perencanaan hidup berkeluarga
Menumbuhkan kesadaran orangtua akan peran dan fungsi keluarga
Menumbuhkan harapan yang positif terhadap masa depan anak Pertemuan 1
Menumbuhkan kesadaran orangtua terkait peran dan tanggung jawab sebagai pengasuh utama
Peningkatan pemahaman orangtua tentang konsep diri orangtua yang positif terhadap pengasuhan
Mendorong orangtua untuk melakukan pengasuhan yang positif dalam mendukung keberhasilan anak
Memiliki kesadaran tentang peran dan tanggung jawab sebagai pengasuh utama
Memiliki konsep diri yang positif sehingga dapat membentuk kepribadian positif pada anak
Menumbuhkan kesadaran orangtua tentang peran orangtua dan tanggung jawab yang sama antara
ayah dan ibu dalam pengasuhan anak
Menumbuhkan kesadaran ayah terkait peran dan tanggung jawabnya dalam keluarga
Pertemuan 3
Memberikan pemahaman kepada ayah tentang manfaat keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari
Memiliki pengetahuan, sikap dan motivasi untuk menjalankan peran ayah dan ibu secara efektif
Kesadaran tentang peran dan tanggung jawab ayah serta pentingnya keterlibatan ayah dalam pen-
gasuhan
Ayah berperan aktif dalam pengasuhan sehari – hari dan dalam menstimulasi perkembangan anak
Meningkatkan pengetahuan orangtua tentang pemenuhan gizi selama kehamilan hingga gizi anak
balita usia dini
Menumbuhkan kesadaran orang tua untuk memberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Air Susu Ibu (ASI)
Ekslusif, ASI lanjutanMakanan Pendamping ASI (MPASI)
Meningkatkan keterampilan orangtua dalam praktek pemberian gizi seimbang untuk tumbuh kembang
Pertemuan 5
sesuai usia anak
Memahami dan mempraktekkan IMD dan memberikan ASI eksklusif 0 – 6 bulan yang dilanjutkan den-
gan pemberian ASI sampai dengan 2 tahun
Memahami dan mempraktekkan pemberian gizi seimbang sesuai dengan usia dan kebutuhan anak
termasuk MP-ASI
Melakukan cara-cara pengasuhan baru terkait pemenuhan gizi yang membantu anak untuk tumbuh
kembang secara optimal sesuai usia
6 Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Usia Dini
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orangtua dalam melatih kemampuan berkomunikasi aktif
agar anak dapat mengungkapkan dirinya dengan baik sesuai dengan anak seusianya
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam melatih kemampuan kecerdasan anak
agar berkembang optimal sesuai dengan anak seusianya Pertemuan 8
Mampu melakukan stimulasi komunikasi pasif kepada balita sesuai dengan usianya
Mampu melakukan stimulasi komunikasi aktif kepada balita sesuai dengan usianya
Orangtua mampu mencari bantuan dari petugas kesehatan apabila tumbuh kembang anak terganggu
9 Stimulasi, Perkembangan Kemampuan Menolong Diri Sendiri dan Tingkah Laku Sosial
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam melatih kemampuan menolong diri
sendiri agar menjadi anak mandiri
Pertemuan 9
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam melatih kemampuan bergaul dan sosial
Mampu melakukan stimulasi kemampuan menolong diri sendiri kepada anak sesuai dengan usianya
Mampu melakukan stimulasi kemampuan tingkah laku sosial kepada anak sesuai dengan usianya
11 Perlindungan Anak
Meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai hak anak
Meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai ancaman bahaya fisik dan nonfisik bagi anak usia dini
Meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai jenis – jenis kekerasan dalam perlindungan anak usia Pertemuan 11
dini
Mengajarkan adanya potensi bahaya kepada anak dan memberitahukan orang dewasa yang dipercaya
untuk menolong anak
Memberikan pengetahuan kepada orangtua tentang dampak positif dan negatif dari teknologi terh-
adap anak
Memberi keterampilan kepada orangtua untuk menggunakan teknologi secara bijak Pertemuan 12
Memiliki kesadaran untuk bijak mengunakan media elektronik di rumah
Mengawasi dan membatasi anak dalam menggunakan media teknologi TV, internet, games, dan media
sosial
Tampak Belakang
Tahun 2020