Materi PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 59

I Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

Hak Cipta @ 2020

PERANGKAT
TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK
INTEGRATIF (BKB HI) DAN PENCEGAHAN STUNTING
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Edisi Pertama Tahun 2020

Tim Penyusun

Dra. Elly Emalia, M.Pd.


Armen Ma’ruf, M.Pd.

Pengarah :
DR. Lalu Makripuddin, M.Si
Penanggung Jawab :
Dadi Ahmad Roswandi, M.Si
Editor :
dr. Mila Yusnita
Tim Teknis :
Yufi Winiastuti, SKM
Desnita Ekaratri, SS, MPH
Tri Aryadi, S.Psi.
Ratu Chaira Vielananda, S.Pd.
Sugeng

Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
PO. BOX : 296 JKT 13013

II Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KATA SAMBUTAN

P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayahNya, sehingga perangkat pembelajaran
Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga
Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi
Fasilitator Tingkat Provinsi yang merupakan program prioritas
nasional di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dapat diselesaikan.

Perlu kita pahami bersama bahwa pembangunan Sumber


Daya Manusia (SDM) harus dimulai sejak dalam kandungan,
karena saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia sudah berlangsung, khususnya perkembangan otak.
Begitupun dalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa di bawah usia lima tahun
(Balita) merupakan periode paling kritis karena pada masa tersebut proses tumbuh
kembang berlangsung sangat cepat. Masa tersebut adalah masa “emas” yang
apabila tidak dibina dengan baik akan menyebabkan gangguan perkembangan
emosi, sosial dan kecerdasan. Masa ini merupakan tahap awal pembentukan
dasar kemampuan, mental, intelektual dan moral yang menentukan sikap, nilai dan
perilaku di masa dewasa.

Orangtua sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama diharapkan


dapat mengasuh anak balitanya dengan benar, bukan hanya melalui pemenuhan
kebutuhan anak akan kesehatan, gizi, akan tetapi juga perhatian, kasih sayang
dan rasa aman serta rangsangan terhadap mental, emosional, sosial, dan moral.
Mengingat sangat strategisnya posisi orangtua dalam mengasuh dan membina
tumbuh kembang anak, maka orangtua perlu meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya agar mampu melaksanakan pengasuhan secara optimal.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh orangtua antara lain
dengan mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI EMAS).

BKB HI-EMAS merupakan salah satu program inovasi strategi untuk


mengimplementasikan kegiatan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan
dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam mendukung penurunan
stunting dan pencapaian target BKKBN. Keluarga dan anggota keluarga merupakan
sasaran utama kegiatan ini dengan melibatkan seluruh komponen dan organisasi
masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup keluarga. Penyusunan

III Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

perangkat pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung upaya mewujudkan


Keluarga Indonesia dan berkualitas dan berketahanan. Saya berharap perangkat
ini menjadi acuan utama dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, orientasi dan
kegiatan sejenis di lingkungan BKKBN Pusat, Provinsi, Kab/Kota seluruh Indonesia.

Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan


komitmennya dalam menyusun perangkat pembelajaran ini saya ucapkan terima
kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah atas semua yang telah
kita lakukan.

Jakarta, Juni 2020

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian


dan Pengembangan,

Prof. Rizal Damanik, PhD.

IV Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KATA PENGANTAR

P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah dan karunia-Nya, penyusunan perangkat
pembelajaran Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis
Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan
Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan


Keluarga Berencana bekerjasama dengan Direktorat Bina
Keluarga Balita dan Anak menyusun perangkat pembelajaran
ini dalam rangka mempersiapkan SDM yang kompeten guna
memfasilitasi dan memberikan informasi kepada Keluarga
Indonesia mengenai Pengasuhan Anak Usia Dini dalam rangka Pencegahan Stunting
melalui Kelompok BKB. Perangkat pembelajaran ini adalah acuan pengelolaan
pelatihan untuk menyelenggarakan Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina
Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator
Tingkat Provinsi. Dengan mengacu kepada perangkat pembelajaran ini diharapkan
setiap penyelenggaraan pelatihan dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan, sehingga dapat menghasilkan alumnus pelatihan yang berkualitas.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini.
Semoga segala upaya kita untuk meningkatkan kualitas pelatihan dapat berkontribusi
dalam pembangunan keluarga Indonesia yang berkualitas. Semoga Tuhan Yang
Masa Esa memberikan berkah-NYA terhadap setiap kegiatan yang kita lakukan.

Jakarta, Juni 2020

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan


Kependudukan dan KB,

DR. Lalu Makripuddin, M.Si

V Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ....................................................................................................................I


KATA SAMBUTAN ..............................................................................................................III
KATA PENGANTAR...............................................................................................................V
DAFTAR ISI ........................................................................................................................VI

☼ BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1


A. Latar Belakang ...........................................................................................................2
B. Deskripsi Singkat .........................................................................................................4
C. Manfaat Modul .......................................................................................................... 4
D. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................4
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok .........................................................................5
F. Petunjuk Belajar ...........................................................................................................5

☼ BAB II KONSEP DASAR KELOMPOK KEGIATAN BINA KELUARGA BALITA (BKB) ..........6
A. Pengertian Bina Keluarga Balita ...............................................................................7
B. Tujuan Bina Keluarga Balita .......................................................................................7

☼ BAB III PENGELOLAAN BKB ............................................................................................24


A. Definisi Pengelolaan ................................................................................................25
B. Fungsi Manajemen ...................................................................................................25

☼ BAB IV PENUTUP .............................................................................................................39


A.Rangkuman ...............................................................................................................40
B.Evaluasi ...................................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................43

LAMPIRAN ..........................................................................................................................44

VI Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL
PENGELOLAAN BINA KELUARGA
BALITA (BKB)

Tim Penyusun

Dra. Elly Emalia, M.Pd.


Armen Ma’ruf, M.Pd.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB


BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
TAHUN 2020

VII Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB I
PENDAHULUAN

1 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

A. Latar Belakang
Program kependudukan dan pembangunan keluarga diamanatkan kepada
BKKBN melalui Unda,ng Undang No.52 tahun 2009 pada pasal 47 ayat 1 yang men-
yatakan, Pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangu-
nan keluarga, melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, yang
bermaksud untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga
secara optimal, yang dipertegas pada pasal 48 ayat (1) menyatakan bahwa ke-
bijakan pembangunan keluarga dilaksanakan melalui pembinaan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga dilaksanakan dengan cara, peningkatan kualitas anak den-
gan pemberian akses informasi, pendidikan, penyuluhan, dan pelayanan tentang
perawatan, pengasuhan dan perkembangan anak yang dilakukan dengan men-
ingkatkan kualitas keluarga balita dan anak di Indonesia.

Anak merupakan investasi yang berharga dalam kemajuan suatu bangsa karena
anak merupakan pemegang masa depan bangsa, oleh karenanya anak sebagai
cikal sumber daya manusia (SDM) haruslah dibina sejak dini agar tercipta sumber
daya manusia yang berkualitas demi masa depan bangsa. SDM yang berkualitas
dapat dilihat melalui ketersediaan SDM yang tangguh dari segi fisik maupun mental
dan memiliki kesehatan serta menguasai bidang pengetahuan dan teknologi seh-
ingga dapat bersaing dengan negara lain. Pembinaan SDM dapat dimulai sejak dini
ketika anak-anak berada dalam masa keemasannya, yaitu ketika anak baru lahir
hingga anak akan memasuki pendidikan dasar. Pembinaan pada masa ini haruslah
sungguh-sungguh karena pada masa ini pula kepribadian anak akan terbentuk.

Untuk mencapai kondisi yang optimal, anak Balita perlu mendapatkan pembi-
naan dan stimulasi yang tepat dan pada waktu yang tepat pula. Kunci keberhasilan
dalam pengasuhan anak balita berada di tangan orangtua karena pada masa
tersebut hampir seluruh waktu anak balita berada di dekat orangtuanya. Orangtua
sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama diharapkan dapat mengasuh
anak balitanya dengan benar, bukan hanya melalui pemenuhan kebutuhan anak
akan kesehatan dan gizi, akan tetapi juga perhatian, kasih sayang dan rasa aman
serta rangsangan terhadap mental, emosional, sosial, dan moral.

Orangtua memiliki tanggung jawab untuk mengasuh dan memberikan kebutu-


han anak sesuai dengan usia anak. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 26 ayat (1) point butir a dan b yang
menyebutkan bahwa orangtua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk men-
gasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak, menumbuh kembangkan anak
sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya. Berdasarkan hal tersebut dapat
diketahui bahwa orangtua berkewajiban untuk memberikan pengasuhan, pendidi-
kan, mendukung bakat minat anak dan memberikan fasilitas untuk mendukung tum-
buh kembang anak. Pola tumbuh kembang pada tiap anak berbeda. Aktivitas-ak-

2 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
tivitas yang dilakukan oleh anak akan berpengaruh pada pola tumbuh kembang
anak itu sendiri. Oleh karenanya orangtua sebagai lingkungan terdekat anak har-
uslah mampu memberikan lingkungan yang dapat mendukung tumbuh kembang
anak secara optimal.

Keterampilan orangtua dan anggota keluarga lain dalam mengasuh anak meru-
pakan salah satu latar belakang terbentuknya kepribadian anak. Semakin terampil
orangtua dan anggota keluarga dalam mengasuh anak maka anak akan tumbuh
menjadi anak yang memiliki kepribadian yang baik dan tumbuh kembang serta kes-
ehatan anak akan sesuai dengan usianya, begitupun sebaliknya. Orangtua sebagai
lingkungan terdekat anak dan sebagai orang yang bertugas untuk mengasuh anak
harus memiliki keterampilan yang memadai karena selama ini masalah pengasuhan
orangtua merupakan masalah yang kompleks.
Berbagai upaya sudah dilakukan untuk membantu para orangtua meningkatkan
pengetahuan mereka mengenai cara mengasuh anak yang tepat sesuai dengan
perkembangan atau usia anak. Berbagai lembaga masyarakat pun ikut memberi-
kan pelatihan atau talkshow parenting tidak terkecuali pemerintah yang juga mem-
berikan program khusus untuk orangtua dan anggota keluarga yang memiliki anak
balita. Kerjasama yang tekun dan sungguh-sungguh dari semua sektor pembangu-
nan negara dengan memberikan fasilitas kepada orangtua dan anak akan men-
ciptakan kualitas sumber daya manusia yang memadai sesuai dengan nilai luhur
budaya Indonesia dan Pancasila.
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sejak dini antara lain melalui program Bina Keluarga Balita (BKB). Program BKB mem-
berikan perhatian secara khusus kepada orangtua dan anggota keluarga yang
memiliki anak balita dan juga untuk balita itu sendiri. Program ini merupakan salah
satu program yang penting karena Indonesia memiliki jumlah anak balita yang tidak
sedikit yang mana balita merupakan investasi yang berharga untuk kemajuan Indo-
nesia nantinya. Jadi melalui program BKB ini orangtua dan anggota keluarga dapat
memantau dan menstimulus tumbuh kembang anak. Selain itu melalui program BKB
diharapkan setiap keluarga akan mampu meningkatkan kemampuannya terutama
dalam membina anak-anak balita dan usia prasekolah sehingga anak tumbuh dan
berkembang secara optimal berkepribadian luhur, cerdas serta taqwa kepada Tu-
han YME.

Program BKB adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan


dan pengetahuan orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam membina tum-
buh kembang balita melalui rangsangan fisik, motorik, mental, intelektual, emosion-
al, spiritual, moral, sosial ekonomi dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan SDM
yang berkualitas. Hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan
8 fungsi keluarga yaitu agama, kasih sayang, perlindungan, sosial budaya, repro-
duksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan dalam kelu-

3 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

arga. Bekal yang didapatkan orangtua dan anggota keluarga lainnya diharapkan
mampu mendukung anak untuk berkembang dengan optimal dan mendapatkan
pendidikan dan pengasuhan yang sesuai untuk anak agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Kegiatan BKB di lapangan dilaksanakan oleh kader
sedangkan anggota kelompok BKB adalah orangtua dan anggota keluarga lainnya
yang memiliki anak balita(0-5 tahun) dan usia pra sekolah(5-6 tahun).

Program BKB sebagai salah satu implementasi kebijakan pemerintah untuk men-
gajak ketahanan keluarga dengan menaikkan kualitas anak-anak memiliki kegiatan
yang dibentuk oleh kader-kader yang biasanya terdiri dari anggota PKK, masyar-
akat ataupun kader Posyandu yang menjadi relawan untuk menjelaskan kepada
target program BKB melalui berbagai penyuluhan. Penyuluhan-penyuluhan terse-
but seperti mengenai penyuluhan pola asuh, tumbuh kembang, sampai makanan
bergizi untuk anak. Pengadaan penyuluhan dalam program BKB memberikan pen-
garuh kepada perilaku pola asuh yang diberikan orangtua kepada anak-anaknya.
Adanya program BKB diharapkan orangtua dan anggota keluarga lainnya dapat
memenuhi kebutuhan dasar anak, yaitu kebutuhan asah, asih, dan asuh sehingga
anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal dan dapat menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas.

B. Deskripsi Singkat
Modul ini ditujukan kepada peserta Diklat TOT Pengasuhan Anak Usia Dini Dalam
Rangka Pencegahan Stunting Melalui Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB). Modul
ini membekali peserta terkait pengelolaan BKB yang meliputi Konsep dasar Kelom-
pok Kegiatan BKB,dan Pengelolaan kelompok kegiatan BKB yang disajikan dengan
konsep orang dewasa terdiri dari ceramah, curah pendapat, diskusi kelompok dan
praktik.

C. Manfaat Modul
Modul ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta pelatihan untuk membekali
pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan kelompok kegiatan BKB.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu mempraktik-
kan pengelolaan kelompok kegiatan BKB.

2. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat;
a) Menjelaskan Konsep dasar Kelompok Kegiatan BKB
b) Mempraktekkan Pengelolaan Kelompok kegiatan BKB

4 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Konsep Dasar Kelompok Kegiatan BKB
a. Pengertian Kelompok Kegiatan BKB
b. Tujuan Kelompok Kegiatan BKB
c. Ciri - ciri Program BKB
d. Manfaat Kelompok Kegiatan BKB
e. Pelaksanaan Kelompok Kegiatan BKB
f. Materi kegiatan Kelompok Kegiatan BKB
g. Kader Kelompok Kegiatan BKB

2. Pengelolaan Kelompok Kegiatan BKB


a. Definisi Pengelolaan
b. Fungsi Manajemen
c. Prinsip Manajemen
d. Pengelolaan Kelompok Kegiatan BKB

F. Petunjuk Belajar
Untuk mencapaihasil pembelajaran, peserta pelatihan perlu mengikuti beberapa
petunjuk antara lain sebagai berikut:
1. Membaca indikator keberhasilan dalam pembelajaran materi ini.
2. Bacalah modul ini tahap demi tahap dan pahami dengan benar semua materi
bab demi bab.
3. Diskusikan dengan fasilitator disetiap Bab maupun dengan sesama peserta lainn-
ya sebagai pendalaman.
4. Membuat catatan kecil tentang hal-hal penting setiap bab nya.
5. Mencari sumber sumber lain yang relevan dengan materi yang sedang anda pe-
lajari sebagai upaya pengayaan dan mendukung pemahan terhadap materi.
6. Mengerjakan soal - soal yg ada pada setiap bab, dan mengulanginya dengan
mengerjakan seluruh soal diakhir pembelajaran.

5 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

BAB II
KONSEP DASAR KELOMPOK
KEGIATAN BINA KELUARGA
BALITA (BKB)
Indikator Hasil Belajar:
setelah mengikuti pembelajaran ini,
peserta diharapkan dapat menjelaskan konsep dasar kelompok kegiatan
Bina Keluarga Balita (BKB)

6 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
A. Pengertian Bina Keluarga Balita

Program Bina Keluarga Balita merupakan implementasi dari program pendidikan


ibu dengan anak pra sekolah dengan pendekatan kelompok. Program sejenis ini bi-
asanya diintegrasikan dengan kegiatan kesehatan, gizi dan pelayanan-pelayanan
lain, misalnya dengan program peningkatan pendapatan keluarga.

Bina keluarga Balita bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keteram-


pilan orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam membina tumbuh kembang
balita melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, emosional dan sosial ekonomi
dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan, so-
sialisasi dan kasih sayang dalam keluarga. Melalui keikutsertaan orangtua dalam
program ini diharapkan orangtua dapat memiliki bekal pengetahuan dan keter-
ampilan dalam memahami perkembangan dan ciri khas pada usia tertentu serta
mengetahui cara pembinaan yang harus dilakukan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang dengan optimal.

Program Bina Keluarga Balita (BKB) adalah suatu kegiatan untuk keluarga yang
memiliki balita dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi orangtua
dan anggota keluarga lainnya mengenai cara mengasuh dan memantau tumbuh
kembang anak melalui pemberian rangsangan fisik, mental, intelektual, emosional,
spiritual, sosial dan moral agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkual-
itas.

B. Tujuan Bina Keluarga Balita

1. Umum
Meningkatkan peranan ibu dan anggota keluarga lainnya untuk sedini mungkin
memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek
fisik, mental (intelektual dan spiritual) dan sosial, yaitu terbentuknya manusia Indone-
sia seutuhnya yang menghayati dan dapat mengamalkan Pancasila.
2. Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan ibu dan kesadaran ibu dan anggota keluarga
lainnya tentang pentingnya:
1) Proses tumbuh kembang anak balita dalam aspek fisik, mental dan sosial.
2) Pelayanan yang tepat dan terpadu yang tersedia bagi anak, misalnya di
Posyandu.
b. Meningkatkan keterampilan ibu dan anggota keluarga lainnya dalam mengu-
sahakan tumbuh kembang anak secara optimal, antara lain dengan stimulasi
mental dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) dan memanfaat-
kan pelayanan yang tersedia.

7 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

3. Ciri-ciri Program BKB


Program BKB memiliki beberapa ciri khusus yang membedakan program ini den-
gan program-program pembinaan kesejahteraan balita lainnya, diantaranya:
1. Menitik beratkan pada pembinaan ibu dan anggota keluarga lainnya yang memi-
liki balita;
2. Membina tumbuh kembang balita, dan pemantauan tumbuh kembang anak
dengan menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA);
3. Menggunakan alat bantu seperti Alat Permainan Edukatif (APE), dongeng, nyany-
ian sebagai perangsang tumbuh kembang anak ;
4. Menitik beratkan perlakuan orangtua yang tidak membedakan anak laki-laki dan
perempuan.

4. Manfaat BKB
Manfaat mengikuti BKB Keikutsertaan orangtua dan balita dalam program BKB
memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
1. Bagi orangtua
a. Pandai mengurus dan merawat anak, serta pandai membagi waktu dan men-
gasuh anak;
b. Memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai pola asuh anak yang lebih luas;
c. Meningkatkan keterampilan dalam hal mengasuh dan mendidik balita;
d. Lebih baik dalam membina anak;
e. Lebih dapat mencurahkan perhatian pada anak sehingga tercipta ikatan batin
yang kuat antara anak dan orangtua;
f. Tercipta keluarga yang berkualitas.
2. Bagi balita
a. Anak akan tumbuh dan berkembang sebagai anak yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berkepribadian luhur tumbuh dan berkembang secara optimal cerdas, trampil
dan sehat;
c. Memiliki dasar kepribadian yang kuat, guna perkembangan selanjutnya.

5. Pelaksanaan Bina Keluarga Balita


Kegiatan BKB adalah kegiatan hari buka BKB yang dilakukan satu hari dalam seb-
ulan. Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik, sesuai dengan pedoman yang
berlaku, maka jumlah kader setiap BKB minimal 12 orang yang dibagi dalam kelom-
pok umur. Setiap kelompok umur dibina kader inti yang memberikan penyuluhan,
kader piket yang mengasuh anak balita dan kader bantu yang membantu dan
dapat menggantikan tugas kader inti atau kader piket demi kelancaran tugas.

Pelaksana program BKB di lapangan adalah kader terlatih, sedangkan peserta


atau anggota kelompok BKB adalah orangtua dan anggota keluarga lainnya yang

8 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
memiliki balita (0-5 tahun) dan usia pra sekolah (5-6 tahun). Pelaksanaan kegiatan
BKB di lapangan dibagi menurut kelompok usia anak, yaitu:
1. Kelompok ibu dengan usia anak 0-1 tahun
2. Kelompok ibu dengan usia anak 1-2 tahun
3. Kelompok ibu dengan usia anak 2-3 tahun
4. Kelompok ibu dengan usia anak 3-4 tahun
5. Kelompok ibu dengan usia anak 4-5 tahun
6. Kelompok ibu dengan usia anak 5-6 tahun

Pembagian kelompok usia ini sesuai dengan tugas perkembangan anak, yang
mana kelompok usia tersebut memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda
sehingga stimulasi yang diberikan untuk interaksi antara ibu dan anak berbeda-be-
da pula.
Kegiatan BKB dilaksanakan oleh kader yang terlatih dengan 3 kegiatan:
1. Penyuluhan
Penyuluhan yaitu proses komunikasi antara dua orang individu atau lebih yang sa-
lah satunya bertugas sebagai penyuluh dan yang lainnya sebagai klien, penyuluh
bertugas untuk menyebarkan pesan dan menanamkan keyakinan kepada klien
atau masyarakat agar mereka tau dan mau melakukan anjuran yang sudah
diberikan oleh penyuluh.
Penyuluhan pada program BKB diberikan oleh kader BKB kepada keluarga/or-
angtua yang bertujuan agar orangtua mempunyai pengetahuan dan keteram-
pilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak. Penyuluhan terse-
but diantaranya mengenai ASI, MP-ASI, gizi seimbang, prinsip pengasuhan yang
benar pada keluarga (ayah dan ibu), pemantauan pertumbuhan dan perkem-
bangan anak.
Penyuluhan, bimbingan dan konsultasi dilakukan oleh kader BKB dan dibimbing
oleh Petugas Lapangan KB (PLKB) yang berkaitan dengan masalah-masalah pen-
gasuhan tumbuh kembang anak.Pertemuan penyuluhan dilakukan sebulan sekali
atau lebih selama 30-60 menit. Bagian inti dari pertemuan penyuluhan berisikan
materi yang menyangkut tumbuh kembang anak balita beserta kegiatan rang-
sangan (stimulasi) serta alat bantu untuk menunjang kegiatan dari terbentuknya
penginderaan, berpikir, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku
sosial, dll.

2. Bermain APE
APE atau alat permainan edukatif adalah sesuatu yang dapat digunakan se-
bagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan
(edukatif) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak. APE dapat
berupa benda-benda dari sekeliling kita atau alat permainan yang dibuat sendiri
dari bahan-bahan yang sudah terpakai seperti botol bekas, kardus, plastik atau
bahan-bahan yang dapat kita temukan di sekitar kita seperti ranting, batu, daun,

9 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

dan lain-lain.
Alat permainan dapat dikatakan edukatif bila memberikan fungsi permainan se-
cara optimal dalam perkembangan anak, sehingga melalui permainan ini anak
dapat selalu mengembangkan kemampuan fisik, bahasa, kognitif, dan dapat be-
radaptasi dengan lingkungan sosial anak. Alat permainan edukatif yang diguna-
kan oleh BKB dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Alat permainan yang dapat dibuat ibu peserta sendiri (misalnya mainan gantun-
gan, giring-giring bertali, botol aroma/rasa, boneka kain, papan raba)
b. Alat permainan yang disediakan program BKB (kotak betuk, lotto warna, menara
gelang ganda, kotak pola, papan pasak, balok ukur, tangga silinder dan kubus,
dan kartu kategori).

Dengan alat permainan edukatif terdapat tujuan yang dapat dicapai, antara lain:
a. Anak dapat mengenal, warna, ukuran, dan bentuk;
b. Anak dapat belajar mengelompokkan;
c. Anak dapat memahami persamaan dan perbedaan;
d. Anak dapat mengenal konsep jumlah dan ukuran;
e. Anak dapat melatih daya ingat, konsentrasi, dan imajinasi;
f. Anak dapat belajar berhitung, menjumlah, dan mengurangi;
g. Menambah perbendaharaan kata;
h. Anak dapat mengenal, menyebut angka dan huruf.

3. Pencatatan Kartu Kembang Anak (KKA)


Kartu Kembang Anak yang selanjutnya ditulis KKA merupakan kartu yang diguna-
kan untuk memantau kegiatan asuh orangtua atau ibu dan tumbuh kembang anak.
KKA memiliki fungsi ganda yaitu sebagai alat pemantau dan sebagai alat komunika-
si dalam membahas perkembangan anak antara petugas atau kader dengan ibu
atau keluarga balita.

KKA pertama kali diisi ketika balita hadir pertama kali pada pertemuan penyulu-
han BKB, dan pengisian dilanjutkan setiap bulan setelah pertemuan penyuluhan.
Pengisian KKA dilaksanakan di tempat penyuluhan kelompok BKB. KKA adalah alat
penanda dan sekaligus alat komunikasi dalam membahas perkembangan anak,
dari dan untuk ibu serta keluarga dalam masyarakat. Pencatatan perkembangan
anak melalui kartu KKA dapat dijadikan alat pantau perkembangan anak.

Pencatatan KKA dilakukan oleh kader BKB bersama orangtua/ ibu balita untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan anak. Terdapat 7 aspek yang dipantau
melalui KKA yaitu motorik halus, motorik kasar, komunikasi pasif, komunikasi aktif, ke-
cerdasan, kemampuan untuk menolong diri sendiri, dan tingkah laku sosial. Apabila
anak balita yang tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan tertentu selama
tiga bulan berturut-turut sesuai dengan tingkat perkembangan yang harus dicapai

10 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
pada kartu kembang anak, maka dapat diberikan rujukan. Rujukan dilakukan oleh
kader dengan mengisi formulir rujukan dan surat pengantar rujukan dari kader BKB/
Posyandu (terlampir). Tempat rujukan meliputi: puskesmas,praktek bidan, praktek
dokter dan psikolog.
KKA memiliki manfaat untuk orangtua/ ibu, untuk anak dan untuk kader. Manfaat
tersebut diantaranya:
a. Bagi orangtua/ ibu
Orangtua/ ibu dapat memantau tumbuh kembang anak, membimbing ser-
ta membina anaknya dengan cara asah, asih dan asuh sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
b. Bagi anak
Anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dengan pen-
gasuhan orangtua secara baik dan benar.
c. Bagi kader
Kader dapat dengan mudah melakukan penyuluhan.

Secara umum kegiatan dalam program BKB sebagai berikut:


1. Sejumlah kader mendapatkan latihan agar mereka dapat melakukan penyulu-
han pada ibu sasaran. Materi latihan mencakup:
a. Pengenalan program BKB (landasan, falsafah);
Penyuluh dapat memberikan penjelasan mengenai program BKB secara umum
termasuk di dalamnya landasan dan falsafah program BKB kepada ibu sasaran.
Falsafah dalam hal ini adalah keseluruhan siklus hidup manusia, masa di bawah
lima tahun merupakan periode yang paling kritis dalam menentukan kualitas sum-
ber daya manusia, pada lima tahun pertama kehidupan manusia, proses tumbuh
kembang berjalan sangat cepat. Apabila pada masa tersebut balita tidak dibina
secara baik, maka anak akan mengalami gangguan emosi, sosial, mental, intel-
ektual, dan moral yang akan sangat menentukan sikap serta nilai pola perilaku
seseorang di kemudian hari.
b. Pengenalan konsep dasar ibu sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-
nya. Konsep diri adalah kesan yang dimiliki seorang ibu mengenai dirinya sendiri
yang berpangkal pada apa yang ia tahu tentang dirinya sendiri. Terdapat empat
konsep diri yang harus dimiliki seorang ibu yaitu percaya diri, tidak pemalu, tidak
ragu dalam tingkah lakunya dan mau untuk diajak maju. Konsep orangtua mer-
upakan pendidik pertama dan utama bagi anak memiliki arti bahwa orangtua
berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini kare-
na keluarga merupakan lingkungan pertama anak sehingga praktik pengasuhan
dalam lingkungan keluarga dan pemenuhan kebutuhan dasar anak (asah, asih,
asuh) merupakan tanggung jawab orangtua.
c. Tahap-tahap perkembangan anak balita dalam 7 aspek perkembangan;
Penyuluh harus paham mengenai tahapan perkembangan balita dalam tujuh as-
pek perkembangan yaitu kemampuan motorik (motorik kasar dan motorik halus),

11 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

komunikasi aktif, komunikasi pasif, kecerdasan, menolong diri sendiri, dan tingkah
laku sosial.
d. Rangsangan/stimulasi yang diperlukan untuk setiap aspek/tahap perkembangan
anak balita. Stimulasi merupakan kebutuhan dasar anak yang apabila diasah
secara terus menerus maka kemampuan anak akan meningkat. Stimulasi mer-
upakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat
dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan berupa kegiatan bermain. Aktivitas
bermain disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak. rangsangan menjadi
Ada 3 jenis stimulasi antara lain:stimulasi visual untuk meningkatkan perhatian anak
tentang lingkungan sekitar anak melalui penglihatannya, stimulasi pendengaran
untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak melalui pendengarannya dan
stimulasi kinetik yang berguna untuk membantu anak mengenal lingkungan yang
berbeda dan juga untuk membantu anak meningkatkan perkembangan sensori
motor anak.
e. Teknik-teknik melaksanakan penyuluhan; Teknik atau metode penyuluhan meru-
pakan salah satu faktor penting agar tujuan dari penyuluhan tersebut dapat ter-
capai secara optimal.

Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, teknik penyuluhan dibagi


menjadi tiga, yaitu:
1) Teknik berdasarkan pendekatan perorangan.
Penyuluh dalam metode ini berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasaran penyuluhan secara perorangan. Namun, jika dilihat
dari jumlah sasaran yang ingin dicapai, metode ini kurang efektif karena terbat-
asnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara
individu.
2) Teknik berdasarkan pendekatan kelompok.
Penyuluh dalam metode ini berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara
kelompok. Teknik dengan pendekatan 36 kelompok memiliki beberapa kelebihan
diantaranya dengan menggunkan metode ini memungkinkan adanya umpan
balik dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman
maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya.
3) Teknik berdasarkan pendekatan massa.
Penyuluhan dengan menggunakan teknik ini dapat menjangkau sasaran den-
gan jumlah cukup banyak. Penyampaian informasi yang dilakukan mengguna-
kan teknik ini cukup baik namun hanya terbatas pada munculnya kesadaran
atau keingintahuan, tetapi jarang dapat menunjukkan proses perubahan dalam
perilaku.
f. Berbagai sarana/ media untuk melakukan stimulasi;
atau media yang digunakan untuk stimulasi tumbuh kembang anak dalam ke-
giatan BKB disebut alat/media interaksi yaitu semua jenis alat bantu yang dapat
digunakan oleh orangtua atau keluarga untuk menstimuai atau merangsang dan

12 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
mendorong proses belajar anak dengan cara yang tepat dan menyenangkan
Media interaksi tersebut dibagi menjadi tiga jenis yaitu, dongeng dan cerita; musik
dan lagu atau nyanyian dan gerak; dan kegiatan bermain dan alat permainan
edukatif.
g. Informasi lain yang mendukung kegiatan stimulasi mental.
Kesehatan mental merupakan keadaan kemampuan sosial dan emosi anak yang
terjadi dalam konteks hubungan alam dan asuhan. Kesehatan mental bayi dap-
at dilihat sebagai perangkat hubungan yang saling terkait diantara anak dan
orangtua. Teknik menjalin hubungan untuk mendukung atau merangsang kese-
hatan mental yaitu:
1) Memberi perhatian kepada anak. Memberi kebutuhan,memahami kebutu-
han dan watak anak, memberikan rasa hormat dan keamanan penting bagi
perkembangan emosi bayi sejak dini.
2) Tekankan kekuatan. Hubungan dengan anak usia dini harus menekankan
kekuatan dan sumber daya masing-masing partisipan dengan membantu or-
angtua memahami kekuatan bayi mereka, dan kekuatan yang mereka berikan
dalam pengasuhan mereka, membangun rasa percaya diri orangtua dan men-
dukung interaksi bayi dengan orangtua.
3) Memberi pengasuhan yang berkelanjutan dan stabil. Bagi bayi/anak, pen-
gasuhan yang berkelanjutan dan stabil membangun rasa percaya diri bahwa
kebutuhan mereka akan terpenuhi.
4) Mudah dijangkau. Hubungan antara bayi dan orangtua haruslah responsif ter-
hadap kapan dan bagaimana mereka memerlukan perhatian dan dukungan.
Orang dewasa perlu memahami ritme bayi dan memahami isyarat yang diberi-
kan bayi baik ketika ia meminta perhatian atau ketika ia menerima overstimulasi.
5) Bersikap responsif terhadap budaya. Orangtua harus memahami pentingnya
memahami nilai, keyakinan, dan praktik pengasuhan dari budaya yang berag-
am menghargai budaya tersebut.

2. Di setiap lokasi ada “tempat” yang berfungsi sebagai tempat pertemuan penyulu-
han sekaligus perpustakaan alat permainan edukatif.
3. Pertemuan penyuluhan dilakukan seminggu sekali atau lebih sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan, selama 30-60 menit (1 paket= 13 kali pertemuan
penyuluhan).
4. Ibu peserta dikelompokkan sekitar 10-25 orang (disesuaikan dengan jumlah peser-
ta) berdasarkan umur anak balitanya. Kelompok untuk anak dengan umur 0-12
bulan; 13-24 bulan; 25-36 bulan; 3-4 tahun, 4-5 tahun, 5-6 tahun.
5. Para kader melakukan kunjungan rumah ke tempat tinggal ibu peserta apabila
orangtua balita tidak hadir dua kali berturut-turut dalam pertemuan BKB. Kunjun-
gan rumah bertujuan untuk memantau pertumbuhan anak melalui kartu kem-
bang anak.
6. Dibuat laporan mengenai segi teknis maupun pengelolaan program BKB oleh

13 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

masing-masing pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan BKB.

6. Sarana dan Prasarana Kegiatan Bina Keluarga Balita


Sarana penyuluhan yang ada di kelompok BKB terdiri dari:
1. Materi penyuluhan, berupa lembar balik, poster/leaflet, kantong wasiat (sebagai
pemandu setiap kegiatan peyuluhan BKB);

2. Media BKB, berupa APE, buku dongeng dan cerita, musik dan lagu.
Isi materi pada kegiatan penyuluhan BKB berbeda pada setiap kelompok umur
balita. Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan anak yang berbeda mas-
ing-masing kelompok umur, sehingga cara stimulasi maupun media yang diper-
lukan untuk interaksi antara ibu dan anak pun berbeda. Garis besarnya materi
penyuluhan pada program BKB antara lain:

Atas dasar kebutuhan di lapangan, dari materi-materi diatas dikembangkan bu-


ku-buku sebagai pelengkap dan referensi dalam penyuluhan BKB, yaitu:
a. Buku Menjadi Orangtua Hebat 0-6 Tahun, terdiri dari 4 seri;
b. Buku Saku Pengasuhan 1000 HPK (hari pertama kehidupan);

14 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
c. Buku Menjadi Orangtua dalam Mengasuh Anak Usia 6-10 Tahun;
d. Buku Pengasuhan Kakek Nenek;
e. Buku Pengasuhan Anak Umur 0-6 Tahun bagi Orangtua yang Bekerja;
f. Buku Saku Bagi Kader BKB Penanaman Kesadaran terhadap Pelestarian Lingkun-
gan Bagi Keluarga yang mempunyai Balita dan Anak;
g. Buku 1000 Hari Pertama Kehidupan Bahan Penyuluhan BKB Bagi Kader;
h. Buku Penanaman dan Penerapan Nilai Karakter melalui 8 Fungsi Keluarga;
i. Buku Saku Penanaman Nilai-nilai Kesadaran Hukum sejak Dini dalam Keluarga;
j. Buku Peran Ayah dalam Pengasuhan;
k. Buku Anak dengan Kebutuhan Khusus (ABK);
l. Modul BKB EMAS (Bina Keluarga Balita-Elimininasi Masalah Anak Stunting)

(Buku-buku tersebut dapat diunduh di internet cis.bkkbn.go.id/kspk/).

Prasarana
Prasarana penyuluhan adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya kegiatan penyuluhan, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
BKB, meliputi: tempat penyimpanan materi dan media penyuluhan, papan nama
kelompok, Kartu Kembang Anak (KKA), buku administrasi kelompok dan alat tulis.

7. Kader Bina Keluarga Balita


Program BKB akan berjalan lancar bila dalam pelaksanaannya didukung oleh pi-
hak-pihak yang terlibat secara angsung atau pelaksana di lapangan. Pelaksana ke-
giatan BKB di lapangan adalah kader, sedangkan peserta atau anggota kelompok
BKB adalah orangtua dan anggota keluarga lainnya yang memiliki anak balita (0-5
tahun) dan usia pra sekolah (5-6 tahun).
Kader BKB merupakan anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela da-
lam membina dan menyuluh orangtua balita tentang cara mengasuh tumbuh kem-
bang anak yang baik dan benar. Kader adalah pelatih yang berasal dari desa di
masing-masing lokasi di mana kegiatan ini dilaksanakan. Kader dipilih berdasarkan
masyarakat setempat, karena mereka umumnya dianggap sebagai tokoh panutan
bagi ibu-ibu peserta program.

Syarat-syarat Kader
Adapun syarat-syarat untuk menjadi kader yaitu:
1. Laki-laki atau perempuan yang tinggal di lokasi kegiatan, dan mempunyai minat
terhadap anak;
2. Paling sedikit dapat membaca dan menulis, menguasai Bahasa Indonesia dan
bahasa setempat;
3. Bersedia bekerja secara tenaga sukarela;
4. Bersedia dilatih sebelum mulai melaksanakan tugas;
5. Mampu berkomunikasi dengan orangtua balita secara baik.

15 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

Tugas Kader
Kader memiliki peranan yang penting dalam berjalannya kegiatan BKB. Tugas kader
BKB yaitu memberikan
penyuluhan kepada orangtua serta bertanggung jawab atas jalannya penyuluhan
dan memberikan pengasuhan terhadap anak balita yang ikut bersama orangtuan-
ya ke tempat penyuluhan.

Secara garis besar tugas kader yaitu:


1. Memberikan penyuluhan sesuai dengan materi yang telah ditentukan;
2. Mengadakan pengamatan perkembangan peserta BKB dan anak balitanya;
3. Memberikan pelayanan dan mengadakan kunjungan rumah;
4. Memotivasi orangtua untuk merujuk anak yang mengalami masalah tumbuh kem-
bang;
5. Bersama PLKB membuat catatan dan laporan kegiatan dari masing-masing
kelompok pada formulir yag disediakan.

Apabila kader yang bertugas berhalangan memimpin, maka dapat diganti kad-
er lain. Sedangkan apabila terdapat kegiatan yang kurang dikuasai atau masalah
yang tidak dapat dipecahkan, maka kader dapat meminta bantuan kepada sesa-
ma kader maupun pihak yang dianggap ahli.

Sikap Kader dalam Penyuluhan


Kader sebagai seorang yang bertanggung jawab atas jalannya program BKB
dan berhubungan langsung dengan masyarakat haruslah memiliki sikap dan per-
ilaku yang baik begitupun saat kader melakukan penyuluhan. Sikap kader dalam
penyuluhan diantaranya:
1. Ramah, menghargai para orangtua/ peserta BKB;
2. Mendorong dan mengajak orangtua/ peserta BKB untuk menerapkan bahan-ba-
han yang telah dipelajari;
3. Tidak bersikap menggurui, bersama orangtua/ peserta BKB mencari cara terbaik
yang dapat diterapkan;
4. Mendorong orangtua/ peserta BKB untuk berbagi pengalaman mengenai cara-
cara pembinaan balita.
5. Tidak membedakan antara peran ayah dan peran ibu dalam mengasuh dan
mendidik anak (BKKBN, 2008:11).

Pembagian Tugas Kader Kader dalam satu kelompok BKB terdiri dari 12-18 orang
dan dibagi dalam 6 kelompok umur yang dibina oleh 2-3 kader. Berdasarkan jumlah
kader tersebut dapat dipilih:
1. Satu orang kader sebagai kader inti;
2. Satu orang kader sebagai kader piket;

16 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
3. Satu orang kader sebagai kader bantu.

Kader-kader tersebut memiliki tugas sebagai berikut:


1. Kader inti bertugas sebagai penyampai/ penyuluh yang menyampaikan materi
kepada orangtua peserta BKB dan bertanggung jawab atas jalannya penyulu-
han;
2. Kader piket merupakan kader yang bertugas mengasuh anak balita yang kebe-
tulan ikut orangtuanya datang ke penyuluhan. Dalam hal ini diharapakan anak
tidak mengganggu orangtua peserta maupun jalannya penyuluhan;
3. Kader bantu merupakan kader yang bertugas membantu tugas kader inti dan
kader piket demi kelancaran tugas mereka, dan dapat menggantikan tugas apa-
bila kader inti/ piket berhalangan hadir.

Kader BKB sebagai pihak yang berperan penting harus memiliki model komunikasi
yang baik sehingga mampu memberikan penyuluhan yang persuasif. Kader sebagai
komunikator dalam menciptakan proses komunikasi yang efektif memiliki posisi yang
penting. Proses komunikasi kader yang efektif tentunya berkaitan dengan penyam-
paian materi yang disampaikan pada peserta program BKB. Bila kader tidak memiliki
kemampuan komunikasi yang persuasif maka penyampaian materi belum berjalan
secara efektif. Hal ini akan berimbas pada sasaran audiens yang kurang tepat pula
sehingga akan berpengaruh pada keberhasilan kegiatan BKB itu sendiri.

Adapun kemampuan kader yang dinilai ikut menunjang keberhasilan BKB adalah:
1. Kemampuan menguasai bahan penyuluhan;
2. Kemampuan merencanakan penyuluhan;
3. Kesanggupan berkomunikasi dan memotivasi peserta;
4. Kemampuan berkomunikasi dengan orang/ lembaga/ pihak-pihak lain yang erat
kaitannya dengan BKB;
5. Kesanggupan mempersiapkan bahan penyuluhan APE;
6. Kemampuan mengatasi masalah yang timbul diantara ibu peserta dalam hal ba-
han penyuluhan;
7. Disiplin diri.

8. Rangkuman

Program Bina Keluarga Balita (BKB) adalah suatu kegiatan untuk keluarga yang
memiliki balita dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi orangtua
dan anggota keluarga lainnya mengenai cara mengasuh dan memantau tumbuh
kembang anak melalui pemberian rangsangan fisik, mental, intelektual, emosional,
spiritual, sosial dan moral agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkual-
itas.

17 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

Tujuan Khusus BKB adalah meningkatkan pengetahuan ibu dan kesadaran ibu
dan anggota keluarga lainnya tentang pentingnya proses tumbuh kembang anak
balita dalam aspek fisik, mental dan sosial , pelayanan yang tepat dan terpadu
yang tersedia bagi anak, misalnya di Posyandu dan meningkatkan keterampilan
ibu dan anggota keluarga lainnya dalam mengusahakan tumbuh kembang anak
secara optimal, antara lain dengan stimulasi mental dengan menggunakan Alat
Permainan Edukatif (APE) dan memanfaatkan pelayanan yang tersedia.

Ciri khusus yang membedakan program BKB dengan program-program pembi-


naan kesejahteraan balita lainnya, diantaranya menitik beratkan pada pembinaan
ibu dan anggota keluarga lainnya yang memiliki balita; membina tumbuh kembang
balita, dan pemantauan tumbuh kembang anak dengan menggunakan Kartu Kem-
bang Anak (KKA); menggunakan alat bantu seperti Alat Permainan Edukatif (APE),
dongeng, nyanyian sebagai perangsang tumbuh kembang anak ; menitikberatkan
perlakuan orangtua yang tidak membedakan anak laki-laki dan perempuan.

Manfaat mengikuti BKB Keikutsertaan orangtua dan balita dalam program BKB
bagi orang tua diantaranya pandai mengurus dan merawat anak, serta pandai
membagi waktu dan mengasuh anak; memiliki wawasan dan pengetahuan men-
genai pola asuh anak yang lebih luas; meningkatkan keterampilan dalam hal men-
gasuh dan mendidik balita; lebih baik dalam membina anak; dan lebih dapat men-
curahkan perhatian pada anak sehingga tercipta ikatan batin yang kuat antara
anak dan orangtua; f. Tercipta keluarga yang berkualitas, sehingga akan memberi-
kan manfaat untuk balita diantaranya anak akan tumbuh dan berkembang sebagai
anak yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berkepribadian luhur tumbuh
dan berkembang secara optimal cerdas, trampil dan sehat; memiliki dasar kepriba-
dian yang kuat, guna perkembangan selanjutnya.

Pelaksanaan kegiatan BKB adalah kegiatan hari buka BKB yang dilakukan satu
hari dalam sebulan dengan jumlah kader setiap BKB minimal 12 orang yang dibagi
dalam kelompok umur sbb kelompok ibu dengan usia anak 0-1 tahun, 1-2 tahun,
2-3 tahun, 3-4 tahun, 4-5 tahun dan 5-6 tahun. Pembagian kelompok usia ini sesuai
dengan tugas perkembangan anak, yang mana kelompok usia tersebut memiliki
tugas perkembangan yang berbeda-beda sehingga stimulasi yang diberikan untuk
interaksi antara ibu dan anak berbeda-beda pula.

Pelaksanaan kegiatan BKB dilaksanakan oleh kader yang terlatih dengan 3 ke-
giatan yaitu penyuluhan yang bertujuan agar orangtua mempunyai pengetahuan
dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak. Penyulu-
han tersebutdiantaranya mengenai ASI, MP-ASI, gizi seimbang, prinsip pengasu-
han yang benar pada keluarga (ayah dan ibu), pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pertemuan penyuluhan dilakukan sebulan sekali atau lebih

18 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
selama 30-60 menit. Bagian inti dari pertemuan penyuluhan berisikan materi yang
menyangkut tumbuh kembang anak balita beserta kegiatan rangsangan (stimulasi)
serta alat bantu untuk menunjang kegiatan dari terbentuknya penginderaan, ber-
pikir, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial, dll. Tehnis Per-
temuan penyuluhan dilakukan seminggu sekali atau lebih sesuai dengan kebutuhan
dan kesepakatan, selama 30-60 menit (1 paket= 16 kali pertemuan penyuluhan).
Ibu peserta dikelompokkan sekitar 10-25 orang (disesuaikan dengan jumlah peserta)
berdasarkan umur anak balitanya. Kelompok untuk anak dengan umur 0-12 bulan;
13-24 bulan; 25-36 bulan; 3-4 tahun, 4-5 tahun, 5-6 tahun, kemudian para kader mel-
akukan kunjungan rumah ke tempat tinggal ibu peserta apabila orangtua balita
tidak hadir dua kali berturut-turut dalam pertemuan BKB. Kunjungan rumah bertu-
juan untuk memantau pertumbuhan anak melalui kartu kembang anak.

Kegiatan BKB yang kedua dalam Bermain APE atau alat permainan edukatif ada-
lah sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain
yang mengandung nilai pendidikan (edukatif) dan dapat mengembangkan seluruh
kemampuan anak. APE yang digunakan oleh BKB dapat berupa yang dapat dib-
uat ibu peserta sendiri (misalnya mainan gantungan, girirng-giring bertali, botol aro-
ma/rasa, boneka kain, papan raba) dan APE yang disediakan program BKB (kotak
betuk, lotto warna, menara gelang ganda, kotak pola, papan pasak, balok ukur,
tangga silinder dan kubus, dan kartu kategori).

Kegiatan BKB yang ketiga adalah Pencatatan Kartu Kembang Anak (KKA)mer-
upakan kartu yang digunakan untuk memantau kegiatan asuh orangtua atau ibu
dan tumbuh kembang anak. KKA memiliki fungsi ganda yaitu sebagai alat peman-
tau dan sebagai alat komunikasi dalam membahas perkembangan anak antara
petugas atau kader dengan ibu atau keluarga balita, yang diisi pertama kali ketika
balita hadir pertama kali pada pertemuan penyuluhan BKB, dan pengisian dilanjut-
kan setiap bulan setelah pertemuan penyuluhan. Manfaat KKA untuk Orangtua/ ibu
dapat memantau tumbuh kembang anak, membimbing serta membina anaknya
dengan cara asah, asih dan asuh sesuai dengan tingkat perkembangan anak, se-
dangkan bagi anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
dengan pengasuhan orangtua secara baik dan benar dan bagi kader agar dapat
dengan mudah melakukan penyuluhan.

Sarana penyuluhan yang ada di kelompok BKB terdiri dari materi penyuluhan, beru-
pa lembar balik, poster/leaflet, kantong wasiat (sebagai pemandu setiap kegiatan
peyuluhan BKB) dan media BKB, berupa APE, buku dongeng dan cerita, musik dan
lagu. Prasarana penyuluhan adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya kegiatan penyuluhan, dalam hal ini berkaitan dengan ke-
giatan BKB, meliputi: tempat penyimpanan materi dan media penyuluhan, papan
nama kelompok, Kartu Kembang Anak (KKA), buku administrasi kelompok dan alat

19 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

tulis.

Program BKB akan berjalan lancar bila dalam pelaksanaannya didukung oleh pi-
hak-pihak yang terlibat secara langsung atau pelaksana di lapangan. Pelaksana ke-
giatan BKB di lapangan adalah kader. Kader BKB merupakan anggota masyarakat
yang bekerja secara sukarela dalam membina dan menyuluh orangtua balita ten-
tang cara mengasuh tumbuh kembang anak yang baik dan benar. Kader adalah
pelatih yang berasal dari desa di masing-masing lokasi di mana kegiatan ini dilak-
sanakan. Kader dipilih berdasarkan masyarakat setempat, karena mereka umum-
nya dianggap sebagai tokoh panutan bagi ibu-ibu peserta program. Kader memi-
liki peranan yang penting dalam berjalannya kegiatan BKB. Tugas kader BKB yaitu
memberikan penyuluhan kepada orangtua serta bertanggung jawab atas jalannya
penyuluhan dan memberikan pengasuhan terhadap anak balita yang ikut bersa-
ma orangtuanya ke tempat penyuluhan.Pembagian Tugas Kader Kader dalam satu
kelompok BKB terdiri dari 12-18 orang dan dibagi dalam 6 kelompok umur yang dibi-
na oleh 2-3 kader yang masing – masing terdiri dari satu orang kader sebagai kader
inti ( penyampai materi), satu orang kader sebagai kader piket (mengasuh anak
balita) dan satu orang kader sebagai kader bantu (membantu tugas kader inti dan
kader piket demi kelancaran tugas mereka, dan dapat menggantikan tugas apabi-

Q
la kader inti/ piket berhalangan hadir).

9. Latihan

1. Program Bina Keluarga Balita (BKB) adalah memberikan pengetahuan dan ket-
erampilan bagi orangtua dan anggota keluarga lainnya mengenai cara men-
gasuh dan memantau tumbuh kembang anak melalui pemberian rangsangan
fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial dan moral agar anak dapat
tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dengan sasaran:
a. Ibu dan balita
b. Ibu, balita dan anak
c. Ibu yang memiliki balita
d. Keluarga yang memiliki balita
e. Keluarga yang memiliki balita dan anak

2. Tujuan Khusus BKB adalah


a. Meningkatkan Pengetahuan ibu dan kesadaran ibu dan anggota keluarga
lainnya tentang pentingnya proses tumbuh kembang anak balita dalam aspek
fisik, mental dan sosial , pelayanan yang tepat dan terpadu yang tersedia bagi
anak.
b. Meningkatkan kesadaran ibu dan anggota keluarga lainnya tentang penting-
nya proses tumbuh kembang anak balita dalam aspek fisik, mental dan sosial,
pelayanan yang tepat dan terpadu yang tersedia bagi anak, misalnya di Po-

20 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
syandu dan
c. Meningkatkan kesadaran dan keterampilan ibu dan anggota keluarga lainn-
ya dalam mengusahakan tumbuh kembang anak secara optimal, antara lain
dengan stimulasi mental dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE)
dan memanfaatkan pelayanan yang tersedia.
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dan anggota keluarga lain-
nya dalam mengusahakan tumbuh kembang anak secara optimal, antara lain
dengan stimulasi mental dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE)
dan memanfaatkan pelayanan yang tersedia
e. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan ibu dan anggota
keluarga lainnya dalam mengusahakan tumbuh kembang anak secara opti-
mal, antara lain dengan stimulasi mental dengan menggunakan Alat Permain-
an Edukatif (APE) dan memanfaatkan pelayanan yang tersedia.

3. Ciri khusus yang membedakan program BKB dengan program-program pembi-


naan kesejahteraan balita lainnya, diantaranya
a. Tercipta keluarga yang berkualitas
b. Anak berkepribadian luhur tumbuh dan berkembang secara optimal cerdas,
trampil dan sehat
c. Membina tumbuh kembang balita, dan pemantauan tumbuh kembang anak
dengan menggunakan Kartu Kembang Anak.
d. Lebih dapat mencurahkan perhatian pada anak sehingga tercipta ikatan ba-
tin yang kuat antara anak dan orangtua.
e. Anak akan tumbuh dan berkembang sebagai anak yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa

4. Manfaat mengikuti BKB Keikutsertaan orangtua dan balita dalam program BKB
bagi orang tua diantaranya
a. Dapat membuat pencatatan dan pelaporan
b. Interaksi antara ibu dan anak berbeda-beda pula.
c. Lebih baik dalam membina anak
d. Dapat mengembangan sarana
e. Menjalin kemitraan dengan pihak lain

5. Pelaksanaan kegiatan BKB adalah kegiatan hari buka BKB yang dilakukan satu
hari dalam:
a. sebulan
b. dua bulan
c. tiga bulan
d. empat bulan
e. Mingguan

21 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

6. Jumlah minimal kader setiap Kelompok kegiatan BKB adalah


a. 2 orang
b. 12 orang
c. 10 orang
d. 5 orang
e. seadanya

7. Pembagian kelompok umur dalam Kelompok Kegiatan BKB sbb:


a. Kelompok ibu dengan usia batita, balita dan pra sekolah
b. Kelompok ibu dengan usia anak 0-12 bulan; 13-24 bulan; 25-36 bulan; 3-4 tahun,
4-5 tahun
c. Kelompok ibu dengan usia anak 0-1 tahun, Kelompok balita, Kelompok Pra se-
kolah
d. Kelompok ibu dengan usia anak 0 – 1 tahun; 1 – 2 tahun; 2-3 tahun; 3-4 tahun,
4-5 tahun, dan 5-6 tahun
e. Kelompok kader dengan usia anak 0-1 tahun, 1-2 tahun, 2-3 tahun, 3-4 tahun,
4-5 tahun dan 5-6 tahun.

8. Jenis kegiatan BKB


a. 3 kegiatan
b. 16 pertemuan
c. 2 kegiatan
d. 12 pertemuan
e. sesuai keperluan

9. Penyuluhan dalam Kelompok BKB yang bertujuan agar orangtua mempunyai


pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kem-
bang anak. Penyuluhan tersebut diantaranya mengenai ASI, MP-ASI, gizi seim-
bang, prinsip pengasuhan yang benar pada keluarga (ayah dan ibu), peman-
tauan pertumbuhan dan perkembangan anak yang dilaksanakan selama:
a. 30-60 menit.
b. satu hari
c. 60 – 120 menit
d. 45 menit
e. sesuai situasi dan kondisi

10. Tugas kader BKB yaitu


a. Menyusun semua APE dengan baik dan benar pada saat lomba .
b. Pencatatan Kartu Kembang Anak (KKA) merupakan kartu yang digunakan
c. Memantau kegiatan asuh orangtua atau ibu dan tumbuh kembang anak se-
cara optimal dengan pengasuhan orangtua setiap hari secara baik dan benar.
d. Menyiapkan sarana yang berkaitan dengan kegiatan BKB, meliputi: tempat

22 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
penyimpanan materi dan media penyuluhan, papan nama kelompok, Kartu
Kembang Anak (KKA), buku administrasi kelompok dan alat tulis.
e. Memberikan penyuluhan kepada orangtua serta bertanggung jawab atas
jalannya penyuluhan dan memberikan pengasuhan terhadap anak balita
yang ikut bersama orangtuanya ke tempat penyuluhan

Kunci Jawaban Latihan Bab II


1. e
2. e
A
3. c
4. c
5. a
6. b
7. d
8. a
9. a
10. e

23 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

BAB III
PENGELOLAAN BINA KELUARGA
BALITA (BKB)
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta dapat
mempraktekkan pengelolaan Kelompok Kegiatan BKB

24 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
A. Definisi Pengelolaan

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”, istilah tersebut


di Indonesiakan menjadi manajemen. Secara etimologi, kata manajemen berasal
dari bahasa Prancis Kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur. Jika dalam bahasa Inggris, kata manajemen berasal dari kata to man-
age artinya mengelola, membimbing dan mengawasi. Sedangkan dalam bahasa
Italia, kata manajemen berasal dari kata maneggiare yang berarti mengendalikan,
terutamanya mengendalikan kuda. Sementara itu, dalam bahasa Latin kata mana-
jemen berasal dari kata manus yang berarti tangan dan kata agere yang berarti
melakukan yang mana jika digabungkan memiliki arti menangani.

Manajemen adalah sebagai kegiatan pengelolaan suatu organisasi melalui berb-


agai sumber daya dengan bekerja sama satu sama lain mulai dari proses peren-
canaan, pengorganisasian, pengarahan, sampai pengawasan untuk mencapai tu-
juan organisasi secara efektif dan efisien.

B. Fungsi Manajemen

Ada empat fungsi pokok manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan, dan pengawasan.
1. Perencanaan
Rencana adalah pemikiran atau gagasan mengenai tindakan yang akan dilaku-
kan guna mencapai tujuan. Perencanaan atau planning merupakan proses memu-
tuskan kegiatan apa, bagaimana melaksanakannya, kapan dan oleh siapa. Per-
encanaan dalam suatu lembaga merupakan hal yang penting karena maju atau
tidaknya suatu lembaga dapat dilihat dari perencanaan. Ada dua macam rencana
yaitu rencana strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah renca-
na yang dirumuskan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang lebih luas. Sedangkan ren-
cana operasional merupakan penjabaran secara rinci dari rencana strategis. Peren-
canaan diarahkan untuk menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan,
prosedur dan program serta anggaran. Perencanaan memiliki beberapa manfaat
yaitu perencanaan membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan pe-
rubahan-perubahan lingkungan, membantu dalam proses untuk persesuaian masa-
lah-masalah utama, memungkinkan manajer (kepala organisasi) memahami kes-
eluruhan gambaran operasi lebih jelas, membantu penempatan tanggung jawab
lebih tepat, memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi, memudahkan
dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian organisasi, membuat tujuan
lebih khusus, terperinci, dan lebih mudah dipahami, meminimalkan pekerjaan yang
tidak pasti, serta menghemat waktu, usaha dan dana. Sedangkan matang tidak-
nya perencanaan dapat dilakukan dengan perencanaan yang terjadwal. Peren-

25 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

canaan seperti ini lebih riil dan aplikatif karena biasanya dilengkapi dengan time
schedule atau penjadwalan sehingga perencanaan kegiatan sudah direncanakan
secara matang sejak dini.

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan organisasi yang sesuai den-
gan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang
melingkupinya. Konsep dalam pengorganisasian yaitu tanggung jawab, wewenang,
pendelegasian, dan pertanggungjawaban. Tanggung jawab merupakan kewajib-
an untuk malaksanakan aktivitas pekerjaan. Wewenang adalah hak untuk memutus-
kan dan mengarahkan orang-orang dalam melakukan suatu tindakan, atau untuk
melaksanakan suatu kewajiban dalam mencapai tujuan organisasi. Pendelegasian
adalah proses pemberian tanggung jawab sepanjang wewenang yang dibutuhkan.
Pendelegasian berhubungan pemberian tanggung jawab dengan melihat kemam-
puan seseorang untuk memperoleh pekerjaan yang dilaksanakan. Sedangkan per-
tanggung jawaban biasanya berbentuk pengawasan atau laporan yang diberikan
oleh pegawai pada atasan mengenai pekerjaan yang telah diberikan. Pertanggu-
ngjawaban dapat dikembangkan dengan beberapa cara antara lain melalui pe-
meriksaan pribadi/perorangan oleh manajer, laporan kepada manajer dari pega-
wai, baik laporan mingguan, bulanan, atau semesteran, dan melalui laporan yang
diberikan oleh oranglain. Struktur organisasi berisikan kerangka kerja organisasi yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan dengan jalur vertikal sehingga dapat memotivasi
personel untuk meningkatkan karier melalui pengembangan diri.

3. Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karayawan agar mau beker-
ja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan suatu
lembaga, pegawai dan masyarakat. Pengarahan merupakan usaha-usaha untuk
menggerakkan bawahan agar melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai den-
gan tujuan yang telah ditetapkan. Ketika menjalankan fungsi pengarahan, mana-
jer melakukan motivasi, komunikasi, dan menjalankan kepemimpinannya sehingga
gerak organisasi menjadi harmonis dan saling menunjang.

4. Pengawasan
Pengawasan merupakan kegiatan untuk menjamin kegiatan-kegiatan atau pro-
gram-program yang berjalan agar sesuai dengan perencanaan untuk mencapai
tujuan. Pengawasan di suatu organisasi haruslah fleksibel karena apabila pengawa-
san terlalu ketat maka dapat mengancam kreativitas dan otonomi pegawai. Ada
tiga tipe pengawasan, yaitu pengawasan pendahuluan, pengawasan concurrent,
dan pengawasan umpan balik. Pengawasan tipe pendahuluan dirancang untuk
mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar
atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan ter-

26 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
tentu diselesaikan. Selanjutnya pengawasan concurrent merupakan proses ketika
aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui terlebih dahulu, atau syarat terten-
tu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan. Sedangkan tipe
umpan balik mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

10. Prinsip Manajemen


Prinsip-prinsip manajemen menjadi 14 bagian, yaitu:
1. Pembagian kerja.
Tujuan pembagian kerja adalah menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan
lebih baik dengan usaha yang sama.
2. Otoritas (wewenang) dan tanggung jawab.
Otoritas adalah hak memberi instruksi-instruksi dan kekuasaan meminta kepatu-
han. Tanggung jawab adalah tugas-tugas dan fungsi-fungsi yang harus dilakukan
oleh seorang pejabat agar dapat dilaksanakan.
3. Disiplin.
Disiplin merupakan hakikat kepatuhan, yakni melakukan apa yang sudah disetujui
bersama antara pemimpin dengan para pekerja, baik persetujuan tertulis, lisan
ataupun berupa peraturan-peraturan tau kebiasaan-kebiasaan.
4. Kesatuan komando.
Merupakan instruksi-instruksi dari atasan kepada pegawainya. Pegawai harus me-
nerima instruksi dari seorang atasan saja, ini dapat dijabarkan sebagai setiap kar-
yawan menerima perintah dari satu manajer sehingga karyawan memiliki tanggu-
ng jawab kepada manajer tersebut.
5. Kesatuan arah.
Semua pegawai memberikan kegiatan yang sama yang dapat dikaitkan dengan
tujuan yang sama, untuk kesatuan tindakan, koordinasi, dan kekuatan serta mem-
fokuskan usaha.
6. Subordinasi kepentingan individu.
Prinsip ini berarti mendahulukan kepentingan organisasi daripada kepentingan
kepentingan pribadi, dengan fokus pada tujuan organisasi.
7. Penggajian.
Gaji pegawai merupakan harga yang diberikan kepada pegawai dan harus
diberikan secara adil untuk setiap pegawai, sehingga pegawai termotivasi dan
produktif.
8. Pemusatan.
Masalah sentralisasi dan disentralisasi merupakan masalah pembagian kekua-
saan.Sentralisasi dapat diterapkan pada organisasi kecil, namun pada organisasi
besar harus menerapkan desentralisasi.
9. Hirarki.
Merupakan rantai kewenangan (authority) yang tersusun dari tingkat atas sampai
tingkat terbawah.

27 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

10. Ketertiban.
Setiap pegawai diberikan suatu tempat dan ditempatkan di tempat mereka mas-
ing-masing untuk mencapai ketertiban pegawai.
11. Keadilan dan kejujuran.
Diterapkan di suatu organisai akan mendorong pegawai untuk melaksanakan tu-
gasnya dengan kesungguhan dan kesetiaan.
12. Stabilitas kondisi karyawan.
Seorang pegawai membutuhkan waktu agar biasa pada suatu pekerjaan baru
agar berhasil dalam mengerjakannya dengan baik.
13. Inisiatif.
Inisiatif merupakan kesanggupan berfikir dan kemampuan melaksanakan.
14. Semangat kesatuan.
Pemimpin organisasi harus dapat menyatukan kekuatan untuk mencapai keber-
hasilan dari tujuan organisasi tersebut.

11. Pengelolaan BKB


Pengelolaan Bina Keluarga Balita berarti suatu upaya untuk mengelola kegiatan
BKB melalui kerjasama antara pengelola kelompok BKB dan orangtua balita atau
anggota keluarga lainnya yang memiliki anak balita dengan terencana untuk ter-
capai tujuan kegiatan BKB secara efektif dan efisien.
Pelaksanaan Program Ketahanan Keluarga Balita dan Anak dijabarkan dalam
pokok-pokok pelaksanaan sebagai berikut:
1. Pengembangan Kebijakan dan Strategi Operasional
Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam pengembangan kebijakan dan strategi
operasional program ketahanan Bina Keluarga Balita dan Anak meliputi:
a. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis pengelolaan
Program Ketahanan Bina Keluarga Balita dan Anak.
b. Penyusunan dan pengembangan peta kerja. Peta kerja berisikan tentang infor-
masi-informasi yang diperlukan dalam rangka penajaman segmentasi sasaran
yang meliputi jumlah keluarga yang mempunyai anak usia 0-10 tahun, jumlah
anak per kelompok usia, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS), jumlah kader BKB
dll.

28 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pengembangan Kebijakan dan Strategi Operasional

Tingkat Persiapan dan Pelaksanaan

Pusat 1. Merencanakan pembentukan pokja yang terdiri dari TP-PKK Pusat dan sektor-sektor terkait yang menangani
balita dan anak;
2. Merencanakan pengembangan program dan anggaran;
3. Merumuskan konsep kebijakan dan strategi operasional yang menyangkut aspek tumbuh kembang;
4. Mengembangkan kajian, inovasi dan peta kerja bagi pengembangan kebijakan dan strategi;
5. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait;
6. Menyusun dan menetapkan program dan anggaran kegiatan;
7. Menyusun pedoman, juklak, prototype dan model pengembangan program BKB;
8. Melaksanakan penelitian, minisurvei dan identifikasi dalam rangka menyusun peta kerja pengembangan
program BKB.

Provinsi 1. Membentuk pokja ketahanan bina keluarga balita dan anak tingkat provinsi yang terdiri dari TP-PKK provinsi
dan sektor-sektor terkait yang menangani balita dan anak;
2. Merencanakan pengembangan program dan anggaran;
3. Menjabarkan konsep kebijakan pelaksanaan program tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kem-
bang anak tingkat provinsi;
4. Mengembangkan kajian, inovasi dan pengembangan peta kerja dalam perumusan kebijakan dan strategi;
5. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait;
6. Menyusun dan menetapkan program dan anggaran kegiatan;
7. Menjabarkan pedoman juklak dalam melaksanakan kegiatan operasional;
8. Menetapkan kegiatan dan model percontohan dalam rangka pengembangan program BKB;
9. Melaksanakan penelitian, minisurvei dan identifikasi kelompok sasaran dalam rangka menyusun peta kerja
pengembangan program BKB.

Kabupaten/Kota 1. Membentuk pokjanal ketahanan bina keluarga balita dan anak tingkat kabupaten dan kota dan sektor-se-
ktor;
2. Merencanakan pengembangan program dan anggaran;
3. Menjabarkan konsep kebijakan pelaksanaan program tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kem-
bang anak;
4. Mengembangkan kajian, inovasi dan pengembangan peta kerja dalam merumuskan kebijakan dan strate-
gi;
5. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait;
6. Melaksanakan program dan anggaran sesuai rencana kegiatan;
7. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan pedoman dan juklak yang ada;
8. Menyiapkan data dalam rangka pengembangan model kelompok BKB.

2. Pembentukan dan Pengembangan Kelompok BKB


Pembentukan Kelompok BKB dilakukan sebagai wadah pembinaan keluarga un-
tuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengasuhan dan pem-
binaan tumbuh kembang anak. Pengembangan kelompok BKB dilakukan sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kelompok melalui kerjasama den-
gan mitra terkait baik sektor pemerintah maupun swasta. Salah satu bentuk pengem-
bangannya adalah keterpaduan BKB-Posyandu-PAUD (pendidikan) dan pemben-
tukan kelompok BKB percontohan di setiap kecamatan.

29 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

Pembentukan dan Pengembangan kelompok BKB

Tingkat Persiapan dan Pelaksanaan

Pusat 1. Menetapkan kriteria kelompok;


2. Memberikan fasilitasi pembentukan dan pengembangan kelompok;
3. Menyiapkan prototype sarana dan prasarana;
4. Melakukan advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sosialisasi kepada pengelola dan pelaksana;
5. Melakukan orientasi kepada tenaga pengelola program;
6. Melakukan pembinaan kepada pokja provinsi.

Provinsi 1. Inventarisasi kelompok bkb tingkat provinsi;


2. Memilih kelompok sesuai dengan kriteria;
3. Memberikan fasilitasi pembentukan dan pengembangan kelompok;
4. Melakukan koordinasi lintas sektor dan lintas program untuk mendapatkan dukungan dari tokoh formal dan
non formal;
5. Menyiapkan sarana dan prasarana;
6. Mengembangkan kelompok bkb sesuai kriteria;
7. Memberikan fasilitasi pembentukan dan pengembangan kelompok;
8. Melakukan pembinaan kepada pokjanal kabupaten/kota.

Kabupaten/Kota 1. Identifikasi potensi kelompok-kelompok sasaran sesuai kriteria kelompok BKB;


2. Melakukan koordinasi dengan lintas sektor dan lintas program untuk mendapatkan dukungan dari tokoh
formal dan nonformal;
3. Menyiapkan sarana dan prasana;
4. Menyiapkan tenaga pengelola dan kader;
5. Memilih kelompok sesuai dengan kriteria;
6. Rekapitulasi form K/0/BKB/2015;
7. Melakukan pembinaan kepada pokjanis tingkat kecamatan.

3. Pengembangan kelompok BKB Holistik Integratif (BKB HI)


Pengembangan Kelompok BKBHolistik Integratif merupakan upaya pengemban-
gan kelompok BKB menuju pelayanan yang dilakukan secara utuh, menyeluruh dan
terintegrasi dengan lembaga pelayanan yang ada antara lain dengan Posyandu
dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
anak beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis dan terintegrasi, untuk
dapat memudahkan pemberian pelayanan dasar terhadap anak usia dini sekaligus
memperkuat kegiatan BKB agar semakin eksis. Pengembangan kelompok BKB Ho-
listik Integratif diperlukan agar dapat memenuhi semua kebutuhan anak dan untuk
lebih meningkatkan kualitas program BKB. Pembentukan kelompok BKB Holistik Inte-
gratif dilakukan dari BKB yang sudah ada.Penentuan BKB Holistik Integratif dilakukan
melalui identifikasi kriteria kelompok (terlampir).

4. Pengembangan dan penyediaan sarana BKB Kit


BKB Kit adalah alat bantu penyuluhan berisi materi dan media penyuluhan se-
bagai sarana dalam menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak. Penyediaan
BKB Kit diperuntukkan bagi kelompok BKB guna meningkatkan upaya pembinaan
dan pengasuhan tumbuh kembang anak.

30 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pembentukan dan Penyediaan Sarana BKB Kit

Tingkat Persiapan dan Pelaksanaan

Pusat 1. Menyusun juknis materi dan media penyuluhan BKB;


2. Menyiapkan prototype BKB kit;
3. Mendistribusikan prototype BKB kit ke seluruh provinsi;
4. Melakukan sosialisasi penggunaan BKB kit ke seluruhprovinsi.

Provinsi 1. Mendata kabupaten/kota yang berhak menerima BKB kit;


2. Menyediakan anggaran untuk pengadaan BKB kit;
3. Menggandakan BKB kit sesuai prototype;
4. Melakukan sosialisasi penggunaan BKB kit pada kabupaten/kota.

Kabupaten/Kota 1. Mendata kelompok yang berhak menerima BKB kit;


2. Menyediakan anggaran untuk pengadaan BKB kit;
3. Menggandakan BKB kit sesuai anggaran yang ada;
4. Mendistribusikan BKB kit kepada kelompok BKB;
5. Melakukan sosialisasi penggunaan BKB kit kepada kelompok BKB.

5. Pelatihan dan orientasi


Pelatihan untuk pelatih (ToT), pelatihan teknis dan orientasi dilaksanakan secara
berjenjang dari tingkat Pusat sampai dengan Kabupaten dan Kota, dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi pengelola dan pelatih dalam
pembinaan BKB.
Pelatihan dan Orientasi

Tingkat Persiapan dan Pelaksanaan

Pusat 1. Menyusun kurikulum dan materi pelatihan;


2. Melakukan koordinasi dengan pusat pelatihan tenaga program;
3. Menyiapkan anggaran pelatihan dan orientasi;
4. Menyiapkan jadwal dan peserta pelatihan serta orientasi;
5. Menyelenggarakan pelatihan dan orientasi bagi pengelola dan mitra kerja provinsi;
6. Membuat laporan pelaksanaan pelatihan dan orientasi;
7. Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pelatihan dan orientasi.

Provinsi 1. Melakukan koordinasi dengan balai pelatihan;


2. Menyiapkan anggaran pelatihan dan orientasi;
3. Menyiapkan jadwal dan peserta pelatihan untuk fasilitator dan orientasi;
4. Menyelenggarakan pelatihan dan orientasi bagi pengelola dan mitra kerja bagi kabupat-
en/kota;
5. Membuat laporan pelaksanaan pelatihan dan orientasi;
6. Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pelatihan dan orientasi.

Kabupaten/Kota 1. Menyiapkan anggaran pelatihan dan orientasi bagi kader;


2. Menyiapkan jadwal dan peserta pelatihan dan orientasi;
3. Menyelenggarakan pelatihan dan orientasi bagi kader dan mitra kerja kecamatan;
4. Membuat laporan pelaksanaan pelatihan dan orientasi;
5. Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pelatihan dan orientasi.

6. Sosialisasi
Sosialisasi Program Ketahanan Bina Keluarga Balita dan Anak dapat dilakukan
melalui berbagai upaya yaitu seminar, pemanfaatan momentum (Rakernas, Hari
Keluarga, Hari Anak, Peringatan Hari Ibu dan lain lain), tatap muka pada forum-fo-
rum pertemuan, Bimbingan Teknis secara langsung kepada para pelaksana dan
pengelola program.

31 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

Sosialisasi

Tingkat Persiapan dan Pelaksanaan

Pusat 1. Menyusun materi sosialisasi program ketahanan BKB dan anak;


2. Menyiapkan anggaran sosialisasi;
3. Menyiapkan jadwal dan peserta sosialisasi;
4. Melakukan sosialisasi program ketahanan BKB dan anak kepada sektor terkait dan mitra kerja melalui
forum yang ada.

Provinsi 1. Menyiapkan anggaran sosialisasi;


2. Menyiapkan jadwal dan peserta sosialisasi;
3. Melakukan sosialisasi program ketahanan BKB dan anak kepada sektor terkait dan mitra kerja melalui
forum yang ada.

Kabupaten/Kota 1. Menyiapkan anggaran sosialisasi;


2. Menyiapkan jadwal dan peserta sosialisasi;
3. Melakukan sosialisasi program ketahanan BKB dan anak kepada sektor terkait dan mitra kerja melalui
forum yang ada.

7. Kerjasama dengan lintas sektor dan mitra kerja


Kerjasama dengan lintas sektor dan mitra-mitra kerja terkait yang menangani kel-
uarga dan anak dimaksudkan untuk meningkatkan koordinasi dalam menyusun kes-
epakatan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Selain dengan mi-
tra kerja, perlu meningkatkan peran serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSOM),
tokoh agama (TOGA), tokoh masyarakat (TOMA), masyarakat dan keluarga dalam
upaya mengembangkan Program ketahanan Bina Keluarga Balita dan Anak.

Kerjasama dengan Lintas Sektor dan Mitra Kerja

Tingkat Persiapan dan Pelaksanaan

Pusat 1. Menginventarisasi mitra kerja dan sektor terkait yang menangani tentang anak;
2. Menyiapkan anggaran koordinasi;
3. Menyiapkan nota kesepahaman kerjasama dengan lintas sektor dan mitra terkait;
4. Melakukan koordinasi dengan mitra kerja dan lintas sektor terkait;
5. Melakukan nota kesepahaman dengan mitra kerja dan sektor terkait;
6. Menyusun juknis kerjasama dengan lintas sektor dan mitra kerja terkait;
7. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai modal lanjut kerja sama dengan lintas sektor dan mi-
tra kerja terkait.

Provinsi 1. Menginventarisasi mitra kerja dan sektor terkait yang menangani tentang anak;
2. Menyiapkan anggaran koordinasi;
3. Melakukan koordinasi dengan mitra kerja dan lintas sektor terkait;
4. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan juknis yang ada;
5. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan.

Kabupaten/Kota 1. Menginventarisasi mitra kerja dan sektor terkait yang menangani tentang anak;
2. Menyiapkan anggaran koordinasi;
3. Melakukan koordinasi dengan mitra kerja dan lintas sektor terkait;
4. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan juknis yang ada;
5. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan.

32 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
8. Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi
Pembinaan, monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan operasion-
al dan keberlangsungan program serta melakukan evaluasi terhadap hasil-hasil pen-
capaian dan hambatan-hambatan yang muncul didalam pelaksanaannya. Pem-
binaan BKB dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan baik pada Tim
Pokja, Kader pelaksana, maupun pembinaan kader terhadap keluarga binaannya.
Bentuk-bentuk binaan dilakukan berdasarkan kebutuhan masing-masing kelompok
di daerah. Monitoring dalam rangka pembinaan terhadap kelompok BKB dapat
dilakukan langsung oleh petugas lapangan KB/PKB kepada kelompokkelompok BKB
di setiap pertemuan sedangkan monitoring untuk melihat sejauh mana pengem-
bangan kelompok BKB dilakukan secara berjenjang dari tingkat pusat, provinsi, ka-
bupaten dan kota hingga kecamatan/ desa/ kelurahan. Pembinaan, monitoring
dan evluasi perlu dilakukan agar kemampuan kader dapat terus terasah sehingga
kegiatan BKB dapat terlaksana secara maksimal. Hal ini didukung oleh hasil peneli-
tian Hastasari dan Perwita (2014) bahwa lambatnya regenerasi kader dan kurangn-
ya penggalian potensi kader melalui pelatihan dan pembinaan tenaga kesehatan
setempat menjadi penyebab kurang maksimalnya pelaksanaan program BKB.

Pembinaan dan Monitoring

Tingkat Persiapan dan Pelaksanaan

Pusat 1. Menyusun anggaran untuk keperluan monitoring dan evaluasi;


2. Menyusun panduan umum monitoring dan evaluasi sebagai acuan pelaksanaan di daerah;
3. Menyusun instrumen pemantauan dan evaluasi program ketahanan bkb dan anak;
4. Menyusun jadwal monitoring dan evaluasi;
5. Melakukan koordinasi persiapan monitoring secara berkala;
6. Melakukan koordinasi monitoring dan evaluasi dalam bentuk penelitian dan mini survei untuk meningkat-
kan program ketahanan bina keluarga balita dan anak;
7. Melakukan koordinasi monitoring di tingkat provinsi;
8. Menyelenggarakan evaluasi program bkb dalam bentuk penilaian kelompok bkb terbaik, pelaporan
dan kunjungan lapangan.

Provinsi 1. Menyusun anggaran untuk keperluan monitoring dan evaluasi;


2. Menyusun jadwal dan panduan pemantauan ke kabupaten/kota;
3. Menyelenggarakan pertemuan evaluasi dan konsultasi bagi kabupaten/kota;
4. Melaksanakan fasilitasi dan asistensi dan bimbingan teknis;
5. Melaksanakan penilaian terhadap kelompok bkb, pengelola dan kader terbaik tingkat kabupaten/kota;
6. Membuat laporan tentang perkembangan program bkb secara berkala.

Kabupaten/Kota 1. Menyusun anggaran untuk keperluan monitoring dan evaluasi;


2. Menyusun jadwal pemantauan ke kecamatan;
3. Menyelenggarakan pertemuan evaluasi;
4. Melaksanakan kunjungan lapangan;
5. Melaksanakan penilaian kelompok bkb, pengelola bkb kecamatan dan kader bkb terbaik;
6. Membuat laporan tentang perkembangan kegiatan bkb secara berkala.

33 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

9. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan dalam Program Ketahanan Bina Keluarga Balita dan
Anak dilakukan secara berjenjang mulai dari pelaksanaan kegiatan oleh kelompok
BKB di tingkat lini lapangan, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten dan kota,
provinsi dan pusat. Pencatatan dan pelaporan kegiatan BKB dilakukan oleh kader
BKB, meliputi:
1) Kartu Data Potensi Kelompok Kegiatan BKB (K/0/BKB/15)
Kartu ini (K/0/BKB/15) dibuat oleh Ketua kelompok BKB, digunakan sebagai sarana
untuk mencatat data potensi kelompok BKB dan dilakukan setiap awal tahun an-
ggaran (bulan Januari). Kartu ini dilaporkan kepada PLKB/PKB/Petugas KB Desa/
Kelurahan selambat-lambatnya pada tanggal 3 Januari setiap tahun.
2) Register Keluarga yang Mempunyai Balita (R/I/BKB/15)
Register ini (R/I/BKB/15) dibuat oleh Ketua kelompok BKB, digunakan sebagai sara-
na untuk mencatat kegiatan pertemuan penyuluhan yang dilakukan dalam satu
bulan serta keaktifan anggotanya. Kartu ini dilaporkan kepada PLKB/PKB/Petugas
KB Desa/Kelurahan selambat-lambatnya pada tanggal 3 bulan lapor selanjutnya.
3) Buku catatan kegiatan meliputi: buku absensi/ registrasi, catatan pelaksanaan
kegiatan, rencana kerja, buku kas, dan catatan kesertaan ber-KB anggota.

Pencatatan dan Pelaporan

Tingkat Persiapan dan Pelaksanaan

Pusat 1. Menyediakan panduan tata cara pengelolaan data rutin pengendalian lapangan;
2. Menyediakan sistem aplikasi untuk kebutuhan operasional pengumpulan dan pengelolaan data;
3. Menyediakan materi untuk pelatihan dan orientasi kepada tenaga operator provinsi mengenai sistem
informasi databasis kelompok bkb;
4. Mengolah dan menganalisa data kelompok bkb melalui sistem informasi databasis kelompok bkb skala
nasional;
5. Membuat laporan evaluasi secara berkala serta evaluasi akhir terhadap perkembangan kelompok bkb
maupun hasil pencatatan dan pelaporan.

Provinsi 1. Mendistribusikan panduan tata cara pengelolaan data rutin pengendalian lapangan;
2. Menyusun anggaran untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan serta pembinaan kepada kelom-
pok;
3. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk pencatatan dan pelaporan serta sistem informasi databasis
kelompok bkb;
4. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk pelatihan kepada tenaga operator kabupaten/kota menge-
nai sistem informasi databasis kelompok bkb;
5. Melakukan rekapitulasi kelompok bkb melalui sistem informasi databasis kelompok bkb tingkat kabupat-
en/kota;
6. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap hasil pencatatan dan pelaporan.

Kabupaten/Kota 1. Menyiapkan dukungan anggaran untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan data kelompok BKB;
2. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk pencatatan dan pelaporan serta sistem informasi data basis
kelompok BKB;
3. Menyiapkan tenaga operator untuk sistem informasi databasis kelompok BKB;
4. Membuat laporan perkembangan kelompok BKB melalui sistem informasi databasis kelompok BKB secara
berkala; dan
5. Melakukan evaluasi secara berkala serta evaluasi akhir terhadap hasil pencatatan dan pelaporan.

34 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
12. Rangkuman

Keterampilan untuk mendidik, mengasuh, dan memantau tumbuh kembang anak


merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap orangtua guna memenuhi ke-
butuhan anak yaitu kebutuhan asah, asih dan asuh sehingga anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal.

Keberhasilan program BKB tidak lepas dari berbagai faktor baik dari dalam kelom-
pok maupun faktor pendukung lainnya. Salah satu faktor terpenting dalam keber-
hasilan suatu program yaitu pengelolaan program tersebut. Pengelolaan yang baik
akan memberikan timbal balik berupa lancarnya program tersebut ketika dilaksan-
akan oleh kelompok. Pelaksanaan program perlu diketahui oleh pihak-pihak yang
terlibat, pembagian tugas dan tanggung jawab pun harus jelas agar program ke-
giatan dapat terlaksana dengan baik. Pengelolaan yang baik pada kelompok BKB
menjadikannya memiliki mutu yang baik, sebaliknya pengelolaan yang kurang baik
akan menghambat jalannya program sehingga kelompok akan mengalami ke-
munduran. Pengelolaan atau manajemen berhubungan langsung pada anggota
kelompok BKB. Melalui pengelolaan yang baik diharapkan program-program kelom-
pok dapat berjalan dengan baik pula dan para peserta atau anggota kelompok
dapat mengikuti kegiatan dengan nyaman dan tetap berminat mengikuti kegiatan
selanjutanya.

Pengelola kelompok BKB sebagai unsur yang dapat mengendalikan jalannya pro-
gram seharusnya dapat mengelola kelompok sehingga kelompok BKB dapat ber-
jalan secara optimal dan berkembang menjadi lebih baik lagi. Namun hal tersebut
tidak dapat terlaksana bila tidak ada dukungan dari pihak yang terkait seperti mas-
yarakat yang memiliki anak balita sebagai sasaran program BKB itu sendiri.

Setiap kelompok BKB memiliki gaya pengelolaan yang berbeda beda karena sum-
ber daya manusia yang berbeda pula. Pengelolaan kelompok BKB menjadi tanggu-
ng jawab kelompok dan memerlukan kerja sama yang baik antar kader. Pengelola
yang baik akan memberikan tanggung jawab dan tugas yang jelas pada setiap
kader sehingga kader paham akan tugas masing-masing. Pengelolaan kelompok
BKB juga dibina oleh petugas teknis dari sektor terkait yaitu PLKB dan tenaga medis.
Sehingga diharapkan kelompok BKB dapat dikelola dengan baik dan dapat terlak-
sana dengan baik pula.

Secara garis besar Pengelolaan Kelompok BKB pada dasarnya tidak terlepas dari
fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengarahan dan pen-
gawasaan, serta menerapkan empat belas unsur manajemen dengan harapan
kelompok BKB dapat dikelola dengan baik.

35 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

Pokok-pokok pelaksanaan kelompok BKB terdiri dari sembilan kegiatan yaitu


Pengembangan Kebijakan dan Strategi Operasional, Pembentukan dan pengem-
bangan kelompok BKB, pengembangan kelompok BKB Holistik Integratif, pengem-
bangan dan penyediaan Sarana BKB Kit, pelatihan dan orientasi, sosialisasi, kerjasa-
ma dengan lintas sektoral dan kemitraan, pembinaan , monitoring dan evalusasi,
serta pencatatan dan pelaporan.

13. Evaluasi

1. Dalam bahasa Inggris, kata manajemen berasal dari kata to manage yang
artinya...
a. Seni melaksanakan dan mengatur.
Q
b. Mengelola, membimbing dan mengawasi.
c. Mengendalikan
d. Melakukan
e. Menangani

2. Empat fungsi pokok manajemen yaitu...


a. Pelaksanaan, pengaturan, pembimbingan, dan pengendalian
b. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
c. Pencegahan, pengaturan, pengendalian, dan penanganan.
d. Melaksanakan, mengatur, mengendalikan, dan menangani
e. Mengelola, membimbing, mengawasi, dan mengendalikan.

3. Prinsip disiplin pada manajemen adalah...


a. Melakukan apa yang sudah disetujui bersama antara pemimpin dengan para
pekerja, baik persetujuan tertulis, lisan ataupun berupa peraturan-peraturan
atau kebiasaan-kebiasaan.
b. Menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik dengan usaha yang
sama.
c. Memberikan kegiatan yang sama yang dapat dikaitkan dengan tujuan yang
sama, untuk kesatuan tindakan, koordinasi, dan kekuatan serta memfokuskan
usaha.
d. Mendahulukan kepentingan organisasi daripada kepentingan kepentingan
pribadi, dengan fokus pada tujuan organisasi.
e. Diterapkan di suatu organisasi akan mendorong pegawai untuk melaksanakan
tugasnya dengan kesungguhan dan kesetiaan.

4. Upaya untuk mengelola kegiatan BKB melalui kerjasama antara pengelola


kelompok BKB dan orangtua balita atau anggota keluarga lainnya yang memiliki
anak balita dengan terencana untuk tercapai tujuan kegiatan BKB secara efektif
dan efisien adalah...

36 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
a. Prinsip BKB
b. Manfaat BKB
c. Pengelolaan BKB
d. Kerjasama BKB
e. Tujuan program BKB

5. Penyusunan pedoman dan pengembangan peta kerja merupakan ke-


giatan-kegiatan yang terdapat dalam...
a. Pengembangan Kebijakan dan Strategi Operasional
b. Pembentukan dan Pengembangan Kelompok BKB
c. Pengembangan kelompok BKB Holistik Integratif (BKB HI)
d. Pengembangan dan penyediaan sarana BKB
e. Kerjasama dengan lintas sektor dan mitra kerja

6. Upaya pengembangan kelompok BKB menuju pelayanan yang dilakukan se-


cara utuh, menyeluruh dan terintegrasi dengan lembaga pelayanan yang ada mer-
upakan...
a. Pembentukan kelompok BKB Paripurna
b. Pengelolaan kelompok BKB bersama mitra kerja
c. Pembentukan dan Pengembangan Kelompok BKB
d. Pengembangan Kelompok BKB Holistik Integratif
e. Kerjasama kelompok BKB dengan lintas sektor dan mitra kerja

7. Berikut ini yang bukan merupakan pelaksanaan pengembangan dan penye-


diaan sarana BKB Kit tingkat provinsi adalah...
a. Mendata kabupaten/kota yang berhak menerima BKB kit;
b. Menyediakan anggaran untuk pengadaan BKB kit;
c. Menggandakan BKB kit sesuai prototype;
d. Melakukan sosialisasi penggunaan BKB kit pada kabupaten/kota.
e. Mendistribusikan BKB kit kepada kelompok BKB

8. Sosialisasi Program Ketahanan Bina Keluarga Balita dan Anak dapat dilakukan
melalui...
a. pelatihan teknis dan orientasi yang dilaksanakan secara berjenjang dari ting-
kat Pusat sampai dengan Kabupaten dan Kota.
b. Peningkatan koordinasi dalam menyusun kesepakatan, perencanaan, pelak-
sanaan, monitoring dan evaluasi.
c. Menginventarisasi mitra kerja dan sektor terkait yang menangani tentang
anak.
d. Kerjasama kelompok BKB dengan lintas sektor dan mitra kerja.
e. Pemanfaatan momentum (Rakernas, Hari Keluarga, Hari Anak, Peringatan
Hari Ibu dan lain lain) merupakan upaya pelaksanaan.

37 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

9. Monitoring yang dilakukan langsung oleh petugas lapangan KB/PKB kepada


kelompok kelompok BKB merupakan bentuk monitoring dalam rangka...
a. Melihat sejauh mana pengembangan kelompok BKB
b. Pelaksanaan operasional dan keberlangsungan program BKB
c. Monitoring dan evluasi kegiatan BKB
d. Pembinaan terhadap kelompok BKB
e. Regenerasi kelompok BKB

10. Pencatatan dan pelaporan kegiatan BKB yang dilakukan oleh kader BKB,
meliputi...
a. Kartu pendaftaran kelompok BKB (K/0/BKB/10)
b. Kartu catatan kelompok BKB (C/1/BKB/10)
c. Kartu laporan BKB (R/1/BKB/10)

A
d. Buku catatan kegiatan
e. Laporan perkembangan kelompok BKB

Kunci Jawaban Latihan Bab III


1. b 6. d
2. b 7. e
3. a 8. e
4. c 9. d
5. a 10. e

38 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB IV
PENUTUP

A.RANGKUMAN

Program Bina Keluarga Balita (BKB) adalah suatu kegiatan untuk keluarga yang
memiliki balita dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi orangtua
dan anggota keluarga lainnya mengenai cara mengasuh dan memantau tumbuh
kembang anak melalui pemberian rangsangan fisik, mental, intelektual, emosional,
spiritual, sosial dan moral agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkual-
itas.

Tujuan Khusus BKB adalah meningkatkan pengetahuan ibu dan kesadaran ibu
dan anggota keluarga lainnya tentang pentingnya proses tumbuh kembang anak
balita dalam aspek fisik, mental dan sosial , pelayanan yang tepat dan terpadu
yang tersedia bagi anak, misalnya di Posyandu dan meningkatkan keterampilan
ibu dan anggota keluarga lainnya dalam mengusahakan tumbuh kembang anak
secara optimal, antara lain dengan stimulasi mental dengan menggunakan Alat
Permainan Edukatif (APE) dan memanfaatkan pelayanan yang tersedia.

Ciri khusus yang membedakan program BKB dengan program-program pembi-


naan kesejahteraan balita lainnya, diantaranya menitik beratkan pada pembinaan
ibu dan anggota keluarga lainnya yang memiliki balita; membina tumbuh kembang
balita, dan pemantauan tumbuh kembang anak dengan menggunakan Kartu Kem-
bang Anak (KKA); menggunakan alat bantu seperti Alat Permainan Edukatif (APE),
dongeng, nyanyian sebagai perangsang tumbuh kembang anak ; menitikberatkan
perlakuan orangtua yang tidak membedakan anak laki-laki dan perempuan.

Manfaat mengikuti BKB Keikutsertaan orangtua dan balita dalam program BKB
bagi orang tua diantaranya pandai mengurus dan merawat anak, serta pandai
membagi waktu dan mengasuh anak; memiliki wawasan dan pengetahuan men-

39 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

genai pola asuh anak yang lebih luas; meningkatkan keterampilan dalam hal men-
gasuh dan mendidik balita; lebih baik dalam membina anak; dan lebih dapat men-
curahkan perhatia pada anak sehingga tercipta ikatan batin yang kuat antara anak
dan orangtua; f. Tercipta keluarga yang berkualitas, sehingga akan memberikan
manfaat untuk balita diantaranya anak akan tumbuh dan berkembang sebagai
anak yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berkepribadian luhur tumbuh
dan berkembang secara optimal cerdas, trampil dan sehat; memiliki dasar kepriba-
dian yang kuat, guna perkembangan selanjutnya.

Pelaksanaan kegiatan BKB adalah kegiatan hari buka BKB yang dilakukan satu
hari dalam sebulan dengan jumlah kader setiap BKB minimal 12 orang yang dibagi
dalam kelompok umur sbb kelompok ibu dengan usia anak 0-1 tahun, 1-2 tahun,
2-3 tahun, 3-4 tahun, 4-5 tahun dan 5-6 tahun. Pembagian kelompok usia ini sesuai
dengan tugas perkembangan anak, yang mana kelompok usia tersebut memiliki
tugas perkembangan yang berbeda-beda sehingga stimulasi yang diberikan untuk
interaksi antara ibu dan anak berbeda-beda pula.

Pelaksanaan kegiatan BKB dilaksanakan oleh kader yang terlatih dengan 3 ke-
giatan yaitu penyuluhan yang bertujuan agar orangtua mempunyai pengetahuan
dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak. Penyulu-
han tersebut diantaranya mengenai ASI, MP-ASI, gizi seimbang, prinsip pengasu-
han yang benar pada keluarga (ayah dan ibu), pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pertemuan penyuluhan dilakukan sebulan sekali atau lebih
selama 30-60 menit. Bagian inti dari pertemuan penyuluhan berisikan materi yang
menyangkut tumbuh kembang anak balita beserta kegiatan rangsangan (stimulasi)
serta alat bantu untuk menunjang kegiatan dari terbentuknya penginderaan, ber-
pikir, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial, dll. Tehnis Per-
temuan penyuluhan dilakukan seminggu sekali atau lebih sesuai dengan kebutuhan
dan kesepakatan, selama 30-60 menit (1 paket= 13 kali pertemuan penyuluhan).
Ibu peserta dikelompokkan sekitar 10-25 orang (disesuaikan dengan jumlah peserta)
berdasarkan umur anak balitanya. Kelompok untuk anak dengan umur 0-12 bulan;
13-24 bulan; 25-36 bulan; 3-4 tahun, 4-5 tahun, 5-6 tahun, kemudian para kader mel-
akukan kunjungan rumah ke tempat tinggal ibu peserta apabila orangtua balita
tidak hadir dua kali berturut-turut dalam pertemuan BKB. Kunjungan rumah bertu-
juan untuk memantau pertumbuhan anak melalui kartu kembang anak.

Kegiatan BKB yang kedua dalam Bermain APE atau alat permainan edukatif ada-
lah sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain
yang mengandung nilai pendidikan (edukatif) dan dapat mengembangkan seluruh
kemampuan anak. APE yang digunakan oleh BKB dapat berupa yang dapat dib-
uat ibu peserta sendiri (misalnya mainan gantungan, giring-giring bertali, botol aro-
ma/rasa, boneka kain, papan raba) dan APE yang disediakan program BKB (kotak

40 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
betuk, lotto warna, menara gelang ganda, kotak pola, papan pasak, balok ukur,
tangga silinder dan kubus, dan kartu kategori).

Kegiatan BKB yang ketiga adalah Pencatatan Kartu Kembang Anak (KKA) mer-
upakan kartu yang digunakan untuk memantau kegiatan asuh orangtua atau ibu
dan tumbuh kembang anak. KKA memiliki fungsi ganda yaitu sebagai alat peman-
tau dan sebagai alat komunikasi dalam membahas perkembangan anak antara
petugas atau kader dengan ibu atau keluarga balita, yang diisi pertama kali ketika
balita hadir pertama kali pada pertemuan penyuluhan BKB, dan pengisian dilanjut-
kan setiap bulan setelah pertemuan penyuluhan. Manfaat KKA untuk Orangtua/ ibu
dapat memantau tumbuh kembang anak, membimbing serta membina anaknya
dengan cara asah, asih dan asuh sesuai dengan tingkat perkembangan anak, se-
dangkan bagi anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
dengan pengasuhan orangtua secara baik dan benar dan bagi kader agar dapat
dengan mudah melakukan penyuluhan.

Sarana penyuluhan yang ada di kelompok BKB terdiri dari materi penyuluhan, beru-
pa lembar balik, poster/leaflet, kantong wasiat (sebagai pemandu setiap kegiatan
peyuluhan BKB) dan media BKB, berupa APE, buku dongeng dan cerita, musik dan
lagu. Prasarana penyuluhan adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya kegiatan penyuluhan, dalam hal ini berkaitan dengan ke-
giatan BKB, meliputi: tempat penyimpanan materi dan media penyuluhan, papan
nama kelompok, Kartu Kembang Anak (KKA), buku administrasi kelompok dan alat
tulis.

Secara garis besar Pengelolaan Kelompok BKB pada dasarnya tidak terlepas dari
fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengarahan dan pen-
gawasaan, serta menerapkan empat belas unsur manajemen dengan harapan
kelompok BKB dapat dikelola dengan baik.

Pokok – pokok pelaksanaan kegiatan kelompok BKB terdiri dari sembilan kegiatan
yaitu Pengembangan Kebijakan dan Strategi Operasional , Pembentukan dan
pengembangan kelompok BKB, pengembangan kelompok BKB Holistik Integratif,
pengembangan dan penyediaan Sarana BKB Kit, pelatihan dan orientasi, sosialis-
asi, kerjasama dengan lintas sektoral dan kemitraan, pembinaan , monitoring dan
evalusasi, serta pencatatan dan pelaporan.

41 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

B.EVALUASI

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat, jelas dan tepat.


Q
1. Bagaimana pemaknaan Anda tentang konsep dasar BKB
2. Jelaskan perbedaan program BKB dengan program pengasuhan anak lainnya
3. Jelaskan tiga kegiatan penting dalam kelompok BKB
4. Jelaskan tentang tugas masing – masing kader dalam kelompok BKB
5. Sarana dan prasarana apa saja yang menurut Anda yang wajib dipunyai kelom-
pok BKB
6. Bagaimana pendapat Anda tentang pentingnya manajemen dalam kelompok
BKB
7. Uraikan secara singkat tentang pengelolaan kelompok BKB
8. Bagaimana pemaknaan Anda tentang BKB Holistik integratif
9. Uraikan makna dari pembinaan, monitoring dan evaluasi
10. Uraikan tentang pencatatan dan pelaporan dalam kelompok BKB

42 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Kepala BKKBN No.12 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Bina Keluarga Balita
Holistik Integratif (BKB HI);

Buku Pedoman KKA(Kartu Kembang Anak). Jakarta: Direktorat Bina Keluarga Balita
dan Anak. 2013;

Panduan Pelaksanaan Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) yang Terintegrasi dalam
Rangka Penyelenggaraan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif.
Jakarta: BKKBN. 2013;

Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Ar-Ruzz Medi Barnawi dan M. Arifin.
Yogyakarta: 2012.

Pengasuhan Anak Usia Dini Holistik Integratif 0-6 tahun. BKKBN. 2012;

Media Interaksi Orangtua dan Balita Sebagai Alat Bantu Pendidikan Anak Balita.
BKKBN. 2008;

43 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

Lampiran
LAMPIRAN 1
Form Kriteria Kelompok BKB Holistik Integratif

Nama Kelompok : ...............................................................................................................................................


Alamat : ...............................................................................................................................................
Desa/Kelurahan : ...............................................................................................................................................
Kecamatan : ...............................................................................................................................................
Kabupaten/Kota : ...............................................................................................................................................
Provinsi : ..............................................................................................................................................

NO ASPEK KRITERIA KELOMPOK

RINTISAN/ DASAR PARIPURNA


1 Legalitas SK Pembentukan Kelom- ☐Ada ☐Ada
pok
2 Pengurus ☐Ketua, Sekretaris, Bendahara ☐Ketua, Sekretaris, Bendahara dan
Bidang lainnya
3 Pelayanan Penyuluhan ☐< 2klpk ☐≥ 2klpk
Sasaran Kegiatan
4 a. Jumlah keluarga yang memiliki ☐Keluarga ☐Keluarga
balita dan anak
b. Presentase keluarga ikut BKB ☐≤ 50% ☐> 50%
yang aktif (hadir dalam per-
temuan)
c. Presentase anggota BKB PUS ☐≤ 50% ☐> 50%
yang ikut KB

Kader
5 a. Jumlah kader ☐≤ 6 orang ☐> 6 orang
b. Jumlah kader/kelompok usia ☐1 orang ☐2 orang/ lebih
c. Jumlah kader terlatih ☐< 50% ☐≥ 50%
d. Kader terdiri dari: kader inti, ☐Ada dan Tidak Lengkap ☐Ada dan
kader bantu, kader piket
6 Pertemuan Penyuluhan ☐1 bulan ☐≥ 2 kali per
7 Sarana Penyuluhan/ BKB Kit
a. Buku Penyuluhan ☐Ada tapi belum lengkap ☐Ada dan lengkap serta dikembangkan
sendiri
b. Media penyuluhan (beberan, ☐2 jenis ☐> 2 jenis dan dikembangkan sendiri
lembar balik, kantong wasiat)
c. Media Interaksi BKB (APE, ☐2 jenis ☐> 2 jenis dan dikembangkan sendiri
dongeng, lagu)
8 Keterpaduan dan Pengembangan ☐Hanya satu kegiatan ☐Terpadu dengan dua/lebih kegiatan
dengan kegiatan lain (PAUD, POSYANDU)
Pemantauan:
9 a. Pencatatan dan Pelaporan ☐Ada dengan satu kegiatan ☐Terpadu dengan dua/lebih kegiatan
b. Pemantauan Tumbuh Kembang ☐Belum menggunakan KKA ☐Telah menggunakan KKA dengan
benar
10 Pembinaan ☐Pelaksana teknis dan Pokjanis tk. ☐Pelaksana teknisdan Pokjanis tk. kabu-
kecamatan paten dan provinsi
11 Memiliki Papan Nama ☐Belum memiliki papan nama ☐Sudah memiliki papan nama
12 Dukungan Dana ☐APBD/APBN ☐APBD/APBN, bermitra dan swadaya

44 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3

45 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

LAMPIRAN 4
FORMULIR PENCATATAN DAN PELAPORAN

a. Kartu Data Potensi Kelompok Kegiatan BKB (K/0/BKB/15)

46 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
LAMPIRAN 5
Kartu Data Potensi Kelompok Kegiatan BKB (K/0/BKB/15)

47 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

LAMPIRAN 6
Petunjuk Penyampaian Materi dalam Penyuluhan

NO MATERI PERTEMUAN

1 Perencanaan Hidup Berkeluarga dan Harapan Orangtua Terhadap Masa Depan Anak
Meningkatkan pemahaman orangtua tentang tahapan perencanaan hidup berkeluarga
Menumbuhkan kesadaran orangtua akan peran dan fungsi keluarga
Menumbuhkan harapan yang positif terhadap masa depan anak Pertemuan 1

Membuat perencanaan hidup berkeluarga


Menerapkan delapan fungsi keluarga dalam kehidupan sehari-hari
Memiliki harapan positif terhadap masa depan anak

2 Memahami Konsep Diri yang Positif dan Konsep Pengasuhan

Menumbuhkan kesadaran orangtua terkait peran dan tanggung jawab sebagai pengasuh utama

Peningkatan pemahaman orangtua tentang konsep diri orangtua yang positif terhadap pengasuhan

Komunikasi yang efektif dalam keluarga dan kehidupan bermasyarakat

Mendorong orangtua untuk melakukan pengasuhan yang positif dalam mendukung keberhasilan anak

Memberikan pemahaman tentang pentingnya 1000 HPK Pertemuan 2

Memiliki kesadaran tentang peran dan tanggung jawab sebagai pengasuh utama

Memiliki konsep diri yang positif sehingga dapat membentuk kepribadian positif pada anak

Memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dengan anak

Kemampuan untuk melakukan pengasuhan yang positif

3 Peran orangtua dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan

Menumbuhkan kesadaran orangtua tentang peran orangtua dan tanggung jawab yang sama antara
ayah dan ibu dalam pengasuhan anak
Menumbuhkan kesadaran ayah terkait peran dan tanggung jawabnya dalam keluarga

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ayah dalam pengasuhan anak

Pertemuan 3
Memberikan pemahaman kepada ayah tentang manfaat keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari
Memiliki pengetahuan, sikap dan motivasi untuk menjalankan peran ayah dan ibu secara efektif

Kesadaran tentang peran dan tanggung jawab ayah serta pentingnya keterlibatan ayah dalam pen-
gasuhan
Ayah berperan aktif dalam pengasuhan sehari – hari dan dalam menstimulasi perkembangan anak

4 Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini


Meningkatkan pengetahuan kesehatan dasar pada ibu hamil dan bayi baru lahir
Meningkatkan pengetahuan orangtua tentang penyakit umum pada anak dan cara penangan yang
tepat
Menumbuhkan kesadaran orangtua untuk memanfaatkan posyandu sebagai fasilitas kesehatan dasar Pertemuan 4
bagi anak usia dini
Menumbuhkan kesadaran orangtua mengenai manfaat dari imunisasi dan pemberian vitamin
Mengetahui jenis penyakit umum pada anak dan penangnannya yang tepat

48 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Mampu memenuhi kebutuhan dasar anak
Memenuhi kebutuhan imunisasi dan pemberian vitamin

5 Pemenuhan Gizi Anak Usia Dini

Meningkatkan pengetahuan orangtua tentang pemenuhan gizi selama kehamilan hingga gizi anak
balita usia dini
Menumbuhkan kesadaran orang tua untuk memberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Air Susu Ibu (ASI)
Ekslusif, ASI lanjutanMakanan Pendamping ASI (MPASI)
Meningkatkan keterampilan orangtua dalam praktek pemberian gizi seimbang untuk tumbuh kembang
Pertemuan 5
sesuai usia anak
Memahami dan mempraktekkan IMD dan memberikan ASI eksklusif 0 – 6 bulan yang dilanjutkan den-
gan pemberian ASI sampai dengan 2 tahun
Memahami dan mempraktekkan pemberian gizi seimbang sesuai dengan usia dan kebutuhan anak
termasuk MP-ASI
Melakukan cara-cara pengasuhan baru terkait pemenuhan gizi yang membantu anak untuk tumbuh
kembang secara optimal sesuai usia

6 Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Usia Dini

Meningkatkan pengetahuan orangtua tentang PHBS

Meningkatkan keterampilan orangtua dalam menerapkan PHBS kepada anaknya

Menumbuhkan kesadaran orangtua dan anak dalam pembiasaan PHBS Pertemuan 6

Mampu menyediakan lingkungan yang bersih dan sehat

Memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktekkan PHBS

Mampu mendorong anak untuk membiasakan PHBS

7 Stimulasi rangsangan perkembangan gerakan kasar dan gerakan halus


Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam melatih gerakan kasar kepada anak
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam melatih gerakan halus pada anak
Dapat melakukan stimulasi gerakan kasar kepada balita sesuai dengan usia
Pertemuan 7
Dapat melakukan stimulasi gerakan haslus kepada balita sesuai dengan usia
Dapat memantau perkembangan balita menggunakan KKA
Mengetahui kapan harus mencari bantuan dari petugas kesehatan apabila tumbuh kembang anak
terlambat

8 Stimulasi (Rangsangan), Perkembangan, Komunikasi Aktif, Komunikasi Pasif dan Kecerdasan

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam melatih kemampuan berkomunikasi


pasif kepada anak agar dapt menangkap dan memahami maksud serta penjelasan orang lain tanpa
menimbulkan kesalahpahaman

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orangtua dalam melatih kemampuan berkomunikasi aktif
agar anak dapat mengungkapkan dirinya dengan baik sesuai dengan anak seusianya

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam melatih kemampuan kecerdasan anak
agar berkembang optimal sesuai dengan anak seusianya Pertemuan 8
Mampu melakukan stimulasi komunikasi pasif kepada balita sesuai dengan usianya

Mampu melakukan stimulasi komunikasi aktif kepada balita sesuai dengan usianya

Mampu melakukan stimulasi kecerdasan kepada balita

Mampu memantau perkembangan anak menggunakan KKA

Orangtua mampu mencari bantuan dari petugas kesehatan apabila tumbuh kembang anak terganggu

49 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL| |Pengelolaan
MODUL PengelolaanBina
BinaKeluarga
KeluargaBalita
Balita(BKB)
(BKB)

9 Stimulasi, Perkembangan Kemampuan Menolong Diri Sendiri dan Tingkah Laku Sosial

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam melatih kemampuan menolong diri
sendiri agar menjadi anak mandiri
Pertemuan 9
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam melatih kemampuan bergaul dan sosial

Mampu melakukan stimulasi kemampuan menolong diri sendiri kepada anak sesuai dengan usianya

Mampu melakukan stimulasi kemampuan tingkah laku sosial kepada anak sesuai dengan usianya

10 Pengenalan Kesehatan Reproduksi Pada Anak Usia Dini


Memperkenalkan kepada orangtua tentang fungsi dan kesehatan reproduksi anak usia dini serta cara
mencegah kekerasan seksual pada anak
Memotivasi orangtua untuk menerapkan pengetahuan tentang tentang fungsi dan kesehatan repro- Pertemuan 10
duksi pada anak usia dini di lingkungan keluarga
Orangtua dapat mengajarkan kepada anak tentang fungsi dan kesehatan reproduksi
Orangtua mengetahui cara mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak

11 Perlindungan Anak
Meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai hak anak

Meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai ancaman bahaya fisik dan nonfisik bagi anak usia dini

Meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai jenis – jenis kekerasan dalam perlindungan anak usia Pertemuan 11
dini

Mencatat kelahiran anak dan membuat akta kelahiran anak

Mengetahui jenis – jenis kekerasan dan perlindungan diri pada anak

Mengajarkan adanya potensi bahaya kepada anak dan memberitahukan orang dewasa yang dipercaya
untuk menolong anak

12 Menjaga anak dari pengaruh media

Memberikan pengetahuan kepada orangtua tentang dampak positif dan negatif dari teknologi terh-
adap anak
Memberi keterampilan kepada orangtua untuk menggunakan teknologi secara bijak Pertemuan 12
Memiliki kesadaran untuk bijak mengunakan media elektronik di rumah

Mengawasi dan membatasi anak dalam menggunakan media teknologi TV, internet, games, dan media
sosial

13 Pembentukan karakter anak usia dini


Meningkatkan pemahaman orangtua dalam membentuk karakter positif pada anak
Membentuk sikap orangtua agar dapat menjadi contoh yang baik bagi anak
Menanamkan konsep diri yang positif pada anak Pertemuan 13
Menerapkan fungsi pengawasan terhadap anak
Mengenal karakter positif pada anak
Mengajar anak untuk patuh pada peraturan

50 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
LAMPIRAN 7

KARTU KEMBANG ANAK


Tampak Depan

Tampak Belakang

51 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB)

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Tahun 2020

52 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Anda mungkin juga menyukai