MAKALAH TAK Di Keluarga
MAKALAH TAK Di Keluarga
MAKALAH TAK Di Keluarga
KEPERAWATAN KOMUNITAS 1
“TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DI KELUARGA”
Tugas ini
Disusun dalam Rangka untuk Memenuhi Tugas Salah Satu
Tugas Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan
Dosen Pembimbing Yuni Sapto, M.Kep.,Ns
Disusun Oleh:
Fery Akbar Rizky (108118015)
Siska Bella Ocktafia (108118016)
Finka Julietha (108118020)
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-NYA
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas yang
berjudul “TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DI KELUARGA” dalam penulisan makalah ini
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen pembimbing
dan teman mahasiswa/i.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yuni Sapto, M.Kep.,Ns dan teman –
teman. Program Studi S1 Keperawatan Tingkat 3A STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap
yang akan memberikan kritik dan saran. Demikianlah makalah ini kami tulis, semoga dapat
bermanfaat, akhir kata kami ucapkan terima kasih.
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Teori dan Model Keperawatan yang Berhubungan dengan Terapi Keluarga
Teori adalah suatu sel interaksi kontruksi (konsep), definisi dan proposisi yang
menghasilkan suatu pandangan sistemik dan fenomena dan pengkhususan hubungan antara
variable dengan tujuan yang menjelaskan dan memprediksikan fenomena. Sedangkan model
keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan kerangka kerja konseptual
terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan (Basford, 2006).
Terapi Keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami
perilaku, perkembangan symptom dan cara pemecahannya. Terapi keluarga dapat dilakukan
sesame anggota keluarga dan tidak memerlukan oranglain, terapis keluarga mengusahakan
supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain
berbeda (Almasitoh, 2012).
Sedangkan Imbercoopersmith (dalam Hasnidah, 2002) mengatakan bahwa Family
Conselor/Therapist harus memliki kemampuan menganalisa bagaimana pola triadic di dalam
keluarga, melakukan intervensi yang efektif bagi pola triadic dengan memberikan tugas-tugas,
dan menghindari hubungan yang kurang baik antara hubungan triadic para anggota keluarga
dengan professional. Namun Hasnidah (2002) berpendapat bahwa terapi keluarga sebagai suatu
proses interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeositas,
sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman (comfortable).
Tujuan konseling keluarga terutama adalah untuk mengerti keluarga penderita gangguan
skizofrenia, konseling keluarga dianggap cara baru untuk mengerti dan menangani penderita
gangguan mental. Kemudian konseling keluarga tidak hanya berguna untuk menangani
individu dalam konteks keluarga, tetapi juga keluarga yang tidak berfungsi baik.
Beberapa teori yang mendasari terapi keluarga menurut Farland dkk (1987):
1) Psychodinamik Family Therapy
Safir mengatakan bahwa ada hubungan antara psikopatologi individual dengan
dinamika keluarga. Contoh :seseorang yang mempunyai harga diri rendah akan
menampilkan suatu " False Self " yang ditampilkan pada saat yang sama dia juga
takut kecewa dan sulit mempercayai orang lain termasuk pasangan hidupnya. Hal ini
menyebabkan kesulitan yang serius dalam perkawinannya. Tujuan dari terapi
keluarga yang berorientasi psikodinamika yaitu untuk menolong anggota keluarga
mencapai suatu pengertian tentang dirinya dan caranya beraksi satu sama lain di
dalam keluarga.Disini anggota keluarga didorong kearah asosiasi bebas dengan
membiarkan pikiran mereka berjalan bebas tanpa sensor alam sadar dan
memverbalisasilan pikirannya. Terapist hendaknya dapat secara aktif melakukan
intervensi juga menghindari memberi saran dan memanipulasi keluarga.
2) Behavioral Family Therapy
Terapi perilaku dalam keluarga diawali dengan mempelajari pola perilaku
keluarganya untuk menentukan keadaan yang menimbulkan masalah perilaku itu.
Berdasarkan analisis ini, terapist membuat rencana untuk merubah keadaan tersebut
dengan cara intervensi langsung dalam keluarga. Tujuan utamanya adalah
meningkatkan perilaku yang positif yang diinginkan dan menghilangkan perilaku
negatif. Hal ini dilakukan dengan mengatur keluarga sehingga perilaku yang
diinginkan diperkuat dengan memberi reward.
3) Teori Komunikasi
Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi proses komunikasi yang terjadi
didalam keluarga dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Komunikasi dan Kognisi
Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian untuk menolong keluarga dan
menjelaskan arti komunikasi yang terjadi diantara mereka. Terapist menyuruh
anggota keluarga meneliti apa yang dimaksud oleh anggota keluarga yang lain
saat menyatakan sesuatu. Terapist juga memperhatikan punktuasi dari proses
komunikasi yang terjadi pada keluarga dengan tujuan memperjelas kesalah
pengertian, juga diperhatikan bahwa non verbal yang digunakan.
b. Komunikasi dan Kekuatan
Haley mengatakan bahwa bila seseorang mengkomunikasikan pesan pada
orang lain berati dia sedang membuat siasat untuk menentukan hubungan. Contoh
: orang tua bertanggung jawab terhadap anak – anak dan dia punya hak untuk
membatasi perilaku anak jika anak sudah besar, dia punya hak sendiri untuk
mengambil keputusan. Cara ini sering ditemukan pada terapi struktural dimana
tujuan proses, terapi untuk merubah posisi dari batasan diatara sub sistem yang
berbeda dalam keluarga.
c. Komunikasi dan Perasaan
Virginia safir adalah orang yang banyak memberi penekanan komunikasi
dari perasaan. Dikatakan bahwa pasangan perkawinan yang mempunyai
kebutuhan emosional diharapkan ditentukan dalam perkawinan jika kita
menemukan kebutuhan emosional hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini
sangat penting artinya : Tujuan dari terapi adalah memperbaiki bila terdapat
ketidakpuasan.
4) Structural Family Therapy
Dikembangkan oleh Salvador Minuchin. Perlu dinilai 6 aspek dari fungsi
keluarga. Struktur keluarga yang terdiri dari susunan yang mengatur transaksi diatara
anggota keluarga.Fleksibilitas dari fungsi keluarga dan kemampuannya untuk
berubah."The Family Resonance" pada anggota keluarga dapat saling terikat atau
saling merenggang. Konteks kehidupan keluarga ini merupakan supra sistem yang
teridiri dari keluarga besar, tetangga lingkungan kerja, lingkungan sekolah dari
anggota keluarga supra sistem bisa merupakan sumber stress atau sumber support
dari lingkungan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dalam masyarakat yang memberikan respon
terhadap suatu peristiwa baik didalam maupun diluar keluarga. Kehidupan dalam
keluarga tidak dapat dihindarkan dari suatu stressor, baik stressor itu positive atau
stressor negative. Keluarga sebagai suatu unit yang mempunyai kemampuan adaptasi
yang tinggi dapat bereaksi terhadap kejadian yang penuh stress dan menjelaskan faktor-
faktor yang meningkatkan adaptasi keluarga terhadap peristiwa tersebut.
Adams, J. (2005). Reading the Family Dance: Family Systems Therapy and
Literary Study. College Literature.
Almasitoh, U.H. (2012). Model terapi dalam keluarga. Jurnal Magistra No.80,
ISSN 0215-9511
Basford, Lynn dan oliver slevin.(2006). Teori Dan Praktik Keperawatan. EGC:
Jakarta.
Boyd, M.A & Nihart, M.A. (1998). Psychiatric Nursing Contemporary Practice,
Philadelphia : Lippincott
Copel, Linda C. (2007). Kesehatan Jiwa & Psikiatri, Pedoman klinis Perawat
(Psychiatric and Mental Health Care : Nurse’s Clinical Giude). Edisi Bahasa Indonesia
(Cetakan Kedua).
Stuart, G.W and Laraia (2005). Principle and practice of psyhiatric nursing. St.
Louis : Mosby Year B