Makalah Ilmu Pendidikan Islam
Makalah Ilmu Pendidikan Islam
Makalah Ilmu Pendidikan Islam
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
i. Latar Belakang
Studi tentang proses pendidikan dengan dasar-dasar islam dapat
dilakukan dengan pendekatan soisiologi.melalui pendekatan ini, interaksi
antara pendidikan dan masalah sosial dikaji secara seksama. Dengan
interaksi sosial maka penyampaian ilmu pendidikan islam mudah
dipahami.
ii. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan penulis dalam penyusunan
makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud ilmu pendidikan islam dengan pendekatan
sosiologi?
2. Apa saja konsep pendidikan yang berbasis sosiologi?
iii. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah untuk menjelaskan
pengertian ilmu pendidikan islam dengan pendekatan sosiologi, dan
konsep pendidikan yang berbasis sosiologi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Pendidikan adalah salah bentuk interaksi manusia. Yaitu suatu tindakan
sosial yang memungkinkan terjadinya interaksi melalui suatu jaringan
hubungan-hubungan kemanusiaan. Jaringan ini bersama hubungan dan
peranan individu inilah yang menentukan watak pendidikan di suatu
masyarakat. Aspek-aspek sosial pendidikan dapat digambarkan dengan
memandang ketergantungan individu-individu satu sama lain dalam proses
belajar. Makhluk-makhluk bukan manusia seperti binatang buas, burng-
burung, atau serangga dapat hidup hanya berpedoman pada warisan
biologis, suatu program genetic bagi tingkah laku makhluk hidup.
3. Dikalangan aliran progresivisme, sebagaimana yang banyak diterapkan
saat ini, dinyatakan bahwa setiap anak didik memiliki akal dan kecerdasan.
Akal dan kecerdasan merupakan kelebihan manusia dibanding makhluk
lain. Dengan potensi yang bersifat kreatif dan dinamis tersebut, anak didik
mempunyai bekal untuk menghadapi dan memecahkan problem-
problemnya. Dengan potensi tersebut anak didik berkembang dan menjadi
individu yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi
lingkungannya. Pendidikan sebagai wahana yang paling efektif dalam
melaksanakan proses pendidikan, tentulah berorientasi pada sifat dan
hakikat anak didik sebagai manusia yang berkembang. Usaha-usaha yang
harus dilakukan adalah bagaimana menciptakan kondisi edukatif yang
memberikan motivasi-motivasi sehingga kecerdasan anak didik dapat
berfungsi dan berkembangg dengan baik. Selanjutnya, aliran progesivisme
berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai proses dan sosialisasi.
Maksudnya, sebagai proses pertumbuhan, anak didik dapat mengambil
kejadian dan pengalamn lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, dinding
pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan. Sebab, belajar
yang baik, tidak cuckup hanya di sekolah saja, melainkan juga di
nasyarakat. Dengan demikian, sekolah ideal adalah sekolah yang isi
pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar, karena sekolah
adalah bagian darimasyarakat. Untuk itu, sekolah harus dapat
3
mengupayakan pelestarian karakteristik lingkungan sekolah sekitar atau
daerah dimana sekolah itu berada.
4. Program pendidikan saat ini, sekolah harus memuat mata pelajaran yang
berkaitan dengan kepentingan lokal yang selanjutnya dikenal kurikulum
local. Fakta menunjukkan, bahwa Indonesia adalah salah satu Negara
besar di dunia yang terdiri lebih dari tiga puluh provinsi, masing-masing
provinsi tersebut memliki persamaan, juga memiliki perbedaan baik dari
segi bahasa,budaya dan adat istiadat. Berbagai macam perbedaan tersebut
disepakati untuk mempertimbangkandalam merancang program
pendididkan hingga para lulusan pendidikan yang berasal dari daerah
tersebut dapat memahami dengan jelas dan lengkap mengenai keadaan
darahnya yang selanjutnya dapat menolong para lulusan untuk
berkomunikasi, berinteraksi dan bekerja di daerahnya.
5. Setelah terjadinya era reformasi tahun 1998 sampai sekarang, perhatian
terhadap kepentingan masyarakat semakin meningkat. Program dan
kegiatan pendidikan selain harus mencerminkan aspirasi dan kepentingan
masyarakat, juga harus juga harus melibatkan kepentingan masyarakat. Di
saat ini, masyarakat bukan hanya dijadikan sebagai objek pendidikan,
melainkan dijadikan sebagai subjek. Dalam kaitan ini, maka timbullah apa
yang disebutkan dengan istilah pendidikan berbasis masyarakat, yaitu
pendidikan yang menjadikan masyarakat sebagai factor yang ikut
menentukan dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan.
6. Setiap bangsa di dunia menyelenggarakan pendidikan yang disesuaikan
dengan kepentingan negaranya. Dari segi kebudayaan, berbagai Negara
tersebut, menurut Samuel Huntington, dapat dibagi kedalam enam
tipologi, yaitu Negara yang terikat pada kebudayaan China, kebudayaan
India, kebudayaan Jepang, kebudayaan Islam, kebudayaaan Eropa, dan
kebudayaan Barat. Masing-masing kebudayaan tersebut memiliki
karakteristiknya sendiri-sendiri.
4
ii. Konsep Pendidikan Yang Berbasis Sosiologi
Perkembangan masyarakat amat memengaruhi konsep pendidikan.
Kuatnya pengaruh perkembangan masyarakat terhadap visi, misi, tujuan,
kurikulum, proses belajar mengajar, manajemen, sarana prasarana, biaya dan
aspek-aspek lainnya yang dikemukakan sebagai beikut.
Pertama, visi pendidikan saat ini, sebagaimana ditetapkan dalam
rencana strategis pendidikan nasional 2005-2009, adalah terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah. Visi tersebut lebih menekankan pada pendidikan
transformatif, yang menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak
perubahan dari masyarakat berkembang menuju masyarakat maju. Di era
globalosasi initransformasi ini berjalan dengan sangat cepat yang kemudian
mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuan. Di dalam masyarakat
berbasis pengetahuan, peranan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
dominan. Pengaruh perkembangan masayarakat, ilmu pengatahuan, tek
nologi, budaya, dan lainnya memberikan pengaruh yang amat kuat terhadap
visi pendidikan.
Kedua, misi pendidikan nasional sebagaimana dimuat dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan menyatakan
sebagai berikut.
1. Mengupayakan perluasandan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2. Membantu dan memfalisitasi pengembangan potensi anak bangsa secara
utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan
masyarakat belajar;
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentuka kepribadian yang bermoral.
5
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan
sebagai pusat pembuudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global;
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Ketiga, tujuan pendidikan nasional sebagaimana dimuat dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
dinayatakn bahwa pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Keempat, dalam kurikulum pendidikan sebagaimana dimuat dalam
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas,
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. Kelompok mata pelajaran kwarganegaraan dan kepribadian;
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknolgi;
d. Kelompok mata pelajaran estetika;
e. Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan,
dan kesenian
Kelima, proses pembelajaraan pada setiap satuan pendidikan agar
diselenggarakan secara interaktif,inspiratif, menyenangkan,menantang,
memotivasi,peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan miant,
bakat, dapat perkembangan fisik secara psikologi peserta didik.
Keenam, pengelolaan pendidikan pada jenjnag pendidikan dasar dan
menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukan dengan
6
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas.
Pengelolaan pendidikan yang demikian, dengan jelas memperlihatkan
semakin besarnya peran serta sekolah dan masyarakat dalam ikut serta
mengelola pendidikan. Berbagai sarana pra sarana, fasilitas dan lainnya yang
ada di masyarakat harus diintegrasikan ke dalam pengelolaan pendidikan.
7
BAB III
PENUTUP
i. Kesimpulan
Pendidikan dengan pendekatan sosiologi dapat diartikan sebagai
sebuah studi yang memanfaatkan sosiologi untuk menjelaskan konsep
pendidikan dan memecahkan berbagai problema yang dihadapinya.
Terdapat hubunganyang kuat antara pendidikan dengan
masyarakat. Hubungan tersebut berada dalam pengaruh simbiosis
mutualistik dengan posisi yang terkadang pengaruh pendidikan lebih kuat
terhadap pengendalian masyarakat, dan terkadang posisi masyarakat lebih
kuat terhadap pengendalian pendidikan, dan terkadang berada dalam posisi
sama.
Pengaruh perkembangan masyarakat terhadap pendidikan, terlijat
pada peran masyarakat dalam ikut serta merumuskan visi, misi, tuujuan,
kurikulum, proses belajar mengajar, pengelolaan, pengadaan saran
prasarana, dan pendanaan.
8
DAFTAR PUSTAKA