Final Modul BKB Emas

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 96

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Bekerjasama dengan
YAYASAN PLAN INTERNATIONAL INDONESIA
MODUL
BINA KELUARGA BALITA
ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING
(BKB-EMAS)

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL


TAHUN 2018
Sekapur Sirih

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Nasional (BKKBN) sebagai salah satu lembaga pemerintah
yang berperan dalam meningkatkan kemampuan
pengasuhan orangtua dan anggota keluarga pada
anak usia dibawah enam tahun termasuk dari dalam
kandungan melalui Program Bina Keluarga Balita Holistik
Integratif (BKB HI). Dalam Program BKB HI, orangtua akan
memperoleh pengetahuan dan keterampilan pengasuhan
yang menyeluruh dalam memenuhi kebutuhan dasar anak
yaitu Asuh (kebutuhan dasar), Asih (kebutuhan emosional
dan kasih sayang) dan Asah (kebutuhan stimulasi). Orangtua perlu diberi pemahaman
bagaimana menjadi orangtua yang mampu membina dan mengasuh anak-anaknya
menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berkarakter.

Indonesia masih dihadapkan pada masalah stunting (gizi buruk kronis akibat
asupan gizi yang kurang sehingga tinggi badan bayi di bawah standar menurut
usianya/pendek). Saat ini sepertiga jumlah balita 30,8 % (Riskesdas tahun 2018) di
Indonesia menderita stunting. WHO menyatakan batas maksimal angka stunting bayi
di suatu negara adalah 20%, artinya Indonesia saat ini masih di atas batas toleransi
yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia.

Stunting disebabkan berbagai macam faktor, satu diantaranya adalah praktik


pengasuhan orangtua dan anggota keluarga yang tidak baik dan benar terhadap
balita dan anak. Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya pengetahuan para
orangtua dan anggota keluarga tentang status gizi wanita pada masa pra kehamilan,
masa kehamilan dan setelah melahirkan serta gizi pada anak sampai dengan usia 2
tahun. Intervensi pencegahan stunting paling menentukan pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) dimulai sejak bayi dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun.
Masa 1000 HPK dari seorang anak adalah meliputi 270 (dua ratus tujuh puluh) hari
selama dalam kandungan dan 730 (tujuh ratus tiga puluh) hari dari kelahiran sampai
usia 2 tahun. Periode ini menjadi sangat penting karena sangat berpengaruh pada
tumbuh dan kembang anak, dimana mereka harus kita siapkan untuk menjadi
generasi yang lebih berkualitas (Generasi Emas).

Dalam rangka meningkatkan pemahaman, sikap, perilaku dan keterampilan


pengelola BKB HI tentang pentingnya periode 1000 HPK bagi masa depan setiap
anak di Indonesia, maka Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) telah menyusun modul yang berjudul Modul BKB Emas (Eliminasi Masalah
Stunting), sebagai wujud nyata peran serta BKKBN dalam mendukung pencegahan
stunting di Indonesia yang merupakan pengembangan BKB HI yang sudah ada,

Pendahuluan
III
karena pengelola ini yang akan bertugas melakukan promosi dan KIE pada orangtua
dan anggota keluarga lainnya melalui Kelompok BKB. Dengan hadirnya Modul ini
diharapkan pemenuhan hak anak untuk tumbuh dan berkembang pada periode 1000
HPK dapat terpenuhi dengan maksimal, demi terwujudnya Generasi Emas Indonesia.

Jakarta, Desember 2018


Plt. Kepala BKKBN

dr. Sigit Priohutomo, MPH

IV Pendahuluan
Kata Sambutan

Setiap orang tua pasti berharap agar anaknya dapat


tumbuh dan berkembang dengan sehat dan berkarakter
agar kelak di masa depan dapat berkontribusi secara
optimal untuk kemajuan suatu bangsa. Hal tersebut
dapat diwujudkan salah satunya melalui komitmen orang
tua dalam melakukan pengasuhan. Pengasuhan yang
dilakukan secara bersama-sama antara ayah dan ibu di
dalam keluarga akan menghindarkan anak dari faktor-faktor
risiko yang dapat menghambat tumbuh kembang anak.
Salah satu faktor risiko yang dihadapi anak-anak Indonesia
saat ini adalah kondisi stunting.

Stunting merujuk pada kondisi gagal tumbuh pada anak (baik pertumbuhan
tubuh dan otak) sehingga tinggi anak lebih pendek dari tinggi badan seumurannya,
mengalami gangguan kognitif, dan cenderung mengalami gangguan dalam
metabolisme tubuhnya. Stunting terjadi lantaran pola asuh yang salah pada masa
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) dan hal tersebut tidak dapat lagi diperbaiki
mengingat masa 1000 HPK merupakan periode kritis yang menjadi faktor penentu
kualitas kehidupan anak kelak. Pola asuh yang benar pada masa 1000 HPK
merupakan kewajiban yang tak bisa ditawar lagi. Fokus pada masa 1000 HPK yang
dimulai saat kehamilan hingga anak berusia dua tahun, merupakan periode yang
sangat penting dalam pencegahan stunting. Meskipun Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskedas) menunjukkan penurunan prevalensi stunting di Indonesia, yaitu dari 37,2%
(Tahun 2013) menjadi 30,8% (Tahun 2018), angka tersebut masih cenderung tinggi.

Menyikapi permasalahan stunting tersebut, Badan Kependudukan dan Keluarga


Berencana Nasional (BKKBN) sebagai salah satu lembaga pemerintah, sangat proaktif
untuk melakukan upaya peningkatan komitmen dan keterampilan pengasuhan orang
tua di dalam keluarga pada masa 1000 HPK untuk menurunkan dan mencegah
stunting. Melalui Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak yang bekerja sama dengan
Plan Internasional, BKKBN menerbitkan Modul BKB Emas (Bina Keluarga Balita Eliminasi
Masalah Anak Stunting). Modul ini disusun secara sederhana, menarik, aplikatif dan
disertai dengan permainan agar dapat dipahami, dilaksanakan, dan dijadikan rujukan
oleh orang tua dan kader kelompok Bina Keluarga Balita (Kader BKB) dalam melakukan
pertemuan yang diselenggarakan di tiap-tiap kelompok BKB.

Dengan disusunnya Modul BKB Emas ini diharapkan dapat menjadi salah satu
solusi dalam mencegah terjadinya stunting melalui pola pengasuhan orang tua dan
keluarga, terutama pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), sehingga di masa
yang akan datang, generasi penerus kita menjadi generasi yang berkualitas dan
mempunyai daya saing yang tinggi.

Pendahuluan
V
Kami ucapkan selamat kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah bekerja
keras menyelesaikan Modul BKB Emas ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan
yang terbaik bagi kualitas generasi penerus kita.

Jakarta, Desember 2018


Deputi Bidang KSPK

Dr. dr. M. Yani, M.Kes., PKK

VI Pendahuluan
Kata Pengantar

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) harus


dimulai sejak dini, bahkan sejak janin masih di dalam
kandungan, karena pada saat itu proses pertumbuhan
dan perkembangan manusia sudah berlangsung. Dalam
keseluruhan siklus hidup manusia, usia 0-2 tahun merupakan
periode kritis bagi perkembangan otak. Periode ini harus
dioptimalkan dengan menjaga kesehatan, status gizi anak,
memberikan stimulasi yang mencukupi dan menyediakan
lingkungan yang mendukung untuk menanamkan karakter
anak sedini mungkin. Apabila pada masa tersebut, anak
tidak mendapatkan pengasuhan dengan baik, maka akan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.

Untuk Menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini yang


optimal sejak masa kehamilan hanya dapat dilakukan melalui pemberian pengasuhan,
pendidikan yang benar, asupan gizi yang baik dan seimbang, serta pemeliharaan
kesehatan yang baik. Agar seluruh kebutuhan esensial ibu hamil dan anak usia
dini dapat terpenuhi, sehingga anak dapat tumbuh kembang secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan dan usianya.

Oleh karena itu untuk mendukung Program Prioritas Nasional BKKBN


bekerjasama dengan Yayasan PLAN Internasional Indonesia telah menyusun modul
penyuluhan Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting (BKB EMAS) bagi
kader dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan kegiatan penyuluhan di kelompok BKB.

Dengan tersedianya modul ini diharapkan kader dapat memberikan penyuluhan


BKB EMAS kepada ibu hamil dan orangtua Baduta, sehingga masalah stunting dapat
dicegah dan tujuan program BKB EMAS dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan


Modul BKB EMAS ini, kami mengucapkan terimakasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa,
selalu meridhoi maksud baik kita demi generasi emas Indonesia.

Jakarta, Desember 2018


Direktur Bina Keluarga
Balita dan Anak

Dra. Evi Ratnawati

Pendahuluan
VII
Daftar Isi

Sampul Buku................................................................................................................................I
Sekapur Sirih...............................................................................................................................III
Kata Sambutan...........................................................................................................................V
Kata Pengantar.........................................................................................................................VII
Daftar Isi.....................................................................................................................................IX
Pendahuluan...............................................................................................................................1
Pertemuan 1 : Penerapan delapan fungsi keluarga dalam masa 1000 HPK........................13
Pertemuan 2 : Kesehatan Fisik dan Mental Ibu Hamil dan Ibu Menyusui............................23
Pertemuan 3 : Pembiasaan PHBS bagi Ibu Hamil dan Baduta.............................................35
Pertemuan 4 : Stimulasi Perkembangan Anak pada masa 1000 HPK..................................47
Pertemuan 5 : Meningkatkan Peran Ayah dan Anggota Keluarga Lainnya........................57
Pertemuan 6 : Pengasuhan yang Tanggap (Cepat & Tepat) Terhadap Kebutuhan Anak...67
Daftar Pustaka..........................................................................................................................79
Lampiran...................................................................................................................................81

Pendahuluan
IX
Pendahuluan
Bagian I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan pilar utama pembangunan
karena sangat menentukan kemajuan bangsa. Kualitas SDM yang antara lain dicerminkan
oleh derajat kesehatan, tingkat intelegensia, kematangan emosional dan spiritual, serta
produktivitas sangat ditentukan oleh kualitas pada usia dini yaitu dari janin hingga anak
berusia 6 tahun (Bappenas, 2008).

Masa usia dini merupakan masa kritis bagi perkembangan seseorang. Di tahun-tahun
pertama kehidupan terjadi perkembangan yang pesat, dan interaksi anak dengan lingkungan
terutama keluarga akan menentukan pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian
hari. Peran orangtua menjadi sangat penting, karena orangtualah yang akan mengasuh,
membimbing, dan memberikan berbagai stimulasi agar tumbuh kembang anak berlangsung
secara optimal. Dengan pengasuhan yang tepat, kualitas sumber daya manusia di Indonesia
akan meningkat (BKKBN, 2014).

Mengembangkan pemahaman orangtua tentang pentingnya tahun-tahun awal kehidupan


anak sangatlah penting. Orangtua perlu memiliki keterampilan pengasuhan dan stimulasi
yang efektif dan praktis, serta komitmen untuk mendorong tumbuh kembang dan perlindungan
anak (Plan International Indonesia, 2014). Program Bina Keluarga Balita (BKB) Holistik Integratif
merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua
terkait pengasuhan anak yang holistik, yaitu pengasuhan yang menyeluruh dalam memenuhi
kebutuhan dasar anak. Kebutuhan dasar akan pendidikan, kesehatan, gizi dan perlindungan
dari berbagai bentuk kekerasan.

Modul ini disusun sebagai acuan bagi kader BKB dalam melaksanakan pertemuan kelompok
BKB-EMAS. Buku ini berisi tahapan-tahapan kegiatan yang akan memudahkan kader dalam
menyampaikan pengetahuan dan keterampilan kepada orangtua agar tumbuh kembang
anak pada periode 1000 HPK dapat optimal.

Proses penyusunan buku ini dilakukan sejak Juni hingga November 2018 oleh Direktorat Bina
Keluarga Balita dan Anak, BKKBN bekerjasama dengan Plan International Indonesia. Selama
proses penyusunan, telah dilakukan sebanyak 3 kali loka karya yang melibatkan berbagai
pihak terkait Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUDHI), baik dari instansi
pemerintah di tingkat pusat dan daerah

2 Pendahuluan
B. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dari penggunaan Modul ini adalah sebagai panduan kegiatan
bagi kader BKB dalam menyelenggarakan pertemuan kelompok BKB-EMAS. Dimana modul ini
memuat semua informasi yang dibutuhkan kader untuk dapat menyelenggarakan pertemuan
kelompok BKB secara rutin yang telah mencakup semua informasi terkait penyelenggaraan
BKB-EMAS.

C. Sasaran

Sasaran langsung dari modul ini adalah para kader BKB, sedangkan sasaran tidak
langsung dari penggunaan modul ini adalah para peserta BKB khususnya ibu hamil dan
keluarga Baduta yang mengikuti pertemuan BKB dan para petugas dari unit pelayanan KB,
kesehatan, gizi dan pendidikan anak usia dini.

D. Sistematika Penulisan

Modul ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :

Bagian I.
Pendahuluan, mengemukakan latar belakang, tujuan, sasaran dan sistematika penulisan
modul.

Bagian II.
Membahas tugas dan peran kader dalam pengelolaan pertemuan, saran terhadap teknik
fasilitasi yang efektif, penggunaan alat dan bahan di dalam pertemuan.

Bagian III.
Bagian ketiga dari modul ini merupakan bagian inti yang sangat perlu untuk dipahami oleh
kader. Ada 6 pertemuan dengan judul dari setiap pertemuan adalah sebagai berikut :

Pertemuan 1 :Penerapan delapan fungsi keluarga dalam masa 1000 HPK


Pertemuan 2 : Kesehatan Fisik dan Mental Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Pertemuan 3 : Pembiasaan PHBS bagi Ibu Hamil dan Baduta
Pertemuan 4 : Stimulasi Perkembangan Anak pada masa 1000 HPK
Pertemuan 5 : Meningkatkan Peran Ayah dan Anggota Keluarga Lainnya
Pertemuan 6 : Pengasuhan yang Tanggap (Cepat & Tepat) Terhadap Kebutuhan Anak

Pendahuluan
3
Struktur penulisan di dalam setiap pertemuan adalah sebagai berikut:

• Tujuan : berisi informasi bagi kader tentang poin-poin tujuan kegiatan pertemuan, yang tidak
perlu dibacakan kepada peserta, karena tujuan kegiatan yang perlu disampaikan pada
peserta akan ada pada bagian lainnya (pembukaan).

• Hasil yang diharapkan : berisi informasi bagi kader tentang poin-poin indikator perubahan
perilaku yang diharapkan dapat terjadi pada peserta, setelah mengikuti pertemuan. Hasil
yang diharapkan ini tidak perlu dibacakan kepada peserta.

• Durasi : merupakan perkiraan waktu maksimal penyelenggaraan pertemuan,yaitu selama


115-120 menit maksimal.

• Bahan dan alat : berisi jenis media, bahan dan alat yang dibutuhkan untuk menyampaikan
informasi kepada peserta serta bahan bacaan bagi kader. Bahan dan alat ini perlu disiapkan
sebelum memulai pertemuan.

• Tahapan kegiatan : menjabarkan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan dan


disampaikan kader secara berurutan agar dapat mencapai tujuan pertemuan. Tahapan
kegiatan ini terdiri dari:

1. Pembukaan dan Review: berisi do’a pembuka, informasi tentang KB, tinjauan/review tentang
materi/informasi pada pertemuan sebelumnya, tinjauan terhadap tugas rumah.

2. Pengenalan Topik: berisi informasi tentang judul dan tujuan pertemuan serta informasi atau
pun kegiatan pengantar yang berkaitan dengan topik pertemuan.

3. Kegiatan Inti: berisi diskusi kelompok, permainan, kalimat-kalimat informasi serta penggunaan
media, bahan dan alat pendukung seperti lembar balik, film cerita, poster dan buku KIA.

4. Kesimpulan: berisi proses penarikan kesimpulan oleh seluruh peserta dan penyampaikan
kesimpulan oleh kader.

5. Mengingatkan Peserta Untuk Mengisi Kalender Pengasuhan: kader mengingatkan peserta


untuk mengisi kalender pengasuhan di rumah dan peserta (orangtua anak), untuk memantau
perkembangan anak.

6. Penyampaian Tugas Rumah: berisi perilaku pengasuhan yang diharapakan untuk dilakukan
di rumah oleh peserta BKB.

7. Penutup: berisi do’a penutup, informasi tentang KB dan salam penutup.

Kader dapat membaca secara langsung semua kalimat yang ada dalam tanda kutipan “…”
dan ditulis miring, sedangkan kalimat yang tidak ada tanda kutip dan tidak ditulis miring tidak
perlu dibacakan kepada peserta, karena kalimat tersebut merupakan instruksi bagi kader.
Begitu juga dengan catatan bagi kader, tidak perlu dibacakan kepada peserta.

4 Pendahuluan
Bagian II. Persiapan Pertemuan

A. Tugas dan peran kader dalam pengelolaan pertemuan

Pengelolaan kegiatan pertemuan BKB dilaksanakan oleh kader. Kader BKB adalah
anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela dalam membina dan menyampaikan
informasi kepada orangtua balita tentang bagaimana mengasuh anak secara baik dan
benar.

a. Syarat-syarat kader:

1. Laki-laki atau perempuan yang tinggal di lokasi kegiatan mempunyai minat terhadap
anak.
2. Paling sedikit dapat membaca dan menulis, menguasai bahasa Indonesia dan bahasa
daerah setempat.
3. Bersedia bekerja sebagai tenaga sukarela.
4. Bersedia dilatih sebelum melaksanakan kegiatan.
5. Mampu berkomunikasi dengan orangtua balita secara baik.

b. Tugas kader:

1. Melaksanakan pertemuan sesuai dengan materi dan tahapan kegiatan yang telah
ditentukan pada buku pegangan kader ini.
2. Mengadakan pengamatan perkembangan peserta BKB dan anak balitanya.
3. Memberikan pelayanan dan mengadakan kunjungan rumah.
4. Memotivasi orangtua untuk merujuk anak yang mengalami masalah tumbuh kembang
anak.
5. Memotivasi orangtua untuk mau melakukan tugas rumah yang ada di setiap pertemuan.
6. Membuat laporan kegiatan dari masing-masing kelompok umur pada folmulir yang
telah disediakan.

c. Pembagian tugas kader:

1. Kader inti adalah penyampai materi pada tahapan kegiatan inti dan kesimpulan dalam
pertemuan dengan orangtua peserta BKB dan bertanggung jawab atas keseluruhan
kegiatan.
2. Kader piket yang bertugas mengasuh anak dan balita yang hadir saat pertemuan.
3. Kader bantu adalah penyampai materi pada tahapan kegiatan pembukaan,
pengenalan topik, penyampaikan tugas rumah dan penutup.

Pendahuluan
5
B. Saran untuk Teknik Fasilitasi yang Efektif

a. Tata ruang pertemuan

b. Pengaturan waktu

1. Selalu buat “waktu tambahan” untuk keterlambatan tidak terduga seperti terlambat
mulai atau waktu tambahan untuk menjelaskan dan tanya jawab.
2. Pastikan untuk menyampaikan materi dalam rentang waktu yang telah dituliskan
dalam buku pegangan kader.
3. Beri contoh kepada peserta dengan datang ke tempat pelatihan lebih awal dan
memulai pelatihan tepat waktu.
4. Minta bantuan relawan atau kader lainnya untuk memastikan pertemuan sesuai
jadwal dan memberikan tanda jika waktu hampir habis.

c. Mencairkan suasana

1. Beritahu para peserta tujuan dari kegiatan mencairkan suasana adalah untuk
penyegaran agar peserta tidak jenuh.
2. Pastikan kegiatan sesuai dengan umur dan jenis kelamin peserta.
3. Perhatikan batasan fisik para peserta.
4. Lakukan dengan singkat (tidak lebih dari 10 menit).
5. Pastikan kegiatan dapat dilakukan dengan ruangan yang tersedia.
6. Beri setiap peserta pilihan untuk melewatkan gilirannya atau tidak ikut serta.
7. Buatlah contoh dengan antusias ikut serta. (Jangan minta peserta melakukan hal yang
kader sendiri tidak mau melakukannya).
8. Jangan lakukan kegiatan yang terlalu rumit atau sulit.

6 Pendahuluan
Contoh kegiatan mencairkan suasana ada pada Lampiran. Selain kegiatan mencairkan
suasana, kader dapat juga membuat yel-yel kelompok dan melakukan yel-yel BKB dan
KB disaat peserta mulai terlihat hilang konsentrasi atau saat kader ingin mendapatkan
perhatian peserta kembali. Berikut ini merupakan yel-yel BKB dan KB.

Salam BKB

Kader mengatakan “Salam BKB!”


Peserta dan kader menjawab dengan:
“Orangtua hebat” (sambil gerakan mengacungkan dua ibu jari)
“Balita cerdas” (sambil menunjuk ke kening dengan dua jari telunjuk)
“Keluarga Bahagia” (sambil membuat gerakan tangan membuat simbol hati ( ♥))

Salam KB

Kader Mengatakan “Salam KB!”


Peserta dan kader menjawab dengan:
“Dua anak cukup!”

Yel-yel Orangtua Hebat


Kader mengatakan “mau jadi orangtua hebat?”
Peserta dan kader menjawab dengan:
“Ayo ke BKB!” (sambil gerakan kedua tangan gaya mengajak orang ikut serta)

Salam BKB EMAS

Orangtua Hebat (gerakan 2 jempol ke depan)


Baduta Sehat (gerakan tangan memegang perut)
Cerdas (satu telunjuk menunjuk kepala)
Berkarakter (gerakan dua tangan menyatu)
Keluarga Ceria (gerakan 2 tangan dibuka ke atas)

d. Penyampaian materi

1. Pastikan kader paham apa yang akan disampaikan.


2. Jangan terburu-buru menyampaikan materi.
3. Berjalanlah berkeliling ruangan (tidak hanya berdiri/duduk pada satu posisi saja) dan
buatlah nada dan volume suara yang berbeda sehingga menarik.
4. Sisipi penyampaian materi dengan kegiatan interaktif dan humor (hanya jika pantas
dan diperlukan).
5. Pastikan bahwa cerita pribadi dan analogi memiliki detail yang jelas dan pastikan
semua mengerti poin penting yang disampaikan.
6. Bagilah peserta yang berbeda-beda dalam setiap diskusi kelompok agar peserta
dapat saling berbaur.
7. Berikan informasi mengenai bahan-bahan lain yang kader rasakan berguna dalam
menghadapi anak-anak untuk membantu peserta mengerti materi yang disampaikan.

Pendahuluan
7
e. Menghadapi peserta

1. Sepakati aturan di pertemuan awal, aturan dapat ditambahkan selama pertemuan


dilaksanakan.
2. Usahakan untuk tidak membahas pendapat pribadi atau kepercayaan kader pada
saat diskusi. Fokus pada fakta yang ada dibuku orangtua hebat atau KIA
3. Terbukalah pada pandangan atau pemikiran baru dari peserta.
4. Simpan pertanyaan atau masalah yang sulit dan tidak secara langsung terkait dengan
topik pertemuan.
5. Tidak semua komentar atau pendapat peserta membutuhkan jawaban, beberapa
hanya memerlukan ucapan “terima kasih”.
6. Arahkan diskusi kembali ke topik pertemuan, jika peserta atau teman kader lainnya
mulai lari dari topik yang sedang dibahas. Misalnya dengan mengulangi lagi
pertanyaan jika diskusi keluar dari topik.
7. Jika peserta terlibat diskusi berkepanjangan dan berbeda pendapat, sebaiknya
katakan, “Di dalam buku orangtua hebat yang saya baca mengatakan….” atau
“Mungkin bisa kita tanyakan pendapat dari peserta lainnya….”.
8. Ketika tidak ada tanggapan dari para peserta: beri mereka waktu untuk berpikir,
kemudian ajukan pertanyaan dengan cara yang berbeda, atau buatlah suatu
pernyataan dan tanyakan bagaimana pendapat mereka.
9. Ketika para peserta merasa jengkel atau frustasi mengenai pekerjaan mereka atau
terhadap situasi yang dihadapi, maka hal yang dapat dilakukan adalah:
aa Memastikan perasaan mereka didengarkan (contoh: “Itu terdengar sangat
menjengkelkan…“,“kesal sekali sepertinya ya…”).
bb Akui bahwa kader tidak dapat memecahkan masalah tersebut.
cc Minta peserta lain untuk menyampaikan pemikiran mereka.
dd Jika peserta memberikan tanggapan yang emosional, atau menggerutu, atau
kelihatan menarik diri – gunakan waktu istirahat untuk berbicara dengan mereka.
ee Diskusikan dengan kader yang lain.
10. Kader harus lebih banyak mendengarkan sebelum memberikan informasi.
11. Ucapkan terima kasih kepada para peserta karena telah berbagi pengalaman atau
pendapatnya kemudian ulangi atau jelaskan apa yang sudah disampaikan peserta
untuk memastikan hal tersebut dimengerti.

8 Pendahuluan
C. Penggunaan bahan dan alat

a. Ular tangga

b. Kalender pengasuhan

Pendahuluan
9
c. Lembar balik

• Lembar balik yang digunakan merupakan lembar balik seri Menjadi Orangtua Hebat
sebanyak 3 unit.
• Tujuan penggunaan lembar balik adalah sebagai alat bantu bagi kader dalam
menyampaikan pesan/informasi terkait topik bahasan.
• Kader perlu memahami penggunaan lembar balik, dimana ada lembaran yang
ditunjukan bagi peserta dan ada lembaran yang hanya ditujukan bagi kader, untuk
menyampaikan informasi kepada peserta.

e. Alat Permainan Edukatif

Alat permainan edukatif (APE) adalah suatu alat permainan yang khusus digunakan
dalam pendidikan anak yang memiliki tujuan tertentu, antara lain untuk merangsang
berbagai kemampuan anak balita dalam hal gerakan kasar dan halus (otot tubuh,
anggota badan, jari-jari tangan), berbicara dan mengadakan hubungan dengan orang
lain, kecerdasan, bergaul dan menolong diri sendiri.

APE yang digunakan dalam program BKB dikemas dalam satu perangkat yang disebut
dengan BKB kit. APE ini bertujuan untuk merangsang ketujuh aspek perkembangan anak
(gerakan/motorik kasar, gerakan/motorik halus, komunikasi aktif, komunikasi pasif,
kecerdasan, tingkah laku sosial, menolong diri sendiri) dan digunakan oleh kader sebagai
salah satu alat penunjang kegiatan penyuluhan di dalam kelompok BKB. Namun, jika BKB
kit ini tidak tersedia di kelompok BKB maka kader dapat menggunakan APE lain, baik yang
buatan pabrik maupun buatan sendiri.

Daftar APE yang biasanya ada dalam BKB KIT :

- Motorik/gerakan Kasar:
Giring-giring, bantal, guling, bola, bangku/meja, sendok, gelas dan piring plastik,
tali rafia, kapur/arang, balok kayu, keranjang/kardus/ember, biji-bijian.

- Motorik/gerakan halus:
Kursi, meja, tangga, kertas, kain, daun, gunting, manik-manik besar, tali, benang,
kertas lipat, sendok, garpu, sikat gigi, air, pasir, gelas, toples, baskom, balok-balok
rintangan, papan, menara balok, kardus, kotak bentuk, gambar berpola, lotto warna,
balok titian, bola kaki, bola tenis, penjepit kertas, botol air, kapur, pensil warna,
krayon, pensil, majalah/koran bekas, tangga silinder, tangga kubus, sepatu bertali,
buku gambar/mewarnai.

10 Pendahuluan
- Komunikasi Pasif:
Senter, suara, benda-benda di sekitar.

- Komunikasi Aktif:
Bola, pensil warna, benda-benda di sekitar.

- Kecerdasan
Pensil warna, krayon, tongkat kayu, buku cerita bergambar, benda-benda di sekitar,
foto keluarga, balok bentuk, kotak pola, menara gelang, aneka benda dengan
berbagai ragam bentuk, ukuran dan warna, buku cerita.

- Tingkah Laku Sosial:


Boneka dan anggota tubuh, buku cerita.

- Menolong diri sendiri


Cangkir plastik yang bergagang, perlengkapan makan, cermin, benda di sekitar, buku
cerita, lagu, air mengalir (dari selang/kran), sandal, sepatu bertali, baju berkancing,
gayung, sikat dan pasta gigi, handuk, celana, air, ember, benda-benda/permainan
yang ada di sekitar.

f. Alat tulis

• Alat tulis yang digunakan berupa: pulpen, spidol, kertas ukuran A4 atau ukuran besar.
• Tujuan penggunaan alat tulis adalah untuk membantu peserta dalam mencatat hasil
diskusi kelompok.

D. Persiapan kader sebelum pertemuan

Satu minggu atau beberapa hari sebelum pertemuan BKB :


1. Bacalah buku pegangan kader BKB terutama bagian yang sesuai dengan kebutuhan
pertemuan, beri catatan untuk bagian-bagian yang sulit atau kurang jelas.
2. Pelajari bersama kader lainnya bagian-bagian yang sulit tersebut.
3. Kumpulkan semua bahan yang ada dalam daftar bahan dan alat untuk setiap pertemuan.
4. Praktekan bersama kader lainnya setiap permainan atau kegiatan yang ada pada tahapan
kegiatan pertemuan, untuk meyakinkan bahwa kader dapat melaksanakannya bersama
peserta nantinya.
5. Siapkan materi tambahan lainnya yang mungkin dibutuhkan, seperti alat tulis, pengeras
suara dan minuman.

Pendahuluan
11
Pertemuan 1

PENERAPAN DELAPAN FUNGSI KELUARGA


PADA MASA 1000 HPK
Tujuan:

1. Meningkatkan pemahaman peserta tentang delapan fungsi keluarga


2. Menumbuhkan pemahaman peserta tentang pentingnya 1000 HPK
3. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam menerapkan delapan fungsi
keluarga pada masa 1000 HPK

Hasil yang diharapkan:

1. Peserta memahami delapan fungsi keluarga


2. Peserta memahami pentingnya 1000 HPK
3. Peserta menerapkan delapan fungsi keluarga pada masa 1000 HPK

Durasi:

115 menit.

Bahan dan Alat:

• Buku tentang penerapan delapan • Leaflet 1000 HPK


fungsi keluarga • Video 1000 HPK
• Buku tentang pengasuhan 1000 HPK • Alat tulis untuk diskusi

Pertemuan 1
15
Tahapan Kegiatan:

I. Pembukaan (15 menit)

I.1 Kader mengucapkan salam, menanyakan kabar peserta dengan ramah sambil
mengucapkan terima kasih atas kesediaan untuk menghadiri pertemuan kali ini.

I.2 Kader menyampaikan tujuan dari pertemuan:


“Bapak/Ibu, terimakasih telah hadir dalam pertemuan kita hari ini. Ini merupakan
pertemuan BKB EMAS (Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Stunting).Pertemuan
ini dinamakan BKB EMAS, karena pertemuan ini bertujuan untuk membantu para
orangtua, khususnya Baduta untuk bisa mewujudkan generasi EMAS, yaitu generasi
yang sehat, cerdas dan berkarakter”.

“Pertemuan ini juga diharapkan dapat membuat kita belajar dan mempraktekan cara-
cara untuk mencegah stunting di dalam keluarga kita masing-masing”.

“Tujuan dari pertemuan pertama kita pada hari ini adalah agar kita bisa saling berbagi
informasi dan pemahaman tentang delapan fungsi keluarga dalam masa 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK)”.

“Apakah Bapak/Ibu sudah siap untuk melanjutkan diskusi ini? diharapkan nantinya
Bapak/Ibu terlibat aktif dalam pertemuan ini”.

I.3 Kader meminta kesediaan salah satu peserta untuk memimpin doa pembukaan sesuai
dengan doa keagamaan mayoritas peserta. Ucapkan terima kasih kepada peserta yang
bersedia memimpin do’a.

I.4 Kader mengingatkan tentang KB dengan bertanya dan menyampaikan hal berikut:
“Apakah Bapak/Ibu sudah ber-KB?”

Tunggu jawaban peserta, lalu kader menanggapi.

“Terimakasih bagi yang sudah ber-KB. Semoga dapat terus dilakukan karena ber-KB
membawa banyak manfaat bagi ibu, anak, dan keluarga”.

“Akan lebih baik dan sangat dianjurkan untuk menggunakan metode KB yang jangka
panjang seperti spiral dan implant/ susuk”.

“Bapak/Ibu yang belum ber-KB dapat melakukan diskusi dengan bidan untuk mengetahui
metode KB apa yang cocok dan jangka panjang manfaatnya”.

16 Pertemuan 1
I.5 Kader mengajak peserta melakukan salam BKB EMAS.

Salam BKB EMAS

Orangtua Hebat (gerakan 2 jempol ke depan)


Baduta Sehat (gerakan tangan memegang perut)
Cerdas (satu telunjuk menunjuk kepala)
Berkarakter (gerakan dua tangan menyatu)
Keluarga Ceria (gerakan 2 tangan dibuka ke atas)

“ Akan lebih baik dan sangat dianjurkan untuk menggunakan cara KB jangka panjang
yaitu sprial/IUD, implan/susuk KB, vasektomi (MOP), dan tubektomi (MOW)”.

“Bapak/Ibu yang belum ber-KB dapat melakukan diskusi dengan bidan untuk
mengetahui metode KB apa yang cocok dan jangka panjang manfaatnya”.


II. Pengenalan Topik (10 menit)

II.1 Kader menyampaikan topik yang akan dibahas pada hari ini yaitu terkait
penerapan delapan fungsi keluarga dalam masa 1000 HPK.

II.2 Kader mencoba menggali pengetahuan peserta terkait delapan fungsi keluarga
dengan bertanya;

“Siapa yang bisa membantu saya untuk menyampaikan apa saja yang termasuk
dalam delapan fungsi keluarga?”

Tunggu jawaban dari peserta lalu ucapkan terima kasih kepada peserta yang
menjawab.

II.3 Kader merangkum jawaban peserta dengan menggunakan alat bantu buku
tentang penerapan delapan fungsi keluarga yang bisa juga dilihat pada aplikasi
“menjadi orangtua hebat”, dapat diunduh di playstore.

II.4 Kader menggali pemahaman peserta tentang 1000 HPK dengan bertanya;
“Adakah yang mengetahui apa yang dimaksud dengan 1000 HPK?”
Tunggu jawaban dari peserta lalu ucapkan terima kasih kepada peserta yang
menjawab.

II.5 Kader merangkum jawaban peserta dengan menggunakan alat bantu buku
tentang pengasuhan 1000 HPK, leaflet atau video tentang pengasuhan 1000
HPK

II.6 Kader meminta peserta untuk duduk dalam kelompok kecil sebanyak 8 kelompok,
terdiri dari 3-4 orang dalam satu kelompok untuk berdiskusi.

Pertemuan 1
17
III. Kegiatan Inti (60 menit)

III.1 Kader membagikan peserta menjadi sebanyak 8 kelompok. Pembagian kelompok


dilakukan dengan meminta peserta berhitung secara berurutan satu (peserta 1), dua
(peserta 2), tiga (peserta 3), empat (peserta 4), satu (peserta 5), dua (peserta 6), dan
seterusnya. Pembagian kelompok dapat disesuaikan dengan jumlah peserta, namun
semua penugasan kelompok (8 penugasan) harus didiskusikan seluruhnya.

III.2 Setiap kelompok diberikan tugas untuk mendiskusikan:


Kelompok 1: Apa yang dapat dilakukan orangtua (ayah, ibu) dan anggota keluarga
lainnya dalam menerapkan fungsi keagaaman dalam masa 1000 HPK
(mulai sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun)?

Kelompok 2: Apa yang dapat dilakukan orangtua (ayah, ibu) dan anggota keluarga
lainnya dalam menerapkan fungsi cinta kasih dalam masa 1000 HPK
(mulai sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun)?

Kelompok 3: Apa yang dapat dilakukan orangtua (ayah, ibu) dan anggota keluarga
lainnya dalam menerapkan fungsi sosial budaya dalam masa 1000 HPK
(mulai sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun)?

Kelompok 4: Apa yang dapat dilakukan orangtua (ayah, ibu) dan anggota keluarga
lainnya dalam menerapkan fungsi perlindungan dalam masa 1000 HPK
(mulai sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun)?

Kelompok 5: Apa yang dapat dilakukan orangtua (ayah, ibu) dan anggota keluarga
lainnya dalam menerapkan fungsi reproduksi dalam masa 1000 HPK
(mulai sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun)?

Kelompok 6: Apa yang dapat dilakukan orangtua (ayah, ibu) dan anggota keluarga
lainnya dalam menerapkan fungsi pendidikan dalam masa 1000 HPK
(mulai sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun)?

Kelompok 7: Apa yang dapat dilakukan orangtua (ayah, ibu) dan anggota keluarga
lainnya dalam menerapkan fungsi lingkungan dalam masa 1000 HPK
(mulai sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun)?

Kelompok 8: Apa yang dapat dilakukan orangtua (ayah, ibu) dan anggota keluarga
lainnya dalam menerapkan fungsi ekonomi dalam masa 1000 HPK
(mulai sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun)?

III.3 Berikan waktu 5 menit untuk diskusi kelompok. Lalu kader meminta peserta menyampaikan
hasil diskusi secara bergiliran.

18 Pertemuan 1
III.4 Kader mendengarkan hasil yang didiskusikan dan secara ringkas mencatat hasil
diskusi yang disampaikan.

III.5 Ucapkan terimakasih atas kerja/diskusi kelompok dan presentasi yang dilakukan
dan menambahkan beberapa informasi yang mungkin belum disampaikan oleh
masing-masing kelompok. Lihat informasi tentang penerapan fungsi keluarga dalam
1000 HPK di buku tentang penerapan delapan fungsi keluarga.

III.6 Kader mengajak peserta untuk berdiri dan bermain Ular Tangga. Peserta dibagi
dalam 4 kelompok. Setiap kelompok diminta untuk menentukan satu orang anggota
kelompok yang menjadi pion (orang yang akan bermain di area ular tangga) dan
satu orang anggota kelompok yang melempar dadu. Anggota kelompok lainnya,
bersiap-siap menjawab pertanyaan/pernyataan. Sampaikan aturan permainan Ular
Tangga seperti yang tertera pada lampiran modul ini tentang aturan permainan: Ular
Tangga.

III.7 Kader menanyakan bagaimana perasaan peserta terhadap permainan Ular


Tangga;
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah bermain Ular Tangga?”.
Tunggu jawaban dari beberapa peserta dan ucapkan terima kasih.

III.8 Kader menanyakan kepada setiap kelompok apa saja yang dipelajari dari
permainan Ular Tangga tadi;
“Saya minta setiap kelompok untuk menyampaikan apa saja pengetahuan atau
praktek baik (yang terkait topik pertemuan hari ini) yang dipelajari dari permainan
Ular Tangga tadi?”

Pertemuan 1
19
“Setiap kelompok harus menyampaikan hal yang berbeda dan tidak boleh sama antara
satu kelompok dengan kelompok lainnya?”

Dengarkan apa yang disampaikan oleh setiap kelompok dan pastikan tidak ada yang
sama antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Lalu ucapkan terima kasih.

Catatan bagi kader: Harapannya peserta dapat menyampaikan pengetahuan dan praktek
baik yang dipelajari dari permainan Ular Tangga diantaranya adalah seperti yang disampaikan
pada kartu-kartu permainan Ular Tangga.

IV. Kesimpulan

IV.1 Kader menyimpulkan apa yang sudah dipelajari pada hari ini dengan menyampaikan
kesimpulan:

–– Delapan Fungsi Keluarga adalah; Fungsi Keagamaan, Fungsi Cinta Kasih, Fungsi
Reproduksi, Fungsi Ekonomi, Fungsi Sosialisasi & Pendidikan, Fungsi Perlindungan,
Fungsi Sosial Budaya, Fungsi Lingkungan.

–– Pentingnya pengasuhan 1000 HPK (sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun);
• Membentuk otak berisi dan “bahan bakar” jiwa dan raga
• Meningkatkan kesiagaan sekolah dan mencapai prestasi akademis
• Menurunkan kesenjangan tingkat kesehatan, pendidikan dan produktivitas
• Menurunkan risiko pada penyakit kronis (diabetes dan jantung)
• Menyelamatkan lebih dari satu juta nyawa per tahun
• Meningkatkan total pendapatan suatu negara
• Memutus siklus kemiskinan antar generasi

–– Penerapan delapan fungsi keluarga dalam 1000 HPK akan menghasilkan generasi
EMAS, generasi yang sehat, cerdas dan berkarakter.

IV. Meningkatkan Peserta Untuk Melaksanakan Kalender Pengasuhan (5 Menit)

V.1 Kader menggunakan kalender pengasuhan sebagai alat bantu untuk mengingatkan
peserta kegiatan sehari-hari yang perlu dilakukan di rumah.

V.2 Kader meminta peserta untuk mengisi kalender pengasuhan di rumah (dengan checklist).

V.3 Kader meminta salah satu peserta untuk menceritakan kegiatan yang sudah dilakukan
berdasarkan kalender pengasuhan.

20 Pertemuan 1

IV. Penyampaian Tugas Rumah

VI.1 Kader meminta peserta untuk melakukan tugas rumah sebagai berikut;
–– Menyampaikan penerapan 8 fungsi keluarga dalam masa 1000 HPK kepada
anggota keluarga lainnya di rumah
–– Mendiskusi cara untuk menerapkan delapan fungsi keluarga terutama pada
masa 1000 HPK bersama anggota keluarga lainnya
–– Mengisi kalender pengasuhan 1000 HPK
VI.2 Kader menyampaikan bahwa tugas rumah ini akan ditinjau bersama pada
pertemuan berikutnya.

VII. Penutup

VII.1 Kader bertanya tentang rencana pertemuan berikutnya (hari, tanggal, waktu dan
tempat) dan meminta relawan dari peserta.

“Siapa yang yang akan secara sukarela menjadi relawan untuk membantu kader
di pertemuan selanjutnya?”.

Relawan akan membantu mengingatkan peserta lainnya untuk hadir pada
pertemuan selanjutnya.

VII.2 Kader mengingatkan tentang KB, dengan menyampaikan hal berikut:


“Bapak/Ibu yang belum ber-KB, ingatlah manfaat KB diantaranya adalah dapat
mengurangi resiko kehamilan pada ibu, yang dikenal dengan sebutan 4T.
4T adalah:
• Terlalu muda (usia di bawah 16 tahun)
• Terlalu tua (usia di atas 35 tahun)
• Terlalu sering/dekat (perbedaan usia antar anak sangat dekat)
• Terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak)”

VII.3 Kader mengajak peserta melakukan Salam BKB EMAS

Orangtua Hebat (gerakan 2 jempol ke depan)


Baduta Sehat (gerakan tangan memegang perut)
Cerdas (satu telunjuk menunjuk kepala)
Berkarakter (gerakan dua tangan menyatu)
Keluarga Ceria (gerakan 2 tangan dibuka ke atas)

VII.4 Kader mengatakan;


“Pertemuan hari ini cukup sampai disini. Saya mengucapkan terima kasih atas
kesediaan bapak/ ibu untuk bisa bergabung dalam Kelompok BKB EMAS. Mohon
maaf apabila dalam pertemuan ini ditemukan adanya kekeliruan dan kekurangan”.

VII.5 Minta salah seorang peserta untuk memimpin doa penutup kegiatan lalu tutup
kegiatan dengan yel-yel orangtua hebat atau yel-yel kelompok masing-masing.

Pertemuan 1
21
Pertemuan 2

KESEHATAN FISIK DAN MENTAL


IBU HAMIL DAN MENYUSUI
Tujuan:

1. Meningkatkan pemahaman peserta tentang cara menjaga kesehatan fisik dan mental
ibu hamil dan menyusui
2. Meningkatkan kesadaran peserta untuk melakukan pemeriksaan kehamilan

Hasil yang diharapkan:

1. Peserta berupaya untuk menjaga kesehatan fisik dan mental ibu hamil dan ibu
menyusui
2. Peserta mendukung ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan

Durasi:

115 menit.

Bahan dan Alat:

• Ular tangga pertemuan 2 • Buku Pedoman Kesehatan Jiwa


• Buku KIA (Kementerian Kesehatan 2011)

Pertemuan 2
31
Tahapan Kegiatan:

I. Pembukaan & Review (15 menit)

I.1 Kader mengucapkan salam, menanyakan kabar peserta dengan ramah sambil
mengucapkan terima kasih atas kesediaan untuk menghadiri pertemuan kali ini.

I.2 Kader menyampaikan tujuan dari pertemuan:


“Bapak/Ibu, terimakasih telah hadir dalam pertemuan kedua kita pada hari ini. Hari ini kita
akan berdiskusi tentang kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui”.

“Kesehatan fisik dan mental sama pentingnya bagi ibu hamil dan ibu menyusui bagi
pertumbuhan janin dan bayi. Oleh karena itu kita akan diskusikan bersama apa yang
dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan juga apa yang harus dilakukan agar
kesehatan mental ibu juga tetap terjaga”.

“Apakah Bapak/Ibu sudah siap untuk melanjutkan diskusi ini? diharapkan nantinya Bapak/
Ibu terlibat aktif dalam pertemuan ini”. .

I.3 Kader meminta kesediaan salah satu peserta untuk memimpin doa pembukaan sesuai
dengan doa keagamaan mayoritas peserta. Ucapkan terima kasih kepada peserta yang
bersedia memimpin do’a.

I.4 Kader mengingatkan tentang KB dengan bertanya dan menyampaikan hal berikut:

“Apakah Bapak/Ibu sudah ber-KB?”


Tunggu jawaban peserta, lalu kader menanggapi.

“Terimakasih bagi yang sudah ber-KB. Semoga dapat terus dilakukan karena ber-KB
membawa banyak manfaat bagi ibu, anak, dan keluarga”.

“Akan lebih baik dan sangat dianjurkan untuk menggunakan metode KB yang jangka
panjang seperti spiral dan implant/ susuk”.

“Bapak/Ibu yang belum ber-KB dapat melakukan diskusi dengan bidan untuk mengetahui
metode KB apa yang cocok dan jangka panjang manfaatnya”.

I.5 Kader meminta beberapa orang peserta untuk menceritakan apa yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.

I.6 Kader meminta beberapa orang lainnya untuk menceritakan bagaimana mereka
melaksanakan tugas rumah dari pertemuan sebelumnya, siapa yang sudah dan siapa
yang belum melaksanakan. Minta yang sudah melaksanakan untuk bercerita seperti ia
melakukannya. Dan dorong yang belum melakukan tugas rumah untuk mau melakukannya.

32 Pertemuan 2
Catatan : Tugas Rumah dari pertemuan sebelumnya adalah:
–– Menyampaikan penerapan 8 fungsi keluarga dalam masa 1000 HPK kepada
anggota keluarga lainnya di rumah
–– Mendiskusikan cara untuk menerapkan delapan fungsi keluarga terutama
pada masa 1000 HPK bersama anggota keluarga lainnya
–– Mengisi kalender pengasuhan


II. Pengenalan Topik (10 menit)

II.1 Kader menyampaikan topik yang akan dibahas pada hari ini yaitu terkait tentang
kesehatan fisik dan kesehatan mental ibu hamil dan menyusui.

II.2 Kader mencoba menggali pengetahuan peserta terkait kesehatan fisik dan
kesehatan mental dengan bertanya;

“Siapa yang bisa membantu saya untuk menyampaikan apa yang dimaksud dengan
kesehatan fisik dan kesehatan mental?”

Tunggu jawaban dari peserta lalu ucapkan terima kasih kepada peserta yang
menjawab.

II.3 Kader merangkum jawaban peserta dengan dengan menyampaikan:

“Dalam Undang-undang kesehatan disebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan


sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis”

“Kesehatan fisik mencakup kondisi anggota atau organ tubuh yang bersih dari
segala penyakit yang berasal dari dalam maupun luar tubuh”

“Menurut Undang-Undang Kesehatan Jiwa (UU no 18/2014), kesehatan jiwa adalah


kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan
sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya”

“Kesehatan mental/jiwa mencakup kondisi emosional, pikiran dan psikis yang


berada dalam kondisi yang tenang dan tentram sehingga memungkinkan untuk
menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar”.

“Kondisi kesehatan fisik dan kesehatan mental saling mempengaruhi, ketika seorang
ibu hamil dan menyusui mengalami masalah kesehatan fisik maka kesehatan
mentalnya juga dapat terganggu, begitu juga sebaliknya”.

II.4 Kader menggali pemahaman peserta tentang faktor/hal yang dapat mempengaruhi
kesehatan fisik dan kesehatan mental ibu hamil dan menyusui dengan bertanya;

“Adakah yang mengetahui apa saja faktor/hal yang mempengaruhi kesehatan fisik
dan mental ibu hamil dan ibu menyusui?”
Tunggu jawaban dari peserta lalu ucapkan terima kasih kepada peserta yang
menjawab.

Pertemuan 2
33
II.5 Kader merangkum jawaban peserta dengan menyampaikan:
“Faktor yang mempengaruhi kesehatan fisik dan mental adalah:
–– Gaya hidup (kebiasaan hygenitas;cuci tangan,mandi,sikat gigi, Kebiasaan makan,
pola istirahat)

–– Lingkungan sekitar (kebersihan lingkungan, kondisi sosial budaya, dukungan dari


keluarga)

–– Bawaan genetik (penyakit degenaratif)

–– Pelayanan kesehatan (kualitas layanan kesehatan yang didapatkan ibu)”.

II.6 Kader meminta peserta untuk duduk dalam kelompok kecil sebanyak 3 kelompok untuk
berdiskusi.

III. Kegiatan Inti (60 menit)

III.1 Kader membagikan peserta menjadi sebanyak 3 kelompok. Pembagian kelompok


dilakukan dengan meminta peserta berhitung secara berurutan satu (peserta 1), dua
(peserta 2), tiga (peserta 3).

III.2 Setiap kelompok diberikan tugas untuk mendiskusikan:

Kelompok 1: Apa yang (a) boleh dan (b) tidak boleh dilakukan oleh Ibu hamil dan Ibu
menyusui untuk menjaga (1) kesehatan fisik dan (2) kesehatan mental?

Kelompok 2: Apa yang (a) boleh dan (b) tidak boleh dilakukan suami/pasangan untuk
menjaga (1) kesehatan fisik dan (2) kesehatan mental Ibu hamil dan Ibu
menyusui?

Kelompok 3: Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota keluarga besar
(nenek, mertua dan lainnya) untuk menjaga kesehatan fisik dan kesehatan
mental ibu hamil dan ibu menyusui?

III.3 Berikan waktu 5 menit untuk diskusi kelompok. Lalu kader meminta peserta menyampaikan
hasil diskusi secara bergiliran.

III.4 Kader mendengarkan hasil yang didiskusikan dan secara ringkas mencatat hasil diskusi
yang disampaikan.

34 Pertemuan 2
III.5 Ucapkan terimakasih atas kerja/diskusi kelompok dan presentasi yang dilakukan
dan menambahkan beberapa informasi yang mungkin belum disampaikan oleh
masing-masing kelompok. Lihat informasi di bawah ini:

Kunci Jawaban Kelompok 1
NO ASPEK KESEHATAN FISIK KESEHATAN MENTAL
1 Yang boleh dilakukan –– Makan makanan kesukaan –– Melakukan hoby atau
oleh ibu hamil tapi tidak berlebihan sesuatu yang disukai,
–– Olahraga ringan sesuai misalnya nonton, rekreasi,
kondisi ibu hamil membaca
–– Selalu merasa bersyukur
–– Melakukan perjalanan
atas kehidupan yang
rekreasi yang tidak dijalani
berbahaya –– Selalu berpikiran positif
–– Makan makanan bergizi terhadap orang lain dan
dengan memperhatikan terhadap situasi yang
asupan nutrisi seimbang dihadapi
–– Menghargai pendapat
orang lain yang berbeda
–– Mengikuti kegiatan suatu
kelompok/organisasi
tertentu yang memberikan
manfaat
–– Merasa puas atas
pekerjaannya
–– Selalu merasa senang,
bahagia, puas, ceria, aman,
bangga dan percaya diri

2 Yang tidak boleh –– Makan makanan kesukaan –– Melakukan hoby yang


dilakukan oleh ibu secara berlebihan tidak aman untuk ibu
–– Melakukan olahraga yang hamil dan janin
hamil tidak aman untuk ibu hamil
–– Makan makanan – – Banyak mengeluh dan
sesukanya tanpa tidak senang atas ke-
memperhatikan asupan hamilannya
nutrisi seimbang –– Sering berpikiran negatif
terhadap orang lain dan
situasi yang dihadapi
–– Tidak menghargai
pendapat orang lain
yang berbeda
–– Mengikuti kegiatan suatu
kelompok/organisasi
yang tidak/kurang ber-
manfaat
–– Merasa tidak puas atas
pekerjaan dan ke-
hidupannya
–– Merasa tidak percaya
diri, pesimis, tidak baha-
gia, murung, dan tidak
pernah merasa senang


Pertemuan 2
35
Kunci Jawaban Kelompok 2
NO ASPEK KESEHATAN FISIK KESEHATAN MENTAL
1 Yang boleh –– Menemani istri yang –– Memberikan rasa tenang
dilakukan suami/ sedang hamil olahraga kepada istri
pasangan jalan pagi –– Menemani istri melakukan
–– Menemani istri yang hoby yang disukai
sedang hamil melakukan –– Menemani istri ngobrol dan
rekreasi saling bercerita
–– Memijit kaki istri setelah –– Memberikan hadiah/kado kecil
lelah bekerja atau setelah kepada istri
melakukan perjalanan

2 Yang tidak boleh –– Tidak pernah/jarang –– Memberikan rasa tenang


dilakukan suami/ menemani istri periksa kepada istri
pasangan kehamilan –– Menemani istri melakukan
–– Tidak pernah/jarang hoby yang disukai
menemani istri rekreasi –– Menemani istri ngobrol dan
saling bercerita
–– Memberikan hadiah/kado kecil
kepada istri

Kunci Jawaban Kelompok 3


NO ASPEK KESEHATAN FISIK KESEHATAN MENTAL
1 Yang boleh –– Membantu memasak –– Mengajak kumpul keluarga
dilakukan keluarga membuatkan makanan –– Menemani atau mengantar ibu
besar kesukaan ibu hamil hamil untuk rekreasi
–– Menemani atau –– Menemani atau mengantar
mengantarkan ibu hamil ibu hamil untuk membeli
periksa kehamilan keperluan bayi
–– Mengajak atau menemani –– Mengajak saling bercerita atau
untuk berolahraga ringan sebagai teman bicara di waktu
atau jalan pagi senggang

2 Yang tidak boleh –– Melarang ibu hamil untuk –– Melarang ibu hamil melakukan
dilakukan oleh melakukan olahraga ringan hoby atau kesukaan dengan
keluarga besar –– Melarang ibu hamil untuk berbagai cerita yang tidak
pergi jalan/rekreasi masuk akal/mitos
–– Melarang ibu hamil untuk –– Tidak mendukung dan mem-
makan makanan yang berikan dukungan moral kepa-
disukai da ibu hamil
–– Membuat ibu hamil merasa
sedih, tidak bahagia, dan tidak
puas dengan kehidupan dan
situasi yang dihadapinya

36 Pertemuan 2
III.6 Kader mengajak peserta untuk berdiri dan bermain Ular Tangga. Peserta dibagi
dalam 4 atau 6 kelompok. Setiap kelompok diminta untuk menentukan satu orang
yang menjadi pion dan satu orang yang menjadi pelempar dadu. Sampaikan aturan
permainan Ular Tangga seperti yang tertera pada lampiran modul ini tentang aturan
permainan: Ular Tangga.

III.7 Kader menanyakan bagaimana perasaan peserta terhadap permainan Ular


Tangga;
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah bermain Ular Tangga?”
Tunggu jawaban dari beberapa peserta dan ucapkan terima kasih.
III.8 Kader menanyakan kepada setiap kelompok apa saja yang dipelajari dari
permainan Ular Tangga tadi;
“Saya minta setiap kelompok untuk menyampaikan apa saja pengetahuan atau
praktek baik yang dipelajari dari permainan Ular Tangga tadi?”.

“Setiap kelompok harus menyampaikan hal yang berbeda dan tidak boleh sama
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya?”.

Dengarkan apa yang disampaikan oleh setiap kelompok dan pastikan tidak ada yang
sama antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Lalu ucapkan terima kasih.

Pertemuan 2
37

IV. Kesimpulan (5 Menit)

IV .1 Kader menyimpulkan apa yang sudah dipelajari pada hari ini dengan menyampaikan;
–– Kesehatan mental dan fisik ibu hamil dan menyusui sangat berkaitan, oleh karena itu
sangat penting menjaga kesehatan fisik dan mental.
–– Kesehatan fisik dan mental ibu akan berpengaruh pada janin dan anak, suami/bapak
dan anggota keluarga lainnya perlu saling mendukung untuk menjaga kesehatan fisik
dan mental ibu hamil dan ibu menyusui agar ibu selalu sehat secara fisik dan mental.

IV. Meningkatkan Peserta Untuk Melaksanakan Kalender Pengasuhan (5 Menit)

V.1 Kader menggunakan kalender pengasuhan sebagai alat bantu untuk mengingatkan
peserta kegiatan sehari-hari yang perlu dilakukan di rumah.

V.2 Kader meminta peserta untuk mengisi kalender pengasuhan di rumah (dengan checklist)

V.3 Kader meminta salah satu peserta untuk menceritakan kegiatan yang sudah dilakukan
berdasarkan kalender pengasuhan


IV. Penyampaian Tugas Rumah

VI.1 Kader meminta peserta untuk melakukan tugas rumah sebagai berikut;
–– Menyampaikan penerapan 8 fungsi keluarga dalam masa 1000 HPK kepada anggota
keluarga lainnya di rumah
–– Mendiskusi cara yang dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga untuk
memastikan kesehatan fisik dan mental ibu hamil dan ibu menyusui terjaga.
–– Mengisi kalender pengasuhan 1000 HPK
VI.2 Kader menyampaikan bahwa tugas rumah ini akan ditinjau bersama pada pertemuan
berikutnya.

VII. Penutup

VII.1 Kader bertanya tentang rencana pertemuan berikutnya (hari, tanggal, waktu dan
tempat) dan meminta relawan dari peserta.

“Siapa yang yang akan secara sukarela menjadi relawan untuk membantu kader di
pertemuan selanjutnya?”.

Relawan akan membantu mengingatkan peserta lainnya untuk hadir pada pertemuan
selanjutnya.

VII.2 Kader mengingatkan tentang KB, dengan menyampaikan hal berikut:


“Bapak/Ibu yang belum ber-KB, ingatlah manfaat KB diantaranya adalah dapat mengurangi

38 Pertemuan 2
resiko kehamilan pada ibu, yang dikenal dengan sebutan 4T.
4T adalah:
• Terlalu muda (usia di bawah 16 tahun)
• Terlalu tua (usia di atas 35 tahun)
• Terlalu sering/dekat (perbedaan usia antar anak sangat dekat)
• Terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak)”.

VII.3 Kader mengajak peserta melakukan Salam BKB EMAS

Orangtua Hebat (gerakan 2 jempol ke depan)


Baduta Sehat (gerakan tangan memegang perut)
Cerdas (satu telunjuk menunjuk kepala)
Berkarakter (gerakan dua tangan menyatu)
Keluarga Ceria (gerakan 2 tangan dibuka ke atas)

VII.4 Kader menutup kegiatan dengan mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan
do’a serta yel-yel kelompok atau yel-yel orangtua hebat.

Pertemuan 2
39
Pertemuan 3

PEMBIASAAN PHBS
BAGI IBU HAMIL DAN BADUTA
Tujuan:

1. Meningkatkan pemahaman peserta tentang cara menjaga kesehatan fisik dan mental
ibu hamil dan menyusui.
2. Meningkatkan kesadaran peserta untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.

Hasil yang diharapkan:

1. Peserta berupaya untuk menjaga kesehatan fisik dan mental ibu hamil dan ibu
menyusui.
2. Peserta mendukung ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.

Durasi:

115 menit.

Bahan dan Alat:

• Ular tangga pertemuan 3 • Alat tulis untuk diskusi kelompok


• Potty Pot
• Buku KIA

Pertemuan 3
37
Tahapan Kegiatan:

I. Pembukaan & Review (15 menit)

I.1 Kader mengucapkan salam, menanyakan kabar peserta dengan ramah sambil
mengucapkan terima kasih atas kesediaan untuk menghadiri pertemuan kali ini.

I.2 Kader menyampaikan tujuan dari pertemuan:


“Bapak/Ibu, terimakasih telah hadir dalam pertemuan kita hari ini. Ini merupakan
pertemuan BKB EMAS (Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Stunting) yang ketiga”.

“Pada pertemuan ini kita akan berdiskusi bersama tentang praktek PHBS (Perilaku Hidup
Berseih dan Sehat) pada masa kehamilan dan dibawah 2 tahun (Baduta)”.

“Apakah Bapak/Ibu sudah siap untuk melanjutkan diskusi ini? diharapkan nantinya Bapak/
Ibu terlibat aktif dalam pertemuan ini”. .

I.3 Kader meminta kesediaan salah satu peserta untuk memimpin doa pembukaan sesuai
dengan doa keagamaan mayoritas peserta. Ucapkan terima kasih kepada peserta yang
bersedia memimpin do’a.

I.4 Kader mengingatkan tentang KB dengan bertanya dan menyampaikan hal berikut:

“Apakah Bapak/Ibu sudah ber-KB?”


Tunggu jawaban peserta, lalu kader menanggapi.

“Terimakasih bagi yang sudah ber-KB. Semoga dapat terus dilakukan karena ber-KB
membawa banyak manfaat bagi ibu, anak, dan keluarga”.

“Akan lebih baik dan sangat dianjurkan untuk menggunakan metode KB yang jangka
panjang seperti spiral dan implant/ susuk”.

“Bapak/Ibu yang belum ber-KB dapat melakukan diskusi dengan bidan untuk mengetahui
metode KB apa yang cocok dan jangka panjang manfaatnya”.

I.5 Kader meminta beberapa orang peserta untuk menceritakan apa yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.

I.6 Kader meminta beberapa orang lainnya untuk menceritakan bagaimana mereka
melaksanakan tugas rumah dari pertemuan sebelumnya, siapa yang sudah dan siapa
yang belum melaksanakan. Minta yang sudah melaksanakan untuk bercerita seperti ia
melakukannya. Dan dorong yang belum melakukan tugas rumah untuk mau melakukannya.

Catatan : Tugas Rumah dari pertemuan sebelumnya adalah:

38 Pertemuan 3
–– Menyampaikan apa yang telah dipelajari pada pertemuan ini kepada anggota
keluarga lainnya di rumah.
–– Mendiskusi cara yang dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga untuk
memastikan kesehatan fisik dan mental ibu hamil dan ibu menyusui terjaga.
–– Mengisi kalender pengasuhan.

I.7 Kader pengajar peserta melakukan salam BKB EMAS


II. Pengenalan Topik (5 menit)

II.1 Kader menyampaikan topik yang akan dibahas pada hari ini yaitu terkait PHBS
pada masa kehamilan dan anak di bawah 2 tahun.

II.2 Kader menjelaskan apa yang dimaksud dengan PHBS dengan menyampaikan;

“PHBS adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, ada 10 perilaku yang diharapkan
dilakukan oleh keluarga yaitu (1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (2)
Memberi ASI ekslusif (3) Menimbang bayi dan balita (4) Menggunakan air bersih (5)
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun (6) Menggunakan jamban sehat (7)
Memberantas jentik di rumah (8) Makan buah dan sayur setiap hari (9) Melakukan
aktivitas fisik setiap hari (10) Tidak merokok di dalam rumah”.

“Pada masa 1000 HPK sangat penting untuk dapat menerapkan 10 perilaku hidu
bersih dan sehat tersebut di atas, karena pada masa ini tumbuh kembang anak
sedang sangat pesat dan rentan terhadap penyakit, jika tidak menerapkan PHBS
akan beresiko pada gangguang tumbuh kembang termasuk kesehatan anak”.

III. Kegiatan Inti (60 menit)

III.1 Kader membagikan peserta menjadi sebanyak 4 kelompok. Pembagian kelompok


dilakukan dengan meminta peserta berhitung secara berurutan satu (peserta 1), dua
(peserta 2), tiga (peserta 3), empat (peserta 4), dan seterusnya.

III.2 Setiap kelompok diberikan tugas untuk mendiskusikan:


Kelompok 1: Praktekan PHBS khususnya membersihkan putting susu mulai sejak
kehamilan hingga menyusui, sampaikan langkah-langkahnya!

Kelompok 2: Praktek membersihkan mulut dan gusi pada Baduta, sampaikan


langkah-langkahnya!

Kelompok 3: Praktek mengajarkan anak untuk BAB (Buang Air Besar) dan BAK
(Buang Air Kecil) pada tempatnya (gunakan alat bantu potty pot atau
papan jongkok bagi anak yang tersedia di BKB EMAS kit)!

Kelompok 4: Praktek cuci tangan pakai sabun, sebutkan langkah-langkahnya!



III.3 Berikan waktu 5 menit untuk diskusi kelompok. Lalu kader meminta peserta
menyampaikan hasil diskusi dan mempraktekan secara bergiliran.

III.4 Kader mendengarkan hasil yang didiskusikan dan secara ringkas mencatat hasil
diskusi yang disampaikan.

Pertemuan 3
39
III.5 Ucapkan terimakasih atas kerja/diskusi kelompok dan presentasi yang dilakukan dan
menambahkan beberapa informasi yang mungkin belum disampaikan oleh masing-
masing kelompok. Lihat informasi tentang penerapan PHBS dari buku KIA atau sampaikan
rangkuman informasi berikut:

INFORMASI TAMBAHAN diambil dari berbagai sumber.


Perawatan payudara selama hamil memiliki banyak manfaat, antara lain:
1. Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan puting susu.
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk
menyusu nantinya.
3. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar.
4. Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya
untuk mengatasinya.
5. Mempersiapkan mental Ibu untuk menyusui.

Berikut ini perawatan putting yang bisa dilakukan:


1. Basahi kedua telapak tangan dengan air atau minyak kelapa .
2. Kompres puting susu sampai areola mamae (bagian kecokelatan di sekitar
puting) dengan air atau minyak kelapa selama 2-3 menit. Tujuannya untuk
memperlunak kotoran atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga
mudah dibersihkan. Jangan membersihkan dengan alkohol atau bahan lain
yang bersifat iritasi karena dapat menyebabkan puting susu lecet.
3. Pegang kedua puting susu, kemudian tarik dan putar dengan lembut ke arah
dalam dan luar.
4. Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan, lalu diurut ke arah puting susu
sebanyak 30 kali sehari.
5. Pijat kedua areola mamae hingga keluar 1-2 tetes susu.
6. Bersihkan kedua puting susu dan sekitarnya dengan handuk kering dan bersih.
7. Pakailah bra yang tidak ketat dan bersifat menopang payudara. Jangan kenakan
bra yang ketat atau menekan payudara.

Cara membersihkan mulut Baduta:


1. Gunakan selembar kain katun lembut dan celupkan ke dalam air hangat.
2. Gunakan air yang tidak terlalu panas karena bisa mengiritasi rongga mulut bayi dan
kuncup rasa yang dapat menganggu perilaku makan dan minum yang normal.
3. Membuka mulut bayi dengan cara menurunkan ujung bibir bayi.
4. Pada beberapa bayi, mungkin sisa makanan pada lidah akan sulit dihilangkan. Jika ini
terjadi, seka lidah dengan kain dengan pasta gigi berukuran sebiji jagung untuk meng-
hilangkannya. Sisa makanan yang tidak bersih sempurna akan meningkatkan risiko
pertumbuhan bakteri di mulut bayi.
5. Penting untuk mencuci atau membilas mulut bayi dengan benar untuk membersihkan
sisa pasta gigi di mulut sampai tuntas, supaya tidak tertelan.
6. Beberapa bayi mungkin akan sulit untuk diajak membersihkan mulutnya, jika ini terjadi
kunjungi petugas kesehatan untuk berkonsultasi.

40 Pertemuan 3
Langkah mengajak Baduta BAB dan BAK pada tempatnya:

Untuk mengetahui tanda awal seorang anak siap untuk diberikan toilet training adalah
dengan melihat kesiapan fisik dan emosionalnya. Tanda-tanda anak siap secara fisik
adalah ketika dia mampu mengontrol keinginan untuk BAK dan BAB. Hal ini jarang
terjadi sebelum usia 1 tahun 6 bulan. Orangtua bisa mengetahui kesiapan fisik ini jika:
• Anak memperlihatkan ekspresi saat menahan BAK atau BAB.
• Popok kering saat bangun tidur atau setelah dua jam pemakaian.
• Tidak BAB di popok saat malam hari.
• BAB terjadi pada waktu yang sama tiap harinya atau pada waktu yang tidak bisa
diprediksi.
• Anak mampu melepas dan memakai pakaian serta mampu berkomunikasi
dengan Anda tentang pemakaian toilet.

Berbeda dengan kesiapan fisik, kesiapan secara emosional butuh waktu yang lama.
Berikut ini adalah tanda-tanda anak sudah mencapai kesiapan emosional.
• Anak akan memberitahu ketika popoknya kotor dan meminta untuk diganti
dengan yang baru.
• Dia lebih memilih memakai celana dalam ketimbang popok.
• Menunjukkan ketertarikannya ketika orangtua memakai kamar mandi.
• Memberitahu orangtua ketika dia ingin buang air.
• Bersemangat mengikuti semua proses toilet training.

Meski telah menunjukkan kesiapan fisik dan emosional, bukan berarti anak siap
diberi toilet training. Ada sebagian anak yang belum siap melakukannya, terutama
jika dia berada pada tahap ketika kata ‘tidak’ menjadi respons utamanya untuk tiap
permintaan. Langkah terbaik adalah dengan berkonsultasi kepada petugas kesehatan
atau kader BKB atau berbagi pengalaman dengan orang tua atau teman yang pernah
mengalaminya.

Hindari memaksakan kehendak ketika anak belum siap melakukannya. Hal itu bisa
memicu stres yang bisa memperlambat kesiapannya melepas popok. Orangtua pun
akan merasa frustrasi jika memaksa memberikan toilet training pada anak yang belum
siap.
• Kenalkan anak kepada toilet atau jamban.
Mulailah menjelaskan penggunaan toilet untuk BAK dan BAB. Katakan kepada
anak ketika mulai memakai toilet atau jamban, berarti dia harus melepas
popoknya dan menggantinya dengan celana dalam. Jelaskan pula bahwa anak
sudah tidak bisa BAK dan BAB pada popok atau celana dalam.
• Pilih pispot.
Gunakan pispot atau tempat duduk kloset khusus untuk anak-anak. Orangtua
bisa meletakkan pispot di kamar mandi agar anak bisa terbiasa dengan fungsi
toilet. Bisa juga di kamar atau area bermain anak agar bisa langsung dia gunakan
saat BAK atau BAB. Orangtua bisa mengatakan kepadanya bahwa selagi masih
anak-anak, pispot ini akan menjadi tempatnya untuk BAK atau BAB.

Pertemuan 3
41
• Ajak anak saat orangtua beraktivitas di toilet.
Untuk memudahkan proses toilet training, melihat aktivitas secara langsung di toilet
sangatlah penting. Contohnya, orangtua bisa mengajak anak ketika Anda ingin
memakai toilet, itu pun jika orangtua merasa nyaman. Jelaskan apa saja yang anda
lakukan saat itu.

Cara mengajari anak untuk BAK dan BAB di toilet atau jamban
Untuk mengembangkan kemandirian anak khususnya pada PHBS, kini saatnya orangtua
membiasakan anak untuk BAK atau BAB di kamar mandi memakai pispot atau tempat duduk
kloset. Untuk mempermudah proses ini, pakaikan baju yang mudah dilepas dan dipakai oleh
anak seorang diri. Selanjutnya ajari dia tata cara saat memakai toilet seperti:

• Mengajari cara duduk yang benar saat memakai pispot atau tempat duduk kloset.

• Setelah selesai BAK atau BAB, ajari dia untuk membersihkan alat kelaminnya. Untuk
anak perempuan, ajari untuk membasuh alat kelaminnya memakai tangan kiri dimulai
dari arah depan vagina, kemudian ke bagian anus. Hal ini bertujuan untuk mencegah
berpindahnya bakteri dari anus ke vagina.

• Untuk anak laki-laki, ajari untuk mengarahkan penisnya ke bawah pispot atau toilet
agar air seni tidak menyiprati bagian depan tempat duduk pispot atau kloset. Ajari juga
anak Anda untuk membersihkan penisnya dengan air usai melakukan BAK.

• Anak-anak di bawah usia 4-5 tahun biasanya tidak bisa membersihkan alat kelaminnya
dengan benar, terutama setelah BAB. Pada saat inilah Anda bisa membantu
membersihkannya.

• Bantu anak untuk menekan tombol flush pada toilet usai BAK atau BAB. Jika
menggunakan pispot, ajak Anak untuk melihat proses pembuangan air seni atau tinja
dari pispot ke kloset. Hal itu berguna agar Anak tahu tempat pembuangan terakhir air
seni atau tinja adalah di kloset.

• Sebelum memakai pakaian dalam ajari dan biasakan anak untuk mengeringkan
daerah sekitar alat reproduksi dengan kain atau handuk kering.

• Setelah itu, ajari anak untuk mencuci tangan yang benar usai memakai toilet.

• Pada tahapan ini, cobalah untuk sering memberi Anak pujian. Puji tiap aktivitas yang
berhasil dia lakukan untuk menambah kepercayaan dirinya di masa mendatang.

• Ingat selama proses ini, jangan pernah meninggalkan anak sendirian tanpa
pengawasan di dalam kamar mandi atau toilet demi menghindari kecelakaan, seperti
terpeleset atau memasukkan sesuatu yang berbahaya ke dalam mulut.

42 Pertemuan 3
Langkah-langkah cuci tangan pakai sabun:

1. Telapak dengan telapak tangan


2. Telapak kanan di atas tangan kiri dan telapak kiri di atas punggung tangan kanan
3. Telapak dengan telapak dan jari terkait
4. Letakan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci.
5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya
6. Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak kanan dan
sebaliknya.
7. Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya, gerakan
memutar

III.6 Kader mengajak peserta untuk berdiri dan bermain Ular Tangga. Peserta dibagi
dalam 4 atau 6 kelompok. Setiap kelompok diminta untuk menentukan satu orang
yang menjadi pion dan satu orang yang menjadi pelempar dadu. Sampaikan aturan
permainan Ular Tangga seperti yang tertera pada lampiran modul ini tentang aturan
permainan: Ular Tangga.

III.7 Kader menanyakan bagaimana perasaan peserta terhadap permainan Ular


Tangga;
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah bermain Ular Tangga?”
Tunggu jawaban dari beberapa peserta dan ucapkan terima kasih.

Pertemuan 3
43
III.8 Kader menanyakan kepada setiap kelompok apa saja yang dipelajari dari permainan
Ular Tangga tadi;
“Saya minta setiap kelompok untuk menyampaikan apa saja pengetahuan atau praktek
baik yang dipelajari dari permainan Ular Tangga tadi?”.

“Setiap kelompok harus menyampaikan hal yang berbeda dan tidak boleh sama antara
satu kelompok dengan kelompok lainnya?”.

Dengarkan apa yang disampaikan oleh setiap kelompok dan pastikan tidak ada yang
sama antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Lalu ucapkan terima kasih.


IV. Kesimpulan (5 Menit)

IV .1 Kader menyimpulkan apa yang sudah dipelajari pada hari ini dengan menyampaikan
kesimpulan:
–– Pada 1000 HPK sangat penting untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan,
agar terhindar dari penyakit
–– Sejak kehamilan, keluarga harus membiasakan PHBS sehingga janin hidup dalam
kondisi yang bersih dan sehat. Kemudian diharapkan PHBS menjadi kebiasaan dalam
kehidupan sehari-hari yang nantinya akan diterapkan oleh anak.
–– dan mental ibu hamil dan ibu menyusui agar ibu selalu sehat secara fisik dan mental.
IV. Meningkatkan Peserta Untuk Melaksanakan Kalender Pengasuhan (5 Menit)

V.1 Kader menggunakan kalender pengasuhan sebagai alat bantu untuk mengingatkan
peserta kegiatan sehari-hari yang perlu dilakukan di rumah.

V.2 Kader meminta peserta untuk mengisi kalender pengasuhan di rumah (dengan checklist)

V.3 Kader meminta salah satu peserta untuk menceritakan kegiatan yang sudah dilakukan
berdasarkan kalender pengasuhan


IV. Penyampaian Tugas Rumah (5 Menit)

VI.1 Kader meminta peserta untuk melakukan tugas rumah sebagai berikut;
–– Menyampaikan apa yang telah dipelajari pada pertemuan ini kepada anggota
keluarga lainnya di rumah.
–– Mempraktekan PHBS (terutama menjaga kebersihan anggota tubuh; mandi;cuci
tangan pakai sabun, membersihkan gigi) selama masa kehamilan.
–– Membiasakan PHBS pada anak usia baduta sesuai dengan kemampuan di usianya
(misalnya anak yang sudah bisa cuci tangan sendiri, sikat gigi sendiri diajarkan untuk
melakukannya sendiri).
–– Mengisi kalender pengasuhan.
VI.2 Kader menyampaikan bahwa tugas rumah ini akan ditinjau bersama pada pertemuan
berikutnya.

44 Pertemuan 3
VII. Penutup (5 Menit)

VII.1 Kader bertanya tentang rencana pertemuan berikutnya (hari, tanggal, waktu dan
tempat) dan meminta relawan dari peserta.

“Siapa yang yang akan secara sukarela menjadi relawan untuk membantu kader
di pertemuan selanjutnya?”.

Relawan akan membantu mengingatkan peserta lainnya untuk hadir pada
pertemuan selanjutnya.

Pada pertemuan berikutnya diharapkan membawa anak untuk praktek pijat.

VII.2 Kader mengingatkan tentang KB, dengan menyampaikan hal berikut:


“Bapak/Ibu yang belum ber-KB, ingatlah manfaat KB diantaranya adalah dapat
mengurangi resiko kehamilan pada ibu, yang dikenal dengan sebutan 4T.
4T adalah:
• Terlalu muda (usia di bawah 16 tahun)
• Terlalu tua (usia di atas 35 tahun)
• Terlalu sering/dekat (perbedaan usia antar anak sangat dekat)
• Terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak)”

VII.3 Kader mengajak peserta melakukan Salam BKB EMAS

Orangtua Hebat (gerakan 2 jempol ke depan)


Baduta Sehat (gerakan tangan memegang perut)
Cerdas (satu telunjuk menunjuk kepala)
Berkarakter (gerakan dua tangan menyatu)
Keluarga Ceria (gerakan 2 tangan dibuka ke atas)

VII.4 Kader menutup pertemuan. Minta salah seorang peserta untuk memimpin doa
penutup kegiatan lalu tutup kegiatan dengan yel-yel orangtua hebat atau yel-yel
kelompok masing-masing.

Pertemuan 3
45
Pertemuan 4

STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK


PADA MASA 1000 HPK
Tujuan:

1. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang cara menstimulasi kemampuan


komunikasi pasif dan aktif anak pada masa 1000 HPK.
2. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang cara menstimulasi kecerdasan anak
pada masa 1000 HPK.
3. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang cara menstimulasi motorik kasar dan
halus anak pada masa 1000 HPK.

Hasil yang diharapkan:

1. Peserta mengetahui cara menstimulasi kemampuan komunikasi pasif dan aktif anak
pada masa 1000 HPK.
2. Peserta mengetahui cara menstimulasi kecerdasan anak pada masa 1000 HPK.
3. Peserta mengetahui cara menstimulasi motorik kasar dan halus anak pada masa 1000
HPK.

Durasi:

115 menit.

Bahan dan Alat:

• Ular tangga pertemuan 4 • Lembar Balik Stimulasi


• Lembar Balik Film Animasi Pentingnya Perkembangan Anak usia 1-2 tahun
1000 HPK
• Lembar Balik Stimulasi
Perkembangan Anak usia 0-1 tahun

Pertemuan 4
49
Tahapan Kegiatan:

I. Pembukaan & Review (15 menit)

I.1 Kader mengucapkan salam, menanyakan kabar peserta dengan ramah sambil
mengucapkan terima kasih atas kesediaan untuk menghadiri pertemuan kali ini.

I.2 Kader menyampaikan tujuan dari pertemuan:


“Bapak/Ibu, terimakasih telah hadir dalam pertemuan kita hari ini. Ini merupakan
pertemuan BKB EMAS (Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Stunting) yang keempat”.

“Pada pertemuan ini kita akan berdiskusi bersama tentang cara menstimulasi
perkembangan anak pada masa 1000 HPK, yaitu sejak kehamilan hingga anak berusia 2
tahun”.

I.3 Kader meminta kesediaan salah satu peserta untuk memimpin doa pembukaan sesuai
dengan doa keagamaan mayoritas peserta. Ucapkan terima kasih kepada peserta yang
bersedia memimpin do’a.

I.4 Kader mengingatkan tentang KB dengan bertanya dan menyampaikan hal berikut:

“Apakah Bapak/Ibu sudah ber-KB?”


Tunggu jawaban peserta, lalu kader menanggapi.

“Terimakasih bagi yang sudah ber-KB. Semoga dapat terus dilakukan karena ber-KB
membawa banyak manfaat bagi ibu, anak, dan keluarga”.

“Akan lebih baik dan sangat dianjurkan untuk menggunakan metode KB yang jangka
panjang seperti spiral dan implant/ susuk”.

“Bapak/Ibu yang belum ber-KB dapat melakukan diskusi dengan bidan untuk mengetahui
metode KB apa yang cocok dan jangka panjang manfaatnya”.

I.5 Kader meminta beberapa orang peserta untuk menceritakan apa yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.

I.6 Kader meminta beberapa orang lainnya untuk menceritakan bagaimana mereka
melaksanakan tugas rumah dari pertemuan sebelumnya, siapa yang sudah dan siapa
yang belum melaksanakan. Minta yang sudah melaksanakan untuk bercerita seperti ia
melakukannya. Dan dorong yang belum melakukan tugas rumah untuk mau melakukannya.

Catatan : Tugas Rumah dari pertemuan sebelumnya adalah:


–– Menyampaikan apa yang telah dipelajari pada pertemuan ini kepada anggota
keluarga lainnya di rumah.

50 Pertemuan 4
–– Mempraktekan PHBS (terutama menjaga kebersihan anggota tubuh;
mandi;cuci tangan pakai sabun, membersihkan gigi) selama masa kehamilan.
–– Membiasakan PHBS pada anak usia baduta sesuai dengan kemampuan di
usianya (misalnya anak yang sudah bisa cuci tangan sendiri, sikat gigi sendiri
diajarkan untuk melakukannya sendiri.
–– Mengisi kalender pengasuhan.

I.7 Kader pengajar peserta melakukan salam BKB EMAS


II. Pengenalan Topik (5 menit)

II.1 Kader menyampaikan topik yang akan dibahas pada hari ini yaitu terkait PHBS
pada masa kehamilan dan anak di bawah 2 tahun.

II.2 Kader mencoba menggali pengetahuan peserta terkait aspek perkembangan


anak pada masa 1000 HPK dengan bertanya;

“Apa saja aspek perkembangan anak yang bisa distimulasi sejak masa kehamilan?”

Tunggu jawaban dari peserta lalu ucapkan terima kasih kepada peserta yang
menjawab.

II.2 Kader merangkum jawaban peserta dengan menyampaikan:

“Aspek perkembangan anak yang bisa distimulasi sejak kehamilan adalah motorik,
komunikasi, kecerdasan juga emosional anak, melalui sentuhan, suara dari
orangtuanya”

“Masa kehamilan hingga usia anak 2 tahun, adalah masa yang penting untuk
melakukan stimulasi kepada anak, karena pada masa ini jaringan tubuh, otak dan
emosional anak baru terbentuk. Orangtua perlu memastikan gizi yang cukup dan
stimulasi yang tepat sesuai usia anak agar tumbuh kembangnya kelak menjadi
optimal”.

II.2 Kader meminta peserta untuk duduk dalam kelompok kecil sebanyak 3 kelompok.

III. Kegiatan Inti (60 menit)

III.1 Kader membagikan peserta menjadi sebanyak 3 kelompok. Pembagian kelompok


dilakukan sesuai usia anak, ibu hamil berada dalam satu kelompok (kelompok 1),
orangtua dengan anak usia 0-1 tahun dalam satu kelompok (kelompok 2). Orangtua
dengana anak usia 1-2 tahun dalam satu kelompok (kelompok 3).

III.2 Setiap kelompok diberikan lembar balik stimulasi perkembangan lembar balik
untuk stimulasi masa kehamilan gunakan lembar balik pentingnya 1000 HPK, dan
untuk usia 0-1 dan 1-2 tahun gunakan lembar balik stimulasi perkembangana anak
usia 0-1 tahun dan 1-2 tahun. Setiap kelompok didampingi oleh salah seorang kader
untuk menjelaskan isi lembar balik.

Pertemuan 4
51
III.3 Kader mengajak orangtua untuk praktek memijat bayi dan anak. Untuk membantu
dapat melihat gambar langkah-langkah pijat bayi berikut ini:

52 Pertemuan 4
III.4 Kader mengajak peserta untuk berdiri dan bermain Ular Tangga. Peserta dibagi
dalam 4 atau 6 kelompok. Setiap kelompok diminta untuk menentukan satu orang
yang menjadi pion dan satu orang yang menjadi pelempar dadu. Sampaikan aturan
permainan Ular Tangga seperti yang tertera pada lampiran modul ini tentang aturan
permainan: Ular Tangga.

III.5 Kader menanyakan bagaimana perasaan peserta terhadap permainan Ular


Tangga;
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah bermain Ular Tangga?”
Tunggu jawaban dari beberapa peserta dan ucapkan terima kasih.

III.6 Kader menanyakan kepada setiap kelompok apa saja yang dipelajari dari
permainan Ular Tangga tadi;
“Saya minta setiap kelompok untuk menyampaikan apa saja pengetahuan atau
praktek baik yang dipelajari dari permainan Ular Tangga tadi?”.

“Setiap kelompok harus menyampaikan hal yang berbeda dan tidak boleh sama
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya?”.

Dengarkan apa yang disampaikan oleh setiap kelompok dan pastikan tidak ada
yang sama antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Lalu ucapkan terima
kasih.

Pertemuan 4
53

IV. Kesimpulan (5 Menit)

IV .1 Kader menyimpulkan apa yang sudah dipelajari pada hari ini dengan menyampaikan
kesimpulan:
–– Stimulasi sejak kehamilan dapat dilakukan dengan cara sederhana, misalnya mengajak
janin berbicara, mendengarkan musik dan sentuhan pada perut ibu hamil.
–– Setelah bayi lahir, stimulasi terus dilanjutkan dengan mengajaknya berbicara, bercerita,
membacakan buku, ayat suci, juga sangat baik jika bisa melakukan pijat bayi.
–– ada masa 1000 HPK atau di Baduta, orangtua perlu melakukan stimulasi agar tumbuh
kembang anak menjadi optimal.

IV. Meningkatkan Peserta Untuk Melaksanakan Kalender Pengasuhan (5 Menit)

V.1 Kader menggunakan kalender pengasuhan sebagai alat bantu untuk mengingatkan
peserta kegiatan sehari-hari yang perlu dilakukan di rumah.

V.2 Kader meminta peserta untuk mengisi kalender pengasuhan di rumah (dengan checklist).

V.3 Kader meminta salah satu peserta untuk menceritakan kegiatan yang sudah dilakukan
berdasarkan kalender pengasuhan.


IV. Penyampaian Tugas Rumah (5 Menit)

VI.1 Kader meminta peserta untuk melakukan tugas rumah sebagai berikut;
–– Menyampaikan apa yang telah dipelajari pada pertemuan ini kepada anggota
keluarga lainnya di rumah.
–– Mempraktekan stimulasi perkembangan selama kehamilan sampai anak usia 2
tahun yang telah dipelajari dalam pertemuan ini.
–– Mempraktekan pijat bayi dan anak.
–– Mengisi kalender pengasuhan.
VI.2 Kader menyampaikan bahwa tugas rumah ini akan ditinjau bersama pada pertemuan
berikutnya.

VII. Penutup (5 Menit)

VII.1 Kader bertanya tentang rencana pertemuan berikutnya (hari, tanggal, waktu dan
tempat) dan meminta relawan dari peserta.

“Siapa yang yang akan secara sukarela menjadi relawan untuk membantu kader di
pertemuan selanjutnya?”.

Relawan akan membantu mengingatkan peserta lainnya untuk hadir pada pertemuan
selanjutnya.

54 Pertemuan 4
Pada pertemuan berikutnya diharapkan membawa anak untuk praktek pijat.

VII.2 Kader mengingatkan tentang KB, dengan menyampaikan hal berikut:


“Bapak/Ibu yang belum ber-KB, ingatlah manfaat KB diantaranya adalah dapat
mengurangi resiko kehamilan pada ibu, yang dikenal dengan sebutan 4T.
4T adalah:
• Terlalu muda (usia di bawah 16 tahun)
• Terlalu tua (usia di atas 35 tahun)
• Terlalu sering/dekat (perbedaan usia antar anak sangat dekat)
• Terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak)”

VII.3 Kader mengajak peserta melakukan Salam BKB EMAS

Orangtua Hebat (gerakan 2 jempol ke depan)


Baduta Sehat (gerakan tangan memegang perut)
Cerdas (satu telunjuk menunjuk kepala)
Berkarakter (gerakan dua tangan menyatu)
Keluarga Ceria (gerakan 2 tangan dibuka ke atas)

VII.4 Kader menutup pertemuan. Minta salah seorang peserta untuk memimpin doa
penutup kegiatan lalu tutup kegiatan dengan yel-yel orangtua hebat atau yel-yel
kelompok masing-masing.

Pertemuan 4
55
Pertemuan 5

MENINGKATKAN PERAN AYAH


DAN ANGGOTA KELUARGA LAINNYA
Tujuan:

1. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang pentingnya peran ayah dan anggota


keluarga lainnya dalam masa 1000 HPK
2. Meningkatkan keterampilan peserta dalam melibatkan ayah dan anggota keluarga
lainnya pada masa 1000 HPK.

Hasil yang diharapkan:

1. Peserta mengetahui manfaat peran ayah dan anggota keluarga lainnya pada masa
1000 HPK.
2. Peserta terampil dalam melibatkan ayah dan anggota keluarga lainnya pada masa
1000 HPK.

Durasi:

115 menit.

Bahan dan Alat:

• Ular tangga pertemuan 5 • Buku Seri Orangtua Hebat


• Buku Peran Ayah Dalam Pengasuhan • Alat tulis untuk diskusi kelompok
• Buku Panduan Penyuluhan BKB HI Bagi Kader

Pertemuan 5
59
Tahapan Kegiatan:

I. Pembukaan & Review (15 menit)

I.1 Kader mengucapkan salam, menanyakan kabar peserta dengan ramah sambil
mengucapkan terima kasih atas kesediaan untuk menghadiri pertemuan kali ini.

I.2 Kader menyampaikan tujuan dari pertemuan:


“Bapak/Ibu, terimakasih telah hadir dalam pertemuan kita hari ini. Ini merupakan
pertemuan BKB EMAS (Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Stunting) yang kelima”.

“Pada pertemuan ini kita akan berdiskusi bersama tentang pentingnya keterlibatan ayah/
bapak dan anggota keluarga lainnya pada masa 1000 HPK.

I.3 Kader meminta kesediaan salah satu peserta untuk memimpin doa pembukaan sesuai
dengan doa keagamaan mayoritas peserta. Ucapkan terima kasih kepada peserta yang
bersedia memimpin do’a.

I.4 Kader mengingatkan tentang KB dengan bertanya dan menyampaikan hal berikut:

“Apakah Bapak/Ibu sudah ber-KB?”


Tunggu jawaban peserta, lalu kader menanggapi.

“Terimakasih bagi yang sudah ber-KB. Semoga dapat terus dilakukan karena ber-KB
membawa banyak manfaat bagi ibu, anak, dan keluarga”.

“Akan lebih baik dan sangat dianjurkan untuk menggunakan metode KB yang jangka
panjang seperti spiral dan implant/ susuk”.

“Bapak/Ibu yang belum ber-KB dapat melakukan diskusi dengan bidan untuk mengetahui
metode KB apa yang cocok dan jangka panjang manfaatnya”.

I.5 Kader meminta beberapa orang peserta untuk menceritakan apa yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.

I.6 Kader meminta beberapa orang lainnya untuk menceritakan bagaimana mereka
melaksanakan tugas rumah dari pertemuan sebelumnya, siapa yang sudah dan siapa
yang belum melaksanakan. Minta yang sudah melaksanakan untuk bercerita seperti ia
melakukannya. Dan dorong yang belum melakukan tugas rumah untuk mau melakukannya.

Catatan : Tugas Rumah dari pertemuan sebelumnya adalah:


–– Menyampaikan apa yang telah dipelajari pada pertemuan ini kepada anggota
keluarga lainnya di rumah.

60 Pertemuan 5
–– Mempraktekan stimulasi perkembangan selama kehamilan sampai anak usia
2 tahun yang telah dipelajari dalam pertemuan ini.
–– Mempraktekan pijat bayi dan anak
–– Mengisi kalender pengasuhan.

I.7 Kader pengajar peserta melakukan salam BKB EMAS


II. Pengenalan Topik (5 menit)

II.1 Kader menyampaikan topik yang akan dibahas pada hari ini yaitu terkait
pentingnya keterlibatan ayah/bapak dan anggota keluarga lainnya dalam masa
1000 HPK

II.2 Kader mencoba menggali pengalaman peserta terkait keterlibatan ayah dan
anggota keluarga lainnya pada masa 1000 HPK dengan bertanya;

“Bagaimana peran ayah selama ini, selama masa kehamilan dan selama masa 2
tahun pertama kehidupan anak?. Adakah yang ingin menceritakan pengalamannya?

Tunggu jawaban dari peserta lalu ucapkan terima kasih kepada peserta yang
menjawab.

II.3 Kader menggali pemahaman peserta tentang hal baik yang bisa didapatkan
dengan keterlibatan ayah dan anggota keluarga lainnya dengan bertanya;

“Apa saja hal baik yang dirasakan ibu dan anak dengan keterlibatan ayah dan
anggota keluarga lainnya?”

Tunggu jawaban dari peserta lalu ucapkan terima kasih kepada peserta yang
menjawab.

II.4 Kader merangkum jawaban peserta dengan menyampaikan:


“Ayah memiliki peranan yang penting dalam pengasuhan. Keterlibatan ayah memiliki
dampak positif terhadap:

1. Perkembangan kognitif ----- anak lebih cerdas, memperbanyak kosa kata


anak, anak lebih terampil, prestasi disekolah lebih baik, perilaku buruk
berkurang, anak lebih aktif,
2. Perkembangan Sosio Emosional----- anak merasa aman, anak tidak mudah
stres, mudah beradaptasi, sehat secara mental, berperilaku prososial, mudah
bergaul, terhindar dari konflik, memiliki empati, matang secara moral
3. Perkembangan fisik ---- resiko kelahiran lebih kecil, resiko penyakit dan
kecelakaan rendah, anak lebih sehat”.

II.5 Kader meminta peserta untuk duduk dalam kelompok kecil sebanyak 3 kelompok.

Pertemuan 5
61
III. Kegiatan Inti (60 menit)

III.1 Kader membagikan peserta menjadi sebanyak 3 kelompok. Setiap kelompok diberikan
tugas sebagai berikut:

Kelompok 1: Mendiskusikan apa saja yang seharusnya dilakukan oleh ayah dan anggota
keluarga lainnya (misalnya; nenek, kakek, anak, om, tante) untuk membantu
ibu dalam masa kehamilan?

Kelompok 2: Mendiskusikan apa saja yang seharusnya dilakukan oleh ayah dan anggota
keluarga lainnya (misalnya nenek, kakek, anak, om, tante) untuk membantu
ibu dalam masa anak usia baru lahir hingga 1 tahun?

Kelompok 3: Mendiskusikan apa saja yang seharusnya dilakukan oleh ayah dan anggota
keluarga lainnya (misalnya nenek, kakek, anak, om, tante) untuk membantu
ibu dalam masa anak usia 1 hingga 2 tahun?

III.2 Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk berdiskusi selama lebih kurang 5 menit,
lalu kemudian mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

III.3 Kader merangkum dan menyimpulkan hasil diskusi dari setiap kelompok dengan
menggunakan alat bantu lembar balik-pertemuan 3 BKB HI dan buku pengasuhan 1000
HPK, buku peran ayah dalam pengasuhan.

III.4 Kader mengajak peserta untuk berdiri dan bermain Ular Tangga. Peserta dibagi dalam 4
atau 6 kelompok. Setiap kelompok diminta untuk menentukan satu orang yang menjadi pion
dan satu orang yang menjadi pelempar dadu. Sampaikan aturan permainan Ular Tangga
seperti yang tertera pada lampiran modul ini tentang aturan permainan: Ular Tangga.

62 Pertemuan 5
III.5 Kader menanyakan bagaimana perasaan peserta terhadap permainan Ular
Tangga;
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah bermain Ular Tangga?”
Tunggu jawaban dari beberapa peserta dan ucapkan terima kasih.

III.6 Kader menanyakan kepada setiap kelompok apa saja yang dipelajari dari
permainan Ular Tangga tadi;

“Saya minta setiap kelompok untuk menyampaikan apa saja pengetahuan atau
praktek baik yang dipelajari dari permainan Ular Tangga tadi?”.

“Setiap kelompok harus menyampaikan hal yang berbeda dan tidak boleh sama
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya?”.

Dengarkan apa yang disampaikan oleh setiap kelompok dan pastikan tidak ada
yang sama antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Lalu ucapkan terima
kasih.


IV. Kesimpulan (5 Menit)

IV .1 Kader menyimpulkan apa yang sudah dipelajari pada hari ini dengan menyampaikan
kesimpulan:
–– Keterlibatan ayah dalam 1000 HPK sangat penting, karena ayah yang ikut
membantu ibu selama kehamilan dan saat anak Baduta akan memberikan
dampak yang baik bagi kecerdasan, emosional dan fisik anak.
–– Semua anggota keluarga diharapka terlibat dalam membantu ibu hami dan
mengasuh anak Baduta agar masa emas di 1000 HPK bisa dimaksimalkan untuk
tumbuh kembang anak.

IV. Meningkatkan Peserta Untuk Melaksanakan Kalender Pengasuhan (5 Menit)

V.1 Kader menggunakan kalender pengasuhan sebagai alat bantu untuk mengingatkan
peserta kegiatan sehari-hari yang perlu dilakukan di rumah.

V.2 Kader meminta peserta untuk mengisi kalender pengasuhan di rumah (dengan
checklist)

V.3 Kader meminta salah satu peserta untuk menceritakan kegiatan yang sudah dilakukan
berdasarkan kalender pengasuhan

Pertemuan 5
63

IV. Penyampaian Tugas Rumah (5 Menit)

VI.1 Kader meminta peserta untuk melakukan tugas rumah sebagai berikut;
–– Menyampaikan apa yang telah dipelajari pada pertemuan ini kepada anggota
keluarga lainnya di rumah
–– Melakukan hal yang seharusnya dilakukan ayah dan anggota keluarga lainnya
untuk mendukung ibu selama masa 1000 HPK
–– Mengisi kalender pengasuhan
VI.2 Kader menyampaikan bahwa tugas rumah ini akan ditinjau bersama pada pertemuan
berikutnya.

VII. Penutup (10 Menit)

VII.1 Kader bertanya tentang rencana pertemuan berikutnya (hari, tanggal, waktu dan
tempat) dan meminta relawan dari peserta.

“Siapa yang yang akan secara sukarela menjadi relawan untuk membantu kader di
pertemuan selanjutnya?”.

Relawan akan membantu mengingatkan peserta lainnya untuk hadir pada pertemuan
selanjutnya.

VII.2 Kader mengingatkan tentang KB, dengan menyampaikan hal berikut:
“Bapak/Ibu yang belum ber-KB, ingatlah manfaat KB diantaranya adalah dapat mengurangi
resiko kehamilan pada ibu, yang dikenal dengan sebutan 4T.
4T adalah:
• Terlalu muda (usia di bawah 16 tahun)
• Terlalu tua (usia di atas 35 tahun)
• Terlalu sering/dekat (perbedaan usia antar anak sangat dekat)
• Terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak)”.

VII.3 Kader mengajak peserta melakukan Salam BKB EMAS

Orangtua Hebat (gerakan 2 jempol ke depan)


Baduta Sehat (gerakan tangan memegang perut)
Cerdas (satu telunjuk menunjuk kepala)
Berkarakter (gerakan dua tangan menyatu)
Keluarga Ceria (gerakan 2 tangan dibuka ke atas)

VII.4 Kader menutup pertemuan. Minta salah seorang peserta untuk memimpin doa penutup
kegiatan lalu tutup kegiatan dengan yel-yel orangtua hebat atau yel-yel kelompok masing-
masing.

64 Pertemuan 5
Pertemuan 6

PENGASUHAN YANG TANGGAP


(CEPAT & TEPAT)
TERHADAP KEBUTUHAN ANAK
Tujuan:

1. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang pentingnya praktek pengasuhan yang


tanggap (cepat dan tepat) terhadap kebutuhan anak khususnya di bawah 2 tahun.
2. Meningkatkan keterampilan peserta dalam praktek pengasuhan yang tanggap (cepat
dan tepat) terhadap kebutuhan anak khususnya di bawah 2 tahun.

Hasil yang diharapkan:

1. Peserta mengetahui manfaat praktek pengasuhan yang tanggap (cepat dan tepat)
terhadap kebutuhan anak khususnya di bawah 2 tahun.
2. Peserta terampil dalam praktek pengasuhan yang tanggap (cepat dan tepat) terhadap
kebutuhan anak khususnya di bawah 2 tahun.

Durasi:

115 menit.

Bahan dan Alat:

• Ular tangga pertemuan 6 • Alat tulis untuk diskusi kelompok

Pertemuan 6
69
Tahapan Kegiatan:

I. Pembukaan & Review (15 menit)

I.1 Kader mengucapkan salam, menanyakan kabar peserta dengan ramah sambil
mengucapkan terima kasih atas kesediaan untuk menghadiri pertemuan kali ini.

I.2 Kader menyampaikan tujuan dari pertemuan:


“Bapak/Ibu, terimakasih telah hadir dalam pertemuan kita hari ini. Ini merupakan
pertemuan BKB EMAS (Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Stunting) yang keenam dan
terakhir”.

“Pada pertemuan ini kita akan berdiskusi bersama tentang pentingnya praktek pengasuhan
yang tanggap tanggap (cepat dan tepat) terhadap kebutuhan anak khususnya di bawah
2 tahun”.

I.3 Kader meminta kesediaan salah satu peserta untuk memimpin doa pembukaan sesuai
dengan doa keagamaan mayoritas peserta. Ucapkan terima kasih kepada peserta yang
bersedia memimpin do’a.

I.4 Kader mengingatkan tentang KB dengan bertanya dan menyampaikan hal berikut:

“Apakah Bapak/Ibu sudah ber-KB?”


Tunggu jawaban peserta, lalu kader menanggapi.

“Terimakasih bagi yang sudah ber-KB. Semoga dapat terus dilakukan karena ber-KB
membawa banyak manfaat bagi ibu, anak, dan keluarga”.

“Akan lebih baik dan sangat dianjurkan untuk menggunakan metode KB yang jangka
panjang seperti spiral dan implant/ susuk”.

“Bapak/Ibu yang belum ber-KB dapat melakukan diskusi dengan bidan untuk mengetahui
metode KB apa yang cocok dan jangka panjang manfaatnya”.

I.5 Kader meminta beberapa orang peserta untuk menceritakan apa yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.

I.6 Kader meminta beberapa orang lainnya untuk menceritakan bagaimana mereka
melaksanakan tugas rumah dari pertemuan sebelumnya, siapa yang sudah dan siapa
yang belum melaksanakan. Minta yang sudah melaksanakan untuk bercerita seperti ia
melakukannya. Dan dorong yang belum melakukan tugas rumah untuk mau melakukannya.

Catatan : Tugas Rumah dari pertemuan sebelumnya adalah:


–– Menyampaikan tentang pentingnya peran ayah dan anggota keluarga lainnya
dalam masa 1000 HPK kepada anggota keluarga di rumah.

70 Pertemuan 6
–– Mempraktekan stimulasi perkembangan selama kehamilan sampai anak usia
2 tahun yang telah dipelajari dalam pertemuan ini.
–– Mempraktekan pijat bayi dan anak.
–– Mengisi kalender pengasuhan.

I.7 Kader pengajar peserta melakukan salam BKB EMAS


II. Pengenalan Topik (15 menit)

II.1 Kader menyampaikan topik yang akan dibahas pada hari ini yaitu terkait tanggap
(cepat dan tepat) terhadap pemberian makan kepada anak khususnya di bawah 2
tahun.

II.2 Kader mencoba menggali pengetahuan peserta terkait pengasuhan yang


tanggap (cepat dan tepat) pada anak dibawah 2 tahun dengan bertanya;

“Menurut Ibu/Bapak, seperti apakah pengasuhan yang tanggap (cepat dan tepat)
kepada anak?”

Tunggu jawaban dari peserta lalu ucapkan terima kasih kepada peserta yang
menjawab.

II.3 Kader menyimpulkan jawaban peserta dan menyampaikan informasi:

““Pengasuhan yang tanggap/cepat dan tepat terhadap kebutuhan anak adalah:


ketika orangtua tahu tanda-tanda anak membutuhkan sesuatu dan dapat
memberikan kebutuhan anak/menanggapi anak dengan tepat”.

“Pada masa 1000 HPK, orangtua diharapkan tanggap akan tumbuh kembang anak,
kebutuhan makan anak, dan penerapan pengasuhan yang positif melalui disiplin
positif.

“Pengasuhan yang tanggap terhadap tumbuh kembang anak, misalnya, menstimulasi


anak sesuai usia, dan mengetahui ketika ada gangguan dalam tumbuh kembang
anak, lalu mencari solusi yang tepat untuk mengatasi gangguan tersebut”.

“ Pengasuhan yang tanggap terhadap kebutuhan makan anak, misalnya, orangtua


mengetahui saat bayi lapar atau saat sudah kenyang dan menanggapinya dengan
tepat”.

“Pengasuhan yang tanggap dan menerapkan disiplin positif, misalnya, ketika ada
melakukan kesalahan, orangtua dengan sabar dan tenang mengarahkan anak
untuk dapat mengatasi kesalahannya tanpa bersikap dan berkata kasar”.

II.4 Kader meminta peserta untuk duduk dalam kelompok kecil sebanyak 3 kelompok.

Pertemuan 6
71
III. Kegiatan Inti (60 menit)

III.1 Kader membagikan peserta menjadi sebanyak 3 kelompok. Setiap kelompok diberikan
tugas sebagai berikut:

Kelompok 1: Mendiskusikan apa saja tanda-tanda (1) anak lapar (2) anak kenyang (3) tidak
tertarik dengan makanannya dan (4) response apa yang harus diberikan oleh
orangtua terhadap 3 hal tersebut.

Kondisi Tanda-tandanya Respon Orangtua


Anak/Bayi Lapar

Anak/Bayi kenyang

Anak/Bayi tidak tertarik dengan


makanannya/tidak mau makan

Kelompok 2: Mendiskusikan beberapa kasus/kejadian disiplin negative, lalu mendiskusikan


(1) dampak dari disiplin negative (2) alternative solusi dengan pendekatan
positif disiplin pada anak usia 0-2 tahun dan (3) dampak disiplin positif pada
anak.

Dampak disiplin Alternatif Solusi Dampak disiplin


Perilaku Anak Disiplin Negatif negative Pada Anak dengan Disiplin Positif positif Pada Anak

Menumpahkan Dimarahi, dicubit,


makanan/ dibentak, dipukul
minuman

Merengek Dibentak,
(menangis sambil dipukul, dicubit,
memukul) meminta ditakuti, diancam,
sesuatu (jajan/ dibohongi
mainan)

Berebutan Mainan Dimarahi,


dengan saudara/ dibentak, dipukul
temannya

Boleh ditambahkan
contoh kasus lain
yang sering terjadi
di lingkungan
tempat tinggal
peserta…

72 Pertemuan 6
Kelompok 3: Mendiskusikan tanda-tanda anak dibawah 2 tahun mengalami
gangguan tumbuh kembang dan cara orangtua mengatasinya.

Contoh kasus gangguan tumbuh kembang usia Respon Orangtua
di bawah 2 tahun
Anak terlihat lemah tidak bersemangat
Anak tidak merespon saat dipanggil namanya
Anak terlalu senang dan sering bermain HP
Anak belum bisa berjalan
Anak belum bisa berbicara
Anak yang hanya mau dengan salah satu orangtua
saja atau salah satu anggota keluarga saja

III.2 Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk berdiskusi selama lebih kurang 10
menit, lalu kemudian mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

III.3 Kader merangkum dan menyimpulkan hasil diskusi dari setiap kelompok. Dan
menyampaikan informasi seperti ini kunci jawaban.

Kelompok 1
Kondisi Tanda-tandanya Respon Orangtua
Anak/Bayi Lapar Kunci Jawaban: Kunci Jawaban:
–– memasukan tangan
atau benda lain ke Orangtua harus mempela-
mulutnya jari tanda-tanda lapar pada
–– mengarahkan kepala ke anak/bayi. Jangan biarkan
payudara ibu anak/bayi menangis ke-
–– menjulurkan lidah laparan, jangan juga tetap
–– anak yang sudah lebih memberikan makanan saat
besar, mengatakan bayi terlihat kenyang
minta makan atau
meminta jajan
Anak/Bayi kenyang Kunci Jawaban: Kunci Jawaban:
–– menarik kepala dan
mulutnya dari puting Orangtua harus mempelajari
–– menolak makanan/ tanda-tanda kenyang pada
disuapi makanan anak/bayi. Jangan paksakan
–– anak yang sudah lebih anak untuk makan saat
besar mengatakan masih kenyang, tawari/ber-
sudah kenyang atau ikan lagi makanan setelah
tidak mau makan lagi beberapa saat.
Anak/Bayi tidak tertarik Kunci Jawaban: Kunci Jawaban:
dengan makanannya/tidak –– Anak/bayi menutup
mau makan mulut Memberi makan dengan
–– Anak/bayi menolak perlahan dan sabar. Dorong
makan anak/bayi untuk makan tapi
–– Anak/bayi mengalihkan jangan memaksa.
wajahnya Jika anak/bayi menolak
–– Anak yang lebih besar makanan, cobalah kombi-
mengatakan tidak mau nasi makanan lain, rasa lain,
makan atau tidak suka dan tekstur lain.
makananya.

Pertemuan 6
73
Kelompok 2
Perilaku Anak Disiplin Negatif Dampak disiplin Alternatif Solusi Dampak disiplin
negative Pada Anak dengan Disiplin Positif positif Pada Anak
Menumpahkan Dimarahi, Kunci Jawaban: Kunci Jawaban: Kunci Jawaban:
makanan/ dicubit, dibentak,
minuman dipukul Anak jadi takut, Berbicara dengan Anak lebih
terluka, sedih, malu, lembut, mengajari percaya diri,
tidak percaya diri anak cara makan merasa aman,
agar tidak tumpah, dihargai, lebih
mengajak anak tahu cara makan
membereskan yang benar,
makanan/minuman anak belajar
yang tumpah lalu bertanggung
memujinya karena jawab
mau membereskan
yang tumpah.
Merengek Dibentak, Kunci Jawaban: Kunci Jawaban: Kunci Jawaban:
(menangis sambil dipukul,
memukul) meminta dicubit, ditakuti, Anak jadi takut, Orangtua bersabar Anak belajar
sesuatu (jajan/ diancam, makin dahulu, tarik nafas, untuk
mainan) dibohongi memberontak, memeluk anak, mengendalikan
menangis, cengeng, mengajaknya untuk emosinya,
murung tenang, mengalihkan menyelesaikan
perhatiannya dengan masalah dengan
hal lain yang positif baik, belajar
dan nyata, setelah mematuhi aturan
anak tenang, baru
diajak bicara dengan
baik dan membuat
kesepakatan
bersama
Berebutan Mainan Dimarahi, Kunci Jawaban: Kunci Jawaban: Kunci Jawaban:
dengan saudara/ dibentak, dipukul
temannya Anak menjadi kasar, Orangtua bersabar Anak belajar cara
sakit hati, benci dahulu, tarik nafas, menyelesaikan
pada saudara/ mengajak anak konflik dengan
temannya untuk tenang, minta baik, anak
setiap anak untuk belajar untuk
menyampaikan meminta dengan
pendapatnya, sopan, anak
ajarkan anak cara belajar bersabar
yang bermain yang menunggu giliran
baik yaitu saling dan mematuhi
bergantian, meminta aturan
dengan sopan, tidak
merebut, bersabar
menunggu giliran
main dan membuat
kesepakatan

Boleh ditambahkan
contoh kasus lain
yang sering terjadi
di lingkungan
tempat tinggal
peserta…

74 Pertemuan 6
Contoh kasus gangguan
tumbuh kembang usia di Respon Orangtua
bawah 2 tahun
Anak terlihat lemah tidak berse- Kunci jawaban: cek suhu tubuh, cek kesehatannya, jika
mangat ada masalah kunjungi pusat layanan kesehatan

Anak tidak merespon saat di- Kunci jawaban: menghampiri anak, memanggil
panggil namanya dengan lembut dari jarak dekat sambil disentuh, jika
berlanjut cek kesehatan telinganya jika diperlukan tes
pendengarannya

Anak terlalu senang dan sering Kunci jawaban: orangtua membatasi diri
bermain HP menggunakan HP, sehingga menjadi contoh bagi
anak. Anak di bawah 2 tahun sebaiknya tidak boleh
menggunakan HP, karena efek buruk radiasi dan dapat
menyebabkan kecanduan HP

Anak belum bisa berjalan Kunci jawaban: orangtua melatih anak berjalan,
membawa anak bermain di lapangan/tempat yang
luas, jika diperlukan cek ke petugas kesehatan kondisi
kaki anak

Anak belum bisa berbicara Kunci jawaban: orangtua lebih sering mengajak anak
berbicara, memijat-mijat area pipi dan dagu anak,
mengajak anak bermain dengan gerakan mulut yang
lucu, jika diperlukan cek ke petugas kesehatan

Anak yang hanya mau dengan Kunci jawaban: orangtua sering mengajak anak
salah satu orangtua saja atau berinteraksi dan bertemu dengan anggota keluarga
salah satu anggota keluarga lainnya, orangtua mengajarkan pada anak bahwa ia
saja akan aman dan baik-baik saja saat bersama anggota
keluarga lainnya.

Pertemuan 6
75
III.4 Kader mengajak peserta untuk berdiri dan bermain Ular Tangga. Peserta dibagi dalam 4
atau 6 kelompok. Setiap kelompok diminta untuk menentukan satu orang yang menjadi pion
dan satu orang yang menjadi pelempar dadu. Sampaikan aturan permainan Ular Tangga
seperti yang tertera pada lampiran modul ini tentang aturan permainan: Ular Tangga.

III.5 Kader menanyakan bagaimana perasaan peserta terhadap permainan Ular Tangga;
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah bermain Ular Tangga?”
Tunggu jawaban dari beberapa peserta dan ucapkan terima kasih.

III.6 Kader menanyakan kepada setiap kelompok apa saja yang dipelajari dari permainan
Ular Tangga tadi;

“Saya minta setiap kelompok untuk menyampaikan apa saja pengetahuan atau praktek
baik yang dipelajari dari permainan Ular Tangga tadi?”.

“Setiap kelompok harus menyampaikan hal yang berbeda dan tidak boleh sama antara
satu kelompok dengan kelompok lainnya?”.

Dengarkan apa yang disampaikan oleh setiap kelompok dan pastikan tidak ada yang
sama antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Lalu ucapkan terima kasih.

76 Pertemuan 6

IV. Kesimpulan (5 Menit)

IV .1 Kader menyimpulkan apa yang sudah dipelajari pada hari ini dengan menyampaikan
kesimpulan:
–– Pada masa 1000 HPK sangat penting bagi orangtua (ayah dan ibu) memberikan
respon yang cepat dan tepat terhadap kebutuhan anak. Agar anak merasa aman,
dikasih dan percaya bahwa orangtua nya selalu ada untuk mereka.
–– Pada masa 1000 HPK penting untuk menanggapi dengan cepat dan tepat
kebutuhan makan anak, bersikap sabar dan tenang dalam memberikan makan
apalagi ketika anak menolak untuk makan.
–– Pada masa di bawah 2 tahun anak juga sudah dapat diajarkan disiplin yang
positif, hadapi perilaku anak dengan tenang, sabar dan jelaskan kepada anak
dampak buruk dari tindakan yang tidak baik dan puji anak jika ia melakukan hal
yang baik.
–– Pada masa 1000 HPK juga sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang
anak berjalan sesuai usia, jiak terjadi hambatan jangan ragu untuk periksa
kepada petugas kesehatan.

IV. Meningkatkan Peserta Untuk Melaksanakan Kalender Pengasuhan (5 Menit)

V.1 Kader menggunakan kalender pengasuhan sebagai alat bantu untuk mengingatkan
peserta kegiatan sehari-hari yang perlu dilakukan di rumah.

V.2 Kader meminta peserta untuk mengisi kalender pengasuhan di rumah (dengan
checklist).

V.3 Kader meminta salah satu peserta untuk menceritakan kegiatan yang sudah dilakukan
berdasarkan kalender pengasuhan.


IV. Penyampaian Tugas Rumah (5 Menit)

VI.1 Kader meminta peserta untuk melakukan tugas rumah sebagai berikut;
–– Menyampaikan apa yang telah dipelajari pada pertemuan ini kepada anggota
keluarga lainnya di rumah.
–– Mempraktekan pengasuhan yang tanggap terhadap pemberian makan anak.
VI.2 Kader menyampaikan bahwa tugas rumah pada pertemuan ini dan pertemuan
sebelumnya harap terus dilakukan.

Pertemuan 6
77
VII. Penutup (10 Menit)

VII.1 Kader mengingatkan tentang KB, dengan menyampaikan hal berikut:


“Bapak/Ibu yang belum ber-KB, ingatlah manfaat KB diantaranya adalah dapat mengurangi
resiko kehamilan pada ibu, yang dikenal dengan sebutan 4T.
4T adalah:
• Terlalu muda (usia di bawah 16 tahun)
• Terlalu tua (usia di atas 35 tahun)
• Terlalu sering/dekat (perbedaan usia antar anak sangat dekat)
• Terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak)”.

VII.2 Kader mengajak peserta melakukan Salam BKB EMAS

Orangtua Hebat (gerakan 2 jempol ke depan)


Baduta Sehat (gerakan tangan memegang perut)
Cerdas (satu telunjuk menunjuk kepala)
Berkarakter (gerakan dua tangan menyatu)
Keluarga Ceria (gerakan 2 tangan dibuka ke atas)

VII.3 Kader menutup pertemuan dengan mengucapakan terima kasih atas kehadiran peserta
dan mendorong praktek semua hal yang telah dipelajari dari pertemuan 1 hingga 6.

VII.4 Kader meminta salah seorang peserta untuk memimpin doa penutup kegiatan lalu tutup
kegiatan dengan yel-yel orangtua hebat atau yel-yel kelompok masing-masing.

78 Pertemuan 6
Daftar Pustaka

1. Buku Panduan Penyuluhan BKB HI Bagi Kader, Badan Kependudukan dan


Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta 2018

2. Buku Penerapan Delapan Fungsi Keluarga, Buku Panduan Penyuluhan BKB
HI Bagi Kader, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN), Jakarta, 2016.

3. Buku Pengasuhan 1000 HPK, Buku Panduan Penyuluhan BKB HI Bagi


Kader, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Jakarta, 2018.

4. Buku Pedoman Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan (Kemenkes),


Jakarta 2011.

5. Buku Peran Ayah dalam Pengasuhan, Buku Panduan Penyuluhan BKB


HI Bagi Kader, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN), Jakarta, 2018.

6. Buku Seri Orangtua Hebat, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Nasional (BKKBN), Jakarta, 2015.

7. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Kementerian Kesehatan (Kemenkes),


Jakarta, 2015.

Pertemuan 6
79
Lampiran
Aturan permainan ular tangga BKB-EMAS

Keterangan Bahan :

1. 1 Lembar Ular tangga adalah lembaran besar yang terdiri dari 25 kotak. Digunakan
sebagai tempat bermain
2. Dadu adalah kubus dengan angka satu sampai enam.
3. Kartu Pertanyaan adalah satu set kartu yang terdiri dari 20 lembar untuk masing-
masing Pertemuan. Setiap kartu yang terdiri dari tiga bagian yaitu:
–– Pertanyaan tentang informasi yang terkait dengan topik Pertemuan.
–– Kunci jawaban dari pertanyaan
–– konsekuensi jika menjawab pertanyaan salah atau benar

Aturan Permainan :

1. Permainan dilakukan oleh minimal 4 orang/kelompok (JIka peserta lebih dari empat
orang, maka dibentuk 4 kelompok)
2. Yang menjadi pion adalah peserta yang ikut bermain dan berdiri dalam area
ulartangga
3. Pion diharapkan melepaskan alas kaki (sandal, sepatu)
4. Jika 1 kelompok terdiri lebih dari 1 orang, maka yang melempar dadu adalah peserta
yang berada di luar area permainan ulartangga.
5. Dadu harus dilempar ke atas kepala sambil diputar.
6. Langkah pertama pion dimulai dari kotak “Ayo ke BKB” / Kotak nomor 1.
7. Pion akan melangkah sesuai dengan angka dadu yang muncul.
8. Bila angka dadu yang muncul adalah angka enam, maka kelompoknya boleh
melempar dadu kembali.
9. Bila Pion berhenti di kotak ujung bawah tangga maka pion akan naik ke kotak ujung
atas tangga.
10. Tangga menggambarkan perilaku pengasuhan baik yang berdampak positif
11. Bila pion berhenti di kotak ekor ular maka pion harus turun ke kotak kepala ular.
12. Ular menggambarkan perilaku pengasuhan kurang baik yang berdampak negatif
13. Pion harus membacakan pernyataan yang berada di kotak tempat dia berhenti
(kotak ujung tangga bawah dan kotak ekor ular) dan menjelaskan secara singkat.
14. Bila Pion berhenti di kotak tanda tanya, maka kader akan memberikan pertanyaan.
Pertanyaan dari kader sesuai dengan kartu pertanyaan yang diambil oleh temannya
yang berada di luar area permainan ulartangga. Kartu yang diambil tidak boleh
dilihat oleh peserta, harus diberikan kepada kader untuk dibacakan.
15. Pertanyaan dari kader dapat dijawab oleh semua peserta yang sekelompok dengan
pion.
16. Konsekuensi dari jawaban yang benar atau salah, disampaikan oleh kader sesuai
kartu pertanyaan dan dilaksanakan oleh pion.

82 Lampiran
17. Bila Pion berhenti di kotak “lakukan salam”, kader meminta kelompok pion
tersebut untuk melakukan salam BKB Emas.
18. Pion diperbolehkan untuk berada dalam kotak yang sama dengan pion lainnya
tanpa harus ditendang/disingkirkan.
19. Jika angka dadu membuat langkah pion melebihi kotak terakhir, maka pion
harus mundur sesuai dengan sisa langkah.
20. Peserta dianggap menang jika Pionnya berhasil tepat mencapai kotak terakhir
(Kotak “selamat anda menjadi orangtua hebat”)
21. Kelompok yang telah mencapai kotak terakhir bersorak bersama-sama,
“Kami Orangtua Hebat !!” (bisa diganti dengan kalimat positif yang lain sesuai
kesepakatan kelompok)
22. Peserta diharapkan bermain dengan sportif.
23. Permainan bisa juga dihentikan sesuai dengan kesepakatan bersama, untuk
beberapa kondisi:
24. Pion tidak mencapai kotak terakhir dalam waktu yang lama
25. Cuaca tidak mendukung
26. Sesuai dengan waktu yang ditentukan
27. Dan kondisi-kondisi lainnya yang tidak memungkinkan untuk permainan
dilanjutkan/dilaksanakan.
28. Catatan: Jika peserta hanya empat orang, maka pion akan melakukan semua
tugas pemain.

Pembagian Peran :

1. Kader
- Memimpin permainan
- Memegang kartu pertanyaan
- Membacakan pertanyaan
- Membacakan jawaban jika jawaban peserta belum lengkap atau salah.
- Membacakan konsekuensi

2. Pion
- Bermainan mengikuti aturan
- Selalu berada dalam area permainan ulartangga

3. Peserta/anggota kelompok pion


- Melempar dadu
- Membantu menjawab pertanyaan
- Membuat yel-yel kelompok jika disepakati

~ Selamat Bermain ~

Lampiran
83
Tim Penyusun

Pengarah
Dr. dr. M. Yani, M.Kes, Pkk

Penulis
Dra. Evi Ratnawati
Tim Ditbalnak
Tim Yayasan Plan International Indonesia
Tim Yayasan Pijar Timur Indonesia (mitra YPII)
Syifa Andina (konsultan YPII)

Anda mungkin juga menyukai